Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

INFLASI
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Ekonomi Moneter Syariah
Yang Diampu Oleh Riskiyatul Khasanah, M.E

Disusun Oleh
Kelompok 4
Liwaul Islamiyah (20383022082)
Mila Safrina (20383022085)
Sofi Eviyanti (20383022111)
Wiwin Wahyuni (20383022117)

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARI’AH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI MADURA
2021-2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena
berkat rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesehatan dan sempat untuk
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Inflasi. Shalawat serta salam semoga
tercurah limpahkan pada junjungan Nabi Muhammad SAW yang telah membawa
serta membimbing kita dari zaman jahiliyah menuju zaman cahaya islam seperti
saat ini.
Dalam menyelesaikan makalah ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak. Untuk itu, penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Riskiyatul Khasanah, M.E yang telah memberikan judul
makalah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan pada kami sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.
3. Pihak yang tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran guna
menyempurnakan makalah ini. Atas segala sesuatunya kami ucapkan banyak terima
kasih.

Pamekasan, 14 oktober 2021

Kelompok 4
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2


DAFTAR ISI...................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................................................. 4
PENDAHULUAN ............................................................................................................. 4
A. Latar Belakang ........................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 4
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 4
BAB II ................................................................................................................................ 5
PEMBAHASAN ................................................................................................................ 5
A. PENGERTIAN INFLASI ....................................................................................... 5
B. MACAM-MACAM INFLASI ................................................................................ 5
C. AKIBAT BURUK INFLASI .................................................................................. 7
D. FAKTOR-FAKTOR YG MENYEBABKAN TERJADINYA INFLASI SECARA
UMUM............................................................................................................................ 8
E. KEBIJAKAN KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI ........................... 9
BAB III............................................................................................................................. 13
PENUTUP ........................................................................................................................ 13
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 13
B. Saran ..................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 14
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Inflasi adalah persentase kenaikan tingkat harga selama periode
tertentu. Apabila laju inflasi tingsi. maka harga-harga barang meningkat. Itulah
sebabnya, intlasi menjadi tidak populer karena sesungguhnya kurang
dikehendaki oleh setiap orang, walaupun pendapatan meningkat seiring dengan
kenaikan harga.
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara
umum. Kecenderungan yang dimaksudkan di sini adalah bahwa kenaikan
tersebut bukan terjadi sesaat. Misal- nya, harga barang-barang menjelang
Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, atau hari libur lainnya, cenderung naik.
Namun, setelah perayaan usai, masyarakat kembali hidup seperti semula, harga
akan kembali ke kondisi semula. Maka kenaikan harga seperti itu tidak
dianggap sebagai inflasi. Intlasi juga berkaitan dengan kenaikan harga secara
umum. Artinya, kenaikan harga satu jenis barang tidak termasuk dalam
kategori inflasi. Misalnya, pada musim liburan, harga tiket pesawat atau tiket
perjalanan cenderung naik. Karena hanya harga tiket, maka tidak disebut
sebagai inflasi. Idealnya, inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan
pgajasa. Tetapi karena masalah kepraktisan, penghitungan inflasi didasarkan
atas sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Inflasi?
2. Apa Saja Macam-Macam Inflasi?
3. Apa Akibat Buruk Inflasi?
4. Apa Faktor-faktor yg menyebabkan terjadinya inflasi secara umum?
5. Apa Saja Kebijakan Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Inflasi
2. Untuk Mengetahui Macam-Macam Inflasi
3. Untuk Mengetahui Akibat Buruk Inflasi
4. Untuk Mengetahui Faktor-faktor yg menyebabkan terjadinya inflasi secara
umum
5. Untuk Mengetahui Kebijakan Kebijakan untuk Mengatasi Inflasi
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN INFLASI
Inflasi adalah persentase kenaikan tingkat harga selama periode
tertentu. Apabila laju inflasi tingsi. maka harga-harga barang meningkat. Itulah
sebabnya, intlasi menjadi tidak populer karena sesungguhnya kurang
dikehendaki oleh setiap orang, walaupun pendapatan meningkat seiring dengan
kenaikan harga.1
Inflasi didefinisikan sebagai kecenderungan kenaikan harga secara
umum. Kecenderungan yang dimaksudkan di sini adalah bahwa kenaikan
tersebut bukan terjadi sesaat. Misal- nya, harga barang-barang menjelang
Lebaran, Natal, dan Tahun Baru, atau hari libur lainnya, cenderung naik.
Namun, setelah perayaan usai, masyarakat kembali hidup seperti semula, harga
akan kembali ke kondisi semula. Maka kenaikan harga seperti itu tidak
dianggap sebagai inflasi. Intlasi juga berkaitan dengan kenaikan harga secara
umum. Artinya, kenaikan harga satu jenis barang tidak termasuk dalam
kategori inflasi. Misalnya, pada musim liburan, harga tiket pesawat atau tiket
perjalanan cenderung naik. Karena hanya harga tiket, maka tidak disebut
sebagai inflasi. Idealnya, inflasi dihitung berdasarkan semua barang dan
pgajasa. Tetapi karena masalah kepraktisan, penghitungan inflasi didasarkan
atas sekelompok barang dan jasa yang dikonsumsi2

