Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

INFLASI & PENGANGGURAN


Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi yang
diampu oleh:
Apip Alansori, S.E., M.Ak., CAPM

KELOMPOK:
RISKA PUTRI SABRINA 20210020 MUHAMMAD AMIN 20210033
SEFRI ANTONI PETRUS PAKPAHAN LIA AGUSTINA 20210013
20220011
AHMAD VAUJI 20210030
REFIKA WATI 20220010
AMELIA ROSA 20210031
DEVIKA HASIL PRILITA 20210006
AYU KRISTIANINGSIH 20220003
ELGA CHANTIKA SABILA 20220020
RIZKI PERMAI PUTERI 20220013

FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MALAHAYATI
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat dan karunianya, kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Inflasi dan Pengangguran” tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat guna memenuhi nilai tugas dalam mata kuliah Pengantar Ilmu Ekonomi.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.

Bandar Lampung, 10 Januari 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i


KATA PENGANTAR ............................................................................................................. ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................................................. 4
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................. 5
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 6
2.1 Pengertian Inflasi ............................................................................................................... 6
2.2 Penyebab Terjadinya Inflasi .............................................................................................. 6
2.3 Jenis-Jenis Inflasi .............................................................................................................. 7
2.4 Cara Mengatasi Inflasi ....................................................................................................... 8
2.5 Isu-Isu Terkait Inflasi ........................................................................................................ 9
2.6 Pengertian Pengangguran .................................................................................................. 10
2.7 Macam-Macam Pengangguran .......................................................................................... 12
2.8 Penyebab Pengangguran .................................................................................................... 14
2.9 Cara Mengatasi Dampak Pengangguran ........................................................................... 14
3.0 Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran ................................................... 14
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 18
3.1 Kesimpulan ........................................................................................................................ 18

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 19

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Inflasi adalah suatu kejadian dimana adanya kenaikan harga barang-barang secara umum dan berlangsung
terus menerus selama periode tertentu. Sedangkan definisi pengangguran adalah keadaan tanpa pekerjaan
yang dihadapi oleh golongan kerja, yang telah mencari pekerjaan tapi tidak memperolehnya. Inflasi dan
pengangguran merupakan masalah makroekonomi yang menjadi persoalan negara-negara di dunia,
termasuk Indonesia. Namun inflasi juga tidak selamanya buruk bagi pertumbuhan ekonomi, karena jika
tingkat inflasi itu kurang dari 10% justru itu mendorong pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah akan berusaha mengontrol inflasi dan pengangguran, namun upaya untuk mengontrol masalah
inflasi dan pengangguran ternyata memiliki sifat yang saling bertentangan. Pernyataan tersebut didukung
oleh adanya fenomena di mana pada suatu periode pertumbuhan berjalan dengan pesat sehingga masalah
pengangguran berkurang tetapi harus mengalami masalah inflasi, dan pada periode lain kegiatan ekonomi
mengalami perkembangan yang lambat sehingga memperburuk masalah pengangguran, hal tersebut
merupakan keadaan yang selalu berlaku di setiap negara.

Masalah Inflasi ini juga tidak selalu berkaitan dengan kenaikan harga barang dan jasa saja, inflasi juga
berkaitan dengan purchasing power atau daya beli masyarakat. Daya beli masyarakat ini sangat
bergantung pada upah. Inflasi tidak terlalu bermasalah jika kenaikan harga-harga barang dan jasa
dibarengi dengan kenaikan upah. Inflasi merupakan indikator pengukur baik buruknya masalah ekonomi
yang dihadapi suatu negara. Seperti yang dikatakan sebelumnya, jika inflasi yang tingkat inflasinya di
bawah 10% itu justru baik untuk pertumbuhan ekonomi dan sebaliknya tingkat inflasi yang terlalu tinggi
dapat menghambat pertumbuhan ekonomi suatu negara. Indonesia sendiri pernah mengalami
hyperinflation.

Pengangguran juga menjadi masalah ekonomi bagi negara-negara di dunia. Pertumbuhan tenaga kerja
yang besar dibadingkan dengan ketersediaan lapangan pekerjaan yang sedikit membuat tingkat

pengangguran yang tinggi. Masalah pengangguran ini penting untuk diatasi karena juga dapat
mengganggu stabilitas ekonomi suatu negara.

