ABSTRAK
PENDAHULUAN
Sebagai negara yang kerab dilanda gempa bumi dan tsunami, pemerintah
negeri sakura ini harus mencoba bersahabat dengan bencana tersebut. Terlebih
lagi dengan garis pantai sepanjang 29.751 kilometer, pemerintah Jepang
mengalokasikan anggaran darurat sebesar 4 triliun yen atau sekitar US$ 48,8
miliar untuk penanggulanan bencana di pesisir timur pantai Jepang. Mitigasi
struktural dengan membangun infrastruktur berupa seawall, tsunami gates, dan
hutal kontrol ini difokuskan pada kawasan pesisir timur kepulauan Jepang yang
rentan, seperti tsunami gates di Fudai dan seawall di Taro.
PEMBAHASAN
Pesisir pantai timur Jepang memiliki risiko bencana gempa bumi dan
tsunami yang tinggi, sehingga pemerintah Jepang menginvestasikan dana untuk
membangun infrastruktur dalam mitigasi bencana. Salah satu contoh
implementasi mitigasi bencana struktural tersebut adalah dengan membangun
seawall, tsunami gates, evaviation building dan breakwater di beberapa lokasi
sepanjang pantai timur Jepang, misalkan seawall di Taro dan tsunami gate di
Fudai.
Desa Fudai terletak di sepanjang sungai Fudai dan pernah dilanda tsunami
pada tahun 1896, dimana air limpasan masuk melalui sungai Fudai dan meluluh
lantakan desa Fudai. Sehingga pada 1967, pemerintah Jepang melakukan
pembangunan tsunami gates di belakang pelabuhan nelayan di mulut sungai
Fudai setinggi 15,5 meter untuk memperkecil dampak tsunami. Hal ini
mempertimbangkan kondisi topografi Fudai yang dikelilingi oleh tebing tinggi
dengan bukaan sempit ke arah laut, hingga pada akhirnya tsunami gates ini
dinilai tepat untuk dibangun. Tsunami gate di Fudai juga digunakan untuk
mengalirkan air dari sungai ke teluk kecil.
Sumber:
PENUTUP
Memanfaatkan alam
DAFTAR PUSTAKA
Oskin, Becky. 2017. Japan Earthquake & Tsunami of 2011: Fact and Information.
https://www.livescience.com/39110-japan-2011-earthquake-tsunami-
facts.html