Anda di halaman 1dari 27

PRODUKSI DAN OPERASI

PT FLEXTRONICS INTERNATIONAL Ltd

Disusun oleh :
Kelompok 4
Yuniva Sriandini 4121901095
Aisyah Rahmatika 4121901102
Merissa Rahmadhani 4121901104
Age Dirgantini Sanni 4121901116
Yora Shaki Anwar 4121901121

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS LOGISTIK


JURUSAN MANAJEMEN BISNIS
POLITEKNIK NEGERI BATAM
2021

1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.......................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
1.1 Aktivitas Proses Operasi Dalam Perusahaan..........................................1
1.2 Pentingnya Pengelolaan Proses Operasi Bagi Perusahaan......................1
1.3 Mengapa Diperlukan Strategi Dalam Mengelola Proses Operasi
Pada Perusahaan......................................................................................4
1.4 Alasan Memilih Studi Kasus...................................................................7
BAB II KAJIAN TEORI.....................................................................................8
2.1 Definisi Manajemen Operasi...................................................................8
2.2 Strategi Dalam Proses Operasi................................................................10
2.3 Konsep Peramalan...................................................................................12
2.4 Konsep Perencanaan Kapasitas Dan Aggregate.....................................18
2.5 Konsep Material Requirement Planning (MRP).....................................19
BAB III STUDI KASUS.....................................................................................21
3.1 Pengenalan Perusahaan...........................................................................21
3.2 Alur Proses Operasi Perusahaan.............................................................23
3.3 Strategi Operasi Perusahaan....................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................25

i
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Aktivitas Proses Operasi Dalam Perusahaan


Memasuki era globalisasi dan perdagangan bebas, persaingan usaha
akan semakin kompleks dan ketat. Keunggulan daya saing ditentukan oleh
faktor desain, mutu barang, pengembangan produk, input teknologi, nilai
tambah, harga, penyerahan tepat waktu, dan pelayanan purna jual. Hal ini
mengakibatkan perusahaan-perusahaan harus mengambil keputusan yang
tepat untuk memungkinkan kelangsungan dan pertumbuhan usaha perusahaan
tersebut. Setiap keputusan perusahaan haruslah terserah pada upaya untuk
meningkatkan keunggulan daya saing, baik di pasar dalam negeri maupun di
pasar luar negeri.
Pada dunia industri yang semakin tinggi tingkat kompetitif yang
mengharuskan akan tuntutan akan kompetensi, efektifitas dan efisiensi
semakin meningkat menuntut adanya peningkatan availabilitas (tingkat
ketersediaan) peralatan untuk mendukung proses produksi (Stapelberg, 2009).
Dalam perusahaan industri, proses produksi berperan dalam meningkatkan
keunggulan daya saing (Competitive advantage). Keunggulan tersebut dapat
tercapai dengan berproduksi dalam sakala produksi yang ekonomis,
berproduksi dengan teknologi yang lebih canggih sehinggat terdapat
penghematan penggunaan bahan, biaya tetap produksi per unit yang lebih
rendah dengan peralatan mesin yang lebih otomatis dan kapasitas besar, serta
proses produksi yang efisien dan efektif.

1.2 Pentingnya Strategi Dalam Mengelola Proses Operasi Pada Perusahaan


Strategi produksi merupakan serangkain tindakan terpadu menuju
keunggulan kompetitif yang bekelanjutan di suatu perusahaan. Perubahan di
dunia usaha yang semakin cepat mengharuskan perusahaan untuk merespons
perubahan yang terjadi. Kegiatan operasi sering dipandang sebelah mana
dalam proses perencanaan strategis. Operasi dikemukakan setelah dilakukan

1
perencanaan strategi untuk pemasaran, keuangan, dan manajemen umum.
Menurut (Sumayang, 2003) strategi operasi sebagai bayangan atau visi dari
fungsi operasi, yaitu perangkat pendorong atau penentu arah untuk
pengambilan keputusan. Mengelola kegiatan operasi dapat diartika sebagai
optimalisasi sumber daya yang dimiliki oleh sebuah organisasi. Pengelolaan
sumber daya ini sangat bertujuan untuk memberikan manfaat seluas-luasnya,
agar tujuad tersebut tercapai dengan menggunakan konsepe efektif,efisiesn,
dan produktif.
Dalam pernyataan (Skinner,1996) menegaskan bahwa:
1. Proses operasi harus berhubungan penuh dengan strategi bisnis
2. Strategi operasi dan keputusan harus diisi secara penuh kebutuhan dari
bisnis dan harus menambah keunggulan bersaing bagi perusahaan, semua
fungsi dari perusahaan harus berkoordinasi dengan baik untuk mendukung
perusahaan
3. Dibutuhkannya koordinasi antar fungsi dari keputusan yang dibuat oleh
perusahaan untuk memfasilitasi strategi operasi yang dikembangkan
dengan tim secara keseluruhan.

Menurut Jay Heizer dan Barry Render (2015:6) manajemen operasi


memiliki sepuluh keputusan strategi penting yang memperlihatkan dengan
jelas bahwa masing-masing keputusan membutuhkan perencanaan,
pengorganisasian, pengaturan karyawan, pengarahan, dan pengendalian.
Sepuluh keputusan tersebut diantaranya:

1. Desain Produk dan Jasa sebuah strategi di manajemen operasional yang


menjabarkan tentang apa saja yang dibutuhkan untuk melaksanakan suatu
kegiatan operasi pada masing-masing keputusan.
2. Manajemen mutu adalah pembuatan kebijakan dan prosedur untuk
mencapai ekspektasi kualitas dari pelanggan seperti yang diinginkan.
3. Desain proses dan kapasitas adalah Penentuan seberapa baik barang
ataupun jasa pada saat proses produksi dengan menggabungkan