4
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu inflasi?
2. Penyebab terjadinya inflasi.
3. Apa saja jenis-jenis inflasi?
4. Bagaimana cara mengatasi inflasi?
5. Hyperinflation yang pernah dialami Indonesia.
6. Apa itu pengangguran?
7. Apa saja macam-macam pengangguran?
8. Penyebab adanya pengangguran.
9. Bagaimana cara mengatasi dampak pengangguran?
10. Bagaimana kebijakan yang diambil pemerintah dalam mengatasi pengangguran?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian inflasi.
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya inflasi.
3. Untuk mengetahui jenis-jenis inflasi.
4. Untuk mengetahui cara mengatasi inflasi.
5. Untuk mengetahui isu inflasi yang pernah dialami Indonesia.
6. Untuk mengetahui pengertian pengangguran.
7. Untuk mengetahui macam-macam pengangguran.
8. Untuk mengetahui penyebab terjadinya pengangguran
9. Untuk mengetahui cara mengatasi dampak pengangguran.
10. Untuk mengetahui kebijakan yang diambil pemerintah untuk mengatasi pengangguran.

5
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Inflasi


Inflasi adalah kenaikan harga barang-barang secara umum dan berlangsung terus-menerus
selama periode tertentu. Fenomena-fenomena inflasi itu bisa saja anda tau namun tidak sadar
bahwa hal tersebut adalah fenomena inflasi. Fenomena inflasi yang paling familiar ditemui
adalah misalnya pada tahun 1990an jumlah uang senilai Rp 1.000.000 itu sangat berharga dan
dapat digunkan untuk membeli banyak barang sedangkan pada saat ini di tahun 2021 uang
sejumlah Rp 1.000.000 itu pas-pasan. Hal tersebut adalah fenomena purchasing power yang
turun atau nilai daya beli turun disebabkan oleh nilai mata uang yang menurun.

Jika Inflasi adalah penurunan harga-harga barang pada periode waktu tertentu, maka harga apa
yang naik? Apakah harga seblak atau cilok? Jadi menurut data BPS ada 462 jenis barang dan jasa
yang dijadikan acuan untuk inflasi, tapi umumnya itu ada perumahan, BBM, dan bahan
makanan.

2.2 Penyebab Terjadinya Inflasi


Inflasi itu terjadi karena harga-harga barang naik, kenapa harga suatu barang dapat naik?
Penyebab terjadinya inflasi yang pertama adalah harga-harga barang dapat naik karena
permintaan suatu barang tersebut banyak maka akan terjadi kelangkaan. Kondisi dimana demand
lebih besar dari supply akan menyebabkan kelangkaan dan harga-harga akan naik.

Penyebab terjadinya inflasi yang kedua adalah jika harga faktor-faktor produksi itu naik maka
akan menyebabkan agregat supply menurun dan otomatis harga akan naik karena semakin
langka. Jadi kondisi dimana supply itu lebih sedikit dari demand akan menyebabkan terjadinya
inflasi. Inflasi juga dapat terjadi bila jumlah uang yang beredar dimasyarakat terlalu banyak.

6
2.3 Jenis-Jenis Inflasi
Jenis-Jenis inflasi ini dapat dilihat berdasarkan:

1. Penyebabnya
a. Demand Pull Inflation
Demand Pull Inflation adalah kondisi dimana demand lebih besar daripada supply.
Kelebihan permintaan yang tidak dapat dipenuhi ini akan menyebabkan kenaikan
harga-harga.
b. Cost Push Inflation
Cost Pull Inflation adalah kondisi dimana terjadinya kenaikan biaya faktor-faktor
produksi. Biaya produksi yang naik akan menyebabkan kenaikan harga-harga.
2. Sumber atau Asal
a. Domestic Inflation
Domestic Inflation terjadi biasanya diawali dengan adanya defisit dalam APBN. Jika
pemerintah memutuskan untuk membiayai APBN dengan melakukan pencetakan
uang baru, maka akan meningkatkan jumlah uang yang beredar. Peningkatan uang
yang beredar ini akan cenderung meningkatkan harga-harga kebutuhan. Akhirnya,
terjadi inflasi.
b. Imported Inflation
Imported Inflation terjadi karena naiknya harga-harga kebutuan di luar negeri atau di
negara-negara mitra dagang. Karena harga kebutuhan di luar negeri meningkat,
otomatis harga barang tersebut pada saat dijual kembali di Indonesia juga akan
menjadi tinggi harganya.
3. Nilai atau Besarannya
a. Creeping Inflation (Inflasi Ringan)
Inflasi ringan adalah inflasi yang kurang dari 10% dalam satu tahun.
b. Galloping Inflation (Inflasi Sedang)
Inflasi sedang adalah inflasi yang lajunya berkisar antara 10-30% per tahun.
c. High Inflation (Inflasi Berat)
Inflasi berat adalah inflasi yang lajunya berkisar mulai dari 30-100% per tahun.

