Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH EKONOMI MAKRO

EFEK KEBIJAKAN MONETER DAN FISKAL TERHADAP HARGA


MINYAK GORENG DI INDONESIA
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Makro Ekonomi

DISUSUN OLEH:

ANDRIANA PUTRI TASTIA 20211110639

DOSEN PENGAMPU:

Nizar Zakaria, S.Kom.,MM

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS WAHIDIYAH

KOTA KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2021/2022


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh

Puji syukur alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala


yang telah memberikan kesehatan jasmani dan rohani untuk menyelesaikan makalah yang
berjudul Efek Kebijakan Moneter Dan Fiskal Terhadap Harga Minyak Goreng Di Indonesia.
Dan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen pengampuh mata kuliah Makro Ekonomi
Bapak Nizar Zakaria, S.Kom.,MM yang telah mengarahkan dan membimbing pembuatan
makalah yang baik dan benar.

Dalam makalah ini penulis mencoba unntuk menjelaskan tentang perbedaan


kebijakan ekonomi meoneter dan fiskal terhadap penerapannya di masyarakat. Penulis cukup
menyadari bahwa makalah ini masih cukup jauh dari sempurna. Karena itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi perbaikan makalah
mendatang. Harapan penulis semoga makalah ini bermanfaat dan memenuhi harapan
berbagai pihak.

Tertanda

Andriana Putri Tastia

2|Page
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................2

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................................................................... 4

1.2. Rumusan Masalah ......................................................................................................................5

1.3 Tujuan ........................................................................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter ....................................................................................6

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter...........................................................................................6

2.3 Jenis Jenis Kebijakan Moneter ....................................................................................7

2.4 Instrumen Kebijakan Moneter .....................................................................................7

2.5 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia .....................................................................8

BAB III PENUTUP

3.1 Pengertian Kebijakan Fiskal ........................................................................................9

3.2 Tujuan Kebijakan Fiskal ..............................................................................................9

3.3 Jenis Kebijakan Fiskal ................................................................................................10

3.4 Instrumen Kebijakan Fiskal ........................................................................................11

3.5 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia ........................................................................12

BAB IV

4.1 Kesimpulan .................................................................................................................13

4.2 Kritik dan Saran ........................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................14

3|Page
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aliansi Pedagang Pasar Seluruh Indonesia (Appsindo) mengklaim penurunan harga
minyak goreng menjadi Rp14 ribu per liter hanya akal-akalan pemerintah. Pasalnya, stok
untuk pasar tradisional sangat terbatas."Kami melihat ada akal-akalan dari pemerintah untuk
menghindari kegaduhan di masyarakat. Pelaku usaha di pasar tradisional diberikan harga
rendah tapi stok terbatas," ungkap Ketua Umum Appsindo Hasan dalam Webinar 'Minyak
Goreng Langka, Ada Apa?', Rabu (16/2).

Menurut Hasan, pemerintah tak serius menyediakan stok minyak goreng untuk
pedagang pasar tradisional. Alhasil, pelanggan lebih memilih ritel modern ketika mencari
minyak goreng. Sebab, pemerintah lebih mengutamakan ritel modern dalam mendistribusikan
minyak goreng seharga Rp14 ribu per liter. Sementara, penyaluran minyak goreng murah ke
pasar tradisional jauh lebih lambat."Kalau dari aliansi tidak protes didiskriminasi pasar
modern dan tradisional berbeda, kami kemarin harga sampai Rp21 ribu, sedangkan ritel
modern jauh di bawah itu," papar Hasan.

Di sisi lain, ia merasa pedagang pasar tradisional selalu disalahkan oleh masyarakat
ketika harga bahan pangan melonjak. Beberapa pihak mengira pedagang menimbun bahan
pangan, sehingga stok langka dan harga naik."Pihak tertentu menyatakan ini karena pedagang
menyetok barang, padahal sumber dari atas, distributor besar itu yang permainkan harga,"
jelas Hasan.

Ia menambahkan pengelolaan pasar tradisional juga masih berantakan. Sementara,


ritel modern terus berekspansi ke dekat pasar tradisional, sehingga mempengaruhi
keuntungan pedagang."Janganlah ekonomi rakyat diadu dengan kekuatan kapitalis yang
selama mendominasi perekonomian di tingkat bawah. Harapannya kasus minyak goreng jadi
perubahan ke depan," pungkas Hasan.

