Anda di halaman 1dari 17

EKONOMI POLITIK BIROKRASI

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah “Ekonomi Politik”

Dosen Pengampu:
Nor Ainah, S.Sos, M.E.

Disusun Oleh:
Kelompok 6
Ahoy Ariya Wijaya 202207437
M.Ramadhani 202207455
Nahdatul Elma 202207468
Rina Yanti 202207480

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PUBLIK


SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI (STIA)
AMUNTAI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Makalah ini
disusun sebagai tugas akhir untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan studi di
Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Amuntai.

Tujuan penulisan Makalah ini adalah untuk menyelesaikan tugas,


memberikan wawasan kepada pembaca, dan meningkatkan keterampilan penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini tidak dapat disusun dengan sendirian,
sehingga penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini, baik
secara langsung maupun tidak langsung.

Akhir kata, penulis berharap bahwa makalah ini dapat memberikan manfaat
dan wawasan yang lebih baik bagi pembaca, serta dapat dijadikan referensi yang
berguna bagi peneliti atau pembaca lainnya yang tertarik dengan topik yang sama.

Amuntai, 26 September 2023

Kelompok 6

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang ...................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................. 2

C. Tujuan Makalah .................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 3

A. Pengaruh Kekuasaan Politik terhadap Pembentukan Kebijakan


Ekonomi Birokrasi ......................................................................................... 3

B. Evaluasi Kinerja Birokrasi dalam Pelaksaan Kegiatan Ekonomi ......... 6

C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi dalam


Pelaksanaan Kegiatan Ekonomi .................................................................. 10

BAB III PENUTUP............................................................................................... 12

A. Kesimpulan ......................................................................................... 12

B. Saran.................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Birokrasi adalah suatu sistem administrasi pemerintahan yang bertujuan


untuk mengatur dan menjalankan kegiatan pemerintahan. Birokrasi memiliki
peran yang sangat penting dalam menjalankan berbagai kegiatan ekonomi dan
politik suatu negara. Namun, dalam prakteknya, birokrasi sering kali
dihadapkan pada berbagai tantangan dan masalah yang dapat mempengaruhi
efektivitas dan efisiensi kerja birokrasi.

Salah satu aspek yang perlu diperhatikan dalam analisis birokrasi adalah
ekonomi politik. Ekonomi politik adalah studi tentang hubungan antara
kekuasaan politik dan kegiatan ekonomi dalam suatu negara. Dalam konteks
birokrasi, ekonomi politik mempelajari bagaimana kekuasaan politik
mempengaruhi kebijakan ekonomi yang diambil oleh birokrasi, serta
bagaimana kegiatan ekonomi tersebut mempengaruhi kekuasaan politik.

Makalah ini akan membahas tentang hubungan antara ekonomi politik


dan birokrasi. Tujuan dari makalah ini adalah untuk memahami bagaimana
kekuasaan politik mempengaruhi kebijakan ekonomi yang diambil oleh
birokrasi, serta bagaimana kegiatan ekonomi tersebut mempengaruhi kekuasaan
politik.

Dalam analisis ekonomi politik birokrasi, akan dilihat bagaimana


kepentingan politik dan kepentingan ekonomi saling berinteraksi dalam
pengambilan keputusan birokrasi.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang lebih


mendalam tentang hubungan antara ekonomi politik dan birokrasi. Dengan
pemahaman yang lebih baik tentang hubungan ini, diharapkan dapat

1
memberikan masukan yang berharga dalam merumuskan kebijakan ekonomi
yang lebih efektif dan efisien, serta dalam meningkatkan kinerja birokrasi dalam
menjalankan kegiatan ekonomi suatu negara.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana kekuasaan politik mempengaruhi kebijakan ekonomi yang


diambil oleh birokrasi?
2. Bagaimana melakukan evaluasi kinerja birokrasi dalam pelaksanaan
kegiatan ekonomi, dan apa dampaknya terhadap efisiensi dan efektivitas
kebijakan ekonomi?
3. Apa faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja birokrasi dalam menjalankan
kegiatan ekonomi?