7
d. Hyperinflation (Inflasi Sangat Berat)
Jenis Inflasi ini sangat dirasakan karena terjadi secara besar-besaran dan mencapai
lebih dari 100% per tahun.

2.4 Cara Mengatasi Inflasi


Inflasi tidak hanya beruhungan dengan jumlah barang yang tersedia dimasyarakat, tetapi juga
dapat berhubungan dengan jumlah uang yang beredar di masyarakat. Terdapat tiga kebijakan
yang dapat diambil untuk mengatasi masalah inflasi, yaitu:

1. Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter adalah segala kebijakan yang diambil pemerintah melalui bank sentral
untuk mengatur jumlah uang yang beredar di masyarakat dalam rangka menjaga
kestabilan ekonomi. Kebijakan moneter meliputi:
a) Kebijakan Penetapan Kas
Bank sentral dapat mengambil kebijakan untuk mengurangi jumlah uang yang
beredar dimasyarakat. Dengan mengurangi jumlah uang yang beredar
dimasyarakat, inflasi dapat ditekan.
b) Kebijakan Diskonto
Untuk mengatasi inflasi, bank sentral dapat menerapkan kebijkan diskonto dengan
cara meningkatkan nilai suku bunga. Tujuannya adalah agar masyarakat terdorong
untuk menabung. Dengan demikian diharapkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat dapat berkurang sehingga tingkat inflasi dapat ditekan.
c) Kebijkan Operasi Pasar Terbuka
Melalui kebijakan ini, bank sentral dapat mengurangi jumlah uang yang beredar
dengan cara menjual surat-surat berharga, misalnya Surat Utang Negara (SUN).
Semakin banyak jumlah surat berharga yang terjual, jumlah uang yang beredar
akan berkurang sehingga dapat mengurangi tingkat inflasi.
2. Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal adalah langkah untuk memengaruhi penerimaan dan pengeluaran
pemerintah. Kebijakan itu dapat memengaruhi tingkat inflasi. Kebijakan fiskal antara lain
sebagai berikut:

8
a) Menghemat Pengeluaran Pemerintah
Pemerintah dapat menekan inflasi dengan cara mengurangi pengeluaran, sehingga
permintaan akan barang dan jasa berkurang yang pada akhirnya dapat
menurunkan harga.
b) Menaikkan Pajak
Untuk menekan inflasi, pemerintah dapat menaikkan tarif pajak. Kenaikkan pajak
untuk rumah tangga dan perusahaan akan mengurangi tingkat konsumsi.
Pengurangan tingkat konsumsi ini dapat mengurangi permintaan barang dan jasa,
sehingga harga dapat turun.

3. Kebijkan Lainnya
Untuk memperbaiki dampak yang diakibatkan inflasi, pemerintah menerapkan kebijakan
moneter dan kebijkan fiskal. Tetapi selain dua kebijakan itu, pemerintah mempunyai cara
lain, yaitu sebagai berikut:
a) Meningkatkan Produksi dan Menambah Jumlah Barang di Pasar
Untuk menambah jumlah barang, pemerintah dapat mengeluarkan perintah untuk
meningkatkan produksi. Hal itu dapat ditempuh dengan memberi subsidi pada
perusahaan yang dapat memenuhi target tertentu.
b) Menetapkan Harga Maksimum untuk Beberapa Jenis Barang
Penetapan harga tersebut akan mengendalikan harga yang ada sehingga inflasi
dapat dikendalikan. Tetapi penetapan itu harus realistis.

2.5 Isu-Isu Terkait Inflasi


Indonesia pernah mengalami hyperinflation yang terjadi pada akhir masa Orde Lama di tahun
1963-1965 bahkan tingkat inflasi pada saat itu mencapai 600%, pada saat itu kondisi Indonesia
sangat carut-marut. Faktor ekonomi yang mendorong hyperinflation pada zaman itu adalah
tingkat ekspor yang menurun, pada saat itu juga Indonesia memiliki mega proyek yaitu
pembangunan monas dan GBK yang menguras habis uang di pemerintahan. Untuk membiayai
mega proyek ini pemerintah mencetak uang sangat banyak dan mengakibatkan inflasi karena
semakin banyak uang beredar di masyarakat maka nilai uang akan semakin tidak berharga dan
akan menurunkan nilai mata uang rupiah.

