Anda di halaman 1dari 14

KANTOR HUKUM

NARNIA & PARTNERS


ADVOKAT & KONSULTAN HUKUM
Jl. Raya Banjaran No.17 Bandung
-

NOTA PEMBELAAN
(PLEIDOI)
ATAS TUNTUTAN
JAKSA PENUNTUT UMUM DALAM PERKARA TERDAKWA

NO. REG. PERKARA: 69/Pid.B/2022/PN Bdg

I. PENDAHULUAN

Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Bandung serta Jaksa
Penuntut Umum yang Kami hormati.

Puji syukur Kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa


karena dengan izin- Nya lah Kami selaku penasehat hukum Terdakwa
Ervin Putra Maulana dapat menyusun dan membacakan nota pembelaan
atas dakwaan dan tuntutan Jaksa Penuntut Umum dihadapan
persidangan yang mulia ini.
Selaku penasehat hukum, maka tugas profesi Kami adalah
membantu pengadilan dan/ atau Majelis Hakim yang mulia serta Jaksa
Penuntut Umum dalam mencari dan menemukan kebenaran materiil suatu
perkara pidana.
Diawal nota pembelaan ini, Kami merasa perlu dan patut
menyampaikan penghargaan dan rasa hormat yang sebesar-besarnya
kepada Yang Mulia Majelis Hakim dan Jaksa Penuntut Umum, karena
telah memperlakukan Terdakwa sebagai subjek hukum yang mempunyai
hak dan drajat yang sama sebagaimana layaknya manusia yang tidak
bersalah sebelum adanya putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan
hukum tetap (incraht). Perlakuan dan sikap yang demikian ini menurut
hemat Kami telah sejalan dengan sistem Accuisitoir yang dianut oleh
Negara Indonesia serta telah sesuai dengan pokok-pokok pikiran dalam
Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) yang dilahirkan
dengan tujuan lebih menghormati dan melindungi serta menjunjung tinggi
hak asasi manusia (HAM).
Sebagaimana telah Kami kemukaan di atas, Kami selaku
penasehat hukum Terdakwa mempunyai tugas membantu pengadilan
dalam mencari kebenaran materiil suatu perkara, setidak-tidaknya
mendekatinya untuk menegakan hukum berdasarkan pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), Walaupun beranjak dari sudut
kepentingan Terdakwa, dari tugas mana Kami berprinsip bahwa apabila
berdasarkan analisa hukum ternyata perbuatan Terdakwa memenuhi
unsur-unsur tindak pidana yang di dakwakan oleh Jaksa Penuntut Umum,
maka Kami tidak akan ragu untuk mengatakan Terdakwa bersalah dan
memohon hukuman dengan segala keringanan yang ada untuk memenuhi
rasa keadilan, akan tetapi apabila ternyata perbuatan yang di dakwakan
kepada Terdakwa tidak terbukti secara sah dan meyakinkan, maka sesuai
dengan ketentuan pasal 191 ayat (1) KUHAP, dengan segala kerendahan
hati Kami akan memohon agar Terdakwa di bebaskan, atau apabila
perbuatannya terbukti tapi bukan merupakan tindak pidana, maka
berdasarkan ketentuan pasal 191 ayat (2) KUHAP Kami akan memohon
agar Terdakwa di lepaskan dari segala tuntutan hukum.
Bahwa untuk mewujudkan tugas tersebut, Kami yang di tunjuk
mendampingi Terdakwa di hadapan persidangan ini, memohon perkenan
Majelis Hakim yang mulia dan Jaksa Penuntut Umum yang Kami hormati
untuk memberikan kesempatan kepada Kami mengulas fakta-fakta yang
terungkap di hadapan persidangan, satu dan lain hal agar pembelaan ini
dapat terarah dan sesuai dengan proses persidangan yang telah di
lakukan.
Semoga uraian yang Kami kemukakan dalam nota pembelaan ini
dapat di jadikan landasan Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusannya
sesuai dengan rasa keadilan dalam rangka mewujudkan kebenaran yang
hakiki.
II. SURAT DAKWAAN DAN TUNTUTAN JAKSA PENUNTUT UMUM

