Anda di halaman 1dari 15

Kelompok 3:

1. Rido Butar-Butar

2. Abdurrafi Fadhil Akeno

3. Fazry Wijaya Akbari

Dosen Pengampu: Ika Setyorini, MM.

Kelas : TD.1.2

Tema: Pencabutan Subsidi BBM

 Pencabutan Subsidi BBM Perspektif Pro

Pencabutan subsidi bahan bakar minyak kembali menuai penolakan publik

secara keras. Secara ekonomi, subsidi bukanlah sesuatu yang tabu. Yang menjadi isu

adalah bagaimana desain subsidi agar efektif dan tepat sasaran. Desain subsidi terbaik

adalah subsidi yang diarahkan dan tepat diterima oleh mereka yang berhak (targeted

subsidy). Namun permasalahan terbesar targeted subsidy adalah, implementasi

program membutuhkan basis data yang akurat, by name by address, dan selalu

diperbarui secara berkala. Tanpa basis data yang kuat, subsidi akan menghadapi

masalah kebocoran yang masif.

Penargetan subsidi BBM agar tepat sasaran sulit dilakukan. Sebab, adanya

kemudahan transportasi dan distribusi membuat pengalihan penggunaan dan penjualan

di pasar gelap hampir tidak mungkin dihalangi. Terlebih lagi dengan wilayah geografis

Indonesia yang sangat luas dan terdiri atas kepulauan yang dipisahkan oleh lautan.

Subsidi BBM semakin tidak tepat sasaran ketika disparitas harga antara BBM
bersubsidi dan BBM non-subsidi semakin lebar. Ketidaktepatan sasaran subsidi BBM

juga terjadi dalam dimensi regional di mana sekitar 60 persen BBM bersubsidi habis di

Jawa-Bali saja. Dalam konteks inilah, subsidi terhadap barang dan jasa yang hanya

dikonsumsi masyarakat miskin (self-targeted subsidy program), seperti beras untuk

rakyat miskin (raskin), bantuan operasional untuk puskesmas dan sekolah, hingga

subsidi kereta api kelas ekonomi, menjadi menjanjikan karena diyakini jauh lebih tepat

sasaran dan terhindar dari masalah targeting.

Selain itu, terlepas dari defisit APBN dan minimnya ruang fiskal, subsidi BBM

sudah selayaknya dicabut. Jika subsidi BBM berlanjut, berbagai distorsi dalam

perekonomian akan semakin kuat, terutama semakin tidak terkendalinya alokasi

anggaran subsidi BBM karena permintaan yang semakin tinggi, khususnya dari

kendaraan bermotor pribadi. Subsidi BBM didominasi oleh bensin Premium dan solar,

yang 97 persen dan 85 persen distribusinya disalurkan melalui SPBU, yang

konsumennya sebagian besar adalah kendaraan bermotor pribadi. Kemacetan di

berbagai kota besar akan semakin meningkat menuju kemacetan total (grid-lock).

Dengan demikian, manfaat terdekat dari menghentikan subsidi BBM adalah struktur

APBN yang lebih sehat, sehingga belanja untuk sektor yang lebih penting dapat

ditingkatkan. Seluruh inefisiensi perekonomian yang terkait dengan BBM juga dapat

ditekan, seperti lonjakan penjualan kendaraan bermotor pribadi dan penambahan ruas

jalan tol. Dengan konsumsi BBM yang lebih sehat karena tidak lagi terdistorsi oleh

subsidi, tekanan terhadap impor BBM akan menurun, neraca pembayaran luar negeri

lebih sehat, dan nilai tukar lebih stabil. Meski pencabutan subsidi BBM memiliki

banyak rasionalitas, dampak negatif kebijakan ini tidak bisa diremehkan dan harus

diminimalkan dengan berbagai affirmative policy dan program kompensasi. Dampak


terbesar adalah kenaikan harga secara umum karena posisi BBM sebagai input

produksi yang penting dan signifikan di semua sektor perekonomian. Ketika inflasi

tidak dapat dihindarkan, daya beli masyarakat tergerus, sehingga berpotensi

melonjakkan angka kemiskinan. Kenaikan biaya produksi juga berpeluang

menyebabkan naiknya harga barang dan turunnya daya saing sehingga memicu

kebangkrutan atau relokasi industri sehingga angka pengangguran meningkat.

