KATA PENGANTAR Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul Kebijakan Moneter dan Fiskal Dengan Model IS- LM, Makalah ini berisi tentang kajian dan pembahasan kebijakan moneter maupun fiskal yang diterapkan pemerintah,sejak depresi besar tahun 1930 teori ekonomi makro mulai muncul,pemerintah memiliki peran penting untuk menjaga kestabilan perekonomian negara,kebijakan moneter dan fiskal adalah pilihan-pilihan pemerintah untuk mengatasi ketidakstabilan perekonomian. Kami harap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca meskipun kami menyadari makalah ini masih belum mencapai kesempurnaan,maka kritik dan saran sangat kami harapkan,terima kasih kepada seluruh pihak yang membantu dan berperan serta menyusun makalah ini.
DAFTAR ISI
Kata Pengantar BAB I Pendahuluan A.Latar Belakang B.Tujuan BAB II Kajian Pustaka BAB III Studi Kasus dan Pembahasan BAB IV Penutup Kesimpulan Saran Dari Hasil Studi Kasus
PENDAHULUAN
Sebelum ditemukan teori ekonomi makro para ekonom dunia masih menggunakan teori ekonomi klasik yang hanya menghitung kegiatan ekonomi secara mikro,kemudian sejak Depresi Besar tahun 1930 muncul teori ekonomi makro yang berkenaan dengan jumlah agregat dari keputusan individual Sejak saat itu, ilmu ini terus berkembang berkaitan dengan persoalan baru yaitu berubahnya masalah yang dihadapi perekonomian (Case and Fair). Salah satu indikator kemajuan pembangunan pada suatu negara adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan ukuran kemampuan suatu negara untuk memperbesar outputnya dalam laju yang lebih cepat dari tingkat pertumbuhan penduduknya (Todaro dan Smith, 2006). Pertumbuhan ekonomi menunjukkan sejauh mana aktivitas perekonomian dapat menghasilkan tambahan pendapatan atau kesejahteraan pada periode tertentu (Mankiw, 2007),Untuk membangun pertumbuhan ekonomi suatu negara pemerintah memiliki beberapa opsi untuk menjaga kestabilan perekonomian,menambah pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beberapa perangkat yang dimiliki pemerintah untuk mempengaruhi ekonomi makro adalah: (Case And Fair) kebijakan moneter (pengendalian penawaran uang) kebijakan fiskal (keputusan tentang pajak dan belanja pemerintah) kebijakan pertumbuhan atau sisi penawaran (kebijakan yang berfokus pada peningkatan tingkat pertumbuhan jangka panjang) .Kebijakan moneter adalah kegiatan mengontrol beredarnya uang demi mencapai kestabilan jika pemerintah menambah jumlah beredarnya uang maka permintaan akan meningkat tetapi memiliki resiko inflasi akan naik karena keterbatasan penawaran.Kebijakan moneter dilakukan oleh bank sentral melalui berbagai instrumen. Sementara Kebijakan fiskal adalah kebijakan yang erat kaitannya dengan pajak,dibuat pemerintah untuk mengarahkan ekonomi suatu negara melalui pengeluaran dan pendapatan berupa pajak pemerintah.Jika pajak diturunkan maka kemampuan daya beli masyarakat akan meningkat dan industri akan dapat meningkatkan produksi. Dalam model Kurva IS-LM,Kurva IS merepresentasikan sisi fiskal,sementara kurva LM merepresentasikan sisi moneter.
A.LATAR BELAKANG
Indonesia sebagai negara berkembang memiliki berbagai permasalahan seperti kemiskinan dan pengangguran.Kebijakan-kebijakan pemerintah baik Moneter maupun Fiskal dilakukan untuk menjaga kestabilan perekonomian negara.Menurut data BPS Pertumbuhan ekonomi yang di atas 5 persen sejak tahun 2004, mampu meningkatkan jumlah orang bekerja yang pada tahun 2004 masih 93.72 juta orang dan pada tahun 2008 dapat ditingkatkan sehingga mencapai 105.25 juta orang, Peningkatan jumlah orang yang bekerja tersebut belum mampu secara signifikan menurunkan jumlah pengangguran terbuka di Indonesia tidak hanya masalah ketenagakerjaan kenaikan tarif dasar listrik disebabkan oleh besarnya hutang luar negeri pada sektor ketenagalistrikan (10% dari total pinjaman luar negeri), beban kontrak listrik swasta sebanyak 27 proyek (pembelian dengan mata uang asing dan penjualan dengan mata uang Rupiah), adanya devaluasi uang Rupiah, harga bahan bakar yang sangat tinggi, menurunnya daya beli masyarakat dan di bebarapa daerah PLN tidak mampu memberikan layanan pembangunan pembangkit baru. Sebagian besar pembangkit listrik PLN menggunakan BBM untuk menggerakkan pembangkit sehingga ketika terjadi kenaikkan harga minyak mentah dunia akan memberikan dampak keuangan kepada PLN dan Pemerintah. Karena hal tersebut pada tanggal 1 Juli 2010 Pemerintah Indonesia dengan persetujuan DPR memberlakukan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) yang bervariasi untuk sektor rumah tangga dan industri (BWI 2013). Kenaikan TDL yang tinggi pada sektor industri akan memberikan dampak pada kenaikan biaya input produksi yang menyebabkan harga barang produksi meningkat di pasaran. Biaya produksi untuk listrik merupakan 2 5% dari total input antara sektor-sektor ekonomi (Data Input-Output, 2007). Agar tidak mengalami kerugian, perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi dengan melakukan pengurangan karyawan dan menurunkan kualitas barang. Kualitas barang yang menurun dan biaya produksi yang membengkak berakibat pada lemahnya daya saing produk Indonesia.
