Anda di halaman 1dari 9

STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN DALAM

MENERTIBKAN PARKIR LIAR DI KOTA BANJARMASIN


ABSTRAK
Kosim1, Murdiansyah Herman2, Sitna Hajar Malawat3
Administrasi Publik, 63201, Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin, 17120064
Administrasi Publik, 63201, Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin, 1109127301
Administrasi Publik, 63201, Ekonomi, Universitas Islam Kalimantan Muhammad Arsyad Al
Banjari Banjarmasin, 1129097201
Email : kosim02031998@gmail.com
Website : uniska-bjm.ac.id

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) strategi Dinas Perhubungan dalam
menertibkan parkir liar di Kota Banjarmasin, (2) hambatan yang dihadapi Dinas Perhubungan
dalam menertibkan parkir liar di Kota Banjarmasin. Metode penelitian menggunakan
pendekatan kualitatif dan jenis penelitian lapangan (field research). Data dikumpulan melalui
data primer dan data sekunder. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan analisis SWOT (strengths, weakness, opportunities, threats).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) strategi Dinas Perhubungan dalam
menertibkan parkir liar di Kota Banjarmasin yaitu dengan mencanangkan program untuk
menjalin kerjasama dengan pihak luar seperti Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),
menyediakan layanan untuk menerima aduan masyarakat melalui aplikasi E-Lapor dan media
sosial, memperketat pengawasan pelayanan parkir untuk meningkatkan pendapatan dari
retribusi parkir di tepi jalan umum, mensurvey tempat usaha atau lahan parkir mana saja yang
belum memiliki izin, melakukan patroli secara rutin, menjalin kerja sama dengan pihak
Aparat Penegak Hukum (APH), memberikan teguran secara lisan maupun tertulis kepada
pelaku parkir liar, menghimbau kepada pemiliki lahan parkir yang belum memiliki izin untuk
segera mengurus perizinan lahan parkir, melakukan perbaikan pelayanan dalam parkir dan
terus melakukan perbaikan sarana dan prasarana atau fasilitas parkir, merencanakan untuk
menjalin kerja sama dengan pihak ketiga seperti perusahaan jasa parkir, berkoordinasi dengan
Bidang Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu
(PTSP) Kota Banjarmasin sebagai instansi yang berwenang dalam mengeluarkan Surat Izin
Mendirikan Bangunan, dan mengajukan permohonan kepada Pemerintah Kota Banjarmasin
melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk penambahan aparatur di UPTD Parkir
Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin, mengumpulkan dan memberikan himbauan untuk
memenuhi atribut juru parkir resmi dipenuhi dan digunakan untuk menghindari
kesalahpahaman dan hal-hal yang tidak diinginkan. (2) hambatan yang dihadapi Dinas
Perhubungan Kota Banjarmasin dalam mnertibkan parkir liar di Kota Banjarmasin adalah
Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin tidak memiliki legalitas hukum dalam menindaklanjuti
pelanggar parkir liar, sumber daya manusia UPTD Parkir Dinas Perhubungan Kota
Banjarmasin yang tidak mencukupi, sarana prasarana yang tidak memadai, keadaan kantor
UPTD Parkir Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin yang kurang layak untuk dijadikan
sebagai kantor, kurangnya profesionalitas juru parkir dalam menjalankan tugasnya, dan
kegiatan pelatihan bagi juru parkir masih tidak terlaksana dengan maksimal.
Kata Kunci : Strategi, Parkir Liar.
ABSTRACT
This study aims to determine (1) the strategy of the Department of Transportation in
controlling illegal parking in the City of Banjarmasin, (2) the obstacles faced by the
Department of Transportation in controlling illegal parking in the City of Banjarmasin. The
research method uses a qualitative approach and the type of field research (field research).
Data is collected through primary data and secondary data. Data analysis used in this
research is SWOT analysis (strengths, weakness, opportunities, threats).