Sebelumnya, pemerintah memang melaksanakan program minyak goreng Rp14 ribu


per liter. Untuk melaksanakan program itu, pemerintah menggelontorkan subsidi sampai
dengan Rp7,6 triliun.

Minyak goreng harga Rp14 ribu dijual di minimarket dan pasar tradisional. Namun
program tersebut tak berjalan lancar. Pasalnya stok minyak goreng di minimarket dan pasar
tradisional banyak kosong.

Kekosongan itu memantik protes dari kalangan pedagang pasar. Sekretaris Jenderal
Induk Koperasi Pasar (Inkoppas) Ngadiran mengaku tidak dilibatkan dalam penentuan Harga
Eceran Tertinggi (HET) minyak goreng oleh pemerintah.Belum ada pernyataan dari

4|Page
pemerintah terkait keluhan pedagang ini. Namun sebelumnya Menteri Perdagangan
Muhammad Lutfi menjawab keluhan koperasi pasar terkait tidak ada pelibatan pedagang di
dalam penetapan harga minyak goreng.Ia mengatakan, pedagang memang tidak perlu terlibat
dalam penetapan harga minyak.
"Ini kan distribusi langsung, Induk Koperasi Pasar tidak perlu ikut campur dalam masalah
ini," kata Lutfi ketika berkunjung ke Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Kamis (3/2)1.

Oleh karena itu penulis berharap setelah membaca makalah ini para pembaca dapat
mengerti secara jelas efek dari kebijakan moneter dan kebijakan fiskal terhadap
perekonomian masyarakat terutama terhadap harga minyak goreng yang tidak sesuai dengan
kebijakan yang telah berlaku.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam pembahasan materi mengenai “Kebijakan moneter dan fiskal” kami mengangkat rumusan
masalah yaitu:

a. Apa Apa itu kebijakan moneter dan fiskal?

b. Bagaimana hubungan antara kebijakan tersebut terhadap pencairan harga minyak goreng di
masyarakat ?

c. kategori kebijakan apa yang sedang dijalankan ketika menetapkan harga minyak goreng tersebut?

1.3 Tujuan

Tujuan dalam makalah ini adalah supaya pembaca dapat memahami efek dari kebijakan moneter
dan fiskal terhadap jual beli salah satu sembako.

1
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220216211136-92-760193/pedagang-soal-penurunan-harga-
minyak-goreng-akal-akalan-pemerintah diakses pada 17 februari 2022 pukul 18.00 wib

5|Page
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kebijakan Moneter


Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan jumlah
peredaran uang di masyarakat.

Tujuan utama kebijakan moneter adalah menjaga kestabilan ketersediaan uang suatu
negara. Karena persediaan uang negara mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi, seperti
inflasi, suku bunga bank, dan sebagainya.

Oleh sebab itu, penanggung jawab dan pelaksana kebijakan moneter di Indonesia
yaitu Bank Indonesia selaku bank sentral di Indonesia. Hal ini didasari pada Undang-Undang
No. 23 Tahun 1999 mengenai Kebijakan Moneter Bank Indonesia.

Selain kebijakan moneter, terdapat kebijakan fiskal yang juga berguna dalam menjaga
stabilitas ekonomi Indonesia. Bedanya, kebijakan fiskal merupakan keputusan yang berfokus
pada pendapatan dan pengeluaran negara. Penerapan kebijakan fiskal dapat dilihat melalui
pengelolaan pajak dan APBN. Sementara, kebijakan moneter di Indonesia bisa diperhatikan
melalui kebijakan diskonto, suku bunga bank, dan sebagainya.

2.2 Tujuan Kebijakan Moneter

Sebagaimana yang dijelaskan dalam UU No. 3 Tahun 2004 tentang Kebijakan


Moneter Bank Indonesia, tujuan kebijakan moneter yang utama yakni menjaga kestabilan
nilai rupiah. Demi mewujudkan hal tersebut, banyak aspek yang berpengaruh dalam
pengambilan keputusan kebijakan moneter Bank Indonesia. Di bawah ini berbagai tujuan
kebijakan moneter adalah berikut ini.