Sesuai dengan surat dakwaan Jaksa Penuntut Umum yang telah di


bacakan pada tanggal 17 Januari 2022, Terdakwa Ervin Putra Maulana
telah didakwa dengan pasal 351 Ayat (1) KUHP.
Bahwa, adapun tuntutan Jaksa Penuntut Umum yang telah dibacakan
pada tanggal 05 Februari 2022., Ervin Putra Maulana telah di tuntut
sebagai berikut :
1. Menyatakan terdakwa ERVIN PUTRA MAULANA bersalah melakukan
tindak pidana penganiayaan sebagaimana diatur dan diancam pidana
dalam dakwaan pasal 351 ayat 1 (satu) KUHP;
2. Menjatuhkan pidana terdadap terdakwa ERVIN PUTRA MAULANA
berupa pidana penjara selama 10 (sepuluh) bulan dipotong masa tahanan
sementara dan perintah terdakwa tetap ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa
- 1 (satu) bilah senjata tajam jenis golok bergagang kayu warna hitan
berikut sarung golok warna hitam;
dirampas untuk dimusnahkan;

4. Menetapkan agar terdakwa membayar biaya perkara sebesar Rp. 2.000,-


(dua ribu rupiah);

III. FAKTA-FAKTA YANG TERUNGKAP DI HADAPAN PERSIDANGAN.

A. Keterangan para Saksi di bawah sumpah :

1. dr. ARDHYA-------------------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi dibawah sumpah menerangkan dalam persidangan
sebagai berikut:--------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi berada di persidangan ini sehubungan adanya
kejadian penganiayaan terhadap saksi yang dilakukan oleh
terdakwa yang tidak dikenal masih keluarga pasien yang datang ke
ruang IGD RS. Sartika---------------------
- Bahwa terjadinya penganiayaan tersebut terjadi pada hari Rabu
tanggal 27 Oktober 2021 jam 22.50 WIB, di ruang IGD RS. Sartika
Asih Jl. Moch. Toha No. 369 Kel. Ciseureuh Kec. Regol Kota
Bandung----------------------------------
- Bahwa pada waktu terjadi penganiayaan terdakwa tidak
mempergunakan alat apa-apa melainkan memakai tangan kosong
yang dikepalkan yang dipukulkan ke arah dahi sebanyak 2 (dua)
kali namun setelah melakukan pemukulan terdakwa mencabut
senjata tajam dari balik bajunya yang diacungkan ke arah saksi
sambil mengeluarkan kata-kata ANJING, GOBLOG dan kata-kata
lain tidak ingat, namun sebelum melakukan kejadian lain pelaku
keburu dipisahkan dan ditarik keluar oleh keluarga terdakwa
lainnya yang sama-sama pada waktu itu berada di ruang UGD RS.
Sartika Asih Kota Bandung -------------------------
- Bahwa akibat kejadian tersebut saksi menderita lebam dan bengkak
di dahi sebelah kanan dan harus istirahat selama 7 (tujuh)
hari-------
- Bahwa saksi tidak mengetahui apa sebabnya terdakwa melakukan
penganiayaan terhadap saksi dan mengeluarkan senjata tajam
karena menurut saksi pemeriksaan terhadap pasien yang datang ke
ruang IGD RS. Sartika Asih Kota Bandung dimana pada waktu itu
saksi sedang bertugas sebagai dokter jaga di ruang IGD RS. Sartika
Asih Kota Bandung dan dalam pemeriksaan pasien sesuai SOP
-----------
- Bahwa benar terdakwa ERVIN PUTRA MAULANA adalah
pelaku yang melakukan penganiayaan dan membawa senjata tajam
di ruang IGD RS. Sartika Asih Kota
Bandung-------------------------------------
- Bahwa benar saksi dengan terdakwa sudah ada perdamaian ---------

