Anda di halaman 1dari 17

KARYA ILMIAH

DAMPAK KENAIKAN HARGA BBM TERHADAP PERILAKU

KONSUMEN DI KOTA MASOHI

DISUSUN

NAMA : RUSMIN DJALAL

NIM : 023505475

PROGRAM STUDI : EKONOMI MANAJEMEN

MASOHI 2018
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat
rahmat-Nya lah saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah yang berjudul “ Dampak
Kenaikan Harga BBM Terhadap Perilaku Konsumen Di Kota Masohi “ Adapun
maksud dan tujuan dari penulis, untuk memenuhi upaya penulis dapat
mengembangkan dan meningkatkan ilmu pengetahuan tentang materi yang sedang
penulis pelajari.
Bagi penulis penyusunan karya ilmiah ini merupakan tugas yang tidak
ringan penulis sadar banyak hambatan yang menghadang dalam proses
penyusunan karya ilmiah ini. Tidak lupa saran dan kritik yang konstruktif sangat
penulis harapkan dari pembaca demi kesempurnaan karya ilmiah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi
penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya amin.

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
ABSTRAK
DAFTAR TABEL

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................. 5
1.3 Tujuan penilitian ................................................................... 5
1.4 Metode Penilitian................................................................. 6

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Dampak kenaikan BBM terhadap Perekomian...................... 6

2.2 Dampak kenaikan BBM terhadap masyarakat kecil.............. 7

2.3 Identitas Responden.............................................................. 7


2.1.1 Jenis Kelamin.............................................................. 7
2.1.2 Umur............................................................................ 8
2.1.3 Pekerjaan..................................................................... 9

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN


3.1 Kesimpulan............................................................................ 12
3.2 Saran..................................................................................... 12

BAB V PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA

ABSTRAK
Penulisan karya ilmia ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan minat belanja
masyarakat terhadap kenaikan harga BBM di Kota Masohi

Adapun yang menjadi latar belakang penulisan ini karena BBM merupakan
kebutuhan yang sangat fital sehingga mempengaruhi semua kebutuhan yang ada di
Indonesia khususnya di Kota Masohi. Masohi adalah ibukota Kabupaten Maluku
Tengah, Maluku, Indonesia. Kota Masohi terletak di tepian Teluk Elpaputih di
selatan Pulau Seram. Sebagian besar wilayahnya memiliki topografi berupa
dataran rendah dengan ketinggian 0-110 Mdpl. Luas wilayah Kota Masohi adalah
37,30 km² atau 0.32% dari total wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah
penduduknya 32.054 Jiwa (Laki-laki 15,924 jiwa dan Perempuan 16,130 Jiwa).

Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia ditetapkan oleh pemerintah, yang
mensubsidi dan mengatur penjualan bahan bakar bensin, solar (diesel), dan minyak
tanah secara eceran melalui Pertamina. Bahan bakar minyak sebagai komoditas
penting yang digunakan hampir setiap orang, harganya dapat memengaruhi kinerja
ekonomi Indonesia. Oleh karena itu penetapan harga bahan bakar minyak sangat
penting.Harga bahan bakar minyak juga menjadi penentu bagi "besar kecilnya"
defisit anggaran. Tetapi harga bahan bakar minyak pada sisi yang lain dapat
membebani rakyat miskin.
Kata kunci : perilaku konsumen, konsumen, BBM, Kota Masohi

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kota Masohi adalah ibukota Kabupaten Maluku Tengah, Maluku,


Indonesia. Kota Masohi terletak di tepian Teluk Elpaputih di selatan Pulau Seram.
Sebagian besar wilayahnya memiliki topografi berupa dataran rendah dengan
ketinggian 0-110 Mdpl. Luas wilayah Kota Masohi adalah 37,30 km² atau 0.32%
dari total wilayah Kabupaten Maluku Tengah. Jumlah pe nduduknya 32.054 Jiwa
(Laki-laki 15,924 jiwa dan Perempuan 16,130 Jiwa). Kota Masohi terbagi menjadi
5 kelurahan.

