Disusun oleh :
KELOMPOK 05
UNIVERSITAS UDAYANA
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat,
karunia dan hidayah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Kebijakan Non Tarif” tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan
dari paper ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengantar Ekonomi Internasional.
Selain itu, paper ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Apa saja yang menjadi
Kebijakan Non-Tarif.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Putu Krisna Adwitya Sanjaya, S.E.,
M.Si.selaku dosen pengampu mata kuliah Pengantar Ekonomi Internasional yang telah
memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis.
Penulis menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam menyusun paper ini. Oleh
sebab itu, saran dan kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan makalah untuk dimasa
mendatang. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah turut
membantu dalam menyelesaikan paper ini. Diharapkan paper ini dapat memberikan manfaat
bagi pembaca. Terima Kasih.
Penulis
DAFTAR ISI
3
BAB I
PENDAHULUAN
4
masyarakat kurang mampu(targeted subsidy).
Praktek dumping merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh eksportir dengan
menjual barang di pasar internasional dengan harga yang sangat rendah atau lebih rendah
dari harga wajar barang tersebut di negera asal maupun di negara importir . Dumping dapat
dikategorikan sebagai persaingan tidak sehat dalam bentuk diskriminasi harga karena
kerap kali menimbulkan kerugian (injury) bagi dunia usaha di suatu negara karena dapat
merusak pasar dengan merugikan produsen lokal barang sejenis.
Indonesia sebagai salah satu negara yang sering dituduh melakukan dumping produk
kertas A4 menimbulkan sebuah pertanyaan karena Australia menjadi negara terkini yang
menuduh tindakan dumping atas produk Kertas A4 asal Indonesia, yang mana sebelumnya
Indonesia pernah mendapat tuduhan dari Korea Selatan (2002), Afrika Selatan (2003) dan
Jepang (2012). Hal yang seharusnya menjadi perhatian oleh produsen dan pemerintah
Indonesia dalam kasus tuduhan dumping oleh negara luar adalah masalah like product
serta kekaburan hukum atas klausul PMS (particular market situation), yang mana selama
proses persidangan, baik Indonesia, Australia maupun pihak ketiga memiliki argumentasi
masing-masing terkait interpretasi dalam menentukan definisi dari PMS karena belum
adanya definisi yang jelas.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui dan memahami mengenai definisi kuota beserta tujuan, manfaat, serta
kelebihan dan kekurangan.
1.3.2 Mengetahui dan memahami mengenai definisi subsidi beserta tujuan, manfaat, dan
dampak.
1.3.3 Mengetahui mengenai definisi dumping beserta tujuan,manfaat dan dampak.
1.3.4 Membahas contoh kasus kebijakan non tarif negara berkembang vs negara maju
5
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Kuota
2.1.1 Definisi Kuota Menurut Para Ahli
Dalam buku Perdagangan Internasional (2018) karya Wahono Diphayana, kuota
adalah pembatasan terhadap jumlah fisik barang yang masuk. Kebijakan kuota dianggap
menghambat karena dianggap tidak adil dan tidak transparan, serta dalam praktiknya
seringkali menimbulkan tindakan diskriminasi. Meskipun begitu, adanya kebijakan kuota
bisa juga dimanfaatkan untuk memperbaiki neraca pembayaran yang defisit, serta untuk
meningkatkan harga produk.
6
1. Voluntary export restraints
Pengekangan ekspor sukarela atau voluntary export restraints (VERs) adalah
kuota sukarela yang diadopsi oleh negara pengekspor. Itu kontras dengan kuota
konvensional, di mana negara pengimpor adalah yang memberlakukan kuota. VER
merupakan taktik yang efektif untuk mengurangi sengketa perdagangan. Itu
mengurangi ketegangan geopolitik. Dan karena perdagangan internasional terus
berubah, negara-negara yang terlibat biasanya akan memperbarui VER agar tetap
berguna.
2. Kuota tersembunyi
Pemerintah dapat membatasi pasokan barang impor tanpa secara eksplisit
memberlakukan kuota impor. Sebagai contoh, pemerintah dapat menerapkan
persyaratan atau kontrol kualitas yang lebih ketat terhadap produk impor tertentu.
