Anda di halaman 1dari 16

TUGAS INDIVIDU

MATA KULIAH
ANALISIS KEBIJAKAN PUBLIK

ANALISIS PERATURAN
PENARIKAN SUBSIDI BBM DALAM KAITANNYA
DENGAN JENIS KEBIJAKAN PUBLIK OLEH JAMES ANDERSON

DOSEN PENGAMPU : PROF. DR. SUJIANTO,MSI

DISUSUN OLEH :

NAILA RUSYDIANA
NIM 2210246753

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS RIAU
2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah ANALISIS KEBIJAKAN
PUBLIK dengan judul makalah Analisis Peraturan Penarikan Subsidi BBM Dalam
Kaitannya Dengan Jenis Kebijakan Oleh James Anderson.
Makalah ini menganalisis kebijakan penarikan subsidi BBM serta
mengklasifikasikannya kedalam jenis kebijakan publik yang di kemukakan oleh James
Anderson.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini, untuk itu
kritik dan saran terhadap penyempurnaan makalah ini sangat di harapkan. Semoga
makalah ini dapat memberi manfaat bagi mahasiswa pasca sarjana administrasi publik
khususnya dan bagi semua pihak yang membutuhkan.

Pekanbaru, 07 Juli 2023


Penyusun

Naila Rusydiana

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI ........................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

1.3 Tujuan .................................................................................................................. 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................................. 3

2.1 Kebijakan dan Jenisnya....... ................................................................................ 3

2.2 BBM, Subsidi BBM dan Harga BBM ................................................................. 6

BAB III PEMBAHASAN ........................................................................................ 8

3.1 Penarikan Subsidi BBM...................................................................................... 8

3.2 Kebijakan Penarikan Subsidi BBM Termasuk Kedalam Jenis

Kebijakan Apa? .................................................................................................. 10

BAB IV. PENUTUP................................................................................................. 12

4.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah Indonesia tanggal 3 September 2022 secara resmi mengumumkan

kenaikan harga BBM dan mengalihkan subsidi BBM. Merujuk pada Keputusan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia Nomor :

218.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak

Tertentu Dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan dapat di lihat harga bahan

bakar yang mengalami kenaikan yaitu pertalite, solar, dan pertamax. Harga Pertalite dari

Rp 7.650 menjadi Rp 10.000 per liter. Harga Solar dari Rp 5.150 menjadi Rp 6.800 per

liter. Sedangkan pertamax yang non-subsidi naik menjadi Rp 14.500 dari sebelumnya Rp

12.500 per liter. Pengalihan sebagian subsidi bahan bakar minyak (BBM) diperuntukkan

bagi program-program bantuan yang lebih tepat sasaran. Keputusan ini diambil karena

meningkatnya biaya subsidi dan kebutuhan sehingga perlu memprioritaskan bantuan bagi

mereka yang paling membutuhkan. Pemerintah telah berusaha melindungi masyarakat dari

dampak kenaikan harga minyak dunia melalui subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Namun, biaya subsidi dan kompensasi untuk bahan bakar pada tahun 2022 meningkat tiga

kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun, dan akan terus meningkat.

https://www.kemenkeu.go.id/

Lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu,

uang negara harus diprioritaskan untuk mensubsidi masyarakat yang kurang mampu.

Adapun bentuk pengalihan subsidi BBM ini seperti Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar

Minyak (BLT BBM), yang akan memberikan bantuan kepada 20,5 juta keluarga

berpenghasilan rendah mulai September 2022 dan melakukan penyesuaian terhadap harga

BBM yang baru. https://gorontalo.kemenkumham.go.id/

1
Namun kebijakan ini tentu tidak semudah membalikkan telapak tangan, karena

akan muncul permasalahan sosial lain akibat dari kebijakan penarikan subsidi BBM

tersebut, seperti perekonomian, inflasi, kenaikan harga, penurunan daya beli masyarakat

sampai pada tingkat pengganguran. Lebih spesifik dapat di lihat adanya kenaikan harga

bahan pokok, berimbas bagi produksi, pengiriman dan pengemasan serta pemasaran oleh

UMK. Kebijakan penarikan subsisi BBM ini juga berimbas pada jumlah pembeli produk

dan distribusinya dimana muncul fenomena pembeli berkurang dan distribusi terhambat.

