Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PENGARUH KENAIKAN HARGA BARANG TERHADAP MASYAKARAT

Makalah ini disusun oleh :


Kelompok 2

Kahar Muzakkar 202102073


Hasnah 202102070
Wandi 202102090
Muh. Aswar Arif 202102091
Ayu Fitriani Yustika R. 202102107
Jernia 202102255
Finawarti 202102296
Syamsul Bahri 202102282

MATA KULIAH : KEUANGAN DAERAH


DOSEN : MUHAMMAD NUR, S.E., M.M

PRODI MANAJEMEN
SEKOLAH TINGGI ILMU MANAJEMEN LASHARAN JAYA MAKASSAR
ANGKATAN 2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, Yang telah
menurun kan kitab al-Qur’an sebagai pedoman hidup manusia sepanjang
zaman. Shalawat dan salam kepada nabi Muhammad saw yang telah
menuntun dan memberi pedoman untuk umat Islam sehingga dapat
dijadikan sebagai dasar Ilmu Pengetahuan dalam peradaban.

Adapun alasan kami membuat makalah ini yang berjudul Pengaruh


kenaikan harga barang adalah karena ini merupakan tugas dari mata kuliah
yang diberikan oleh dosen kami yang telah memberi arahan serta masukan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Penulis menyadari bahwa dalam menulis makalah singkat ini masih


jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
diharapkan dapat membuat makalah singkat ini menjadi lebih baik serta
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Demikianlah kata pengantar dari kami, semoga makalah ini


bermanfaat bagi pembacanya dan bernilai di mata Allah SWT.

1
DAFTAR ISI

Cover .....................................................................................................

Kata Pengantar ...................................................................................... 1

Daftar Isi ............................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 3

A. Latar Belakang .............................................................................. 3

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3

C. Tujuan Masalah ............................................................................ 4

BAB II PEMBAHASAN

A. Kenaikan Harga ............................................................................ 5

B. Dampak Kenaikan Harga Barang ................................................. 6

C. Mensiasati Kenaikan Harga Barang ............................................. 10

D. Pengaruh Kenaikan Harga Barang Terhadap Keseimbangan

Perekonomian Indonesia ............................................................... 12

E. Solusi Hemat Atasi Kenaikan Harga Barang ................................ 14

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................... 15

B. Saran ........................................................................................... 15

Daftar Pustaka ....................................................................................... 16

2
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Definisi barang menurut Wikipedia, yaitu sebagai suatu produk fisik
(berwujud, tangible) yang dapat diberikan pada seorang pembeli dan
melibatkan perpindahan kepemilikan dari penjual ke pelanggan.
Pembahasan ini berjudul Pengaruh kenaikan harga barang terhadap
masyarakat dari kalangan menengah ke-bawah sampai kalangan menengah
ke-atas, yang membahas tentang kenaikan harga yang menimbulkan
beberapa dampak bagi masyarakat secara umumnya. Kenaikan harga
merupakan ketetapan dari pemerintah yang kadang kala dapat menimbulkan
efek bagi masyarakat. Kenaiakan harga barang bagi kalangan menengah ke-
atas mungin sesuatu yang tidak terlalu mengejutkan, namun kita harus
melihat pada kalangan menengah ke-bawah kenaikan harga barang kadang
membuat mereka kesulitan untuk mendapatkan kebutuhan setiap harinya.
Namun apa boleh buat semua tergantung dari pemerintah yang
menanganinya dan menjalankan semua peraturan demi kelangsungan
Negara dan warga negaranya.

Dampak dari kenaikan harga barang dapat menimbulkan beberapa


masalah, namun semua keputusan itu kembali kepada Pemerintah yang
menanganinya. Jika warga tidak setujui atas keputusan pemerintah warga
pun tidak akan segan – segan untuk berunjuk rasa dan tak sedikit pula
merusak fasilitas umum. Kenaikan harga barang memang dianggap berat
bagi sebagian masyarakat, karena kebutuhan manusia ketergantungan
kepada barang termasuk barang pokok.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Kenaikan Harga ?
2. Apa saja dampak dari kenaikan harga barang ?
3. Bagaimana cara mensiasati Kenaikan Harga Barang ?
4. Apa pengaruh kenaikan harga barang terhadap perkonomian Indonesia?
5. Bagaimana solusi dalam Mengatasi kenaikan harga barang ?