The results showed that (1) the strategy of the Department of Transportation in
controlling illegal parking in the City of Banjarmasin was by launching a program to
establish cooperation with outside parties such as the One Stop Integrated Service (PTSP),
providing services to receive public complaints through the E-Report application and social
media. , tighten supervision of parking services to increase revenue from parking fees on
public roads, survey any business places or parking lots that do not have a permit, carry out
routine patrols, collaborate with Law Enforcement Officials (APH), give verbal warnings or
in writing to illegal parking actors, urges parking lot owners who do not have permits to
immediately take care of parking permits, make improvements to parking services and
continue to improve facilities and infrastructure or parking facilities, plan to collaborate with
third parties such as service companies parking, coordinating with the Traffic Division of the
Banjarmasin City Transportation Service and the Banjarmasin City One Stop Service (PTSP)
as the authorized agency in issuing a Building Permit, and submitting an application to the
Banjarmasin City Government through the Regional Personnel Agency (BKD) for additional
personnel in the city of Banjarmasin. The Parking UPTD of the Banjarmasin City
Transportation Service, collects and provides appeals to fulfill the attributes of an official
parking attendant and are used to avoid misunderstandings and unwanted things. (2) the
obstacles faced by the Banjarmasin City Transportation Service in controlling illegal parking
in the Banjarmasin City are the Banjarmasin City Transportation Service does not have legal
legality in following up on illegal parking violators, inadequate human resources for parking
UPTD Banjarmasin City Transportation Service, inadequate infrastructure , the condition of
the UPTD Parking Office of the Banjarmasin City Transportation Service which is not
suitable to be used as an office, the lack of professionalism of parking attendants in carrying
out their duties, and training activities for parking attendants are still not carried out
optimally.
Keywoard : Strategy, Wild Parking.

PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah satu meningkat, sehingga dengan volume
negara berkembang dimana Indonesia kendaraan yang cukup tinggi. di jalan raya,
terus meningkatkan pembangunan di permintaan akan jalan raya dan area parkir
berbagai sektor ekonomi, masyarakat dan semakin meningkat. Parkir merupakan
sektor publik. Tujuan mendasar dari fenomena yang sering dijumpai dalam
pembangunan adalah untuk kemakmuran sistem transportasi.
dan kesejahteraan rakyat. Namun Fenomena parkir ini terjadi hampir
pembangunan itu sendiri selalu di seluruh wilayah Indonesia. Modus
menghadapi permasalahan yang tidak parkir dapat berupa parkir kendaraan
dapat dihindarkan, begitu juga dengan bermotor dan parkir kendaraan tidak
permasalahan lalu lintas. Dengan pesatnya bermotor. Jika tidak ditata dengan baik,
pertumbuhan penduduk Indonesia keduanya akan mengganggu keindahan
khususnya di Kota Banjarmasin, jumlah kota. Pasal 43 ayat 1 dan 2 Undang-
kendaraan pribadi yang dimiliki oleh Undang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
warga Banjarmasin juga semakin mengatur bahwa tempat parkir hanya
boleh diparkir di luar jalan yang diizinkan. yang dikelola oleh juru parkir liar seperti
Seperti yang tertuang pada Peraturan di minimarket dan toko swalayan lainnya.
Walikota Nomor 34 Tahun 2017 bahwa Oleh karena itu, Dinas Perhubungan
masyarakat harus parkir di tempat yang sebagai unsur pelaksana urusan
sudah memiliki rambu parkir seperti tepi pemerintahan bidang perhubungan di Kota
jalan umum yang telah ditentukan atau di Banjarmasin seperti yang termuat dalam
luar badan jalan yang meliputi tempat Peraturan Walikota (PERWALI) Nomor
khusus parkir, tempat penitipan kendaraan 77 Tahun 2016 tentang Tugas Pokok,
bermotor yang memungut bayaran ataupun Fungsi dan Tata Kerja Dinas Perhubungan
yang tidak memungut bayaran, yang harus Kota Banjarmasin berhak untuk
dinyatakan dengan rambu lalu lintas, dan menindaklanjuti parkir liar di Kota
atau marka jalan. Banjarmasin, hal ini berdasarkan atas
Masalah ini muncul karena peraturan Kota Banjarmasin Nomor 19
pemerintah kota dan daerah kurang Tahun 2010 tentang Izin Pengelolaan
memperhatikan masalah parkir, tetapi jika Parkir, sehingga masyarakat tidak dapat
masalah ini terus dibiarkan masalah parkir melanggar ketentuan hukum yang sudah
ini akan tidak terkendali maka akan ditetapkan.