Harga bahan bakar minyak (BBM) di Indonesia ditetapkan oleh


pemerintah, yang mensubsidi dan mengatur penjualan bahan bakar bensin, solar
(diesel), dan minyak tanah secara eceran melalui Pertamina. Bahan bakar minyak
sebagai komoditas penting yang digunakan hampir setiap orang, harganya dapat
memengaruhi kinerja ekonomi Indonesia. Oleh karena itu penetapan harga bahan
bakar minyak sangat penting. Harga bahan bakar minyak juga menjadi penentu
bagi "besar kecilnya" defisit anggaran. Tetapi harga bahan bakar minyak pada sisi
yang lain dapat membebani rakyat miskin, apabila penetapannya tergolong tinggi.
Tak jarang penetapan harga bahan bakar minyak selalu diikuti kenaikan harga-
harga bahan lainnya, walaupun tidak ada "komando" bagi kenaikannya
sebagaimana kenaikan harga bahan bakar minyak.

Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM)


dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan
BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di
masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di
Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat
terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.

Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh
terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah
keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang
yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291).

Hal ini sesuai dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik,
maka jumlah barang yang diminta akan turun, dan sebaliknya jika harga barang
turun, jumlah barang yang diminta akan bertambah” (Jaka, 2007:58).

Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah
kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak
kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang
mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami
masalah. Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru, dan
sebagainya.

Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk
dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN.

Perilaku konsumen pada hakikatnya untuk memahami “Mengapa


konsumen melakukan dan apa yang mereka lakukan”. Schiffman dan Kanuk
(2008:6) mengemukakan bahwa studi perilaku konsumen adalah suatu studi
mengenai bagaimana seorang yang individu membuat keputusan untuk
menaglokasikan sumberdaya yang tersedia (waktu, uang, usaha, dan energy).
Konsumen memeiliki keragaman yang menarik untuk dipelajari karena ia meliputi
seluruh individu dari berbagai usia latarbelakang budaya pendidikan dan keadaan
social ekonomi lainnya.

Definisi perilaku konsumen menurut Schiffman dan Kanuk (2008:6):


Perilaku konsumen menggambarkan cara individu mengambil keputusan untuk
memanfaatkan sumber daya mereka yang tersedia (waktu, uang, usaha) guna
membeli barang-barang yang berhubungan dengan konsumsi.
Dari dua pengertian tentang perilaku konsumen di atas dapat diperoleh dua
hal yang penting, yaitu: (1) sebagai kegiatan fisik dan (2) sebagai proses
pengambilan keputusan. Berdasarkan beberapa definisi yang telah disebutkan di
atas dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah semua kegiatan,
tindakan, serta proses psikologis yang mendorong tindakan tersebut pada saat
ebelum membeli, ketika membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa
setelah melakukan hal-hal di atas atau kegiatan mengevaluasi.

Perilaku konsumen merupakan kegiatan manusia, sehingga bila dibahas


perilaku konsumen berarti membahasas kegiatan manusia hanya dalam lingkup
yang terbatas. Perilaku konsumen akan selalu berubah-ubah sesuai dengan
pengaruh sosial budaya yang semakin meluas, latar belakang sosial yang semakin
meningkat sehingga berusaha mencari motivasi dalam diri konsumen.

Ada beberapa pendapat yang mengemukakan perilaku konsumen tersebut


adalah sebagai berikut:

Engel (1994:3) mendefinisikan perilaku konsumen adalah sebagai tindakan yang


langsung terlibat dalam mendapatkan atau mengkonsumsi dan menghabiskan
produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli
tindakan ini.

Istilah perilaku tidak hanya menyangkut kegiatan-kegiatan yang tampak jelas atau
mudah diamati, tetapi perkembangan sekarang mengakui bahwa kegiatan yang
jelas terlihat hanyalah merupakan salah satu bagian proses pengambilan
keputusan. Jadi dianalisis perilaku konsumen yang realistis hendaknya
menganalisis juga proses-proses yang tidak dapat atau sulit diamati, yang selalu
menyertai setiap pembelian.

Swasta (1994:11) pengertian perilaku konsumen sering dikacaukan dengan


pengertian perilaku pembelian. Padahal perilaku pembelian itu sendiri
mengandung dua pengertian, pertama adalah bila diterapkan pada perilaku
konsumen lebih menunjukkan kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung
terlibat dalam proses pengambilan keputusan yang menentukan kegiatan
pertukaran itu. Pengertian kedua, mempunyai arti lebih khusus, yaitu perilaku
langganan yang sering digunakan sebagai sebutan yang lebih inklusif
dibandingkan perilaku konsumen.

