Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

INFLASI DAN DEFLASI

Dosen Pengampu : Fakhrina S.E.M.H.I

Mata Kuliah : Ekonomi Moneter

Disusun Oleh
Aprika Wanti Pratama (2020602162)

Kinaya Putri Ananda (2020602161)

JURUSAN EKONOMI SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadiran Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan kita nikmat, baik itu
nikmat islam maupun nikmat iman.Kedua kalinya tak lupa kita haturkan salawat serta salam
kepada junjungan alam Nabi besar Muhamamad  SAW.Yang telah menunjukkan kita jalan yang
menuju kebenaran, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing  kami
dalam menyelesaikan makalah yang berjudul “Inflasi dan Deflasi”  kami sadar bahwa makalah
ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari
teman-teman yang bersifat membangun untuk dijadikan pelajaran ke depannya.
Akhir kata kami sebagai penyusun mengucapkan, Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.
Muaradua, 11 maret 2022

Kelompok IX

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................................................iii
BAB I...............................................................................................................................................1
PENDAHULUAN...........................................................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah.................................................................................................1
BAB II.............................................................................................................................................2
PEMBAHASAN..............................................................................................................................2
A. Inflasi........................................................................................................................................2
a. Pengertian Inflasi..................................................................................................................2
b. Macam dan Penyebab Inflasi................................................................................................3
c. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Masyarakat...........................................................5
d. Pengaruh inflasi....................................................................................................................5
e. Tingkat Inflasi.......................................................................................................................6
f. Cara Mengatasi Inflasi..........................................................................................................7
g. Metode Pengukuran Inflasi...................................................................................................7
B. Deflasi....................................................................................................................................10
a. Pengertian Deflasi...............................................................................................................10
b. Penggolongan Deflasi.........................................................................................................10
c. Penyebab Deflasi................................................................................................................11
d. Dampak Deflasi..................................................................................................................11
e. Tingkat Deflasi Di Indonesia..............................................................................................12
f. Cara Mengatasi Deflasi.......................................................................................................13
g. Pengaruh Deflasi.................................................................................................................14
BAB III..........................................................................................................................................16
PENUTUP.....................................................................................................................................16
Kesimpulan................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................iv

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi tahun 1997 sebagai pncak dari Serangkaian Liberalisasi sektor
perbankan sejak tahun 1980-an telah menunjukkan bahwa industri perbankan nasional
belum memiliki kelembagaan perbankan yang kokoh yang di dukung
dengan infrastruktur perbankan yang baik. Secara Fundametal, sistem
perbankan Indonesia masih harus di perkuat untuk dapat mengatasi gejolak
internal maupun eksternal. Fundamental perbankan nasional yang terbukti belumkokoh
merupakan tantangan bukan hanya bagi industri perbankan secara umum. Tantangan
dalam dunia perbankan juga selalu berubah seiring dengan perubahan yang terjadi dalam
industri jasa keuangan secara umum.  Untuk mewujudkan perbankan indonesia yang
lebih kokoh, perbaikan harus dilakukan di berbagai bidang. Ternyata unutk menjawab
tantangan-tantangan yang dihadapi perbankan dalam beberapa tahun belakangan ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari inflasi dan deflasi?
2. Apa penyebab dari inflasi dan deflasi?
3. Bagaimana dampak inflasi dan deflasi?
4. Bagaimana cara mengatasi inflasi dan deflasi?
5. Apa pengaruh inflasi dan deflasi?

C. Tujuan Pembuatan Makalah


a. Menjelaskan pengertian dari inflasi dan deflasi
b. Menjelaskan penyebab dari inflasi dan deflasi
c. Menjelaskan dampak inflasi dan deflasi
d. Menjelaskan cara mengatasi inflasi dan deflasi
e. Menjelaskan pengaruh inflasi dan deflasi

