Disusun oleh :
Kelompok 4
Yuniva Sriandini 4121901095
Aisyah Rahmatika 4121901102
Merissa Rahmadhani 4121901104
Age Dirgantini Sanni 4121901116
Yora Shaki Anwar 4121901121
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Aktivitas Proses Operasi Dalam Perusahaan..........................................1
1.2 Pentingnya Pengelolaan Proses Operasi Bagi Perusahaan......................1
1.3 Mengapa Diperlukan Strategi Dalam Mengelola Proses Operasi
Pada Perusahaan......................................................................................4
1.4 Alasan Memilih Studi Kasus...................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................8
2.1 Definisi Manajemen Operasi...................................................................8
2.2 Strategi Dalam Proses Operasi................................................................10
2.3 Konsep Peramalan...................................................................................12
2.4 Konsep Perencanaan Kapasitas Dan Aggregate.....................................18
2.5 Konsep Material Requirement Planning (MRP).....................................19
BAB III STUDI KASUS.....................................................................................21
3.1 Pengenalan Perusahaan...........................................................................21
3.2 Alur Proses Operasi Perusahaan.............................................................23
3.3 Strategi Operasi Perusahaan....................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................25
i
BAB I
PENDAHULUAN
1
perencanaan strategi untuk pemasaran, keuangan, dan manajemen umum.
Menurut (Sumayang, 2003) strategi operasi sebagai bayangan atau visi dari
fungsi operasi, yaitu perangkat pendorong atau penentu arah untuk
pengambilan keputusan. Mengelola kegiatan operasi dapat diartika sebagai
optimalisasi sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Pengelolaan
sumber daya ini sangat bertujuan untuk memberikan manfaat seluas-luasnya,
agar tujuad tersebut tercapai dengan menggunakan konsepe efektif,efisiesn,
dan produktif.
Dalam pernyataan (Skinner,1996) menegaskan bahwa:
1. Proses operasi harus berhubungan penuh dengan strategi bisnis
2. Strategi operasi dan keputusan harus diisi secara penuh kebutuhan dari
bisnis dan harus menambah keunggulan bersaing bagi perusahaan, semua
fungsi dari perusahaan harus berkoordinasi dengan baik untuk mendukung
perusahaan
3. Dibutuhkannya koordinasi antar fungsi dari keputusan yang dibuat oleh
perusahaan untuk memfasilitasi strategi operasi yang dikembangkan
dengan tim secara keseluruhan.
2
manajemen terhadap kualitas, sumberdaya manusia, inestasi/ modal serta
teknologi untuk menentukan biaya dasar perusahaan.
4. Lokasi adalah strategi yang yang berhubungan dengan tempat yang akan
ditempati yang memiliki kiteria seperti kedekatan dengan konsumen, dekat
dengan bahan baku maupun dekat dengan pemasok, namun juga harus
mempertimbangkan mengenai biaya, infrastruktur, logistic maupun
pemerintah.
5. Desain tata letak atau strategi tata ruang yaitu penyelarasan antara
kapasitas, teknologi, jumlah karyawan, dan jumlah persediaan yang
dibutuhkan terhadap tata letak ruang yang dipakai agar mencapai tujuan
informasi, biaya, dan orang dalam arus yang lancar.
6. Sumber daya manusia dan system kerja adalah strategi dalam
melaksanakan perekrutan calon tenaga kerja, memberikan motivasi, dan
mempertahan mereka yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
7. Manajemen rantai pasokan adalah penentuan rantai pasok kedalam
manajemen perusahaan termasuk kedalam keputusan-keputusan yang
menentukan barang apa yang harus dibeli dari siapa dan dengan syarat
yang seperti apa.
8. Perawatan adalah pemeliharaan yang dilakukan kepada kapasitas fasilitas,
pemintaan produksi, kebutuhan karyawan yang dapat diandalkan untuk
menjaga setiap proses produksi.
9. Penjadwalan jangka pendek dan menengah adalah penentuan dalam
penerapan jadwal jangka waktu baik menengah maupun pendek dan
penggunaan tenaga kerja yang efektif dan efisien untuk memenuhi
permintaan konsumen.
10. Manajemen persediaan adalah penentuan keputusan mengenai pemesanan
dan penyimpanan persediaan dan sekaligus bagaimana cara pengoptimalan
kapabilitas dari pemasok dan kapan persediaan tersebut akan diproduksi.