1.2 Faktor – faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam


pembelian oleh Swasta (1997:85) dijelaskan sebagai berikut:

1. Faktor kebudayaan

Kebudayaan adalah menyangkut  segala aspek kehidupan manusia. Sedang


menurut Stanton dalam bukunya Swasta bahwa kebudayaan adalah symbol dan
fakta yang diciptakan oleh manusia dalam masyarakat yang ada. Symbol yang
bersifat kentara dan tidak kentara. Symbol yang bersifat kentara adalah alat-alat,
perumahan, produk, karya seni.

2. Faktor social

Assuari (1996:130) keputusan pembelian adalah suatu proses pengambilan


keputusan atas pembelian yang cukup penentuan apa yang akan dibeli atau tidak
melakukan pembelian dan keputusan itu diperoleh dari kegiatan-kegiatan
sebelumnya.

3. Faktor Pribadi

Factor pribadi memberikan kontribusi terhadap perilaku konsumen terdiri dari:


usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan dan lingkungan ekonomi, gaya hidup,
kepribadian dan konsep diri.

4. Faktor Psikologis

Pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat factor psikologis utama yaitu
motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan dan pendirian.

            Dalam keputusan pembelian/membeli barang, konsumen ada lebih dari dua
pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya. Kegiatan
keputusan pembelian meliputi: pilihan akan produk, merek, pemasok, penentuan
saat pembelian, jumlah pembelian. Umumnya ada lima macam peranan yang dapat
dilakukan seseorang. Ada kalahnya kelima peran ini dipegan satu orang, namun
sering kali pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai
masing-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan kebutuhan
dan keinginan konsumen. Kelima peran tersebut meliputi:

1. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya


keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengusulkan ide
untuk membeli satu barang atau jasa tertentu.
2. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau
pendapat-pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.
3. Pengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan
pembelian.
4. Pembeli (Buyer), yaitu orang yang melakukan pembelian aktual.
5. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan
barang atau jasa yang dibeli.

1.3 Rumusan Masalah


Dari latar belakang di atas maka yang menjadi rumusan masalah adalah:
1. Apa pengaruh kenaikan harga BBM terhadap perilaku belanja masyarakat
di kota masohi?
a. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengaruh dan minat belanja masyarakat terhadap kenaikan


harga BBM di Kota Masohi

b. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai oleh penulis adalah Metode Penelitian


Kualitatif. metode penelitian yang berfokus pada pemahaman terhadap fenomena
sosial yang terjadi di masyarakat. Pada metode penelitian ini, peneliti
menggunakan perspektif dari partisipan sebagai gambaran yang diutamakan dalam
memperoleh hasil penelitian.
BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Dampak Kenaikan BBM Terhadap Perekonomian

Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi.


Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang
positif seperti :

1. Pembangunan Nasional akan lebih pesat

Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang


awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM
naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam
pembangunan.

2. Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)

Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang


dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara dapat diminimalisasi.

3. Mengurangi Pencemaran Udara

Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi


pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar
tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat
kebersihan udara.

Namun dampak negatifnya adalah:

1. Harga barang dan jasa menjadi mahal

2. Meningkatnya biaya produksi

3. Terlambatnya biaya perekonomian khususnya UMKM

4. Inflasi
2.2 Dampak kenaikan BBM terhadap masyarakat kecil

Dampak psikologis dari masyarakat yang dapat mempengaruhi kenaikan


harga berbagai jenis barang/jasa. Ekspektasi inflasi ini muncul karena pelaku pasar
terutama pedagang eceran ikut terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan
cara menaikkan harga barang-barang dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga
barang-barang kebutuhan pokok masyarakat terjadi ketika isu kenaikan harga
BBM mulai terdengar.

Dengan demikian sudah dipastikan, kenaikan BBM akan merugikan


masyarakat khususnya bagi masyarakat kecil. Seperti yang diketahui dari adanya
dampak BBM yang mengakibatkan inflasi serta meningkatnya harga barang/jasa
maka masyarakat yang dibidang sektor perikanan dan pertanian. nelayan dan
usaha pertanian palawija, akan terkena dampak dari kenaikan harga BBM, seperti
dampak yang terjadi di sektor transportasi.