2. FATMA HANDAYANI
------------------------------------------------------------
- Bahwa saksi dibawah sumpah menerangkan dalam persidangan
sebagai berikut:
- Bahwa saksi tidak mengenal terdakwa-----------------------------------
- Bahwa terjadinya penganiayaan tersebut pada hari Rabu tanggal 27
Oktober 2021 jam 22.50 WIB, di ruang IGD RS. Sartika Asih Jl.
Moch. Toha No. 369 Kel. Ciseureuh Kec. Regol Kota Bandung;----
- Bahwa saksi kenal terhadap korban penganiayaan yaitu dr. Ardhya
namun tidak ada hubungan keluarga, kenalnya karena sama-sama
sebagai karyawan di RS. Sartika Asih yang pada waktu kejadian
sama-sama bertugas jaga di Ruang IGD RS. Sartika Asih Kota
Bandung;--------------------------------------------------------
- Bahwa cara Terdakwa melakukan penganiayaan tersebut yaitu
dengan cara mendorong korban selanjutnya Terdakwa melakukan
pemukulan sebanyak 2 (Dua) kali ke arah dahi sebelah kanan tanpa
mempergunakan alat apa-apa melainkan tangan
kosong;--------------
- Bahwa selain Terdakwa melakukan pemukulan/penganiayaan
terhadap korban Dr. Ardhya juga mencabut senjata tajam jenis
golok dari balik jaketnya yang diacungkan ke arah korban sambil
mengeluarkan kata-kata ANJING GOBLOG SIA MAH KA
BAPAK AING KITU WAE (ANJING, GOBLOK KAMU SAMA
BAPAK SAYA BEGITU AJA) dan saksi tidak mengerti apa
maksud kata-kata yang diucapkan Terdakwa, namun Terdakwa
keburu dipisah dan ditarik oleh keluarga Terdakwa yang pada
waktu itu sama-sama berada di ruang IGD RS. Sartika Asih Kota
Bandung;--------------------------------------------------
- Bahwa pada waktu terjadi penganiayaan saksi bersama rekan
sesama perawat yang juga sama-sama sedang melaksanakan tugas
di Ruang IGD RS, Sartika Asih Kota Bandung yang bernama Sdri.
ANI SURYANINGSIH dan saksi tidak mengetahui apa sebabnya
Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap korban Dr. Ardhya;--
- Bahwa akibat terjadinya penganiayaan/pemukulan tersebut korban
dr. Ardhya mengalami lebam dan bengkak di dahi sebelah kanan;--
- Bahwa benar Terdakwa adalah pelaku yang melakukan
penganiayaan terhadap korban Dr.
Ardhya;-----------------------------------------------------------------------
3. SITI AINUN AZIZAH
SARI-------------------------------------------------------
- Bahwa saksi berada di bawah sumpah menerangkan dalam
persidangan sebagai
berikut:-----------------------------------------------
- Bahwa terjadinya penganiayaan pada hari Rabu tanggal 27 Oktober
2021 jam 22.50 WIB, di ruang IGD RS. Sartika Asih Jl. Moch.
Toha No. 369 kel. Ciseureuh kec. Regol Kota Bandung yang
dilakukan oleh Terdakwa ERVIN PUTRA MAULANA yang ada
hubungan dengan saksi sebagai adik kandung;
- Bahwa pada waktu Terdakwa melakukan penganiayaan Terdakwa
tidak mempergunakan alat apa-apa melainkan memakai tangan
kosong yang dipukulkan ke arah dahi sebanyak 1 (satu) kali dan
pada waktu melakukan penganiayaan seorang diri;--------------------
- Bahwa cara Terdakwa melakukan penganiayaan tersebut pertama
mendorong korban lalu memukul ke arah dahi, selanjutnya di
samping melakukan pemukulan juga mencabut senjata tajam dari
arah balik bajunya yang diacungkan ke arah dokter sambil
mengeluarkan kata-kata “ANJING GOBLOG SIA MAH KA
BAPAK AING KITU WAE” (ANJING GOBLOG KAMU SAMA
BAPAK SAYA BEGITU AJA) dimana sebelum terjadi hal-hal
tidak diinginkan saksi memisah dan menarik Terdakwa keluar dari
ruang IGD;-------
- Bahwa sebab Terdakwa melakukan penganiayaan terhadap seorang
dokter karena tersulut emosi cara penanganan dokter yang tidak
profesional yaitu pada waktu memeriksa bapak saksi yang
mengalami kecelakaan tinggal pada waktu dibawa ke RS. Sartika
Asih di Ruang IGD pertama pada waktu dokter melakukan
pemeriksaan atas luka pasien (Bapak saksi) karena dimuka banyak
darah termasuk di hidung pasien mengeluarkan napas kencang
sehingga darah yang ada di hidung muncrat ke tangan dokter,
selanjutnya dokter meninggalkan pasien untuk mencuci tangan dan
saksi sempat bertanya kepada dokter “DOK BAGAIMANA
BAPAK SAYA” ; dijawab oleh dokter “SABAR IBU LAGI
DITANGANI” pemeriksaan dilanjutkan oleh 2 (Dua) orang
perawat dan pada waktu diperiksa oleh perawat dokter mendekati
pasien untuk memeriksa lagi, karena kaki pasien menjuntai ke
bawah oleh dokter dinaikkan lagi ke atas, namun kelihatan oleh
saksi pada waktu meletakkan ke atas lagi dengan cara kasar,
sehingga sakri sempat emosi dan mengeluarkan kata-kata PELAN-
PELAN AJA DOK, ketika itu Terdakwa yang merupakan adik
saksi yang posisinya berada disamping saksi langsung mendorong
dokter serta melakukan pemukulan sebanyak 1 (satu) kali
mempergunakan tangan kosong, setelah itu langsung mencabut
senjata tajam golok dari balik bajunya sambil diacungkan ke arah
dokter dengan mengeluarkan kata-kata “ANJING GOBLOG SIA
MAH KA BAPAK AING KITU WAE” (ANJING GOBLOG
KAMU SAMA BAPAK SAYA BEGITU AJA), kemudian oleh
saksi dipegang tangan Terdakwa untuk diserahkan kepada orang
yang berada di luar Ruang IGD RS. Sartika Asih
Bandung;----------------------------------
- Bahwa saksi tidak melihat luka yang diderita oleh korban tersebut
karena fokus memperhatikan pasien yang akhirnya pasien (bapak
saksi) tidak jadi dirawat di RS. Sartika Asih dan dipindahkan ke
rumah sakit AL IHSAN Baleendah Kab. Bandung;--------------------
- Bahwa benar saksi dengan Terdakwa sudah ada perdamaian;--------

