Disusun Guna Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Politik Kebijakan Pertanian
Disusun Oleh :
FAKULTAS PERTANIAN
SEMARANG
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha kuasa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan
hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah tentang konsep kebijakan
dasar Pembangunan pertanian dengan tepat waktu. Makalah ini disusun guna
memenuhi tugas mata kuliah politik kebijakan pertanian.
Selain itu, penulis juga berharap agar makalah ini dapat menambah wawasan
bagi pembaca tentang politik kebijakan pertanian. Tugas yang telah diberikan ini
dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang ditekuni penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih pada semua pihak yang telah membantu
proses penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan
makalah tentang Kerjasama Ekonomi Internasional.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul................................................................................................i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1.Latar Belakang......................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................2
1.3.Tujuan .................................................................................................. 2
1.4.Manfaat ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................3
2.1............................................................................................................... Kons
ep Kebijakan Pertanian......................................................................... 3
2.2............................................................................................................... Kebij
akan Pembangunan pertanian .............................................................. 12
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1.3. Tujuan
Makalah ini memiliki beberapa tujuan diantaranya sebagai berikut:
1. Mahasiswa dapat mengetahui konsep kebijakan pertanian
2. Mahasiswa dapat mengetahui kebijakan dasar Pembangunan pertanian.
1.4. Manfaat
Manfaat dari pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi pembaca adalah untuk menambah wawasan tentang kebijakan
pertanian.
2. Manfaat bagi petani adalah untuk mengetahui apa saja kebijakan yang mampu
mensejahterakan petani.
BAB II
PEMBAHASAN
Ada empat komponen utama dari konsep kebijakan pertanian, yaitu: tujuan
(objectives), kendala (constraints), kebijakan (policies), dan strategi (strategies).
Objectives adalah tujuan yang diharapkan akan dicapai oleh sebuah kebijakan
yang dibuat oleh para pembuat kebijakan. Constraints (kendala) adalah suatu
keadaan yang membuat apa yang bisa dicapai menjadi terbatas. Kebijakan
(policies) terdiri atas berbagai embanguna yang bisa digunakan pemerintah
untuk merubah outcome pertanian. Sebuah kebijakan yang efektif akan merubah
perilaku produsen, pedagang, dan konsumen dan menciptakan outcome baru dari
sebuah perekonomian. Strategi (strategies) adalah seperangkat instrumen
kebijakan yang digunakan oleh pemerintah untuk mencapai objective yang telah
ditetapkan. Setiap strategi dilaksanakan melalui penerapan berbagai kebijakan
yang terkordinasi dengan baik. Strategi para pengambil kebijakan terdiri atas
seperangkat kebijakan yang dimaksudkan untuk meningkatkan outcome ekonomi
(yang telah ditetapkan oleh para pengambil kebijakan).
3
4
kurang dari 0,5 hektar) semakin hari semakin bertambah dengan laju
pertambahan 2,2 persen per tahun (BPS, 2008). Dampak dari ketimpangan
pertanian ini adalah berpindahnya tenaga kerja dari pertanian ke industry.
b. Permintaan dan konsumsi Permintaan dan konsumsi dibatasi oleh jumlah
penduduk, pendapatan, selera, dan harga output. Parameter ini merupakan
komponen dari fungsi permintaan sehingga membatasi kemampuan
perekonomian dalam mengkonsumsi produk-produk pertanian. Pertambahan
penduduk merupakan faktor yang sangat dominan terhadap perubahan
permintaan dan penawaran. Semakin banyaknya jumlah penduduk akan
mengakibatkan meningkatnya permintaan dan konsumsi terhadap komoditas
tertentu. Contoh, permintaan terhadap komoditas beras terus meningkat seiring
dengan penambahan jumlah penduduk.
c. Harga komoditas yang diperdagangkan baik input maupun output, menentukan
dan membatasi peluang untuk mengimpor dalam rangka meningkatkan supply
domestik dan mengekspor dalam rangka memperluas pasar bagi produk
domestik. Konsep harga dasar gabah yang tidak bisa dipertahankan lagi karena
membutuhkan perangkat, baik dukungan dana maupun kebijakan lain, akhirnya
harus menyerah pada sistem perdagangan dunia itu. Setidaknya harus dicari
bentuk perlindungan harga baru lagi yang tidak membebani anggaran.
Ketiga parameter ekonomi ini menentukan pasar bagi sebuah komoditas
pertanian dan merupakan kekuatan utama dalam mempengaruhi terbentuknya
harga serta alokasi sumberdaya. Kendala-kendala ekonomi ini bisa mengarah
kepada terjadinya trade-offs dalam pembuatan kebijakan. Selain kendala dari sisi
ekonomi, secara runtut Iskandar Andi Nuhung (2003) merinci masalah-masalah
embangunan pertanian sebagai berikut :
1. Masalah Teknologi yang belum berkembangnya secara baik khususnya
teknologi dibidang pertanian sehingga produktifitas pertanian sangat rendah.
Diperkirakan kehilangan pendapatan dari rendahnya produktifitas pertanian
mencapai Rp 200 trilyun/tahun, belum termasuk perikanan dan kehutanan.
