Anda di halaman 1dari 6

PEREMAJAAN KOTA

REVITALISASI PREFEKTUR FUKUSHIMA TERHADAP TRIPLE DISASTER


DALAM ASPEK INFRASTRUKTUR

Dosen Pengampu :
Ir. Nia K. Pontoh, MSA
Muh. Abdi Danurja Rahman Aziz, S.T., M.R.K.

Dibuat Oleh :
Afreza Luthfi Hernanda ; 120220220

Perencanaan Wilayah dan Kota


Jurusan Teknik Infrastruktur dan Kewilayahan
Institut Teknologi Sumatera
Lampung Selatan
A. Latar Belakang
Peremajaan kota adalah sebuah proses yang terjadi di seluruh kota yang sedang
berkembang. Kota bagaikan sebuah tubuh yang menyerap sumber daya dan juga membuang
sisa-sisa sampah yang sudah tidak dipakai lagi. Kota mengalami berbagai macam masalah
dalam proses peremajaan yang bersifat kompleks dan rawan untuk terjadi pada diri sendiri.
Peremajaan kota bertujuan untuk menata kembali kawasan perkotaan demi meningkatkan nilai
lahan, pembangunan infrastruktur yang lebih memadai, dan juga membangun pola perilaku
masyarakat yang sesuai dengan kondisi yang dihadapi di kota. Peremajaan kota merupakan
langkah yang terjadi sebagai kebutuhan kota dalam berkembang serta memiliki sifat yang
berkelanjutan.
Jepang adalah salah satu negara yang berkembang dengan cepat pasca perang dunia
dua. Perkembangan yang pesat ini membuat pertumbuhan kota juga mengalami peningkatan
dalam pembangunan infrastruktur penunjang kota. Fukushima adalah prefektur yang berada di
administrasi wilayah Tohoku, Pulau Honshu, Jepang dengan posisi paling selatan dari wilayah
Tohoku dan dekat dengan Tokyo. Pada tahun 2011 terjadi bencana gempa bumi dan tsunami
yang mengakibatkan bencana nuklir Fukushima Daiichi yaitu bencana nuklir yang memberikan
kerusakan yang besar pada prefektur Fukushima. Gempa yang berkekuatan 9,0 skala ricter
terjadi di lepas pantai dekat dengan Fukushima yaitu prefektur Miyagi menimbulkan kerusakan
pada infrastruktur bangunan dan juga mengakibatkan tsunami yang datang menuju pantar timur
prefektur sehingga menimbulkan hilangnya banyak korban jiwa.
Akibat gempa bumi dan tsunami yang menerjang Fukushima membuat Pembangkit
Listrik Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi di Okuma meledak dan mengalami kehancuran
signifikan di prefektur membuat pemerintah Jepang melakukan evakuasi besar-besaran
penduduk yang berada di Fukushima dan juga sekitarnya. Kerusakan PLTN Fukushima Daiichi
tersebut membuat wilayah prefektur Fukushima tidak aman untuk ditinggali.
B. Tujuan Peremajaan Kota
Kerusakan yang melanda Fukushima akibat ketiga bencana yang terjadi pada saat yang
beruntun membuat Prefektur Fukushima mengalami kerugian besar selain dari banyaknya
korban jiwa namun, juga dengan lingkungan hidup yang tidak ramah huni untuk penduduk.
Pada tahun 2012 terdapat sekitar 160,000 penduduk yang dievakuasi dari Fukushima. Dengan
ini, pemerintah Jepang berupaya untuk merevitalisasi prefektur Fukushima yang berada dekat
dengan reaktor nuklir untuk mengambalikan fungsi kota Fukushima.
Umumnya revitalisasi kota setelah mengalami suatu bencana akan merestorasi fasilitas
sarana, prasarana, dan ultilitas dasar untuk bisa digunakan kembali tetapi, pada situasi seperti
ini tidak bisa hanya memperbaiki infrastruktur dasar tapi juga diperlukan transformasi yang
berpengaruh dalam ranah sosial budaya, politik, dan ekonomi. Diperlukannya juga pemulihan
setelah bencana seperti program keberlanjutan lingkungan untuk menghindari risiko perusakan
lingkungan akibat aktivitas kota kedepannya.
Pemerintah Jepang menetapkan program bernama Fukushima Revitalization Policy
untuk mengembalikan fungsi kota Fukushima yang terdampak bencana ini dengan
memprioritaskan pencegahan radiasi di Fukushima.
C. Gambaran Umum
Fukushima merupakan prefektur yang memiliki luas 13,783,90 km2 dengan populasi
sebanyak 1.848.257 jiwa yang memiliki kepadatan 134/km2. Fukushima memiliki 13 distrik
dan 59 munisipalitas dan ibu kota berlokasi di Kota Fukushima. Fukushima terletak di paling
selatan dari wilayah Tohoku dan dekat dengan ibukota negara Jepang yaitu Tokyo. Fukushima
berada di pinggir dari Jepang sehingga sebagian dari prefekturnya memiliki pesisir yang
digunakan sebagai pusat perikanan dan industri pengolahan komoditas laut.

