Disusun Oleh :
Dosen Pengampu :
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................................. 3
B. TUJUAN SASARAN .................................................................................................................... 3
BAB II .................................................................................................................................................... 4
A. Tinjauan Pustaka ......................................................................................................................... 4
1. Biaya Internal .............................................................................................................................. 4
2. Biaya Eksternal ........................................................................................................................... 4
B. Sintesis Jurnal................................................................................................................................. 5
1. Biaya Operasional ....................................................................................................................... 5
2. Biaya Konstruksi ......................................................................................................................... 6
3. Pendapatan (Profit) ..................................................................................................................... 6
BAB III................................................................................................................................................... 7
A. ANALISIS BREAK EVEN POINT ............................................................................................ 7
B. PERHITUNGAN JUMLAH BIAYA .......................................................................................... 9
C. ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG .................................................................................. 10
BAB IV ................................................................................................................................................. 11
KESIMPULAN ............................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 12
2
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
BAB I
A. LATAR BELAKANG
Perkotaan merupakan daerah yang menjadi berbagai pusat kegiatan. Kegiatan yang
bermacam-macam setiap harinya membuat kawasan perkotaan memiliki daya tarik yang
mengundang banyak penduduk untuk melakukan komuter ke kota. Peningkatan penduduk di
perkotaan selalu bertambah dan memberikan dampak positif terhadap ekonomi dikarenakan
kegiatan ekonomi yang selalu bergerak dan meningkat setiap saat. Pergerakan penduduk di
perkotaan ini tentunya memerlukan sarana dan prasarana di perkotaan untuk mendukung segala
kegiatan penduduk yang beraktivitas di perkotaan. Jalan dan transportasi dipersiapkan untuk
menunjang kegiatan penduduk yang dapat berupa jalan tol, kendaraan pribadi dan juga
kendaraan umum berdasarkan kemampuan dan pilihan dari masyarakat. Jakarta Kota
merupakan pusat pemerintahan negara Indonesia yang menjadi pusat segala kegiatan ekonomi
yang setiap hari selalu banyaknya penduduk yang memiliki kepentingan untuk bekerja disana.
Dengan banyaknya kegiatan yang selalu ada di daerah Jakarta, terlihat selalu meningkatnya
jumlah pengendara pribadi setiap tahunnya melakukan komuter ke Jakarta. Kota Bogor
merupakan salah satu kabupaten yang berada di sekitar kawasan Perkotaan Jakarta. Bogor
merupakan daerah permukiman yang sebagian besar bekerja di Jakarta setiap harinya. Salah
satu moda transportasi selain kendaraan pribadi untuk penduduk Bogor yang bepergian di
kawasan jabodetabek adalah moda KRL (Kereta Rel Listrik). Kereta rel listrik merupakan alat
mengangkut penumpang yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak mampu untuk
menggunakan kendaraan pribadi. Kelebihan yang dimiliki oleh KRL adalah kemampuan
mobilitasnya yaitu memiliki jangkauan se-jabodetabek, biaya yang murah, dan cepat.
Pembangunan infrastruktur moda transportasi ini tentu memiliki biaya yang besar dan perlu
dirancangnya biaya yang tepat untuk para pengguna dengan nilai balik modal dari proyek
tersebut. Penelitian ini ditujuan untuk mencari tahu biaya pembangunan konstruksi, tarif yang
digunakan untuk membayar biaya konstruksi dan nilai balik modal yang diperlukan.
B. TUJUAN SASARAN
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Menghitung biaya dari perencanaan transport kereta rel listrik Bogor-Jakarta Kota.
2. Apakah tarif yang diberlakukan dapat memastikan biaya perencanaan terbayar.
3. Pada tahun berapa biaya konstruksi pembangunan agar balik modal.
3
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
BAB II
A. Tinjauan Pustaka
Biaya Operasi Kendaraan terdiri dari dari biaya tetap (Fixed Cost) dan tidak tetap
(Running Cost). Biaya terdiri dari Internal dan Eksternal yaitu pada biaya internal terdapat
biaya langsung dan tidak langsung, dan biaya eksternal berupa biaya kemacetan, biaya asuransi
dan biaya lingkungan.
1. Biaya Internal
A. Biaya Langsung
a. Biaya Tetap
Biaya tetap merupakan biaya yang tidak berubah seperti pengoperasian kendaraan yang
digunakan, gaji karyawan & pengemudi, pajak dan lain-lain.
