Guru Pembimbing :
SUNIK INDRAWATI S.Pd
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
KELOMPOK TERAMPIL
1. Nadia Syahputri
2. Nurul Cahaya
3. Anisa Jelita
4. Desy
5. Dimas
Kelas :
XI-D
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas
dari guru mata pelajaran Ekonomi kami. Selain itu, makalah ini dibuat agar kiranya
dapat dijadikan sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut mengenai Inflasi. Makalah ini
disusun berdasarkan kepentingan-kepentingan dan pembahasan pokok terkait dengan
Inflasi.
Tim Penulis
2
DAFTAR ISI
MAKALAH...............................................................................................................................1
KATA PENGANTAR.................................................................................................................2
BAB I..........................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.......................................................................................................................4
A. Latar belakang...................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.............................................................................................................4
BAB II.........................................................................................................................................5
PEMBAHASAN.........................................................................................................................5
A. Pengertian Inflasi...............................................................................................................5
B. Penggolongan Inflasi.........................................................................................................5
C. Jenis Jenis Inflasi...............................................................................................................7
D. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi.......................................................................7
E. Efek Yang Ditimbulkan Dari Inflasi.................................................................................9
F. Cara Mencegah Inflasi.....................................................................................................10
G. Cara Mengatasi Inflasi.....................................................................................................12
H. Peran Bank Sentral..........................................................................................................12
BAB III.....................................................................................................................................13
PENUTUP.................................................................................................................................13
A. Kesimpulan......................................................................................................................13
B. Saran................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................15
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Permasalahan tersebut menimbulkan reaksi para ahli ekonomi Islam modern, seperti
Ahmad Hasan, Hifzu Rab, dan ‘Umar Vadillo, yang menyerukan penerapan kembali
mata uang dînâr dan dirham sebagai jalan keluar penyelesaian kasus-kasus transaksi
inflasioner di dunia ekonomi modern. Mereka beralasan bahwa mata uang logam
mulia dînâr dan dirham dapat menjamin keamanan transaksi karena keduanya
memberikan keseimbangan nilai terhadap setiap komoditas yang ditransaksikan.
Gagasan ini memberikan akses terwujudnya ekonomi makro yang kuat dengan
dukungan penuh mata uang yang berbasis kekuatan riil materialnya. Terjadinya inflasi
dapat mendistorsi harga-harga relatif, tingkat pajak, suku bunga riil, pendapatan
masyarakat akan terganggu, mendorong investasi yang keliru, dan menurunkan moral.
Maka dari itu, mengatasi inflasi merupakan sasaran utama kebijakan moneter. Pengaruh
inflasi cukup besar pada kehidupan ekonomi, inflasi merupakan salah satu masalah
ekonomi yang banyak mendapat perhatian para ekonom, pemerintah, maupun
masyarakat umum. Berbagai teori, pendekatan dan kebijakan dikembangkan supaya
inflasi dapat dikendalikan sesuai dengan yang diinginkan.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud inflasi?
2. Penggolongan Inflasi
3. Faktor-faktor penyebab timbulnya inflasi di Indonesia ?
4. Apahkah dampak yang ditimbulkan dari inflasi?
5. langkah-langkah apa saja yang harus di ambil untuk mencegah terjadinya inflasi?
