Anda di halaman 1dari 15

ANALISIS MENGENAI KEBIJKAN MONETER DAN FISKAL YANG MANA PEMERINTAH

MENAIKKAN HARGA BBM


Disusun untuk Memenuhi Tuas Mata Kuliah Hukum Pembangunan

Dosen Pengampu:

DEVI ELORA, S.H.,MKn

OLEH:

ANNISA PUTRI ADELIA UTAMA

41151010200099-A2

FAKULLTAS HUKUM

UNIVERSITAS LANGLANGBUANA

2023
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Karena baik dari segi
perekonomian, sosial, pemerintah sangat membutuhkan kendaraan sebagai alat yang mempermudah
segala pergerakan. Namun pada saat ini kenaikan harga bahan bakar menjadi sebuah masalah besar
yang terjadi di masyarakat, terutama kenaikan harga pertalite.

Dikutip dari halaman resmi MyPertamina, kenaikan harga pertalite yang sangat melejit tertanggal 3
September 2022, mencapai harga Rp10.000,00 dari semula Rp7.650,00 hal ini membuat masyarakat
terkejut dan merasa keberatan. Karena kenaikan harga bahan bakar, akan berdampak kepada kenaikan
harga barang.

Namun kebijakan pemerintah dalam menaikan harga BBM bukanlah tanpa alasan. Kenaikan harga BBM
ini diperkirakan akan memangkas beban subsidi dan kompensasi hingga Rp 40 triliun di tahun 2022.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan, anggaran subsidi dan kompensasi energi di APBN
2022 semula mencapai Rp 502,4 triliun. Kenaikan konsumsi BBM subsidi berpotensi mengerek anggaran
subsidi dan kompensasi menjadi Rp 698 triliun .

Tidak akan menutup kemungkinan, bahwa perlahan pemerintah akan mengeluarkan kebijakan untuk
menghapuskan subsidi bahan bakar minyak, terutama terhadap pertalite sehingga harga pertalite akan
sama dengan harga bahan bakar dunia, yang nilainya akan sama dengan pertamax.

RUMUSAN MASALAH

Adapun masalah-masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah mengenai dampak
dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) terhadap perekonomian Indonesia, yang
didalamnya juga berdampak pada tingkat inflasi. Masalah ini diambil karena kenaikan harga
BBM dapat mempengaruhi kondisi perekonomian nasional. Dalam makalah ini, penulis
merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja dampak dari kenaikan harga BBM?
2. Bagaimana dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi dan perekonomian
indonesia?
3. Bagaimana langkah yang ditempuh pemerintah untuk mengatasi inflasi yang
disebabkan oleh kenaikan harga BBM?
TUJUAN MAKALAH
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga BBM pada perekonomian saat ini &
pengaruhnya terhadap harga – harga, inflasi dan pendapatan masyarakat. Adapun tujuan dari
makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas mengenai :
1. Dampak dari kenaikan harga BBM, baik itu dampak positif maupun dampak
negatifnya.
2. Dapat mengetahui mengenai dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi yang akan
terjadi.
3. Mengetahui langkah-langkah pemerintah dalam mengatasi inflasi.
4. Mengetahui dampak kenaikan harga BBM terhadap kegiatan perekonomian
nasional.
5. Mengetahui apakah kebijakan harga BBM sudah tepat

MANFAAT MAKALAH
Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaaan atau manfaat baik
secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis, makalah ini berguna sebagai
pengembangan ilmu, sesuai dengan masalah yang dibahas dalam makalah ini. Secara praktis,
makalah ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. penulis, seluruh kegiatan penyusunan dan hasil dari penyusunan makalah ini diharapkan
dapat menambah pengalaman, wawasan dan ilmu dari masalah yang dibahas dalam
makalah ini;
2. pembaca, makalah ini daharapkan dapat dijadikan sebagai sumber tambahan dan
sumber informasi dalam menambah wawasan pembaca.
BAB II
PEMBAHASAN