9
Kebijaka pemerintah yang diambil untuk mengatasi masalah inflasi saat itu adalah dengan
melakukan sanering (pemotongan nilai mata uang), yang dimaksud dengan memotong nilai mata
uang adalah misalnya uang Rp500 dipotong menjadi Rp50. Namun, kebijakan sanering yang
diambil saat itu tidak diikuti dengan penurunan harga dan alhasil kebijakan sanering ini tidak
berhasil mengatasi masalah inflasi.

Apakah inflasi selalu berdampak buruk bagi perekonomian?

Jawabannya tergantung pada tingkat inflasinya, jika laju inflasi berkisar antara 2-3% itu baik
bagi pertumbuhan ekonomi. Karena sudah dijelaskan bahwa salah satu penyebab inflasi adalah
kondisi demand lebih besar dari supply, dimana orang-orang ingin membeli dan jika kondisi
ingin membeli itu dapat terkontrol maka akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi.

Lain halnya jika laju inflasi terjadi lebih dari 10%, hal itu buruk bagi perekonomian karena akan
menurunkan pertumbuhan ekonomi yang artinya tingkat inflasi itu lebih besar dari pada tingkat
pertumbuhan ekonomi. Implikasinya akan menyebabakan ketidak pastian ekonomi, yang akan
membuat orang berfikir “kira-kira harga naik lagi gak ya?” hal tersebut akan menyebabkan panic
buying atau pembelian besar-besaran karena orang-orang khawatir harga akan naik. Panic buying
ini akan menyebabkan kenaikan harga-harga karena demand yang terlalu banyak sedangkan
supply tidak bisa memenuhi demand yang terlalu banyak tersebut, hal tersebut dinamakan
demand shock dan demand shock ini akan menyebabakan snowball effect.

2.6 Pengertian Pengangguran

Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi pengangguran. Nanga
(2005: 249) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di mana seseorang yang
tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan secara aktif tidak sedang
mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan pengangguran sebagai orang
yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari selama seminggu sebelum
pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan (BPS, 2001: 8).

10
Menurut Sukirno (2004: 28) pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam perekonomian
yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya International
Labor Organization (ILO) memberikan definisi pengangguran yaitu:

 Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja
yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta
sedang mencari pekerjaan.
 Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan
dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu secara terpaksa
bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih
bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001: 4).

Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan bahwa:

 Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan
lain.
 Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per
minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain
(BPS, 2000: 14).

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya disebabkan karena
jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja
yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam

perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat


akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.

11
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran
dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan pendapatan
menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang menyebabkan
menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang berkepanjangan juga
dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya. Tingkat
pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan dan
sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang
adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang
seperti Indonesia, dikenal istilah “pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang
semestinya bisa dilakukan dengan tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.

2.7 Macam-Macam Pengangguran

Macam-macam pengangguran dapat dibagi berdasarkan:

1. Berdasarkan Jam Kerja


Berdasarkan jam kerja, pengangguran dikelompokkan lagi menjadi 3 macam:
a) Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja
yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.
b) Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang tidak
bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.
c) Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang
sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha secara
maksimal.

2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya


Berdasarkan penyebab terjadinya, pengangguran dikelompokkan menjadi macam:
a) Pengangguran friksional (frictional unemployment)
Pengangguran friksional adalah pengangguran yang sifatnya sementara yang
disebabkan adanya kendala waktu, informasi dan kondisi geografis antara