mengakibatkan konsekuensi yang sangat Dengan adanya permasalahan parkir
kompleks dan sulit. Mengingat kota yang telah diuraikan diatas, maka strategi
Banjarmasin adalah ibu kota Kalimantan dalam menertibkan parkir liar merupakan
Selatan, sehingga di kota Banjarmasin alternatif yang sangat diperlukan oleh
adalah pusat perbelanjaan terbesar dan pihak terkait, strategi pada hakikatnya
pusat wisata di Kalimantan Selatan seperti adalah paduan perencanaan komunikasi
mall dan pasar belanja dalam skala besar, (communication planning) dan manajemen
oleh karena itu tingkat lalu lintas dan komunikasi (communication management)
kemacetan di Kota Banjarmasin cukup untuk tercapainya tujuan, strategi harus
tinggi. Menurut data dari Badan mampu menetapkan taktik operasionalnya,
Transportasi Kota Banjarmasin pada tahun strategi yang dimaksud berdasarkan teori
2020, tingkat pertumbuhan rata-rata strategi komunikasi menurut McQuail,
kendaraan bermotor di Kota Banjarmasin yang terdiri dari pesan, seorang penerima,
mencapai sekitar 18% setiap tahun. dan efek atau respon.
Dengan meningkatnya jumlah kendaraan Dari latar belakang yang telah
yang menimbulkan implikasi untuk peneliti paparkan di atas, peneliti ingin
memperkiraka jumlah lahan parkir yang melakukan penelitian tentang ‘’Strategi
diperlukan dalam kegiatan sehari-hari. Dinas Perhubungan dalam Menertibkan
Rekomendasi strategi yang digunakan Parkir Liar di Kota Banjarmasin’’
dalam menanggulangi parkir liar adalah
meresmikan petugas parkir liar dengan METODE PENELITIAN
memberikan lokasi parkir baru yang Jenis pendekatan yang digunakan
letaknya strategis (Sari, 2017). oleh peneliti dalam menyusun skripsi ini
Permasalahan mengenai parkir liar adalah jenis pendekatan kualitatif dengan
yang terjadi di Kota Banjarmasin jenis penelitian dalam membantu
diantaranya adalah adanya lahan parkir menyusun skripsi ini adalah jenis
ilegal yang tidak memiliki izin dari penelitian lapangan (field research).
pemerintah di Pasar Sudimampir,
banyaknya masyarakat yang memarkir
kendaraannya di tempat-tempat yang
sudah ada rambu-rambu larangan parkir,
masyarakat parkir dibahu jalan raya yang
menyebabkan kemacetan, dan parkir liar
HASIL DAN PEMBAHASAN sekitarnya. Menurut hasil wawancara
STRATEGI DINAS PERHUBUNGAN kepada Dinas Perhubungan,
DALAM MENERTIBKAN PARKIR memperketat pengawasan pelayanan
LIAR DI KOTA BANJARMASIN parkir merupakan salah satu upaya
1. Strategi Strength – Opportunity untuk meningkatkan pendapatan dari
(SO) retribusi parkir di tepi jalan umum
Mengingat kedudukan Dinas tanpa mengganggu arus lalu lintas
Perhubungan merupakan yang ada. Dalam pelaksanaannya
perpanjangan tangan Pemerintah Dinas Perhubungan berpegang pada
Kota Banjarmasin dalam peraturan-peraturan yang telah
menjalankan pelayanan publik dalam dibuat, dengan adanya peluang
bidang perhubungan, maka Dinas bisnis parkir ini maka diharapkan
Perhubungan UPTD Parkir Kota retribusi parkir yang diperoleh
Banjarmasin memiliki kewenangan mampu meningkatkan Pendapatan
untuk membuat program yang Asli Daerah (PAD).