Kombinasi kemiskinan dengan pengangguran berpotensi memicu kerawanan sosial.

Argumen Pro:

1. Subsidi BBM tidak efektif dalam menyejahterakan masyarakat. Sebagian

besar subsidi BBM justru dinikmati oleh masyarakat kaya yang memiliki

kendaraan bermotor, bukan oleh masyarakat miskin yang seharusnya

menjadi sasaran subsidi. Sehingga, pencabutan subsidi BBM tidak akan

memberikan dampak buruk bagi masyarakat miskin.

Subsidi BBM tidak efektif dalam menyejahterakan masyarakat karena

sebagian besar subsidi BBM justru dinikmati oleh masyarakat kaya yang

memiliki kendaraan bermotor, bukan oleh masyarakat miskin yang seharusnya

menjadi sasaran subsidi. Sehingga, pencabutan subsidi BBM tidak akan

memberikan dampak buruk bagi masyarakat miskin.

Subsidi BBM seharusnya diberikan kepada masyarakat miskin yang

membutuhkan, namun kenyataannya sebagian besar subsidi BBM justru

dinikmati oleh masyarakat kaya yang memiliki kendaraan bermotor. Hal ini

terjadi karena subsidi BBM diberikan dalam bentuk harga yang lebih murah

untuk semua jenis kendaraan bermotor, tanpa membedakan antara kendaraan

milik masyarakat miskin atau kaya. Sehingga, pencabutan subsidi BBM tidak
akan memberikan dampak buruk bagi masyarakat miskin karena sebagian besar

masyarakat miskin tidak memiliki kendaraan bermotor dan tidak mendapatkan

manfaat dari subsidi BBM. Pencabutan subsidi BBM justru akan membantu

mengalokasikan anggaran yang tadinya digunakan untuk subsidi BBM ke

sektor-sektor lain yang lebih produktif dan bermanfaat bagi masyarakat.

Namun, pemerintah harus memperhatikan dampak sosial dari pencabutan

subsidi BBM dan memberikan bantuan langsung sementara masyarakat

(BLMS) bagi kelompok masyarakat berpendapatan rendah yang terdampak

langsung oleh pencabutan subsidi BBM. Hal ini bertujuan untuk membantu

masyarakat miskin yang membutuhkan agar tidak terkena dampak buruk dari

pencabutan subsidi BBM.

2. Pencabutan subsidi BBM dapat membantu mengurangi defisit anggaran

negara dan memperkuat ekonomi nasional. Dengan mengalokasikan

anggaran yang tadinya digunakan untuk subsidi BBM ke sektor-sektor

produktif lainnya, pemerintah dapat memperkuat ekonomi nasional dan

meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam jangka panjang.

- **Mengurangi defisit anggaran negara**: Pencabutan subsidi BBM dapat

membantu mengurangi defisit anggaran negara karena anggaran yang tadinya

digunakan untuk subsidi BBM dapat dialokasikan ke sektor-sektor produktif

lainnya

- **Memperkuat ekonomi nasional**: Dengan mengalokasikan anggaran yang

tadinya digunakan untuk subsidi BBM ke sektor-sektor produktif lainnya,


pemerintah dapat memperkuat ekonomi nasional. Hal ini dapat dilakukan

dengan membangun infrastruktur, meningkatkan kualitas pendidikan dan

kesehatan, serta memberikan bantuan sosial kepada masyarakat yang

membutuhkan.

- **Meningkatkan kesejahteraan masyarakat**: Dengan memperkuat ekonomi

nasional, pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam

jangka panjang. Hal ini dapat dilakukan dengan menciptakan lapangan kerja,

meningkatkan pendapatan masyarakat, serta memberikan bantuan sosial kepada

masyarakat yang membutuhkan.