6. Bagaimana cara mengatasi inflasi?
7. Peran Bank Sentral terhadap inflasi
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Inflasi
1. Kecenderungan dari harga-harga untuk naik secara umum dan secara terus-
menerus.(Boediono, 1985: 161)
2. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga umum secara terus-menerus selama
periode tertentu. (Nopirin, 1990: 25)
3. Suatu keadaan dimana terjadi senantiasa turunnya nilai uang. (Mannullang, 1993:
83)
4. Inflasi terjadi apabila tingkat harga-harga dan biaya-biaya umum naik, harga beras,
bahan bakar, harga mobil naik, tingkat upah, harga tanah, dan semua barang-barang
modal naik. (Samuelson dan Nordhaus, 1993: 293)
Inflasi mempunyai pengertian sebagai sebuah gejala kenaikan harga barang yang
bersifat umum dan terus-menerus. Inflasi adalah proses kenaikan harga-harga secara
terus-menerus yang bersumber dari terganggunya keseimbangan antara arus uang dan
barang. Dari pengertian ini, inflasi mempunyai penjelasan bahwa inflasi merupakan
suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang terjadi secara sengaja
ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu tempat, melainkan diseluruh
penjuru suatu negara bahkan dunia. Kenaikan harga ini berlangsung secara
berkesinambungan dan bisa makin meninggi lagi harga barang tersebut jika tidak
ditemukannya solusi pemecahan penyimpangan – penyimpangan yang menyebabkan
terjadinya inflasi tersebut.
Perlu diingat bahwa kenaikan harga dari satu atau dua barang saja tidak disebut
inflasi.
B. Penggolongan Inflasi
1. Berdasarkan Parah Tidaknya Inflasi
Inflasi Ringan (Di bawah 10% setahun)
Inflasi Sedang
Inflasi Berat ( antara 50-100% setahun)
Hiper Inflasi (di atas 100% setahun)
Laju inflasi dapat berbeda antar asatu Negara dengan Negara lainnya atau dalam satu
Negara dalam waktu yang berbeda. Atas dasar besarnya laju inflasi maka Inflasi dapat
di bagi ke dalam tiga kategori yaitu :
-Inflasi merayap (creeping Inflation)
Di tandai dengan laju inflasi yang rendah (kurang dari 10% pertahun). Kenaikan harga
berjalan secara lambat, dengan persentase yang kecil serta dalam jangka yang relatif
lama.
5
-Inflasi Menengah (galloping Inflation)
Ditandai dengan laju inflasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi (harga dalam waktu mingguan atau bulanan) efeknya
terhadap perekonomian lebih besar daripada inflasi yang merayap (creeping inflation)
6
Imported Inflation adalah inflasi yang terjadi di dalam negeri karena adanya pengaruh
kenaikan harga dari luar negeri. Kenaikan harga di dalam negeri terjadi karena
dipengaruhi oleh kenaikan harga dari luar negeri terutama barang-barang impor atau
kenaikan bahan baku industri yang masih belum dapat diproduksi di dalam negeri.
Kenaikan Indeks Harga Luar Negeri (IHLN) akan mengakibatkan kenaikan pada
Indeks Harga Umum (IHU) dan Indeks Harga Dalam Negeri (IHDN) yang secara
otomatis ikut mempengaruhi laju pertumbuhan inflasi di dalam negeri.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat,
dan hiperinflasi. Berikut penjelasan untuk masing-masing jenis Inflasi.
Inflasi Ringan
Inflasi ringan/rendah yaitu inflasi yang mudah untuk dikendalikan dan belum begitu
mengganggu perekonomian suatu negara. Terjadi kenaikan harga barang/jasa secara
umum, biasanya di bawah 10% per tahun dan dapat dikendalikan.
a) Inflasi Sedang
Inflasi tingkat ini dapat menurunkan tingkat kesejahteraan masyarakat berpenghasilan
tetap, tetapi belum membahayakan aktivitas perekonomian negara. Inflasi sedang
berada di kisaran kenaikan harga 10%–30% per tahun.
b) Inflasi Berat
Jenis inflasi ini bisa mengakibatkan kekacauan perekonomian di suatu negara. Kondisi
ini umumnya membuat masyarakat lebih memilih menyimpan barang dan tidak mau
menabung karena bunganya jauh lebih rendah ketimbang nilai inflasi. Kenaikan harga
sebab inflasi ini ada di besaran 30%–100% per tahun.
c) Hyperinflation
Di tingkat inflasi ini telah mengacaukan perekonomian suatu negara dan sangat sulit
untuk dikendalikan meskipun dilakukan kebijakan moneter dan fiskal. Inflasi ini berada
di kisaran 100% ke atas per tahun.