12
pelamar kerja dengan pembuka lamaran pekerna penganggur yang mencari
lapangan pekerjaan tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditentukan
pembuka lapangan kerja. Semakin maju suatu perekonomian suatu daerah akan
meningkatkan kebutuhan akan sumber daya manusia yang memiliki kualitas yang
lebih baik dari sebelumnya. Contohnya: Perpindahan tenaga kerja dari sektor
pertanian ke sektor industri, untuk sementaramenganggur. Berhenti dari
pekerjaan yang lama, mencari pekerjaan yang baru yang lebih baik
b) Pengangguran konjungtural (cycle unemployment)
Pengangguran konjungtoral adalah pengangguran yang diakibatkan oleh
perubahan gelombang (naik-turunnya) kehidupan perekonomian/siklus ekonomi.
Contohnya: Di suatu perusahaan ketika sedang maju butuh tenaga kerja baru
untuk perluasan usaha. Sebaliknya ketika usahanya merugi terus maka akan
terjadi PHK (Pemutusan Hubungan Kerja) atau pemecatan.
c) Pengangguran struktural (structural unemployment)
Pengangguran struktural adalah pengangguran yang diakibatkan oleh perubahan
struktur ekonomi dan corak ekonomi dalam jangka panjang. Contohnya: Suatu
daerah yang tadinya agraris (pertanian) menjadi daerah industri, maka tenaga
bidang pertanian akan menganggur. Pengangguran struktural bisa diakibatkan
oleh beberapa kemungkinan, seperti: akibat permintaan berkurang, akibat
kemajuan dan penggunaan teknologi, akibat kebijakan pemerintah.
d) Pengangguran musiman (seasonal Unemployment)
Pengangguran musiman adalah keadaan menganggur karena adanya fluktuasi
kegiaan ekonomi jangka pendek yang menyebabkan seseorang harus nganggur.
Contohnya: pada musim panen, para petani bekerja dengan giat, sementara
sebelumnya banyak menganggur
e) Pengangguran teknologi
Pengangguran teknologi adalah pengangguran yang terjadi akibat perubahan atau
penggantian tenaga manusia menjadi tenaga mesin-mesin. Contoh, sebelum ada
penggilingan padi, orang yang berprofesi sebagai penumbuk padi bekerja, setelah
ada mesin penggilingan padi maka mereka tidak bekerja lagi.

13
2.8 Penyebab Pengangguran
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi
masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan
pendapatan masyarakatakan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan
masalah-masalah sosial lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah pengangguran


dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya


yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur dan
keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan
politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per kapita suatu negara.

2.9 Cara Mengatasi Pengangguran

Pengangguran dapat diatasi dengan cara:

a. Meningkatkan mutu pendidikan,


b. Meningkatkan latihan kerja untuk memenuhi kebutuhan keterampilan sesuai
tuntutanindustri modern.
c. Meningkatkan dan mendorong kewiraswastaan.
d. Mendorong terbukanya kesempatan usaha-usaha informal.
e. Meningkatkan pembangunan dengan sistem padat karya.
f. Membuka kesempatan kerja ke luar negeri.

3.0 Kebijakan Pemerintah Dalam Mengatasi Pengangguran


kondisi Indonesia masalah pengangguran harus dapat diatasi dengan berbagai upaya. Tiap-tiap
warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan sesuai
dengan UUD 45 pasal 27 ayat 2. Sebagai solusi pengangguran berbagai strategi dan kebijakan
dapat ditempuh, untuk itu diperlukan kebijakan yaitu:

14
A. Pemerintah memberikan bantuan wawasan, pengetahuan dan kemampuan jiwa
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan Menengah (UKM) berupa bimbingan teknis dan
manajemen memberikan bantuan modal lunak jangka panjang, perluasan pasar. Serta
pemberian fasilitas khusus agar dapat tumbuh secara mandiri dan andal bersaing di
bidangnya. Mendorong terbentuknya kelompok usaha bersama dan lingkungan usaha
yang menunjang dan mendorong terwujudnya pengusaha kecil dan menengah yang
mampu mengembangkan usaha, menguasai teknologi dan informasi pasar dan
peningkatan pola kemitraan UKM dengan BUMN, BUMD, BUMS dan pihak lainnya.
B. Segera melakukan pembenahan, pembangunan dan pengembangan kawasan-kawasan,
khususnya daerah yang tertinggal dan terpencil sebagai prioritas dengan membangun
fasilitas transportasi dan komunikasi. Ini akan membuka lapangan kerja bagi para
penganggur di berbagai jenis maupun tingkatan. Harapan akan berkembangnya potensi
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) baik potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia.
C. Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur. Seperti
PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun lembaga itu, setiap
penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan mendapat perhatian khusus.
Secara teknis dan rinci.
D. Segera menyederhanakan perizinan dan peningkatan keamanan karena terlalu banyak
jenis perizinan yang menghambat investasi baik Penanamaan Modal Asing maupun
Penanaman Modal Dalam Negeri. Hal itu perlu segera dibahas dan disederhanakan
sehingga merangsang pertumbuhan iklim investasi yang kondusif untuk menciptakan
lapangan kerja.
E. Mengembangkan sektor pariwisata dan kebudayaan Indonesia (khususnya daerah-daerah
yang belum tergali potensinya) dengan melakukan promosi-promosi keberbagai negara
untuk menarik para wisatawan asing, mengundang para investor untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan dan pengembangan kepariwisataan dan kebudayaan yang nantinya
akan banyak menyerap tenaga kerja daerah setempat.
F. Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan usaha
atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut maka
kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena pengadaan bahan