Dalam hal ini, pemerintah dapat melakukan pengalihan subsidi BBM agar lebih

tepat sasaran dan bermanfaat bagi masyarakat. Salah satu caranya adalah

dengan mengalokasikan anggaran yang tadinya digunakan untuk subsidi BBM

ke sektor-sektor produktif lainnya, seperti yang telah dijelaskan di atas.

3. Pencabutan subsidi BBM dapat membantu mengurangi ketergantungan

Indonesia pada impor minyak mentah. Indonesia merupakan negara

pengimpor minyak mentah terbesar di dunia, sehingga pencabutan subsidi

BBM dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor

minyak mentah dan meningkatkan kedaulatan energi nasional.

Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai hal tersebut:

- **Pencabutan subsidi BBM**: Pemerintah Indonesia telah mencabut subsidi

BBM jenis Premium dan subsidi tetap kepada Solar sebagai upaya untuk
menurunkan konsumsi BBM[1]. Langkah ini terbukti bisa menurunkan

konsumsi BBM, seperti konsumsi Solar yang turun dari 44.000 kilo liter

perhari pada tahun 2014, menjadi 37.000 kilo liter di kuartal pertama tahun ini.

- **Ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah**: Indonesia masih

sangat tergantung terhadap impor Bahan Bakar Minyak (BBM) karena dari

tahun ke tahun realisasi lifting minyak kita selalu di bawah target yang

ditetapkan APBN. Dari total konsumsi BBM nasional, sebanyak 60 persen

dipenuhi lewat impor dalam bentuk minyak mentah ataupun bahan bakar.

- **Meningkatkan kedaulatan energi nasional**: Pencabutan subsidi BBM

dapat membantu mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak

mentah dan meningkatkan kedaulatan energi nasional[1]. Selain itu, Indonesia

juga perlu memperkuat sumber energi terbarukannya, agar bisa menghasilkan

produk pengganti bahan bakar minyak (BBM), sehingga akan mengurangi

impor minyak mentah untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

- **Alternatif energi**: Indonesia butuh alternatif bahan bakar selain minyak

karena harga minyak dunia saat ini sangat fluktuatif dan juga stoknya juga terus

berkurang di perut bumi. Oleh karena itu, pemerintah juga akan menambah

berbagai infrastruktur gas bumi yang cadangannya cukup besar. Selain itu,

sumber energi terbarukan seperti energi surya, angin, dan air juga perlu

dikembangkan sebagai sumber bahan bakar pengganti dari sumber energi fosil

yaitu minyak bumi.


Dengan demikian, pencabutan subsidi BBM dapat membantu

mengurangi ketergantungan Indonesia pada impor minyak mentah dan

meningkatkan kedaulatan energi nasional. Selain itu, pengembangan sumber

energi terbarukan juga perlu dilakukan sebagai sumber bahan bakar pengganti

dari sumber energi fosil yaitu minyak bumi.

4. Pencabutan subsidi BBM dapat membantu mengurangi kemacetan di

kota-kota besar. Dengan harga BBM yang lebih mahal, masyarakat akan

lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum atau kendaraan

pribadi yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar.

Berikut adalah penjelasan lebih detail mengenai hal tersebut:

- **Harga BBM yang lebih mahal**: Pencabutan subsidi BBM akan membuat

harga BBM menjadi lebih mahal. Hal ini akan membuat masyarakat lebih

berpikir dua kali dalam menggunakan kendaraan pribadi karena biaya

operasionalnya akan lebih tinggi.

- **Transportasi umum**: Dengan harga BBM yang lebih mahal, masyarakat

akan lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum. Transportasi

umum seperti bus, kereta api, atau angkutan kota, dapat menampung lebih

banyak penumpang dalam satu perjalanan, sehingga dapat mengurangi jumlah

kendaraan pribadi di jalan raya.


- **Kendaraan pribadi yang lebih efisien**: Dengan harga BBM yang lebih

mahal, masyarakat juga akan lebih memilih untuk menggunakan kendaraan

pribadi yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Kendaraan pribadi

yang lebih efisien seperti mobil hybrid atau mobil listrik, dapat mengurangi

konsumsi BBM dan emisi gas buang, sehingga dapat membantu mengurangi

kemacetan dan polusi udara di kota-kota besar.

