Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH EKONOMI

DAMPAK KENAIKAN BAHAN BAKAR MINYAK (BBM) TERHADAP


PEREKONOMIAN INDONESIA

DISUSUN OLEH:

NAMA : MUHAMAD SADAM

NIM : 221010500519

MATA KULIAH : ECONOMICS

DOSEN PENGAMPU : H. TJERI HADJRILLAH, S.E, M.M

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PAMULANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatnya


sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa saya
mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan saya berharap lebih jauh lagi agar
makalah ini bisa terus dibaca dalam kehidupan sehari-hari. Bagi saya sebagai
penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman saya.
Untuk itu saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tangerang Selatan, 20 November 2022

Muhamad sadam
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... 2


DAFTAR ISI.......................................................................................................... 3
BAB 1 PENDAHULUAN..................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang............................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
1.3 Tujuan makalah ........................................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ....................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................... 6
2.1 Pengertian Inflasi ......................................................................................... 7
2.2 Dampak Kenaikan Harga BBM................................................................. 11
2.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi 13
2.4 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional ................................... 14
2.5 Dampak Kenaikan BBM terhadap Harga –Harga Sembako ..................... 15
2.6 Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Pendapatan Masyarakat ......... 16
BAB III SIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 17
3.1 Simpulan .................................................................................................... 17
3.2 Saran .......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang
peranan sangat vital dalam semua aktifitas ekonomi. Kenaikan harga BBM bukan
saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia
usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya
produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan
kenaikan harga pokok produksi yang akhirnya akan menaikkan harga jual produk.
Multiple efek dari kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead
pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan
dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan perusahaan
menjadi semakin kecil.
Indonesia merupakan salah satu negara penghasil minyak bumi, akan tetapi
lumbung minyak di tanah air ini banyak dikelola oleh perusahaan asing.
Pertamina sebagai jargon BUMN dalam pengelolaan minyak bumi hanya sebagai
pajangan dan Pemerintah lebih bernafsu memberikan izin pengelolaan kepada
perusahaan asing.
Menurut Presiden Joko Widodo (Jokowi) langkah pemerintah menaikkan
harga BBM subsidi karena selama ini subsidi tersebut tidak tepat sasaran yang
harusnya untuk pembangunan infrastruktur.
Jika dirunut, ada beberapa alasan yang memancing Jokowi menaikkan
harga BBM pada pertengahan November. Salah satu yang mengemuka adalah
rekomendasi Faisal Basri, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas
Bumi. Faisal menganjurkan pemerintah menaikkan harga BBM pada November,
saat harga barang-barang konsumsi menurun. "Dampak inflasinya tidak akan
terlalu besar," kata Faisal
Berdasarkan kajian Indonesia Corruption Watch (ICW) ditemukan
ketidakwajaran dalam perhitungan subsidi BBM yang dilakukan pemerintah
sebagai basic argument untuk menaikkan harga BBM.
Dari penjelasan diatas yang telah dikemukan menurut kami seharusnya
Pemerintah RI tidak menaikkan harga BBM, karena kenaikan harga BBM ini
menimbulkan polemik dan permasalahan baru dimasyarakat terutama dikalangan
masyarakat kurang mampu. Mereka semakin terpuruk dalam hal perekonomian.
Dan ini menyebabkan berkembangnya pro dan kontra terhadap kenaikan harga
BBM.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Apa yang melatarbelakangi kenaikkan harga BBM ?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap sistem perekonomian
Indonesia ?
3. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi kenaikkan harga BBM ?

1.3 Tujuan makalah


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan penlitian
ini bertujuan:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi
masyarakat kecil di Indonesia sebelum dan sesudah peristiwa kenaikan harga
BBM.
2. Untuk mengetahui bagaimana menanggulangi dampak kenaikan harga BBM
pada kondisi masyarakat kecil di Indonesia.