3
fungsi operasi keputusan manajemen dibagi dalam keputusan strategic (jangka
panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan kepetusan perencanaan
serta pengendalian operasi (jangka pendek). Keputusan manajemen operasi
pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau organisasi
jangka panjang. Keputusan ini harus seiring dengan strategi korporasi.
Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau
merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah
dan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan
material dan tenaga kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan
perencanaan dan pengendalian operasi jangka pendek mencakup rencana kerja
harian atau mingguan, prioritas penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang
melaksanakan kegiatan operasi tersebut.
4
jadwal pengiriman atau penyampaian. Operasi juga berinteraksi dengan
pemasok untuk memesan bahan baku, berkomunikasi mengenai kebutuhan
bahan, mengadakan negosiasi, menjamin kualitas produk, dan finalisasi
spesifikasi perancangan. Menurut Olsen dan Eadi (1982), diperlukannya
memahami proses perumusan strategi dapat diklasifikasikan dalam lima
kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pernyataan misi dan tujuan
2. Analisis scanning lingkungan
3. Profil internal dan audit sumber daya
4. Perumusan,evaluasi,pemilihan strategi
5. Implementasi dan pengadilan rencana strategis
5
strategi operasi untuk meningkatnya persaingan produk luar negeri, nilai kurs
mata uang, dan perubahan permintaan tenga kerja. Dalah hal internal juga
dapat mempengaruhi strategi operasi melalui ketersediaan sumber daya,
beradaan kultur organisasi, keahlian dan kemampuan tenaga kerja, lokasi dan
fasilitas, bentuk sistem pengendalian dan sebagainya. Karena strategi operasi
mencoba untuk mengatasi kelemahan dan mengembangkan perusahaan
dengan kekuatan yang ada.
6
1.4 Alasan Memilih Studi Kasus
Di Negara berkembang khusunya Indonesia terdapat beberapa daerah
yang dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan industri dengan berbasis industri
pengolahan, baik itu padat karya maupun padat modal. Contoh daerah yang
menjadi sasaran kawasan industri di wilayah pesisir yang dikembangkan oleh
pemerintah adalah kota Batam. Saat ini kota Batam merupakan pulau yang
terus berkembang dan dapat disaksikan bahwa kegiatan industri,
perdagangan, perkapalan dan pariwisata sedang digencarkan di kota ini. Kota
Batam pada awalnya dijadikan sebagai salah satu kota industri yang mampu
menopang seluruh kegiatan industri yang ada di Provinsi Kepulauan Riau dan
memiliki jaringan distribusi yang baik dan saat ini bisa dilihat bahwa setiap
pengembangan wilayah pesisir di Kota Batam lebih dari 50% dikembangkan
untuk kegiatan industri dan hal inilah yang menjadikan pembangunan di Kota
Batam berjalan lebih cepat untuk mendukung adanya kawasan industri
tersebut.
Sehubungan dengan banyaknya kawasan industri di Kota Batam yang
didukung oleh adanya kebijakan Zona Ekonomi Eksklusif dan sumbangsih
sektor industri terhadap perkembangan PDRB, maka hal ini tentunya akan
mengakibatkan adanya perubahan terhadap pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor industri dan adanya local multiplier effect yang berupa
proses pembangunan fasilitas di wilayah industri yang juga memicu
terjadinya pertumbuhan ekonomi sekitar wilayah tersebut. Adanya kegiatan
industri mengakibatkan peningkatan ekonomi di sekitar lokasi tersebut dan
efek-efek lain yang ditimbulkan, seperti akan tercipta juga titik-titik ekonomi
baru.
Salah satu perusahaan yang menciptakan tititk-titik ekonomi baru
pada kota Batam, adalah Flextronics International Ltd (Flextronics) yang
mana perusahaan tersebut perusahaan yang begerak dibidalng manufaktur
yang menyediakan layanan jaringan suplai pendukung termasuk pengepakan
dan transportasi seluruh dunia. Perusahaan ini juga bergerak dalam sector
perakitan computer, konsumen, industry, otomotif, dan medis. Perusahaan ini
7
banyak mengambil para tenaga kerja di Kota Batam, yang diharapkan dengan
mengambil tenaga kerja di kota batam dapat menghindari dari pengangguran,
serta dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di kota Batam.