2
manajemen terhadap kualitas, sumberdaya manusia, inestasi/ modal serta
teknologi untuk menentukan biaya dasar perusahaan.
4. Lokasi adalah strategi yang yang berhubungan dengan tempat yang akan
ditempati yang memiliki kiteria seperti kedekatan dengan konsumen, dekat
dengan bahan baku maupun dekat dengan pemasok, namun juga harus
mempertimbangkan mengenai biaya, infrastruktur, logistic maupun
pemerintah.
5. Desain tata letak atau strategi tata ruang yaitu penyelarasan antara
kapasitas, teknologi, jumlah karyawan, dan jumlah persediaan yang
dibutuhkan terhadap tata letak ruang yang dipakai agar mencapai tujuan
informasi, biaya, dan orang dalam arus yang lancar.
6. Sumber daya manusia dan system kerja adalah strategi dalam
melaksanakan perekrutan calon tenaga kerja, memberikan motivasi, dan
mempertahan mereka yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan.
7. Manajemen rantai pasokan adalah penentuan rantai pasok kedalam
manajemen perusahaan termasuk kedalam keputusan-keputusan yang
menentukan barang apa yang harus dibeli dari siapa dan dengan syarat
yang seperti apa.
8. Perawatan adalah pemeliharaan yang dilakukan kepada kapasitas fasilitas,
pemintaan produksi, kebutuhan karyawan yang dapat diandalkan untuk
menjaga setiap proses produksi.
9. Penjadwalan jangka pendek dan menengah adalah penentuan dalam
penerapan jadwal jangka waktu baik menengah maupun pendek dan
penggunaan tenaga kerja yang efektif dan efisien untuk memenuhi
permintaan konsumen.
10. Manajemen persediaan adalah penentuan keputusan mengenai pemesanan
dan penyimpanan persediaan dan sekaligus bagaimana cara pengoptimalan
kapabilitas dari pemasok dan kapan persediaan tersebut akan diproduksi.

Dalam mengelola perusahaan, manajemen operasi juga sangat


berkaitan dengan pengelolaan semua proses kegiatan. Maksudnya dalam

3
fungsi operasi keputusan manajemen dibagi dalam keputusan strategic (jangka
panjang), keputusan taktik (jangka menengah), dan kepetusan perencanaan
serta pengendalian operasi (jangka pendek). Keputusan manajemen operasi
pada level strategik mempengaruhi keefektifan perusahaan atau organisasi
jangka panjang. Keputusan ini harus seiring dengan strategi korporasi.
Keputusan yang dibuat pada level strategik merupakan kondisi yang tetap atau
merupakan patokan dalam melaksanakan kegiatan operasi jangka menengah
dan jangka pendek. Perencanaan jangka menengah meliputi penjadwalan
material dan tenaga kerja untuk mencapai sasaran jangka panjang. Sedangkan
perencanaan dan pengendalian operasi jangka pendek mencakup rencana kerja
harian atau mingguan, prioritas penyelesaian pekerjaan, dan siapa yang
melaksanakan kegiatan operasi tersebut.

Strategi operasi sering kali didefinisikan sebagai proses tranformasi.


Yang mana dalam manajemen operasi dilakukan proses tranformasi dengan
tujuan mengubah input menjadi ouput. Proses transformasi dapat
dikategorikan sebagai:

1. fisikal (dalam perusahaan manufaktur),


2. lokasi (seperti perusahaan transportasi),
3. pertukaran (seperti pada usaha retail),
4. penyimpanan (seperti penggudangan),
5. fisiologikal (seperti dalam perawatan kesehatan),
6. informasional (seperti dalam perusahaan telekomunikasi).

1.3 Mengapa Diperlukan Strategi Dalam Mengelola Proses Operasi Pada


Perusahaan
Dalam perusahaan manufaktur, departemen pemasaran berkewajiban
menyediakan infromasi mengenai peramaan penjualan, permintaan, dan
umpan bali penggan dan ifnromasi pengembangan produk dan promosi.
Dalam proses operasi juga memberikan infromasi pada pemasaran mengenai
ketersediaan produk atau jasa, perkiraan lead time, status pemesanan, dan

4
jadwal pengiriman atau penyampaian. Operasi juga berinteraksi dengan
pemasok untuk memesan bahan baku, berkomunikasi mengenai kebutuhan
bahan, mengadakan negosiasi, menjamin kualitas produk, dan finalisasi
spesifikasi perancangan. Menurut Olsen dan Eadi (1982), diperlukannya
memahami proses perumusan strategi dapat diklasifikasikan dalam lima
kategori, yaitu sebagai berikut:
1. Pernyataan misi dan tujuan
2. Analisis scanning lingkungan
3. Profil internal dan audit sumber daya
4. Perumusan,evaluasi,pemilihan strategi
5. Implementasi dan pengadilan rencana strategis

Dalam memfasilitasi strategi tersebut, Olsen dan eadi (1982)


menunjukkan delapan langkah dalam memfasilitasi proses perumusan strategi,
yaitu :

1. Memulai dan menyetujui proses perencanaan strategi,


2. Identifikasi hal-hal yang menjadi mandat organisasi, Manajemen Operasi
45
3. Klarifikasi misi dan nilai-nilai organisasi,
4. Menilai lingkungan eksternal,
5. Menilai lingkungan internal,
6. Identifikasi isu strategi yang sedang dihadapi organisasi,
7. Perumusan strategi untuk mengatur isu,
8. Menetapkan visi organisasi untuk masa depan.

Dalam memahami strategi bisnis organisasi, seperti strategi operasi


yaitu seperangkat sasaran, rencana, dan kebijakan bagi organisasi untuk
bersaing dengan berhasil di pasarnya. Dalam merumuskan strategi operasi dan
persoalan strategi.Suatu analisi harus dibuat dengan analisis ekternal dan
internal, yang lingkungan eksternal biasanya meliputi kegiatan ; persaingan,
pelanggan, ekonomi, teknologi dan kondisi sosial. Lingkungan eksternal ini
dapat mempengaruhi kegiatan proses operasi secara dramatis pentingnya

5
strategi operasi untuk meningkatnya persaingan produk luar negeri, nilai kurs
mata uang, dan perubahan permintaan tenga kerja. Dalah hal internal juga
dapat mempengaruhi strategi operasi melalui ketersediaan sumber daya,
beradaan kultur organisasi, keahlian dan kemampuan tenaga kerja, lokasi dan
fasilitas, bentuk sistem pengendalian dan sebagainya. Karena strategi operasi
mencoba untuk mengatasi kelemahan dan mengembangkan perusahaan
dengan kekuatan yang ada.

