Anda di halaman 1dari 33

ASPEK TINDAK PIDANA

DALAM KENOTARIATAN

PASAL 269 KUHP


Oleh : Risalatin Nur Fitri
BUNYI PASAL 269 KUHP
 (1) Barangsiapa membuat secara tidak benar
atau memalsu surat keterangan tanda kelakuan
baik, kecakapan, kemiskinan, kecacatan atau
keadaan lain, dengan maksud untuk memakai
atau menyuruh orang lain pakai surat itu supaya
diterima dalam pekerjaan atau supaya
menimbulkan kemurahan hati dan pertolongan,
diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan.
 (2) Diancam dengan pidana yang sama
barangsiapa dengan sengaja memakai surat
keterangan yang tidak benar atau yang dipalsu
tersebut dalam ayat pertama, seolah-olah surat
itu benar dan tidak dipalsu
KUALIFIKASI TINDAK PIDANA
 Sesuai dengan unsur-unsur dalam Pasal 269
disebutkan secara tegas bahwa kualifikasi
tindak pidananya yaitu “Tindak Pidana
Pemalsuan Surat” dengan obyek berupa “Surat
Keterangan Tanda Kelakuan Baik, Kecakapan,
Kemiskinan, Kecacatan, atau Keadaan Lain.”
MODEL PERUMUSAN TINDAK PIDANA
 Menurut E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, dalam
bukunya yang berjudul Asas-Asas Hukum
Pidana Di Indonesia Dan
Penerapannya (hal. 237), “delik material
selain dari pada tindakan yang terlarang
itu dilakukan, masih harus ada akibatnya
yang timbul karena tindakan itu, baru
dikatakan telah terjadi tindak pidana
tersebut sepenuhnya (voltooid).”.
 Maka berdasar pendapat tersebut Pasal 269
merupakan delik materiil, karena dalam unsur-
unsur tindak pidananya yaitu, ......................
 “...dengan maksud untuk memakai atau
menyuruh orang lain pakai surat itu supaya
diterima dalam pekerjaan atau supaya
menimbulkan kemurahan hati dan
pertolongan...”
 Dari unsur tersebut dapat diketahui bahwa
tindak pidana tersebut dilakukan dengan
maksud supaya menimbulkan kemurahan hati
dan pertolongan. Sehingga dari unsur ini dapat
ditafsirkan sebagai akibat yang ditimbulkan dari
tindak pidana si pelaku yaitu “supaya diterima
dalam pekerjaan atau supaya menimbulkan
kemurahan hati dan pertolongan”.
UNSUR – UNSUR PASAL 269
AYAT (1)

 Barangsiapa
 Membuat secara tidak benar

 Memalsu

 Surat Keterangan Tanda Kelakuan Baik,


Kecakapan, Kemiskinan, Kecacatan, atau
Keadaan Lain
 Dengan maksud

 Memakai

 Menyuruh orang lain pakai

 Surat itu
 Supaya diterima dalam pekerjaan
 Supaya menimbulkan kemurahan hati &
pertolongan

AYAT (2)
 Barangsiapa
 Dengan sengaja

 Memakai

 Surat keterangan yang tidak benar atau yang


dipalsu tersebut dalam ayat pertama
 Seolah-olah surat itu benar & tidak dipalsu
MAKNA DARI UNSUR-UNSUR TINDAK
PIDANA

“BARANG SIAPA”