B. MACAM-MACAM INFLASI
1. Jenis Inflasi dari segi tingkat keparahannya
Pengelompokan inflasi dari segi parah atau tidaknya
menitikberatkan pada seberapa besar laju tingkat inflasi dalam suatu
periode tertentu. Disini inflasi dapat dibedakan menjadi:
a. Inflasi Ringan yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya lebih kecil
dari 10% per tahun
b. Inflasi Sedang yaitu inflasi yang laju prtumbuhannya terletak
antara 10%-30% per tahun
c. Inflasi Berat yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya antara 30%-
100% per tahun

1
ali ibrahim hasyim ekonomi makro halaman 10
2
bramantyo djohanputro,MBA,ph,D prinsip prinsip ekonomi makro halaman 147
d. Hiperinflasi yaitu inflasi yang laju pertumbuhannya lebih dari
100% per tahun

2. Inflasi dari segi tingkat intensitasnya


Inflasi dari segi intensitasnya menitikberatkan pada cepat tidaknya laju
inflasi. Di sini inflasi dikelompokkan menjadi tiga yaitu:
a. Inflasi yang merayap (Creeping inflation): Yaitu inflasi yang ditandai
dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun), kenaikan
harga berjalan lamban dengan persentase yang kecil dan dalam jangka
waktu yang relatif lama.
b. Inflasi menengah (Galloping inflation): Yaitu Inflasi dengan kenaikan
harga yang cukup besar.
c. Inflasi tinggi (Hiper inflation): Yaitu inflasi yang kenaikannya 5
sampai 6 kali dan merupakan inflasi yang paling parah. Pada kondisi
ini masyarakat enggan menyimpan atau memegang uang tunai karena
nilai uang sangat rendah sehingga lebih baik dipertukarkan dengan
barang. Pada kondisi seperti ini, memegang uang sama seperti
memegang kentang panas. Akibatnya tingkat perputaran uang sangat
cepat.
3. Inflasi dari segi asalnya
Dari segi asalnya inflasi dapat dikelompokkan menjadi:
a. Inflasi domestik (Domestic inflation): Yaitu inflasi yang terjadi
karena adanya gejolak riil dan/atau moneter dari dalam negeri, yang
bisa disebabkan karena perilaku pemerintah maupun nonpemerintah.
b. Inflasi dari luar (Imported inflation): Yaitu inflasi yang terjadi karena
adanya gejolak variabel-variabel eksternal atau luar negeri. Kenaikan
pendapatan dunia misalnya, cenderung meningkatkan ekspor nasional
yang akan memperbaiki neraca pembayaran. Surplus neraca
pembayaran ini kemudian memiliki implikasi terhadap jumlah uang
beredar dan tingkat inflasi dalam negeri tentunya.
4. Inflasi dari segi sebabnya
Didasarkan pada sumber penyebabnya, inflasi dapat digolongkan menjadi
tiga
yaitu:
a. Inflasi Tarikan Permintaan (Demand pull inflation): Inflasi ini timbul
akibat adanya gejolak di sisi permintaan agregat yang tidak dapat
diimbangi oleh peningkatan output.
b. Inflasi Dorongan Penawaran (Cost Push Inflation): Inflasi ini timbul
karena adanya gejolak di sisi penawaran agregat. Kenaikan biaya
produksi misalnya akan mengakibatkan penurunan kurva penawaran
agregat. Dengan menganggap permintaan agregat tetap, penurunan
penawaran agregat akanmeningkatkan tingkat harga dan menurunkan
produksi (output).
c. Inflasi Campuran: Yaitu inflasi yang terjadi karena pengaruh
permintaan dan penawaran agregat. Dalam hal ini kenaikan harga
disebabkan karena kenaikan permintaan agregat dan karena
penurunan penawaran agregat.3