tujuannya untuk mengatasi Upaya UPTD Parkir Dinas
permasalahan parkir liar yang ada di Perhubungan Kota Banjarmasin
Kota Banjarmasin. dalam meningkatkan pendapatan dari
Atas kesadaran akan tanggung retribusi parkir adalah dengan
jawab pekerjaan yang diemban oleh mensurvey tempat usaha atau lahan
UPTD Parkir Dinas Perhubungan parkir mana saja yang belum
Kota Banjarmasin maka Dinas memiliki izin sehingga tempat usaha
Perhubungan khususnya UPTD atau lahan parkir yang belum
Parkir memiliki kewenangan untuk memiliki izin tersebut dapat
mencanangkan program untuk ditindaklanjuti agar mengurus izin
menjalin kerjasama dengan pihak lahan parkir, sehingga jika tempat
luar seperti Pelayanan Terpadu Satu usaha tersebut sudah memiliki izin
Pintu (PTSP), karena menurut UPTD lahan parkir maka pendapatan
Parkir Dinas Perhubungan Kota retribusi parkir pun akan bertambah.
Banjarmasin permasalahan parkir Penetapan retribusi parkir yang
yang terjadi di tempat usaha dapat dijalankan saat ini adalah upaya yang
diantisipasi melalui syarat perizinan paling efektif untuk meningkatkan
yang mereka ajukan kepada Pendapatan Asli Daerah (PAD),
Pelayanan Terpadu Satu Pintu karena jika pihak ketiga atau
(PTSP) yaitu tempat usaha tersebut perusahaan jasa parkir terlambat
harus menyediakan lahan parkir agar melakukan pembayaran atau
tidak terjadi parkir liar yang melakukan penunggakan, maka
menyebabkan kemacetan lalu lintas, mereka akan mendapatkan denda
selain itu Dinas Perhubungan juga sebesar 2% setiap bulannya.
menerima aduan masyarakat melalui Contohnya seperti CV. Sentral
aplikasi E-Lapor dan media sosial Antasari Bersama yang harus
agar Dinas Perhubungan dapat menyetor uang retribusi parkir
melakukan giat secara cepat untuk sebesar Rp 75.000.000 setiap
merespon aduan masyarakat bulannya, jika mereka terlambat
tersebut. melakukan pembayaran maka akan
Dalam memanfaatkan peluang didenda sebesar 2%, maka jumlah
yang ada pada parkir. Dinas yang harus dibayarkan oleh CV.
Perhubungan juga harus Sentral Antasari Bersama adalah
menyeimbangkan potensi parkir sebesar Rp 76.500.000 dengan
dengan keadaan lalu lintas di keterangan Rp 75.000.000
merupakan setoran tetap dan Rp pendapatan retribusi parkir Dinas
1.500.000 merupakan denda karena Perhubungan Kota Banjarmasin
terlambat melakukan pembayaran sudah mencapai Rp 2.182.820.820
kepada Badan Keuangan Daerah artinya sudah tercapai sebesar
Kota Banjarmasin. 68,21% sehingga pencapaian target
Kebijakan penetapan retribusi retribusi parkir ini sudah tercapai
parkir ini merupakan kebijakan baru, dengan baik (Sumber : UPTD Parkir
karena kebijakan terdahulu para Dinas Perhubungan Kota
pengelola harus menggunakan karcis Banjarmasin didapatkan pada saat
korporasi yang dibeli melalui Dinas wawancara dengan Bapak Hendra,
Pendapatan Daerah (DISPENDA) S.STP., MA. Selaku Kepala UPTD
atau yang dikenal saat ini sebagai Parkir Dinas Perhubungan Kota
Badan Keuangan Daerah Banjarmasin yang dilakukan pada
(BAKEUDA), karcis korporasi Senin, 19 Juli 2021).