Kebijakan pemerintah untuk menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) dalam negeri
menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis. Kenaikan BBM ini akan diikuti oleh
naiknya harga barang-barang dan jasa-jasa di masyarakat. Kenaikan harga barang dan jasa ini
menyebabkan tingkat inflasi di Indonesia mengalami kenaikan dan mempersulit perekonomian
masyarakat terutama masyarakat yang berpenghasilan tetap.
Jika terjadi kenaikan harga BBM di negara ini, akan sangat berpengaruh terhadap
permintaan (demand) dan penawaran (supply). Permintaan adalah keinginan yang disertai
dengan kesediaan serta kemampuan untuk membeli barang yang bersangkutan (Rosyidi,
2009:291). Sementara penawaran adalah banyaknya jumlah barang dan jasa yang ditawarkan
oleh produsen pada tingkat harga dan waktu tertentu.
Permintaan dari masyarakat akan berkurang karena harga barang dan jasa yang ditawarkan
mengalami kenaikan. Begitu juga dengan penawaran, akan berkurang akibat permintaan dari
masyarakat menurun. Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi melonjak akibat dari naiknya
biaya produksi dari barang dan jasa. Ini adalah imbas dari kenaikan harga BBM. Hal ini sesuai
dengan hukum permintaan, “Jika harga suatu barang naik, maka jumlah barang yang diminta
akan turun, dan sebaliknya jika harga barang turun, jumlah barang yang diminta akan
bertambah” (Jaka, 2007:58).
Masalah lain yang akan muncul akibat dari kenaikan harga BBM adalah kekhawatiran akan
terhambatnya pertumbuhan ekonomi. Ini terjadi karena dampak kenaikan harga barang dan
jasa yang terjadi akibat komponen biaya yang mengalami kenaikan. Kondisi perekonomian
Indonesia juga akan mengalami masalah. Daya beli masyarakat akan menurun, munculnya
pengangguran baru, dan sebagainya.
Inflasi yang terjadi akibat kenaikan harga BBM tidak dapat atau sulit untuk dihindari, karena
BBM adalah unsur vital dalam proses produksi dan distribusi barang. Disisi lain, kenaikan harga
BBM juga tidak dapat dihindari, karena membebani APBN. Sehingga Indonesia sulit untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, baik itu tingkat investasi, maupun pembangunan-
pembangunan lain yang dapat memajukan kondisi ekonomi nasional.
Dengan naiknya tingkat inflasi, diperlukan langkah-langkah atau kebijakan-kebijakan untuk
mengatasinya, demi menjaga kestabilan perekonomian nasional. Diperlukan kebijakan
pemerintah, dalam hal ini Bank Sentral yakni Bank Indonesia untuk mengatur jumlah uang yang
beredar di masyarakat. Jumlah uang yang beredar di masyarakat ini berhubungan dengan
tingkat inflasi yang terjadi. Banyaknya uang yang beredar di masyarakat ini adalah dampak
konkret dari kenaikan harga BBM.
Bank Indonesia selaku lembaga yang memiliki wewenang untuk mengatasi masalah ini,
selain pemerintah tentunya, bertugas untuk mengatur jumlah uang yang beredar di
masyarakat. Salah satu langkah yang dilakukan untuk mengatasi inflasi ini adalah dengan
mengatur tingkat suku bunga. Kebijakan menaikan dan menurunkan tingkat suku bunga ini
dikenal dengan sebutan politik diskonto yang merupakan salah satu instrumen kebijakan
moneter.

