Disusun oleh :
Kelompok 6 Kelas 3E
Bintang Setya Nugroho (2211020300)
Putri Nur Assyifa (2211020311)
Gita Novia Asrinadiva (2211020315)
Fatin Karimatunnisa (2211020327)
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penyusunan makalah “PENCABUTAN SUBSIDI BBM” ini
dapat diselesaikan tepat waktu.
Terima kasih kepada Dr. Elly Hasan Sadeli, S.Pd., M.Pd. selaku loordinator dan
dosen pengampu matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang sudah membimbing
kami dalam matakuliah ini hingga makalah ini dapat disusun.
Kami harap makalah ini dapat dibaca semua kalangan dan bermanfaat bagi para
pembacanya. Namun kami menyadari bahwa masih banyak kesalahan dalam
penyusunan makalah ini. Untuk itu kami mengharapkan kritik serta saran yang
membangun dari para pembaca.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGATAR........................................................................................................................2
DAFTAR ISI..................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................4
A. Latar Belakang Masalah........................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................5
C. Tujuan Penulisan....................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................6
A. Definisi..................................................................................................................................6
B. Perbedaan BBM bersubsidi dan Non-subsidi........................................................................7
C. Dampak positif dan negatif penghapusan BBM bersubsidi..................................................8
D. Alternatif solusi.....................................................................................................................9
BAB III ANALISIS KASUS DAN STUDI KASUS...................................................................11
A. Pro Kontra Pencabutan BBM Bersubsidi............................................................................11
B. Efisiensi Anggaran Pemerintah...........................................................................................12
C. Penghapusan BBM Bersubsidi Mendorong Energi Bersih.................................................13
D. Penghapusan BBM Bersubsidi sebagai Keadilan sosial.....................................................13
BAB IV Kesimpulan dan Saran...................................................................................................15
A. Kesimpulan..........................................................................................................................15
B. Saran....................................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
A. Definisi
Subsidi adalah bantuan uang atau komoditas, perkumpulan atau
masyarakat yang umumnya diberikan oleh pihak pemerintah. Menurut Milton
H. Spencer dan Orley M. Amos, Jr. dalam bukunya yang berjudul
Contemporary Economics, subsidi adalah suatu pembayaran yang dilakukan
oleh pihak pemerintah (pembayaran dalam bentuk apapun) dalam suatu
perusahaan ataupun rumah tangga agar mencapai suatu tujuan tertentuk yang
dapat meringankan beban penerima. Secara Singkatnya, pengertian subsidi
adalah bantuan atau intensif keuangan.
Bentuk subsidi bisa Materi, Uang, Kebutuhan sembako, Barang hingga
keringanan biaya. Biasanya, golongan yang menjadi penerima subsidi adalah
masyarakat golongan menengah ke bawah. Subsidi yang di berikan
pemerintah ini bersumber dari pajak. Jadi, uang pajak yang dipungut oleh
pemerintah kembali lagi ke dalam lingkup masyarakat melalui pemberian
subsidi. Subsidi diberikan oleh pemerintah bagi masyarakat untuk
meningkatkan daya beli masyarakat, daya beli atau purchasing power
(kemampuan masyarakat untuk membeli) adalah kekuatan uang atau jumlah
barang yang dapat dibeli oleh seorang individu dengan jumlah uang tertentu.
Subsidi diberikan oleh pemerintah bagi masyarakat untuk meningkatkan daya
beli masyarakat, daya beli atau purchasing power (kemampuan masyarakat
untuk membeli) adalah kekuatan uang atau jumlah barang yang dapat dibeli
oleh seorang individu dengan jumlah uang tertentu. Contohnya, pemerintah
yang memberikan subsidi kepada masyarakat golongan yang mempunyai
ekonomi menengah ke bawah dengan tujuan agar beban hidup mereka
menjadi lebih ringan, misalnya BBM bersubsidi berguna untuk membantu
masyarakat agar biaya BBM yang mereka keluarkan lebih rendah sehingga
semua kegiatan yang berkaitan dengan BBM misalnya biaya angkut barang
menjadi lebih murah. (Soen, 2022)
BBM (bahan bakar minyak): adalah jenis bahan bakar (fuel) yang
dihasilkan dari pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak
mentah dari perut bumi diolah dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu
untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil products), yang termasuk di
dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM, pengilangan minyak
mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke
produk-produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal.