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Inflasi
a. Pengertian Inflasi
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau
konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir
dari hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Pada keadaan seperti ini, harga akan tercipta. Jika arus uang dan arus barang
berada dalam keseimbangan, maka harga akan stabil, jumlah penawaran sama dengan
jumlah permintaan. begitu pula jumlah uang yang tersedia di masyarakat. jika terjadi
ketidak seimbangan antara penawaran dan permintan barang, serta arus uang dan arus
barang saat itulah yang dinamakan inflasi. Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi
adalah”suatu proses atau peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan arus barang. ” Atau inflasi adalah
suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus.
Bila kenaikan yang terjadi hanya sekali, walaupun persentasi yang cukup besar
belum dapat dikatakan sebagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh lanjutan.
sebagai contoh, kenaikan harga-harga menjelang bulan Ramadan ataupun pada hari
besar lainnya belum dapat dikatakan debagai inflasi karena tidak mempunyai pengaruh
lebih lanjut. kejadian seperti contoh diatas, di istilahkan sebagai kenaikan tingkat harga
dan setiap peristiwa yang cenderung mendorong naiknya tingkat harga disebut sebagai
gejolak inflasi. Sedangkan tingkat persentase kenaikan tingkat harga dan beberapa
indeks harga dari suatu periode ke periode lain disebut dengan laju inflasi.
Rumus menghitung inflasi berdasarkan IHK adalah:
𝐈𝐇𝐊 = 𝐏𝐧 𝐏𝐨 × 𝟏𝟎𝟎 → Inflasi =
Pn = Harga sekarang

2
Po = Harga pada tahun dasar
Inlasi = angka inflasi yang dicari
IHKn = indeks harga konsumen tahun dasar (umumnya bernilai 100)
IHKn-1 = indeks harga konsumen tahun sebelumnya Dengan menggunakan rumus
tersebut, nilai inflasi dalam suatu negara dapat diketahui dengan tepat

b. Macam dan Penyebab Inflasi


Secara umum penyebab inflasi adalah sebagai berikut ;
1. Jumlah uang yang beredar terlalu berlebihan sehingga melebihi keuntungan
2. Tradisi masyarakat yang bersifat konsumtif sering mengimpor barang
3. Terjadinya bencana alam
4. Terjadinya defisit pada APBN
5. Terjadinya eksparsi kredit
6. Terjadi pemberontakan
7. Pengenaan pajak pada konsumen
8. Kenaikan harga BBM
Sebab-sebab inflasi
a. Tarikan permintaan (kelebihan likuiditas/uang/alat tukar). Lebih dipengaruhi dari peran
negara dalam kebijakan moneter (Bank Sentral).
b. Desakan (tekanan) produksi dan/atau distribusi (kurangnya produksi dan/atau juga
termasuk kurangnya distribusi).
Inflasi digolongkan menjadi beberapa macam diantaranya sebagai berikut:
a) Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
1. Inflasi Ringan (creeping inflation)
Inflasi yangtermasuk golongan ini, jika tingkatannya masih berada dibawah 10%
per tahun.
2. Inflasi Sedang
Adalah inflasi yang lajunya  berada diantara 10% sampai dngan 30% pertahun
3. Inflasi Berat
Adalah inflasi yamg lajunya berada di antara 30%sampai dengan 100% pertahun
4. Hiperinflasi

3
Inflasi yang terjadi di atas 100% pertahun, akibat yang terjadi jika inflasi di
atas 100% adalah masyarakat akan mengalalmi ketidakpercayaan terhadap
pemakaian uang. akibat yang lebih parah lagi adalah terjadinya kehancuran system
ekonomi yamg dibangun (di alami Indonesia pada decade tahun 1966, inflasi yang
terjadi yaitu 650% pertahun).
b) Berdasarkan Penyebabnya
1. Inflasi Permintaan Agregat (Demand Pull Inflation)
Penyebab pertama kali inflasi jenis ini adalah adanya kenaikan permintaan
total, (agregat demand) sedangkan produksi berada pada keadaan kesempatan
kerja penuh (pull employment). apabila kesempatan kerja penuh tercapai, maka
pertambahan permintaan hanya akan menaikan harga, sedangkan kenaikan
jumlah produksi tidak dapat diusahakan lagi. inflasi jenis ini disebut inflasi jenis
murni. apabila kenaikan permintaan menyebabkan terjadinya keseimbangan,
GNP berada diatas GNP pada kesempatan kerja penuh, maka
terjadilah inflationari gap yang pada akhirnya akan menimbulkan inflasi.
2. Inflasi Biaya (Cost Push Inflation)
Inflasi biaya ini terjadi karena adanya penurunan dalam penawaran
total(agregat supply) karena adanya kenaikan biaya produksi. kenaikan biaya
produksi menyebabkan adanya kenaikan harga serta produksi akan turun. jika
berjalan terus-menerus maka akan terjadi cost push inflation.
c) Berdasarkan Asalnya
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri, misalnya terjadi akibat terjadinyadefisit
anggaran belanja yang dibiayai dengan cara mencetak uang barudan gagalnya pasar
yang berakibat harga bahan makanan menjadi mahal.
2. Inflasi dari luar negeri adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat naiknyaharga barang
impor. Hal ini bisa terjadi akibat biaya produksi barang diluar negeri tinggi
atau adanya kenaikan tarif impor barang.
d) Berdasarkan besarnya cakupan pengaruh terhadap harga
1. inflasi tertutup (Closed Inflation)
Jika kenaikan harga yang terjadi hanyaberkaitan dengan satu atau dua barang
tertentu.