- **Dampak pada kemacetan**: Dengan pengurangan jumlah kendaraan

pribadi di jalan raya, maka dapat membantu mengurangi kemacetan di kota-

kota besar. Kemacetan di kota-kota besar seringkali disebabkan oleh jumlah

kendaraan yang terlalu banyak dan jalan yang tidak memadai. Dengan

menggunakan transportasi umum atau kendaraan pribadi yang lebih efisien,

maka dapat membantu mengurangi kemacetan dan memperbaiki kualitas lalu

lintas di kota-kota besar.

Dengan demikian, pencabutan subsidi BBM dapat membantu

mengurangi kemacetan di kota-kota besar. Dengan harga BBM yang lebih

mahal, masyarakat akan lebih memilih untuk menggunakan transportasi umum

atau kendaraan pribadi yang lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar. Hal

ini dapat membantu mengurangi jumlah kendaraan pribadi di jalan raya dan

memperbaiki kualitas lalu lintas di kota-kota besar.

5. Mendukung Gerakan Net Zero Emission


Berdasarkan kajian Bappenas, net zero emission salah satunya dengan

penghapusan subsidi bbm dapat meningkatkan pertumbuhan PDB dan

pendapatan perkapita 2,5 kali lebih tinggi dari skenario business as usual pada

rentang 2021-2070.

Hal ini berasal dari efek tingkat produktivitas yang lebih tinggi dan

berkurangnya biaya yang ditimbulkan akibat eksternalitas negatif pada daya

dukung dan daya tampung lingkungan seperti polusi udara hingga kualitas

habitat.

"Upaya menurunkan emisi gas rumah kaca seringkali dibenturkan pada upaya

meningkatkan pertumbuhan ekonomi, padahal kenyataannya penurunan emisi

gas rumah kaca akan mendukung pertumbuhan ekonomi lebih tinggi," jelasnya.

Meski demikian, pencapaian net zero emission juga perlu dukungan kebijakan

lain di luar fiskal. Misalnya, peningkatan efisiensi energi dan bauran energi

baru terbarukan (EBT) yang jauh lebih ambisius yakni 100 persen.

"Karena untuk mencapai net zero emission 2045 harus dilakukan penurunan

intensitas energi secara signifikan sehingga tingkat efisiensi energi rata-rata di

kisaran 6-6,5 persen per tahun. Lebih tinggi dari tingkat efisiensi energi saat ini

yang masih di kisaran 1 persen," tandasnya.

Dengan dihapusnya subsidi BBM dapat membantu tercapainya net zero

emission yang membuat masyarakat akan lebih hemat menggunakan energi


sehingga emisi karbon dapat diminimalisir dan dapat membuat lingkungan

lebih sehat. Selain itu, dampak terhadap pemanasan global dan perubahan iklim

juga bisa diminimalkan. "Jika tidak ada upaya serius mengurangi penggunaan

kendaraan bermotor, lingkungan semakin tidak sehat.

Kesimpulan:

Pencabutan subsidi BBM sebenarnya memiliki dampak positif bagi masyarakat

dalam jangka panjang. Meskipun pada awalnya mungkin akan terasa sulit bagi

masyarakat, namun dalam jangka panjang, pencabutan subsidi BBM dapat

membantu meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan memperkuat ekonomi

nasional. Oleh karena itu, pemerintah seharusnya tetap melanjutkan rencana

pencabutan subsidi BBM. Selain itu, pemerintah juga harus memperhatikan

dampak sosial dari pencabutan subsidi BBM dan memberikan bantuan

langsung sementara masyarakat (BLMS) bagi kelompok masyarakat

berpendapatan rendah yang terdampak langsung oleh pencabutan subsidi BBM.

