Anda di halaman 1dari 5

Idealisme ekonomi mandiri vs idealisme ekonomi keberpihakan :

studi kasus subsidi bbm (premium-pertalite-solar)

Disusun oleh :
Muhammad Alif
Adrian Otniel
Clarencia Anggelica
Nasutiah
Yuni Sara
Linda Sulistiani
Visda Fitri Wahidah

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI


KASIH BANGSA
2023
ABSTRAK

PT. Pertamina merupakan badan usaha milik negara (BUMN). Dalam


menjalankan bisnisnya pertamina tidak hanya beroperasi secara mandiri
namun juga berkepihakan terhadap pemerintah. Dalam hal berkepihakan, Pem
erintah akan terlibat langsung dalam menentukan harga BBM Pertamina, yaitu
BBM subsidi yang merupakan bahan bakar minyak yang dibantu oleh
pemerintah melalui penggunaan dan Anggaran Pendapatan Belanja Negara
(APBN). Selain itu, BBM subsidi hanya diberikan kepada jenis tertentu. Untu
k saat ini, ada dua jenis BBM subsidi di Indonesia. Yang pertama adalah bensi
n dengan oktan 90 (Pertalite) dan diesel dengan setana 48 (Biosolar). Kemudia
n, harga jual komoditinya lebih murah dari harga pasar serta penjualannya pun
dibatasi dengan kuota serta hanya dapat digunakan oleh konsumen dari kalang
an tertentu.

Bahan bakar minyak Non subsidi merupakan bensin yang diperjualbelikan tan
pa adanya campur tangan pemerintah dalam menetapkan harganya. Karena itu,
setiap perusahaan penyedia bahan bakar minyak berhak bersaing secara sehat
dengan mengacu pada UU Minyak dan Gas Bumi Nomor 22 Tahun 2001.
Terdapat beberapa produk yang dikeluarkan BBM non-subsidi, di antaranya P
ertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite, Pertamax, pelumas Fastron, serta Bri
ght Gas. Produk ini menjadi rekomendasi untuk kendaraan yang dibatasi atau
peralihan dari BBM subsidi.
A. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi.
Biasanya bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan
dimanipulasi. BBM itu sendiri sering kita gunakan untuk berkendara (mobil,
motor, dll) yang mana kendaraan tersebut membutuhkan bahan bakar agar
kendaraan tersebut dapat berfungsi. dengan adanya bahan bakar tersebut
pemerintah menerapkan subsidi untuk tiga jenis bahan bakar, yakni Premium,
Solar, dan Minyak Tanah.
Dalam beberapa hari terakhir, media massa gencar memberitakan rencana pemeri
ntah  mengendalikan  penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Isu ini
mendominasi sekitar 40% dari total pemberitaan tentang Kemenhub atau yang ber
kaitan dengan fungsi dan tugas Kemenhub. Isu tentang rencana pembatasan pengg
unaan BBM bersubsidi diangkat media massa nasional, dimana sebagian besar me
dia massa masih memuat tentang polemik jadi tidaknya penerapan kebijakan pem
batasan penggunaan BBM Bersubsidi. Media massa lebih banyak menyoroti tenta
ng kelemahan atau hambatan yang mungkin akan dihadapi pemerintah dalam men
erapkan kebijakan pembatasan penggunaan BBM bersubsidi dengan opsi memaks
a kendaraan bermotor menggunakan bahan bakar gas dan pertamax.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) menyatakan pengendalian anggaran subsidi
bahan bakar minyak (BBM) merupakan suatu keharusan antara lain karena perbed
aan yang makin besar dengan harga keekonomian.
Pengendalian BBM bersubsidi (baik melalui opsi pembatasan konsumsi maupun o
psi kenaikan harga  secara bertahap) bertujuan  menekan  konsumsi BBM bersubsi
di yang terus meningkat dan sulit dikendalikan akibat terus bertambahnya jumlah
kendaraan bermotor. Meningkatnya subsidi akan terus membebani APBN, apalagi
subsidi BBM sebagian besar dinikmati orang-orang  mampu. Jika  konsumsi BBM
bersubsidi dibatasi atau harga BBM bersubsidi  dinaikkan, berarti pemerintah bisa
menghemat subsidi.  Hasil penghematan subsidi BBM akan digunakan antara lain
untuk membangun  infrastruktur transportasi publik yang nyaman, aman, dan mur
ah, sehingga masyarakat akan terdorong beralih dari mobil pribadi ke angkutan u
mum. Dengan begitu, kemacetan dan kesemerawutan lalu-lintas bisa  dikurangi.
dengan adanya kebijakan pengalihan subsidi BBM dilakukan oleh pemerintah
untuk melindungi daya beli masyarakat miskin dan rentan melalui penyaluran
bantuan sosial (bansos). BBM subsidi merupakan bahan bakar minyak yang
dibantu pemerintah melalui penggunaan dana Anggaran Pendapatan Belanja
Negara (APBN). Tujuan pemberian subsidi bagi kalangan menengah ke bawah
untuk membantu mereka dalam meringankan beban hidup mereka sehingga hidup
mereka lebih sejahtera.
2. TUJUAN
Menganalisis Pro dan Kontra antara BBM non Subsidi dan BBM subsidi bagi
masyarakat sehingga dalam dijadikan pertimbangan bahwa PT. pertamina dapat
mengimbangi bisnisnya dalm konteks mandiri ataupun konteks keberpihakan.
Dan dapat mengetahui tingkat minat masyakat apalagi terjadi kenaikan bahan
bakar bagi BBM non subsidi maupun BBM subsidi.

B. HASIL DAN PEMBAHASAN


Argument Pro idealism mandiri
Masyarakat dapat menerima adanya bahan bakar non subsidi apabila harga yang
diperjualbelikan tidak melonjak terlalu tinggi dari harga biasanya sehingga tidak
ada kemauan bagi masyarakat untuk membeli bahan bakar non subsidi tersebut.
Dan banyak masyarakat yang mau membeli non subsidi walaupun harga nya lebih
mahal dari BBM subsidi akan tetapi BBM non subsidi mempunyai beberapa
keunggulan diantaranya BBM non subsidi lebih ramah dampaknya bagi
lingkungan, BBM non subsidi lebih efesien atau irit dalam penggunaan sehari hari
dalam kendaraan, dan BBM non subsidi lebih diprioritaskan dalam pelayanannya.
Oleh sebab itu banyak masyarakat yang menerima adanya BBM non subsidi
tersebut.
Argument kontra idealism keberpihakan
subsidi dari pemerintah dapat diterima pula oleh masyarakat karena dapat
meringankan biaya bahan bakar bagi masyarakat yang tidak mampu. Sebab harga
BBM subsidi lebih murah dari harga BBM non subsidi. Adanya BBM subsid
i juga mampu membantu harga produk barang maupun jasa turun ke harga normal.
Bagi masyarakat miskin, membantu mereka tetap bisa memenuhi kebutuhan seha
ri-hari.
Argument Kontra idealism ekonomi mandiri
Masyarakat tidak dapat menerima adanya subsidi bbm dari pemerintah apabila
harga subsidi terus mengalami kenaikan sehingga banyak masyarakat yang beralih
pada BBM non subsidi.
Argument Pro idealism ekonomi keberpihakan
Namun jika subsidi mulai naik masyarakat menolak adanya kenaikan subsidi yang
mengharuskan masyarakat berpindah dari kendaraan pribadi ke kendaraan umum
dikarenakan harga BBM yang baik dan ketidakmampuan masyarakat untuk
membeli bahan bakar.

Anda mungkin juga menyukai