4
2. inflasi terbuka (Open Inflation)
Kenaikan harga terjadi pada semuabarang secara umum.
3. inflasi yang tidak terkendali (Hiperinflasi)
Apabila serangan inflasidemikian hebatnya sehingga setiap saat harga-harga terus
berubah dan meningkat sehingga orang tidak dapat menahan uang lebih
lamadisebabkan nilai uang terus merosot.

c. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian Masyarakat


1. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Umum
a) Mendorong penanaman modal spekulatif
Pemilik modal lebih cenderung menanamkan modalnya dalam bentuk
tanah atau emas dari pada ditanamkan pada investas yang produktif.
b) Tingkat bunga meningkat
Jika tingkat bunga meningkat karena terjadi inflasi maka para pemilik
modal akan cenderung menyimpan uangnya, akibatna investasi akan
berkurang.
c) Adanya ketidakpastian keadaan ekonomi dimasa yang akan dating
d) Timbulnya masalah dalam neracapembayaran
Hal tersebut diakaibkan karena harga  impor lebih mudah dari pada
barangdalam negeri, akibatnya nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor. hal ini
akan menyebabkan neracapembayaran defisit serta nilai rupiah makin turun
e) Daya beli masyarkat turun dikarenakan nilai mata uang turun.
2. Dampak Inflasi terhadap Perekonomian secara Khusus
a. Dampak inflasi terhadap pendapatan
b. Dampak inflasi terhadap individu dan masyarakat
c. Dampak inflasi terhadap produksi
d. Dampak inflasi terhadap distribusi

d. Pengaruh inflasi
Pengaruh inflasi secara umum, inflasi dapat mengakibatkan berkurangnya
investasi di suatu negara, mendorong kenaikan suku bunga, mendorong penanaman
modal yang bersifat spekulatif, kegagalan pelaksanaan pembangunan, ketidakstabilan

5
ekonomi, defisit neraca pembayaran, dan merosotnya tingkat kehidupan dan
kesejahteraan masyarakat. Pengaruh inflasi secara lebih terperinci antara lain adalah:
1. Bagi masyarakat yang memiliki pendapatan tetap, inflasi sangat merugikan. Kita
ambil contoh seorang pensiunan pegawai negeri tahun 1990. Pada tahun 1990,
uang pensiunnya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, namun di tahun 2003 -
atau tiga belas tahun kemudian, daya beli uangnya mungkin hanya tinggal setengah.
Artinya, uang pensiunnya tidak lagi cukup untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Sebaliknya, orang yang mengandalkan pendapatan berdasarkan keuntungan, seperti
misalnya pengusaha, tidak dirugikan dengan adanya inflasi. Begitu juga halnya
dengan pegawai yang bekerja di perusahaan dengan gaji mengikuti tingkat inflasi.
2. Menyebabkan orang enggan untuk menabung karena nilai mata uang semakin
menurun. Memang, tabungan menghasilkan bunga, namun jika tingkat inflasi di atas
bunga, nilai uang tetap saja menurun. Bila orang enggan menabung, dunia usaha
dan investasi akan sulit berkembang. Karena, untuk berkembang dunia usaha
membutuhkan dana dari bank yang diperoleh dari tabungan masyarakat.
3. Bagi orang yang meminjam uang dari bank (debitur), inflasi menguntungkan, karena
pada saat pembayaran utang kepada kreditur, nilai uang lebih rendah dibandingkan
pada saat meminjam. Sebaliknya, kreditur atau pihak yang meminjamkan uang akan
mengalami kerugian karena nilai uang pengembalian lebih rendah jika dibandingkan
pada saat peminjaman.
4. Bagi produsen, inflasi dapat menguntungkan bila pendapatan yang diperoleh lebih
tinggi daripada kenaikan biaya produksi. Bila hal ini terjadi, produsen akan
temenyebabkan naiknya biaya produksi hingga pada akhirnya merugikan produsen,
maka produsen enggan untuk meneruskan produksinya. Produsen bisa menghentikan
produksinya untuk sementara waktu. Bahkan, bila tidak sanggup mengikuti laju
inflasi, usaha produsen tersebut mungkin akan bangkrut (biasanya terjadi pada
pengusaha kecil).

