TUGAS 2
tercantum dalam Pembukaan UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dalam bentuk
visi,
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (disingkat RPJP Nasional), adalah dokumen
perencanaan pembangunan nasional untuk periode 20 (dua puluh) tahun. RPJP Nasional
untuk
tahun 2005 sampai dengan 2025 diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007.
penyelenggaraan negara
RPJMN merupakan penjabaran dari visi, misi dan program Presiden yang penyusunannya
berpedoman pada RPJPN, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum,
secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja yang berupa kerangka
RPJM tersebut kemudian dijabarkan ke dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) setiap
tahunnya.
(5) menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.Koordinasi perencanaan pembangunan dilakukan melalui musyawarah
perencanaan pembangunan (musrembang) yang dilaksanakan menurut jenjang pemerintahan
mulai dari tingkat desa, tingkat kecamatan, tingkat kabupaten/kota, tingkat propinsi dan
tingkat nasional. Contoh, Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang mempunyai tugas dan
fungsi di bidang pembangunan jalan di daerah Kabupaten adalah Dinas Pekerjaan Umum
Dan Tata Ruang. namun perencanan pembangunan jalan kabupaten tersebut disusun dan
dikoordinasikan oleh Bappeda Kabupaten sebagai SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi
menyusun dan mengkoordinasikan perencanaan pembangunan daerah kabupaten. Oleh
karena itu dalam pembangunan jalan kabupaten harus ada koordinasi antara SKPD yang
mempunyai tugas dan fungsi perencanaan pembangunan daerah kabupaten (Bappeda)
dengan SKPD yang mempunyai tugas dan fungsi pelaksanaan pembangunan jalan (Dinas
Pekerjaan Umum Dan Tata Ruang atau yang disebut dengan nama lainnya Dinas PUTR) di
daerah kabupaten, guna terciptanya sinkronisasi antara rencana pembangunan yang
ditetapkan dengan pelaksanaannya.
(2). Tanpa mengurangi kewenangan pejabat-pejabat termasuk pada ayat (1), pejabat-pejabat
dari aparat pengawas lainnya yang berhak berdasarkan peraturan perundang-undarigan yang
berlaku, dengan persetujuan Kepala Daerah melakukan pengawasan dan pemeriksaan atas
keuangan daerah.
(3) Kepala Daerah wajib memberikan izin kepada pejabat-pejabat pengawasan sebagaimana
dimaksudkan pada ayat (2) tersebut di atas dan mengadakan kordinasi atas aktivitas
pcngawas-pengawas tersebut baik mengenai jadwal waktu pemeriksaan maupun sasaran.