1. Menjamin Stabilitas Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi suatu negara harus berjalan dengan terkontrol dan
berkelanjutan. Hal ini dapat diwujudkan melalui keseimbangan arus barang/jasa dengan
peredaran uang. Oleh karena itu, tujuan kebijakan moneter adalah menjaga stabilitas ekonomi
melalui pengaturan dan penetapan terkait peredaran uang di masyarakat.
2. Mengendalikan Inflasi
Agar inflasi dapat ditekan, maka Bank Indonesia menetapkan kebijakan bertujuan
mengurangi uang yang beredar di masyarakat dan menjaga ketersediaan uang di bank.
Sehingga, salah satu tujuan kebijakan moneter adalah mengendalikan inflasi.
3. Meningkatkan Lapangan Pekerjaan
Tujuan kebijakan moneter Bank Indonesia berikutnya yaitu meningkatkan lapangan
pekerjaan. Kestabilan peredaran uang membuat aktivitas produksi meningkat. Dengan
naiknya kegiatan produksi, maka diperlukan sumber daya manusia dalam pengelolaannya.
Sehingga hal ini mampu menyerap tenaga kerja dengan ketersediaan lapangan pekerjaan.
4. Melindungi Stabilitas Harga Barang di Pasar
Tujuan kebijakan moneter diharapkan mampu melindungi stabilitas harga pasar.
Ketika harga stabil maka menumbuhkan rasa percaya masyarakat terhadap tingkat harga
sekarang dan di masa mendatang. Sehingga tingkat daya beli antar periode tetap sama.

6|Page
Kestabilan harga ini bisa diatur melalui keseimbangan peredaran uang, permintaan barang,
dan produksi barang.
5. Menjaga Keseimbangan Neraca Pembayaran Internasional
Kebijakan moneter tidak hanya berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dalam negeri
saja, namun juga luar negeri. Salah satu tujuan kebijakan moneter adalah menjaga
keseimbangan neraca pembayaran Internasional. Hal ini dapat diwujudkan melalui kestabilan
jumlah barang ekspor dan impor sama besarnya. Oleh sebab itu, tak heran pemerintah sering
melakukan devaluasi dalam hal ini.
6. Mendorong Pertumbuhan Ekonomi
Seluruh dampak atas kebijakan moneter diharapkan mampu mendorong pertumbuhan
ekonomi. Sebab demi mencapai tujuan tersebut, diperlukan berbagai kesuksesan tiap
komponen. Misalnya seperti, tersedia lapangan pekerjaan, kontrol tingkat inflasi, aktivitas
produksi dan permintaan barang, dan lainnya.

2.3 Jenis Jenis Kebijakan Moneter

Dalam mengambil keputusan terkait peredaran uang, Bank Indonesia menggunakan dua jenis
kebijakan moneter. Uraian penjelasannya sebagai berikut.

1. Kebijakan Moneter Ekspansif


Jenis kebijakan moneter yang melakukan pengelolaan dan pengaturan peredaran uang
dalam aktivitas ekonomi disebut sebagai kebijakan moneter ekspansif. Dalam hal ini, tujuan
utamanya meningkatkan peredaran uang di masyarakat sehingga roda perekonomian
meningkat.
Wujud dari jenis kebijakan moneter ini melalui peningkatan pembelian sekuritas pemerintah
oleh Bank Indonesia, penurunan suku bunga, menurunkan persyaratan cadangan untuk bank.
Dampak kebijakan ini tak hanya merangsang kegiatan bisnis atau daya beli konsumen, tetapi
juga mengurangi tingkat pengangguran.

2. Kebijakan Moneter Kontraktif


Berikutnya, jenis kebijakan moneter adalah kebijakan moneter kontraktif dimana
kebijakan diambil sebagai langkah mengurangi peredaran uang di masyarakat saat terjadi
inflasi. Hal ini diwujudkan melalui penjualan obligasi pemerintah, peningkatan suku bunga
bank, dan meningkatkan persyaratan cadangan untuk bank.

2.4 Instrumen Kebijakan Moneter

Seperti diketahui, kebijakan moneter adalah kebijakan ekonomi terhadap kontrol


peredaran uang dan pertumbuhan ekonomi. Ukuran utama sebagai variabel makroekonomi
yaitu tingkat pengangguran dan inflasi. Namun tak hanya itu, masih ada instrumen kebijakan
moneter lainnya, diantaranya sebagai berikut.