C. Tujuan Makalah

1. Menganalisis kualitas kinerja birokrasi dalam pelaksanaan kegiatan


ekonomi.
2. Menjelaskan evaluasi kinerja birokrasi dalam pelaksanaan kegiatan
ekonomi, dan dampaknya terhadap efisiensi dan efektivitas kebijakan
ekonomi.
3. Mempelajari faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja birokrasi dalam
menjalankan kegiatan ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengaruh Kekuasaan Politik terhadap Pembentukan Kebijakan Ekonomi


Birokrasi

1. Konsep Kekuasaan politik

Kekuasaan adalah kapasitas individu atau kumpulan individu

untuk memengaruhi perilaku orang lain atau kelompok sehingga perilaku

tersebut sesuai dengan keinginan dan tujuan individu yang memiliki

kekuatan tersebut. Kekuasaan politik adalah “kemampuan untuk

memengaruhi pengaturan publik (pemerintah) baik dalam

perkembangannya maupun hasil-hasilnya sesuai dengan tujuan dari

pemegang kekuasaan itu sendiri”. Pada dasarnya kekuatan politik adalah

kapasitas orang atau perkumpulan untuk menggunakan sumber kekuatan

yang dapat menegakkan wilayah kekuasaannya untuk mencapai tujuan

tertentu. Sumber- sumber tersebut dapat berupa komunikasi luas, media

umum, mahasiswa, elit politik, perintis daerah atau militer. Macam-macam

kekuatan yang kita ketahui secara keseluruhan dapat dipisahkan menjadi

beberapa macam kekuatan sebagai berikut;

a. Kekuasaan pemimpin, yang dikenal sebagai kekuasaan pemerintah di

mana mereka sebenarnya menjalankan roda pemerintahan;

3
b. Kekuasaan otoritatif, yaitu sesuatu yang disetujui untuk dibuat, dan

memberikan sanksi kepada undang- undang dan sekaligus mengawasi

roda pemerintahan;

c. Kekuatan hukum, khususnya kekuatan penyelesaian yang sah, yang

ditegakkan oleh kekuatan polisi, untuk menjamin kebutuhan hukum

(Putri, 2019). Komponen gaya, ada tiga bagian dalam rangkaian gaya

yang akan memengaruhi penguasa atau pionir dalam menjalankan

kekuasaannya. Bagian-bagian ini harus diikuti, direnungkan, mengingat

fakta bahwa mereka saling terkait dalam roda kehidupan penguasa.

Ketiga bagian tersebut adalah pelopor (pemilik atau pengatur kekuatan),

pendukung dan keadaan.

Gambar 1. Ilustrasi Kekuasaan Politik

Dari gambar tersebut cenderung diperjelas sebagai berikut.

Pemimpin, sebagai pemilik kekuatan, dapat memengaruhi penganutnya.

Bahkan membuat penganutnya, penggerak pendukungnya, berubah

menjadi provokator penyembah, sehingga setelah penyembah akan

mengalami gangguan penglihatan, tidak masuk akal. Penganut juga dapat

4
memengaruhi pionir, dapat memberikan bisikan kepada pionir, dapat

meminta untuk mempertahankan kekuatan dan bahkan dapat

menjatuhkan kekuatannya. Perintis juga dapat menyebabkan keadaan,

merekayasa keadaan (Putri, Land Use Change of Agri-cultural Land in a

Spatial Political Ap-proach, 2021).

Namun harus diperhatikan bahwa dari keadaan itu perintis bisa

beruntung, bisa mendapatkan keuntungan dan sebagai akibat dari

keadaan itu perintis akhirnya akan jatuh dan menghabiskan serangkaian

pengalaman kekuatannya sendiri. Untuk situasi ini, seorang perintis yang

benar-benar cerdas diharapkan untuk mempertimbangkan keadaan yang

dibuatnya.

2. Pengaruh kekuasaan politik terhadap pembentukan kebijakan ekonomi

birokrasi.

Kekuasaan politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

pembentukan kebijakan ekonomi oleh birokrasi. Beberapa pengaruh utama

antara lain:

a. Arahan Kebijakan: Pemerintah yang berkuasa memiliki kemampuan

untuk mengarahkan birokrasi dalam hal kebijakan ekonomi. Mereka

dapat menentukan prioritas, tujuan, dan agenda kebijakan yang harus

diimplementasikan oleh birokrasi.

b. Anggaran: Kekuasaan politik juga mencakup alokasi anggaran.

