Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KENAIKAN HARGA KEBUTUHAN YANG


TIDAK SEBANDING DENGAN
PENGHASILAN
Dosen : NUR QOMARIAH. SE., MM

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas UAS Mata Kuliah Ekonomi
Manajerial

Disusun Oleh:
MUHAMAD AINUL HIDAYAH (2013021043)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI
GEMPOL
2023
KATA PENGANTAR
‫ارحِ يْــــــــــــــمِ ے‬ َّ ‫بِسْــــــــــــــمِ ے اللّٰ ِه‬
َّ ‫ےارحْ مٰ ِن‬
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga Makalah Kenaikan Harga Kebutuhan Yang
Tidak Sebanding Dengan Penghasilan ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak
lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad
SAW, keluarganya, sahabatnya, dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini saya buat untuk tugas mata kuliah Ekonomi Manajerial. Saya
ucapkan terima kasih kepada ibu dosen atas pemberian tugas ini saya selaku
mahasiswa dapat menambah ilmu dan wawasan dengan menyusun Makalah
Kenaikan Harga Kebutuhan Yang Tidak Sebanding Dengan Penghasilan ini. Saya
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah, sehingga saya
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi penyempurnaan
makalah ini.
Saya mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga ini dapat
bermanfaat bagi kita semuanya.

Pasuruan, Juni 2023

Muhamad Ainul Hidayah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i


DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Kenaikan Harga Bahan Pokok ....................................................................... 2
2.2 Dampak Kenaikan Harga Bahan Pangan Terhadap tingkat Pendapatan .. 3
2.3 Solusi Untuk Menanggulangi Kenaikan Harga Bahan Baku Pangan ....... 7
BAB III PENUTUP ................................................................................................ 9
3.1 Simpulan............................................................................................................ 9
3.2 Saran .................................................................................................................. 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Krisis global adalah salah satu dilema yang sedang dihadapi Indonesia sejak
dahulu hingga sekarang. Dan ini adalah dinamika kehidupan ekonomi yang tidak
tetap perubahannya. Kadang sistem ekonomi dunia naik, kadang sistem ekonomi
dunia merosot drastis. Ini menyebabkan gejolak besar bagi kehidupan ekonomi
seluruh dunia, tak terkecuali Indonesia. Akibat langsungnya adalah meledaknya
harga kebutuhan pokok di Indonesia. Yang mana sebelumnya saja sudah menjepit
dompet masyarakat dan kini semakin menekan.
Sektor-sektor usaha yang menyediakan kebutuhan tersebut. Misalnya: Petani
yang menyediakan sayur mayur kini kesulitan dalam mencari pupuk yang murah,
padi menjadi kurang subur dan pasokan yang terbatas membuat harga beras
melonjak, Ini adalah satu dari ribuan keluhan masyarakat dalam merasakan dampak
buruk dari krisis global ini.
Sejumlah kebutuhan pokok khususnya pangan di berbagai daerah terus
menunjukkan kenaikan. Kebutuhan pangan, seperti cabai, beras, bawang merah dan
putih, daging dan telur ayam, gula pasir, naik sekitar 30-75% bahkan bisa mencapai
dua kali lipat kalau dilihat dari faktor musim dan yang meningkat tajam adalah cabai
keriting dan cabai merah dengan lonjakan harga hingga mencapai dua kali lipat.
Dengan situasi pasar tersebut akan mempengaruhi kondisi perekonomian
masyarakat. Pertama, Jika harga barang primer meningkat, sementara pendapatan
tetap, akan menyebabkan harga barang sekunder pun akan meningkat. Kedua,
Pembelian terhadap barang sekunder pun akan menurun. Ketiga, Perubahan harga
barang konsumsi menyebabkan tingkat substitusi (pergantian) terhadap barang.
konsumsi akan berubah pula.

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Dampak yang dirasakan dari kenaikan harga kenaikan harga bahan
baku pangan?
2. Bagaimana cara bijak untuk menanggulangi kenaikan harga bahan baku
pangan tersebut?