Biaya tidak tetap merupakan biaya yang digunakan sesuai kebutuhan dalam
pengoperasiaannya, seperti alat dan bahan perawatan yang sepenuhnya bergantung
pada intensitas pengoperasian alat yang digunakan.
a. Biaya Pokok
Biaya yang menjadi dasar untuk melakukan pengoperasian sarana, seperti lokasi sarana
dan prasarana, biaya operasi dan lain-lain.
B. Biaya Umum
Biaya umum adalah biaya yang tidak langsung dari kegiatan pelaksanaan, seperti biaya
prasarana, biaya listrik dan telepon.
2. Biaya Eksternal
Biaya eksternal berkaitan dengan operasional kendaraan yang berhubungan dengan
sekitarnya seperti biaya kemacetan, biaya lingkungan, dan biaya asuransi.
4
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
B. Sintesis Jurnal
1. Biaya Operasional
Data biaya pengoperasian krl diperoleh dari PT. Kereta Api Indonesia (Perseso) melalui
dokumen yang dipublikasi dan juga data pembangunan yang diperoleh dari Kementrian
Pekerjeaan Umum dan Perumahan Rakyat, Dinas Perhubungan, serta Kementrian Keuangan
sebagai data tambahan yang dapat membantu penelitian.
A. Biaya Tetap
NO Komponen Unit Jumlah (Rp) Satuan
1 Pajak Penghasilan 1 101,903,171 Rp/Tahun
2 PT Perusahaan Listrik Negara 93 184,082,837 Rp/Tahun
(Persero)
3 PT Telekomunikasi Indonesia 93 53,021,501 Rp/Tahun
(Persero) Tbk.
4 Beban Umum dan Administrasi 12212 387,508,282,643 Rp/Tahun
5 Pemeliharaan 11201
TOTAL 23600 339,007,509 Tahun 2020
Tabel 1 : Biaya Tetap, Sumber : Hasil Analisis 2022
5
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
2. Biaya Konstruksi
Total biaya konstruksi yang digunakan sampai saat ini untuk pembangunan trek KRL Bogor-
Jakarta kota berjumlah sekitar Rp 2,3 Triliun/ Rp. 2,383,256,000,000 dalam angka yang
sudah mencakup :
No Komponen Kuantitas Biaya (Rp)
1 Pembebasan Lahan 3000 1,500,000,000,000
2 Pembangunan Lintasan 5 149,000,000,000
3 Pembangunan Garasi 14 4,800,000,000
3. Pendapatan (Profit)
NO Komponen Jumlah (Rp) Satuan
1 Pendapatan Angkutan dan Usaha 14,413,373,973 Rp/Tahun
Lainnya
2 Profit Tahun 2020 77,685,981,868
3 Pendapatan Konstruksi 3,661,476,790 Rp/Tahun
TOTAL 95,760,832,631 Tahun 2020
Tabel 4 : Biaya Tetap, Sumber : Hasil Analisis 2022
6
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
BAB III
Dalam melakukan perhitungan BEP dapat menggunakan dasar quantity dan tarif yang sudah
ada sebelumnya.
a. Break Even Point Quantity (BEPQ)
Perhitungan BEP dengan dasar quantity atau unit dapat menggunakan rumus.
𝑇𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃𝑄 =
𝑃 − 𝑉𝐶𝑃𝑒𝑟𝑢𝑛𝑖𝑡
Dimana :
P = harga jual per unit
VCPerunit = total biaya variabel per unit atau TVC dibagi Q
TFC = total biaya tetap
Q = jumlah unit/kuantitas produk yang dihasilkan dan dijual.
7
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
BEPQ = 723,2221907
Pada tahun 2020 titik impas terjadi pada saat memenuhi 723,2221907 penumpang.
b. Break Even Point atas dasar nilai penjualan (BEPP)
Perhitungan BEP atas dasar nilai penjualan dalam rupiah
𝐹𝐶𝑃𝑒𝑟𝑢𝑛𝑖𝑡
𝐵𝐸𝑃𝑝 = =
𝑉𝐶𝑃𝑒𝑟𝑢𝑛𝑖𝑡
1− 𝑃
Dimana
FCPerunit = Fixed costdibagi quantity
P =Harga / Tarif
VCPerunit = Total Variable Costdibagi quantity
Fixed Cost 339,007,509
Quantity 23600
1436400
𝐵𝐸𝑃𝑝 =
474746
1 − 6000
BEPP = 18,396
Pada Tahun 2020, titik impas terjadi pada saat nilai penjualan sebesar Rp 18,396
8
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
9
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
Berdasarkan data BPS, laju pertumbuhan Kota Bogor sebesar 0,19 pertahunnya. Dengan
menggunakan laju pertumbuhan tersebut, dapat diperoleh jumlah pertumbuhan penumpang.