1. Kebijakan Diskonto (Discount Rate)


Kebijakan diskonto merupakan instrumen kebijakan moneter yang mengukur melalui tingkat
suku bunga bank. Kondisi dimana bank-bank umum meminjamkan dana kepada bank
Indonesia selaku bank sentral membuat peredaran jumlah uang teratur.
Ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka bank Indonesia menurunkan suku bunga
pinjaman. Sebaliknya, suku bunga kredit bank akan dinaikkan ketika peredaran uang harus
dikurangi.

7|Page
2. Operasi Pasar Terbuka
Ketika pemerintah mengontrol peredaran uang melalui penjualan atau pembelian surat-surat
berharga milik pemerintah, maka yang dijadikan instrumen kebijakan moneter adalah operasi
terbuka.
Saat bank Indonesia ingin mengurangi peredaran uang, maka pemerintah menjual surat
berharga. Sebaliknya, ketika peredaran uang harus ditingkatkan, maka pemerintah membeli
surat berharga.

3. Kebijakan Rasio Cadangan Wajib


Selanjutnya, instrumen kebijakan moneter adalah rasio cadangan wajib. Saat Bank Indonesia
ingin mengurangi cadangan kas uang bank, maka uang diedarkan di masyarakat melalui
pinjaman. Sementara, bila cadangan kas uang bank harus ditambah, uang yang beredar di
masyarakat ditarik dengan peningkatan suku bunga tabungan.
4. Penetapan Suku Bunga Acuan
Dalam mencapai tujuan kebijakan moneter, maka bank Indonesia memiliki wewenang dalam
mengendalikan peredaran uang melalui suku bunga. Besaran suku bunga yang ditetapkan
oleh bank Indonesia akan menjadi acuan bank umum di seluruh Indonesia dalam
menjalankan aktivitasnya. Oleh karena itu, instrumen kebijakan moneter adalah penetapan
suku bunga acuan.
5. Imbauan Moral
Terakhir instrumen kebijakan moneter adalah imbauan moral. Dalam hal ini, Bank Indonesia
selaku bank sentral menghimbau seluruh bank umum untuk menjalankan kebijakan
penurunan atau peningkatan suku bunga pinjaman

2.5 Contoh Kebijakan Moneter di Indonesia


Dalam praktiknya, banyak sekali aturan yang terselenggara akibat dari kebijakan moneter di
Indonesia. Di bawah ini merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia.

1. Pelaksanaan Kredit Langsung oleh Bank Indonesia


Pertama, contoh kebijakan moneter adalah Bank Indonesia mengadakan kredit langsung.
Pemberian kredit langsung kepada berbagai sektor atau proyek yang memerlukan dana secara
mendesak. Hal ini dapat meningkatkan jumlah uang yang beredar karena harus membiayai
kegiatan dengan segera.
2. Penyediaan Fasilitas Overdraft
Saat Bank Indonesia membantu bank umum yang mengalami kesulitan likuiditas jangka
pendek, maka hal ini termasuk contoh kebijakan moneter di Indonesia melalui fasilitas
overdraft. Bantuan yang diberikan berupa pinjaman jangka pendek dengan suku bunga tinggi.
Hal ini diharapkan mampu mengontrol peredaran uang agar tetap stabil.
3. Penerbitan Surat Utang Negara
Selanjutnya, contoh kebijakan moneter adalah menerbitkan surat utang negara. Dalam hal ini,
pemerintah berusaha menghimpun dana dari masyarakat agar uang yang beredar di
masyarakat mengalami penurunan.
4. Program Intervensi Rupiah
Program intervensi rupiah merupakan contoh kebijakan moneter di Indonesia yang dilakukan
oleh Bank Indonesia dengan cara proses pinjam meminjam dana secara langsung di Pasar
Uang Antar Bank dalam periode 7 hari. Hal ini dilakukan sebagai upaya mendukung
instrumen kegiatan operasi pasar terbuka.