Keunggulan Khusus adalah operasi yang harus unggul secara relative


untuk bersaing dengan perusahaan lainnya. Keunggulan khusus ini harus
sesuai dengan misi operasi, yang mana dapat dilihat dari beberapa bentuk
seperti Harga terendah,mutu tertinggi, dan proses pengiriman terbaik. Operasi
juga dapat menjadi unggul dengan menggunakan sumber daya secara optimal,
memiliki orientasi pada orang banyak mempunyai teknologi yang baik bila
dibandingkan dengan pesaing, keunggulan khusus juga memerlukan operasi
untuk memusatkan pada apa yang paling untuk dikerjakan.

Setiap Perusahaan harus menghadapi tantangan dalam setiap kegiatan


atau proses yang dilakukan oleh perusahaan tersebut. Dinamika ini terjadi
karena berbagai tekanan dari globalisasi perdagangan hingga transfer ide
produk dan uang dengan kecepatan tinggi. Tantangan manajemen operasional
dalam revolusi industry 4.0 ,dimana fenomena ini mengedepankan efiesiensi,
yang mana indsutri sudah banyak menggunakan tenaga robot,kecerdasan
buatam dan komputerisasi pekerjaan yang bersifat disrupsi, artinya teknologi
mengambil alih pekerjaan manusia. Selain itu adanya tantangan perusahaan
dalam menghadapi pandemik Covid-19, hal yang paling utama dilakukan
sebuah perusahaan dnegan mengidentifikasi potensi bahaya dibeberapa sector
operasional, sperti pekerja lapangan dan karyawan yang berdomisili di zona
merah. Perusahaan juga harus mempertimbangkan cara yang tepat untuk
menjaga agar para pekerja tetap sehat serta mampu menyelesaikan pekerjaan
dengan baik.

6
1.4 Alasan Memilih Studi Kasus
Di Negara berkembang khusunya Indonesia terdapat beberapa daerah
yang dimanfaatkan untuk kegiatan-kegiatan industri dengan berbasis industri
pengolahan, baik itu padat karya maupun padat modal. Contoh daerah yang
menjadi sasaran kawasan industri di wilayah pesisir yang dikembangkan oleh
pemerintah adalah kota Batam. Saat ini kota Batam merupakan pulau yang
terus berkembang dan dapat disaksikan bahwa kegiatan industri,
perdagangan, perkapalan dan pariwisata sedang digencarkan di kota ini. Kota
Batam pada awalnya dijadikan sebagai salah satu kota industri yang mampu
menopang seluruh kegiatan industri yang ada di Provinsi Kepulauan Riau dan
memiliki jaringan distribusi yang baik dan saat ini bisa dilihat bahwa setiap
pengembangan wilayah pesisir di Kota Batam lebih dari 50% dikembangkan
untuk kegiatan industri dan hal inilah yang menjadikan pembangunan di Kota
Batam berjalan lebih cepat untuk mendukung adanya kawasan industri
tersebut.
Sehubungan dengan banyaknya kawasan industri di Kota Batam yang
didukung oleh adanya kebijakan Zona Ekonomi Eksklusif dan sumbangsih
sektor industri terhadap perkembangan PDRB, maka hal ini tentunya akan
mengakibatkan adanya perubahan terhadap pendapatan penduduk yang
bekerja di sektor industri dan adanya local multiplier effect yang berupa
proses pembangunan fasilitas di wilayah industri yang juga memicu
terjadinya pertumbuhan ekonomi sekitar wilayah tersebut. Adanya kegiatan
industri mengakibatkan peningkatan ekonomi di sekitar lokasi tersebut dan
efek-efek lain yang ditimbulkan, seperti akan tercipta juga titik-titik ekonomi
baru.
Salah satu perusahaan yang menciptakan tititk-titik ekonomi baru
pada kota Batam, adalah Flextronics International Ltd (Flextronics) yang
mana perusahaan tersebut perusahaan yang begerak dibidalng manufaktur
yang menyediakan layanan jaringan suplai pendukung termasuk pengepakan
dan transportasi seluruh dunia. Perusahaan ini juga bergerak dalam sector
perakitan computer, konsumen, industry, otomotif, dan medis. Perusahaan ini

7
banyak mengambil para tenaga kerja di Kota Batam, yang diharapkan dengan
mengambil tenaga kerja di kota batam dapat menghindari dari pengangguran,
serta dapat membantu meningkatkan ekonomi masyarakat di kota Batam.

8
BAB II

KAJIAN TEORI

2.1 Definisi Manajemen Operasi


Manajemen produksi dan operas merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau
sering disebut faktor-faktor produksi) tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan,
bahan mentah dan sebagainya - dalam proses transformasi bahan mentah dan
tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa.
Para manajer produksi dan operasi mengarahkan berbagai masukan
(input) agar dapat memproduksi berbagai keluaran (output) dalam tertentu
sesuai dengan perjumlah, kualitas, harga, waktu dan tempat tertentu sesuai
permintaan konsumen.
Kegiatan-kegiatan manajemen produksi, dan operasi- operasi tidak
hanya menyangkut pemrosesan (manufacturing) berbagai barang. Tentu saja
bernar bahwa kegiatan-kegiatan produksi banyak dilaksanakan di perusahaan-
perusahaan manufacturing yang membentuk tulang belakang masyarakat
konsumen kita melalui produksi berbagai macam produk.
Istilah manajemen produksi yang telah banyak dipakai sebelumnya
(sampai sekarang) secara meluas dipandang kurang mencakup seluruh
kegiatan sistem-sistem produktif dalam masyarakat ekonomi kita. Oleh
karena itu, diperlukan suatu istilah yang lebih tepat dan mempunyai cakupan
luas, seperti manajemen operasi (secara implisit berarti operasi-operasi).
Istilah ini telah mulai digunakan oleh sejumlah penulis dan praktisi.
Meskipun demikian, pada masa transisi, istilah yang sering digunakan adalah
manajemen produksi/operasi (P/O).
Pengertian manajemen operasional menurut Handoko (2015:3)
menyatakan bahwa manajemen produksi dan operasi merupakan usaha-usaha
pengelolaan secara optimal penggunaan sumber daya-sumber daya (atau
sering disebut faktor-faktor produksi), tenaga kerja, mesin-mesin, peralatan,
bahan mentah dan sebagainya. Dalam proses transformasi bahan mentah dan