Melihat fenomena diatas, dan merujuk pada Keputusan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Republik Indonesia penulis akan menganalisis kebijakan yang telah di

keluarkan tersebut, dapat di kategorikan kedalam jenis kebijakan yang bagaimana, dalam

kaitannya dengan teori jenis kebijakan publik yang di kemukakan oleh James Anderson

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena diatas, rumusan masalah yang di angkat pada makalah ini

adalah kebijakan penarikan subsidi BBM yang mengakibatkan kenaikan harga BBM pada

September 2022, termasuk kedalam jenis kebijakan yang bagaimana dalam kaitannya

dengan teori jenis kebijakan publik yang dikemukakan oleh James Anderson

1.3 Tujuan

Mengetahui kebijakan penarikan subsidi BBM yang mengakibatkan kenaikan

harga BBM pada September 2022, termasuk kedalam jenis kebijakan yang bagaimana

dalam kaitannya dengan teori jenis kebijakan publik yang dikemukakan oleh James

Anderson

2
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kebijakan dan Jenisnya

Kebijakan merupakan suatu kegiatan yang telah ditetapkan pemerintah dengan tujuan

tertentu. (Iskandar, 2012) menjelaskan definisi kebijakan yaitu rangkaian kegiatan,

program dan keputusan yang dilakukan maupun tidak dilakukan oleh pihak tertentu

dengan tujuan untuk menyelesaikan masalah. Menurut (Haerul, 2016) kebijakan

merupakan tindakan atau program yang dilakukan oleh perseorangan maupun kelompok

dengan tujuan tertentu.

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kebijakan yaitu sebuah

keputusan yang dilakukan oleh pihak tertentu dengan tujuan menyelesaikan suatu

permasalahan yang tengah terjadi. Mengenai pelaksanaan kebijakan, berikut ini merupakan

definisi kebijakan publik:

a. Kebijakan negara awalnya berupa ketentuan tindakan pemerintah.

b. Kebijakan negara tidak hanya berbentuk tulisan namun perlu adanya tindakan yang

nyata.

c. Kebijakan negara harus berlandaskan tujuan tertentu.

Kebijakan negara ditujukan untuk kepentingan seluruh anggota masyarakat. (Islamy,

2010). Nugroho, 2017 membagi jenis kebijakan publik menjadi 2, yaitu :

a. Kebijakan sektoral, adalah kebijakan yang dibuat sesuai dengan bidang yang diatur oleh

kebijakan tersebut. Terdapat empat sektor utama dari kebijakan publik, yaitu :

1. Sektor politik mempertimbangkan kebijakan dalam negeri; pembangunan politik luar

negeri; keamanan nasional; kebijakan pengakan hukum dan ketertiban umum.

2. Sektor sosial yang di bagi menjadi dua kluster ; pertama, kelompok penanganan

masalah sosial; kedua, kelompok kebijakan pembangunan sosial.

3
3. Sektor ekonomi yang di bagi menjadi kebijakan industri; kebijakan moneter dan

perbankan; kebijakan keuangan dan perpajakan; kebijakan perdagangan dan jasa.

4. Sektor infrastruktur yang dapat dikelompokkan menjadi infrastruktur publik dan

infrastruktur privat

b. Kebijakan Kewilayahan, di kelompokkan menjadi kebijakan tingkat pusat atau nasional

dan kebijakan tingkat daerah.

Banyak pakar yang mengemukakan jenis kebijakan publik berdasarkan sudut

pandang masing-masing. James Anderson sebagaimana dikutip Suharno (2010: 24-25)

menyampaikan kategori kebijakan publik sebagai berikut:

a. Kebijakan substantif versus kebijakan prosedural Kebijakan substantif yaitu kebijakan

yang menyangkut apa yang akan dilakukan oleh pemerintah atau dilihat dari subtansi

masalah yang dihadapi oleh pemerintah. Sedangkan kebijakan prosedural adalah

bagaimana kebijakan substantif tersebut dapat dijalankan atau dilihat dari pihak-pihak

yang terlibat dalam perumusannya (policy stakeholders).

b. Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan redistributif

Kebijakan distributif menyangkut distribusi pelayanan atau kemanfaatan pada

masyarakat atau individu atau suatu kebijakan yang mengatur tentang pemberian

pelayanan/keuntungan kepada individu-individu, kelompok-kelompok atau

perusahaan-perusahaan. Kebijakan regulatori merupakan kebijakan yang berupa

pembatasan atau pelarangan terhadap perilaku individu atau kelompok masyarakat atau

suatu kebijakan yang mengatur tentang pembatasan/pelarangan terhadap

perbuatan/tindakan. Sedangkan, kebijakan redistributif merupakan kebijakan yang

mengatur alokasi kekayaan, pendapatan, pemilikan atau hak-hak diantara berbagai

kelompok dalam masyarakat atau suatu kebijakan yang mengatur tentang

pemindahan alokasi kekayaan, pemilikan atau hak-hak.