e. Tingkat Inflasi
Secara historis, tingkat dan volatilitas inflasi Indonesia lebih tinggi dibanding
negara-negara berkembang lain,

6
tingkat inflasi di Indonesia saat ini mencapai 3,25% padabulan Januari dan
3,18% pada bulan februari 2018.

f. Cara Mengatasi Inflasi


1. Kebijakan Moneter
Adalah tindakan yang dilakukan oleh bank sentral untuk memengaruhi
uang yang beredar dari kredit. kebijakan moneter yang dilakukan oleh
pemerintah untuk mengatasi inflasi adalah sebagai berikut; kebijak diskonto,
operasi pasar terbuka, perubahan cadangan minimu, pemberian kredit selektif.
2. Kebijakan Fiscal
Adalah kebijakan yang menyangkut pengaturan pengeluaran pemerintah
serta perpajakan yang secara lansung dapat memengaruhi permintan total dan
memengaruhi harga. berikut adalah contoh kebijakan fiscal; mengurangi
pengeluaran Negara, menaikkan atau mengefektifkan pajak, menekankan
pengeluaran pemerintah, mengadakan pinjaman pemerintah
3. Kebijakan Non Moneter
Dapat ditempuh melalui cara berikut ;
 Kebijakan upah
 Kebijakan yang berkaitan dengan hasil produksi
 Kebijakan penentuan harga dan indexing

g. Metode Pengukuran Inflasi


Suatu kenaikan harga dalam inflasi dapat diukur dengan menggunakan indeks
harga. Ada beberapa indeks harga yang dapat digunakan untuk mengukur laju inflasi

a) Consumer Price Index (CPI) Indeks yang digunakan untuk mengukur biaya atau
pengeluaran rumah tangga dalam membeli sejumlah barang bagi keperluan kebutuhan
hidup:
CPI= (Cost of marketbasket in given year : Cost of marketbasket in base year) x
100%

7
b) Produsen Price Index dikenal dengan Whosale Price Index Index yang lebih
menitikberatkan pada perdagangan besar seperti harga bahan mentah (rawmaterial),
bahan baku atau barang setengah jadi. Indeks PPI ini sejalan dengan indeks CPI.
c) GNP Deflator. GNP deflator ini merupakan jenis indeks yang berbeda dengan indeks
CPI dan PPI, dimana indeks ini mencangkup jumlah barang dan jasa yang termasuk
dalam hitungan GNP, sehingga jumlahnya lebih banyak dibanding dengan kedua
indeks di atas:
GNP Deflator = (GNP Nominal : GNP Riil) x 100
Sedangkan rumus laju inflasi adalah:
Laju Inflasi = IHK Periode n - IHK tahun sebelumnya
Cara menghitung inflasi menggunakan IHK yaitu dengan rumus :
Tingkat Inflasi = (IHK yang sekarang – IHK waktu yang lalu) x 100 IHK
Sekarang

Misalkan kita ingin menghitung inflasi harga BBM (Premium) antara tahun 2008
dan 2017. Misalkan harga Premium pada tahun 2008 Rp.4000/liter sedangkan harga Premium
pada tahun 2017 sebesar Rp.6500/liter, sehingga perhitungan :

Inflasi = (Rp.6500-Rp.4000)/(Rp.6500) x100

= 0,3846 x 100%

= 38,5 %

Disimpulkan bahwa harga BBM Premium mengalami inflasi sebesar 38,5% dari
tahun 2008 hingga 2017. Secara rata-rata, Premium mengalami kenaikan inflasi sebesar 4,3% per
tahun. Sehingga dapat dikatakan bahwa Premium mengalami inflasi ringan karena dalam kurun 9
tahun mengalami inflasi tidak lebih dari 10%. Namun dari segi kemampuan uang terhadap
premium, jelas menurun. Dengan kata lain, kemampuan uang kita saat ini menurun sebesar
38,5% untuk membeli Premium, bila dibandingkan kemampuan uang kita di tahun 2008 untuk
barang yang sama.