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Kenaikan Harga Bahan Pokok


Resesi ekonomi yang kini melanda dunia, memberi gejolak perekonominan
di berbagai Negara terutama negara-negara berkembang termasuk Indonesia.
Namun, saat itu krisis tersebut lebih karena pengaruh pergolakan politik di dalam
negeri. Krisis ekonomi yang melanda amat potensial karena bubble di sektor
keuangan sudah amat berlebihan. Harga terus melambung tinggi menunjukan
pemerintah tidak memiliki sistem yang jelas tentang tata niaga kebutuhan pokok.
"Harga kebutuhan pokok yang tetap melambung tinggi menunjukan pemerintah
tidak pernah serius dalam menata sistem perekonomian nasional, salah satunya
terkait tata niaga kebutuhan pokok," kata Anggota Komisi I DPR RI Rofi Munawar
dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Senin (2/4/2012).

harga bahan pangan terus menunjukkan kenaikan daging sapi yang sempat
bertengger di posisi Rp. 110.000-Rp115.000/kg, naik menjadi Rp. 135.000/kg.
Sedangkan harga-harga yang mulai naik, antara lain; ayam potong yang beberapa

2
waktu lalu Rp. 22.000/kg, kini menjadi Rp. 45.000/kg. Telur ayam potong yang
kemarin sempat Rp. 900-Rp. 1000/butir, kini naik, Rp. 2000/butir. Harga sayur
mayur seperti cabai merah Rp23.000/kg, naik menjadi Rp. 30.000/kg. Adapun
bawang merah Rp12.000 naik menjadi Rp32.000/kg; tomat naik ke posisi Rp.
8.000/kg dari Rp.7000/kg.
Kenaikan bahan baku akibat dampak krisis ekonomi ini akan semakin
menyulitkan sektor properti, setelah sebelumnya juga diterpa kenaikan harga bahan
baku akibat kenaikan bahan bakar minyak (BBM).
Pada sektor properti ini, tipe rumah kelas menengah ke atas yang akan paling besar
terkena dampak terjadinya krisis ekonomi ini. Kenaikan tingkat suku bunga pasti
akan mengikutinya. Sehingga harga cicilan rumah perbulannya akan naik.
Sedangkan untuk rumah kelas menengah ke bawah sedikit tidak berpengaruh karena
sebagian sudah disubsidi pemerintah Di sisi lain murni karena adanya ketidakpastian
harga BBM. Sehingga banyak distributor yang menunda belanja pasokan sambil
menanti keputusan naik atau tidaknya harga BBM. Dua situasi diatas menunjukkan
bahwa sistem kita sangat rapuh, sehingga mudah sekali dipengaruhi faktor eksternal.

1.2 Dampak kenaikan harga bahan pangan terhadap tingkat pendapatan


Lonjakan harga pangan sepanjang Maret 2023 telah menyurutkan rasa
optimisme masyarakat terhadap perekonomian Indonesia. Tak hanya itu, konsumen
melihat tiga bulan mendatang harga barang bakal terus melambung tinggi.

Sebaiknya pemerintah harus bertindak lebih tegas dan serius dalam menanggapi
masalah ini. Berikut adalah upaya-upaya yang mestinya dilakukan oleh pemerintah:

• Menyediakan lapangan pekerjaan untuk para pengrajin yang gulung


tikar.

3
• Membatasi produk impor ke Indonesia supaya masyarakat kembali
untuk memanfaatkan hasil pribumi.
• Lebih meningkatkan ekspor agar kualitas Indonesia diakui oleh Negara
lain. Seperti beras, ketan, kacang-kacangan, jagung, dll.
• Membuat suatu lahan pertanian atau perkebunan milik Negara yang
dikelola oleh petani lokal dengan hasil berkualitas tinggi.
• Mengadakan pameran makanan di kota-kota yang ada di Indonesia
dengan tujuan untuk mengenalkan makanan khas nusantara yang tidak
diketahui masyarakat dan hampir punah.

• Menurunkan harga pasar yang dikiranya tidak terlalu membebankan


rakyat kalangan tidak mampu agar bisa bertahan hidup.