9
tenaga kerja menjadi berbagai produk atau jasa. Dapat dilihat dari pengertian
ini bahwa manajemen operasional itu mencakup seluruh aspek kegiatan yang
akan dilakukan oleh suatu usaha. Mulai dari penggunaan sumber-sumber
daya kemudian masuk ke tahap pemrosesan hingga sampai dapat
menghasilkan suatu produk baik itu berupa barang jadi maupun jasa. Semua
hal itu tentunya harus diperhatikan dan diawasi oleh seorang manajer yang
bertanggung jawab di bagian itu, agar dapat memastikan bahwa tidak ada hal
yang dapat menghambat proses operasional.

2.2 Strategi Dalam Proses Operasi


Strategi manajemen operasi produksi harus dilandasi strategi
organisasi, yang menetapkan arah dan sasaran organisasi bisnis jangka
panjang. Arah pengembangan organisasi bisnis jangka panjang didasarkan
pada misi dan visi organisasi. Strategi operasi produksi organisasi bersifat
komprehensif melalui strategi pengintegrasian, yang menekankan pada
keunggulan bersaing organisasi itu.
Strategi pada dasarnya menggambarkan bagaimana suatu organisasi
berkehendak untuk menciptakan dan mempertahankan serta menyangga nilai
bagi para pemegang kepentingannya. Umumnya strategi ini mencakup tiga
komponen utama, yaitu efektifnya operasi produksi, kemampuan memanaje
pelanggan, dan kemampuan inovasi produk. Dari ketiga komponen itu, yang
penting adalah upaya untuk mengarahkan strategi organisasi terhadap misi
pelayanan pelanggan. Seperti diketahui bahwa pada kenyataannya, kebutuhan
pelanggan selalu berubah sepanjang waktu, sehingga dengan keadaan ini
maka organisasi membutuhkan upaya pengubahan strategi secara
berkelanjutan.
Strategi operasi produksi merupakan pendekatan yang
harus konsisten dengan strategi organisasi, yang digunakan untuk memandu
jalannya fungsi operas produksi. Oleh karena itu, strategi operasi produksi
mempersempit lingkup perlakuan utama aspek operasi produksi dari suatu
organisasi. itu, maka strategi operasi produksi berkaitan dengan produk,

10
proses, metode, sumber-sumber daya operasi produksi, kualitas biaya,
lamanya waktu layanan pelanggan atau lead-times dan skeduling.

Arah pengembangan suatu organisasi dalam jangka panjang didasarkan pada


misi dan visi organisasi itu. Umumnya misi dan visi organisasi
menggambarkan perumusan dan pengimplementasian stratejik, yang
mendukung tindakan dilakukan suatu organisasi dalam setiap fungi atau
bidang, yaitu yang operasi produksi, dan keuangan/akuntansi, sumber daya
manusia dan pemasaran, lainnya. Visi merupakan pernyataan yang sederhana,
mau diarahkan ke mana jalannya organisasi atau unit organisasi, dan apa yang
dinginkan pimpinan atau unit tersebut pada masa yang akan datang.
Sedangkan misi merupakan organisasi pernyataan tentang berdirinya atau
terbentuknya suatu organisasi atau unit organisasi.

Dengan gambaran misi dan visi organisasi, maka dapatlah dipahami


aturan peran yang terdapat dalam pengoperasian kegiatan organisasi yang
kompleks. Dari misi dan visi organisasi, maka dikembangkan tindakan
aktivitas yang mendasari perbaikan bagi peningkatan kinerja organisasi dan
posisi bersaingnya. Untuk penggambaran yang lebih jelas, rumusan misi
suatu organisasi seharusnya menunjukkan deskripsi organisasi itu, tentang
bisnis yang dijalankan dan maksud dari organisasi tersebut didirikan.
Sedangkan visi dari organisasi menggambarkan lingkup bisnis yang
diharapkan akan dijalankan pada masa depan, serta mau dibawa ke mana
jalannya organisasi bisnis.

Manajemen Operasi Produksi yang efektif didasarkan pada upaya


yang mengharuskan organisasi mempunyai misi untuk mengetahui dimana
upaya organisasi harus beroperasi dan strategi yang dijalankan guna
mengetahui bagaimana upaya pencapaiannya. Dengan penetapan misi
organisasi, maka operasi produksi organisasi diberikan batasan dan fokus.
Keberhasilan organisasi sesungguhnya didasarkan pada kemampuan menjaga
kelangsungan usaha atau dapat berkesinambungannya organisasi, sebagai

11
imbalan yang diperoleh dari dapat diterimanya hail organisasi oleh
pelanggan. Hal ini adalah hasil dari pengidentifikasian misi yang menekankan
pada pemberian kepuasan atas kebutuhan dan keinginan pelanggan.