 Pencabutan Subsidi BBM Perspektif Kontra

Pencabutan subsidi BBM adalah topik yang kontroversial dan memicu banyak

debat di masyarakat. Dalam perspektif kontra, pencabutan subsidi BBM dianggap

tidak seharusnya dilakukan karena akan memberikan dampak negatif pada masyarakat.

Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi adalah kenaikan harga BBM yang

akan memberikan beban ekonomi yang lebih berat pada masyarakat yang kurang

mampu, serta mempengaruhi defisit APBN. Oleh karena itu, pemerintah harus

mempertimbangkan dampak pencabutan subsidi BBM pada masyarakat yang kurang


mampu dan mencari alternatif lain untuk mengurangi defisit APBN. Alternatif tersebut

dapat berupa penghematan anggaran di sektor lain atau peningkatan penerimaan

negara dari sektor lain. Dalam debat mengenai pencabutan subsidi BBM, perlu

dipertimbangkan dampak positif dan negatif dari kebijakan tersebut serta alternatif lain

yang dapat dilakukan untuk mengurangi defisit APBN tanpa memberikan dampak

negatif pada masyarakat yang kurang mampu. Menurut kami Pencabutan subsidi BBM

tidak seharusnya dilakukan karena akan memberikan dampak negatif pada Masyarakat.

Argumen Kontra:

1. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dampak pencabutan subsidi

BBM pada masyarakat yang kurang mampu dan mencari alternatif lain

untuk mengurangi defisit APBN.

Pernayataan ini mengandung dua hal yang harus dipertimbangkan oleh

pemerintah terkait dengan pencabutan subsidi BBM. Pertama, pemerintah

harus mempertimbangkan dampak yang akan terjadi pada masyarakat yang

kurang mampu jika subsidi BBM dicabut. Kedua, pemerintah harus mencari

alternatif lain untuk mengurangi defisit APBN, karena pencabutan subsidi

BBM dapat mempengaruhi anggaran pemerintah.

Pertama, pencabutan subsidi BBM dapat memberikan dampak negatif pada

masyarakat yang kurang mampu. Hal ini disebabkan karena harga BBM akan

naik dan memberikan beban ekonomi yang lebih berat pada masyarakat. Oleh

karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan dampak ini dan mencari cara

untuk mengurangi dampak negatifnya.

Kedua, pencabutan subsidi BBM dapat mempengaruhi defisit APBN. Subsidi

BBM merupakan salah satu sumber pengeluaran pemerintah yang besar. Jika
subsidi BBM dicabut, maka pemerintah harus mencari alternatif lain untuk

mengurangi defisit APBN. Alternatif tersebut dapat berupa penghematan

anggaran di sektor lain atau peningkatan penerimaan negara dari sektor lain.

Dalam hal ini, pemerintah harus mempertimbangkan kedua hal tersebut secara

seimbang. Pemerintah harus mencari cara untuk mengurangi defisit APBN

tanpa memberikan dampak negatif pada masyarakat yang kurang mampu.

Salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan

penargetan subsidi BBM agar tepat sasaran dan mengurangi disparitas harga

antara BBM bersubsidi dan BBM non-subsidi.

2. Pemerintah seharusnya mempertimbangkan dampak kenaikan harga

BBM pada inflasi dan mencari cara untuk mengurangi dampak

negatifnya.

Pernyataan ini mengandung dua hal yang harus dipertimbangkan oleh

pemerintah terkait dengan kenaikan harga BBM. Pertama, pemerintah harus

mempertimbangkan dampak kenaikan harga BBM pada inflasi. Kenaikan harga

BBM dapat menyebabkan kenaikan harga barang dan jasa lainnya, yang pada

akhirnya dapat menyebabkan inflasi. Oleh karena itu, pemerintah harus

memperhatikan dampak kenaikan harga BBM pada inflasi agar dapat

mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi dampak negatifnya.

Kedua, pemerintah harus mencari cara untuk mengurangi dampak negatif dari

kenaikan harga BBM pada inflasi. Dampak negatif tersebut dapat berupa

kenaikan harga barang dan jasa lainnya, yang pada akhirnya dapat memberikan

beban ekonomi yang lebih berat pada masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah
harus mencari cara untuk mengurangi dampak negatif dari kenaikan harga

BBM pada inflasi, seperti dengan mengurangi beban pajak atau memberikan

subsidi pada sektor-sektor tertentu yang terdampak oleh kenaikan harga BBM.