1.4 Manfaat Penelitian


Hasil Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk:
1. Bagi Pemerintah
Pemerintah akan menghemat pengeluaran APBN untuk subsidi BBM
sampai Rp. 120 Triliyun. Dana itu nantinya akan digunakan untuk sektor
produktif seperti pertanian, infrastruktur, perikanan hingga pendidikan dan
kesehatan.
2. Bagi Penulis
Seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan diharapkan dapat
menambah pengalaman wawasan dan ilmu dari masalha yang dibahas.
3. Bagi Masyarakat
Untuk menginformasikan secara jelas dan rinci kepada masyarakat
mengenai faktor-faktor yang menyebabkan kenaikkan harga BBM.
4. Bagi Akademisi
Sebagai kajian-kajian dalam mengamati sistem perekonomian di Indonesia.
BAB II

PEMBAHASAN

Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM)


dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan
BBM ini akan diikuti oleh naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di
masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini menyebabkan tingkat inflasi di
Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian masyarakat
terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh
terhadap permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah
keinginan yang disertai dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli
barang yang bersangkutan (Rosyidi, 2009:291). Sementara penawaran adalah
banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen pada tingkat
harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa
yang ditawarkan mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan
berkurang akibat permintaan dari masyarakat menurun. Harga barang-barang dan
jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya biaya produksi dari barang dan
jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai dengan hukum
permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta
akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta
akan bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah
kekhawatiran akan terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena
dampak kenaikan harga barang dan jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang
mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian Indonesia juga akan mengalami
masalah. Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya pengangguran baru,
dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk
dihindari, karena BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi
barang. Disisi lain, kenaikan harga BBM juga tidak dapat dihindari, karena
membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk mendorong pertumbuhan
ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-pembangunan lain
yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-
kebijakan untuk mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional.
Diperlukan kebijakan pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank
Indonesia untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat. Jumlah uang
yang beredar di masyarakat ini berhubungan dengan tingkat inflasi yang terjadi.
Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini adalah dampak konkret dari
kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi
masalah ini, selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang
yang beredar di masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi
inflasi ini adalah dengan mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan
menurunkan tingkat suku bunga ini dikenal dengan sebutan politik diskonto yang
merupakan salah satu instrumen kebijakan moneter.

2.1 Pengertian Inflasi


Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering muncul, terutama jika dalam
pembahasan mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga dalam masalah
keuangan dan perbankan. Secara sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai
turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat banyaknya jumlah uang yang
beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata inflasi memiliki
arti kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang (kertas)
beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas,
2005:423). Menurut Jaka (2007:113) menyatakan, Inflasi adalah suatu gejala
ekonomi dimana terjadi kemerosotan nilai uang karena banyaknya uang yang
beredar atau suatu keadaan yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-harga
secara umum dan menunjukan suatu proses turunnya nilai uang secara continue.
Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang
disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang
(Samuelson, 1986:292). Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik;
harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-
barang modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P.
Lehner, inflasi adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess
Demand) terhadap barang-barang dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli
yang lain, yaitu Ackley memberi pengertian inflasi sebagai suatu kenaikan harga
yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum (bukan satu macam barang
saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai kecend erungan
dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga dari
satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut
meluas kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang
lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan
harga barang-barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu,
biasanya dalam satu tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan,
sementara nilai uang mengalami penurunan. Inflasi juga dapat diartikan sebagai
proses menurunnya nilai mata uang yang diakibatkan karena jumlah uang yang
beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah barang dan jasa yang
tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya
harga secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan
yang sifatnya sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhad ap satu
jenis komoditi juga tidak dikatakan inflasi.