Dampak kenaikan harga BBM pada factor-faktor produksi usaha tani


secara simultan berpengaruh secara signifikan terhadap biaya produksi. Pada
waktu bersamaan upah buruh tani mengalami peningkatan. Pupuk dan benih
meningkat dengan kisaran yang bervariasi.

2.3 Identitas Responden

Penelitian ini menggunakan sampel responden sebanyak 100 orang untuk


memberikan gambaran tentang karakteristik responden yang digunakan, maka
akan disajikan identitas responden berdasarkan jenis kelamin, umur dan jenis
pekerjaan.

1. Jenis Kelamin

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis


kelamin dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 2.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah (Orang) Persentase
(%)
1. Perempuan 70 70%
2. Laki-laki 30 30%
Jumlah 100 100%
Sumber : Olahan data 2017

Dari table 2.1 diatas dapat dilihat bahwa dari 100 orang responden, sebagian
besar responden didominasi oleh perempuan sebanyak 70 orang (70%) dan sisanya
30 orang (30%) responden berjenis kelamin laki-laki. Dengan demikian dapat
dikatakan dalam penelitian ini yang menjadi responden kebanyakan didominasi
oleh perempuan.

2. Umur

Umur sangat mempengaruhi seseorang dalam setiap melakukan aktifitas


dalam hidupnya. Karena tingkat umur akan selalu dijadikan indicator dalam
menentukan produktif atau tidaknya seseorang, bahkan ikut mempengaruhi pola
pikir dan standar kemampuan fisik dalam suatu pekerjaan. Adapun tingkat umur
responden dalam penelitian ini dapat diterangkan pada table sebagai berikut :

Tabel 2.2 Identitas Responden Berdasarkan Tingkat Umur

No. Umur Jumlah (Orang) Persentase (%)

1. < 25 tahun 34 34

2. 25 – 35 tahun 56 56

3. < 35 tahun 10 10

Jumlah 100 100


Sumber : Olahan data

Dari tabel 2.2 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden
terdapat sebanyak 34 orang (34%) pada umur 25 tahun kebawah, selanjutnya pada
umur 25–35 tahun sebanyak 56 orang (56%) dan pada umur diatas 35 tahun
sebanyak 10 orang (10%). Berdasarkan hasil identitas umur responden diatas
maka dapat diketahui bahwa kebanyakan responden yang diteliti dalam penelitian
ini memiliki tingkat umur 25-35 tahun. Pada umur 25-35 merupakan umur yang
produktif dimana pola pikir masih bisa menerima informasi.

3. Pekerjaan
Untuk mengetahui jumlah kuesioner berdasarkan pekerjaan dapat dilihat
dari tabel berikut ini.
Tabel 2.3 Identitas Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)

1 PNS 25 25
2 Pedagang 42 42
3 Pegawai Swasta 14 14
4 Mahasiswa 11 11
5 Lain-lain 8 8
Jumlah 100 100
Sumber : Olahan Data

Dari tabel 2.3 diatas dapat diketahui bahwa dari 100 orang responden yang
menjadi sampel dalam penelitian ini, sebagian besar bekerja sebagai pegawai
swasta sebanyak 14 orang (14%) PNS 25 orang (25%), Pedagang sebanyak 42
orang (42%), mahasiswa sebanyak 11 orang (11%) dan lain-lain sebanyak 8 orang
(8%).
Tabel 2.4 tanggapan kuesioner terhadap kenaikan harga BBM

No tanggapan Jumlah (Orang) Persentase (%)


.

1. Sangat setuju 10 10 %

2. Setuju 15 15 %
3. Netral 10 10 %

4. Tidak setuju 65 65 %

Jumlah 100 100%

Dari table 2.4 dapat dilihat bahwa sebanyak 10 orang (10%) responden
menyatakan sangat setuju terhadap kenaikan BBM, 15 orang (15%) responden
menyatakan setuju, 10 orang (10%) responden menyatakan netral dan 65 orang
(65%) menyatakan tidak setuju. Dari hasil tanggapan responden, sebagian besar
responden tidak setuju terhadap kenaikan BBM.