2.1 Pengertian Inflasi


Dalam ilmu ekonomi, kata inflasi sering muncul, terutama jika dalam pembahasan
mengenai ilmu ekonomi makro. Begitu juga dalam masalah keuangan dan perbankan. Secara
sederhana, inflasi dapat diartikan sebagai turunnya atau melemahnya nilai mata uang akibat
banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, kata
inflasi memiliki arti kemerosotan nilai uang (kertas) karena banyaknya dan cepatnya uang
(kertas) beredar sehingga menyebabkan naiknya harga barang-barang (Depdiknas, 2005:423).
Menurut Jaka (2007:113) menyatakan,
Inflasi adalah suatu gejala ekonomi dimana terjadi kemerosotan nilai uang karena
banyaknya uang yang beredar atau suatu keadaan yang menyatakan terjadinya kenaikan harga-
harga secara umum dan menunjukan suatu proses turunnya nilai uang secara continue.
Pendapat lain menyatakan bahwa inflasi adalah proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang disebabkan oleh berbagai
faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang
memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran
distribusi barang (Samuelson, 1986:292). Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum
naik; harga bahan pokok, harga bahan bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang
modal juga naik (Samuelson, 1986:293).
Ada beberapa pengertian inflasi yang disampaikan para ahli. Menurut A.P. Lehner, inflasi
adalah keadaan dimana terjadi kelebihan permintaan (Excess Demand) terhadap barang-barang
dalam perekonomian secara keseluruhan. Ahli yang lain, yaitu Ackley memberi pengertian
inflasi sebagai suatu kenaikan harga yang terus menerus dari barang dan jasa secara umum
(bukan satu macam barang saja dan sesaat). Sedangkan menurut Boediono, inflasi sebagai
kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan terus menerus. Kenaikan harga
dari satu atau dua barang saja tidak dapat disebut inflasi, kecuali bila kenaikan tersebut meluas
kepada atau mengakibatkan kenaikan sebagian besar dari barang-barang lain.
Dalam definisi lain, inflasi merupakan proses dimana terjadinya kenaikan harga barang-
barang dan jasa-jasa secara menyeluruh dalam satu periode tertentu, biasanya dalam satu
tahun. Inflasi terjadi ketika harga mengalami kenaikan, sementara nilai uang mengalami
penurunan. Inflasi juga dapat diartikan sebagai proses menurunnya nilai mata uang yang
diakibatkan karena jumlah uang yang beredar di masyarakat lebih banyak dibandingkan jumlah
barang dan jasa yang tersedia. Berdasarkan berbagai definisi yang telah dikemukakan di atas,
maka dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum inflasi adalah suatu gejala naiknya harga
secara terus-menerus (berkelanjutan) terhadap sejumlah barang. Kenaikan yang sifatnya
sementara tidak dikatakan inflasi dan kenaikan harga terhadap satu jenis komoditi juga tidak
dikatakan inflasi
2. Penyebab Terjadinya Inflasi
Inflasi terjadi apabila tingkat harga dan biaya umum naik; harga bahan pokok, harga bahan
bakar, tingkat upah, harga tanah, sewa barang-barang modal juga naik. Selain itu, inflasi juga
diakibatkan oleh:
a. Pengeluaran pemerintah lebih banyak dari permintaan,
b. Adanya tuntutan upah yang tinggi,
c. Adanya lonjakan permintaan barang-barang dan jasa-jasa,
d. Adanya kenaikan dalam biaya produksi.
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan (kelebihan
likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah desakan (tekanan) produksi dan distribusi
(kurangnya produksi (product or service) juga termasuk kurangnya distribusi). Untuk sebab
pertama lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral),
sedangkan untuk sebab kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti kebijakan fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan infrastruktur dan regulasi.
Jika dihubungkan dengan kenaikan harga BBM, inflasi yang terjadi disebabkan oleh adanya
tekanan dalam proses produksi dan distribusi. Para produsen akan mengurangi jumlah barang
yang akan diproduksi atas pertimbangan biaya produksi yang melonjak. Kalaupun proses
produksi tetap lancar, proses distribusi lah yang akan menghambatnya. Akibat dari kenaikan
harga BBM biaya atau ongkos untuk mendistribusikan barang hasil produksi akan mengalami
kenaikan.