1. Jenis-Jenis Inflasi
a. Berdasarkan Tingkat Keparahan
1. Inflasi ringan (creeping inflation) : Besarnya inflasi ini di bawah 10%
dalam setahun.
2. Inflasi sedang : Besarnya inflasi antara 10% - 30% setahun.
3. Inflasi berat : Besarnya inflasi antara 30% - 100%.
4. Hiperinflasi : Besarnya inflasi ini diatas 100% dalam setahun.

b. Berdasarkan Sumbernya
1. Importer Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari luar negeri, yang terjadi
karena adanya kecenderungan kenaikan barang-barang di luar negeri.
2. Domestic Inflation
Inflasi ini berasal atau bersumber dari dalam negeri sendiri, yang
akan memengaruhi pertumbuhan perekonomian dalam negeri. Domestic
inflation terjadi akibat terjadinya defisit anggaran belanja yang dibiayai
dengan cara mencetak uang baru dan gagalnya pasar yang berakibat harga
mengalami kenaikan.

c. Berdasarkan Penyebabnya
1. Demand Full Inflation
Adalah inflasi yang timbul karena adanya kenaikan yang sangat
tinggi terhadap permintaan barang dan jasa.
2. Cost Push Inflation
Adalah inflasi yang terjadi karena adanya kenaikan biaya
produksi barang-barang dan jasa-jasa, bukan karena adanya ketidak
seimbangan antara permintaan dan penawaran. Selain demand full
inflation dan cost push inflation, ada beberapa jenis inflasi jika
dilihat dari faktor penyebabnya, yaitu:
a) Inflasi Tarikan Permintaan
Inflasi tarikan permintaan terjadi sebagai akibat dari
adanya kenaikan permintaan agregat (AD) yang terlalu
besar atau pesat dibandingkan dengan penawaran atau
produksi agregat. Inflasi Dorongan Biaya Inflasi dorongan
biaya terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi
yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi
proses produksi dari suatu perusahaan.

b) Inflasi Struktural
Inflasi struktural terjadi akibat dari berbagai kendala
atau kekakuan struktural yang menyebabkan penawaran
menjadi tidak responsif terhadap permintaan yang
meningkat.

2. Penyebab Terjadinya Inflasi


Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan
pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal
juga naik. Selain itu, inflasi juga diakibatkan oleh:
a. Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,
b. Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c. Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,
d. Adanya kenaikan dalam biaya produksi.

Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan
distribusi (kurangnya produksi (product or service) juga termasuk kurangnya
distribusi). Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam
kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab kedua lebih
dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor yang dalam hal ini
dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti kebijakan fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur
dan regulasi.
Inflasi tarikan permintaan (demand pull inflation) terjadi akibat adanya
permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh membanjirnya
likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi dan memicu perubahan
pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat tukar atau likuiditas yang terkait
dengan permintaan terhadap barang dan jasa mengakibatkan bertambahnya
permintaan terhadap faktor-faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan
terhadap faktor produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi
meningkat. Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full employment,
dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan volume likuiditas dipasar
yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di pasar juga disebabkan oleh banyak
faktor selain yang utama tentunya kemampuan bank sentral dalam mengatur
peredaran jumlah uang, kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi
spekulasi yang terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (cost push inflation) terjadi akibat adanya kelangkaan
produksi dan juga termasuk adanya kelangkaan distribusi, meskipun permintaan
secara umum tidak ada perubahan yang meningkat secara signifikan. Adanya
ketidak-lancaran aliran distribusi ini atau berkurangnya produksi yang tersedia
dari rata-rata permintaan normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan
berlakunya hukum permintaan dan penawaran, atau juga karena terbentuknya
posisi nilai keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau
skala distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi, bencana alam,
cuaca, atau kelangkaan bahan baku untuk menghasilkan produksi, aksi spekulasi
(penimbunan), sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di
pasaran. Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam
hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi
disebabkan oleh adanya tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para
produsen akan mengurangi jumlah barang yang akan diproduksi atas
pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses produksi tetap
lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan
harga BBM biaya atau ongkos untuk mendistribusikan barang hasil produksi akan
mengalami kenaikan.
2.2 Dampak Kenaikan Harga BBM
Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa
kontraproduktif. Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal,
sehingga ketidakstabilan dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian
masyarakat merasa tidak siap untuk menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan
BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang beresiko tinggi. Meskipun
demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.

a. Dampak Positif
➢ Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar
alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan
Bakar Gas). Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi.
Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit
untuk menciptakan bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara
yang kaya akan Sumber Daya Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai
kendaraan pengganti yang tidak menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik,
mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan lainnya.

