DISUSUN
NIM : 023505475
MASOHI 2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “ Dampak
Kenaikan Harga BBM Terhadap Perilaku Konsumen Di Kota Masohi “ Adapun
maksud dan tujuan dari penulis, untuk memenuhi upaya penulis dapat
mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang
penulis pelajari.
Bagi penulis penyusunan karya ilmiah ini merupakan tugas yang tidak
ringan penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini. Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya amin.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR TABEL
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 5
1.3 Tujuan penilitian ................................................................... 5
1.4 Metode Penilitian................................................................. 6
BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
ABSTRAK
Penulisan karya ilmia ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan minat belanja
masyarakat terhadap kenaikan harga BBM di Kota Masohi
Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena BBM merupakan
kebutuhan yang sangat fital sehingga mempengaruhi semua kebutuhan yang ada di
Indonesia khususnya di Kota Masohi. Masohi adalah ibukota Kabupaten Maluku
Tengah, Maluku, Indonesia. Kota Masohi terletak di tepian Teluk Elpaputih di
selatan Pulau Seram. Sebagian besar wilayahnya memiliki topografi berupa
dataran rendah dengan ketinggian 0-110 Mdpl. Luas wilayah Kota Masohi adalah
37,30 km² atau 0.32% dari total wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah
penduduknya 32.054 Jiwa (Laki-laki 15,924 jiwa dan Perempuan 16,130 Jiwa).
Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia ditetapkan oleh pemerintah, yang
mensubsidi dan mengatur penjualan bahan bakar bensin, solar (diesel), dan minyak
tanah secara eceran melalui Pertamina. Bahan bakar minyak sebagai komoditas
penting yang digunakan hampir setiap orang, harganya dapat memengaruhi kinerja
ekonomi Indonesia. Oleh karena itu penetapan harga bahan bakar minyak sangat
penting.Harga bahan bakar minyak juga menjadi penentu bagi "besar kecilnya"
defisit anggaran. Tetapi harga bahan bakar minyak pada sisi yang lain dapat
membebani rakyat miskin.
Kata kunci : perilaku konsumen, konsumen, BBM, Kota Masohi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh
terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah
keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang
yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291).
Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik,
maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang
turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah
kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak
kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang
mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami
masalah. Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan
sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk
dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN.
Istilah perilaku tidak hanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau
mudah diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang
jelas terlihat hanyalah merupakan salah satu bagian proses pengambilan
keputusan. Jadi dianalisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya
menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu
menyertai setiap pembelian.
1. Faktor kebudayaan
2. Faktor social
3. Faktor Pribadi
4. Faktor Psikologis
Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat factor psikologis utama yaitu
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.
Dalam keputusan pembelian/membeli barang, konsumen ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Kegiatan
keputusan pembelian meliputi: pilihan akan produk, merek, pemasok, penentuan
saat pembelian, jumlah pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalahnya kelima peran ini dipegan satu orang, namun
sering kali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai
masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi:
b. Metode Penelitian
4. Inflasi
2.2 Dampak kenaikan BBM terhadap masyarakat kecil
1. Jenis Kelamin
Dari table 2.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 100 orang responden, sebagian
besar responden didominasi oleh perempuan sebanyak 70 orang (70%) dan sisanya
30 orang (30%) responden berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian dapat
dikatakan dalam penelitian ini yang menjadi responden kebanyakan didominasi
oleh perempuan.
2. Umur
1. < 25 tahun 34 34
2. 25 – 35 tahun 56 56
3. < 35 tahun 10 10
Dari tabel 2.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden
terdapat sebanyak 34 orang (34%) pada umur 25 tahun kebawah, selanjutnya pada
umur 25–35 tahun sebanyak 56 orang (56%) dan pada umur diatas 35 tahun
sebanyak 10 orang (10%). Berdasarkan hasil identitas umur responden diatas
maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang diteliti dalam penelitian
ini memiliki tingkat umur 25-35 tahun. Pada umur 25-35 merupakan umur yang
produktif dimana pola pikir masih bisa menerima informasi.
3. Pekerjaan
Untuk mengetahui jumlah kuesioner berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
dari tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 PNS 25 25
2 Pedagang 42 42
3 Pegawai Swasta 14 14
4 Mahasiswa 11 11
5 Lain-lain 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Olahan Data
Dari tabel 2.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, sebagian besar bekerja sebagai pegawai
swasta sebanyak 14 orang (14%) PNS 25 orang (25%), Pedagang sebanyak 42
orang (42%), mahasiswa sebanyak 11 orang (11%) dan lain-lain sebanyak 8 orang
(8%).
Tabel 2.4 tanggapan kuesioner terhadap kenaikan harga BBM
1. Sangat setuju 10 10 %
2. Setuju 15 15 %
3. Netral 10 10 %
4. Tidak setuju 65 65 %
Dari table 2.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang (10%) responden
menyatakan sangat setuju terhadap kenaikan BBM, 15 orang (15%) responden
menyatakan setuju, 10 orang (10%) responden menyatakan netral dan 65 orang
(65%) menyatakan tidak setuju. Dari hasil tanggapan responden, sebagian besar
responden tidak setuju terhadap kenaikan BBM.
Berikut ini adalah hasil wawancara yang disajikan dalam table oleh penulis
dari beberapa jenis pekerjaan:
Sopir angkot : beban yang dirasakan sopir angkot lebih tinggi karena biaya
operasional angkutan setelah kenaikan BBM lebih tinggi dari sebelumnya.
Karena tarif angkutan tidak mengalami kenaikan. Dan pengguna angkutan
di kota masohi lebih bnyak di dominasi oleh pelajar/mahasiswa.
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
1. Pemerintah daerah harus membuat regulasi khusus untuk masalah ini agar
dapat melindungi masyarakat kurang mampu
DAFTAR PUSTAKA
Badan pusat statistic, 2017. Kota Masohi dalam angka 2017. BPS Kota
Masohi, Masohi.