Jumlah penumpang akan digunakan sebagai penentuan jumlah pendapatan dengan dikali
dengan tarif yang sedang berlaku.
Data yang diperoleh adalah :
Jumlah penumpang KRL 2020 = 155.378.627 Jiwa
Laju Pertumbuhan = 0,019
Biaya Tarif yang dikenakan = Rp 6.000,00
Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, biaya konstruksi KRL membutuhkan sekitar 35-36
tahun yaitu di tahun 2055-2056 untuk mencapai titik balik modal dari pembangunan konstruksi.
10
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
BAB IV
KESIMPULAN
Dengan melakukan berbagai macam analisis peneliti dapat menjawab pertanyaan
tujuan sasaran penelitian ini. Biaya konstruksi yang digunakan untuk pembagunan KRL Trayek
Kota Bogor-Kota Jakarta memerlukan anggaran sebesar Rp 1,563,171,837,687 di tahun 2020.
Dengan jumlah yang besar tersebut dibutuhkannya jumlah penumpang yang tinggi dengan tarif
yang sesuai, agar dapat membalikkan modal yang digunakan.
Dalam analisis BEPQ titik impas yang didapat ketika memenuhi 723,2221907 penumpang yang
berarti masih kurangnya penumpang yang dibutuhkan untuk membalikkan modal pada tahun
2020. Lalu pada analisis BEPP titik impas akan terjadi apabila nilai penjualan sebesar Rp 18,396
yang berarti tarif yang digunakan pada tahun 2020 masih belum memenuhi untuk membalikkan
modal yang dibutuhkan.
Dalam analisis proyeksi penumpang dapat disimpulkan bahwa terdapat peningkatan
penumpang setiap tahunnya, dimana peningkatan tersebut dapat mengecilkan nilai Break Even
Point yang tinggi, diprediksi dalam analisis apabila tren laju pertumbuhan penumpang dan tarif
yang ditetapkan tetap sama, maka dibutuhkannya 35-36 tahun untuk membalikkan modal
konstruksi pembangunan KRL, demikian dapat disimpulkan tarif yang diberlakukan masih bisa
membayar biaya perencanaan, namun hal tersebut tidak efektif dikarenakan waktu yang
diperlukan akan sangat lama, waktu yang lama tersebut tidak dapat dijadikan acuan utama
dalam pembalikkan modal dikarenakan banyaknya faktor lain yang dapat memengaruhi
pertumbuhan penduduk dan penumpang kedepannya.
Proyek tersebut masih dapat dipercepat untuk memenuhi biaya perencanaan lebih cepat apabila
dapat meningkatkan jumlah penumpang dan juga peningkatan tarif yang masih jauh dari ideal
sehingga dapat mempersingkat waktu dalam pembalikkan modal.
11
Afreza Luthfi Hernanda – 120220220
Ekonomi Wilayah dan Kota – Perencanaan Wilayah dan Kota
Institut Teknologi Sumatera
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2020). Kota Bogor Dalam Angka 2020. Retrieved from Badan Pusat Statistik
Kota Bogor.
Badan Pusat Statistik. (2021). Kota Bogor Dalam Angka 2021. Retrieved from Badan Pusat Statistik
Kota Bogor.
Kurniawan, W. (2008). Kinerja Operasional Angkutan Kereta Komuter Jakarta Kota- Bogor Dengan
Model Permintaan.
Nurhayati, I., & Rivai, N. M. (2017). Jurnal Ilmiah Inovator, Edisi Maret 2017. ANALISIS BREAK EVEN
POINT (BEP) DALAM PENETAPAN.
PT KAI. (2021). Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) PT KAI . Direksi PT Kereta Api
Indonesia.
PT KAI Commuter. (2020). Laporan Tahunan 2020 Annual Report PT Kereta Commuter Indonesia.
12