➢ Pembangunan Nasional akan lebih pesat


Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya
digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsid i
dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah
hingga ke seluruh daerah.
➢ Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
dapat diminimalisasi.
➢ Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian
bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat
berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.
b. Dampak negatif
➢ Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya
produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
➢ Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berd ampak bagi
perekonomian khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
➢ Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan,
beban transportasi dll.
➢ Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan
terputus.
➢ Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi
PHK.
➢ Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM mengalami kenaikan. Inflasi yang terjadi
karena meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.
2.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap
Inflasi
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya
inflasi ini tidak dapat dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium,
merupakan kebutuhan vital bagi masyarakat, dan merupakan jenis barang
komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM,
tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan
naik. Masyarakat mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke
pemerintah tapi tetap banyak beredar di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga
barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula. Terutama dalam biaya produksi.
Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push Inflation”. Karena inflasi
ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi dilihat
berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang
akan terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap
perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim
berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga barang-
barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena penghasilan masyarakat
yang tetap. Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan
terganggu.
Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah
adalah semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan
produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak?
Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun
negara kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk
memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan
pemerintah juga semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya
adalah kenaikan pendapatan ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga
mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena
minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari
naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk subsidi minyak.
2.4 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional
Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari
terjadinya inflasi terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di
masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau
tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang
positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan
pendapatan nasional dan membuat orang bergairah untuk bekerja, menabung dan
mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat
terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi kacau
dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat
dengan cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau
karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan menanggung dan
mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi semakin merosot dan
terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan
ada juga yang diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah
golongan masyarakat yang berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan
hartanya dalam bentuk uang, dan para kreditur. Sementara golongan masyarakat
yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para pedagang dan industriawan, dan
para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas
ekonomi suatu wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi
menunjukkan perkembangan harga barang dan jasa secara umum yang dihitung
dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan demikian angka inflasi sangat
mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap, dan disisi lain
juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.
2.5 Dampak Kenaikan BBM terhadap Harga –Harga Sembako
Isu kenaikan BBM beberapa bulan yang lalu telah melahirkan banyak
konflik dan pro kontra antara pemerintah dan rakyat, seperti terjadinya
demonstrasi besar-besaran oleh masyarakat dan mahasiswa, sehingga banyak
menimbulkan kerusakan- kerusakan. Namun dalam hal ini kami tertarik untuk
menganalisa isu kenaikan BBM tersebut dari sisi lain, yaitu dari sisi ekonomi,
bagaimana dampak isu kenaikan BBM terhadap berbagai harga barang-barang di
pasaran berhubung kami adalah mahasiswa jurusan ekonomi, dimana masalah ini
sangat berkaitan langsung dengan disiplin ilmu yang sedang kami geluti. Dan
kami berharap nantinya apa yang telah kami coba lakukan ini dapat memberikan
masukan kepada pemerintah yang akan mengambil keputusan terkait naik atau
tidaknya harga BBM ini.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga sembako

➢ Perbandingan permintaan dan penawaran yang tidak seimbang. Ini


sesuai dengan hukum ekonomi yaitu jika permintaan naik
sementara penawaranan tetap atau berkurang maka harga akan
cenderung turun.
➢ Faktor pedagang. Kenaikan beras misalnya, selain dipicu oleh
faktor Supply and Demand, dipicu juga oleh permainan para
pedagang/tengkulak, di mana petani lebih memilih menjual ke
pasar bebas daripada ke Bulog dikarenakan harga GKP (Gabah
Kering Panen) dan GKG (Gabah Kering Giling) lebih tinggi
daripada harga GKP dan GKG yang dipatok oleh Bulog.
➢ Kebijakan pemerintah. Tidak di ragukan lagi bahwa kebijakan
pemerintah akan sangat mempengaruhi harga barang-barang di
pasar, kebijakan pemerintah untuk menaikkan atau menurunkan
pajak ataupun subsidi misalnya. Jika pemerintah menaikkan tarif
pajak maka harga barang akan naik,begitu pula sebaliknya jika
pemerintah menurunkan tariff pajak maka harga barang juga akan
turun. Adapun subisdi jika pemerintah memberikan subsidi maka
harga barang akan turun dan sebaliknya jika pemerintah mencabut
subsidi maka harga barang akan naik.
➢ Stok barang