2.3 Konsep Peramalan


2.3.1 Definisi dan Fungsi Peramalan
Dunia bisnis membutuhkan pengelolaan yang lebih ekstra. Dalam hal
ini peramalan sangat dibutuhkan dalam sebuah lembaga untuk memprediksi
kebutuhan di masa yang akan datang. Peramalan merupakan suatu kegiatan
yang bertujuan untuk memperkirakan apa yang terjadi ke depannya. Dengan
demikian, ada beberapa pengertian peramalan berdasarkan pendapat para ahli.
Pengertian Peramalan menurut Jay Heizer dan Barry Render
(2015:113) menyatakan bahwa : “Peramalan merupakan seni dan ilmu
pengetahuan dalam memprediksi peristiwa pada masa yang akan datang.
Peramalan juga melibatkan pengambilan data historis (seperti data penjualan
atau produksi pada tahun sebelumnya) dan memproyeksi mereka ke masa
yang akan datang dengan model matematika”. Sedangkan menurut Manahan
P. Tampubolon (2014) mengemukan bahwa : “Peramalan (forecasting)
merupakan penggunaan data untuk menguraikan kejadian yang akan datang
di dalam menentukan sasaran yang akan dikehendaki, sedangkan prediksi
(prediction) adalah estimasi sasaran yang akan datang dengan tingkat
kemungkinan terjadi besar serta dapat diterima”.
Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa peramalan
adalah suatu kegiatan atau aktivitas yang berhubungan dengan cara untuk
memprediksi kebutuhan atau perminytaan di masa yang akan datang yang
berdasarkan dengan metode ilmiah yang dilakukan secara sistematis serta
melibatkan data pada masa lalu dan pada waktu tertentu.
Peramalan memiliki fungsi yaitu, Membantu dalam pengambilan
keputusan. Keputusan didasarkan atas pertimbangan apa yang terjadi pada
waktu keputusan itu dilaksanakan. Apabila peramalan yang dibuat kurang
tepat, maka keputusan yang kita buat kurang baik, sehingga diperlukan suatu

12
kemampuan menguasai teknik dan metode secara benar. Ketepatan dalam
melakukan peramalan akan menunjang perencanaan yang ditetapkan.
2.3.2 Tipe Peramalan
Jey Heizer dan Barry Render (2015 : 115) diterjemah oleh Hendra
Kurnia, Ratna Saraswati dan David Wijaya dapat dikutip bahwa raganisasi
menggunakan 3 (tiga) tipe peramalan utama dalam merencanakan operasional
untuk masa datang, adalah sebagai berikut :
1. Peramalan Ekonomi (economic forecasting) menanggani siklus bisnis
dengan memprediksi tingkat inflasi, uang yang beredar, mulai
pembangunan perumahan, dan indicator perencanaan lainnya.
2. Peramalan Teknologi (technological forecast) berkaitan dengan tingkat
perkembangan teknologi, di mana dapat menghasilkan terciptanya
produk baru yang lebih menarik, yang memerlukan pabrik dan
perlengkapan yang baru.
3. Peramalam Permintaan (demand forecasting) adalah proyeksi atas
permintaan untuk produk atas permintaan untuk produk atau jasa dari
perusahaan. Peramalan mendorong keputusan sehingga para manajer
memerlukan informasi dengan segera dan akurat mengenai permintaan
yang sesungguhnya. Mereka memerlukan peramalan yang didorong oleh
permintaan, di mana fokus perhatian pada pengidentifikasi dan pelacakan
keinginan konsumen dengan sangat cepat.
2.3.3 Unsur Peramalan
Peramalan juga mempunyai beberapa unsur-unsurnya berdasarkan
pendapat William J. Stevenson (2014:78) diterjemahkan oleh Diana Angelica,
David Wijaya, dan Hirson Kurnia peramalan yang baik diharuskan dapat
memenuhi persyaratan berikut :
1. Ramalan harus tepat waktu. Biasanya dibutuhkan sejumlah waktu
tertentu agar dapat merespon informasi yang terkandung dalam ramalan.
2. Ramalan harus akurat dan tingkat keakuratannya harus dinyatakan. Hal
ini akan memungkinkan penggunaanya merencanakan kesalahan yang

13
dapat terjadi dan menyediakan dasar untuk membandingkan alternative
ramalan.
3. Ramalan harus dapat diandalkan dan harus berfungsi terus menerus.
Teknik yang terkadang menyedikan ramalan yang bagus dan terkadang
menyediakan ramalan yang tidak bagus akan membuat penggunanya
gelisah.
4. Ramalan harus dinyatakan dalam unit yang bermakna. Perencanaan
keuangan perlu mengetahui berapa banyak dolar yang dibutuhkan,
perencanaan produksi perlu mengetahui berapa banyak unit yang
dibutuhkan, serta penyusunan jadwal perlu mengetahui mesin dan
keterampilan apa yng akan diperlukan.
5. Ramalan harus dilakukan secara tertulis. Ramalan secara tertulis akan
memberikan dasar yang objektif untuk segera mengevaluasi ramalan
setelah data aktual telah ada.
6. Teknik peramalan harus sederhana untuk dipahami dan digunakan.
Pengguna peramalan sering terjadi ketidak percaya atau kurang percaya
dengan peramalan yang berdasarkan pada teknik canggih. Karena tidak
memahami situasi yang sesuai untuk teknik tersebut atau keterbatasan
dari teknik tersebut.
7. Ramalan harus memiliki biaya yang lebih rendah dan manfaatnya lebih
banyak dari biaya.
2.3.4 Metode Peramalan
a. Metode Analisis Peramalan Kualitatif
Menurut Jey Heizer dan Barry Render (2015 : 118), yang
diterjemahkan oleh Hendra Kurnia, Ratna Saraswati dan David
Wijaya dapat mempertimbangkan 4 teknik dalam peramalan
kualitatif yang berbeda, antara lain :
1. Opini dari dewan eksekutif (jury of exececutive opinion),
merupakan peramalan dari pendapat sekumpulan manajer yang
dikombinasikan dengan model statistik, dikumpulkan untuk
memperoleh sekumpulan estimasi permintaan.