Pemerintah dapat mempengaruhi seberapa banyak dana yang

5
dialokasikan untuk program-program ekonomi tertentu, yang nantinya

akan dieksekusi oleh birokrasi.

c. Penunjukan Pejabat: Pemimpin politik dapat menunjuk pejabat tinggi di

birokrasi yang memiliki pandangan sejalan dengan kebijakan ekonomi

yang mereka inginkan. Ini dapat memengaruhi bagaimana kebijakan

ekonomi dirancang dan dilaksanakan.

d. Regulasi dan Kebijakan: Kekuasaan politik dapat mengubah regulasi dan

kebijakan ekonomi yang ada atau menciptakan yang baru. Birokrasi

harus mematuhi dan melaksanakan kebijakan-kebijakan ini sesuai

dengan arahan pemerintah.

e. Tekanan Publik: Pemerintah juga harus mempertimbangkan tekanan dari

masyarakat dan pemilih. Jika terdapat tuntutan besar untuk perubahan

dalam kebijakan ekonomi, pemerintah cenderung akan mendesak

birokrasi untuk meresponsnya.

Jadi, kekuasaan politik memiliki peran penting dalam membentuk

kebijakan ekonomi yang dijalankan oleh birokrasi. Keputusan dan arahan

dari pemerintah dapat mengubah arah ekonomi suatu negara.

B. Evaluasi Kinerja Birokrasi dalam Pelaksaan Kegiatan Ekonomi

Kementerian PANRB mulai melakukan kegiatan evaluasi


terhadapperkembangan pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) di lingkungan
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian. Rapat Evaluasi Reformasi
Birokrasi, Senin (29/08) dijadwalkan bagi Deputi III oleh Kementerian

6
PANRB. Kegiatan evaluasi bertujuan untuk menilai perkembangan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kedeputian III.

Kegiatan terkait Reformasi Birokrasi Kedeputian III meliputi


delapan area perubahan berupa manajemen perubahan, penataan RPP Peraturan
Perundang-undangan, penataan dan penguatan organisasi, penguatan tata
laksana, penataan sistem manajemen SDM, peningkatan kualitas layanan
publik, penguatan akuntabilitas, dan peningkatan pengawasan.

Dalam mendukung ketercapaian tujuan Reformasi Birokrasi pada


area manajemen perubahan telah dilakukan pembentukan Tim Reformasi
Birokrasi Deputi Bidang Koordinasi Pengembangan Usaha BUMN, Riset dan
Inovasi Tahun 2022 melalui Nota Dinas Nomor
0T.5/112/D/III.M.EKON.1/01/2022, penetapan dan pengukuhan Agen
Perubahan, pembekalan Agen Perubahan, penyusunan Rencana Aksi Reformasi
Birokrasi Deputi III, dan penyampaian Lembar Kerja Evaluasi PMPRB Deputi
III kepada Inspektorat. Kegiatan Reformasi Birokrasi tidak hanya dilaksanakan
oleh Anggota Timlak Reformasi Birokrasi, tetapi didukung pula dengan adanya
komitmen pimpinan unit dalam pelaksanaan Agenda Reformasi Birokrasi Unit.
Timlak Reformasi Birokrasi Deputi III telah melakukan koordinasi yang
berkaitan dengan pelaksanaan kegiatan baik pada tingkat unit maupun tingkat
kementerian dengan melakukan komunikasi aktif melalui media Whatsapp
Group, virtual meeting, maupun persuratan. Monitoring dan evaluasi hasil
kinerja Timlak Reformasi Birokrasi Deputi III dilakukan secara intensif untuk
membahas isu Reformasi Birokrasi di Kedeputian III.