B. KETERANGAN TERDAKWA

 Bahwa, Terdakwa sewaktu di periksa sehat dalam keadaan


sehat jasmani dan rohani, bersedia di periksa dan akan
memberikan keterangan yang sebenar-benarnya
 Bahwa, Terdakwa mengerti maksud dan tujuan dilakukannya
pemeriksaan sehubungan akan diminta keterangan selaku
saksi mengenai kejadian perkara
 Bahwa Terdakwa berada di persidangan ini sehubungan Terdakwa
telah melakukan penganiayaan terhadap seorang laki-laki yang
Terdakwa tidak kenal yang profesinya seorang dokter di RS. Sartika
Asih Kota Bandung;-------------------------------------------
 Bahwa Terdakwa pada waktu melakukan penganiayaan seorang diri
dan pada waktu melakukan penganiayaan tidak mempergunakan alat
apa-apa melainkan mempergunakan tangan kosong yang
dikepalkan;--------
 Bahwa Terdakwa melakukan penganiayaan pada hari Rabu tanggal 27
Oktober 2021 jam 22.50 WIB, di ruang IGD RS. Sartika Asih Jl.
Moch. Toha No. 369 Kel. Ciseureuh Kec. Baleendah Kota
Bandung;-----------
 Bahwa cara Terdakwa melakukan penganiayaan yaitu dengan cara
mendorong korban selanjutnya memukul sebanyak 1 (Satu) kali ke
arah dahi sebelah kanan kemudian mengeluarkan senjata tajam jenis
golok dari balik jaket yang diacungkan ke arah korban dengan tujuan
untuk menakut-nakuti;------------------------------------------------------
 Bahwa Terdakwa melakukan penganiayaan karena tidak puas atas
pelayanan korban (Dokter) yang memeriksa bapak Terdakwa yang
mengalami kecelakaan tunggal, di mana dalam pemeriksaan pada
waktu pasien (Bapak) diperiksa bernapas kencang sehingga darah yang
ada di mulut muncrat ke pakaian dokter serta pada waktu diperiksa
lanjutan kaki bapak Terdakwa terjuntai ke bawah namun pada waktu
dikembalikan ketempat semula diletakan kasar sehingga Terdakwa
mengeluarkan kata-kata ANJING GOBLOG SIA MAH KA BAPAK
AING KITU WAE (ANJING GOBLOG KAMU SAMA BAPAK
SAYA BEGITU AJA);---------------------------------
 Bahwa Terdakwa membawa senjata tajam Terdakwa lupa menyimpan
di rumah terbawa ke RS. Sartika Asih, di mana mulanya begitu
mengetahui bapak Terdakwa berdarah datang ke rumah diduga
dikeroyok lalu Terdakwa emosi dan membawa senjata tajam keluar
rumah untuk mencari pelaku namun setelah ada penjelasan bahwa
bapak Terdakwa lukanya bukan dikeroyok melainkan karena
mengalami kecelakaan tunggal kemudian Terdakwa langsung ke
rumah sakit untuk mengantarkan bapak Terdakwa dan senjata tajam
masih diselipkan di balik jaket;--------------------------------
 Bahwa Terdakwa membenarkan ketika diperlihatkan senjata tajam
jenis golok bergagang warna hitam berikut sarung golong warna hitam,
adalah senjata tajam milik Terdakwa yang dibawa di RS. Sartika Asih
yang Terdakwa acungkan terhadap koran;
 Bahwa Terdakwa kejadian ini Terdakwa mengaku bersalah, menyesal
dan Terdakwa tidak akan mengulangi lagi;-------------------