8|Page
Demikian pembahasan dari OCBC NISP tentang pengertian kebijakan moneter,
tujuan, jenis, instrumen, serta contoh kebijakan moneter di Indonesia. Kebijakan moneter
adalah salah satu jenis peraturan yang diambil guna menjaga stabilitas ekonomi negara2.

3.1 Pengertian Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah konsep pengelolaan ekonomi diperkenalkan oleh John


Maynard Keynes, yang kemudian umum dipakai dunia sejak peristiwa Depresiasi Besar
(Great Depression) terjadi pasca Perang Dunia I tahun 1929. Menurut Keynes, pemerintah
suatu negara sebenarnya punya hak mengatur pengeluaran dan pemasukan sebuah negara
dengan menetapkan pajak dan membuat kebijakan demi ekonomi makro negara.

Dari segi definisinya, pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil
pemerintah demi menjaga pemasukan dan pengeluaran negara tetap stabil sehingga
perekonomian negara bisa bertumbuh baik. Lebih spesifik lagi, menurut OJK pengertian
kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan, penerimaan, utang piutang, dan belanja
pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu.

Penerapan kebijakan fiskal di Indonesia sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda,
melalui Indische Comptabiliteitswet tahun 1944. Undang-undang tersebut kemudian
diadaptasi pemerintah guna menyusun kebijakan fiskal di Indonesia mulai Proklamasi sampai
tahun 1997 - 2003.

Pasca tahun 2003 hingga saat ini, kebijakan fiskal di Indonesia sudah tidak disadur
lagi dari ICW 1944, melainkan berdasarkan pada analisa perekonomian negara dengan
berlandaskan pada UUD 1945. Pihak yang memiliki wewenang membuat kebijakan fiskal di
Indonesia adalah Kementerian Keuangan RI bersama-sama dengan Presiden.

3.2 Tujuan Kebijakan Fiskal

Setelah membahas pengertian kebijakan fiskal, kali ini kita akan membahas beberapa
tujuan kebijakan fiskal diciptakan. Selengkapnya tentang tujuan kebijakan fiskal adalah
sebagai berikut:

1. Menjaga dan Mengembangkan Perekonomian Negara


Poin pertama tujuan kebijakan fiskal adalah demi menjaga stabilitas sekaligus
mengembangkan kondisi ekonomi negara. Penerapan kebijakan fiskal diharapkan mampu
mempengaruhi seluruh sektor ekonomi negara dan memperbaiki masalah di dalamnya, mulai
dari sektor korporat, perbankan, hingga usaha mikro.
2. Meningkatkan Kualitas SDM
Tujuan kebijakan fiskal salah satunya adalah meningkatkan kualitas SDM
masyarakat, terutama dari segi teknologi dan perekonomian. Apabila kualitas SDM
meningkat, harapannya SDM tersebut punya kapabilitas bersaing di dunia kerja nasional dan
internasional, sehingga bisa meningkat kesejahteraan hidupnya.

2
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah Diakses pada 16 Februari
2022 pukul 16.00 Wib

9|Page
3. Menjaga Stabilitas Harga Barang
Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga barang dalam pasar, mulai dari faktor
positif seperti meningkatnya demand sampai faktor negatif seperti terjadinya penimbunan dan
monopoli. Salah satu tujuan kebijakan fiskal di Indonesia adalah demi menjaga harga barang
tetap terjangkau bagi masyarakat dan terhindar dari fluktuasi karena pihak tidak
bertanggungjawab.
4. Mendorong Investasi
Tujuan kebijakan fiskal yang terakhir adalah untuk menciptakan iklim investasi lebih
baik bagi pelaku pasar modal, utamanya investor. Sehingga negara bisa memperoleh lebih
banyak pendapatan dari pajak usaha.