8
Pada saat terjadinya oil booming, era tahun 70-an, pendapatan pemerintah di sector
migas meningkat pesat, sehingga jumlah uang primer pun semakin meningkat. Hal ini
menyebabkan kemampuan pemerintah untuk berekspansi investasi di dalam negeri
semakin meningkat. Dengan kondisi tingkat pertumbuhan produksi domestic yang
relatif lebih lamban akibat kapasitas produksi nasional yang masih berada dalam
keadaan under-employment, peningkatan permintaan (investasi) pemerintah
menyebabkan terjadi relokasi sumberdaya dari masyarakat ke pemerintah, seperti yang
terkonsep dalam analisis Keynes tentang inflasi. Hal inilah yang menyebabkan
timbulnya tekanan inflasi. Tetapi, sejak berubahnya orientasi ekspor Indonesia ke
komoditi non migas, sejalan dengan merosotnya harga minyak bumi di pasar ekspor
(sejak 1982), menyebabkan kemampuan pemerinntah untuk membiayai pembangunan
nasional semakin berkurang pula, sehingga pemerintah tidak dapat lagi
mempertahankan posisinya sebagai penggerak (motor) pembangunan. Dengan kondisi
seperti ini, menyebabkan secara bertahap peran sebagai penggerak utama pembangunan
nasional, dengan demikian sumber tekanan inflasi pun beralih dari pemerintah ke non
pemerintah (swasta). Tekanan inflasi pada periode ini lebih di sebabkan oleh
meningkatnya tingkat agresifitas sektor swasta dalam melakukan ekspansi usaha, yang
didukung oleh perkembangan sektor perbankan yang semakin ekspansif pula. Dengan
kondisi sumberdaya modal domestic yang masih saja relatif terbatas, maka pinjaman
luar negeri yang sifatnya komersial maupun non komersial pun semakin meningkat.
Peran pemerintah ini dapat dimaklumi karena kemampuan swasta nasional dalam
pembangunan infrastruktur ekonomi masih sangat terbatas.
9
menderita kerugian penurunan pendapatan riil sebesar laju inflasi tersebut, yakni
Rp.50.000,00
10
bunga. Kaitannya dengan bank syari'ah yaitu dengan jalan menaikkan dan menurunkan
tingkat nisbah bagi hasil.
b. Operasi Pasar Terbuka.
Yaitu dengan jalan membeli dan menjual surat-surat berharga.
c. Kebijakan Persediaan Kas (cash ratio policy).
Yaitu kebijakan bank sentral untuk mempengaruhi peredaran uang dengan jalan
menaikkan dan menurunkan presentasi persediaan kas dari bank.
9. kebijaksanaan Fiskal
Kebijaksanaan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serrta
perpajakan yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total dan dengan
demikian akan mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan
permintaan total. Kebijakan fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah
serta kenaikan pajak akan dapat mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat
ditekan.
b) Kebijakan Upah.
Inflasi dapat diatasi dengan menurunkan pendapatan yang siap dibelanjakan
(disposable income) masyarakat.
c) Pengawasan Harga.
Kecenderungan dinaikkannya harga oleh pengusaha dapat diatasi dengan adanya
pengawasan harga pasar.
11
zat mata uang, sehingga berefek pada tindakan revolusioner yang mengubah seluruh zat
mata uang dari kertas ke logam mulia emas dan perak, melainkan dengan perbaikan
perilaku ekonomi manusia yang berada di sekitar mata uang tersebut.
Ciri kerusakan mata uang dînâr-dirham dan mata uang kertas adalah sama, yakni
sama-sama diakibatkan oleh perilaku ekonomi yang destruktif. Mata uang dînâr-
dirham pernah rusak karena penimbunan dan pemalsuan, sedangkan mata uang kertas
pernah rusak karena pembungaan dan spekulasi. Krisis moneter di akhir tahun sembilan
puluhan dan krisis global yang terjadi baru-baru ini, bersumber dari pembungaan dan
spekulasi tersebut.
