Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH EKONOMI PERTANIAN

KEBIJAKAN PERTANIAN

DOSEN PENGAMPU: SISCA VAULINA, S.P, M.P.

DI SUSUN OLEH:

AHMAD NURFADIL : 224110183

LOUIS MIKAEL :224110151

SITI NUR JANNAH :224110152

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

2023
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 2

KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Allah Tuhan Yang Maha Esa, karena
kami dapat menyelesaikan Makalah ini. Makalah ini disusun untuk memenuhi
tugas Ekonimi Pertanian dengan judul “ Kebijakan Pertanian “

Selain itu tujuan dari penyusunan Makalah ini juga untuk menambah
wawasan tentang pengetahuan mempelajari tentang Kebijakan di Bidang
Pertanian. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada ibu Sisca
Vaulina,Sp.,Mp selaku dosen pengampu matakuliah Ekonomi Pertanian yang
telah membimbing saya agar dapat menyelesaikan makalah ini.

Akhirnya, saya menyadari bahwa Makalah ini sangat jauh dari


kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menerima
kritik dan saran agar penyusunan Makalah selanjutnya menjadi lebih baik. Untuk
itu saya mengucapkan banyak terima kasih dan semoga karya tulis ini bermanfaat
bagi para pembaca..

Pekanbaru,Juni 2023

Penulis

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 3

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI.......................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................4
1.3 Tujuan.................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN....................................................................................................5
2.1 Gambaran Umum Kebijakan Pertanian.........................................................5
2.2 Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani..................................7
2.3 Kebijakan Pertanian Era Informasi...............................................................11
BAB III PENUTUP..........................................................................................................11
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................11

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 4

BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG

Pertanian di Indonesia merupakan sektor terbesar dalam menyerap tenaga


kerja, namun sektor pertanian belum cukup mampu menjadikan petani itu
sendiri sejahtera, mengingat sebagian besar petani di Indonesia bersifat subsisten
yang hanya mencukupi keluarganya saja belum dapat berkembang.
Ironisnya lagi perkembangan fungsi dan peran sektor ini tidak berdampak
nyata terhadap mayoritas masyarakat yang bergantung didalamnya. Kondisi ini
berjalan sedemikian rupa, sehingga tanpa terasa telah terjadi ketimpangan yang
cukup mencolok yang menimbulkan masalah baru dalam proses pembangunan
nasional.
Di samping kepincangan ekonomi, yang paling meresahkan saat ini adalah
lambannya pertumbuhan atau peningkatan produktivitas komoditas-komoditas
unggulan baik nasional, regional maupun daerah. Kelambanan tidak hanya
dalam peningkatan kuantiitas produksi saja tetapi juga dalam peningkatan
kualitas dan kontinuitas. Ketiga hal ini merupakan faktor kunci untuk dapat
bersaing dalam pasar global. Saat ini, jangankan untuk bersaing di pasar global,
untuk memenuhi kebutuhan nasional saja negara kita masih tertatih-tatih,
sehingga dijadikan sebagai pasar yang sangat empuk dan potensial bagi negara-
negara maju.
I.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana gambaran umum kebijakan pertanian ?
2. Kebijakan apa yang mampu mensejahterakan petani ?
I.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui gambaran umum kebijakan pertanian.
2. Untuk mengetahui kebijakan apa saja yang mampu mensejahterakan.

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 5

BAB II PEMBAHASAN
II.1 Gambaran Umum Kebijakan Pertanian
Kebijakan pertanian menjelaskan serangkaian hukum terkait pertanian
domestik dan impor hasil pertanian. Pemerintah pada umumnya
mengimplementasikan kebijakan pertanian dengan tujuan untuk mencapai
tujuan tertentu di dalam pasar produk pertanian domestik. Tujuan tersebut bisa
mdibatkan jaminan tingkat suplai, kestabilan harga, kualitas produk, seleksi
produk, penggunaan lahan, hingga tenaga kerja.

Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan


akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun
tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian,
mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi
produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani
rneningkat. Untuk mencapai tujuan-tujuan ini, pemerintah baik di pusat maupun
di daerah mengeluarkan peraturan-peraruran tertentu; ada yang berbentuk
Undang-undang, Peraturan-peraturan Pemerintah, Kepres, Kepmen, keputusan
Gubernur dan lainlain. Peraturan ini dapat dibagi menjadi dua kebijakan-
kebijakan yang b-ersifat pengatur (regulating policies) dan pembagian
pendapatan yang lebih adil merata (distributive policies). Kebijakan yang bersifat
pengaturan misalnya peraturan rayoneering dalam perdagangan/distribusi
pupuk sedangkan contoh peraruran yang sifatnya mengatur pembagian
pendapatan adalah penentuan harga kopra minimum yang berlaku sejak tahun
1969 di daerah-daerah kopra di Sulawesi.

Campur tangan pemerintah inilah disebut sebagai "politik pertanian"


(agricultural policy) atau "kebijakan pertanian". Campur tangan pemerintah ini
diperlukan untuk memutus rantai lingkaran kemiskinan yang tak berujung
pangkal, merupakan gambaran hubungan keterkaitan timbal-balik dari beberapa
karakteristik negara berkembang (seperti Indonesia) berupa sumber daya yang
ada belum dikelola sebagaimana mestinya, mata pencaharian penduduk yang
mayoritas pertanian berlngsung dalam kondisi yang kurang produktif, adanya
dualisme ekonomi ekonomi antara sektor modern yang mengikuti ekonomi
pasar dan sektor tradisional yang mengikuti ekonomi subsistem, serta tingkat

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 6

pertumbuhan yang tinggi dengan kualitas sumber daya manusianya yang masih
relative rendah.

Politik pertanian pada dasarnya adalah bagaimana melindungi petani dari


ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya). Politik tersebut
sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada dasarnya
dapat diimplementasikan melalui berbagai strategi pengelolaan pasar sebagai
upaya menjamin kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko, kebijakan
harga input pertanian, kebijakan penyediaan lahan pertanian, permodalan,
pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan penanganan dampak bencana
alam.

Menurut penjelasan ini, politik pertanian merupakan sikap dan tindakan


pemerintah atau kebijaksanaan pemerintah dalam kehidupan pertanian.
Kebijaksanaan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang, dan
akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu, seperti
memajukan pertanian, mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif,
produksi dan efesien produksi naik, tingkat hidup petani lebih tinggi, dan
kesejahteraan menjadi merata. Pendapat yang sama juga dikemukakan oleh
Sarma (1985). Selanjutnya dikemukakan bahwa tujuan umum politik pertanian
di Indonesia adalah untuk memajukan sektor pertanian, yang dalam pengertian
lebih lanjut meliputi:

1. Peningkatan produktivitas dan efesiensi sektor pertanian.


2. Peningkatan produksi pertanian.
3. Peningkatan taraf hidup dan kesejahteraan petani, serta pemerataan
tingkat pendapatan.

Ruang lingkup politik pertanian meliputi:

1. Kebijakan produksi (production policy).


2. Kebijakan subsidi (subsidy policy).
3. Kebijakan investasi (investment policy).
4. Kebijakan harga (price policy).
5. Kebijakan pemasaran (marketing policy).
6. Kebijakan konsumsi (consumption policy)

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 7

II.2 Kebijakan Pertanian Untuk Mensejahterakan Petani


Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan petani, mengingat petani
di Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah lagi keadaan pertanian
yang tidak stabil sehingga perlunya kebijakan pertanian diantaranya adalah:
 Kebijakan Pertanian dalam Bidang Lahan
Konversi lahan sangat sulit dihindari karena faktor faktor
ekonomi yang tercermin dari rendahnya land rent lahan untuk pertanian
dibandingkan dengan kegiatan sektor lain . rasio land rent adalah 1:500
untuk kawasan industri dan 1:600 untuk kawasan perumahan (Nasoetion
dan Winoto).
Di jaman sekarang ini terlalu banyak orang yang memikirkan
kepentingan pribadi dibanding dengan kepentingan bersama , seperti hal
nya mereka yang seenaknya mengambil lahan pertanian yang
menggantinya dengan tempat tempat industri dan perumahan . padahal
secara tidak langsung dengan cara seperti itu mereka akan perlahan
merusak alam .
Dengan banyaknya alih fungsi lahan ini menyebabkan
merosotnya ketahanan pangan di Indonesia, sehingga Indonesia
mengimpor bahan pangan untuk mencukupi kebutuhan pangan di dalam
negeri. Hal tersebut menyebabkan petani dalam negeri semakin terjepit,
selain itu Indonesia lebih banyak mengimpor daripada mengekspor
dalam segi pangan. Sehingga menyebabkan devisa negara menjadi
menurun, maka dari itu kebijakan pertanian di bidang lahan pertanian
sangat penting adanya. 16 Kebijakan pertanian yang dapat dilakukan
yakni:
1. Kebijakan untuk mengatur alih fungsi lahan yang sembarangan
dengan bebasnya mengalih fungsikan dari lahan pertanian ke sektor
lain seperti ke sektor industri, pariwisata maupun perumahan.
2. Kebijakan untuk menghapuskan pajak lahan bagi sektor pertanian.
Kebijakan ini tentu sangat efektif untuk mengatasi alih fungsi lahan
yang dilakukan petani pada zaman sekarang, yang menyebabkan
berhektar-hektar lahan pertanian beralih kesektor lain sehingga
negara sangat banyak kehilangan sektor pertanian.
3. Kebijakan untuk melindungi lahan pertanian serta memberikan
penghargaan bagi petani yang mampu mempertahankan lahan
mereka. Mengingat 17 banyaknya alih fungsi lahan membuat lahan
pertanian setiap tahunnya menyempit yang menyebabkan tidak
mencukupinya kebutuhan pangan serta petani di Indonesia tetap
miskin. Kebijakan ini dibuat untuk tidak adanya alih fungsi lahan
lagi dan petani tidak akan beralih ke profesi lainnya. Dengan
diberikan penghargaan, tentu petani akan merasa dihormati sehingga
akan meningkatkan produktivitasnya.
 Kebijakan Pertanian di Bidang Perangkatan
Tujuan kebijakan perangkutan adalah untuk memperlancar
usahatani para petani dan mampu memberikan input yang murah bagi
petani karena biaya angkut yang murah. Pentingnya perangkutan adalah

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 8

bahwa produksi pertanian harus tersebar meluas, sehingga diperlukan


jaringan perangkutan yang menyebar luas, untuk membawa sarana dan
alat produksi ke tiap usaha tani dan membawa hasil usaha tani ke
pasaran konsumen baik di kota besar dan/atau kota kecil.
Selanjutnya, perangkutan haruslah diusahakan semurah
mungkin. Bagi petani, harga suatu input seperti pupuk adalah harga
pabrik ditambah biaya angkut ke usaha taninya. Uang yang diterimanya
dari penjualan hasil pertanian adalah harga di pasar pusat dikurangi
dengan biaya angkut hasil pertanian tersebut dari usaha tani ke pasar.
Jika biaya angkut terlalu tinggi, maka pupuk akan menjadi terlalu mahal
bagi petani dan uang yang diterimanya dari penjualan hasil pertanian
tersebut akan menjadi terlalu sedikit. Sebaliknya, jika biaya angkut
rendah, maka uang yang diterima oleh petani akan menjadi tinggi.
Berbagai sarana perangkutan dan jarak jauh bersama-sama haras
membentuk sistem perangkuan yang merupakan satu kesatuan yang
harmonis. Tidak hanya 18 jalan raya yang diaspal, jalan setapak, jalan
tanah, saluran air, jalan raya, sungai dan jalan kereta api semuanya ikut
memperlancar perangkutan.
 Kebijakan Pertanian di Bidang Informasi dan Teknologi
Pembangunan pertanian haras diarahkan pada terciptanya tenaga
petani yang terampil dalam mengelola usaha taninya. Juga terbentuknya
masyarakat petani yang maju, bersemangat profesional sehingga mampu
menghadapi tantangan dan permasalahan dalam melaksanakan usaha
taninya.
Langkah yang menyebabkan pertanian di Jepang jauh
meninggalkan Indonesia dalam jangka waktu yang sama adalah
produktivitas pekerja. Yang utama dalam produktivitas pekerja (petani)
Jepang adalah terjadinya perbaikan yang esensial dalam praktik
pertanian Jepang sesuai dengan produksi kecil yang efisien. Selain itu di
Jepang produktivitas pekerja (petani) bukan hanya diperhitungkan per ha
sawah, tetapi penggunaan tenaga kerja dimanfaatkan seefisien mungkin
dengan menggunakan perhitungan yang baik. 19.
Sehingga perlunya kebijakan dibidang informasi dan teknologi
kepada petani, untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan
petani. Misalnya tiap bulan atau pertahun diadakan sosialisasi kedesa-
desa dengan memperkenalkan teknologi dan inovasi baru. Sehingga akan
meningkatkan pengetahuan dan keterampilan petani itu sendiri.
 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Kapasitas Meningkatkan Kapasitas
dan Memberdayakan SDM serta kelembagaan Usaha di Bidang
Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
Salah satu permasalahan yang mendasar dalam memajukan usaha
pertanian di tanah air adalah masih lemahnya kemampuan sumber daya
manusia dan kelembagaan usaha dalam hal penanganan pasca panen,
pengolahan dan pemasaran hasil.
Hal tersebut disebabkan oleh karena pembinaan SDM pertanian
selama ini lebih difokuskan kepada upaya peningkatan produksi

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 9

(budidaya) pertanian, sedangkan produktivitas dan daya saing usaha


agribisnis sangat ditentukan oleh kemampuan pelaku usaha yang
bersangkutan dalam mengelola produk yang dihasilkan (pasca panen
dan pengolahan hasil) serta pemasarannya. Adapun beberapa kebijakan
operasional terkait dengan strategi tersebut adalah:
1. Meningkatkan penyuluhan, pendampingan, pendidikan dan
pelatihan di bidang pasca panen, pengolahan serta pemasaran
hasil pertanian.
2. Mengembangkan kelembagaan usaha pelayanan pascapanen,
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian yang langsung
dikelola oleh petani/kelompok tani.
 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Inovasi Dan Diseminasi Teknologi
Pasca Panen Dan Pengolahan
Salah satu dampak yang signifikan dari kebijakan yang menitik
beratkan kepada usaha produksi (budidaya) selama ini adalah kurang
memadainya upaya-upaya inovasi teknologi pasca panen dan
pengolahan serta diseminasinya.
Dalam hubungan tersebut, beberapa kebijakan yang akan
dilaksanakan adalah:
1. Melakukan kerjasama dan koordinasi dengan sumber-sumber
inovasi teknologi seperti lembaga riset, Perguruan Tinggi dan
bengkel-bengkel swasta dalam rangka pengembangan dan
diseminasi teknologi tepat guna.
2. Mengembangkan bengkel alsin pascapanen dan pengolahan hasil.
3. Mengembangkan sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan)
terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat.
4. Mengembangkan sistem sertifikasi dan apresiasi (penghargaan)
terhadap inovasi teknologi yang dilakukan oleh masyarakat.
5. Memberikan penghargaan dengan kriteria mutu, rasa, skala
usaha, tampilan terhadap produk olahan yang dihasilkan oleh
para pelaku usaha.
 Kebijakan Pertanian Efesiensi Usaha Pasca Panen, Pengolahan Dan
Pemasaran Hasil
Kunci terpenting dalam rangka meningkatkan daya saing produk
pertanian baik produk segar maupun olahan hasil pertanian adalah mutu
produk yang baik dan efisiensi dalam proses produksi maupun pada
tahap pemasarannya. Mutu produk dan efisiensi akan berpengaruh
langsung terhadap harga dari setiap produk bersangkutan. Kebijakan
dalam rangka meningkatkan mutu dan efisiensi produksi dan pemasaran
hasil pertanian di antaranya adalah:
1. Revitalisasi teknologi dan sarana/ prasarana usaha pasca panen
pengolahan dan pemasaran hasil pertanian.
2. Mengembangkan produksi sesuai potensi pasar.
3. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP,
GHP dan GMP.

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 10

4. Menerapkan sistem jaminan mutu, termasuk penerapan GAP,


GHP dan GMP.
5. Mengupayakan sistem dan proses distribusi yang efisien.
6. Memfasilitasi pengembangan kewirausahaan dan kemitraan
usaha pada bidang pemasaran hasil pertanian.

 Kebijakan Pertanian Meningkatkan Pangsa Pasar Baik Di Pasar Domestik


Maupun Internasional
Pasar merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha
agribisnis; oleh karena itu maka pengembangan pemasaran haras selalu
dilakukan sejalan dengan pengembangan usaha produksi.
Seperti usaha industri pada umumnya, sistem usaha produksi
pertanian atau agribisnis dimulai dengan salah satu kegiatan pemasaran
yaitu Riset Pasar. Dari 25 kegiatan riset pasar dihasilkan informasi pasar
yaitu antara lain berapa potensi pasar dan harga.
Sub sistem selanjutnya adalah perencanaan produksi, termasuk
penentuan desain produk, volume dan waktu. Dalam sistem budidaya
pertanian, perencanaan tersebut lazim disebut sebagai penentuan pola
tanam atau penentuan luas tanam untuk tanaman semusim.
Hal tersebut perlu dilakukan dalam rangka menjaga stabilitas
harga produk yang bersangkutan tetap berada pada tingkat harga yang
wajar berdasarkan keseimbangan kebutuhan dan pasokan atas produk
yang bersangkutan. Sub sistem selanjutnya adalah kegiatan pemasaran
yang meliputi: promosi, penjualan dan diakhiri dengan distribusi
(delivery). Dalam hubungan tersebut maka beberapa kebijakan dalam
pengembangan pasar ialah:
1. Mengembangkan kegiatan riset pasar.
2. Meningkatkan pelayanan informasi pasar.
3. Meningkatkan promosi dan diplomasi pertanian.
4. Mengembangkan infrastruktur dan sistem pemasaran yang efektif
dan adil.
5. Rasionalisasi impor produk pertanian.
6. Memfasilitasi pengembangan investasi dalam pengembangan
infrastruktur pemasaran.
II.3 Kebijakan Pertanian Era Informasi
Reorientasi kebijakan pertanian perlu di lakukan dengan melakukan
kebijakan pertanian khususnya pertanian pangan masih tetap diperlukan dalam
kala yang lebih terbatas. Yang berarti sasaran (misalnya petani garam,petani
miskin dan penduduk miskin), dan tidak lagi di kaitkan dengan struktur gaji
kepegawaian. Kebijakan stabilitas harga melibatkan keelastisan fungsi penawar
lebih kecil dibandingkan dengan fungsi permintaan. Ini berarti bahwa beban
yang harus dipikul oleh produsen lebih besar. dibandingkan dengan beban yang
harus ditanggung oleh konsumen (penduduk perkotaan). Ini berarti bahwa
kebijakan stabilitas harga yang dilakukan lebih diarahkan kepada perlindungan
produsen pertanian (petani padi) dengan menggunakan kebijakan tidak
langsung untuk menstabilkan harga dibandingkan dengan beban yang harus

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 11

ditanggung oleh konsumen (penduduk perkotaan). Ini berarti bahwa kebijakan


stabilitas harga yang dilakukan lebih diarahkan kepada perlindungan produsen
pertanian (petani padi) dengan menggunakan kebijakan tidak langsung untuk
menstabilkan harga.
Pengaruh kebijakan makroekonomi terhadap pertanian pangan dan
pertanian secara keseluruhan tidak dapat dihindari. Kebijakan makro-ekonomi
yang akan dilakukan perlu memperhitungkan pengaruh kebijakan tersebut
terhadap pertanian. Terlebih lagi paa era informasi, kebijakan makro-ekonomi
(kebijakan tidak langsung terhadap pertanian) lebih
dioptimalkankarenaproteksitarifdan kuota semakin ditiadakan. Kebijakan tidak
langsung ini memberikan kelebihan keuntungan kepada eksportirdanprodusen
pangan dibandingkan untuk kebuluhan dalam negeri (home goods). Bukti
empiris menunjukkan bahwa proteksi tarif memberikan dampak paling
burukkepada produsen pertaniandibandingkan kebijakan overvalued exchange,
subsidi ekspor nonpertanian, dan pajak ekspor pertanian itu sendiri.

BAB III PENUTUP


III.1 KESIMPULAN
Kebijakan pertanian adalah serangkaian tindakan yang telah, sedang dan
akan dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Adapun
tujuan umum kebijakan pertanian kita adalah memajukan pertanian,
mengusahakan agar pertanian menjadi lebih produktif, produksi dan efisiensi
produksi naik dan akibatnya tingkat penghidupan dan kesejahteraan petani
meningkat. Politik pertanian pada dasarnya adalah bagaimana melindungi
petani dari ketidakadilan pasar (input, lahan, modal, output, dan lainnya).

KEBIJAKAN PERTANIAN
MAKALAH EKONOMI PERTANIAN 12

Politik tersebut sebagai bagian penting untuk memberdayakan petani, yang pada
dasarnya dapat diimplementasikan melalui berbagai strategi pengelolaan pasar
sebagai upaya menjamin kesejahteraan petani dari ketidakadilan dan resiko,
kebijakan harga input pertanian, kebijakan penyediaan lahan pertanian,
permodalan, pengendalian hama dan penyakit, dan kebijakan penanganan
dampak bencana alam. Kebijakan pertanian dibuat untuk mensejahterakan
petani, mengingat petani di Indonesia taraf hidupnya belum sejahtera ditambah
lagi keadaan pertanian yang tidak stabil sehingga perlunya kebijakan pertanian
diantaranya adalah: Kebijakan dibidang lahan, perangkutan, teknologi dan
invormasi, dan usaha pasca panen dan pemasaran.

REFERENSI

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/
ab905ce67abe25f352f411e8f5839997.pdf Di akses pada 21 Juni 2023

https://journal.uii.ac.id/JEP/article/download/4274/5860 Di akses pada


22 Juni 2023

KEBIJAKAN PERTANIAN

Anda mungkin juga menyukai