Hal ini menunjukkan bahwa secara umum masyarakat menolak kenaikan


harga BBM karena akan sangat berdampak pada kenaikan harga barang/jasa.
Ekspektasi ini muncul karena pelaku pasar terutama pedagang eceran ikut
terpengaruh dengan kenaikan harga BBM dengan cara menaikkan harga barang-
barang dagangannya. Dan biasanya kenaikan harga barang-barang kebutuhan
pokok masyarakat terjadi ketika isu kenaikan harga BBM mulai terdengar.

Dengan demikian sudah dipastikan, kenaikan BBM akan merugikan


masyarakat khususnya bagi masyarakat kecil. Seperti yang diketahui dari adanya
dampak BBM yang mengakibatkan inflasi serta meningkatnya harga barang/jasa
maka masyarakat yang dibidang sektor perikanan dan pertanian, serta belanja
rumah tangga, akan terkena dampak dari kenaikan harga BBM, seperti dampak
yang terjadi di sektor transportasi.

Berikut ini adalah hasil wawancara yang disajikan dalam table oleh penulis
dari beberapa jenis pekerjaan:

Table 2.5 Penghasilan Dari berbagai Jenis Pekerjaan


Sebelum BBM Pasca Kenaikan
Jenis Pekerjaan Naik/Hari BBM/Hari

Pedagang Sembako 200.000 - 500.000 300.000 – 500.000


Sopir Angkotan Kota 200.000 - 300.000 200.000 – 250.000

Tukang Ojek 100.000 – 150.000 100.000

Tukang Becak 50.000 – 100.000 70.000 – 100.000

Sumber : Olahan Data

 Pedagang Sembako : Mengalami Peningkatan Penghasilan namun


konsumen yang belanja menurun sehingga sangat mempengaruhi omset
bulanan pedagang ditambah dengan upah karyawan.

 Sopir angkot : beban yang dirasakan sopir angkot lebih tinggi karena biaya
operasional angkutan setelah kenaikan BBM lebih tinggi dari sebelumnya.
Karena tarif angkutan tidak mengalami kenaikan. Dan pengguna angkutan
di kota masohi lebih bnyak di dominasi oleh pelajar/mahasiswa.

 Tukang Ojek : Penghasilan yang diperoleh tukang ojek cenderung menurun


pasca kenaikan BBM dikarenakan masyarakat lebih memilih menggunakan
kendaraan pribadi atau jalan kaki.

 Tukang Becak : Penghasilan yang diperoleh tukang becak cenderung lebih


stabil dibandingkan dengan yang lain.

Hal ini menunjukkan besarnya pengaruh kenaikan harga BBM terhadap


perilaku konsumen. Dengan arti setiap ada kenaikan BBM maka perilaku atau
minat belanja konsumen akan cenderung menurun.
BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan

1. Secara umum dampak kenaikan harga BBM terhadap perilaku konsumen


bersifat luas dalam arti semua jenis usaha dan pekerjaan terpengaruh,
namun besaran dampaknya kecil dan bervariasi.

2. Masyarakat kurang mampu yang selalu merasakan dampak kenaikan harga


BBM.

3.2 Saran

1. Pemerintah daerah harus membuat regulasi khusus untuk masalah ini agar
dapat melindungi masyarakat kurang mampu
DAFTAR PUSTAKA

Badan pusat statistic, 2017. Kota Masohi dalam angka 2017. BPS Kota
Masohi, Masohi.

Husein, Umar. 2005. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT.


Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

Moleong, lexy J. 2003. Metodologi Penelitian Kualitatif, Edisi Refisi.


Bandung: PT. Remaja Rosdaharya999

Ristianti, Prasetijo. 2005. Prilaku Konsumen. Yogyakarta: Andi

Rosyidi. 2009. Microknomi. Teori Permintaan. Penerbit Erlanga.


Jakarta.

Nogroho9, C.W. 2005. Analisis Pengaruh harga bahan bakar minyak

Terhadap tinggkat inflasi di Indonesia (skripsi) Fakultas Ekonomi dan


Menegemen, institut pertanian Bogor, Bogor

Anda mungkin juga menyukai