3.3 Jenis Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan pemerintah yang terbagi menjadi beberapa kategori.
Selengkapnya tentang jenis kebijakan fiskal adalah sebagai berikut:

1. Dari Segi Teoretis


Dari segi teoretis, jenis kebijakan fiskal di Indonesia terbagi 3, yaitu kebijakan fiskal
fungsional, terencana, dan insidental.
a. Kebijakan Fiskal Fungsional
Pengertian kebijakan fiskal fungsional adalah kebijakan yang diambil demi meningkatkan
kualitas ekonomi secara makro, dengan dampak yang baru terlihat dalam jangka panjang.
Contoh kebijakan fiskal fungsional misalnya pemberian beasiswa kuliah, bantuan pendanaan
start-up, dan sebagainya.
b. Kebijakan Fiskal Disengaja/Terencana
Kebijakan fiskal disengaja adalah kebijakan manipulasi anggaran negara. Fungsi kebijakan
fiskal satu ini adalah untuk menghadapi masalah tertentu, misalnya pandemi dan krisis
ekonomi. Contoh kebijakan fiskal disengaja adalah alokasi APBN bagi sektor kesehatan di
masa pandemi dan relaksasi pajak usaha.
c. Kebijakan Fiskal Tak Disengaja/Insidental
Kebijakan fiskal tak disengaja yaitu kebijakan berupa penetapan keputusan/aturan untuk
melindung stabilitas ekonomi sektor non-pemerintah, contohnya penetapan harga eceran
tertinggi.

2. Dari Segi Penerapan


Jenis kebijakan fiskal dari segi implementasinya ada 2, yaitu kebijakan fiskal ekspansif dan
kontraktif.
a. Kebijakan Fiskal Ekspansif
Pengertian kebijakan fiskal ekspansif adalah kebijakan yang diambil pemerintah saat
ekonomi melemah dengan menaikkan anggaran belanja serta menurunkan atau meniadakan
pajak bagi sektor tertentu. Fungsi kebijakan fiskal ekspansif adalah demi meningkatkan daya
beli barang, sehingga perusahaan tetap bisa melakukan produksi tanpa memecat pekerja.
b. Kebijakan Fiskal Kontraktif
Jenis kebijakan fiskal dari segi penerapan berikutnya adalah kebijakan fiskal kontraktif,
kebijakan menurunkan belanja pemerintah dan menaikkan pajak. Fungsi kebijakan fiskal satu
ini adalah untuk mencegah inflasi dan mengurangi rasio gini.

10 | P a g e
3. Dari Segi Neraca Pembayaran
Jenis kebijakan fiskal dari segi neraca terbagi 4, yaitu kebijakan fiskal seimbang, surplus,
defisit, dan dinamis.
a. Kebijakan Fiskal Seimbang
Kebijakan fiskal satu ini diambil untuk menjaga keseimbangan pemasukan dan pengeluaran
negara. Fungsi kebijakan fiskal satu ini adalah agar negara tidak punya terlalu banyak hutang.
Meski terdengar positif, regulasi fiskal seimbang memiliki risiko besar, karena tidak semua
negara punya kemampuan memenuhi seluruh kebutuhan warganya.
b. Kebijakan Fiskal Surplus
Pengertian kebijakan fiskal surplus adalah jenis kebijakan fiskal yang diambil ketika
pemasukan lebih banyak dari pengeluaran. Fungsi kebijakan fiskal surplus adalah demi
mencegah terjadinya inflasi.
c. Kebijakan Fiskal Defisit
Kebalikan dari jenis kebijakan fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit adalah regulasi fiskal
guna mengatasi kekurangan pemasukan dibanding pengeluaran. Salah satu contoh kebijakan
fiskal defisit adalah utang luar negeri.
d. Kebijakan Fiskal Dinamis
Jenis kebijakan fiskal terakhir dari segi penerapan adalah regulasi fiskal dinamis, yaitu
kebijakan ekonomi yang diambil sewaktu-waktu saat negara membutuhkan.

3.4 Instrumen Kebijakan Fiskal

Instrumen kebijakan fiskal adalah sektor-sektor yang dimanfaatkan pemerintah guna menjaga
stabilitas ekonomi makro negara. Lebih detail tentang instrumen kebijakan fiskal di Indonesia
di antaranya:

1. Pajak
Poin pertama instrumen kebijakan fiskal adalah pajak dari seluruh sektor domestik dan luar
negeri. Demi mencapai tujuan kebijakan fiskal, pemerintah dapat memanipulasi pajak dalam
bentuk pengurangan, penambahan, penundaan, sampai peniadaan.
2. Pengeluaran Belanja
Instrumen kebijakan fiskal berikutnya adalah pengeluaran belanja negara, yang juga bisa
dikurangi atau ditambah sesuai kebutuhan. Apabila neraca pembayaran negara defisit, maka
pemerintah bisa mengurangi pengeluaran belanjanya di sektor tertentu, misalnya penundaan
pembayaran THR bagi PNS.
3. Obligasi Publik
Instrumen kebijakan fiskal yang ketiga adalah penerbitan obligasi atau surat utang bagi warga
negara. Berbeda dengan utang luar negeri, obligasi publik memiliki coupon rate atau bonus
komisi saat pemerintah mengembalikan pinjamannya ke masyarakat.