Meskipun relatif sederhana, namun, kebijakan semacam itu cukup efektif, terutama
jika kebijakan menargetkan barang-barang berkualitas rendah. Bentuk kuota
tersembunyi lainnya adalah meningkatkan kampanye propaganda untuk mendorong
konsumen dalam negeri mengurangi konsumsi barang impor. Misalnya, pemerintah
dapat menyebarkan propaganda tentang bagaimana impor dapat menyebabkan
gangguan kesehatan. Salah satu contoh adalah kampanye Uni Eropa tentang minyak
nabati yang ramah lingkungan. Kampanye semacam ini terbukti efektif untuk
mengurangi permintaan minyak sawit dari negara-negara seperti Indonesia, yang
dianggap tidak ramah lingkungan dalam produksinya.
7
2.1.5 Cara Kerja Kuota Impor
Pemerintah membatasi kuantitas impor. Pemerintah biasanya menunjuk
beberapa importir untuk mengapalkan barang dari luar negeri. Pemerintah kemudian
memberikan batas berapa banyak yang dapat mereka impor.
Tingginya impor meningkatkan pasokan di pasar domestik. Merasa posisi
mereka terancam oleh produk impor, produsen domestik menekan pemerintah untuk
memberlakukan kuota impor.
Sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran, turunnya pasokan
mendorong harga barang di pasar domestik naik. Itu tentu saja merugikan konsumen.
Mari kita gambarkan situasi tersebut ke dalam sebuah grafik.
Sebelum kuota berlaku, pasokan di pasar domestik berada pada Q1. Dan, setelah kebijakan
kuota berlaku, pasokan berkurang menjadi Q2 karena kuantitas impor yang lebih sedikit.
Sebagai hasilnya, kurva penawaran bergeser ke kiri. Mengasumsikan permintaan konstan,
pasokan yang lebih sedikit akan mendorong harga naik dari P1 ke P2. Sebagai hasilnya,
konsumen domestik harus membayar harga yang lebih tinggi. Konsumen juga memiliki
pilihan yang lebih sedikit. Barang impor mungkin menawarkan beberapa fitur yang tidak
ada di produk domestik
Untuk mengatasi kenaikan harga, pemerintah seharusnya mendorong produsen
domestik untuk meningkatkan produksi. Katakanlah, produksi domestik meningkat
sebanyak penurunan kuantitas impor (Q1 minus Q2). Harga pasar seharusnya akan
kembali turun ke tingkat sebelumnya, mengasumsikan permintaan tidak berubah.
8
1. Kuota bisa lebih efektif dalam membatasi perdagangan daripada tarif.
Pemerintah dapat menentukan berapa jumlah impor yang masuk ke pasar
domestik. Sebaliknya, tarif mungkin tidak efekti dalam membatasi kuantitas
impor. Negara pengekspor mungkin mensubsidi produk ekspor mereka.
Tujuannya adalah membuat produk tetap kompetitif meski negara tujuan
menerapkan tarif impor.
2. Kuota impor juga tidak tergantung pada elastisitas permintaan atau perubahan
nilai tukar. Depresiasi, misalnya, membuat produk impor turun. Jika produk
adalah elastis dalam permintaan, penurunan harga akan meningkatkan
permintaan impor yang lebih tinggi. Tapi, karena kuantitas dibatasi, maka
depresiasi tidak akan memberikan efek.
- Kerugian Kuota Impor
1. Pemerintah tidak memperoleh pendapatan. Fokus utama kebijakan adalah
kuantitas produk. Itu kontras dengan tarif, yang mana merupakan bentuk pajak
atas barang. Kenaikan tarif meningkatkan pendapatan pemerintah. Tapi, itu
tidak berlaku untuk kuota.
2. Konsumen domestik menanggung harga yang lebih tinggi. Jika produsen
dalam negeri tidak meningkatkan produksi untuk mengimbangi penurunan
impor, itu mengurangi pasokan di pasar domestik. Sebagai hasilnya, harga
akan naik.
3. Kuota mungkin menguntungkan bagi beberapa importir tapi tidak bagi yang
lain. Penjatahan mungkin tidak merata di antara para importir. Pemerintah
mungkin lebih memihak importir milik negara daripada importir swasta
dengan memberikan mereka kuota yang lebih tinggi.
2.2 Subsidi
2.2.1 Definisi Menurut Para Ahli
Menurut Habib Nazir (2004) subsidi adalah cadangan keuangan dan
sumbersumber daya lainnya untuk mendukung suatu kegiatan usaha atau kegiatan
perorangan oleh pemerintah .
Menurut Muhammad Hassanudin (2004) “Subsidi dapat mendorong
peningkatakan output produk-produk yang dibantu akan tetapi mengganggu proses
alokasi sumber daya domestik secara umum dan memberi dampak yang merugikan
terhadap perdagangan internasional”.
9
Menurut Milton H. Spencer dan Orley M.Amos, jr. Dalam bukunya
contemporary Economics Edisi ke 8 halaman 464 sebagaimana dikutip oleh Rudi
Handoko dan dan Pandu Patriadi menulis bahwa subsidi adalah pembayaran yang
dilakukan pemerintah kepada perusahaan atau rumah tangga untuk mencapai tujuan
tertentu yang membuat mereka dapat memproduksi atau mengkonsumsi suatu produk
dalam kuantitas yang lebih besar ataupada harga yang lebih murah.Secara ekonomi,
tujuan subsidi adalah untuk mengurangi harga atau menambah keluaran (output).
10
untuk memperluas produksi beberapa poduk dengan harga rendah yang
dianggap sangat penting.
2. Subsidi Ekspor
Pemberian subsidi oleh pemerintah untuk produk tertentu yang di ekspor
atau ekspor secara umum, sebagai suatu alat untuk membantu neraca
pembayaan negara selain itu, subsidi ekspor diberikan sebagai upaya
peningkatan perdagangan.
3. Subsidi Pekerjaan
Pemberian subsidi pada upah oleh pemerintah sebagai suatu insentif
pada perusahaan-perusahaan untuk dapat member lebih banyak kesempatan
kerja, sehingga dapat menurunkan tingkat pengangguran dalam perekonomian.
4. Subsidi Pendapatan
Pemberian subsidi pada masyarakat melalui system pembayaran transfer
pemerintah dalam usaha untuk memungkinkan mereka menikmati suatu
standart hidup minimum. Subsidi pendapatan diberikan oleh pemerintah aga
kesejahteraan masyarakat semakin terjamin, sehingga perekonomian
diahrapkan dapat lebih lanjut.
1. Subsidi Langsung
Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, subsidi bisa
diberikan secara langsung ataupun tidak langsung. Subsidi langsung
adalah suatu subsidi yang di dalamnya melibatkan pembayaran
berupa dana aktual untuk individu, kelompok, ataupun untuk suatu
industri tertentu. Subsidi langsung ini mampu memberikan
keuntungan untuk pihak penerima karena mereka akan merasakan
manfaat subsidi secara langsung. Selain itu, mereka juga akan
merasakan manfaat yang tidak langsung pada bidang lainnya, seperti
lapangan pekerjaan. Contoh sederhana dari subsidi langsung adalah
pemberian uang tunai untuk pengusaha kecil agar bisa
mengembangkan bisnisnya. Dari bantuan tersebut, mereka bisa
merekrut pegawai yang lebih banyak agar bisa menghasilkan barang
yang lebih banyak dari biasanya.
11
2. Subsidi Tidak Langsung
Subsidi tidak langsung adalah suatu subsidi yang mempunyai nilai
moneter yang sudah ditentukan sehingga tidak akan melibatkan pengeluaran
secara aktual.
Kebijakan subsidi tidak tidak langsung ini meliputi berbagai kebijakan
penurunan harga produk barang atau jasa yang dibutuhkan oleh masyarakat
luas. Artinya, masyarakat yang menjadi target penerima subsidi bisa membeli
suatu komoditas atau barang berada dibawah harga pasar. Kebijakan subsidi
tidak langsung ini umumnya digunakan pada bidang industri energi dan juga
pangan. Contoh sederhananya adalah pemerintah memberikan potongan harga
untuk bahan bakar minyak yang lebih dikenal dengan produk premium.
Premium sendiri adalah bahan bakar minyak yang disubsidikan oleh
pemerintah secara langsung. Dengan bahan bakar yang murah ini, diharapkan
pengeluaran masyarakat dalam melakukan mobilitas sehari-hari akan semakin
terbantu.
3. Subsidi Pemerintah
Ada banyak bentuk subsidi yang diberikan oleh pemerintah di berbagai
belahan dunia. Di luar negeri misalnya, ada subsidi yang diberikan untuk
mendukung kesejahteraan dan untuk tunjangan pengangguran. Contoh subsidi
lain adalah subsidi suku bunga untuk pinjaman mahasiswa. Adanya subsidi ini
bertujuan mendorong masyarakat untuk melanjutkan pendidikan. Di Indonesia,
bentuk subsidi pemerintah juga cukup beragam. Beberapa contoh subsidi
langsung pemerintah adalah:
1. BLT (Bantuan Langsung Tunai)
2. Subsidi langsung seperti BPUM (BLT untuk pelaku UMKM)
3. Paket sembako bansos
4. Subsidi Kartu Indonesia Pintar
5. Kartu Indonesia Sehat.
Sementara itu subsidi tidak langsung yang diberikan pemerintah
contohnya adalah:
1. Subsidi BBM dan gas 3 kilogram
2. Subsidi pajak bagi para pelaku industri
3. Subsidi KPR rumah
4. Untuk sektor pertanian ada subsidi benih dan pupuk
12
5. Insentif untuk tagihan listrik dan masih banyak lagi
2.3 Dumping
2.3.1 Definisi Dumping Menurut Para Ahli
13
Menurut Sumadji P. Yudha Pratama dan Rosita Dumping adalah
politik ekonomi yang dilakukan suatu negara untuk menjual hasil produksinya
di luar negeri dengan harga lebih murah daripada penjualan dalam negeri,
dengan tujuan menguasai pasaran luar negeri
Menurut Muhammad Ashri Dumping adalah bentuk persaingan
perdagangan yang curang yaitu dalam bentuk diskriminasi harga.
14
kegiatan dumping ini. namun WTO melarang tindakan dumping yang
menimbulkan kerusakan,kerugian atau bahkan melemahkan industri domestik
negara pengimpor. Dari berbagai negara juga sudah menyetujui untuk berusaha
menanggulangi kegiatan dumping dengan cara mengaplikasikan Bea Masuk
Anti Dumping atau BMAD. BMAD bisa diaplikasikan jika kegiatan dumping
bisa memberikan dampak yang mampu merusak dan juga merugikan pasar
produsen pesaing pada negara pengimpor.
15
1. Membantu Krisis Pangan Negara Lain
Untuk memenuhi keperluan produk ataupun komoditas antar negara.
Ada kalanya sebuah negara memang mengalami krisis produksi atau komoditas
tertentu, sehingga untuk bisa memenuhi ketersediaan produk dalam negeri harus
dilakukan kegiatan impor. Namun disisi lain, ada juga negara yang mengalami
kelebihan produksi suatu komoditas, sehingga mereka mampu memenuhi
kebutuhan pasar dalam negaranya dan juga pasar luar negeri dengan kegiatan
eksporJadi, tidak selamanya penjualan suatu komoditas ke pasar luar negeri
dengan memasang harga yang murah dianggap sebagai kegiatan yang negatif.
Adanya perbedaan pasar antar setiap negara importir dan eksportir mampu
memengaruhi harga jual komoditas yang lebih murah.
2. Memperluas dan Meningkatkan Pangsa Pasar
Dalam memperluas dan meningkatkan pangsa pasar, harus diakui bahwa
ada banyak sekali kompetitor di dalam sektor ekonomi, terlebih lagi jika ruang
lingkupnya sudah internasional. Hal tersebut akan menyebabkan persaingan
yang sangat ketat, sehingga usaha dalam menjangkau dan memperluas pasar
akan terasa makin susah.
Nah, kegiatan dumping ini mampu meningkatkan dan juga memperluas
pangsa pasar. Lebih rendahnya suatu harga produk yang ditawarkan pada pasar
luar negeri mampu menarik perhatian pihak importir untuk bisa terjun langsung
dalam kegiatan perdagangan internasional.
3. Menambah Pendapatan Devisa Bagi Negara Eksportir
16
Perlu digaris bawahi bahwa pembayaran suatu produk di dalam
perdagangan internasional dilakukan dengan menggunakan mata uang asing.
Kegiatan dumping yang mampu meningkatkan pangsa pasar ini mampu
meningkatkan pendapatan devisa ataupun mata uang asing yang didapatkan dari
negara asal eksportir.
• Kerugian Praktik Dumping
Walaupun harus diakui bahwa kegiatan ini memiliki keuntungan
tertentu, namun praktik dumping juga memiliki kerugian tersendiri. Kerugian
tersebut sebenarnya tidak hanya akan dirasakan oleh pihak importir saja, namun
juga dirasakan oleh pihak eksportir. Beberapa kerugian dari praktik dumping
adalah sebagai berikut:
1. Merusak Tatanan Harga Produk Sejenis
Rendahnya harga ekspor komoditas pada produk sejenis yang ada di
dalam negara importir bisa menimbulkan diskriminasi harga. Hal tersebut
pastinya bisa menimbulkan kerugian untuk negara importir.
2. Mematikan Produsen Kompetitor Lain
Kegiatan dumping yang dianggap sebagai bentuk persaingan yang tidak
sehat berpotensi memiliki tujuan untuk mematikan bisnis kompetitor yang ada
di dalam negeri ataupun luar negeri. Mereka berharap dengan memasang harga
yang lebih rendah dan dijual ke pasar internasional, mereka bisa mencuri pangsa
pasar tersebut.
3. Eksportir Berpotensi Mengalami Kebangkrutan
Kenyataanya, kerugian dari aktivitas dumping ini tidak hanya akan bisa
dirasakan oleh produsen kompetitor yang ada pada negara importir saja, namun
juga untuk pihak eksportir. Penjualan produk yang terlalu rendah justru akan
membuat pihak eksportir tidak akan sanggup untuk menutup biaya produksi
yang sebelumnya sudah dikeluarkan.
17
daripada harga dalam negeri secara terus menerus yang dimaksudkan untuk
menguasai pasar dalam jangka panjang.
2. Sporadic
Berbeda dengan persistent dumping, sporadic dumping adalah tindakan
diskriminasi harga yang dilakukan dalam jangka pendek karena ingin
menghabiskan stok produk.
3. Predatory
Sesuai namanya, predatory dumping adalah tindakan untuk memangsa pesaing
usahanya menggunakan pemberlakukan harga murah. Setelahnya, pelaku
predatory dumping akan menaikkan harga sesuai keinginannya ketika pesaing
sudah berhasil menyingkir dari pasar.
4. Reverse
Reverse dumping adalah diskriminasi harga yang dapat dilakukan pada produk
bersifat inelastis (permintaan cenderung tidak berubah ketika harga berubah) di
pasar luar negeri. Kata reverse merujuk pada pemberlakukan harga yang lebih
tinggi di pasar luar negeri dan harga rendah untuk pasar lokal.
18
Singapura, dan juga China. Tapi, apapun alasan dilakukannya praktik dumping,
dalam dunia perdagangan internasional praktik ini bukanlah suatu tindakan
yang bisa dibenarkan. Karena selain bisa menyebabkan kerugian, dumping juga
bisa merusak tatanan harga di pasar dalam negeri dan luar negeri. Selain itu,
dumping juga bisa memicu adanya persaingan yang tidak adil dan tidak sehat.
19
peranan pemerintahan yang memiliki andil dalam setiap kegiatan perdagangan internasional.
Setiap kegiatan impor ataupun ekspor tentu akan berhubungan dengan pemerintah, baik itu
pemerintah home country maupun host country (Government to Company).
Pada tahun 2011 pemerintah menetapkan kebijakan pembatasan kuota impor sapi
dalam rangka rencana swasembada daging nasional (PSDS 2014). Hal ini yang kemudian
mempengaruhi kinerja perusahaan - perusahaan yang berkonsentrasi pada sapi impor, termasuk
PT Great Giant Livestock. Pembatasan kuota impor sapi tentu akan menguras keberadaan atau
produksi dan pasar sapi impor yang ada di Indonesia. Populasi Sapi Kebijakan pembatasan
kuota impor sapi yang ditetapkan kementrian perdagangan tentu mempengaruhi populasi sapi
pada perusahaan Great Giant Livestock. Keberadaan sapi impor yang semakin menipis dari
tahun ke tahun menjadikan perusahaan semakin tertekan oleh adanya kebijakan tersebut
Data populasi PT Great giant Livestock menyebutkan bahwa terjadi penurunan populasi dari
tahun 2011 hingga 2013 baik untuk sapi impor maupun lokal.
Tabel 2 Populasi Sapi PT Great Giant Livestock 2010-2013
Jenis Sapi Impor (Brahmana Sapi Lokal (PO)
Sapi Cross)
Tahun
2010 23.500 ekor 2500 ekor
2011 15.300 ekor 1700 ekor
2012 15.300 ekor 1700 ekor
2013 11.700 ekor 1300 ekor
Sumber : Arsip GGLC 2014 (data diolah)
Sapi Masuk (Impor)
Sapi masuk atau impor adalah komponen atau objek yang terkena dampak paling
signifikan. Kebijakan pemerintah yang membatasi kuota impor secar otomatis membuat
pemasukan sapi PT Great Giant Livestock mengalami penurunan drastis dan dapat diasumsikan
bahwa nantinya akan terjadi penurunan profit atau target perusahaan karena perusahaan Great
Giant Livestock sangat tergantung pada penjualan dan keberadaan sapi impor. Penurunan profit
dan tidak tercapainya target perusahaan kemudian membuat kinerja perusahaan secara
menyeluruh mengalami penurunan, baik sarana prasarana ,usaha, tenaga kerja, hingga
panjualan dan pasar PT Great Giant Livestock.
Jumlah Sapi Masuk atau Impor PT Great Giant Livestock 2013
Bulan Jumlah Sapi Masuk/Impor (Ekor)
20
Tahun 2010 2011 2012 2013
Jumlah 60.000 50.000 17.000 15.000
Sumber : Marketing GGLC 2013
Dari tabel 2 dijelaskan bahwa terjadi penurunan drastis paska penetapan kebijakan
pembatasan kuota impor dari tahun 2011 hingga 2013. Pada tahun 2011, data menyebutkan
bahwa jumlah sapi impor yang masuk PT Great Giant Livestock mengalami penurunan sebesar
7% dari penjualan tahun 2010. Memasuki tahun 2012 dan 2013 angka penurunan sapi impor
kembali mengalami penurunan hingga mencapai 40 % dibanding pada tahun 2010 dimana
kebijkaan pembatsan kuota impor belum di tetapkan pada tahun 2010. Selisih jumlah sapi
impor yang mencapai angka 45.000 ekor dari tahun 2010 hingga 2013 tentu membuktikan
bahwa kebijakan pembatasan impor sangat memiliki dampak bagi pemasukan sapi PT Great
Giant Livestock.
Semakin minimnya sapi yang masuk ,tentu juga membuat perusahaan untuk membatasi
sisi penjualannya agar tidak terjadi kelangkaan sapi impor. Hal inilah yang membuat para
konsumen dan para petani merubah konsentrasi bisnis mereka pada sapi lokal. Keterbatasan
sapi impor dan ketersediaan sapi yang tidak menentu atau pasti ditambah semakin sulitnya
mendapatkan atau membeli sapi impor dari Feedloot yang tersedia adalah permasalahan yang
kemudian membuat pasar sapi impor semakin berkurang.
Pokok permasalahan
1. Dampak Pembatasan Kuota Impor bagi PT Great Giant Livestock
2. Dampak kebijakan Kuota terhadap selera konsumen
3. Dampak Kebijakan Kuota terhadap Ekspor Sapi Lokal
Pembahasan:
1. Dampak Pembatasan Kuota Impor bagi PT Great Giant Livestock
Dari latar belakang perusahaan yang bergerak di bidang penjualan daging sapi, PT
Great Giant Livestock sangat bergantung pada daging sapi impor yang berasal dari Australia
(Brahmana Cross) yang cenderung memiliki kualitas daging yang tinggi karena sudah diakui
oleh berbagai negara dan memiliki sistem peternakan yang baik serta system keamanan ternak
yang terjaga. Hal ini lah yang menjadi salah satu keunggulan dari produksi daging sapi oleh
PT Great Giant Livestock. Namun, angka impor yang dilakukan PT Great Giant Livestock
terbilang cukup tinggi. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bagi pemerintah terhadap pasar sapi
lokal yang kalah saing dari sapi impor. Untuk mengatasi kekhawatiran ini, pemerintah
21
mengeluarkan kebijakan pembatasan kuota impor. Dampak yang timbul dari kebijakan ini
adalah jumlah produksi PT Great Giant Livestock yang menurun akibat bahan baku yang
terbatasi. Karena produksi yang menurun, penjualan dari PT Great Giant Livestock juga ikut
menurun. Akibatnya pendapatannya juga menurun sehingga biaya tetap yang di keluarkan
lebih besar dari total pendapatan yang diperoleh. Karena itu PT Great Giant Livestock
melakukan kebijakan pengurangan karyawan yang mendorong naiknya angka pengangguran.