14
2. Metode Delphi (Delphi Methode), yaitu diperoleh dari pakar
pada bidang berbeda yang sedang diramal. Terdapat tiga jenis
pertisipan yang berbeda dalam metode Delphi yaitu : pengambilan
keputusan, staf personalia, dan para responden. Pengambilan
keputusan biasanya terdiri atas satu grup yang berisi 5 hingga 10
orang ahli yang akan membuat peramalan yang actual. Kelompok
ini memberikan input bagi pengambilan keputusan sebelum
ramalan dibuat.
3. Gabungan karyawan bagi penjualan (sales force composite),
Peramalan dari tenaga penjualan dengan memperkirakan berapa
penjualan yang bisa ia lakukan dalam wilayahnya. Dalam
pendekatan ini, masing-masing karyawan bagian penjualan
mengestimasikan penjualan apa yang ada di dalam kawasan
mereka.
4. Servei Pasar Konsumen (consumer market survey), metode ini
meminta input dari konsumen mengenai rencana pembelian
mereka dimasa yang akan datang melalui penyebaran
amgket/kuisioner. Metode ini mengumpulkan input dari para
konsumen atau konsumen yang potensial mengenai rencana
pembelian pada masa mendatang.
b. Analisis Peramalan Kuantitatif
Metode ini dapat dibedakan dengan dua katagori,
1. Model Runtun Waktu (Time Series Models)
Ada beberapa pendekatan dalam model runtun waktu (time
series models), sebagai berikut :
a. Pendekatan Awam (Naive Approach)
Sebuah teknik peramalan yang mengasumsikan bahwa
permintaan pada periode selanjutnya adalah sama dan
untuk permintaan pada periode yang terkini.
Perhitungannya sebagai berikut : 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑚𝑒𝑛𝑑𝑎𝑡𝑎𝑛𝑔 = 𝑃𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 𝑡𝑒𝑟𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟 Contoh

15
perhitungannya, 68 unit = 68 unit. Jadi permintaan
mendatang terhadap ponsel nokia adalah 68 unit dan
sebaliknya untuk periode terakhir juga 68 unit disesuaikan
dengan sebelumnya.
b. Pergerakan Rata-rata (Moving Average)
Sebuah metode peramalan yang menggunakan rata-rata
dari periode yang terkini terhadap data untuk meramalkan
periode yang selanjutnya. Peramalan Pergerakan Rata-rata
(Moving Average) menggunakan sejumlah nilai data
aktual histori untuk menghasilkan peramalan.
Secara matematis, pergerakan rata-rata yang sederhana
(yang berfungsi sebagai estimasi permintaan periode
berikutnya) dinyatakan sebagai berikut :
𝑅𝑎𝑡𝑎 – 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘 = ∑ 𝑝𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑡𝑎𝑎𝑛 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
𝑛 𝑠𝑒𝑏𝑒𝑙𝑢𝑚𝑛𝑦𝑎 : 𝑛
Dimana,
n = jumlah periode dalam pergerakan rata-rata.
c. Metode Pemulusan Eksponensial (Exponential
Smoothing)
Merupakan metode peramalan pergerakan rata-rata dengan
memberikan bobot. Formula penghalusan eksponensial
dasar dapat dipergunakan sebagai berikut :
𝐹𝑡 = 𝐹𝑡 − 1 + 𝛼 ((𝐴 𝑡 − 1) − (𝐹 𝑡 − 1))
Dimana :
Ft : Peramalan baru Ft – 1 : Peramalan periode sebelumnya
𝛼 : Penghalusan (bobot), konstanta (0 ≤ α ≤ 1)
At - 1 : Permintaan aktual periode lalu
d. Proyeksi tren (trend projection)
Metode peramalan ini untuk mencocokkan sebuah garis
kecenderungan untuk urutan poin data historis dan
kemudian memproyeksi garis ke dalam peramalan pada

16
masa yang akan mendatang atau dalam jangka menengah
hingga jangka panjang.
2. Metode Kausal
a. Analisis Regresi dan Kolerasi (linear regression
analysis)
Sebuah model matematis garis lurus untuk
menggambarkan hubungan fungsional Antara variabel
dependen dan independen. Tujuannya untuk meramalkan
nilai variabel terikat dalam hubungannya dengan nilai
variabel bebas tertentu.
2.3.5 Ketepatan Peramalan
1. Deviasi Rata-rata yang Absolut (Mean Absolute Deviation-
MAD)
Ukuran pertama atas keseluruhan dalam kesalahan peramalan
untuk model adalah deviasi rata-rata yang absolut (Mean Absolute
Deviation-MAD). Nilai ini dihitung dengan mengambil jumlah
nilai yang absolut kesalahan peramalan individual (deviasi) dan
membaginya dengan jumlah periode data (n) :
MAD = ∑|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛| : n
2. Kesalahan Rata-rata yang dikuadratkan (Mean ssquare
Error-MSE).
Mean square error (MSE) merupakan cara kedua untuk mengukur
keseluruhan dalam kesalahan peramalan. MSE adalah rata-rata
perbedaan yang dikuadratkan diantara nilai yang diramalkan
dengan yang diamati. Dengan demikian, dapat dirumuskan sebagai
berikut :
MSE = ∑|𝐴𝑘𝑡𝑢𝑎𝑙 − 𝑃𝑒𝑟𝑎𝑚𝑎𝑙𝑎𝑛|² : n
3. Persentase Kesalahan Rata-rata yang Absolut (Mean Absolute
Persent Error-MAPE)
Mean Absolute Persent Error-MAPE) merupakan rata-rata dari
perbedaan absolut diantara nilai peramalan dan aktual,

17
diekspresikan sebagai sebuah persentase nilai aktual, dicerminkan
sebagai persentase nilai aktual.