2.2 Dampak Kenaikan Harga BBM


Dalam situasi ekonomi masyarakat yang sulit, maka kenaikan BBM bisa kontraproduktif.
Kenaikan harga BBM akan menimbulkan kemarahan masal, sehingga ketidakstabilan
dimasyarakat akan meluas (Hamid, 2000:144). Sebagian masyarakat merasa tidak siap untuk
menerima kenaikan harga BBM. Kenaikan BBM ini merupakan tindakan pemerintah yang
beresiko tinggi.
Meskipun demikian, kenaikan harga BBM juga dapat menimbulkan dampak yang positif.

a. Dampak Positif
 Munculnya bahan bakar dan kendaraan alternatif
Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia, muncul berbagai bahan bakar
alternatif baru. Yang sudah di kenal oleh masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas).
Harga juga lebih murah dibandingkan dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan
bakar yang terbuat dari kelapa sawit. Tentunya bukan hal sulit untuk menciptakan
bahan bakar alternatif mengingat Indonesia adalah Negara yang kaya akan Sumber Daya
Alam. Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak
menggunakan BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan
kendaraan lainnya.
 Pembangunan Nasional akan lebih pesat
Pembangunan nasional akan lebih pesat karena dana APBN yang awalnya
Digunakan untuk memberikan subsidi BBM, jika harga BBM naik, maka subsid
dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam pembangunan di berbagai wilayah
hingga ke seluruh daerah.
 Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara)
Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang dikeluarkan oleh
pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dapat
diminimalisasi.
 Mengurangi Pencemaran Udara
Jika harga BBM mengalami kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian
bahan bakar. Sehingga hasil pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat
berkurang, dan akan berpengaruh pada tingkat kebersihan udara.
b. Dampak negatif
 Harga barang-barang dan jasa-jasa menjadi lebih mahal.
Harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan disebabkan oleh naiknya biaya
produksi sebagai imbas dari naiknya harga bahan bakar.
 Apabila harga BBM memang dinaikkan, maka akan berdampak bagi perekonomian
khususnya UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah)
 Meningkatnya biaya produksi yang diakibatkan oleh: misalnya harga bahan, beban
transportasi dll.
 Kondisi keuangan UMKM menjadi rapuh, maka rantai perekonomian akan terputus.
 Terjadi Peningkatan jumlah pengangguran.
Dengan meningkatnya biaya operasi perusahaan, maka kemungkinan akan terjadi PHK.
 Inflasi
Inflasi akan terjadi jika harga BBM menglami kenaikan. Inflasi yang terjadi karena
meningkatnya biaya produksi suatu barang atau jasa.

2.3 Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Terhadap Inflasi
Jika terjadi kenaikan harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat
dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan vital bagi
masyarakat, dan merupakan jenis barang komplementer. Meskipun ada berbagai cara untuk
mengganti penggunaan BBM, tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat
sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM dicabut, harga BBM akan naik. Masyarakat
mengurangi pembelian BBM. Uang tidak tersalurkan ke pemerintah tapi tetap banyak beredar
di masyarakat. Jika harga BBM naik, harga barang dan jasa akan mengalami kenaikan pula.
Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost Push
Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan dalam biaya produksi. Ini jika inflasi
dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan
terjadi adalah “Domestic Inflation”, sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam
negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi.
Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya produksi, naiknya biaya distribusi
dan menaikan juga inflasi. Harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot, kerena
penghasilan masyarakat yang tetap. Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat
kesejahteraan terganggu.

Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin
sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan
kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.

Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi pemerintah
terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita merupakan penghasil
minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan
baku minyak juga.
Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga
semakin besar. Untuk menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah kenaikan pendapatan
ekspor. Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas
tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak
bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus
dikeluarkan untuk subsidi minyak.