8
BAB II
KAJIAN TEORI
9
tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Dapat dilihat dari pengertian
ini bahwa manajemen operasional itu mencakup seluruh aspek kegiatan yang
akan dilakukan oleh suatu usaha. Mulai dari penggunaan sumber-sumber
daya kemudian masuk ke tahap pemrosesan hingga sampai dapat
menghasilkan suatu produk baik itu berupa barang jadi maupun jasa. Semua
hal itu tentunya harus diperhatikan dan diawasi oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab di bagian itu, agar dapat memastikan bahwa tidak ada hal
yang dapat menghambat proses operasional.
10
proses, metode, sumber-sumber daya operasi produksi, kualitas biaya,
lamanya waktu layanan pelanggan atau lead-times dan skeduling.
11
imbalan yang diperoleh dari dapat diterimanya hail organisasi oleh
pelanggan. Hal ini adalah hasil dari pengidentifikasian misi yang menekankan
pada pemberian kepuasan atas kebutuhan dan keinginan pelanggan.
12
kemampuan menguasai teknik dan metode secara benar. Ketepatan dalam
melakukan peramalan akan menunjang perencanaan yang ditetapkan.
2.3.2 Tipe Peramalan
Jey Heizer dan Barry Render (2015 : 115) diterjemah oleh Hendra
Kurnia, Ratna Saraswati dan David Wijaya dapat dikutip bahwa raganisasi
menggunakan 3 (tiga) tipe peramalan utama dalam merencanakan operasional
untuk masa datang, adalah sebagai berikut :
1. Peramalan Ekonomi (economic forecasting) menanggani siklus bisnis
dengan memprediksi tingkat inflasi, uang yang beredar, mulai
pembangunan perumahan, dan indicator perencanaan lainnya.
2. Peramalan Teknologi (technological forecast) berkaitan dengan tingkat
perkembangan teknologi, di mana dapat menghasilkan terciptanya
produk baru yang lebih menarik, yang memerlukan pabrik dan
perlengkapan yang baru.
3. Peramalam Permintaan (demand forecasting) adalah proyeksi atas
permintaan untuk produk atas permintaan untuk produk atau jasa dari
perusahaan. Peramalan mendorong keputusan sehingga para manajer
memerlukan informasi dengan segera dan akurat mengenai permintaan
yang sesungguhnya. Mereka memerlukan peramalan yang didorong oleh
permintaan, di mana fokus perhatian pada pengidentifikasi dan pelacakan
keinginan konsumen dengan sangat cepat.
2.3.3 Unsur Peramalan
Peramalan juga mempunyai beberapa unsur-unsurnya berdasarkan
pendapat William J. Stevenson (2014:78) diterjemahkan oleh Diana Angelica,
David Wijaya, dan Hirson Kurnia peramalan yang baik diharuskan dapat
memenuhi persyaratan berikut :
1. Ramalan harus tepat waktu. Biasanya dibutuhkan sejumlah waktu
tertentu agar dapat merespon informasi yang terkandung dalam ramalan.
2. Ramalan harus akurat dan tingkat keakuratannya harus dinyatakan. Hal
ini akan memungkinkan penggunaanya merencanakan kesalahan yang
13
dapat terjadi dan menyediakan dasar untuk membandingkan alternative
ramalan.
3. Ramalan harus dapat diandalkan dan harus berfungsi terus menerus.
Teknik yang terkadang menyedikan ramalan yang bagus dan terkadang
menyediakan ramalan yang tidak bagus akan membuat penggunanya
gelisah.
4. Ramalan harus dinyatakan dalam unit yang bermakna. Perencanaan
keuangan perlu mengetahui berapa banyak dolar yang dibutuhkan,
perencanaan produksi perlu mengetahui berapa banyak unit yang
dibutuhkan, serta penyusunan jadwal perlu mengetahui mesin dan
keterampilan apa yng akan diperlukan.
5. Ramalan harus dilakukan secara tertulis. Ramalan secara tertulis akan
memberikan dasar yang objektif untuk segera mengevaluasi ramalan
setelah data aktual telah ada.
6. Teknik peramalan harus sederhana untuk dipahami dan digunakan.
Pengguna peramalan sering terjadi ketidak percaya atau kurang percaya
dengan peramalan yang berdasarkan pada teknik canggih. Karena tidak
memahami situasi yang sesuai untuk teknik tersebut atau keterbatasan
dari teknik tersebut.