Kegiatan Reformasi Birokrasi pada aspek penyusunan dan


penyelarasan peraturan perundang-undangan di tahun 2022 diimplementasikan
melalui penyusunan Revisi Peraturan Pemerintah (RPP) tentang Pengurangan
PMN Perusahaan Perseroan (Persero) PT Indonesia Asahan Aluminium, RPP
tentang Pendirian Perusahaan Perseroan (Persero) di Bidang Industri
Pertambangan, Revisi Peraturan Presiden tentang Cadangan Penyangga Energi

7
(CPE), Revisi Peraturan Presiden 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan,
Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, PP Nomor 102
tahun 2021 tentang penambahan PMN di BPUI untuk menyelamatkan polis
Jiwasraya, PP terkait pembentukan holding untuk restrukturisasi BUMN, RPP
PMN kepada PT Sarana Multigriya Finansial (Persero), RPP Pembubaran
Perusahan (Perseroan), RPP PMN kepada PT Garuda Indonesia, PP 101 tahun
2021 tentang Penggabungan Perusahaan PT Pelabuhan Indonesia, RPP
Restrukturisasi BUMN, RPP Restrukturisasi PT Waskita Karya, PT Adhi
Karya, PT Krakatau Steel, PT Semen Indonesia dan PT Senen Kupang, RPP
PMN BUMN, dan pembentukan Bullion Bank.

Penyederhanaan organisasi dengan penyetaraan jabatan struktural


menjadi jabatan fungsional dilakukan pada area perubahan penataan dan
penguatan organisasi. Penyusunan Anjab/ABK, Standar Kompetensi Jabatan,
dan Peta Jabatan juga telah dilakukan sebagai penguatan area perubahan.

Penguatan tata laksana Kedeputian III didukung dengan optimalisasi


pengelolaan arsip Deputi III dan penyusunan Peta Proses Bisnis pasca
penyederhanaan organisasi melalui penyusunan draft Permenko tentang Peta
Proses Bisnis.

Area perubahan penataan sistem manajemen SDM dilingkungan


Kedeputian III diperkuat dengan pelaksanaan Coaching Clinic Internal
Kedeputian III pasca Pelantikan Jabatan Analaisis Kebijakam dan Focus Group
Discussion (FGD) Tata Kelola Media Publikasi Dalam Peningkatan
Kompetensi Jabatan Fungsional.

Pada area perubahan pelayanan publik, Deputi III terus menjalin


koordinasi untuk mendorong target vaksinasi COVID-19 di Indonesia.
Indonesia menempati peringkat 25 dari 180 negara anggota WHO dalam
penanganan pandemi berdasarkan Global COVID-19 Index (GCI) dan
menempati peringkat pertama di Asia Tenggaran berdasarkan COVI D-

8
19 Recovery Index yang dirilis Nikkel Asia per-Agustus tahun 2022. Penilaian
tersebut didasarkan oleh beberapa poin yang salah satunya adalah vaksinasi.
Melalui peran monitoring yang dilakukan Deputi III atas capaian KPI dan
pengembangan usaha holding, pelayanan publik berupa Holding Ultra Mikro
telah mencapai 66,9% dari target 2025. Pelayanan publik berupa Piloting
Program Kompor Induksi tahap I telah mencapai 2.000 Keluarga Penerima
Manfaat (KPM) di Bali dan Solo melalui peran Deputi III dalam pembentukan
Tim Percepatan Program Konversi LPG ke Kompor Induksi. Pada kegiatan
Sinkronisasi Kebijakan Harga BBM (JBKP) Pertalite dan BBM JBT (Solar),
Deputi III melaksanakan peran koordinasi terhadap K/L teknis dalam
melakukan perhitungan (exercise) volume kuota dan formula harga BBM
sehingga terdapat penetapan dan kesepakatan atas besaran kuota BBM dan
perhitungan subsidi serta kompensasi yang selaras antar K/L. Dalam hal
pemenuhan hak akses informasi publik bagi masyarakat, Deputi III juga telah
mengembangkan beberapa platform media untuk mendukung peningkatan
kualitas pelayanan publik melalui Instagram (@d3perekonomianri), Twitter
(D3Perekonomian), Facebook (Deputi 3 Perekonomian RI), Channel Youtube
(D3 Ekon), dan Website (deputi3.ekon.go.id) yang menyajikan informasi
kegiatan kedeputian.

Penguatan akuntabilitas di Kedeputian III diimplementasikan


melalui evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi dan Penyusunan Manajemen
Risiko, refocusing anggaran dalam rangka mendukung optimalisasi
pelaksanaan tupoksi, dan revisi Petunjuk Operasional Kegiatan (POK).