terbagi menjadi 2 lembar yakni 1 2. Strategi Strength – Threaths (ST)
lembar untuk pengguna parkir dan Sebenarnya Dinas
lembar 1 nya lagi disimpan untuk Perhubungan Kota Banjarmasin
diserahkan ke melalui Dinas sudah memiliki kewenangan untuk
Pendapatan Daerah (DISPENDA) mengatasi parkir liar yang memakan
atau yang dikenal saat ini sebagai bahu jalan yang ada di Kota
Badan Keuangan Daerah Banjarmasin, karena pemerintah
(BAKEUDA), namun dengan sudah membuat peraturan untuk
meggunakan karcis korporasi ini membatasi penggunaan bahu jalan
menyebabkan Pendapatan Asli sebagai lahan parkir yakni tertuan
Daerah (PAD) menjadi anjlok karena pada Peraturan Pemerintah Nomor
pihak juru parkir dan pengelola 32 Tahun 2011 tentang Manajemen
parkir melakukan kecurangan, dan Rekayasa, Analisis Dampak,
kecurangan yang mereka lakukan serta Manajemen Kebutuhan Lalu
adalah menggunakan karcis Lintas, untuk meningkatkan efesiensi
korporasi yang telah dibeli dan efektivitas penggunaan ruang
sebelumnya secara berulang lalu lintas dan mengendalikan
sehingga karcis korporasi tersebut pergerakan lalu lintas, yang
tidak habis-habis sehingga karcis dilakukan pada ruang milik jalan
korporasi yang tersedia di Dinas pada jalan kabupaten atau jalan kota
Pendapatan Daerah (DISPENDA) atau luar ruang milik jalan (pasal
atau yang dikenal saat ini sebagai 72), dengan cara pembatasan waktu,
Badan Keuangan Daerah durasi, tarif, kuota dan lokasi parkir
(BAKEUDA) saat itu tidak laku, (pasal 73).
karena karcis korporasi tersebut Dalam menghadapi ancaman
tidak laku maka Pendapatan Asli yang ada, Dinas Perhubungan Kota
Daerah (PAD) pun tidak mengalami Banjarmasin memiliki strategi untuk
kenaikan. meningkatkan kesadaran masyarakat
Dengan kebijakan penetapan akan pentingnya parkir sesuai
retribusi parkir, Dinas Perhubungan dengan aturan yang telah ditetapkan
Kota Banjarmasin memiliki target dengan cara secara rutin melakukan
pendapatan retribusi parkir untuk patroli untuk mengawasi apakah
tahun 2021 yaitu sebesar Rp masih terjadi pelanggaran parkir liar,
3.200.000.000 atau 3,2 Miliar, menjalin kerja sama dengan pihak
terhitung sejak 01 Januari 2021 Aparat Penegak Hukum (APH),
sampai tanggal 16 Juli 2021, memberikan teguran secara lisan
maupun tertulis kepada pelaku parkir tinggi, hal ini diharapkan masyarakat
liar, menghimbau kepada pemiliki lebih memilih untuk memarkir di
lahan parkir yang belum memiliki parkiran dalam gedung yang telah
izin untuk segera mengurus disediakan dengan kelebihan tidak
perizinan lahan parkir agar UPTD akan kehujanan dan kepanasan dan
Parkir Dinas Perhubungan Kota lebih terjamin keamanannya.