Contoh Soal dan Jawaban Perhitungan Laju Inflasi menggunakan IHK:

Soal:

8
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat kenaikan Indeks Harga Konsumen
dari tahun 2015 sebesar 140 menjadi 150 pada tahun 2019. Hitunglah laju inflasi dengan tahun
2015 sebagai tahun dasar!

Diketahui :

IHKn = 150

IHKo = 140

Laju Inflasi = (150-140/140)x100%=7,14%

Disimpulkan bahwa Indeks Harga Konsumen mengalami kenaikan sebesar 7,14% dari tahun
2015 dibanding pada tahun 2019.

Contoh Soal dan Jawaban Perhitungan Laju Inflasi Menggunakan GDP Deflator:

Soal:

Misalkan diketahui pada tahun 2018 besarnya GDP Nominal yaitu 4 miliar dan GDP Riil sebesar
3 miliar. Sedangkan pada tahun 2019 diketahui besarnya GDP Nominal yaitu Rp 6 miliar dan
GDP Riil sebesar Rp 3,5 miliar. Hitunglah laju inflasi pada tahun 2019!

Diketahui:

GDP Nominal o = Rp 4 miliar

GDP Nominal n = Rp 6 miliar

GDP Riil o = Rp 3 miliar

GDP Riil n = Rp 3,5 miliar

Jawaban :

GDP Deflator = (GDP nominal / GDP Riil) x 100 GDP

Deflator o = (4 miliar / 3 miliar) x 100 = 133,33 GDP

Deflator n = (6 miliar / 3,5 miliar) x 100 = 171,43

9
Laju Inflasi = (171,43-133,33/133,33)x100%=28,57%

B. Deflasi
a. Pengertian Deflasi
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang
berdasarkan jumlah uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang
yang yang beredar di masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang
yang ada. Sehingga terjadi penurunan harga-harga. Contoh  kenapa hal ini bisa terjadi
dapat kita temui dalam kehidupan sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin
hari semakin murah. Hal ini terjadi karena perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga
supply barang tekhnologi dipasaran semakin banyak. Sedangkan jumlah uang yang
beredar di masyarakat sedikit, sehingga barang-barang tekhnologi tersebut jatuh
harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika permintaan barang dari masyarakat semakin
menurun dan permintaan uang (money demand) dari masyarakat meningkat.
Deflasi juga berkaitan dengan nilai tukar rupiah. Dengan deflasi, mata uang kita
mengalami apresiasi atau peningkatan. Dalam ilmu  ekonomi, deflasi diartikan sebagai
suatu periode dimana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi
adalah kebalikan dari inflasi. Salah satu cara menanggulangi deflasi adalah dengan
menaikkan tingkat suku bunga.
Dalam ekonomi, deflasi (deflation) adalah suatu periode dimana harga-harga
secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila
inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi
terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar, dimana cara menanggulanginya
adalah dengan cara menurunkan tingkat suku bunga atau yang lebih sederhana (meski
kadang tidak berhasil) adalah dengan mencetak lebih banyak uang.

b. Penggolongan Deflasi
Berdasarkan proses terjadinya, deflasi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Deflasi Strategis
Deflasi strategis terjadi karena penerapan kebijakan pengotrolan terhadapgejala
konsumsi berlebihan guna mengatasi kenaikan harga pasar.

10
2. Deflasi Sirkulasi
Deflasi Sirkulasi terjadi pada saat transisi dari kesuksesan perekonomianmenjadi
kemerosotan perekonomian. Karena akibat dari ketidaseimbanganantara daya
produksi dan konsumsi, oleh sebab itu terjadi penurunan hargapasan dalam resesi
ekonomi, akibat semakin kurangnya kebutuhan terhadapbarang ekonomi yang
berlebihan.