7. Ramalan harus memiliki biaya yang lebih rendah dan manfaatnya lebih
banyak dari biaya.
2.3.4 Metode Peramalan
a. Metode Analisis Peramalan Kualitatif
Menurut Jey Heizer dan Barry Render (2015 : 118), yang
diterjemahkan oleh Hendra Kurnia, Ratna Saraswati dan David
Wijaya dapat mempertimbangkan 4 teknik dalam peramalan
kualitatif yang berbeda, antara lain :
1. Opini dari dewan eksekutif (jury of exececutive opinion),
merupakan peramalan dari pendapat sekumpulan manajer yang
dikombinasikan dengan model statistik, dikumpulkan untuk
memperoleh sekumpulan estimasi permintaan.
14
2. Metode Delphi (Delphi Methode), yaitu diperoleh dari pakar
pada bidang berbeda yang sedang diramal. Terdapat tiga jenis
pertisipan yang berbeda dalam metode Delphi yaitu : pengambilan
keputusan, staf personalia, dan para responden. Pengambilan
keputusan biasanya terdiri atas satu grup yang berisi 5 hingga 10
orang ahli yang akan membuat peramalan yang actual. Kelompok
ini memberikan input bagi pengambilan keputusan sebelum
ramalan dibuat.
3. Gabungan karyawan bagi penjualan (sales force composite),
Peramalan dari tenaga penjualan dengan memperkirakan berapa
penjualan yang bisa ia lakukan dalam wilayahnya. Dalam
pendekatan ini, masing-masing karyawan bagian penjualan
mengestimasikan penjualan apa yang ada di dalam kawasan
mereka.
4. Servei Pasar Konsumen (consumer market survey), metode ini
meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian
mereka dimasa yang akan datang melalui penyebaran
amgket/kuisioner. Metode ini mengumpulkan input dari para
konsumen atau konsumen yang potensial mengenai rencana
pembelian pada masa mendatang.
b. Analisis Peramalan Kuantitatif
Metode ini dapat dibedakan dengan dua katagori,
1. Model Runtun Waktu (Time Series Models)
Ada beberapa pendekatan dalam model runtun waktu (time
series models), sebagai berikut :
a. Pendekatan Awam (Naive Approach)
Sebuah teknik peramalan yang mengasumsikan bahwa
permintaan pada periode selanjutnya adalah sama dan
untuk permintaan pada periode yang terkini.
Perhitungannya sebagai berikut : 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 Contoh
15
perhitungannya, 68 unit = 68 unit. Jadi permintaan
mendatang terhadap ponsel nokia adalah 68 unit dan
sebaliknya untuk periode terakhir juga 68 unit disesuaikan
dengan sebelumnya.
b. Pergerakan Rata-rata (Moving Average)
Sebuah metode peramalan yang menggunakan rata-rata
dari periode yang terkini terhadap data untuk meramalkan
periode yang selanjutnya. Peramalan Pergerakan Rata-rata
(Moving Average) menggunakan sejumlah nilai data
aktual histori untuk menghasilkan peramalan.
Secara matematis, pergerakan rata-rata yang sederhana
(yang berfungsi sebagai estimasi permintaan periode
berikutnya) dinyatakan sebagai berikut :
𝑅𝑎𝑡𝑎 – 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 = ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 : 𝑛
Dimana,
n = jumlah periode dalam pergerakan rata-rata.
c. Metode Pemulusan Eksponensial (Exponential
Smoothing)
Merupakan metode peramalan pergerakan rata-rata dengan
memberikan bobot. Formula penghalusan eksponensial
dasar dapat dipergunakan sebagai berikut :
𝐹𝑡 = 𝐹𝑡 − 1 + 𝛼 ((𝐴 𝑡 − 1) − (𝐹 𝑡 − 1))
Dimana :
Ft : Peramalan baru Ft – 1 : Peramalan periode sebelumnya
𝛼 : Penghalusan (bobot), konstanta (0 ≤ α ≤ 1)
At - 1 : Permintaan aktual periode lalu
d. Proyeksi tren (trend projection)
Metode peramalan ini untuk mencocokkan sebuah garis
kecenderungan untuk urutan poin data historis dan
kemudian memproyeksi garis ke dalam peramalan pada
16
masa yang akan mendatang atau dalam jangka menengah
hingga jangka panjang.