Upaya-upaya tersebut harus secepat mungkin dilakukan. Karena produsen


dan konsumenlah yang menjadi korban. Contoh-contoh dampak dari masalah ini
yang paling berat adalah yang dirasakan oleh masyarakat tidak mampu. Mereka
menderita kelaparan karena tidak bisa membeli makanan yang mungkin harganya
lebih besar dari pada pendapatan mereka sehari-hari. Busung lapar adalah ancaman
yang paling menakutkan untuk para balita yang sedang mengalami pertumbuhan.
Mereka yang harusnya diberi gizi yang cukup, bukan malah diberikan makanan yang
tidak seharusnya dimakan oleh para baliat, seperti nasi aking. Nasi aking adalah nasi
basi yang dibumbui hanya dengan garam. Nasi aking tersebut sama sekali tidak
mengandung gizi. Apakah mungkin mereka akan terus-menerus seperti itu?
Bagaimana kelangsungan bangsa Indonesia dimasa yang akan datang?

Anak-anak yang biasa meminta dijalanan adalah termasuk kedalam dampak


masalah ini. Orangtua mereka tidak mempunyai penghasilan untuk menyekolahkan
anak-anaknya. Karena untuk mengisi perut mereka saja sudah kesulitan, apalagi
untuk yang lain. Dan masih banyak lagi dampak negatif akibat naiknya harga
barang-barang pokok.

Untuk mengatasi para penderita gizi buruk, sebaiknya ada kesadaran dari
masyarakat sendiri untuk menggugah hatinya untuk memberikan sebagian dari harta

4
mereka. Dapat dilakukan dengan cara bakti sosial dan kegiatan lainnya yang
bermanfaat. Uluran tangan dari kita bagai mendapatkan intan permata bagi mereka.

Hal ini pun terjadi di berbagai daerah-daerah, sebagai contoh seperti yang
dialami mayoritas anggota masyarakat lainnya yang begitu sulit mendapatkan
minyak tanah. Minyak tanah masih sangat dibutuhkan sebagian besar warga untuk
memenuhi kebutuhan pokok mereka, seperti untuk keperluan memasak sehari-hari.
Walaupun harga melonjak, mau tidak mau warga tetap harus membeli dengan harga
yang sangat tinggi, karena bagi mereka yang penting barang kebutuhan pokok
tersedia.

Tidak hanya mereka yang menggunakan langsung minyak tanah untuk


memasak, seperti yang umum dilakukan kaum perempuan (khususnya para ibu
rumah tangga) yang merasakan imbas dari kenaikan harga harga kebutuhan pokok,
tetapi pasti juga meresahkan para pencari nafkah seperti para suami yang harus
berusaha lebih keras lagi untuk mendapatkan penghasilan tambahan guna memenuhi
kebutuhan sehari-hari.

Mungkin bukan hanya bagi mereka yang sudah berkeluarga, bagi buruh
perempuan yang masih lajang pun mengalami persoalan yang sama, walaupun
tingkat kebutuhannya tidak serupa. Tapi tetap saja bagi mereka yang sudah
berkeluarga persoalan ini menjadi masalah yang sangat penting. belum lagi mereka
harus membiayai anak-anak mereka, mulai dari kebutuhan sehari-hari hingga
kebutuhan sekolah.

Setiap tahunnya kenaikan harga barang kebutuhan seperti hampir pasti selalu
terjadi. Di awal tahun 2023 ini pun kenaikan harga yang memberatkan rakyat sudah
terjadi, mulai dari harga minyak tanah yang melonjak dan kebutuhan pokok lainnya
disertai dengan kelangkaan, yang menyebabkan untuk membeli minyak tanah pun
dibatasi. Ternyata tidak hanya berhenti di minyak tanah, tapi terus bergulir ke
barang- barang kebutuhan pokok rakyat lainnya.

Sementara kenaikan harga ini sering sekali diharapkan bisa dibarengi oleh
kenaikan upah/gaji buruh ataupun pegawai negeri sipil (PNS). Tapi ketika upah gaji
naik, ternyata tidak memecahkan masalah rakyat kecil karena akan secara bersamaan

5
muncul akibat berupa naiknya harga harga di pasar, banyak dari para pedagang
mengatakan bahwa upah/gaji naik maka harga barang barang pun ikut naik.

Imbas kenaikan harga kebutuhan barang pokok seolah menjadikan


masyarakat untuk lebih pintar mengelola keuangan, mengurangi atau bahkan tidak
membeli sama sekali kebutuhan-kebutuhan yang dianggap tidak penting.
Masyarakat oleh berbagai nasihat yang menyikapi krisis harga ini dituntut untuk
berhemat, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Contoh kenyataan ini, yaitu banyak buruh yang bekerja berdatangan dari luar
kota sehingga mereka harus kost atau mengontrak rumah. Biaya sewa rumah/kost
terus meningkat, ketika masyarakat terus harus menanggung dan menyesuaikan diri
dengan harga-harga barang yang juga terus naik.

Mayoritas kaum buruh harus berhadapan dengan permintaan untuk


membayar sewa rumah lebih banyak dari sebelumnya dengan alasan sang penyewa
rumah kost terbebani oleh kenaikan harga. Tidak bisa dipungkiri kenaikan harga-
harga kebutuhan pokok berpengaruh ke berbagai harga barang dan jasa, dan yang
paling merasakan kenaikan ini adalah rakyat pekerja.

Karena bila kita bandingkan para pejabat pemerintah, pemilik rumah


sewa/kost, pedagang menengah, maupun para bos pabrik mempunyai penghasilan
yang berlebih untuk memenuhi kebutuhan mereka. Dan bila harus menghadapi
kenaikan harga, mereka bisa mencari sasaran orang lain untuk menanggung beban
itu. Seperti yang dibebankan oleh pemilik rumah kontrak/kost kepada rakyat pekerja
buruh yang membayar sewa kepada mereka.

Tetapi mata rantai beban ini sampai pada tingkat dimana justru mereka yang
paling menanggung beban dari kenaikan harga - rakyat pekerja dan kaum miskin -
juga harus menanggung beban mereka yang bertanggung jawab atas kenaikan harga
yaitu para bos, birokrat pemerintah yang korup dan cuma berpikir menarik rente,
dan para spekulan.

Di layar kaca atau melalui media kita jumpai pula para distributor barang
yang melakukan unjuk rasa terhadap kenaikan sejumlah harga, sebagai contoh
tempo lalu kenaikan harga kedelai bagi para pembuat tempe, serta harga daging yang

6
kian melonjak. Kenaikan harga bahan dasar dalam pembuatan tempe ini
mempengaruhi produksi pembuatan tempe. Namun masyarakat yang kebanyakan
menjadi konsumen dari barang-barang tersebut dan merasakan langsung berbagai
kenaikan harga barang hanya bisa sekedar protes tanpa ada sikap yang ditujukan
kepada pemerintah.

Ketidak mampuan ini juga disebabkan oleh ketakutan dan kebingunan


mereka tentang hak sebagai warga negara dan kewajiban pemerintah dalam
kehidupan sosial sebagaimana yang diharuskan oleh cita-cita kemerdekaan
Indonesia seperti yang dimandatkan oleh konstitusi negeri kita ini.

Masih sangat banyak diantara kaum buruh yang hanya bisa menerima
dengan hati berat dengan kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok, dan
mereka tidak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Kita tidak bisa lagi mengacuhkan atau tak peduli harga-harga barang
kebutuhan pokok terus dibiarkan naik seenaknya tanpa ada keputusan
pengaturannya. Peran dan aturan pemerintah harus khusus bertindak hanya demi
untuk melindungi masyarakat yang terus menjadi korban dalam kehidupan yang
terus direpolkan oleh kenaikan harga-harga. Seperti yang terjadi sekarang bahwa
setiap tahunnya harga akan naik seiring dengan adanya kenaikan upah/gaji. Mau
berapa pun upah/gaji naik itu hanya percuma, jika harga-harga kebutuhan pun ikut
naik maka tidak akan pernah mencukupi biaya untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

2.3 Solusi Untuk Menanggulangi Kenaikan Harga Bahan Baku Pangan


Solusi yang dapat ditawarkan untuk meredam faktor ekspektasi positif ini
mungkin bisa diharapkan dari operasi pasar dan pelaksanaan pasar murah di
beberapa titik konsumsi di seluruh Indonesia. Operasi pasar seperti ini dapat
bermanfaat untuk mengendalikan faktor psikologis pasar yang dipicu oleh
"ekspektasi positif seperti disebutkan di atas, agar kenaikan harga pangan tidak
terjadi secara permanen. Pada saat operasi pasar murah, pemerintah dapat
menyampaikan pesan kepada spekulan tentang keseriusan upayanya dalam menjaga
stabilisasi harga pangan pokok

7
Faktor kedua pemicu kenaikan harga pangan adalah kinerja pasokan yang
sedikit terganggu, walau pemerintah berkali-kali membantah bahwa pasokan pangan
aman dan terkendali. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa sistem produksi dan
sistem distribusi beberapa pangan terganggu karena kualitas sarana dan prasarana
transportasi banyak rusak.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk mengatasi faktor produksi dan distribusi
ini adalah peningkatan produksi pangan dan pertanian yang diikuti dengan perbaikan
sarana dan prasarana infrastruktur vital, terutama jalan negara sampai jalan desa.
Peningkatan produktivitas pangan wajib menjadi acuan strategi kebijakan, karena
Indonesia tidak dapat mengandalkan cara-cara konvensional dan sistem budidaya
yang telah diadopsi selama 40 dekade terakhir.
Faktor ketiga yang memicu kenaikan harga pangan adalah perubahan iklim.
Dengan harga faktor produksi yang juga ikut meningkat, maka tingkat keuntungan
relatif petani di Indonesia juga tidaklah terlalu tinggi. Demikian pula, rendahnya
pasokan cabe dan produk hortikultura lain juga ikut memicu eskalasi harga
komoditas penting bagi konsumsi rumah tangga dan industri kuliner Indonesia.
Solusi yang dapat ditawarkan untuk menanggulangi faktor perubahan iklim
ini memang tidak ada yang berdimensi jangka pendek, karena proses adaptasi dan
mitigasi memerlukan waktu dan proses penyesuaian yang relatif lama. Namun
demikian, strategi penguatan cadangan pangan di tingkat pusat di tingkat provinsi
dan kabupaten/kota dapat dijadikan langkah penting dalam jangka menengah.

8
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan
Seharusnya pemerintah lebih siap akan segala kebijakan-kebijakan yang mereka
buat. Tatanan pemerintahan yang sudah ada sebelumnya mereka lupa atau kenapa
terlihat hanya semena-mena kepada rakyat kecil, Indonesia mungkin setelah
ditinjau dari beberapa aspek banyak kekurangan di berbagai bidang. Khususnya tak
usah jauh-jauh bahan baku pangan yang terlampau jauh dari harga yang sebelumnya
menjadi bukti pemerintah harus meninjau ulang kebijakanya.
Pemerintah kini mungkin sudah lebih dewasa akan segala kebijakan. Mereka
sekarang dituntut agar bisa mensejahterakan rakyatnya agar tidak ada lagi
kelaparan, pengangguran sampai tidak kuat mental stres). Jadikan lah Indonesia
bumi pertiwi ini sebagai Negara yang tentram bagaimana ini sudah dijelaskan dalam
Pancasila dan UUD’45.

3.2 Saran
Kepada masyarakat untuk tetap bersabar terhadap situasi permasalahan kita ini
dan mempercayakan segala sesuatu kepada pemerintah. Dan dimulai dari pribadi
dan diri sendiri, untuk mengikuti saran yang telah dituliskan di atas. Dan bagi para
mahasiswa untuk menjadi lebih kritis. Semoga makalah ini menjadi kajian yang
baik meskipun masih terdapat kekurangan. Atas perhatian dan seluruh pihak, kami
ucapkan terima kasih.

9
DAFTAR PUSTAKA
Mulyono, Rubrik Pembaca Menulis, Kompas Cybermedia, 20 April 2001.

Majalah Trend Data, Edisi Mei 2002.

Arya Yoga, Dampak Kenaikan Harga BBM 2008.


http://reincarbonated.multiply.com

http://www.abdurrahmancenter.com/index.php/artikel/1241-kenaikan-harga-
sembako-

masalah-dan-solusi

http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/04/06/m20uqj-kenaikan-
harga-minyak-picu-

inflasi-harga-makanan

http://fararirureroduty.blogspot.com/2010/11/solusi-kenaikan-harga-pangan-
pokok.html

http://metrotvnews.com/read/analis detail/2010/08/13/59/Solusi-Kenaikan-Harga-
Pangan-Pokok

http://nasional.kontan.co.id/news/harga-pangan-naik-konsumen-kian-
pesimistis/2012/04/07

10

Anda mungkin juga menyukai