3
C. Tujuan Makalah
Dari masalah diatas, secara garis besar tujuan dari penyusunan makalah ini
adalah untuk menjelaskan mengenai dampak dari kenaikan harga barang.
Adapun tujuan dari makalah ini adalah agar dapat mengetahui secara jelas
mengenai, dampak yang dirasakan masyarakat terhadap kenaikan harga
barang.

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kenaikan Harga

Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan


harga dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Mengapa kenaikan harga
ini menjadi suatu masalah? Hal ini karena kenaikan harga dapat
mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk
pemerintah.
Jika dilihat dari segi konsumen maka dengan adanya kenaikan harga
maka daya beli konsumen akan menurun dengan syarat pendapatan tidak
naik. Masalah daya beli konsumen berarti masalah kemampuan konsumen
dalam membeli barang atau jasa yang dibutuhkan dan diinginkan yang
harganya mengalami kenaikan tersebut. Jadi jika suatu barang dan jasa
mengalami kenaikan pada harganya maka jumlah yang diminta terhadap
barang atau jasa tersebut akan menurun dengan asumsi faktor lain dianggap
tetap, ceteris paribus. Karena berkurangnya jumlah barang atau jasa yang
dibeli yang mengalami kenaikan harga maka kepuasan konsumen terhadap
barang atau jasa tersebut menjadi berkurang juga. Contohnya, jika harga
beras mengalami kenaikan maka konsumen yang mengkonsumsi beras akan
mengurangi pembelian terhadap beras (walaupun elastisitasnya kecil) dan
hal ini jelas sekali terjadi pada masyarakat kebanyakan terutama pada
masyarakat yang berpendapatan rendah. Kasus yang ada adalah bahwa
masyarakat tersebut mulai mensiasatinya dengan nasi aking atau
menambah ubi pengganti kekurangan beras. Dalam hal ini secara riil
sebenarnya kepuasan konsumen telah menurun. Begitu juga dengan efek
kenaikan harga suatu bahan baku yang mempengaruhi rentetan produk
yang dihasilkan selanjutnya. Misalnya terjadi kenaikan harga kedelai maka
harga tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Sehingga para pecinta
tahun dan tempe akan dirugikan dalam hal ini. Hal ini mengindikasikan
bahwa kenaikan harga merugikan konsumen. Dari segi produsen. Maka
produsen akan dapat juga dirugikan jika terjadi kenaikan harga. Kenaikan
harga ini akan mempengaruhi pendapatan produsen dan turut
mempengaruhi kesejahteraan produsen. Contohnya, jika terjadi kenaikan
harga kedelai, maka para penjual kedelai akan siap dirugikan karena
permintaan terhadap kedelai akan menurun. Hal ini karena konsumen akan
membeli produk subtitusi atau mengurangi pembelian kedelai dan
mengalihkannya pada yang lain. Hal ini akan merugikan produsen kedelai.
Begitu juga dengan produk rentetan dari bahan kedelai. Misalnya produsen

5
tahu dan tempe, pedagang gorengan tahu dan tempe, pasti akan mengalami
efek kerugian akibat kenaikan harga kedelai. Jumlah kinsumen akan
mengalami penurunan. Padahal konsumen adalah kunci dari bertahan dan
berkembangnya suatu bisnis.
Fakta menunjukkan banyak pebisnis yang bangkrut akibat kenaikan
harga pada bahan baku atau produk yang mereka jual. Untuk pemerintah,
masalah-masalah yang diakibatkan oleh adanya kenaikan harga ini adalah
masalah yang menjadi tanggung jawab dari pemerintah, itu seharusnya.
Rakyat miskin yang bertambah penderitaannya akibat kenaikan harga
adalah tanggung jawab pemerintah untuk mengatasinya. Berikutnya, pabrik
atau bisnis-bisnis yang bangkrut atau terjadinya pengurangan pekerja yang
berarti terciptanya pengangguran maka hal ini adalah masalah ekonomi
makro yang menjadi masalah pada pemerintah. Jadi kenaikan harga akan
berdampak negatif pada suatu negara yang meliputi kosumen, produsen dan
pemerintah itu sendiri.

B. Dampak Kenaikan Harga Barang


1. Dampak Inflasi
• Pekerja dengan gaji tetap sangat dirugikan dengan adanya Inflasi.
• Inflasi memiliki dampak positif dan dampak negatif- tergantung parah
atau tidaknya inflasi. Apabila inflasi itu ringan, justru mempunyai
pengaruh yang positif dalam arti dapat mendorong perekonomian lebih
baik, yaitu meningkatkan pendapatan nasional dan membuat orang
bergairah untuk bekerja, menabung dan mengadakan investasi.
Sebaliknya, dalam masa inflasi yang parah, yaitu pada saat terjadi
inflasi tak terkendali (hiperinflasi), keadaan perekonomian menjadi
kacau dan perekonomian dirasakan lesu.
Orang menjadi tidak bersemangat kerja, menabung, atau
mengadakan investasi danproduksi karena harga meningkat dengan
cepat. Para penerima pendapatan tetap seperti pegawai negeri
atau karyawan swasta serta kaum buruh juga akan kewalahan
menanggung dan mengimbangi harga sehingga hidup mereka menjadi
semakin merosot dan terpuruk dari waktu ke waktu.
• Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat
merugikan. Kita ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun
1990. Pada tahun 1990, uang pensiunnya cukup untuk memenuhi

6
kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -atau tiga belas tahun
kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Sebaliknya, orang yang mengandalkan
pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti misalnya pengusaha,
tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti
tingkat inflasi.
• Inflasi juga menyebabkan orang enggan untuk menabung karena
nilai mata uang semakin menurun. Memang, tabungan
menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas bunga, nilai
uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha
dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang
dunia usaha membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari
tabungan masyarakat.

• Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang


diperoleh lebih tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini
terjadi, produsen akan terdorong untuk melipatgandakan produksinya
(biasanya terjadi pada pengusaha besar). Namun, bila inflasi
menyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya
merugikan produsen, maka produsen enggan untuk meneruskan
produksinya. Produsen bisa menghentikan produksinya untuk
sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju inflasi,
usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi
pada pengusaha kecil).
• Secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya investasi di
suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong
penanaman modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan
pembangunan, ketidakstabilan ekonomi, defisit neraca pembayaran,
dan merosotnya tingkat kehidupan dan kesejahteraan masyarakat.
2. Penyebab Inflasi
Inflasi dapat disebabkan oleh dua hal, yaitu tarikan permintaan
(kelebihan likuiditas/uang/alat tukar) dan yang kedua adalah
desakan(tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi
(product or service) dan/atau juga termasuk kurangnya
distribusi).[rujukan?] Untuk sebab pertama lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral), sedangkan untuk sebab

7
kedua lebih dipengaruhi dari peran negara dalam kebijakan eksekutor
yang dalam hal ini dipegang oleh Pemerintah (Government) seperti fiskal
(perpajakan/pungutan/insentif/disinsentif), kebijakan pembangunan
infrastruktur, regulasi, dll.
Inflasi tarikan permintaan (Ingg: demand pull inflation) terjadi akibat
adanya permintaan total yang berlebihan dimana biasanya dipicu oleh
membanjirnya likuiditas di pasar sehingga terjadi permintaan yang tinggi
dan memicu perubahan pada tingkat harga. Bertambahnya volume alat
tukar atau likuiditas yang terkait dengan permintaan terhadap barang
dan jasa mengakibatkan bertambahnya permintaan terhadap faktor-
faktor produksi tersebut. Meningkatnya permintaan terhadap faktor
produksi itu kemudian menyebabkan harga faktor produksi meningkat.
Jadi, inflasi ini terjadi karena suatu kenaikan dalam permintaan total
sewaktu perekonomian yang bersangkutan dalam situasi full
employment dimanana biasanya lebih disebabkan oleh rangsangan
volume likuiditas dipasar yang berlebihan. Membanjirnya likuiditas di
pasar juga disebabkan oleh banyak faktor selain yang utama tentunya
kemampuan bank sentral dalam mengatur peredaran jumlah uang,
kebijakan suku bunga bank sentral, sampai dengan aksi spekulasi yang
terjadi di sektor industri keuangan.
Inflasi desakan biaya (Ingg: cost push inflation) terjadi akibat adanya
kelangkaan produksi dan/atau juga termasuk adanya kelangkaan
distribusi, walau permintaan secara umum tidak ada perubahan yang
meningkat secara signifikan. Adanya ketidak-lancaran aliran distribusi ini
atau berkurangnya produksi yang tersedia dari rata-rata permintaan
normal dapat memicu kenaikan harga sesuai dengan berlakunya hukum
permintaan-penawaran, atau juga karena terbentuknya posisi nilai
keekonomian yang baru terhadap produk tersebut akibat pola atau skala
distribusi yang baru. Berkurangnya produksi sendiri bisa terjadi akibat
berbagai hal seperti adanya masalah teknis di sumber produksi (pabrik,
perkebunan, dll), bencana alam, cuaca, atau kelangkaan bahan baku
untuk menghasilkan produksi tsb, aksi spekulasi (penimbunan), dll,
sehingga memicu kelangkaan produksi yang terkait tersebut di pasaran.
Begitu juga hal yang sama dapat terjadi pada distribusi, dimana dalam
hal ini faktor infrastruktur memainkan peranan yang sangat penting.
Meningkatnya biaya produksi dapat disebabkan 2 hal, yaitu :
kenaikan harga, misalnya bahan baku dan kenaikan upah/gaji, misalnya
kenaikan gaji PNS akan mengakibatkan usaha-usaha swasta menaikkan
harga barang-barang.

8
3. Efek Buruk Inflasi
Menurut Sukirno (2004: 338), efek-efek buruk dari inflasi yaitu sebagai
berikut :
- Inflasi dan Perkembangan Ekonomi
Inflasi yang tinggi tingakatnya akan menghambat
perkembanganekonomi. Biaya yang terus menerus naik menyebabkan
kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan. Maka pemilik modal
biasanya lebih suka menggunakan uangnya untuk tujuan spekulasi.
Investasi produktif akan berkurang dan tingkat kegiatan ekonomi akan
menurun. Sebagai akibatnya lebih banyak pengangguran akan
terwujud.
Kenaikan harga-harga juga menimbulkan efek buruk pula ke
atas perdagangan. Kenaikan harga menyebabkan barang-barang
Negara itu tidak dapat bersaing di pasaran internasional, selanjutnya
ekspor akan menurun. Sebaliknya, harga-harga produksi dalam negeri
yang semakin tinggi sebagai akibat inflasi menyebabkan barang-
barang impor relatif murah, maka lebih banyak impor yang dilakukan.
Ekspor yang menurun dan diikuti oleh impor yang bertambah
menyebabkan ke tidak seimbangan dalam aliran mata uang asing.
Kedudukan neraca pembayaran akan memburuk.
- Inflasi dan Kemakmuran Rakyat
Disamping menimbulkan efek buruk ke atas kegiatan ekonomi
Negara inflasi juga akan menimbulkan efek-efek terhadap individu dan
masyarakat.
- Inflasi akan menurunkan pendapatan riil orang-orang yang
berpendapatan tetap.
Pada umumnya kenaikan upah tidaklah secepat kenaikan
harga-harga. Maka inflasi akan menurunkan upah riil individu-
individu yang berpendapatan tetap. Sehingga daya beli masyarakat
juga akan menurun
- Inflasi akan mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk uang.
Sebagian kekayaan masyarakat disimpan dalam bentuk uang. Simpanan di
bank, simpanan tunai, dan simpanan dalam institusi-institusi keuangan lain merupakan
simpanan keuangan. Nilai riilnya akan menurun apabila inflasi berlaku
- Memperburuk pembagian kekayaan
Telah ditunjukkan bahwa penerima pendapatan tetap akan menghadapi
kemorosotan dalam nilai riil pandapatnya, dan pemilik kekayaan bersifat keuangan
mengalami penurunan dalam nilai riil kekayaannya. Juga sebagian penjual/pedagang

9
dapat mempertahankan nilai riil pendapatannya. Dengan demikian inflasi
menyebabkan pembagian pendapatan diantara golongan berpendapatan tetap dengan
pemilik-pemilik harta tetap dan penjual/pedagang akan menjadi semakin tidak merata.

C. Mensiasati Kenaikan Harga


a. Untuk konsumen
Dalam mensiasati kenaikan harga maka konsumen dapat
menggunakan barang subtitusi. Barang subtitusi adalah barang yang
dapat mengganti fungsi dari barang lain. Konsumen dapat membeli barang
subtitusi dan menurunkan pembelian terhadap barang yang mengalami
kenaikan harga. Contoh, terjadi kenaikan harga tahu. Maka para
konsumen tahu dapat menurunkan pembelian terhadap tahu dan untuk
menutupi kerugian karena berkurangnya tahu yang dibeli maka dapat
dibeli barang subtitusinya. Misalnya menurunkan pembelian tahu dan
membeli telur. Atau jika terjadi kenaikan harga minyak goreng maka
mengalihkan membuat masakan yang jenis gulai. Konsumen dituntut
kreatif dalam mensiaati kenaikan harga. Pikirkan alternatif-alternatif lain
yang memungkinkan yang membuat kantong konsumen tidak tipis akibat
kenaikan harga suatu barang.
Dengan berpikir, berpikir dan berpikir maka konsumen dapat
mengatasi masalah kenaikan harga. Atau bila terjadi kenaikan terhadap
beras maka konsumen dapat menurunkan membeli beras dan
meningkatkan pembelian barang subtitusi seperti ubi , menambah sayur-
sayuran, atau beras dijadikan lontong. Konsumen jangan sok-sok kaya
dan gengsi memakan ubi padahal ubi bisa mengenyangkan. Saya sendiri
pernah berkali-kali cuma makan nasi satu kali sehari pada malamnya dan
siangnya cuma makan lontong yang murah atau cuma makan tahu goreng
sebanyak 4 unit. Orangmiskindengan penderitaannya akibat kenaikan
harga beras malah dapat berpikir kreatif otaknya untik membuat nasi
aking. Hal ini dapat anda lihat di program berita di televisi. Orang China
rela makan bubur encer dalam rangka berhemat. Konsumen tidak
mempunyai daya untuk menentukan harga suatu komoditi jadi inisiatif
dan kreatifitas konsumen dituntut dalam hal ini untuk mensiasati
kenaikan harga. Yang kedua yang dapat dilakukan konsumen adalah
dengan cara menambah pendapatannya. Kenaikan harga sangat
merugikan orang-orang yang berpendapatan rendah dan berpendapatan
tetap. Karena itu jika konsumen mampu untuk menambah
penghasilannya maka dengan penghasilan tambahan tersebut maka
mereka dapat memenuhi kebutuhannya yang berkurang akibat kenaikan
harga.

Mengingat kesejahteraan itu relatif sifatnya maka walaupun ada


penggantian konsumsi terhadap barang-barang tertentu maka bila
konsumen memiliki konsep kesejahteraan tersendiri maka masalah
kesejahteraan akibat kenaikan harga dapat teratasi.

b. Untuk Produsen
Produsen dapat menurunkan kapasitas produk. Produsen dapat
menurunkan kepadatan atau ukuran dari produknya. Misalnya, pedagang

10
gorengan dapat mengurangi ukuran atau kepadatan dari gorengan yang
dijualnya. Hal iini memang akan menurunkan jumlah konsumen tapi
penurunan jumlah konsumen lebih kecil dibanding jika pedagang tersebut
mempertahankan ukuran dan kepadatan gorengan seperti biasanya tapi
menaikkan harga. Hal ini disebabkan konsumen yang lebih peka terhadap
harga yang naik dibanding dengan penurunan ukuran atau kepadatan
produk. Memang produsen akan mengalami penurunan jumlah konsumen
(akibat pengalihan konsumsi oleh konsumen) , laba produsen dapat
mengalami penurunan juga. Tapi yang jelas produsen jangan sampai
mengalami kebangkrutan. Untuk mengatasi masalah penurunan jumlah
konsumen dan laba ini maka produsen dituntut kreatif dan inovatif.
Produsen dituntut kreatif dan inovatif dalam mengolah komposisi bahan
baku dan bahan pelengkap alternatif. Produsen dapat mengganti
komposisi bahan produknya sehingga biayanya dapat lebih terjangkau dan
harga yang ditetapkan juga dapat terjangkau oleh konsumen.

Produsen hendaknya jangan terlalu kaku dengan sisitem yang telah ada.
Mau tidak mau yang namanya perubahanitu pasti ada di dunia ini dan
bisnis harus bisa mengatasinya agar tidak dirugikan oleh perubahan. Jika
terjadi kenaikan harga maka produsen dapat berpikir positif dengan
menjadikan kondisi tersebut sebagai kesempatan untuk berkreasi dan
berinovasi dalam pembuatan produk. Misalnya pedagang tahu dapat
mengganti produknya menjadi ubi goreng spesial, kentang goreng spesial
dan lain-lain. Yang penting kekreatifan dan inovatif dalam mensiasati
kenaikan harga. Selanjutnya produsen dapat menurunkan jumlah
produksi produk yang mengalami kenaikan harga.dan meningkatkan atau
membuat produk tambahan untuk menambah penghasilan sebagai solusi
atas kerugian yang ditimbulkan pada produk yang mengalami kenaikan
harga yang menurunkan jumlah konsumen. Misalnya, pedagang tahu
goreng tetap memproduksi tahu goreng dengan adanya pengurangan
jumlah produksi dan membuat produk lain sebagai tambahan seperti
kentang atau ubi goreng. Sekali lagi kekreatifan dan keinovatifan tetap
diperlukan dalam hal ini. Mari berpikir,berpikir dan berpikir untuk
mengatasi masalah apapun.

c. Untuk Pemerintah
Campur tangan pemerintah sangat diperlukan dalam mengatasi masalah
kenaikan harga. Depresi tahun 1930-an menyatakan mekanisme pasar
bebasnya ekonomiklasik tidak dapat mengatasi masalah tersebut. Ahli
Ekonomi Keynes mengatakan bahwa peran pemerintah dapat mengatasi
masalah-masalah ekonomi pada suatu negara termasuk kenaikan harga.
Menurut Keynes, masalah kenaikan harga dapat diatasi bila adacampur
tangan pemerintah melalui kebijakannya, begitu juga dengan masalah-
masalah ekonomi lainnya karena masalah-masalah ekonomi bila dibiarkan
saja seperti pada prinsip mekanisme pasar bebas makatidak dapat
mengatasi masalah-masalah tersebut dan hal ini terbukti pada depresi
tahun 1930-an. Karena itu dalam mensiasati kenaikan harga, apalagi
untuk kebutuhan pokok maka sangat diperlukan peran pemerintah.
Pemerintah harus segeramatia-matian, berpikir dan bekerja keras untuk
mengatasi masalah tersebut. Hal ini untuk kesejahteraanmasyarakat dan

11
negara itu sendiri. Pemerintah harus betul-betul mencari akar masalah
kenaikan harga tersebut dan segera mencari solusi dan membuat
kebijakan untukmengatasinya dimana kebijakan tersebut jangan sampai
merugikan salah satu pelaku ekonomi seperti konsumen dan produsen.
Kebijakan-kebijakan tersebut dapat berupa kebijakan tarif, pajak, subsidi,
suplai, demand, atau kebijakan harga.

Pada prinsipnya kenaikan hargamenyebabkan menyebabkan masalah


pada masyarakat dan pemerintah. Tapi hal ini juga harus jadi pelajaran
untuk masyarakat danpemerintah. Untuk masyarakat, dengan kenaikan
harga maka kekreatifan dan keinovatifan sangat diperlukan untuk
mengatasi kenaikan harga. Untuk pemerintah, pemikiran, usaha yang
maksimal dalam bentuk kebijakan pemerintah sangat diperlukan.
Pemerintah haruscepat tanggap dalam mengatasi kenaikan harga. Dengan
adanya usaha dari masyarakat itu sendiri yang dibarengi dengan usaha
pemerintah maka kenaikan harga dapat diatasi.

D. Pengaruh Kenaikan Harga Barang Terhadap Keseimbangan


Perekonomian Indonesia

Jika berbicara masalah perekonomian, tentu saja banyak sekali aspek-


aspek yang akan dibahas di dalamnya, baik itu dalam skala kecil maupun
dalam skala besar atau agregat. Tentunya berkaitan dengan masalah-
masalah ekonomi baik itu secara global maupun spesifik. Dalam ilmu
pengetahuannya, ilmu ekonomi dibagi menjadi dua, yakni ilmu ekonomi
mikro dan ilmu ekonomi makro. Perbedaan dari keduanya ini berkaitan
dengan pokok-pokok permasalahan yang dibahas di dalamnya.
Dalam ilmu ekonomi mikro, permasalahan yang dibahas adalah
perilaku ekonomi dalam ruang lingkup kecil, misalnya permintaan suatu
barang, produksi suatu barang, konsumsi individual, dsb. Sedangkan dalam
ilmu ekonomi makro, ruang lingkup pokok permasalahan yang dibahas
adalah perilaku ekonomi secara global, dalam skala besar dan agregat.
Permasalahan pokok dalam teori ekonomi mikro adalah menyangkut
sistem dalam menghasilkan output(hasil produksi), yang mana produksi
tersebut sangat terpengaruh oleh biaya produksi, seperti sumber daya alam,
modal, tenaga kerja, dsb. Masing-masing dari pokok permasalahan kecil
tersebut akan sangat berpengaruh terhadap problematika perekonomian
secara global atau disebut juga dengan masalah ekonomi makro, yang akan
muncul seiring dengan semakin kompleksnya kebutuhan manusia.
Mempelajari ekonomi secara agregat, kita dapat memberikan perhatian
penuh terhadap suatu isu atau kejadian-kejadian penting yang sedang
berlangsung dalam perekonomian secara keseluruhan. Salah satu masalah
dalam ekonomi makro yang sering kita dengar adalah inflasi. Inflasi
merupakan indikator atau tolak ukur pergerakan harga-harga barang dan
jasa secara umum, yang secara bersamaan juga berkaitan dengan
kemampuan daya beli. Inflasi mencerminkan stabilitas harga, semakin
rendah nilai suatu inflasi maka kecenderungan akan stabilitas harga akan
semakin tinggi.
Namun, masalah inflasi tidak hanya berkaitan dengan melonjaknya
harga suatu barang dan jasa, inflasi juga berkaitan dengan purchasing power

12
atau daya beli dari masyarakat. Sedangkan daya beli masyarakat sangat
tergantung pada upah riil. Inflasi sebenarnya tidak terlalu bermasalah jika
kenaikan harga barang dan jasa disertai dengan kenaikan upah riil dan
penawaran barang dan jasa yang tinggi.
Secara teori, ada dua jenis inflasi yaitu inflasi alamiah (natural
inflation) dan inflasi yang disebabkan oleh kesalahan manusia (human error
inflation). Natural inflation terjadi karena proses alamiah misalnya bencana
alam serta cuaca ekstrem yang bisa menyebabkan terjadinya gagal panen.
Hal ini menyebabkan penurunan persediaan barang-barang untuk
memenuhi kebutuhan dikarenakan biaya produksi yang tinggi. Di sisi lain,
permintaan terhadap barang-barang tersebut semakin meningkat.
Harga-harga akan melambung tinggi jauh melebihi daya beli
masyarakat. Akibatnya, kegiatan ekonomi mengalami kemacetan. Lain
halnya dengan human error inflation,yakni inflasi yang disebabkan oleh
kesalahan manusia. Banyak bentuk dari kesalahan tersebut, yang mana
masing-masing bisa berasal dari diri sendiri maupun dari sistem kebijakan
yang diterapkan. Mulai dari korupsi, pajak yang tinggi, serta peredaran uang
di masyarakat yang berlebihan. Korupsi dapat menyebabkan inflasi, karena
para koruptor tersebut telah menyalahgunakan jabatannya untuk
kepentingan pribadi. Hal ini dapat menyebabkan produsen menambahkan
biaya produksinya, sehingga harga outputyang dihasilkan akan semakin
tinggi. Selain itu tingkat pajak yang tinggi, hal ini juga akan menekan biaya
produksi sehingga harga yang dihasilkan juga akan semakin tinggi.
Selanjutnya adalah peredaran uang di masyarakat yang berlebihan.
Hal ini menyebabkan nilai mata uang yang semakin rendah dan permintaan
barang yang semakin tinggi. Dengan rendahnya nilai mata uang tersebut
maka permintaan akan upah dari para pekerja pun akan semakin tinggi.dan
jika perusahaan tidak bisa membayar upah pekerja, maka pengangguran
akan marak di mana-mana. Dari sini dapat kita simpulkan bahwa semua
komponen yang dibahas dalam ekonomi makro adalah saling berkaitan
antara satu dengan yang lain. Jika salah satu komponen terganggu, maka
akan menyebabkan masalah di dalam komponen atau variabel ekonomi yang
lain. Dari sini tidak akan keseimbangan lagi antara produksi, konsumsi,
serta ketenagakerjaan.
Dalam islam sendiri tidak ada istilah inflasi. Namun menurut sejarah
yang ada, ketidak-seimbangan permintaan dan penawaran barang ini sudah
terjadi sejak zaman Rasulullah SAW. Dalam hal ini Rasulullah tidak mau
menghentikan atau mempengaruhi pergerakan harga ini, karena Rasulullah
menganggapbahwa Penentu harga, Penahan, Pembimbing, dan Pemberi Rizki
adalah Allah SWT. Beliau berharap bahwa ketika beliau wafat nanti, tidak
ada seorangpun yang meminta padanya tentang adanya kedhaliman dalam
urusan darah dan harta. Dari pernyataan tersebut sudah jelas, bahwa dalam
islam, terjadinya masalah-masalah perekonomian seperti inflasi, dll.
Merupakan tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi. Mereka
dimintai pertanggung jawaban, apakah beperilaku ekonomi sesuai dengan
ajaran islam atau tidak. Karena dalam konsepsi islam, orientasi ekonomi
haruslah memperjuangkan nasib rakyat secara keseluruhan, yang dalam
teori fiqh disebut dengan al-mashlahah al-ammah. Sedangkan mekanisme
yang digunakan untuk mencapai kesejahteraan itu tidaklah ditentukan oleh
format dan bentuknya. Oleh karena itu, sistem kapitalisme yang tidaklah

13
bertentangan dengan Islam, dapat dijadikan rujukan dalam pengambilan
kebijakan dalam penanggulangan inflasi.

E. Solusi Hemat Atasi Kenaikan Harga Barang


1. Kurangi Belanja
Dalam kondisi bagaimana pun, kamu harus tetap memperioritaskan
kebutuhan pokok dibanding kebutuhan lainnya. Karena itu, supaya
tidak makin terjepit dalam kondisi harga-harga sedang naik tinggi,
kurangilah pos belanja yang tidak perlu.
Kurangi kebiasaan yang berhubungan dengan gaya hidup seperti akan di
restoran, nonton bioskop atau jalan-jalan ke mol. Kamu sebaiknya
mengerem sementara kebutuhan untuk bersenang-senang agar
tabunganmu tidak jebol.
2. Belajar Hemat
Selain itu, kamu juga bisa mengurangi anggaran menabung dan investasi
untuk menambah anggaran belanja yang sudah tak ramah lagi terhadap
kantongmu.
Kamu juga selaiknya berusaha untuk melakukan penghematan
sederhana, seperti mematikan peralatan listrik, lampu yang sudah tak
digunakan atau televisi yang sudah tak ditonton agar biaya listrik juga
tak ikut-ikutan terkerek demi menghemat uang belanja.
3. Belanja di Pasar Tradisional
Mungkin selama ini kamu belanja kebutuhan pokok di supermarket
dengan harga yang lebih mahal dibanding harga di pasar tradisional.
Dengan kondisi saat ini, tidak ada salahnya kamu membeli kebutuhan
pokok di pasar tradisional karena biasanya harganya lebih miring.
Atau kamu tetap bertahan belanja di supermarket tempat biasa, tapi
pilihlah bahan pokok yang harganya lebih murah, dengan kualitas yang
hampir sama.
Kurangi juga jumlah bahan pokok jika kamu biasa membelinya dalam
jumlah atau porsi banyak karena bermaksud berhemat. Terkadang
barang yang dibeli dengan porsi banyak akan terbuang karena kamu
tidak langsung menggunakannya

14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kenaikan harga adalah masalah ekonomi atau masalah kenaikan harga
dapat dikatakan masalah ekonomi makro. Kenaikan harga dapat
mempengaruhi kesejahteraan konsumen dan produsen, termasuk
pemerintah. Kenaikan harga pula dapat berdampak dan menyebabkan efek
buruk kepada masyarakat, baik itu kalangan menengah ke-bawah maupun
kalangan menengah ke-atas. Ketidaksetujuan masyarakat terhadap inflasi
dapat disalurkan dengan beberapa cara contohnya adalah dengan
demokrasi. Inflasi pada bahan pokok dapat menyulitkan kehidupan ekonomi
masyarakat menengah ke-bawah. Jika kebutuhan pokok tidak dapat
terpenuhi dengan baik, kelangsungan hidup manusia akan terhambat.
B. Saran
Sebaiknya sebelum melakukan inflasi masyarakat terlebih dahulu harus
memperimbangkan dahulu kondisi rakyat, apakah mereka siap menerima
ataukan belumnya. Jika masyarakat tidak siap atau tidak setuju atas inflasi
yang dilakukan pemerintah, masyarakat tidak akan segan – segan untuk
menunjukan ketidak setujuannya misalnya dengan berdemonstasi dan
berunjuk rasa bahkan sampai merusak fasilitas umum yang seharusnya kita
rawat. Dengan demikian pemerintah harus membenahi kembali fasilitas yang
rusak, dan membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu
pemerintah harus mengerti kondisi dan keadaan rakyat sebelum mengambil
langkan, namun rakyat juga harus mengerti keadaan pemerintah. Pada
intinya untuk menciptakan suasana yang damai kita harus senantiasa saling
mengerti kondisi dan keadaan.

15
Daftar Pustaka
https://sahrulparawie.blogspot.com/2018/04/makalah-dampak-
kenaikan-harga-bahan.html

https://www.academia.edu/14969232/Makalah_dampak_akibat_kenaik
an_harga_barang_pokok

https://economy.okezone.com/read/2015/10/16/320/1232781/5-
solusi-hemat-atasi-kenaikan-harga-bahan-pokok

https://makalah-xyz.blogspot.com/2021/05/dampak-dan-akibat-dari-
kenaikan-harga.html

16

Anda mungkin juga menyukai