c. Penyebab Deflasi
1. Menurunnya Jumlah Uang Yang Beredar Di Masyarakat
Ini dapat terjadi karena banyak orang yang tergiur atas hasil yang besar atau
bunga yang tinggi di Bank. Mereka memanfaatkan peluang tersebut dengan cara
menabungkan uangnya ke dalam Bank.
2. Naiknya Jumlah Barang Di Pasar 
Produsen yang terus melakukan produksi tidak mempunyai orientasi atau
perhitungan yang tepat, mereka menganggap jika jumlah permintaan masyarakat
meningkat maka barang yang diminta banyak, Banyak produsen salah disini,
sehingga ketika permintaan masyarakat akan barang turun mereka bingung karena
masih banyak barang yang belum terjual, secara otomatis harga barang akan turun
karena jumlahnya yang banyak sedangkan permintaan menurun.
3. Permintaan Barang Menurun 
Seperti yang kita tahu, jika konsumen mempunyai sifat alami yang mudah bosan,
jadi ketika sudah bosan dan tidak tertarik, maka permintaan barang akan menurun,
selain itu konsumen lebih memilih uangnya di Bank dalam jangka panjang atau untuk
menyiapkan masa depan. Secara otomatis permintaan barang akan mengalami
penurunan yang besar.

d. Dampak Deflasi
Dampak Positif :
1. Untuk membiasakan hidup hemat bagi konsumen
2. Nilai mata uang akan menguat

11
3. Masyarakat memiliki kesadaran dalam menabung agar bisa memenuhi kebutuhan
mereka. Pengusaha-pengusaha kurang bernafsu untuk memproduksi barang karena
harga  terus menurun.
Dampak Positif :
1. Kesempatan kerja berkurang karena terjadi pemecatan buruh akibat turunnya
produksi barang.
2. Pajak-pajak tidak dapat ditarik oleh Negara sehingga pendapatan Negara berkurang.
3. Kegiatan perekonomian mundur.
4. Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang di masyarakat dan akan
menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat pasar Investasi (Saham) akan
mengalami kekacauan, dikarenakan harga barang mengalami penurunan, konsumen
memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi dengan harapan
harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi akan melambat dan
memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
5. Banyak pekerja yang akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup
membayar gaji karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat
menjadi sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
6. Deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di lantai bursa.
Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi
aktivitas bisnis yang berjalan.
7. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank.
8. Deflasi yang terjadi akan menurunkan produksi suatu perusahaan karena kurang
permintaan dan lemahnya daya beli, sehingga berdampak pada pengurangan produksi
dan juga pengurangan jumlah tenaga kerja.

e. Tingkat Deflasi Di Indonesia 


Deflasi tertinggi terjadi di Jayapura sebesar 1,12 persen dengan IHK sebesar
130,28 dan terendah terjadi di Meulaboh sebesar 0,14 persen dengan IHK sebesar
131,63.

12
f. Cara Mengatasi Deflasi
Deflasi dapat diibaratkan jatuh sakitnya seseorang karena jarang berolah raga.
Apabila seseorang pada dasarnya memiliki kaki normal namun malas menggunakannya,
maka ini akan mengakibatkan menyusutnya otot-otot kaki yang jarang digunakan
tersebut. Dalam jangka waktu lebih lama orang tersebut akan tidak dapat berjalan sama
sekali berhubung otot sudah terlalu lemah untuk digunakan. Apabila keadaan ini justru
didiamkan, bukan tidak mungkin akan mengalami kelumpuhan selamanya.
Cara yang paling lazim digunakan adalah memberikan stimulus ekonomi berupa
bantuan likuiditas ke sektor bisnis. Dengan demikian diharapkan kegiatan ekonomi
kembali berputar. Pemerintah juga dapat memotong pajak dan meningkatkan belanjanya
sendiri untuk menggairahkan perekonomian. Dari sisi Bank Sentral, pemerintah juga
dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli surat hutang sektor
swasta dan menukarkannya dengan uang tunai. Selain itu, juga dapat dilakukan dengan
memotong suku bunga. Namun seperti dijelaskan di atas, memotong suku bunga
bukanlah jalan keluar yang sesungguhnya tetapi hanya sekedar pengobatan sementara
untuk menggairahkan ekonomi dan mengharapkan harga bergerak naik dengan
sendirinya.
Cara Mengatasi Deflasi adalah sebagai berikut :
1. Menurunkan Tingkat Suku Bunga 
Salah satu cara mengatasi terjadinya deflasi adalah menurunkan tingkat suku
bunga. Tujuannya adalah untuk menambah uang yang beredar di masyarkat.
Dengan cara ini maka masyarakat akan mengurungkan niatnya untuk menabung di
Bank, Masyarakat akan memilih untuk memegang uangnya sendiri dengan itu maka
niat atau keinginan untuk masyarakat untuk membeli barang akan meningkat.
2. Menerapkan Kebijakan Moneter 
Selain cara diatas menerapkan kebijakan moneter juga dapat mengatasi
masalah deflasi. Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dilakukan oleh Bank
Sentral dengan tujuan untuk menambah jumlah uang yang beredar di masyarakat.
Beberapa cara yang bisa dilakukan adala politik diskonto yaitu kebijakan yang
berbentuk menurunkan tingkat suku bunga yang ada dengan hal itu masyarakat
akan menarik uangnya dari Bank.