C. AKIBAT BURUK INFLASI


Inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk baik terhadap
orang per orang, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara
keseluruhan.
Karena itulah berbagai upaya yang dilakukan terutama oleh pemerintah dengan
senantiasa mencari jalan untuk menghindari atau mengatasinya. Inflasi yang
tinggi tidak akan mendorong perkembangan ekonomi. Biaya yang terus-
menerus naik mengakibatkan kegiatan produktif sangat tidak menguntungkan.
Pemilik modal akan mengalihkan uang yang ia miliki untuk tujuan spekulasi,
misalnya membeli tanah, rumah, atau lainnya, sehingga investasi produktif
akan berkurang, akibatnya kegiatan perekonomian menurun dan terjadi
pengangguran.4
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk terhadap
perdagangan. Komoditas ekspor tidak akan dapat bersaing di pasar
internasional, karena itu volumenya menurun. Sementara di lain pihak harga
komoditas dalam negeri naik dan impor justru menjadi relati murah. Akibatnya
kuantitas impor akan lebih banyak daripada ekspo, sehingga cadangan devisa
makin berkurang dan neraca pembayara akan menjadi lebih buruk Salah satu
akibatnya yaltu intlasi cenderung menurunkan kesejahteraan individu dan
masyarakat, Para pelaku ekonomi seperti para pekerja yang bergaji tetap. intasi
biasanya berjalan lebih cepat dar pada kenaikan upan para pekerja. Upah riil
para pekerja akan merosot disebabkan oleh inilasi, dan ini brerarti tingkat
kesejahteraan/kemakmuran sebagian besar masyardkat dengan sendirinya akan
turut merosot, Jadi, dampak buruk inilasi tersebut terhadap individu dan
masyarakaat yaitu:
1. menurunkan pendapatan riil bagi orang-orang yang berpendapatan tetap
2. mengurangi nilai kekayaan yang berbentuk
3. memperburuk pembagian kekayaan atau memperlebar jurang distribusi
antargolongan pendapatan.

3
Drs. Ahmad Jamli, M.A. Teori Ekonomi Makro halaman 158-162
4
bramantyo djohanputro,MBA,ph,D prinsip prinsip ekonomi makro halaman 147
Laju inflasi adalah tingkat perubahan harga umum yang diukur sebagai
berikut:
Laju inflasi tahun t = (Tingkat harga tahun t) – (Tingkat harga tahun -1) x100

(tingkat harga tahun t-1)

Secara konseptual tingkat harga yang dimaksud adalah tingkat harga


rata-rata tertimbang dari barang dan jasa dalam perekonomian dan secara
umum diukur dengan indeks harga konsumen (consumer price index-CPI)
maupun indeks harga produsen (producer price in-dex-PPI). Deflasi adalah
gejala ekonomiyang menunjukkan turunnya tingkat harga-harga secara umum
yang berkesinambungan. Konsekuensi dari detlasi secara potensial merupakan
masalah serius dalam memengaruhi kesehatan ekonomi, tetapi jarang terjadi
dewasa ini. Diskusi selanjutnya tentang ketidakstabilan harga akan difokuskan
kepada inflasi karena saat ini merupakan isu yang sangat relevan.

D. FAKTOR-FAKTOR YG MENYEBABKAN TERJADINYA INFLASI


SECARA UMUM

1. Kenaikan Harga
Harga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi dari pada
harga periode sebelumnya. Misalnya, harga sebun mandi 80 gram per unit
kemarin adalah Rp. 1.000,00. Hari ini menjadi Rp. 1.100,00. Berarti harga
sabun per unit hari ini Rp. 100,00 lebih mahal dibanding harga kemarin.
Dapat dikatakan telah terjadi kenaikan harga sabun. Perbandingan tingkat
harga bisa dilakukan dengan jarak waktu yg lebih panjang: seminggu,
sebulan, triwulan, dan setahun.
Perbandingan harga juga bisa dilakukan berdasarkan patokan musim.
Misalnya, pada musim paceklik harga beras bisa mencapai Rp. 3.000,00 per
kilogram. Sebab harga gabah telah naik. Tetapi di musim panen, harganya
dapat lebih murah, karena harga gabah juga biasanya lebih murah. Dengan
demikian, dapat dikatakan pada musim paceklik selalu terjadi kenaikan
harga beras.