Banjarmasin dapat mengatur 4. Strategi Weakness – Threaths
sistematika dalam pengelolaan parkir (WT)
yang baik dan benar. Pada dasarnya dengan
3. Strategi Weakness – Opportunity munculnya kelemahan dan ancaman
(WO) ini dapat menggangu kelancaran
Dalam suatu strategi pasti akan operasional sebuah instansi dalam
memiliki kelebihan dan kelemahan, mencapai tujuannya, hal ini dapat
kelemahanlah yang mampu muncul dikarenakan kurangnya
menghalangi tercapainya tujuan dari koordinasi antar instansi
instansi tersebut. Begitu pula dengan Pemerintahan Kota Banjarmasin
strategi yang telah ditetapkan oleh membuat pembangunan atau
Dinas Perhubungan Kota program dari satu instansi biasanya
Banjarmasin dalam menanggulangi menimbulkan masalah baru untuk
parkir liar di Kota Banjarmasin. instansi lainnya. Dampak
Mengingat parkir berpotensi untuk pembangunan ini sebenarnya dapat
meningkatkan Pendapatan Asli diminimalisir dengan koordinasi
Daerah, maka perlu dilakukan yang kuat antar instansi dalam setiap
perbaikan pelayanan dalam parkir program yang mereka buat yaitu
dan terus melakukan perbaikan melalui Bidang Lalu Lintas di Dinas
sarana dan prasarana atau fasilitas Perhubungan Kota Banjarmasin itu
parkir. sendiri karena Bidang Lalu Lintas
Selain itu kelemahan atau Dinas Perhubungan Kota
penghalang Dinas Perhubungan Banjarmasin yang memahami situasi
dalam mengatasi parkir liar adalah lalu lintas di Kota Banjarmasin,
kurangnya profesionalitas dan maka dari itu Dinas Perhubungan
fasilitas, Dinas Perhubungan Kota Kota Banjarmasin dalam
Banjarmasin khususnya untuk UPTD menentukan titik lokasi parkir
Parkir dikatakan kurangnya melalui Korum Lalu Lintas
profesionalitas dikarenakan UPTD Angkutan Jalan, serta meminta
Parkir Dinas Perhubungan Kota bantuan kepada Aparat Penegak
Banjarmasin tidak memiliki tenaga Hukum (APH) dalam menindak
teknisi khusus untuk perparkiran. pelanggaran parkir liar dengan
Namun Dinas Perhubungan menggunakan anggaran operasional
Kota Banjarmasin memiliki strategi yang telah tersedia, Dinas
untuk mengatasi kelemahan ini yaitu Perhubungan Kota Banjarmasin juga
dengan memanfatkan peluang yang selalu mengajukan permohonan
ada, Dinas Perhubungan Kota kepada Pemerintah Kota
Banjarmasin telah merencanakan Banjarmasin melalui Badan
untuk menjalin kerja sama dengan Kepegawaian Daerah (BKD) untuk
pihak ketiga seperti perusahaan jasa penambahan aparatur di UPTD
parkir sebagai pihak ketiga untuk Parkir Dinas Perhubungan Kota
membuat lahan parkir dalam gedung Banjarmasin.
khususnya di daerah-daerah yang Mengingat pembangunan yang
tingkat permintaan lahan parkirnya pesat di Kota Banjarmasin tidak
terhindarkan namun tetap bisa diatur HAMBATAN YANG DIHADAPI
dengan benar agar pembangunan DINAS PERHUBUNGAN KOTA
yang dilakukan selalu diimbangi BANJARMASIN DALAM
dengan penyedian sarana dan MENERTIBKAN PARKIR LIAR DI
prasarana umum yang memadai. Hal KOTA BANJARMASIN.
ini bisa dikoordinasikan dengan Dalam pelaksanaan penertiban parkir
Pelayanan Terpadu Satu Pintu liar yang terjadi di Kota Banjarmasin tentu
(PTSP) Kota Banjarmasin sebagai mengalami hambatan dalam proses
instansi yang berwenang dalam penertiban parkir liar tersebut, berikut
mengeluarkan Surat Izin Mendirikan beberapa hambatan yang dihadapi oleh
Bangunan, agar pembangunan Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin
seperti misalnya pusat perbelanjaan, selaku perpanjangan tangan Pemerintah
warung kaki lima dan cafe-cafe Kota Banjarmasin dalam menjalankan
harus menyediakan lahan parkir pelayanan publik dalam bidang
sendiri, agar konsumen tidak parkir perhubungan khususnya dalam
didepan tempat usaha tersebut yang menertibkan parkir liar yang terjadi di
merupakan jalan umum. Kota Banjarmasin, sebagai berikut :
Untuk mengatasi kurangnya 1. Dinas Perhubungan Kota
fasilitas dan profesionalitas juru Banjarmasin tidak memiliki legalitas
parkir yang ada di Kota hukum dalam menindaklanjuti
Banjarmasin, maka Dinas pelanggar parkir liar.