 Unsur ini menunjukkan tentang subyek pelaku


tindak pidana yang didakwa oleh Penuntut
Umum telah melakukan perbuatan melawan
hukum yang diuraikan dalam dakwaan. Unsur
barang siapa dapat berupa orang-perorangan
atau korporasi yang dapat
dipertanggungjawabkan atas segala perbuatan
yang dilakukannya di hadapan hukum.
CONTOH BARANG SIAPA
 Apabila dalam fakta-fakta dipersidangan bahwa
terdakwa bernama “ R. Roekotomo” sebagai
orang yang didakwa oleh Penuntut Umum
karena melakukan suatu tindak pidana
sebagaimana diatur dalam pasal 274 KUHP dan
berdasarkan keterangan saksi-saksi dan
terdakwa sendiri mengakui identitas terdakwa
yang termuat dalam dakwaan umum dan
terdakwa mampu mempertanggung jawabkan
perbuatan dan kesalahan yang telah dilakukan
dan tidak ada alasan pemebenar maupun alasan
pemaf, maka unsur barang siapa dalam perkara
tersebut telah terpenuhi.
“MEMBUAT SECARA TIDAK BENAR”
 Menurut pemahaman penulis definisi dari kata
“membuat” berarti seseorang menjadikan suatu
obyek yang sebelumnya tidak ada menjadi ada.
Obyek tersebut dibuat secara tidak benar dalam
arti tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan
yang seharusnya melekat dalam obyek tersebut
“MEMALSU SURAT’
 Adapun bentuk-bentuk pemalsuan surat itu
menurut Soesilo dilakukan dengan cara:
 1. membuat surat palsu: membuat isinya
bukan semestinya (tidak benar).
 2. memalsu surat: mengubah surat sedemikian
rupa sehingga isinya menjadi lain dari isi yang
asli. Caranya bermacam-macam, tidak
senantiasa surat itu diganti dengan yang lain,
dapat pula dengan cara mengurangkan,
menambah atau merubah sesuatu dari surat itu.
 3. memalsu tanda tangan juga termasuk
pengertian memalsu surat.
 4. penempelan foto orang lain dari pemegang
yang berhak (misalnya foto dalam ijazah
sekolah).
PENGERTIAN “SURAT”
 R Soesilo dalam bukunya Kitab Undang-
undang Hukum Pidana (KUHP) Serta Komentar-
Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal (hal.
195) mengatakan bahwa yang diartikan dengan
surat dalam bab ini adalah segala surat, baik
yang ditulis dengan tangan, dicetak, maupun
ditulis memakai mesin tik, dan lain-lainnya.
 Surat yang dipalsukan itu harus surat yang:
 1. dapat menimbulkan sesuatu hak (misalnya:
ijazah, karcis tanda masuk, surat andil, dan lain-
lain);
 2. dapat menerbitkan suatu perjanjian
(misalnya surat perjanjian piutang, perjanjian
jual beli, perjanjian sewa, dan sebagainya);
 3. dapat menerbitkan suatu pembebasan
hutang (kuitansi atau surat semacam itu); atau
 4. surat yang digunakan sebagai keterangan
bagi suatu perbuatan atau peristiwa (misalnya
surat tanda kelahiran, buku tabungan pos, buku
kas, buku harian kapal, surat angkutan, obligasi,
dan lain-lain).
“DENGAN MAKSUD UNTUK MEMAKAI ATAU
MENYURUH ORANG LAIN PAKAI”

Oogmerk (dengan maksud) dapat diartikan


sebagai maksud atau kehendak dalam melakukan
suatu tindak pidana.
Syarat suatu tindak pidana dilakukan
dengan sengaja adalah prinsip “willens en wetens
veroorzaken van een gevlog” yaitu menghendaki
dam mengetahui terjadinya suatu tindakan
beserta akibatnya. Sehingga harus ada oogmerk
dan pengetahuan bahwa tindakan yang dilakukan
akan berakibat hukum tertentu

MEMAKAI
 Menurut pemahaman penulis maknanya ialah
seseorang yang menggunakan suatu obyek
berupa benda untuk kepentingan tertentu

MENYURUH ORANG LAIN


 Menurut pemahaman penulis maknanya ialah
seseorang yang memberikan perintah kepada
orang lain untuk melakukan tindakan tertentu
SURAT TANDA KELAKUAN BAIK, KECAKAPAN,
KEMISKINAN, KECACATN, ATAU KEADAAN LAIN