2. Dampak Kebijakan Kuota terhadap selera konsumen
Selera konsumen yang sudah lama mengonsumsi daging sapi impor, membuat
konsumen enggan untuk mengonsumsi daging sapi lokal. Alasan yang kebanyakan
disampaikan adalah system peternakan sapi lokal yang kurang higienis dan kurang terjaga
keamanannya. Hal ini mengakibatkan kuantitas daging sapi lokal sangat sedikit beredar di
pasaran. Para peternak sapi lokal yang mengandalkan sektor ini, sangat bergantung kepada
campur tangan pemerintah dalam pasar daging sapi. Kebijakan kuota yang dikeluarkan
pemerintah berdampak positif bagi para peternak sapi lokal karena berpotensi menaikkan
jumlah penjualan sapi mereka. Sedangkan untuk selera konsumen, harus beralih pada konsumsi
daging sapi lokal. Untuk mengatasi kendala keraguan konsumen terhadap kualitas daging sapi
lokal, sudah menjadi tugas pemerintah untuk berkontribusi dalam mengembangkan peternakan
sapi lokal supaya produk hasil daging sapi lokal tidak kalah saing dari kualitas sapi impor.
3. Dampak Kebijakan Kuota terhadap Ekspor Sapi Lokal
Tujuan utama kebijakan pembatasan kuota impor adalah untuk melindungi produk
dalam negeri atau produk lokal. Kebijakan kuota impor daging sapi sangat berpengaruh bagi
peternakan sapi lokal. Campur tangan pemerintah dalam pengembangan kualitas daging lokal
juga sangat berpengaruh agar daging sapi lokal ini dapat diminati oleh konsumen dan keraguan
konsumen akan kualitas daging sapi lokal dapat hilang sehingga produksi sapi lokal meningkat,
dan bahkan berpotensi menjadi daging sapi yang di ekspor keluar negeri.
Solusi :
1. Dampak Pembatasan Kuota bagi PT Great Giant Livestock
Dalam mengatasi pembatasan kuota impor daging sapi, PT Great Giant Livestock harus
mengalihkan bahan baku produksi mereka ke produk daging sapi lokal agar produksi tetap
berjalan dan bisa memulihkan pendapatan yang sempat menurun akibat kebijakan pambatasan
kuota. Sumber daya manusia PT Great Giant Livestock juga dapat bekerja kembali dan tidak
menimbulkan pertambahan angka pengangguran. Kebijakan pemerintah untuk
mengembangkan ternak sapi lokal juga menjadi tumpuan utama agar produksi dari PT Great
Giant Livestock tetap berjalan dengan bahan baku daging sapi lokal.
22
2. Dampak Kebijakan Kuota terhadap selera konsumen
Selera konsumen terhadap daging sapi yang dulu nya berkiblat pada daging sapi impor,
harus beralih ke daging sapi lokal dalam rangka mendukung produk lokal agar bisa
berkembang di pasaran. Dukungan dari pada konsumen dengan cara mengonsumsi produk
daging sapi lokal mendorong jumlah produksi daging sapi dan meningkatkan jumlah produksi
yang bisa berpotensi sebagai daging sapi ekspor.
3. Dampak Kebijakan Kuota terhadap Ekspor daging sapi lokal
Campur tangan pemerintah dalam mengintervensi kuota daging sapi impor berdampak
baik bagi tingkat ekspor daging sapi lokal. Dengan memberikan perlindungan terhadap
produksi daging sapi lokal membuat produksi daging sapi lokal meningkat dan mengurangi
dampak ketergantungan terhadap daging sapi impor. Oleh karena itu kebijakan pembatasan
kuota bagi ekspor daging sapi lokal sangat berdampak baik bagi peternak sapi lokal.