4
c. Kebijakan materal versus kebijakan simbolik Kebijakan materal adalah kebijakan yang

memberikan keuntungan sumber daya komplet pada kelompok sasaran atau suatu

kebijakan yang mengatur tentang pengalokasian/ penyediaan sumber-sumber

material yang nyata bagi penerimanya. Sedangkan, kebijakan simbolis adalah

kebijakan yang memberikan manfaat simbolis pada kelompok sasaran.

d. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang privat

(privat goods) Kebijakan public goods adalah kebijakan yang mengatur pemberian

barang atau pelayanan public atau suatu kebijakan yang mengatur tentang

penyediaan barang-barang/pelayananpelayanan oleh pemerintah untuk

kepentingan orang banyak. Sedangkan, kebijakan privat goods adalah kebijakan yang

mengatur penyediaan barang atau pelayanan untuk pasar bebas atau suatu kebijakan

yang mengatur tentang penyediaan barang-barang/pelayana npelayanan oleh

pihak swasta, untuk kepentingan individu-individu (perorangan) di pasar bebas

dengan imbalan biaya tertentu

Menurut Nugroho,2008 dijelaskan bahwa terdapat beberapa syarat agar kebijakan

publik yang baik yaitu kebijakan yang benar-benar pro publik atau melayani publik. Syarat

kebijakan publik yang pro publik tersebut adalah:

1. Melibatkan publik dalam segala tahap

2. Realistik

3. Transparan

4. Jelas Tolok Ukur Keberhasilannya.

5. Jelas Target atau Sasarannya

6. Jelas Dasar Hukumnya

7. Antar Kebijakan Tidak Tumpang Tindih dan Bertentangan

5
2.2 BBM, Subsidi BBM dan Harga BBM

BBM (bahan bakar minyak) adalah jenis bahan bakar (fuel) yang dihasilkan dari

pengilangan (refining) minyak mentah (crude oil). Minyak mentah dari perut bumi diolah

dalam pengilangan (refinery) terlebih dulu untuk menghasilkan produk-produk minyak (oil

products), yang termasuk di dalamnya adalah BBM. Selain menghasilkan BBM,

pengilangan minyak mentah menghasilkan berbagai produk lain terdiri dari gas, hingga ke

produk-produk seperti naphta, light sulfur wax residue (LSWR) dan aspal.

BBM seperti didefinisikan oleh pemerintah Indonesia, untuk keperluan pengaturan

harga dan subsidi sekarang meliputi: (i) bensin (premium gasoline), (ii) solar (IDO &

ADO: industrial diesel oil & automotive diesel oil), (iii) minyak bakar (FO: fuel oil) serta

(iv) minyak tanah (kerosene). Definisi ini merupakan perkembangan dari periode

sebelumnya yang masih mencantumkan avgas (aviation gasoline) dan avtur (aviation turbo

gasoline, yaitu jenis-jenis bahan bakar yang dipergunakan untuk mesin pesawat terbang,

dalam kategori sebagai BBM.

Subsidi BBM, sebagaimana dapat dipahami dari naskah RAPBN dan Nota

Keuangan yang terbit setiap tahun, adalah “pembayaran yang dilakukan oleh Pemerintah

Indonesia kepada PERTAMINA (pemegang monopoli pendistribusian BBM di Indonesia)

dalam situasi dimana pendapatan yang diperoleh PERTAMINA dari tugas menyediakan

BBM di Tanah Air adalah lebih rendah dibandingkan biaya yang dikeluarkannya untuk

menyediakan BBM tersebut”. Dalam hal ia bernilai positif, seperti dulu sering dialami,

angka itu disebut Laba Bersih Minyak.

Definisi mengenai “subsidi BBM” yang dikembangkan oleh pemerintah tersebut

telah diturunkan ke dalam perhitungan akuntansi yang angka-angkanya kemudian menjadi

dasar bagi program pemerintah untuk “menghapuskan subsidi BBM”, termasuk

perancangan program program pengurangan dampak kenaikan harga BBM.