Dengan demikian, kalimat tersebut mengajukan bahwa pemerintah harus

mempertimbangkan dampak kenaikan harga BBM pada inflasi dan mencari

cara untuk mengurangi dampak negatifnya agar dapat mengambil tindakan

yang tepat untuk mengurangi beban ekonomi yang lebih berat pada masyarakat.

3. Pemerintah seharusnya meningkatkan penargetan subsidi BBM agar tepat

sasaran dan mengurangi disparitas harga antara BBM bersubsidi dan

BBM non-subsidi.

Pernyataan ini mengandung dua argumen utama, yaitu:

Pemerintah harus meningkatkan penargetan subsidi BBM agar tepat sasaran.

Hal ini dikarenakan selama ini subsidi BBM tidak tepat sasaran dan lebih

banyak dinikmati oleh kelompok masyarakat mampu, sehingga dana subsidi

yang seharusnya diberikan kepada masyarakat kurang mampu tidak efektif.

Pemerintah seharusnya memperbaiki penargetan subsidi BBM agar tepat

sasaran dan mengurangi disparitas harga antara BBM bersubsidi dan BBM

non-subsidi. Pemerintah harus mengurangi disparitas harga antara BBM

bersubsidi dan BBM non-subsidi. Disparitas harga antara BBM bersubsidi dan

BBM non-subsidi semakin lebar, sehingga semakin banyak masyarakat yang

beralih menggunakan BBM non-subsidi. Hal ini menyebabkan subsidi BBM

semakin tidak tepat sasaran dan sulit untuk diatur. Oleh karena itu, pemerintah

seharusnya mengurangi disparitas harga antara BBM bersubsidi dan BBM non-
subsidi agar subsidi BBM dapat tepat sasaran dan efektif. Dalam rangka

meningkatkan penargetan subsidi BBM agar tepat sasaran dan mengurangi

disparitas harga antara BBM bersubsidi dan BBM non-subsidi, pemerintah

dapat melakukan beberapa rekomendasi, antara lain:

1. Meningkatkan penargetan subsidi BBM agar tepat sasaran dan mengurangi

disparitas harga antara BBM bersubsidi dan BBM non-subsidi.

2. Meningkatkan pengawasan konsumsi BBM bersubsidi agar tepat sasaran

serta lebih menggalakkan penggunaan BBG serta BBN untuk kendaraan

bermotor serta opsi-opsi lainnya untuk mengendalikan konsumsi BBM

subsidi.

3. Mencari alternatif lain untuk mengurangi tekanan terhadap impor BBM dan

menjaga neraca pembayaran luar negeri yang lebih sehat.

Kesimpulan:

Pencabutan subsidi BBM adalah topik yang kontroversial dan memicu banyak

debat di masyarakat. Dalam perspektif kontra, pencabutan subsidi BBM

dianggap tidak seharusnya dilakukan karena akan memberikan dampak negatif

pada masyarakat. Beberapa dampak negatif yang mungkin terjadi adalah

kenaikan harga BBM yang akan memberikan beban ekonomi yang lebih berat

pada masyarakat yang kurang mampu, serta mempengaruhi defisit APBN. Oleh

karena itu, pemerintah harus mempertimbangkan dampak pencabutan subsidi

BBM pada masyarakat yang kurang mampu dan mencari alternatif lain untuk

mengurangi defisit APBN. Alternatif tersebut dapat berupa penghematan

anggaran di sektor lain atau peningkatan penerimaan negara dari sektor lain.
Dalam debat mengenai pencabutan subsidi BBM, perlu dipertimbangkan

dampak positif dan negatif dari kebijakan tersebut serta alternatif lain yang

dapat dilakukan untuk mengurangi defisit APBN tanpa memberikan dampak

negatif pada masyarakat yang kurang mampu.

Anda mungkin juga menyukai