Anda di halaman 1dari 9

“ANALISIS PENERIMAAN RETRIBUSI TERMINAL TERHADAP

PENDAPATAN ASLI DAERAH DI KOTA AMBON”

OUTLINE

NAMA : EKRON RUPISIAY


PRODI : ILMU EKONOMI ( AKUNTANSI)

PASCASARJANA ILMU EKONOMI

UNIVERSITAS PATIMURA

AMBON 2022
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang masalah

Masa pemerintah orde baru, pemerintah Indonesia menerapkan sistem

pemerintahan yang bersifat sentralik yaitu sistem penyelenggaraan pemerintahan

sepenuhnya di atur oleh pemerintah pusat. Hal ini menyebabkan pembangunan

daerah-daerah di Indonesia lebih didominasi oleh pemerintah pusat sehingga terjadilah

ketimpangan pembangunan antara pusat dan daerah. Oleh karena itu, daerah-

daerah di Indonesia menuntut diberlakukannya otonomi daerah yang memberikan

kewenangan kepada daerah untuk mengatur dan mengurus kepentingan,

kebutuhan dan aspirasi masyarakatnya. Dengan demikian, daerah secara bertahap

akan berupaya untuk mandiri dan melepaskan diri dari ketergantungan kepada

pemerintah pusat. Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan

pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya

pertambahan penduduk disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur

ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu Negara

(Permana 2014 : 1).

Otonomi daerah merupakan bagian dari penyelenggaraan Pemerintahan

Negara Kesatuan Republik Indonesia. Pemberian otonomi yang luas kepada

pemerintah daerah diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan

masyarakat melalui peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta

masyarakat. Prinsip-prinsip otonomi daerah harus dipenuhi oleh pemerintah


daerah, yaitu demokratisasi, transparansi, akuntabilitas publik dan partisipasi

masyarakat.Artinya, pemerintah daerah diberikan kewenangan secara luas, nyata,

bertanggung jawab dan proporsional dalam mengatur, membagi dan

memanfaatkan sumber daya nasional serta perimbangan keuangan pusat dan

daerah. Otonomi daerah menuntut kemandirian daerah diberbagai bidang,

ternasuk kemandirian dalam mendanai pelaksanaan pembangunan di daerahnya.

Sejak diberlakukannya otonomi daerah di Indonesia, yaitu mulai tanggal 1 Januari

2001, daerah dipacu untuk dapat berkreasi mencari sumber penerimaan daerah

yang dapat mendukung pembiayaan pengeluaran daerah. Ciri utama yang

menunjukan suatu daerah otonom terletak pada kemampuan keuangan daerah

(Pamungkas 2010 : 2 ).

Pemerintah daerah dalam menyelenggarakan rumah tangganya sendiri,

memerlukan dana yang tidak sedikit. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus

mengoptimalkana sumber-sumber penerimaan daerah dalam era otonomi

daerah.Berdasarkan UU No. 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan

antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, sumber penerimaan daerah

terdiri dari berikut ini:

1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

2. Dana Perimbangan

3. Dan lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.


Sumber PAD menurut UU No. 33 Tahun 2004 Pasal 6 ayat (1) adalah sebagai

berikut.

1. Pajak Daerah

2. Retribusi Daerah

3. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan

4. Lain-Lain Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang sah.

Berdasarkan Sumber-sumber penerimaan daerah tersebut di atas, haruslah

dapat dimanfaatkan oleh daerah dan komponen yang ada tersebut supaya terus

dapat dikembangkan agar kontribusinya maksimal, baik yang berasal dari pajak

daerah, retribusi atau potensi lain yang dapat digali lebih baik. Komponen yang

mendukung Pendapatan Asli Daerah itu yang dapat digunakan untuk membiayai

kebutuhan rumah tangganya sendiri sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

Retribusi daerah merupakan salah satu bagian dari Pendapatan Asli Daerah (PAD)

yang memiliki potensi tersebut setelah pajak, dimana pemungutan retribusi

dibayar langsung oleh mereka yang menikmati suatu layanan, dan biasa

dimaksudkan untuk menutup sebagian atau seluruhnya. Salah satu pungutan

retribusi daerah adalah pungutan terhadap pelayanan terminal, yaitu pembayaran

atas pelayanan penyediaan tempat parkir untuk kendaraan penumpang dan bus

umum, tempat kegiatan usaha, fasilitas lainnya di lingkungan terminal yang

dimiliki dan atau dikelola oleh Pemerintah Daerah setempat (Syamsi 1994:190).
Efektivitas penerimaan retribusi terminal dilakukan untuk meningkatkan

pendapatan asli daerah. Faktor-faktor yang mempengaruhi penerimaan retribusi

terminal yaitu subjek dan objek pasar, tarif retribusi, sistem pemungutan retribusi,

kebijakan pemerintah, dan aparat pelaksanaan retribusi terminal. Peran lebih dari

pemerintah dalam meningkatkan retribusi terminal harus ditingkatkan agar kinerja

pemungutan retribusi berjalan efektif. Upaya yang harus dilakukan pemerintah

yaitu mengawasi kegiatan pemungutan retribusi terminal agar tidak ada

kecurangan oleh pihak pemungut sehingga akan menurunkan penerimaan retribusi

terminal. Selain itu kesadaran dari sopir angkot juga harus diperhatikan dalam

membayar retribusi terminal agar peningkatan retribusi terminal sesuai dengan

apa yang diharapkan. Peningkatan penerimaan retribusi terminl harus didukung

melalui upaya perbaikan struktur dan sistem yang baik guna peningkatan

efektivitas pemungutan. Jika realisasi penerimaan retribusi terminal semakin besar

maka semakin mendekati target yang ditetapkan, maka hal tersebut menunjukkan

efektivitasnya semakin besar. Jika efektivitas dapat tercapai diharapkan dapat

memberikan kontribusi untuk peningkaan Pendapatan Asli Daerah (Abdul halim

2010:49).