Pemakaian BBM akan terus meningkat sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
nasional Indonesia Daryanto ( 2007 ) dan akan berkurang dari waktu ke
waktu sesuai dengan cadangan / persediaan nasional Indonesia kecuali
diketemukan sumber cadangan baru ataupun penggunaan energi baru
terbarukan.
B. Perbedaan BBM bersubsidi dan Non-subsidi
Subsidi BBM , sebagaimana dapat dipahami dari naskah RAPBN dan
Nota Keuangan setiap tahun, adalah “pembayaran yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia kepada Pertamina (pemegang monopoli
pendistribusian BBM di Indonesia, sejak tahun 2009 sudah tidak dimonopoli
lagi) dalam situasi dimana pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas
menyediakan BBM di Tanah Air adalah lebih rendah dibandingkan biaya
yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut”. Dalam hal ia
bernilai positif, seperti dulu sering dialami, angka itu disebut Laba Bersih
Minyak. Harga BBM Bersubsidi di Indonesia adalah harga sama yang diatur
oleh pemerintah dan berlaku sama di seluruh wilayah Indonesia. Pada
dasarnya, pemerintah bersama DPR menetapkan harga BBM setelah
memperhatikan biaya-biaya pokok penyediaan BBM yang diberikan
Pertamina / Badan Usaha lainnya serta tingkat kemampuan (willingness to
pay) masyarakat.
BBM Non-Subsidi adalah BBM yang mana harganya tidak diatur oleh
Pemerintah, Badan Usaha dipersilakan untuk bersaing secara sehat dan
efisien, tentu di dalam koridor Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No.
22 Tahun 2001 beserta turun dan perubahan sampai saat ini. Undang-Undang
Minyak dan Gas Bumi No 22 Tahun 2001 menegaskan bahwa penugasan
khusus kepada Pertamina untuk menyediakan BBM di dalam negeri akan
diakhiri pada (bulan November) 2005 yang dikutip dari Hanan Nugroho,
Penyediaan BBM: Masalah Besar Menghadang, Kompas, 6 Juli 2004.
Pemerintah melalui BPH Migas mempersilakan Badan Usaha yang telah
memiliki Izin Usaha dari Kementerian ESDM untuk bersaing secara terbuka
di pasar domestic Indonesia.
Subsidi BBM , sebagaimana dapat dipahami dari naskah RAPBN dan
Nota Keuangan setiap tahun, adalah “pembayaran yang dilakukan oleh
Pemerintah Indonesia kepada Pertamina (pemegang monopoli
pendistribusian BBM di Indonesia, sejak tahun 2009 sudah tidak dimonopoli
lagi) dalam situasi dimana pendapatan yang diperoleh Pertamina dari tugas
menyediakan BBM di Tanah Air adalah lebih rendah dibandingkan biaya
yang dikeluarkannya untuk menyediakan BBM tersebut”. Dalam hal ia
bernilai positif, seperti dulu sering dialami, angka itu disebut Laba Bersih
Minyak. Harga BBM Bersubsidi di Indonesia adalah harga sama yang diatur
oleh pemerintah dan berlaku sama di seluruh wilayah Indonesia. Pada
dasarnya, pemerintah bersama DPR menetapkan harga BBM setelah
memperhatikan biaya-biaya pokok penyediaan BBM yang diberikan
Pertamina / Badan Usaha lainnya serta tingkat kemampuan (willingness to
pay) masyarakat.
BBM Non-Subsidi adalah BBM yang mana harganya tidak diatur oleh
Pemerintah, Badan Usaha dipersilakan untuk bersaing secara sehat dan
efisien, tentu di dalam koridor Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No.
22 Tahun 2001 beserta turun dan perubahan sampai saat ini. Undang-Undang
Minyak dan Gas Bumi No 22 Tahun 2001 menegaskan bahwa penugasan
khusus kepada Pertamina untuk menyediakan BBM di dalam negeri akan
diakhiri pada (bulan November) 2005 yang dikutip dari Hanan Nugroho,
Penyediaan BBM: Masalah Besar Menghadang, Kompas, 6 Juli 2004.