15
baku bisa dilakukan secara bersama-sama. Contoh, PT Krakatau Steel dapat bersinergi
dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
G. Dengan memperlambat laju pertumbuhan penduduk (meminimalisirkan menikah pada
usia dini) yang diharapkan dapat menekan laju pertumbuhan sisi angkatan kerja baru atau
melancarkan sistem transmigrasi dengan mengalokasikan penduduk padat ke daerah yang
jarang penduduk dengan difasilitasi sektor pertanian, perkebunan atau peternakan oleh
pemerintah.
H. Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu seleksi
secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri. Sebaiknya diupayakan tenaga-
tenaga terampil. Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah Pusat dan
Daerah.
I. Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional (Sisdiknas).
Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi. Karena sebagian besar para penganggur adalah para lulusan
perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
J. Segera mengembangkan potensi kelautan dan pertanian. Karena Indonesia mempunyai
letak geografis yang strategis yang sebagian besar berupa lautan dan pulau-pulau yang
sangat potensial sebagai negara maritim dan agraris. Potensi kelautan dan pertanian
Indonesia perlu dikelola secara baik dan profesional supaya dapat menciptakan lapangan
kerja yang produktif.

16
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Inflasi adalah sebuah keadaan perekonomian yang menunjukan adanya kecendrungan kenaikan
harga secara umum dan terus menerus dalam periode waktu tertentu. Inflasi dapat timbul karena
adanya tekanan dari sisi permintaan (demand pull inflation) dan dari sisi penawaran (cost puss
inflation). Inflasi juga tidak serta merta hanya disebabkan oleh faktor dalam negeri saja, inflasi
juga bisa diakibatkan dari faktor luar atau imported inflation. Dimana misalnya negara mitra
dagang kita mengalami inflasi dan menyebabkan kenaikan-kenaikan harga di negara tersebut
maka otomatis setelah barang tersebut di jual kembali di Indonesia harganya juga akan naik.
Inflasi juga tidak selalu berdampak buruk bagi perekonomian, jika laju inflasi kurang dari 10%
maka hal tersebut akan menimbulkan pertumbuhan ekonomi. Fenomena inflasi terjadi dimana
kondisi demand yang terlalu banyak sedangkan supply nya tidak mampu memenuhi demand
yang terlalu banyak tersebut. Kondisi tersebut dinamakan demand shock.

Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang
mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang
berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu
karena jumlah lapangan kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga
kompetensi pencari kerja tidak sesuai dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya
informasi pasar kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan
yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27 Ayat 2 UUD
1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi jadikan penanggulangan
pengangguran menjadi komitmen nasional. Ketidakmerataan pendapatan karyawan,
pertumbuhan ekonomi dan stabilitas politik juga sangat berpengaruh terhadap ketenagakerjaan di
Indonesia. Semua permasalahan hal diatas tampaknya sudah dipahami oleh pembuat kebijakan
(Decision Maker). Namun hal yang tampaknya kurang dipahami adalah bahwa masalah
ketenagakerjaan atau pengangguran bersifat multidimensi, sehingga juga memerlukan cara
pemecahan yang multidimensi pula.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://blog-ruangguru-com.cdn.ampproject.org/v/s/blog.ruangguru.com/jenis-inflasi?
amp_js_v=a6&amp_gsa=1&hs_amp=true&usqp=mq331AQHKAFQArABIA%3D
%3D#aoh=16102506352948&referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&amp_tf=From%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F
%2Fblog.ruangguru.com%2Fjenis-inflasi

https://www.bps.go.id/subject/3/inflasi.html#subjekViewTab2

https://www.jurnal.id/id/blog/mengatasi-inflasi-dengan-kebijakan-yang-tepat/#:~:text=Untuk
%20mengatasi%20inflasi%2C%20bank%20sentral,sehingga%20tingkat%20inflasi%20dapat
%20ditekan
https://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran/

18

Anda mungkin juga menyukai