IV. ANALISA FAKTA DAN YURIDIS

Setelah Kami mempelajari dan memperhatikan fakta—fakta yang


terungkap dihadapan persidangan sebagaimana yang tercantum bagian III
Nota pembelaan ini Kami akan menganalisa sampai sejauh mana fakta-
fakta yang terungkap dihadapan persidangan ini dapat membuktikan
tindak pidana sebagai mana yang telah didakwakan Jaksa Penuntut
Umum terhadapa Terdakwa Ervin Putra Maulana .
Bahwa, untuk memperoleh fakta-fakta hukum yang obyektif, kita
harus berpegang pada alat-alat bukti yang di ajukan dalam perkara ini,
menghubung-hubungkan yang satu dengan yang lainnya, menimbang-
nimbang serta menentukan kekuatan hukumnya berdasarakan ketentuan
hukum yang berlaku.
Berdasarkan ketentuan pasal 184 ayat (1) KUHAP, alat bukti yang sah
adalah :

a. Keterangan saksi
b. Keterangan ahli
c. Surat
d. Petunjuk
e. Keterangan Terdakwa

Sedangkan berdasarkan ketentuan pasal 184 ayat (2) KUHAP, hal-hal


yang secara umum sudah di ketahui tidak perlu dibuktikan.
Khusus mengenai keterangan saksi sebagai alat bukti yang sah, menurut
ketentuan pasal 185 ayat (1) KUHAP adalah apa yang saksi nyatakan di
hadapan persidangan, dimana dalam menilai kebenaran keterangan
seorang saksi menurut pasal 186 ayat (6) KUHAP, Kami harus dengan
sungguh-sungguh memperhatikan :
a. Persesuaian antara keterangan saksi satu dengan lainnya.
b. Persesuaian antara keterangan saksi dengan alat bukti.
c. Alasan yang mungkin dipergunakan oleh saksi untuk memberi
keterangan yang tertentu.
d. Cara hidup dan kesusilaan saksi serta segala sesuatu yang pada
umumnya dapat mempengaruhi dapat tidaknya keterangan saksi
itu dipercaya.
Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, Kami akan menghubungkan
keterangan para saksi yang terungkap dalam persidangan dengan
peraturan yuridis yang berlaku di Negara Indonesia, sebagai berikut:
 Bahwa kami, Terdakwa melalui Penasehat Hukum Terdakwa
dengan ini menyatakan tidak sepaham dan tidak sependapat
atas uraian pembuktian yang diajukan oleh Penuntut Umum,
mengenai Tuntutan Pidana yang dituduhkan kepada Terdakwa;
 Bahwa pada pembuktian hukum atas dakwaan yang diajukan
oleh Penuntut Umum dinilai memberatkan dan merugikan
Terdakwa baik secara moril maupun materiil.
Berdasarkan hal – hal tersebut diatas termasuk tanpa terkecuali
dasar hukum yang dituntutkan oleh Jaksa Penuntut Umum pada Pasal
351 KUHP, maka terdapat beberapa hal yang perlu kami pertanyakan
perihal unsur pembuktian pasal tersebut, sebagai berikut:
 Unsur Barang Siapa
Unsur barang siapa adalah setiap orang (sebagai
subyek hukum) yangt elah didakwa melakukan tindak
pidana dan dapat mempertanggung jawabkan
perbuatannya. Dalam perkara ini yang di dakwa telah
melakukan tindak pidana adalah terdakwa Ervin
Maulana Berdasarkan keterangan saksi Fatma
Handayani dan Siti Ainun Azizah Sari keterangan
terdakwa diperoleh fakta bahwa terdakwa tidak
berniat melakukan penganiayaan terhadap korban.
Dengan demikian unsur initidak terpenuhi secara sah
dan meyakinkan menurut hukum
 Unsur Sengaja Melukai Berat Orang Lain
Berdasarkan fakta-fakta yang terungkap di
persidangan yang diperolehdari keterangan saksi,
keterangan terdakwa, alat bukti surat dan petunjuk
diperoleh fakta sebagai berikut :
Bahwa benar telah terjadi tindak pidana