Faktor yang satu ini juga sangat berpengaruh terhadap harga barang-barang,
khususnya sembako. Jika stok/pasokan barang banyak maka harga barang
cenderung menurun, dan sebaliknya jika pasokan barang sedikit maka harga
barang akan naik. Hal ini dapat kita lihat pada saat panen raya banyak produk-
produk pertanian yang harganya anjlok seprti tomat,cabe,dan sebagainya.
2.6 Dampak Kenaikan Harga BBM Terhadap Pendapatan Masyarakat
Pengaruh kenaikan harga BBM akan sangat terasa untuk para buruh
nasional. "Kenaikan BBM akan sangat dirasakan oleh kalangan buruh nasional
kita, perjuangan mereka kemarin untuk menaikkan upah minimumnya terasa sia-
sia," ujar anggota komisi IX DPR RI Herlini Amran. Legislator Partai Keadilan
Sejahtera ini melanjutkan, daya beli buruh yang diharapkan naik pasca kenaikan
UMK kemarin, seperti tercabik-cabik akibat kenaikan harga BBM. Apalagi, 46
Komponen KHL dalam Permenaker 17/2005 sudah otomatis akan naik nominal
harganya. "Contoh sederhana, harga sandang, pangan, sewa kamar pasti dan lain-
lainnya pasti akan naik, sedangkan revisi komponen KHL untuk menyesuaikan
harga komponen tersebut di lakukan pada akhir tahun.
Kenaikan harga BBM juga dapat berakibat naiknya biaya produksi yang
menyebabkan kenaikan biaya produksi sehingga membebankan kenaikan biaya
produksi tersebut kepada pekerja, seperti menunda pembayaran gaji, memotong
gaji atau mengurangi jumlah pekerja. Anggota DPR asal Kepulauan Riau ini
meminta Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi (kemenakertras) untuk
mengimbau Apindo agar tidak melakukan hal-hal tersebut kepada karyawannya,
akibat dampak kenaikan harga BBM yang berdampak pada sektor Industri.
Herlini meminta pemerintah sebaiknya mengkaji ulang dampak dari kenaikan
harga BBM yang nyata-nyatanya berdampak luas pada masyarakat kelas
menengah kebawah seperti kalangan buruh ini. "Jelang kenaikan BBM ini saja,
harga obat generik ditetapkan naik 6 sampai 9 persen oleh Kemenkes, salah satu
alasannya adalah akibat kenaikan harga BBM," ujarnya.
Masih ada solusi lain untuk mengatasi kenaikan harga minyak dunia selain
menaikkan harga BBM bila Pemerintah mau kreatif dan tidak selalu mencari
solusi yang paling mudah. Seperti melakukan penghematan anggaran dengan
melakukan diet ketat untuk tidak belanja hal-hal yang tidak penting,
memaksimalkan pendapatan pajak agar tidak bocor dan lain-lainnya. "Asal ada
good will saja dari pemerintah untuk tidak menaikkan harga BBM," ujarnya.
BAB III

SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan
dari masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai
mata uang karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau
keadaan dimana terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara
terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat.
Baik itu dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan
terjadi pada tingkat inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak
kenaikan harga BBM terhadap inflasi adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat
persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di masyarakat akan bertambah, dan
akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan jasa. Kondisi
perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim
investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan
pengeluaran pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah
dengan kebijakan moneter. Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam
mengurangi dan mengatasi inflasi.

3.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan
kebijakan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu
langkah yang tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan
Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka
Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.
Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap
Kondisi Ekonomi Indonesia. [Online]. Tersedia:
http://www.wealthindonesia.com/wealth-growth-and-accumulation/dampak-
kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-indo.html. [21 Oktober 2022]

Anda mungkin juga menyukai