A. SURAT TANDA KELAKUAN BAIK


 Menurut situs
https://id.wikipedia.org/wiki/Surat_keterangan_c
atatan_kepolisian Surat Keterangan Catatan
Kepolisian (disingkat SKCK), sebelumnya
dikenal sebagai Surat Keterangan Kelakuan
Baik (disingkat SKKB) adalah surat keterangan
yang diterbitkan oleh Polri yang berisikan
catatan kejahatan seseorang. Dahulu, sewaktu
bernama SKKB, surat ini hanya dapat diberikan
yang tidak/belum pernah tercatat melakukan
tindakan kejahatan hingga tanggal
dikeluarkannya SKKB tersebut.
B. SURAT KETERANGAN TANDA
KECAKAPAN
 Menurut pemahaman penulis Surat Keterangan
Tanda Kecakapan ialah surat yang memberikan
informasi tentang kelayakan seseorang di bidang
tertentu untuk menjalani profesi yang berkaitan
dengan bidang tersebut.
 Contoh : Surat Keterangan Kecakapan : 60 Mil
(bagi profesi Nakhoda)
SURAT KETERANGAN KEMISKINAN
 Surat Keterangan Kemiskinan biasanya disebut
dengan Surat Keterangan Tidak Mampu

SURAT KETERANGAN KECACATAN


 Surat Keterangan Kecacatan biasanya disebut
dengan Surat Keterangan Disabilitas
UNSUR – UNSUR SUBYEKTIF & OBYEKTIF
PASAL 269 AYAT (1)
UNSUR SUBYEKTIF :
 Barangsiapa
 Membuat secara tidak benar

 Memalsu surat

 Dengan maksud untuk memakai atau menyuruh


orang lain pakai surat itu

UNSUR OBYEKTIF :
 Surat keterangan tanda kelakuan baik,
kecakapan, kemiskinan, kecacatan, atau
keadaan lain
UNSUR-UNSUR PASAL 269 AYAT (2)
UNSUR SUBYEKTIF :
 Barangsiapa
 Dengan sengaja memakai

UNSUR OBYEKTIF :
 Surat keterangan yng tidak benar atau yang
dipalsu tersebut dalam ayat pertama
 Seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu
UNSUR-UNSUR LAIN PASAL 269 KUHP
 Terdapat dalam ayat (1) yaitu supaya diterima
dalam pekerjaan atau supaya menimbulkan
kemurahan hati dan pertolongan.
UNSUR AKIBAT KONSTITUTIF
 Berdasarkan hasil analisis Penulis terhadap
Pasal 269 KUHP dicantumkan secara tegas
unsur akibat yang ditimbulkan. Namun ini
bukan merupakan akibat yang melanggar UU.
 Hal ini sesuai dengan poin dalam slide Model
Perumusan Tindak Pidana yaitu secara materiil,
yang rumusannya menentukan adanya akibat
yang dilarang muncul, yaitu unsur “supaya
diterima dalam pekerjaan atau supaya
menimbulkan kemurahan hati dan pertolongan”.
UNSUR SIFAT MELAWAN HUKUM
 Perbuatan melawan hukum (onrechtmatige daad)
diatur dalam Pasal 1365 s/d Pasal 1380 KUH
Perdata. Gugatan perbuatan melawan hukum
didasarkan pada Pasal 1365 KUH Perdata yang
berbunyi: “setiap perbuatan melanggar hukum,
yang membawa kerugian kepada orang lain,
mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian
tersebut”.
PASAL 269 AYAT (1)
 Unsur sifat melawan hukum dalam pasal 269
KUHP yaitu terdapat dalam unsur “membuat
secara tidak benar” dan “memalsu”,

PASAL 269 AYAT (2)


 “Tidak benar” dan “memalsu”
 “seolah-olah surat itu benar dan tidak dipalsu”
SISTEM PENGANCAMAN PIDANA
 Pasal 269 ayat (1) dan ayat (2) unsur pidananya
ialah dalam ayat (1) “diancam dengan pidana
penjara paling lama 1 tahun empat bulan” ,
kemudian ayat (2) “diancam dengan pidana yang
sama”.
 Pasal ini menganut sistem pengancaman pidana
tunggal, yaitu hanya menerapkan 1 jenis
pemidanaan yaitu, “pidana penjara paling lama 1
tahun empat bulan”.
YURISPRUDENSI / PUTUSAN HAKIM
Putusan Nomor 07/Pid.B/2014/PN.Psp
Amar Putusan :
M E N G A D I L I : 1. Menyatakan Terdakwa 1.
MUNAWIR SIREGAR Bin RAHIM SIREGAR
dan Terdakwa 2. WAHYU SUHENDRA telah
terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana “Turut Serta Membuat
Surat Palsu” ; 2. Menjatuhkan pidana kepada
Terdakwa-Terdakwa oleh karena itu dengan
pidana penjara selama 6 (enam) bulan ; 3.
Menetapkan masa penahanan yang telah
dijalani oleh Terdakwa-Terdakwa dikurangkan
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ; 4.
Menetapkan Terdakwa-Terdakwa tetap berada
 Menetapkan barang bukti berupa : 1 (satu) unit
Canoscan 4400F merk Canon warna putih silver ;
1 (satu) unit CPU komputer merk Asus ; 1
(Satu) unit printer berwarna merk Epson Stylus
Fhoto T60 warna hitam ; 1 ( satu) unit printer
multi fungsi merk Fixma MP 258 warna putih ;
1 (satu) unit CPU komputer merk asus warna
hitam merah ; Uang tunai sebesar Rp.
1.500.000.- (satu juta lima ratus ribu rupiah)
diduga uang dari hasil pembayaran scaning
surat-surat otentik berupa Kartu Tanda
Penduduk (KTP), Kartu Keluarga (KK) dan
KARTU NOMOR UNIK PENDIDIK DAN
TENAGA KEPENDIDIKAN (KNUPTK)
 Dikembalikan kepada Terdakwa 1 (satu) buah
flashdisk merk Kingstone warna hitam berisikan
data Scanning ; 1 (satu) unit handphone merk
Nokia X2 warna biru ; 1 (satu) buah memori
card Handphone merk Nokia X2 warna biru; 1
(satu) lembar hasil scanning Surat Keterangan
Catatan Kepolisian Nomor :
SKCK/YANMAS/2432/X/2013/INTELKAM
RESORT TAP. SELATAN an. TEMA JIDUHU
HULU
CONTOH KASUS
Diambil dari situs media online
https://apahabar.com/2019/08/polisi-bongkar-
kasus-pemalsuan-skck/ dengan judul Polisi
Bongkar Kasus Pemalsuan SKCK
apahabar.com, MUARA TEWEH – Jajaran
Polres Barito Utara (Barut), Kalteng menuai
sukses mengungkap pemalsuan Surat
Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).
Diketahui lelaki berusia 37 tahun berinisial F,
warga Jalan Katinjak Desa Hajak, Kecamatan
Teweh Baru sebagai tersangka pembuat surat
palsu. Sementara ES (39)
LANJUTAN ....
warga Jalan Temanggung Bongket yang juga
merupakan warga Desa Hajak sebagai tersangka
pengguna.
Kapolres Barito Utara AKBP Dostan Matheus
Siregar SIK mengatakan, pengungkapan kasus
pemalsuan surat ini berawal, Kamis (22/8/19)
sekitar pukul 14.20 WIB di ruang pelayanan
SKCK Intelkam Polres Barut.
Hari itu ES menunjukkan 1 lembar SKCK kepada
petugas. Setelah menerima SKCK tersebut,
petugas langsung melakukan pengecekan dan
penelitian.
LANJUTAN ....
“Setelah dilakukan pengecekan dan pencocokan
register sesuai tanggal yang ditandatangani
Kasat Intelkam dan pengambilan terhadap sidik
jari tersangka di unit identifikasi Satreskrim
Polres Barut, ternyata surat SKCK yang dibawa
ES telah dipalsukan,” ujar Kapolres dalam
keterangan pres di halaman Mapolres Barut,
Jumat (30/8/19).

Anda mungkin juga menyukai