Perhubungan Kota Banjarmasin 2. Sumber daya manusia UPTD Parkir
dengan mengumpulkan juru parkir Dinas Perhubungan Kota
lalu memberikan himbauan untuk Banjarmasin yang tidak mencukupi
memenuhi atribut juru parkir resmi karena hanya ada 18 pegawai untuk
dipenuhi dan digunakan untuk mengawasi 600 titik lokasi parkir
menghindari kesalahpahaman dan yang ada di Kota Banjarmasin.
hal-hal yang tidak diinginkan, Dinas 3. Sarana prasarana yang tidak
Perhubungan Kota memang memadai karena hanya tersedia 1
memiliki anggaran dana untuk mobil operasional hingga mobil
menyediakan fasilitas atribut juru dinas Kepala UPTD Parkir Dinas
parkir namun anggaran tersebut Perhubungan Kota Banjarmasin
terbatas, jika anggaran tersebut digunakan sebagai mobil operasional
sudah habis, maka mereka diminta untuk patroli.
untuk menebus atribut juru parkir 4. Keadaan kantor UPTD Parkir Dinas
sendiri dan Dinas Perhubungan Kota Perhubungan Kota Banjarmasin
Banjarmasin juga meminta kepada yang kurang layak untuk dijadikan
pengelola parkir untuk membuat sebagai kantor.
karcis parkir sendiri, seperti yang 5. Kurangnya profesionalitas juru
tertuang pada surat komitmen hal parkir dalam menjalankan tugasnya
yang terkait pada kebersihan, karena masih melakukan
keamanan menjadi tanggung jawab pelanggaran peraturan seperti tidak
mereka selaku pengelola parkir. menggunakan identitas.
6. Kegiatan pelatihan bagi juru parkir
masih tidak terlaksana dengan
maksimal karena keterbatasan
kuantitas juru parkir untuk diberikan
pelatihan.
KESIMPULAN Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota
Banjarmasin dan Pelayanan Terpadu
1. Strategi Dinas Perhubungan dalam
Satu Pintu (PTSP) Kota Banjarmasin
menertibkan parkir liar di Kota
sebagai instansi yang berwenang
Banjarmasin yaitu dengan
dalam mengeluarkan Surat Izin
mencanangkan program untuk
Mendirikan Bangunan, dan
menjalin kerjasama dengan pihak
mengajukan permohonan kepada
luar seperti Pelayanan Terpadu Satu
Pemerintah Kota Banjarmasin
Pintu (PTSP), menyediakan layanan
melalui Badan Kepegawaian Daerah
untuk menerima aduan masyarakat
(BKD) untuk penambahan aparatur
melalui aplikasi E-Lapor dan media
di UPTD Parkir Dinas Perhubungan
sosial agar Dinas Perhubungan dapat
Kota Banjarmasin mengumpulkan
melakukan giat secara cepat untuk
juru parkir lalu memberikan
merespon aduan masyarakat,
himbauan untuk memenuhi atribut
memperketat pengawasan pelayanan
juru parkir resmi dipenuhi dan
parkir untuk meningkatkan
digunakan untuk menghindari
pendapatan dari retribusi parkir di
kesalahpahaman dan hal-hal yang
tepi jalan umum agar mampu
tidak diinginkan.