13
3. Menerapkan Kebijakan Fiskal 
Cara lain yang dapat dilakukan untuk mengatasi deflasi adalah kebijakan fiskal.
Jika kebijakan moneter dilakukan oleh Bank Sentral maka kebijakan fiskal
dilakukan oleh pemerintah.
4. Menerapkan Kebijakan Non Moneter 
Cara ini sangat efektif dalam mengatasi masalah deflasi karena kebijakan ini
terkandung beberapa langkah yang dapat menambah jumlah uang yang ada di
masyarakat.

g. Pengaruh Deflasi
1. Penurunan persediaan uang, deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan uang
di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar (seperti yang dialami Amerika
dulu) dan juga akan membuat pasar Investasi akan mengalami kekacauan.
2. Memperlambat aktivitas ekonomi, dikarenakan harga barang mengalami penurunan,
konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama lagi
dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas ekonomi
akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary spiral).
3. Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi adalah banyak pekerja yang
akhirnya mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji
karyawannya. Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi
sedikit dan jumlah uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
4. Investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di sektor riil maupun di
lantai bursa. Akibatnya ini akan menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak
ada lagi aktivitas bisnis yang berjalan.
5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga disuatu negara menjadi nol persen. Lalu
diikuti juga dengan turunnya suku bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan
langkah paliatif untuk mencegah masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat
membuat peredaran uang semakin kecil.
6. Deflasi akan membuat orang menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai
dan jaminan keamanan sosial politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan
ketersediaan barang terjamin. Akibatnya nilai mata uang akan menguat.

14
7. Deflasi akan membuat jatuh nilai properti. Orang lebih suka mendepositokan uangnya
di bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga terus
turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang. Kesempatan
kerja berkurang karena banyak PHK. Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah
sehinga pendapata negara berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan
mengalami kemunduran.

15
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan
Jika kita mengamati harga-harga barang atau jasa, tidak ada harga yang tetap atau
konstan dari waktu ke waktu, bahkan cenderung naik. hal tersebut diakibatkan oleh
ketidakseimbangan antara arus uang dan arus barang. dimana arus barang harus mengalir dari
hasil produksi perusahaan kepasar barang dan bertemu dengan arus yang berasal dari
pembelanjaan pemerintah dan rumah tangga atau konsumen.
Untuk lebih tepatnya, pengertian inflasi adalah ”suatu proses atau
peristiwa dalam perekonomian di akibatkan karena terganggunya keseimbangan antara arus uang
dan arus barang. ”
Deflasi didefinisikan sebagai meningkatnya permintaan terhadap uang berdasarkan
jumlah uang yang berada di masyarakat. Deflasi terjadi ketika jumlah uang yang yang beredar di
masyarakat (money supply) lebih sedikit dari jumlah supply barang yang ada. Sehingga terjadi
penurunan harga-harga. Contoh  kenapa hal ini bisa terjadi dapat kita temui dalam kehidupan
sehari-hari, harga barang-barang elektronik semakin hari semakin murah. Hal ini terjadi karena
perkembangan tekhnologi yang cepat sehingga supply barang tekhnologi dipasaran semakin
banyak. Sedangkan jumlah uang yang beredar di masyarakat sedikit, sehingga barang-barang
tekhnologi tersebut jatuh harganya. Atau deflasi bisa terjadi ketika permintaan barang dari
masyarakat semakin menurun dan permintaan uang (money demand) dari masyarakat meningkat.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kasmir, 2000. Manajemen Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.

Kasmir, 2005. Dasar-dasar  Perbankan. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.

Kasmir, 2008. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya. Jakarta: PT. Raja Grapindi Persada.

Nopirin, 2013. Ekonomi Moneter. yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

https://mariamasihidup.blogspot.com/2015/02/makalah-ekonomi-makro-inflasi-dan.html

https://planetekonomi.blogspot.com/2018/12/makalah-inflasi-dan-deflasi-document.html

https://www.academia.edu/36199031/MAKALAH_INFLASI_DEFLASI

iv

Anda mungkin juga menyukai