2.4 Konsep Perencanaan Kapasitas Dan Aggregate


Kapasitas suatu fasilitas adalah konsep yang mendua. keluaran, suatu
kuantitas keluaran dalam periode tertentu, dan merupakan kuantitas keluaran
tertinggi yang mungkin selama periode waktu itu. Suatu kapasitas organisasi
merupakan konsep dinamik yang dapat diubah dan dikelola. Untuk berbagai
kepertuan, kapasitas dapat disesuaikan dengan tingkat penjualan yang sedang
berfluktuasi yang dicerminkan dalam skedul produksi induk
master production schedul).
Hubungan antara kapasitas dan skedul-skedul induk adalah
skedul produksi mencerminkan apa yang sangat penting. Karena akan
diproduksi organisasi (tidak perlu apa yang akan dijual), kemampuan untuk
memenuhi rencana ini tergantung pada kapasitas tersedia sekarang yang atau
dalam jangka pendek di waktu mendatang, atau tergantung pada
kemampuannya untuk memperluas kapasitas ini dalam jangka waktu lebih
panjang. Dan, seperti telah kita ketahui secara ringkas dalam bab 8, dan akan
kita bahas lebih terperinci dalam bab ini, skedul produksi yang relalistik
menjadi kunci keberhasilan operasi jenis sumber daya organisasi yang
mengakibatkan seluruh terikat untuk memmuaskan kebutuhan kuantitasnya
dan komitmen hari pengiriman. Dalam konteks ini, kapasitas juga berarti
jumlah masukan sumber daya - sumber daya yang tersedia relatif untuk
kebutuhan keluaran pada waktu tertentu. Karena pentingnya hubungan
tersebut, dalam bab ini akan dikom- binasikan pembahasan perencanaan
kapasitas dan scheduling produksi.
 Unit Keluaran
Salah satu masala sehubungan dengan konsep kapasitas ada-
lah unit (satuan) keluaran. Pabrik ban mobil menghasilkan berbagai macam
ban dan ukuran, sehingga bila kapasitas perusahaan dinyatakan dalam jumlah
ban adalah mendua dan tidak jelas. Atau dengan kata lain, unit-unit produksi

18
adalah tidak homogin. Atas dasar hal ini, perusahaan penting
mempertimbangkan konsep campuran produk (product mix) ketika menyusun
rencana untuk masa mendatang, yaitu dengan memerinci kapasitas masing-
masing jenis dan ukuran produk secara individual.
 Waktu
Waktu menimbulkan masalah lain dalam konsep kapasitas. Seorang manajer
yang membicarakan tentang kapasitas akan membicarakan kuantitas keluaran
dalam periode waktu tertentu, tetapi berapa lama? Setiap perusahaan akan
berbeda-beda dalam menentukan berapa lama tingkat keluaran yang contoh,
bila kita mengatkan bahwa suatu harus dicapai.

2.5 Konsep Material Requirement Planning (MRP)


Material Requirement Planning adalah suatu konsep dalam
manajemen produksi yang membahas cara yang tepat dalam perencanaan
kebutuhan barang dalam proses produksi, sehingga barang yang dibutuhkan
dapat tersedia sesuai dengan yang direncanakan. Material Requirement
Planning (MRP) merupakan penjabaran dari Jadwal Induk Produksi (JIP) ke
dalam jadwal kebutuhan dari setiap komponen/material yang menyusunnya.
Dengan demikian MRP selain berfungsi sebagi sistem pengendalian
persediaan material juga berfungsi sebagai sistem perencanaan dan
pengendalian produksi.
Tujuan dari MRP (Herjanto,1999) :
 Meminimalkan persediaan.
MRP menetukan seberapa banyak dan kapan suatu komponen
diperlukan disesuaikan dengan JIP.
 Mengurangi resiko karena keterlam- batan produksi atau pengiriman.
MRP mengidentifikasikan banyaknya bahan dan komponen yang
diperlukan baik dari segi jumlah dan waktunya dengan
memperhatikan waktu teng- gang produksi maupun pengadaan
komponen.
 Komitmen yang realistis.

19
Dengan MRP, jadwal produksi diharapkan dapat terpenuhi sesuai
dengan rencana, sehingga komitmen terhadap pengiriman barang
dilakukan secara lebih realistis.
 Meningkatkan efisiensi.
MRP juga mendorong peningkatan efisiensi karena jumlah persediaan,
waktu produksi dan waktu pengi- riman barang dapat direncanakan
lebih baik sesuai dengan JIP.

Bagi perusahaan manufaktur, kebutuhan akan suatu komponen


barang tidak selalu dapat dilakukan secara independen, melainkan sangat
tergantung pada produk akhir atau barang induknya (parent item).
Misalnya, bagi industry sepeda, kebutuhan as roda sangat tergantung dari
jumlah roda yang diperlukan, demikian pula kebutuhan roda tergantung
dari jumlah sepeda yang akan dibuat. Dengan demikian, penjadwalan
untuk komponen-komponen bisa ditentukan setelah penjadwalan untuk
produk akhir dilakukan. Keadaan ini menyebabkan kebutuhan komponen
barang sulit untuk diramalkan sebelumnya, dan mendorong beralihnya
pendekatan dari pengendalian persediaan reaktif ke MRP

Sistem MRP mengendalikan agar komponen-komponen yang


dibutuhkan.MRP memberikan peningkatan efisiensi karena jumlah
persediaan, waktu produksi dan waktu pengiriman barang dapat
direncanakan lebih baik, yang disebabkan oleh adanya keterpaduan dalam
kegiatan yang didasarkan pada suatu jadwal induk produksi.Ini berarti
pengadaan dapat dilakukan hanya terhadap barang/ komponen yang
diperlukan saja, sehingga jumlah persediaan yang berlebihan dapat
dihindari, dan pengadaan serta pengiriman barang dapat dilakukan sesuai
dengan jadwal yang direncanakan. Tujuan dari MRP adalah memperoleh
material yang tepat, pada waktu yang tepat.

20
BAB III

STUDI KASUS

3.1 Pengenalan perusahaan

3.1.1 Latar Belakang

Flextronics International Ltd, (Flextonics) adalah sebuah


perusahaan manufaktur electronic yang menyediakan fasilitas perakitan
electronica kepada manufaktur peralatan asli. Perusahaan ini juga
menyediakan layanan jaringan suplai pendukung, termasuk pengepakan
dan transportasi ke seluruh dunia, juga desain dan after-sales.

Perusahaan ini beroperasi di beberapa sector termasuk computer,


konsumen dan industry, otomotif, dan medis. Flextronics memiliki operasi
perakitan di 30 negara, dengan luas total 15,8 juta kaki persegi (maret
2006). Tanggal 4 juni 2007, Flektronics menawarkan pembelian Solectron
enilai USS3,6 miliar dan menjadikan Solectron sebagai subsidiary
Flextronics.