meningkatkan Pendapatan Asli
2. Hambatan yang dihadapi Dinas
Daerah (PAD), mensurvey tempat
Perhubungan Kota Banjarmasin
usaha atau lahan parkir mana saja
dalam mnertibkan parkir liar di Kota
yang belum memiliki izin sehingga
Banjarmasin adalah Dinas
tempat usaha atau lahan parkir yang
Perhubungan Kota Banjarmasin
belum memiliki izin tersebut dapat
tidak memiliki legalitas hukum
ditindaklanjuti agar mengurus izin
dalam menindaklanjuti pelanggar
lahan parkir, melakukan patroli
parkir liar, sumber daya manusia
untuk mengawasi apakah masih
UPTD Parkir Dinas Perhubungan
terjadi pelanggaran parkir liar,
Kota Banjarmasin yang tidak
menjalin kerja sama dengan pihak
mencukupi karena hanya ada 18
Aparat Penegak Hukum (APH),
pegawai untuk mengawasi 600 titik
memberikan teguran secara lisan
lokasi parkir yang ada di Kota
maupun tertulis kepada pelaku parkir
Banjarmasin, sarana prasarana yang
liar, menghimbau kepada pemiliki
tidak memadai karena hanya tersedia
lahan parkir yang belum memiliki
1 mobil operasional hingga mobil
izin untuk segera mengurus
dinas Kepala UPTD Parkir Dinas
perizinan lahan parkir agar UPTD
Perhubungan Kota Banjarmasin
Parkir Dinas Perhubungan Kota
digunakan sebagai mobil operasional
Banjarmasin dapat mengatur
untuk patroli, keadaan kantor UPTD
sistematika dalam pengelolaan parkir
Parkir Dinas Perhubungan Kota
yang baik dan benar, melakukan
Banjarmasin yang kurang layak
perbaikan pelayanan dalam parkir
untuk dijadikan sebagai kantor,
dan terus melakukan perbaikan
kurangnya profesionalitas juru parkir
sarana dan prasarana atau fasilitas
dalam menjalankan tugasnya karena
parkir, merencanakan untuk menjalin
masih melakukan pelanggaran
kerja sama dengan pihak ketiga
peraturan seperti tidak menggunakan
seperti perusahaan jasa parkir
identitas, dan kegiatan pelatihan bagi
sebagai pihak ketiga untuk membuat
juru parkir masih tidak terlaksana
lahan parkir dalam gedung
dengan maksimal karena
khususnya di daerah-daerah yang
keterbatasan kuantitas juru parkir
tingkat permintaan lahan parkirnya
untuk diberikan pelatihan.
tinggi, berkoordinasi dengan Bidang
DAFTAR PUSTAKA
Abubakar, I. etc. (1998). Pedoman
Perencanaan dan Pengoperasian
Fasilitas. Parkir. Direktorat Jendral
Perhubungan Darat. Jakarta.
Amir, Taufiq, M. (2011). Manajemen
Strategik Konsep dan Alpikasi,
Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.
Danang, Sunyoto. (2013). Metodologi
Penelitian Akuntansi. Bandung: PT
Refika. Aditama Anggota Ikapi.
David, FR. David, FR. (2015). Manajemen
Strategik: Suatu Pendekatan
Keunggulan Bersaing-Konsep.
Jakarta; Penerbit Salemba Empat
Husein Umar. (2008). Strategi
Management In Action (Konsep,
Teori, dan Teknik Menganalisis
Manajajemen Strategis), Penerbit
PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Sondang P. Siagian. (2016). Sistem
Informasi Manajemen, Bumi Aksara.
Jakarta.
Sudaryono. (2017). Metodologi Penelitian.
Jakarta: Rajawali Press.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,.
Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tobing, David M.L. (2007). Parkir dan
Perlindungan Hukum Konsumen,
PT. Timpaui Agung : Jakarta.
Undang-Undang Nomor 22 Pasal 1 Tahun
2009 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan.
Undang-Undang Pasal 43 ayat 1 dan 2
tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan
Pemerintahan Nomor 18 Tahun 2016.

Anda mungkin juga menyukai