penganiayaan berat yang dilakukan Terdakwa
terhadap korban bernama dr. Ardhya;
Bahwa peristiwa penganiayaan itu terjadi pada hari
hari Rabu tanggal 27 Oktober 2021 sekitar pukul
22.50 WIB bertempat di RS . Sartika Asih Jl. Moch
Toha No.369 Kel. Ciseureuh Kec. Regol Kota
Bandung.
Bahwa kejadian penganiayaan berat tersebut awalnya
korban (Dokter) yang memeriksa bapak Terdakwa
yang mengalami kecelakaan tunggal, di mana dalam
pemeriksaan pada waktu pasien (Bapak) diperiksa
bernapas kencang sehingga darah yang ada di mulut
muncrat ke pakaian dokter serta pada waktu diperiksa
lanjutan kaki bapak Terdakwa terjuntai ke bawah
namun pada waktu dikembalikan ketempat semula
diletakan kasar sehingga Terdakwa mengeluarkan
kata-kata ANJING GOBLOG SIA MAH KA BAPAK
AING KITU WAE (ANJING GOBLOG KAMU SAMA
BAPAK SAYA BEGITU AJA). Lalu terdakwa
mengepalkan tangannya dan memukul ke arah dahi
sebanyak 2 (dua) kali namun setelah melakukan
pemukulan terdakwa mencabut senjata tajam dari
balik bajunya yang diacungkan ke arah saksi sambil
mengeluarkan kata-kata ANJING, GOBLOG dan kata-
kata lain tidak ingat, namun sebelum melakukan
kejadian lain pelaku keburu dipisahkan dan ditarik
keluar oleh keluarga terdakwa lainnya yang sama-
sama pada waktu itu berada di ruang UGD RS.
Sartika Asih Kota Bandung.
Dengan demikian unsur ini tidak terpenuhi secara sah
dan tidak meyakinkan menurut hukum dikarenakan
sebelumnya terdakwa sama sekali tidak memiliki niat
untuk sengaja melakukan penganiayaanterhadap
korban.
Dengan tidak terpenuhinya unsur-unsur pasal
sebagaimana diuraikans eperti tersebut di atas maka
kami Penasehat Hukum dalam perkara ini
berpendapat bahwa terdakwa Ervin Maulana tidak
terbukti secara sah dalam melakukan tindak pidana
Penganiayaan sebagaimana dalam dakwaan
melanggar Pasal 351 KUHP

V. PENUTUP
Yang Mulia Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kota Bandung serta
Jaksa Penuntut Umum yang Kami hormati.

Berdasarkan keseluruhan uraian tersebut di atas, maka


Kami penasehat hukum Terdakwa memohon kepada Majelis Hakim
yang memeriksa dan mengadili perkara ini agar menjadi bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan sesuai dengan peraturan
perundang – undangan yang berlaku dan sesuai dengan rasa keadilan,
oleh karena itu dalam kesempatan ini Kami mohon dengan segala
kerendahan hati agar kiranya Majelis Hakim Yang Mulia memutuskan
sebagai berikut:
 Berkenan kiranya Majelis Hakim untuk membebaskan
Terdakwa, serta setidak-tidaknya apabila Majelis berpendapat
lain, Kami memohon agar Terdakwa dijatuhi hukuman yang
seadil - adilnya.
 Bagaimanapun hukuman yang dijatuhkan terhadap Terdakwa
bukanlah merupakan balas dendam terhadap apa yang telah
diperbuat oleh Terdakwa, namun lebih sekedar pembinaan
untuk mengingatkan akan kesalahan yang diperbuat oleh
Terdakwa sesuai dengan asas pemidanaan yang dianut oleh
hukum pidana di Indonesia.
Demikianlah nota pembelaan Kami selaku penasehat Hukum
Terdakwa Wilomon Torang , semoga dapat dijadikan pelita kecil bagi
Majelis Hakim dalam menjatuhkan putusan yang seadil-adilnya
terhadap Terdakwa.

Bandung, .............. 2012


Hormat Kami
Penasehat Hukum Terdakwa,

Titan Taufiqurrahman

Shalfa

Alsa Mala

Anda mungkin juga menyukai