Kesimpulan :
Kebijakan non-tarif berbentuk pembatasan kuota impor memiliki 2 dampak yang
diakibatkan bagi perekenomian suatu negara. Kebijakan ini dapat berdampak positif bagi
produk daging sapi lokal yang akan meningkatkan ekspor daging lokal dan menambah devisa
negara. Namun, dibalik itu bagi perusahaan yang mengandalkan produk impor dapat
mengakibatkan kelumpuhan produksi karena bahan baku yang terbatasi. Oleh karena itu
kebijakan pemerintah untuk mengatasi hal in sangat diperlukan agar perkonomian dalam negeri
dapat terlindungi dan perusahaan yang mengandalkan sektor impor masih dapat beroperasi
dengan baik.
23
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kebijakan non-tarif berbentuk pembatasan kuota impor memiliki 2 dampak yang
diakibatkan bagi perekenomian suatu negara. Kebijakan ini dapat berdampak positif bagi
produk daging sapi lokal yang akan meningkatkan ekspor daging lokal dan menambah
devisa negara. Namun, dibalik itu bagi perusahaan yang mengandalkan produk impor dapat
mengakibatkan kelumpuhan produksi karena bahan baku yang terbatasi. Oleh karena itu
kebijakan pemerintah untuk mengatasi hal in sangat diperlukan agar perkonomian dalam
negeri dapat terlindungi dan perusahaan yang mengandalkan sektor impor masih dapat
beroperasi dengan baik. Kuota adalah kebijakan pemerintah untuk membatasi barang-
barang yang masuk dari luar negeri. Akibat dari kebijakan kuota dan pembatasan impor
biasanya akan terjadi, yaitu jumlah barang di pasar turun, harga barang naik, produksi
dalam negeri meningkat, dan impor barang turun.
Tujuan Kouta Impor ialah pemerintah berusaha untuk melindungi industri dalam
negeri dengan membatasi kuantitas impor. Produsen di negara mitra mungkin menerapkan
praktik perdagangan yang tidak adil. Produsen asing mungkin dengan sengaja mencoba
memaksa produsen dalam negeri kalah bersaing. Mereka menjual harga di bawah harga
24
pasar domestik. Sebagai akibatnya, produk impor mulai menggeser posisi produk
domestik. Arti kata subsidi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah bantuan uang
dan sebagainya kepada yayasan, perkumpulan dan sebagainya (biasanya dari pihak
pemerintah). Secara umum pengertian subsidi merupakan suatau pemberian uang dari
pemerintah yang dimaksudkan untuk membantu dan mempergiat pekembangan usaha
kelompok tani yang dianggap penting sekali bagi kepentingan umum dan yang tidak
sanggup berjalan tanpa bantuan pemerintah. Dumping adalah suatu kegiatan menjual
barang di pasar internasional dengan memasang harga yang lebih murah atau lebih rendah
dari harga pasar yang ada di dalam negeri. Dalam dunia perdagangan internasional tentu
kita tau adanya istilah eksportir dan importir.
3.2 Saran
3.2.1 Saran Bagi Mahasiswa
Saran yang dapat diambil dalam paper bagi mahasiswa yaitu mahasiswa dapat
mengetahui serta memahami bagaimana pentingnya kegiatan kebijakan ekonomi
internasional dan sehingga dapat mengimplemansikan pengelolaan dan taat cara
penerapannya dalam perdagangan Internasional.
3.2.2 Saran Bagi Masyarakat
Saran yang dapat diambil dalam paper bagi masyarakat yaitu masyarakat dapat
mengetahui serta memahami bagaimana pentingnya kebijakan ekonomi Internasional
dan sehingga dapat mengimplementasikan pengelolaan dan tata cara serta
penerapannya dalam perdagangan Internasional.
25
DAFTAR PUSTAKA
Cahya Dicky Pratama, Serafica Gischa. 2020. Hambatan Perdagangan Internasional: Kuota
Impor. https://www.kompas.com/skola/read/2020/11/12/110000469/hambatan-perdagangan-
internasional--definsi-kuota-dan-jenisnya
Santika, Ana Ahira. 2015.Pengertian Dumping. (online). Dapat di akses pada laman;
http://www.anakunhas.com/2011/05/pengertian-dumping.html. Diakses pada tanggal 30 Sep
2022.
Danny. 2012 Analisa Politik Dumping (online). Dapat diakses pada laman;
http://makalah8.blogspot.com/2012/09/contoh-analisa-politik-dumping.html. Diakses pada
tanggal 30 Sep 2022.
Raditya Wardana(2020).Subsidi
26