6
Harga BBM di Indonesia adalah harga yang diatur oleh pemerintah dan berlaku

sama di seluruh wilayah Indonesia. Pada dasarnya, pemerintah bersama DPR menetapkan

harga BBM setelah memperhatikan biaya-biaya pokok penyediaan BBM yang diberikan

PERTAMINA serta tingkat kemampuan (willingness to pay) masyarakat. Belakangan,

dalam upaya menyesuaikan harga BBM di dalam negeri dengan perkembangan harga

BBM internasional, dikeluarkan Keputusan Presiden yang memungkinkan PERTAMINA

untuk secara berkala menyesuaikan harga BBM sesuai perkembangan MOPS (Middle Oil

Platts, Singapore).

Namun, mekanisme penyesuaian harga otomatis tersebut tidak terus dapat

dipertahankan. Subsidi BBM diberikan oleh pemerintah kepada PERTAMINA sebagai

konsekuensi dari penetapan harga BBM yang dilakukan oleh pemerintah. Pekerjaan

PERTAMINA “melaksanakan tugas penyediaan dan pelayanan Bahan Bakar Minyak

untuk keperluan dalam negeri” tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014

tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar minyak

7
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penarikan Subsidi BBM


Penetapan Keputusan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral Nomor :

218.K/MG.01/MEM.M/2022 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak

Tententu dan Jenis Bahan Bakar Minyak Khusus Penugasan dengan pertimbangan bahwa :

1. Dengan meningkatnya harga minyak mentah dunia dan untuk mendukung daya beli

masyarakat melalui pengalihan subsidi bahan bakar minyak yang tepat sasaran dalam

bentuk bantuan langsung tunai dan bantuan sosial, perlu dilakukan penyesuaian atas

harga jual eceran jenis bahan bakar minyak tertentu dan harga jual eceran jenis bahan

bakar minyak khusus penugasan.

2. Untuk melaksanakan ketentuan Pasal 14 Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014

tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak

sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 117

Tahun 2021 tentang Perubahan Ketiga atas Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014

tentang Penyediaan, Pendistribusian dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak, telah

dilaksanakan Rapat Internal yang dipimpin oleh Presiden pada tanggal 29 Agustus 2022

Penetapan kebijakan diatas menimbulkan kenaikan harga BBM yang memiliki

dampak seperti :

1. Dampak positif yaitu dapat membantu pemerintah dalam menekan inflasi, akan

membuat masyarakat beralih ke BBM non-subsidi (pertamax), masyakarat juga

akan lebih memilih menggunakan transportasi publik, serta dapat membantu

mengurangi pencemaran udara. (Hasan, 2018)

2. Dampak negatif yaitu :

8
a. Harga barang dan jasa ikut naik mengikuti harga BBMn naiknya harga Bahan

Bakar Minyak membuat masyarakat juga menaikkan harga barang dan jasa

seperti dalam pembuatan roti ataupun kue, harga bahan seperti tepung, gula,

minyak dan sebagainya akan terus meningkat mengikuti naiknya harga BBM.

b. Naiknya tarif ongkos tansportasi. Dengan naiknya harga BBM, maka tarif

ongkos transportasi akan ikut pula meningkat sehingga masyarakat akan

terbebani. Angkutan transportasi menurun dan sepi Meningkatnya harga

Sembilan bahan pokok ataupun sembako. Sembako yang merupakan kebutuhan

primer bagi masyarakat juga mengalami kenaikan harga, tanpa sembako

kehidupan masyarakat akan terganggu karena sembako merupakan suatu

kebutuhan yang sangat perlu dan merupakan kebutuhan pokok utama sehari-

hari yang terjual di pasar.

c. Menghambat laju pertumbuhan ekonomi. Harga barang dan jasa semakin naik

namun daya beli dan daya jual masyarakat yang semakin menurun akibat

dampak dari menaiknya harga BBM akan mengakibatkan laju pertumbuhan

ekonomi terhambat. Sementara gaji yang diperoleh tidak ikut menaik mengikuti

harga naiknya BBM akan sangat membuat masyarakat resah karena gaji yang

diperoleh sudah tidak lagi seimbang dengan pengeluaran karena harga yang

semakin merangkak.

d. Meningkatnya jumlah pengangguran. Dengan menaiknya harga barang dan

menurunnya daya beli masyarakat mengakibatkan banyak UMKM yang gulung

tikar karena besarnya modal yang dikeluarkan sementara harga jual tidak bisa

dinaikkan apalagi penjualan yang dicapai hanya sedikit sehingga penjual

terkadang tidak balik modal, sehinggga banyak UMKM terpaksa gulung tikar .