4. Alokasi Anggaran
Instrumen kebijakan fiskal terakhir adalah alokasi anggaran. Agar tujuan kebijakan fiskal
dalam periode tertentu berhasil, pemerintah punya wewenang memindahkan alokasi anggaran
dari satu sektor ke sektor lainnya. Misalnya di masa pandemi, pemerintah dapat
memprioritaskan anggaran untuk fasilitas kesehatan.

11 | P a g e
3.5 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia

Sekarang Anda sudah paham apa itu kebijakan fiskal, tujuan, jenis, dan instrumennya. Kali
ini, kita akan membahas beberapa contoh kebijakan fiskal di Indonesia, di antaranya:

1. Tax Amnesty
Contoh kebijakan fiskal di Indonesia pertama yaitu tax amnesty, pembebasan pajak berupa
pengurangan atau peniadaan dalam kurun waktu tertentu bagi masyarakat yang mau
melaporkan seluruh kekayaannya.
2. Subsidi BBM dan Gas
Contoh kebijakan fiskal yang kedua adalah subsidi BBM dan gas. Tujuan kebijakan fiskal di
bidang bahan bakar ini adalah memperlancar mobilitas dan transaksi ekonomi masyarakat.
3. Penetapan Harga Eceran Tertinggi (HET)
Contoh terakhir kebijakan fiskal adalah penetapan harga jual maksimum untuk barang
tertentu, yang disebut dengan kebijakan HET. Barang dengan HET umumnya adalah obat-
obatan dan sembako3.

3
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah Diakses pada 17 Februari 2022
Pukul 16.15 wib

12 | P a g e
BAB III

PENUTUP
4.1 Kesimpulan

1) Kebijakan moneter adalah keputusan yang diambil oleh pemerintah dalam rangka
menunjang aktivitas ekonomi melalui berbagai hal yang berkaitan dengan penetapan
jumlah peredaran uang di masyarakat
2) kebijakan fiskal adalah kebijakan yang diambil pemerintah demi menjaga pemasukan dan
pengeluaran negara tetap stabil sehingga perekonomian negara bisa bertumbuh baik. Lebih
spesifik lagi, menurut OJK pengertian kebijakan fiskal adalah kebijakan tentang perpajakan,
penerimaan, utang piutang, dan belanja pemerintah dengan tujuan ekonomi tertentu.
3) Hubungan antara kebijakan tersebut sangat berpengaruh pada harga minyak goreng.Ketika di
harga pasar dipatok harga 20 ribu perliter sedangkan kebijakan pemerintah sendiri adalah 14 ribu
perliter.Hal tersebut terjadi karena ketidakmerataan alokassi dana dalam menekan harga minyak
goreng dan kurangnya tinjauan langsung di pasar.
4) Dalam menjalankan kebijakannya pemerintah menggunakan kebijakan fiskal dalam menetapkan
harga eceran tertinggi atau bisa disebut dengan HET.

4.2 Kritik dan Saran

Penulis berharap setelah membaca ini pembaca dapat memahami antara kebijakan moneter
dan fiskal itu berbeda.Penulis juga berharap kedepannya pembaca dapat mengkritik dan memberi
saran agar penulis dapat membangun lebih baik dari makalah sebelumnya.

13 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA

https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20220216211136-92-760193/pedagang-soal-penurunan-
harga-minyak-goreng-akal-akalan-pemerintah diakses pada 17 februari 2022 pukul 18.00 wib

https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/07/27/kebijakan-moneter-adalah Diakses pada 16 Februari


2022 pukul 16.00 Wib
https://www.ocbcnisp.com/id/article/2021/08/12/kebijakan-fiskal-adalah Diakses pada 17 Februari
2022 Pukul 16.15 wib

14 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai