DOSEN:
HERI KISWANTO S.E., M.M.
DISUSUN OLEH:
4. FERNANDO 20216120100037
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karania, serta taufik
dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah tentang pengangguran dan inflasi
dengan baik meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga saya berterima kasih pada
bapak Heri Kiswanto, S.E.M.M. selaku Dosen mata kuliah Pengantar Ekonomi Makro yang
telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai Pengantar Ekonomi Makro. Kami juga menyadari bahwa di
dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami
sangat berharap saran dan kritik yang membangun berasal dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
Demikian yang kami sampaikan. Semoga makalah yang kami buat ini dapat dipahami
dan berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya.
Kelompok 4
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Pengertian Pengangguran.............................................................................................5
2.1.1 Jenis-Jenis Pengangguran..........................................................................................5
2.1.2 Dampak Negatif Pengangguran.................................................................................8
2.1.3 Solusi Mengatasi Pengangguran................................................................................8
2.2 Pengertian Inflasi..........................................................................................................9
2.2.1 Penyebab Inflasi.........................................................................................................9
2.2.2 Jenis-Jenis Inflasi.....................................................................................................10
2.2.3 Dampak Dari Inflasi.................................................................................................11
2.2.4 Inflasi dan Perkembangan Ekonomi........................................................................12
BAB III PENUTUP..................................................................................................................14
3.1 KESIMPULAN...........................................................................................................14
3.2 SARAN.......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
Pengangguran merupakan salah satu masalah yang cukup fundamental dalam perekonomian suatu
negara, baik negara maju maupun negara berkembang khususnya negara berkembang seperti
Indonesia . Penyerapan tenaga kerja yang masih rendah menjadi permasalahan utama khususnya
di negara dengan jumlah penduduk yang tinggi
Dalam pembangunan ekonomi Indonesia kesempatan kerja masih menjadi masalah
utama. Hal ini timbul karena adanya kesenjangan atau ketimpangan dalam
mendapatkannya. Pokok dari permasalahan ini bermula dari kesenjangan antara
pertumbuhan jumlah angkatan kerja di satu pihak dan kemajuan berbagai sektor
perekonomian dalam menyerap tenaga kerja di pihak lain. Pertumbuhan ekonomi
memiliki peran penting dalam mengurangi jumlah pengangguran. Pertumbuhan ekonomi
yang tinggi akan berdampak pada penyerapan tenaga kerja yang artinya dapat
mengurangi jumlah pengangguran. Sebaliknya jika pertumbuhan ekonomi turun maka
pengangguran akan meningkat.
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengangguran adalah "kesempatan yang timpang yang terjadi antara angkatan kerja dan
kesempatan kerja sehingga sebagian angkatan kerja tidak dapat melakukan kegiatan
kerja". Pengangguran tidak hanya disebabkan karena kurangnya lowongan pekerjaan,
tetapi juga disebabkan oleh kurangnya keterampilan yang dimiliki oleh pencari kerja
Persyaratan-persyaratan yang dibutuhkan oleh dunia kerja, tidak dapat dipenuhi oleh
pencari kerja
Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) dalam indikator ketenagakerjaan, pengangguran
adalah penduduk yang tidak bekerja namun sedang mencari pekerjaan atau sedang
mempersiapkan suatu usaha baru atau penduduk yang tidak mencari pekerjaan karena
sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Menurut Sukirno (1994), pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang
termasuk dalam angkatan kerja ingin memperoleh pekerjaan akan tetapi belum
mendapatkannya. Seseorang yang tidak bekerja namun tidak secara aktif mencari
pekerjaan tidak tergolong sebagai pengangguran. Fator utama yang menyebabkan
terjadinya pengangguran adalah kurangnya pengeluaran agregat. Pengusaha
memproduksi barang dan jasa dengan maksud memperoleh keuntungan, akan tetapi
keuntungan tersebut akan diperoleh apabila pengusaha tersebut dapat menjual barang dan
jasa yang mereka produksi. Semakin besar permintaan, semakin besar pula barang dan
jasa yang mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan menambah
penggunaan tenaga kerja.
2) Penggangguran Siklikal
Perekonomian tidak selalu berkembang dengan teguh. Adakalanya permintaan
agregat lebih tinggi, dan ini mendorong pengusaha menaikkan produksi. Lebih
banyak pekerja baru digunakan dan pengangguran berkurang. Akan tetapi pada masa
lainnya permintaan agregat menurun dengan banyaknya. Misalnya, di negara-negara
produsen bahan mentah pertanian, penurunan ini mungkin disebabkan kemerosotan
harga-harga komoditas. Kemunduran ini menimbulkan efek kepada perusahaan-
perusahaan lain yang berhubungan, yang juga akan mengalami kemerosotan dalam
permintaan terhadap produksinya. Kemerosotan permintaan agregat ini
mengakibatkan perusahaan-perusahaan mengurangi pekerja atau menutup
perusahaanya, sehingga pengangguran akan bertambah. Pengangguran dengan wujud
tersebut dinamakan pengangguran siklikal.
3) Pengangguran Struktural
Tidak semua industri dan perusahaan dalam perekonomian akan terus berkembang
maju, sebagiannya akan mengalami kemunduran. Kemerosotan ini ditimbulkan oleh
salah satu atau beberapa faktor berikut:
Wujudnya barang baru yang lebih baik
Kemajuan teknologi mengurangi permintaan ke atas barang tersebut
Biaya pengeluaran sudah sangat tinggi dan tidak mampu bersaing,
Ekspor produksi industri itu sangat menurun oleh karena persaingan yang
lebih serius dari negara-negara lain.
Kemerosotan itu akan menyebabkan kegiatan produksi dalam industri tersebut
menurun, dan sebagian pekerja terpaksa diberhentikan dan menjadi penganggur.
Pengangguran yang wujud digolongkan sebagai pengangguran struktural. Dinamakan
demikian karena disebabkan oleh perubahan struktur kegiatan ekonomi.
4) Pengangguran Teknologi
Pengangguran dapat pula ditimbulkan oleh adanya penggantian tenaga manusia oleh
mesin-mesin dan bahan kimia. Racun ilalang dan rumput misalnya, telah mengurangi
penggunaan tenaga kerja untuk membersihkan perkebunan, sawah dan lahan pertanian
lain. Begitu juga mesin telah mengurangi kebutuhan tenaga kerja untuk membuat
lubang, memotong rumput, membersihkan kawasan, dan memungut hasil. Sedangkan
di pabrik- pabrik, ada kalanya robot telah menggantikan kerja-kerja manusia.
Pengangguran yang ditimbulkan oleh penggunaan mesin dan kemajuan teknologi
lainnya dinamakan pengangguran teknologi.
B. Penggangguran Berdasarkan Cirinya
Berdasarkan cirinya, Pengangguran dibagi menjadi empat kelompok (Sukirno, 1994):
1) Pengangguran Terbuka
Pengangguran ini tercipta sebagai akibat pertambahan lowongan pekerjaan yang lebih
rendah dari pertambahan tenaga kerja. Sebagai akibatnya dalam perekonomian
semakin banyak jumlah tenaga kerja yang tidak dapat memperoleh pekerjaan. Efek
dari keadaan ini di dalam suatu jangka masa yang cukup panjang mereka tidak
melakukan suatu pekerjaan. Jadi mereka menganggur secara nyata dan separuh waktu,
dan oleh karenanya dinamakan pengangguran terbuka. Pengangguran terbuka dapat
pula wujud sebagai akibat dari kegiatan ekonomi yang menurun, dari kemajuan
teknologi yang mengurangi penggunaan tenaga kerja, atau sebagai akibat dari
kemunduran perkembangan suatu industri.
2) Pengangguran Tersembunyi
Pengangguran ini terutama wujud di sektor pertanian atau jasa. Setiap kegiatan
ekonomi memerlukan tenaga kerja, dan jumlah tenaga kerja yang digunakan
tergantung pada banyak faktor, faktor yang perlu dipertimbangkan adalah besar
kecilnya perusahaan, jenis kegiatan perusahaan, mesin yang digunakan (apakah
intensif buruh atau intensif modal) dan tingkat produksi yang dicapai. Pada negara
berkembang seringkali didapati bahwa jumlah pekerja dalam suatu kegiatan ekonomi
adalah lebih banyak dari yang sebenarnya diperlukan supaya ia dapat menjalankan
kegiatannya dengan efisien. Kelebihan tenaga kerja yang digunakan digolongkan
dalam pengangguran tersembunyi. Contoh-contohnya ialah pelayan restoran yang
lebih banyak dari yang diperlukan dan keluarga petani dengan anggota keluarga yang
besar yang mengerjakan luas tanah yang sangat kecil.
3) Pengangguran Musiman
Pengangguran ini terutama terdapat di sektor pertanian dan perikanan. Pada musim
hujan penyadap karet dan nelayan tidak dapat melakukan pekerjaan mereka dan
terpaksa menganggur. Pada musim kemarau pula para petani tidak dapat mengerjakan
tanahnya. Disamping itu pada umumnya para petani tidak begitu aktif di antara waktu
sesudah menanam dan sesudah menuai. Apabila dalam masa tersebut para penyadap
karet, nelayan dan petani tidak melakukan pekerjaan lain maka mereka terpaksa
menganggur. Pengangguran seperti ini digolongkan sebagai pengangguran bermusim.
4) Setengah Menganggur
Pada negara-negara berkembang migrasi dari desa ke kota sangat pesat. Sebagai
akibatnya tidak semua orang yang pindah ke kota dapat memperoleh pekerjaan
dengan mudah. Sebagian terpaksa menjadi penganggur sepenuh waktu. Disamping itu
ada pula yang tidak menganggur, tetapi tidak pula bekerja sepenuh waktu, dan jam
kerja mereka adalah jauh lebih rendah dari yang normal. Mereka mungkin hanya
bekerja satu hingga dua hari seminggu, atau satu hingga empat jam sehari. Pekerja-
pekerja yang mempunyai masa kerja seperti yang dijelaskan ini digolongkan sebagai
setengah menganggur (underemployed). Dan jenis penganggurannya dinamakan
underemployment.