PT. Flextronics Technology Indonesia adalah bagian dari


Flextronics Internasional Ltd,(dikenal sebagai Flextronixcs atau flex)
adalah sebuah perusahaan solusi rantai pasokan Amerika yang
menawarkan desain, manufaktur,distribusi dan layanan purna jual kepada
manufaktur peralatan asli (Oem). Flex adalah perusahaan global fortune
500 yang berbasis Sillicon Valery merupakan manufaktur elektronik
(Electronic Manufactured Service/EMS) global terbesar kedua dari segi
pendapatan. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1969 di Sillicon Valery
sebagai Flextronics, Inc oleh Joe McKenzie pada tahun 1980, perusahaan
dijual kepada Bob Todd, Joe Sullivan dan Jack Watt. Pada tahun 1981
Flextronics menjadi perusahaan.

Amerika yang pertama mengembangkan sayapnya jauh dari


Amerika dengan mendirikan fasilitas manufaktur di Singapura. Pada tahun

21
1987, Flexteronics mampu untuk Go Public. Pada tahun 1990 pabrik di
Asia dirubah sebagai perusahaan yang terpisah dan diswastakan dengan
bantuan dana dari luar. Selanjutnya pabrik di Amerika ditutup pada tahun
1994 Michael Mark menjadi CEO dan Flextronics ‘Go Public’ untuk
keduanya kalinya, dari tahun 1993 hingga 1998, perusahaan
menyelesaikan lebih dari 12 akuisi. Menambah tenaga kerja dari 300
menjadi lebih dari 13.000.

Pada tahun 2000 pendapatan Flextronics menjadi $5 billion dan


dikenal sebagai perusahaan EMS provider terbesar di dunia. Tahun 2006
Flextronics telah mengakuisisi lebih dari 50 perusahaan, pendapatannya
mencapai $15.9 billion pada tahun ini juga Michael Mark pension dan
digantikan oleh Mike McNamara pada tahun 2007 Flextronics
mengakuisisi Solectron. Pada tanggal 18 Maret 2009, Flextronics
mempublikasikan lambang perusahaan di pasar saham NASDAQ. Pada
tahun ini juga Flextronics menandatangani kontrak kerja dengan PT. LG
Electronics. Tahun 2010 Flectronics telah dipilih oleh Brammo, Inc,
pemimpin global dalam bisnis sepeda motor listrik dan komponen. Pada
tahun 2012, Flextronics bekerja sama dengan Elementum, star-up Supply
Chain Management (SCM). Perusahaan berbasis di Palo Alto,CA. PT.
Flextronics Technology Indonesia mulai beroperasi tahun 1991.

3.1.2 Visi

A Simpler Richer Life through Technology

3.1.3 Misi

To create a smarter more connected world.

3.1.4 Produk Yang Dibuat

PT. Flextronics Indonesia adalah salah satu perusahaan manufaktur


besar dibatam yang menghasilkan beberapa produk yaitu PCB dan Vacum
cleaner. PCB adalah (Printed Circuit Board) yang dalam bahasa Indonesia

22
sering disebut sebagai papan rangkaian tercetak digunakan untuk
menyangga dan menghubungkan komponen-komponen dengan
menggunakan jalur penghubung konduktor yang biasanya terbuat dari
tembaga. Sedangkan vacuum cleaner ialah alat yang menggunakan pompa
udara untuk menciptakan keadaan kosong untuk menghisap debu dan
kotoran, biasanya dari lantai. Sebagian besar rumah dengan lantai
berkarpet di negara berkembang memiliki penghisap debu sebagai
pembersih. Kedua produk ini akan dipasarkan ke luar negeri. Produk-
produk ini dibuat sesuai pesanan pelanggan.

3.2 Alur Proses Operasi perusahaan


Alur proses operasi pada PT Flextronics Indonesia dimulai dari
werehouse barang datang kemudian di letakkan di werehouse setelah itu
barang-barang tersebut diantar ke line produksi setelah barang diproduksi
kemudian barang berupa vacuum cleaner tersebut harus dilakukan uji coba
lalu lanjut pada bagian Quality Control dengan menggunakan teknik sampel,
setelah diuji coba dan barang tersebut sudah lolos dalam uji coba kemudian
masuk pada proses packing setelah dipacking maka lanjut pada bagian out
going di bagian werehouse.

Alur proses operasi

23
3.3 Strategi yang digunakan dalam proses operasi perusahaan

Strategi yang digunakan PT Flextronics dalam proses operasinya yaitu


dengan line berjalan yang mana memiliki 2 sistem assembly dalam melakukan
proses operasi :

a. Perakitan menggunakan mesin


Pada bagian ini seorang operator merakit bagian tertentu menggunakan
mesin misalnya dalam merakit komponen yang besar dan bebannya berat
ini harus menggunakan tenaga mesin.
b. Perakitan menggunakan manual atau tenaga manusia
Perakitan dengan menggunkan tenaga manusia seperti memasang baut,
melakukan pengecekan barang dan yang lainnya.

24
DAFTAR PUSTAKA
Assauri, Sofjan. Manajemen Operasi Produksi. Pencapaian Sasaran Organisasi
Berkesinambungan

Toar, D., Arrazi Hasan Jan, & Pondaag, J. J. (2018). EVALUASI MANAJEMEN
OPERASIONAL TENAGA KERJA NON-MEDIS DENGAN
MENGGUNAKAN PENDEKATAN TOTAL QUALITY
MANAGEMENT DI RUMAH SAKIT GMIM KALOORAN
AMURANG. Jurnal EMBA: Jurnal Riset Ekonomi, Manajemen, Bisnis
Dan Akuntansi, 6(4).

‌Sari, I., Wasito, S. E., & MSIE, P. I. (2019). ANALISIS PERAMALAN DALAM


MENENTUKAN PERENCANAAN PRODUKSI PADA KONVEKSI F-
RAW (Doctoral dissertation, Perpustakaan FEB Unpas).

25

Anda mungkin juga menyukai