Pemerintah Kota Ambon terus berusaha meningkatkan kesejahteraan

masyarakat dengan meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) melaui

Penerimaan Retribusi Daerah. Salah satu retribusi daerah yang memiliki potensi

dalam meningkatakan Pendapatan Asli Daerah yaitu retribusi terminal. Di Kota

Ambon Retribusi Terminal merupakan sumber penerimaan yang potensial dalam

retribusi daerah dan apabila dikelola secara Efektif maka akan memberikan
Kontribusi yang baik dalam mendorong kenaikan PAD. Dimana Terminal

merupakan pusat ekonomi di Kota Ambon, maka mobilitas penduduk dirasa

sangat penting dalam aktivitas kegiatan ekonomi penduduknya. Pengukuran

pendapatan dari adanya mobilitas tersebut dapat di ukur melalui Penerimaan

Retribusi Terminal.

Dari data yang sudah ada terlihat bahwa realisasi penerimaan retribusi

terminal cenderung lebih besar dari target yang telah direncanakan kecuali pada

tahun anggaran 2014-2016 hal itu disebabkan karena pada tahun tersebut sistem

pemungutan retribusi terminal masih menggunakan manual, sehingga banyak

retribusi yang tak tertagih Perkembangan penerimaan retribusi terminal selama

lima tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1.1
Penerimaan Retribusi Terminal Kota Ambon Tahun 2014-2018

Tahun Target Realisasi

2014 3.506.640.000 2.126.316.000

2015 2.707.500.000 1.904.432.000

2016 2.100.000.000 1.977.226.000

2017 2.317.870.000 2.468.123.000

2018 2.316.200.000 2.481.287.000

Sumber: Dinas Perhubungan Kota Ambon


Penelitian ini merupakan replikasi dan pengembangan dari penelitian

Maradesa, Morosa, dan Mawikere (2016) yang berjudul “ Analisis Efektivitas

Retribusi Terminal terhadap Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Kepulauan

Talaud ”. Adapun perbedaan penelitian ini dengan penelitian Maradesa, Morosa,

dan Mawikere (2016) terletak pada penggunaan variabel independen, dimana

peneliti terdahulu cuma menggunakan satu variabel independen yaitu efektivitas,

sementara penelitian ini menambah satu variabel independen yaitu penerimaan

retribusi dengan alasan peneliti ingin mengukur tingkat penerimaan retribusi

terminal dari periode 2014 sampai dengan 2018 mengalami pertumbuhan secara

positif ataukah negatif. Variabel penerimaan retribusi pernah di teliti oleh Pelealu

dan Manossoh (2016) yang berjudul” analisis penerimaan retribusi terminal pada

dinas perhubungan kota Bitung”.

Berdasarkan latar belakang dan pemikiran masalah tersebut, maka peneliti

tertarik melakukan penelitian dengan judul “Analisis Penerimaan Retribusi

Terminal terhadap Pendapatan Asli Daerah di Kota Ambon ”.


1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang diuraikan tersebut di atas, maka

penulis mempunyai beberapa rumusan masalah yang dapat dijadikan sebagai

bahan pembahasan dalam penulisan proposal, skripsi ini yaitu:

a. Bagaimana Pertumbuhan Penerimaan Retribusi Terminal di Kota Ambon

dari Tahun 2014 sampai dengan 2018?

b. Bagaimana Efektivitas Penerimaan Retribusi Terminal di Kota Ambon

dari Tahun 2014 sampai dengan tahun 2018?

c. Seberapa besar Kontribusi Retribusi Terminal terhadap Pendapatan Asli

Daerah di Kota Ambon dari Tahun 2014 sampai dengan tahun 2018?

1.3. Tujuan penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan di atas, maka tujuan

penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pertumbuhan penerimaan retribusi terminal di Kota

Ambon dari Tahun 2014 sampai dengan 2018

b. Untuk mengetahui Efektivitas Penerimaan Retribusi Terminal di Kota

Ambon.

c. Untuk mengetahui seberapa besar Kontribusi Retribusi Terminal terhadap

Pendapatan Asli Daerah di Kota Ambon.


1.4. Manfaat penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

pemikiran terutama:

a. Memberikan masukan bagi pemerintah Kota Ambon sebagai bahan

pengambilan kebijakan dalam pengelolaan retribusi terminal.

b. Secara akademis penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi bahan

tambahan referensi bagi para peneliti selanjutnya yang berminat untuk

melakukan penelitian serupa, khususnya terkait Retribusi Terminal.

Anda mungkin juga menyukai