Deputi III terus mengupayakan pelaksanaan Reformasi Birokrasi


melalui berbagai agenda Reformasi Birokrasi unit dan perbaikan pada
pemenuhan perubahan dari 8 area perubahan yang disyaratkan oleh kemenpan
RB, serta memperkuat sinergi dengan para pemangku kepentingan dalam
menyelenggarakan fungsi koordinasi dan sinkronisasi serta pengendalian
kebijakan dibidang perekonomian.

9
C. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Birokrasi dalam Pelaksanaan
Kegiatan Ekonomi

Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja birokrasi dalam


melaksanakan kegiatan perekonomian. Faktor-faktor berikut dapat
mempengaruhi kinerja birokrasi dalam pelaksanaan kegiatan ekonomi:
a. Faktor politik
Faktor politik juga dapat mempengaruhi kinerja birokrasi dalam
menjalankan kegiatan ekonomi. Beberapa faktor politik yang dapat
mempengaruhi kinerja kinerja meliputi kebijakan pemerintah, dukungan
politik, dan stabilitas politik
b. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek)
Untuk basis inovasi di kelembagaan pemerintahan juga perlu
dilakukan karena arah birokrasi ke depan adalah otomasi atau bahkan
digitalisasi yang akan makin mengefisienkan roda birokrasi.
c. Implementasi prinsip-prinsip effective and efficient government
Dengan menata ulang struktur birokrasi, memacu daya adaptasi
birokrasi terhadap perubahan dalam penyelenggaraan pemerintahan,
merupakan kata kunci dalam mengoptimalkan peran kelembagaan birokrasi
bagi peningkatan daya saing nasional.
d. Sumber Daya Manusia (SDM)
Kualitas pelayanan publik yang diberikan oleh birokrasi pemerintah
sangat dipengaruhi oleh kualitas SDM. Oleh karena itu, faktor SDM
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja birokrasi dalam
menyelenggarakan kegiatan ekonomi. Menata ulang kelembagaan dan SDM
birokrasi menjadi prioritas pada semua tataran birokrasi, mengingat
semakin ketatnya persaingan ekonomi kawasan pada masa mendatang.
e. Organisasi dan manajemen
Faktor organisasi dan manajemen juga mempengaruhi kinerja
birokrasi dalam menjalankan kegiatan ekonomi. Beberapa faktor yang

10
termasuk dalam kategori ini meliputi tata laksana, pola pikir, kinerja
organisasi, budaya kinerja, inovasi kinerja dan teknologi informasi, perilaku
kinerja, sistem dan strategi pelayanan, kepemimpinan yang transaksional,
dan struktur organisasi yang adaptif.Birokrasi harus mampu memberi
sumbangsih dalam pemberdayaan masyarakat, menjadi katalisator dan
inovator serta membangun kompetisi dalam arti positip, menjadikan
birokrasinya saling bersaing, antar bagian dalam memberikan
pendampingan dan penyediaan regulasi dan barang-barang kebutuhan
publik.

Optimalisasi kinerja birokrasi sangat dibutuhkan dalam


memenangkan kompetisi yang terjadi di segala lini dari mulai persaingan
mendapatkan investasi, kualitas dan harga jual produk ekspor, pasar tenaga
kerja, kualitas infrastruktur, hingga regulasi yang pro-investasi.

Dalam menjalankan kegiatan ekonomi, integritas kinerja sangat


penting untuk kelancaran dan keberhasilan kegiatan tersebut. Oleh karena
itu, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja harus diperhatikan dan diatasi
agar birokrasi dapat berfungsi dengan baik.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kekuasaan adalah kapasitas individu atau kumpulan individu untuk


memengaruhi perilaku orang lain atau kelompok sehingga perilaku tersebut
sesuai dengan keinginan dan tujuan individu yang memiliki kekuatan tersebut.
Kekuasaan politik adalah «kemampuan untuk memengaruhi pengaturan publik
baik dalam perkembangannya maupun hasil-hasilnya sesuai dengan tujuan dari
pemegang kekuasaan itu sendiri». Pada dasarnya kekuatan politik adalah
kapasitas orang atau perkumpulan untuk menggunakan sumber kekuatan yang
dapat menegakkan wilayah kekuasaannya untuk mencapai tujuan tertentu.
Kekuasaan politik memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pembentukan
kebijakan ekonomi oleh birokrasi. Mereka dapat menentukan prioritas, tujuan,
dan agenda kebijakan yang harus diimplementasikan oleh birokrasi.