Sedangkan menurut M. Hatta setidaknya ada tujuh kebijakan moneter Islam yang
dapat mengendalikan inflasi baik secara langsung maupun tidak langsung, yaitu: Dinar
dan dirham sebagai mata uang, hukum jual beli mata uang asing, hukum pertukaran
mata uang, hukum bunga, hukum pasar modal, hukum perbankan, hukum pertukaran
internasional, dan otoritas kebijakan moneter
12
termasuk pemerintah. Hal ini disebabkan karena sejumlah studi menunjukkan bahwa
bank sentral yang kurang independen -- salah satunya disebabkan intervensi pemerintah
yang bertujuan menggunakan kebijakan moneter untuk mendorong perekonomian --
akan mendorong tingkat inflasi yang lebih tinggi.
Bank sentral umumnya mengandalkan jumlah uang beredar dan/atau tingkat suku
bunga sebagai instrumen dalam mengendalikan harga. Selain itu, bank sentral juga
berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal ini
disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh
tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs). Saat ini pola inflation targeting banyak
diterapkan oleh bank sentral di seluruh dunia, termasuk oleh Bank Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun simpulan dari penjelasan mengenai Inflasi tersebut di atas adalah :
1. inflasi merupakan suatu gejala dimana banyak terjadi kenaikan harga barang yang
terjadi secara sengaja ataupun secara alami yang terjadi tidak hanya di suatu
tempat, melainkan diseluruh penjuru suatu negara bahkan dunia
2. Faktor-faktor Penyebab Timbulnya Inflasi yaitu: Jumlah uang beredar, defisit
anggaran belanja pemerintah
3. Efek yang ditimbulkan dari Inflasi yaitu: 1 Efek terhadap pendapatan (Equity
Effect), 2 Efek terhadap efisiensi (Efficiency Effect), 3 Efek terhadap
Output(Output Effect), 4 Inflasi dan Perkembanngan Ekonomi, 5 Inflasi dan
Kemakmuran masyarakat.
4. Cara mencegah Inflasi yaitu: Kebijakan moneter, kebijaksanaan fiskal,
kebijaksanaan yang berkaitan dengan Output, kebijaksanaan Penentuan Harga dan
Indexing, kebijakan lain, perbaikan prilaku masyarakat.
5. Cara mengatasi Inflasi
Untuk mengatasi terjadinya Inflasi, bisa dilakukan kebijakan uang ketat meliputi :
1. Peningkatan tingkat suku bunga.
2. Penjualan surat berharga.
3. Peningkatan cadangan Kas.
4. Pengetatan pemberian kredit.
5. Peranan Bank Sentral
13
bank sentral berkewajiban mengendalikan tingkat nilai tukar mata uang domestik. Hal
ini disebabkan karena nilai sebuah mata uang dapat bersifat internal (dicerminkan oleh
tingkat inflasi) maupun eksternal (kurs).
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dijelaskan, maka berikut adalah saran yang
dikemukakan:
1. Untuk menurunkan atau mempertahankan tingkat inflasi agar berada pada tingkat
yang telah di tetapkan oleh bank Indonesia, maka sebaiknya bank Indonesia selaku
pemegang otoritas tertinggi dalam kebijkan moneter, harus menjaga agar tingkat BI
rate berada pada tingkat yang tepat sesuai dengan tingkat inflasi yang terjadi, agar
jumlah uang beredar dimasyarakat tetap terjaga dan tidak menimbulkan inflasi.
2. Untuk mengatasi defisit anggaran yang dapat memicu timbulnya inflasi,
pemerintah seharus menjaga atau mengusahakan pengeluaran nya sesuai dengan
apa yang telah dianggarkan agar tidak melebihi pendapatan pemerintah, karena
apabila pengeluaran pemerintah seimbang dengan pendapatan pemerintah maka
tingkat inflasi dapat dipertahankan. Selanjutnya memprioritaskan pengeluaran
hanya pada bidang yang produktif sehingga diharapkan dapat meningkatkan
kapaitas output yang dapat memenuhi kenaikan permintaan agregat akibat dari
ouput tetap dan dapat menekan inflasi.
14
DAFTAR PUSTAKA
15