Pemerintah melalui BPH Migas mempersilakan Badan Usaha yang telah
memiliki Izin Usaha dari Kementerian ESDM untuk bersaing secara terbuka
di pasar domestic Indonesia.
Dalam hal ini, pemerintah telah menaikkan anggaran subsidi dan kompen
sasi BBM tahun 2022 sebesar lebih dari 3 kali lipat, yaitu dari Rp152,5 triliun m
enjadi Rp502,4 triliun. Namun distribusi manfaatnya ternyata lebih banyak dini
kmati oleh kelompok masyarakat mampu, sehingga perlu diberlakukan kebijaka
n pengalihan subsidi agar lebih tepat sasaran dan berkeadilan untuk meringankan
beban APBN 2022 dan meningkatkan ruang fiskal 2023.
kebijakan pengalihan subsidi BBM dilakukan untuk melindungi daya bel
i masyarakat miskin dan rentan melalui penyaluran bantuan sosial (bansos) antar
a lain dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT), bantuan subsidi upah (BSU),
serta 2% dana transfer umum (DTU) untuk subsidi transportasi angkutan umum,
ojek, nelayan dan perlindungan sosial tambahan.
Dalam penyalurannya, pemerintah menjamin penyaluran dana subsidi dil
akukan dengan transparan, yaitu melalui proses verifikasi dan validasi yang dila
kukan oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), dilanjutka
n dengan proses audit anggaran yang di lakukan oleh Badan Pemeriksa Keuanga
n (BPK). Sementara, untuk dana bantuan sosial (bansos) data akan diverifikasi, d
ivalidasi dan diperbaharui oleh Kementerian Sosial melalui Data Terpadu Kesej
ahteraan Sosial (DTKS).
Hal ini sudah sangat jelas menegaskan bahwa Penghapusan BBM
bersubsidi untuk alokasi subsidi kearah yang lebih jelasa dan menguntungkan
keuangan negara serta mensejahterakan rakyat utamanya kelas sosial menengah
ke bawah untuk mencegah penyalahgunaan anggaran. Jika, masyarakat
mengatakan tidak adilan namun perlu diingat bahwa bantuan-bantuan seperti
BLT untuk kalangan masyarakat menengah ke bawah menjadi hal yang jauh
lebihh bermnafaat dan terorganisir daripada alokasi subsidiuntuk BBM yang
sering disalahgunakan,
BAB IV
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Dari hal-hal yang telah dikaji terkait pengapusan BBM bersubsidi,
banyak dampak positif dan negatif yang mempengaruhi berbgai aspek.
Penghapusan BBM bersubsidi ini pula merupakan topik pro-kontra yang tak
pernah padam. Namun, perlu diketahui kembali bahwa tujuan dari penghapusan
ini merupakan salah satu cara pemerintah mengatur serta mengalokasikan
anggaran demi mensejahterakan Indonesia. Namun, perspektif penerima mampu
berbeda-beda dan hal tersebut lumrah terjadi terutama yang berkaitan dengan
kebijakan-kebijakan baru dengan penerimaannya perlu menunggu waktu secara
bertahap.
B. Saran
maklah Kebijakan-kebijakan yang dibuat merupakan suatu hal yang
membutuhkan proses adaptasi serta perlu pemikiran kritis untuk mengkaji hal
tersebut. Diharapkan, pembaca mampu untuk merealisasikn hal tersebut dan
tidak terburu-buru dalam menyimpulkan segala bentuk kebijakan yang telah
ditetaapkan.
DAFTAR PUSTAKA
Abbas, Astri. “Dampak Penghapusan BBM Terhadap Surplus Ekonomi”. Jurnal UWGM
Volume 6 No. 2 (2016) Hal. 25-35
Futri, Anis widyanti dkk. “Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)
Terhadap Pasar Modal Setelah Pandemi Covid-19”. Jurnal COMSERVA Volume
2, No.09 (2022) Hal. 1480 – 1486
Hasan, julian Muhammad. “Dampak Pencabutan Subsidi BBM Bagi Keuangan
Indonesia Dalam Perspektif Good Governance”. Jurnal Renaissance Volume 3,
No. 01 (2018) Hal. 300-309