Pemerintah dapat mempengaruhi seberapa banyak dana yang


dialokasikan untuk program-program ekonomi tertentu, yang nantinya akan
dieksekusi oleh birokrasi. Ini dapat memengaruhi bagaimana kebijakan
ekonomi dirancang dan dilaksanakan. Birokrasi harus mematuhi dan
melaksanakan kebijakan-kebijakan ini sesuai dengan arahan pemerintah. Jika
terdapat tuntutan besar untuk perubahan dalam kebijakan ekonomi, pemerintah
cenderung akan mendesak birokrasi untuk meresponsnya.

Penilaian tersebut didasarkan oleh beberapa poin yang salah satunya


adalah vaksinasi. Melalui peran monitoring yang dilakukan Deputi III atas
capaian KPI dan pengembangan usaha holding, pelayanan publik berupa
Holding Ultra Mikro telah mencapai 66,9% dari target 2025. Pelayanan publik
berupa Piloting Program Kompor Induksi tahap I telah mencapai 2.000
Keluarga Penerima Manfaat di Bali dan Solo melalui peran Deputi III dalam

12
pembentukan Tim Percepatan Program Konversi LPG ke Kompor Induksi. Ada
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi kinerja birokrasi dalam
melaksanakan kegiatan perekonomian.

Faktor politik juga dapat mempengaruhi kinerja birokrasi dalam


menjalankan kegiatan ekonomi.

B. Saran

Saran pertama adalah meningkatkan transparansi dalam proses


pengambilan keputusan ekonomi yang melibatkan birokrasi. Hal ini dapat
dicapai melalui publikasi data, laporan kinerja, dan menjalankan proses
keputusan yang lebih terbuka untuk umum. Selain itu, penting untuk
memastikan bahwa mekanisme akuntabilitas yang kuat diterapkan untuk
memastikan bahwa birokrasi bertanggung jawab atas kebijakan ekonomi yang
mereka buat dan jalankan.

Saran kedua adalah menerapkan sistem evaluasi kinerja yang objektif


dan independen. Dengan demikian, kinerja birokrasi dalam pelaksanaan
kegiatan ekonomi dapat dinilai secara tepat, tanpa pengaruh tekanan politik
yang tidak sehat.

Saran ketiga adalah mendirikan lembaga pengawasan independen yang


memiliki kewenangan dan sumber daya yang cukup untuk mengawasi tindakan
birokrasi dalam kebijakan ekonomi.

Saran keempat adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang


peran birokrasi dalam kebijakan ekonomi dan bagaimana intervensi politik
dapat memengaruhi proses ini. Kesadaran publik dapat membantu menciptakan
tekanan untuk menjaga integritas birokrasi dan meminimalkan intervensi politik
yang tidak sehat.

13
DAFTAR PUSTAKA

Salsabilah, W., & Putri, R. Y. (2022). Kekuasaan Dalam Ranah Kajian Politik Dan
Organisasi. JURNAL ILMU SOSIAL dan ILMU POLITIK, 2(1), 29-42.

Fauza, D. H., & Wismantoro, Y. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi


kinerja Pegawai Negeri Sipil pada Badan Pertanahan Nasional Kabupaten
Boyolali. Media, 22(1).

Rohayatin, T., Warsito, T., Pribadi, U., Nurmandi, A., Kumorotmo, W., & Suranto,
S. (2017). Faktor Penyebab Belum Optimalnya Kualitas Penyelenggaraan
Pelayanan Publik Dalam Birokrasi Pemerintahan. Caraka Prabu: Jurnal Ilmu
Pemerintahan, 1(01), 22-36.

SARWOM, R. R. (2007). Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja organisasi


birokrasi pemerintah di lingkungan Sekretariat Daerah Kabupaten
Manokwari (Doctoral dissertation, Universitas Gadjah Mada).

Deputi Bidang Koordinasi Reformasi Birokrasi dan Sistem Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah. (2022, Agustus 31). Evaluasi Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi dan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2022
[Postingan Blog]. Diakses dari
https://deputi3.ekon.go.id/2022/08/31/evaluasi-pelaksanaan-reformasi-
birokrasi-dan-sistem-akuntabilitas-kinerja-instansi-pemerintah-2022/

14

Anda mungkin juga menyukai