2. Metode Kausal
a. Analisis Regresi dan Kolerasi (linear regression
analysis)
Sebuah model matematis garis lurus untuk
menggambarkan hubungan fungsional Antara variabel
dependen dan independen. Tujuannya untuk meramalkan
nilai variabel terikat dalam hubungannya dengan nilai
variabel bebas tertentu.
2.3.5 Ketepatan Peramalan
1. Deviasi Rata-rata yang Absolut (Mean Absolute Deviation-
MAD)
Ukuran pertama atas keseluruhan dalam kesalahan peramalan
untuk model adalah deviasi rata-rata yang absolut (Mean Absolute
Deviation-MAD). Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah
nilai yang absolut kesalahan peramalan individual (deviasi) dan
membaginya dengan jumlah periode data (n) :
MAD = ∑|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛| : n
2. Kesalahan Rata-rata yang dikuadratkan (Mean ssquare
Error-MSE).
Mean square error (MSE) merupakan cara kedua untuk mengukur
keseluruhan dalam kesalahan peramalan. MSE adalah rata-rata
perbedaan yang dikuadratkan diantara nilai yang diramalkan
dengan yang diamati. Dengan demikian, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
MSE = ∑|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛|² : n
3. Persentase Kesalahan Rata-rata yang Absolut (Mean Absolute
Persent Error-MAPE)
Mean Absolute Persent Error-MAPE) merupakan rata-rata dari
perbedaan absolut diantara nilai peramalan dan aktual,
17
diekspresikan sebagai sebuah persentase nilai aktual, dicerminkan
sebagai persentase nilai aktual.
18
adalah tidak homogin. Atas dasar hal ini, perusahaan penting
mempertimbangkan konsep campuran produk (product mix) ketika menyusun
rencana untuk masa mendatang, yaitu dengan memerinci kapasitas masing-
masing jenis dan ukuran produk secara individual.
Waktu
Waktu menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas. Seorang manajer
yang membicarakan tentang kapasitas akan membicarakan kuantitas keluaran
dalam periode waktu tertentu, tetapi berapa lama? Setiap perusahaan akan
berbeda-beda dalam menentukan berapa lama tingkat keluaran yang contoh,
bila kita mengatkan bahwa suatu harus dicapai.
19
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat terpenuhi sesuai
dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang
dilakukan secara lebih realistis.
Meningkatkan efisiensi.
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan,
waktu produksi dan waktu pengi- riman barang dapat direncanakan
lebih baik sesuai dengan JIP.
20
BAB III
STUDI KASUS
21
1987, Flexteronics mampu untuk Go Public. Pada tahun 1990 pabrik di
Asia dirubah sebagai perusahaan yang terpisah dan diswastakan dengan
bantuan dana dari luar. Selanjutnya pabrik di Amerika ditutup pada tahun
1994 Michael Mark menjadi CEO dan Flextronics ‘Go Public’ untuk
keduanya kalinya, dari tahun 1993 hingga 1998, perusahaan
menyelesaikan lebih dari 12 akuisi. Menambah tenaga kerja dari 300
menjadi lebih dari 13.000.
3.1.2 Visi
3.1.3 Misi
22
sering disebut sebagai papan rangkaian tercetak digunakan untuk
menyangga dan menghubungkan komponen-komponen dengan
menggunakan jalur penghubung konduktor yang biasanya terbuat dari
tembaga. Sedangkan vacuum cleaner ialah alat yang menggunakan pompa
udara untuk menciptakan keadaan kosong untuk menghisap debu dan
kotoran, biasanya dari lantai. Sebagian besar rumah dengan lantai
berkarpet di negara berkembang memiliki penghisap debu sebagai
pembersih. Kedua produk ini akan dipasarkan ke luar negeri. Produk-
produk ini dibuat sesuai pesanan pelanggan.
23
3.3 Strategi yang digunakan dalam proses operasi perusahaan
24
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. Manajemen Operasi Produksi. Pencapaian Sasaran Organisasi
Berkesinambungan
Toar, D., Arrazi Hasan Jan, & Pondaag, J. J. (2018). EVALUASI MANAJEMEN
OPERASIONAL TENAGA KERJA NON-MEDIS DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT DI RUMAH SAKIT GMIM KALOORAN
AMURANG. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 6(4).
25