Gambar 3.1 (Peta Administrasi Prefektur Fukushima, Jepang)

Fukushima menjadi prefektur terbesar ketiga di Jepang yang menjadi prefektur yang
berfokus di kegiatan industri dan juga pertanian secara tercampur. Selain itu Fukushima juga
fokus di industri listrik yaitu dengan memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir yaitu
Fukushima Daiichi di Kota Okuma yang berada dekat dengan laut.
D. Proses Peremajaan Kota
Ketika terjadinya ketiga bencana beruntun yang melanda Fukushima yang membuat
Kecelakaan pada reaktor PLTN Fukushima Daiichi, pemerintah Jepang melakukan tindakan
pemulihan kota dengan memprioritaskan pengevakuasian penduduk yang menetap di
Fukushima untuk menyelamatkan yang berada dekat dengan reaktor Fukushima. Jarak yang
ditentukan dalam evakuasi radiasi penduduk didasarkan pada bahaya akan radiasi yang
memberikan dampak perusakan lingkungan dan juga membahayakan masyarakat.
Dalam menangani masalah ini pemerintah Jepang membuat Fukushima Revitalization
Station yang menerapkan program yaitu Fukushima Revitalization Policy yang bertujuan
rekonstruksi dan pemulihan prefektur Fukushima. Selain revitalisasi dan pemulihan kebijakan
ini juga melakukan pengembangan wilayah berkelanjutan untuk kedepannya dalam
menanggulangi masalah lingkungan.
Program tersebut melakukan berbagai macam tindakan dalam berbagai macam aspek
perencanaan yang mengutamakan lingkungan, infrastrukur, dan kependudukan. Pemerintah
melakukan pemantauan radiasi di prefektur serta menetapkan zona evakuasi penduduk. Zona
evakuasi ditetapkan dengan radius 20 km sekitar dari Fukushima Daiichi serta menambah dari
kota-kota disekitarnya yang terdampak secara langsung dari angin radiasi.

Gambar 4.1 (Peta Radius Evakuasi Radiasi PLTN Fukushima Daiichi)

Penetapan zona evakuasi ini berdampak pada tempat tinggal penduduk sekitar
Fukushima Daiichi. Banyak penduduk yang berpindah dalam skala besar secara mendadak
membuat ketidakstabilannya ekonomi para penduduk dan juga prefektur sehingga mengurangi
kesejahteraan masyarakat. Setidaknya sebanyak 160,000 penduduk yang berevakuasi dari
lokasi zona tersebut.
Selain dari pengevakuasian dan pemantauan radiasi lingkungan. Pemerintah Jepang
juga menyusun rencana dalam penggunaan energi terbaharukan. Tindakan ini sebagai langkah
preventif akan kecelakaan serupa terjadi. Program ini melakukan perencanaan dalam
menggunakan energi terbarukan yang mengutamakan energi surya dan juga angin sebagai
alternatif dari energi nuklir untuk memenuhi kebutuhan energi Fukushima.
Hasil Peremajaan Kota
Berbagai macam upaya dilakukan oleh pemerintah Jepang dalam menanggulangi
bencana yang melanda Fukushima. Program revitalisasi yang dilaksanakan bertindak sebagai
proses pembangunan ulang serta alih fungsi penggunaan energi yang digunakan. Pada saat ini,
prefektur Fukushima telah pulih dari bencana yang dihadapi walaupun tidak sepenuhnya
selesai akibat masih terdapat masalah pada radiasi yang belum sempurna menghilang dari
wilayah zona terdampak.
Saat ini Jepang memfokuskan penggunaan listrik yang berasal dari energi terbarukan
terutama energi surya yang terbuktikan dengan peningkatan instalasi pembangkit listrik tenaga
surya dibandingkan dengan negara-negara lain. Dalam transisi penggunaan sumber energi
listrik ini, Fukushima bertindak sebagai pemimpin dalam pembangunan infrastruktur energi
terbarukan. Salah satu lembaga yang bertindak sebagai penggerak penggunaan infrastruktur
listrik terbarukan adalah Institue for Sustainable Energy Policies (ISEP) yang mengupayakan
perubahan paradigma penggunaan listrik dari energi nuklir menjadi energi ramah lingkungan.
ISEP mendukung kebijakan Fukushima dalam mengembangkan teknologi infrastruktur energi
terbarukan.
Industri-industri di Fukushima dan seluruh Jepang didorong untuk menginvestasi
dalam penggunaan energi terbarukan khususnya wilayah yang terdampak triple disaster. Pada
saat ini banyak dilakukannya proyek pembangunan energi surya di seluruh Jepang sebagai
tindakan antisipasi akan potensi bencana selanjutnya.
Program Revitalisasi Fukushima dapat dikatakan mencapai berbagai macam tujuan
yang mengutamakan keselamatan penduduk secara berkelanjutan. Pergerakan paradigma
penggunaan listrik hingga pengembangan infrastruktur ramah lingkungan dilakukan demi
memastikan perkembangan kota secara berkelanjutan.
Kota Fukushima mengalami banyak perubahan akibat bencana yang dihadapi dalam
berbagai macam perkembangan dan pembangunan kota. Fukushima yang sebelumnya
mengandalkan penggunaan energi nuklir menjadi salah satu prefektur yang mengutamakan
penggunaan energi terbarukan. Fukushima juga menjadi fokus dalam pencegahan bencana
dengan melakukan perencanaan secara berkelanjutan agar mengantisipasi permasalahan yang
dapat timbul dari faktor yang tidak dapat diprediksi seperti bencana alam.
DAFTAR PUSTAKA

Director General. (2015). The Fukushima Daiichi Accident . International Atomic Energy
Agency.
National Diet of Japan Fukushima Nuclear Accident Independent Investigation Commission.
(2012). The Fukushima Daiichi Accident Report. Japan.
Samidjo, & Jacobus. (2014). Peremajaan Kota Sebagai ALternatif Upaya Perlindungan
Lingkungan Perkotaan Berkelanjutan.
Schreurs, M. A. (2021). International Journal of Disaster Risk Reduction. Reconstruction and
revitalization in Fukushima a decade after the “triple disaster” struck: Striving for
sustainability and a new future vision.
Singgih, D. (2015). Dampak Kecelakaan Pembangkit Tenaga Nuklir Fukushima Daiichi
Terhadap Keamanan Lingkungan dan Ekonomi Di Jepang.

Anda mungkin juga menyukai