2.4 Dampak Inflasi Terhadap Perekonomian Nasional


Kenaikan harga BBM berdampak pada meningkatnya inflasi. Dampak dari terjadinya inflasi
terhadap perekonomian nasional adalah sebagai berikut:
1. Inflasi akan mengakibatkan perubahan output dan kesempatan kerja di masyarakat,
2. Inflasi dapat mengakibatkan ketidak merataan pendapatan dalam masyarakat,
3. Inflasi dapat menyebabkan penurunan efisiensi ekonomi.
Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif, tergantung parah atau tidaknya inflasi.
Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong
perekonomian lebih baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi. Sebaliknya, dalam masa inflasi
yang parah, yaitu pada saat terjadi inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian
menjadi kacau dan perekonomian dirasakan lesu. Orang menjadi tidak bersemangat kerja,
menabung, atau mengadakan investasi dan produksi karena harga meningkat dengan cepat.
Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri atau karyawan swasta serta kaum
buruh juga akan kewalahan menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka
menjadi semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
Sementara dampak inflasi bagi masyarakat, ada yang merasa dirugikan dan ada juga yang
diuntungkan. Golongan masyarakat yang dirugikan adalah golongan masyarakat yang
berpenghasilan tetap, masyarakat yang menyimpan hartanya dalam bentuk uang, dan para
kreditur. Sementara golongan masyarakat yang diuntungkan adalah kaum spekulan, para
pedagang dan industriawan, dan para debitur.
Inflasi dapat dikatakan sebagai salah satu indikator untuk melihat stabilitas ekonomi suatu
wilayah negara atau daerah. Yang mana tingkat inflasi menunjukkan perkembangan harga
barang dan jasa secara umum yang dihitung dari indeks harga konsumen (IHK). Dengan
demikian angka inflasi sangat mempengaruhi daya beli masyarakat yang berpenghasilan tetap,
dan disisi lain juga mempengaruhi besarnya produksi dari suatu barang dan jasa.

ARGUMEN MENGENAI KEBIJKAN MONETER DAN FISKAL YANG MANA PEMERINTAH


MENAIKKAN HARGA BBM
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1 Simpulan
Berdasarkan uraian pada bab sebelumnya, penulis dapat mengemukakan simpulan dari
masalah yang dibahas. Inflasi merupakan melemahnya atau menurunnya nilai mata uang
karena banyaknya jumlah uang yang beredar dimasyarakat, atau suatau keadaan dimana
terjadinya kenaikan harga-harga secara umum dan terjadi secara terus-menerus (continue).
Naiknya harga bahan bakar minyak (BBM) akan berdampak bagi masyarakat. Baik itu
dampak positif maupun dampak negatif. Dampak yang signifikan akan terjadi pada tingkat
inflasi dan pada kondisi perekonomian nasional. Dampak kenaikan harga BBM terhadap inflasi
adalah akan terjadi kenaikan pada tingkat persentase inflasi. Jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan bertambah, dan akan berdampak pula pada harga berbagai jenis barang dan
jasa. Kondisi perekonomian akan mengalami goncangan, ketidakstabilan akan terjadi. Iklim
investasi akan menurun, sehingga berpengaruh pada jumlah pendapatan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah dengan kebijakan moneter.
Seluruh instrumen kebijakan moneter efektif dalam mengurangi dan mengatasi inflasi.

3.2 Saran
Sesuai dengan kesimpulan diatas, penulis merumuskan saran sebagai berikut.
1. Pemerintah hendaknya memilih waktu yang tepat untuk mengeluarkan kebijakan menaikan
harga bahan bakar minyak (BBM).
2. Jika inflasi terjadi akibat dampak dari kebijakan pemerintah, diperlukan suatu langkah yang
tepat dalam mengatasi inflasi yang terjadi.

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia.


Jakarta: Balai Pustaka.
Hamid, Edi Suandi. (2000). Perekonomian Indonesia: Masalah dan Kebijakan
Kontemporer. Jogjakarta: UII Press.
Jaka, Nur dkk. (2007). Intisari Ekonomi untuk SMA. Bandung: CV Pustaka
Mandiri.
Mankiw, N. Gregory. (2006). Makroekonomi Edisi-6. Jakarta: Erlangga.
Rosyidi, Suherman. (2009). Pengantar Teori Ekonomi: Pendekatan Kepada Teori
Ekonomi Mikro dan Makro. Jakarta: Rajawali Pers.
Samuelson, Paul A. dan William D. Nordhaus. (1986). Ekonomi Edisi Ke-12.
Jakarta: Erlangga.
Wahyuningsih, Endang. (2012). Dampak Kenaikan Harga Minyak Terhadap
Kondisi Ekonomi Indonesia. [Online]. Tersedia: http://www.wealthindonesia.com/wealth-
growth-and-accumulation/dampak-kenaikan-harga-minyak-terhadap-kondisi-ekonomi-
indo.html. [21 Oktober 2012]

Anda mungkin juga menyukai