2. Bersifat Umum
Kenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika
kenaikan tersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
Harga buah mangga Harum Manis di Jakarta, jika belum musimnya dapat
mencapai Rp. 10.000,00 per kilogram. Tetapi jika sudah musimnya, sekitar
akhir tahun, dapat di beli hanya dengan harga Rp. 4.000,00 - Rp. 5.000,00
per kilogram. Jadi harga mangga pada periode-periode tertentu akan
mengalami kenaikan dua sampai tiga kali lipat. Tetapi kenaikan mangga yg
sangat tajam tersebut tidak menimbulkan inflasi, karena harga-harga
komoditas lain tidak naik. Mangga Harum Manis bukanlah komoditas
pokok, sehingga tidak memiliki dampak besar terhadap stabilitas harga.
3. Berlangsung Terus-Menerus
Kenaikan harga yg bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi,
jika terjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam
rentang waktu minimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah
kenaikan harga bersifat umum dan terus-menerus. Rentang waktu yg lebih
panjang adalah triwulan dan tahunan. Jika pemerintah melaporkan bahwa
inflasi tahun ini adalah 10%, berarti akumulasi inflasi adalah 10% per tahun.
Inflasi triwulan rata-rata 2,5% (10% : 4), sedangkan inflasi bulanan sekitar
0,83% (10% : 12).5

E. KEBIJAKAN KEBIJAKAN UNTUK MENGATASI INFLASI

1. Kebijakan Fiskal untuk Mengatasi Inflasi


Kebijakan fiskal yang akan diambil untuk mengatasi terjadinya
inflasi yaitu mengurangi pengeluaran pemerintah (-AG). Langkah ini
memberikan pengaruh yang cepat dalam mengurangi pengeluaran dalam
perekonomian. Dengan menggunakan pendekatan Y= AE, kita dapat lihat
pada Crambar 9.5 bagian (a).
Pengaruh kebijakan fiskal dalam mengendalikan intlasi dapat juga
digunakan analisis AD-AS. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 9.5
bagian (b), keseimbangan awal berada pada titikA yang sama dengan titilk
E0 pada Gambar 9.5 bagian (a) dengan pendapatan nasional dan tingkat
harga P0 Jika ada kenaikan ekspor aan pengeluaran agregat menjadi
AE(P1) pada Gambar .
Juga ditunjukkan pada Gambar 9.5 (b) dengan Kurva AD dari AD0
menjadi AD1 dan keseimbangan pada titik B. Tingkat harga berubah
lebih tinggi terjadi inflasi yang tinggi menjadi P1 dan pendapatan nasional
riil adalah Y1.

5
Prathama rahardja & mandala manurung teori ekonomi makro suatu pengantar halaman 165-
166
Gambar 9.5 (a)

(a)
Keadaan awal perekonomian, pengeluaran agregat AE(Po), harga Po,
dan pen-dapatan nasional Yo Kalau ekspor naik, ceteris paribus, AE
bergeser ke AE(P), maka terjadi inflasi (harga di P1. Untuk
mengatasinya, pemerintah mengurangi pengeluaran, sehingga AE
mencapai keseimbangan pada titik E, pendapatan nasional Y, dan
harga-harga di P2, lebih rendah dari P.

Gambar 9.5 (b)

(b)
Mula-mula perekonomian pada AD keseimbangan di A, harga pada P
dan pendapatan nasional riil di Yo. Jika ada ekspansi ekonomi, AD
bergeser ke AD, keseimbangan pada B, pendapatan me-ningkat
menjadi Y1, tetapi terjadi inflasi yang tinggi. Untuk
mengendalikannya pemerintah membuat kebijakan fiskal
pengeluaran. keadaan berubah, harga menjadi Pa kesempatan kerja
penuh tercapai pada keseimbangan di C dan pendapatan Y sehingga
inflasi dapat diatasi.