(Hrp & Aslami, 2022).

9
Dari fenomena diatas dapat dilihat dari dampak positif dan negative kebijakan

kenaikan BBM, lebih banyak dampak negative yang didapatkan. Jadi seharusnya

pemerintah harus mengkaji dan menghitung ulang lagi dampak dan akibat kenaikan BBM

bagi masyarakat. Dalam hal ini, yang harus dikedepankan adalah nasib dan kemaslahatan

masyarakat di Indonesia. Kenaikan harga BBM mampu berdampak pada seluruh sektor

kehidupan bermasyarakat di Indonesia

3.2 Kebijakan Penarikan Subsidi BBM Termasuk Kedalam Jenis Kebijakan Apa?

Sesuai dengan teori yang telah di kemukakan oleh James Anderson bahwa kebijakan

dapat dikategorikan menjadi 4 jenis yaitu :

a. Kebijakan substantif versus kebijakan prosedural Kebijakan substantif

b. Kebijakan distributif versus kebijakan regulatori versus kebijakan redistributif

c. Kebijakan materal versus kebijakan simbolik.

d. Kebijakan yang berhubungan dengan barang umum (public goods) dan barang
privat (privat goods)
Diketahui bahwa pemerintah menetapkan kebijakan distributif berupa subsidi
bahan bakar minyak (BBM) melalui PT Pertamina dan biaya subsidi untuk bahan bakar
pada tahun 2022 meningkat tiga kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun,
dan akan terus meningkat. Kebijakan distributif merupakan salah satu kebijakan publik
yang menyangkut distribusi pelayanan ataupun kemanfaatan bagi masyarakat, sementara
penggunaan bahan bakar bersubsidi banyak di gunakan oleh masyarakat yang mampu.
Artinya terdapat ketidakadilan distribusi sumber daya dan manfaat di kalangan
masyarakat.
Menyikapi hal tersebut pemerintah mengeluarkan kebijakan penarikan subsidi
BBM yang selama ini di bayarkan ke PT. Pertamina dan kebijakan ini mengakibatkan
munculnya kebijakan lainnya yaitu kebijakan Bantuan Langsung Tunai Bahan Bakar
Minyak (BLT BBM) merupakan kebijakan publik yang bersifat re-distributif. Kebijakan
re-distributif ini bertujuan untuk memperbaiki ketidakadilan distribusi sumber daya dan

10
manfaat bagi masyarakat, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan sosial dan diberikan
kepada masyarakat prasejahtera untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari hari.

11
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kebijakan subsidi BBM yang dirasakan tidak tepat sasaran sehingga di lakukan
penarikan subsidi BBM dan dialihkan menjadi kebijakan BLT BBM merupakan jenis
kebijakan distributif versus redistributif

12
DAFTAR PUSTAKA
Haerul, A. H. 2016. Implementasi Kebijakan Program Makassar Tidak Rantasa di Kota
Makassar . Jurnal Administrasi Publik, Vol. 6. No. 2, hal 21-34.

Iskandar, J. 2012. Kapita Selekta teori Administrasi Negara. Bandung: Puspaga.

Islamy, I.2010. Prinsip-Prinsip Perumusan Kebijakan Negara. Jakarta: Bumi Aksara.

Nugroho Hanan.2005. Apakah persoalannya pada subsidi BBM? Tinjauan terhadap


masalah subsidi BBM, ketergantungan pada minyak bumi, manajemen energi
nasional, dan pembangunan infrastruktur energi. academia.edu

Zulhelmy.2022. Analisis Permasalahan Bahan Bakar Minyak (BBM) di Indonesia dalam


Perspektif Islam. Journal Of Economic Well Being (JOEW) Volume 1 Nomor 2
September 2022

Subarsono. AG.2012. Kebijakan Publik. Perpustakaan STIK Yogyakarta, Pustaka Pelajar


2012
Riant Nugroho. 2008. Public Policy. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mustari N.2015. Pemahaman Kebijakan Publik Yogyakarta: LeutikaPrio.

https://www.kemenkeu.go.id/

https://gorontalo.kemenkumham.go.id/

13

Anda mungkin juga menyukai