B.TUJUAN Demi mencapai stabilisasi ekonomi pemerintah mengontrol kebijakan moneter dan fiskal.Keberhasilan pemerintah dapat diukur dengan tingkat pengangguran kecil,lapangan kerja luas,harga barang yang stabil,jumlah produksi yang cukup,jumlah permintaan yang wajar dan neraca pembayaran yang seimbang.Naiknya Tarif dasar listrik akan memberikan dampak pada kenaikan biaya input produksi yang menyebabkan harga barang produksi meningkat di pasaran. Biaya produksi untuk listrik merupakan 2 5% dari total input antara sektor-sektor ekonomi (Data Input-Output, 2007). Agar tidak mengalami kerugian, perusahaan melakukan efisiensi biaya produksi dengan melakukan pengurangan karyawan dan menurunkan kualitas barang. Kualitas barang yang menurun dan biaya produksi yang membengkak berakibat pada lemahnya daya saing produk Indonesia. Maka perlu diadakan riset tentang kebijakan pemerintah terkait naiknya tarif dasar listrik sehingga perekonomian negara tetap stabil
BAB III STUDI KASUS DAN PEMBAHASAN RUMUSAN MASALAH Menurut Schubert,Energi baik yang berupa penerangan, panas, tenaga mekanika atau listrik, merupakan hal pokok pada masyarakat dan memainkan peran penting dalam pembangunan suatu negara, terutama untuk negara-negara miskin dan negara-negara sedang berkembang. Akses terhadap energi modern merupakan prasyarat penting dalam pengurangan kemiskinan dan dalam upaya mencapai tujuan pembangunan milenium (Schubert,Et Al,2007) Namun kenaikan harga minyak mentah dunia menuntut ikut naiknya tarif harga listrik karena Sebagian besar pembangkit listrik PLN menggunakan BBM untuk menggerakkan pembangkit sehingga ketika terjadi kenaikkan harga minyak mentah dunia akan memberikan dampak keuangan kepada PLN dan Pemerintah.Kenaikan tarif dasar listrik dapat membuat biaya produksi industri meningkat disaat biaya produksi meningkat industri dituntut melakukan efisiensi saat efisiensi dilakukan perusahaan melakukan pengurangan karyawan dan menurunkan kualitas barang. Kualitas barang yang menurun dan biaya produksi yang membengkak berakibat pada lemahnya daya saing produk Indonesia,pengangguran meningkat dan kemiskinan akan bertambah. Kenaikan Tarif Dasar Listrik akan menimbulkan inflasi karena akan meningkatkan pengeluaran rumah tangga dan industri,Jika pendapatan tetap maka harga-harga relatif lebih mahal, karena daya beli menurun. Peningkatan biaya industri berdampak pada menurunnya produksi, sehingga penawaran berubah yang mendorong harga-harga barang industri naik
PEMBAHASAN Jika TDL naik maka akan mengakibatkan diagram seperti ini :
Inflasi bertambah Produksi menurun,maka perlu ada respon kebijakan dari pemerintah melalui kebijakan Moneter 2 instrumen yaitu pengaturan suku bunga atau pengaturan jumlah uang beredar. Kurva IS-LM Naiknya TDL berarti menurunkan subsidi (pengeluaran pemerintah) yang membuat bergesernya kurva IS ke kiri (IS0 ke IS1). kenaikan TDL akan menyebabkan output turun dari Y0 ke Y1, dan suku bunga turun dari i0 ke i1.
Untuk meminimalkan dampak kenaikan TDL tersebut, dua alternatif kebijakan moneter yang dapat diambil adalah: 1. Menaikan money supply (uang beredar). Kebijakan ini diharapkan akan dapat meniminalkan dampak penurunan output, tetapi efeknya inflasi akan makin meningkat 2. Menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan ini diharapkan akan dapat mengendalikan kenaikan harga-harga (inflasi), tetapi efeknya output akan lebih menurun.
BAB IV
PENUTUP Demikian makalah tentang kebijakan Moneter dan Fiskal dengan Model IS- LM.Pemerintah sebagai lembaga yang melindungi rakyat dan perindustrian akan memilih kebijakan yang paling bijak demi kestabilan dan pertumbuhan perekonomian negara KESIMPULAN DAN SARAN Kenaikan tarif dasar listrik adalah hal yang tidak bisa dihindari karena kenaikan harga minyak mentah dunia yang terus naik,pemerintah memiliki pilihan untuk mengatasi dampak negatif kenaikan TDL seperti Inflasi,Pengangguran,Menurunnya Kualitas Produksi dll.Menurut hasil dari kurva Model IS-LM pemerintah bisa 1. Menaikan money supply (uang beredar). Kebijakan ini diharapkan akan dapat meniminalkan dampak penurunan output, tetapi efeknya inflasi akan makin meningkat 2. Menaikkan tingkat suku bunga. Kebijakan ini diharapkan akan dapat mengendalikan kenaikan harga-harga (inflasi), tetapi efeknya output akan lebih menurun.
Segala hal seperti mata uang yang memiliki 2 sisi satu sisi ada keuntungan sisi lain mengandung resiko dengan adanya masalah kenaikan TDL kami memilih opsi nomor 1 yaitu meningkatkan jumlah uang beredar karena menambah uang beredar memiliki dampak atau resiko yang lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan suku bunga (Nasrudin,Ekonomi Pertanian UGM).
BAB II KAJIAN PUSTAKA Bank Indonesia www.bi.go.id/tinjauankebijakanmoneter Case And Fair Jilid 2 Penerbit Erlangga Mankiw, N. G. 2000. Macroeconomics 6th Edition. Worth Publishers. New York. Nasrudin,Dampak Kenaikan TDL,Universitas Gajahmada