B. Berdasarkan sebabnya
Inflasi berdasarkan penyebab terbagi:
• Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan keseluruhan yang tinggi
di satu pihak, di pihak lain kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full
employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak
sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Dan bila hal ini berlangsung secara terus-
menerus akan mengakibatkan inflasi yang berkepanjangan. Oleh karena itu, untuk
mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan
tenaga kerja baru.
• Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena naiknya biaya produksi
(naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata
uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya
tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya). Akibat naiknya biaya
produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu: pertama, langsung
menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya
naik (karena tarik menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi
C. Bedasarkan asalnya
Berdasarkan asalnya inflasi dibagi menjadi dua, yaitu pertama
1. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya
defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran belanja negara
untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru. Selain itu harga-harga
naik dikarenakan musim paceklik (gagal panen), bencana alam yang berkepanjangan dan
sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri
Karena negara-negara yang menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang
tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga dan juga ongkos produksi relatif mahal,
sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya
di dalam negeri tentu saja bertambah mahal.
B. DAMPAK POSITIF
1. Masyarakat akan semakin selektif dalam mengkonsumsi, produksi akan diusahakan
seefisien mungkin dan konsumtifme dapat ditekan.
2. Inflasi yang berkepanjangan dapat menumbuhkan industri kecil dalam negeri menjadi
semakin dipercaya dan tangguh.
3. Tingkat pengangguran cenderung akan menurun karena masyarakat akan tergerak untuk
melakukan kegiatan produksi dengan cara mendirikan atau membuka usaha.
A) Kebijakan Moneter
Sasaran kebijakan moneter dicapai melalui pengaturan jumlah uang beredar. Bank Sentral
dapat mengatur uang giral melalui peralatan moneter yaitu :
(1) Pelaksanaan Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) dimana pengendalian
jumlah uang beredar oleh Bank Sentral dengan cara menjual atau membeli surat-surat
berharga. Untuk meningkatkan jumlah uang beredar, Bank Sentral menjual surat-surat
berharga. Sedangkan untuk menurunkan jumlah uang beredar, Bank Sentral membeli
surat-surat berharga
(2) Penetapan Tingkat Diskonto (Discount Rate Policy) yang merupakan tingkat bunga yang
ditetapkan Bank Sentral sebagai pinjaman yang diberikan kepada Bank Umum
(3) Penetapan Rasio Cadangan Wajib Minimum (Reserve Requirement) yaitu proporsi
cadangan minimum yang harus dipegang Bank umum atas simpanan masyarakat yang
dimiliki. Untuk menekan laju inflasi cadangan minimum ini dinaikkan sehingga jumlah
uang menjadi lebih kecil.
B) Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal menyangkut pengaturan tentang pengeluaran pemerintah serta perpajakan
yang secara langsung dapat mempengaruhi permintaan total 12 dan dengan demikian akan
mempengaruhi harga. Inflasi dapat dicegah melalui penurunan permintaan total. Kebijakan
fiskal yang berupa pengurangan pengeluaran pemerintah serta kenaikan pajak akan dapat
mengurangi permintaan total, sehingga inflasi dapat ditekan.
3.1 KESIMPULAN
3.2 SARAN
Tentunya kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik
dari tulisan maupun bahasan yang kami sajikan mengenai pengangguran dan inflasi. Oleh
karena itu, mohon diberikan sarannya agar kami
bisa membuat makalah lebih baik lagi. Dan semoga makalah ini bisa bermanfaat
bagi kita semua, dan menjadi wawasan kita dalam memahami teori permintaan dan
penawaran
DAFTAR PUSTAKA
https://eprints.umm.ac.id/35311/2/jiptummpp-gdl-vivynurjan-48009-2-babi.pdf
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/10415/F.%20BAB%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.google.com/url?sa=t&source=web&rct=j&url=https://osf.io/gwnb3/download
%23:~:text%3DDari%2520gambar%25201%2520diketahui%2520bahwa,negara%2520mengalami
%2520inflasi%2520yang
%2520rendah.&ved=2ahUKEwiIxK3z_Ib4AhUP6nMBHZxHCgoQFnoECAMQBg&usg=AOvVaw1QW
nSfJkApgTkuCnqZKNOf
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI._EKONOMI_DAN_KOPERASI/
196302211987032-NETI_BUDIWATI/
INFLASI_KAITANNYA_DENGAN_PENGANGGURAN_DAN_KESEMPATAN_KE
RJA.pdf
https://barki.uma.ac.id/2020/10/26/pengertian-inflasi-penyebab-jenis-dampak-dan-teori-inflasi/