2. Kebijakan Moneter untuk Mengatasi Inflasi


Untuk mendapatkan gambaran bagaimana pengaruh kebijakan
moneter dalam mengendalikan inflasi kita gunakan Gambar 9.5 bagian
(b) dan disalin ulang pada Gambar 9.6 keseimbangan mula-mula pada
titik E0 harga P0, dan pendapatan nasional riil adalah Y0. Dalam
perekonomian yang berkembang pesat akan menggeser kurva AD0
menjadi AD1 keseimbangan yang baru pada E1. Jjika pemerintah tidak
mengontrol pengeluaran agregat (AE), pendapatan nasional naik
menjadi Yf dan secara simultan terjadi pula inflasi yang ditandai
dengan naiknya harga-harga menjadi P1. Bila ekonomi akan
dipertahankan pada kesempatan kerja penuh dan berusaha menjaga agar
harga-harga stabil, maka permintaan agregat diupayakan pada AD2.
Caranya yaitu menjalankan kebijakan moneter dengan menurunkan
penawaran uang (MS). Perubahan yang terjadi adalah suku bunga akan
naik yang selanjutnya mengurangi minat investor menanamkan
modalnya. Di lain pihak para konsumen akan mengurangi permintaan
karena harga yang tinggi. Permintaan agregat bergeser menjadi harga-
harga pada tingkat P2 serta pendapatan nasional riil menjadi Yf, Dengan
demikian, kesempatan kerja penuh dapat tercapai dan
tingkat inflasi dapat dikendalikan.

Gambar 9.6
Keseimbangan awal pada E0, harga P0 dan pendapatan nasional riil Y0,
Jika perekonomian pesat dan pemerintah tidak carmpur tangan, maka
AD bergeser ke AD1, keseimbangan baru di E1, pendapatan sebesar Y1,
dan terjadi inflasi (harga pada P1 Untuk mengendalikan inflasi,
pemerintah menurunkan jumlah uang beredar, sehingga AD turun
menjadi AD2, pendapatan YF, dan harga pada P2.6

6
ali ibrahim hasyim ekonomi makro halaman 195-198
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Inflasi adalah persentase kenaikan tingkat harga selama periode tertentu.
Apabila laju inflasi tinggi. maka harga-harga barang meningkat. Itulah
sebabnya, inflasi menjadi tidak populer karena sesungguhnya kurang
dikehendaki oleh setiap orang, walaupun pendapatan meningkat seiring dengan
kenaikan harga.
Macam-macam inflasi yaitu: Jenis Inflasi dari segi tingkat keparahannya (inflasi
ringan, inflasi sedang, inflasi berat, hiperinflasi), Inflasi dari segi tingkat
intensitasnya (Inflasi yang merayap (Creeping inflation), Inflasi menengah
(Galloping inflation), Inflasi tinggi (Hiper inflation)), Inflasi dari segi asalnya
(Inflasi domestik (Domestic inflation), Inflasi dari luar (Imported inflation)),
Inflasi dari segi sebabnya (Inflasi Tarikan Permintaan (Demand pull inflation),
Inflasi Dorongan Penawaran (Cost Push Inflation), Inflasi Campuran).
Inflasi dapat menimbulkan beberapa akibat buruk baik terhadap orang per
orang, masyarakat, maupun kegiatan perekonomian secara keseluruhan.
Kenaikan harga-harga menimbulkan efek yang buruk terhadap perdagangan.
Komoditas ekspor tidak akan dapat bersaing di pasar internasional, karena itu
volumenya menurun.

B. Saran
Penulis berharap makalah ini dapat menambah wawasan bagi seluruh
Mahasiswa khususnya para pembaca agar dapat menambah pengetahuan
tentang inflasi bagi rekan-rekan mahasiswa. Demi penyempurnaan makalah ini,
Kami mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif.
DAFTAR PUSTAKA

Djohanputro. MBA,ph,D bramantyo, PRINSIPPRINSIPEKONOMIMAKRO


Jakarta PPM, 2008.
Rahardja Prathama , Manurung mandala TEORI EKONOMI MAKRO SUATU
PENGANTAR, Jakarta FEUI,2006.
Hasyim, ali ibrahim , oktober 2017. EKONOMIMAKRO.kencana,JL,kebanyunan
No. 1. PT Kharisma Putra Utama.
Jamli, M.A. Drs. Ahmad, TEORI EKONOMI MAKRO. BPFE Yogyakarta,2001.

Anda mungkin juga menyukai