2. Masalah Kelembagaan pendukung pembangunan pertanian seperti
kelembagaan pasar, kelembagaan keuangan, kelembagaan komoditas, belum
7
dapat secara baik diakses oleh para petani. Secara komprehensif, titik lemah
kelembagaan dimulai dari penyediaan pupuk, pembelian gabah dan penerapan
harga pembelian pemerintah (HPP), distribusi beras, maupun pengelolaan
agribisnis.
3. Masalah Pemasaran ditingkat ’grass root’ pemasaran hasil yang dirasa masih
sangat sulit bagi petani, sehingga mereka sangat tergantung pada tengkulak-
tengkulak yang tentu saja akan membeli hasil pertanian dengan harga yang
rendah. Kesulitan dalam pemasaran tersebut disebabkan karena kurangnya
infrastruktur jalan yang memadai untuk mendukung perjalanan pemasaran hasil
dari produsen ke konsumen akibatnya memasarkan produksinya petani harus
mengeluarkan biaya transport yang cukup tinggi. Pasar ekspor ada
kecenderungan yang surplus perdagangan hasil pertanian terus turun, baik
karena pengaruh volume ekspor/impor maupun karena pengaruh harga.
4. Masalah Informasi, bagi petani, informasi cuaca dan iklim sangat membantu
karena tanaman sangat peka terhadap perubahan cuaca dan iklim. Thailand
begitu ada informasi kekeringan tahun ini, pemerintah setempat telah meminta
petani agar tidak memaksakan menanam padi selama musim itu. Italia,
informasi cuaca harian sangat cepat bahkan dikirim lewat radio sehingga petani
bisa mengantisipasi kerusakan terhadap tanaman. Daerah Kalimantan Timur
yang beriklim tropika humida, dengan perbedaan yang tidak begitu tegas antara
musim kemarau dan musim hujan sehingga pemerintah setempat khususnya
Dinas Pertanian cukup kesulitan untuk menentukan waktu awal musim tanam.
Ada dua hal yang paling penting selain hal klasik human error, yaitu:
1. Tidak adanya keberlanjutan setiap program yang telah disusun dalam setiap
pergantian pemegang keputusan dan kebijakan. Selalu ganti kegiatan
mengikuti pergantian pimpinan.
2. Struktur departemen atau badan yang mengurusi pertanian dibentuk
berdasarkan jumlah orang yang mau diangkat, dan bukan berdasarkan kapasitas
kerja. Sehingga dalam setiap kebijakan selalu overlap yang pada akhirnya
keputusan yang ditemukan selalu mencar tidak mengkerucut saya rasa
penyebab kegagalan yakni SDM baik moral maupun produktivitas. Kedua
8
lain kecuali bertani akhirnya petani tersebut menjadi buruh tani dengan
pendapatan rendah. Oleh karena itu, guna mendukung kebijakan di atas, perlu
dukungan aturan dan untuk itu sejumlah kabupaten/kota didorong untuk
membuat aturan baik berupa Peraturan Daerah (Perda) atau aturan lain yang
mengikat.
b. Akses input dan proses produksi upaya meningkatkan akses terhadap sarana
input produksi pertanian memerlukan aksi nyata dari pemerintah daerah, antara
lain: (l) penyusunan kebutuhan sarana produksi per tahun di setiap daerah
sehingga akan mempermudah penyediaan sarana tersebut, (2) pembuatan alur
distribusi setiap jenis sarana produksi yang diperlukan dan sekaligus memuat
instansi atau lembaga yang bertanggungjawab disetiap tahapan penyediaan, (3)
pembangunan dukungan sarana dan prasarana untuk menunjang distribusi
sarana produksi, seperti sarana transportasi dan pergudangan dan (4) pemberian
insentif kepada petani yang menerapkan pemakaian sarana produksi sesuai
anjuran.
c. Akses terhadap pasar Petani gurem – petani dengan lahan sempit, petani
penggarap yang tidak punya lahan dan buruh tani lepas yang Cuma mengharap
upah sesaat – terjerat oleh belenggu berlapis: lahan yang tidak memenuhi skala
ekonomis, skill dan teknologi terbelakang, tidak memiliki akses terhadap
sumber pembiayaan, lingkungan infastruktur fisik yang tak memadai, dan tidak
punya akses terhadap pasar.
d. Akses terhadap kebebasan Strategi revitalisasi pertanian pun telah lama
dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono setidaknya lebih dari 4
tahun yang lalu. Namun menurut Bustanul Arifin (2005), strategi kebijakan
komprehensif yang masih abstrak tersebut masih perlu diterjemahkan lagi
menjadi langkah kebijakan operasional yang lebih ’ground’.
2.2. Kebijakan Pembangunan Pertanian
Kebijakan pembangunan pertanian merupakan salah satu kebijakan
pembangunan nasional yang sangat penting dan besar pengaruhnya dalam
pembentukan ketahanan nasional. Hal ini disebakan karena ketahanan pangan dan
gizi merupakan salah satu komponen dalam ketahanan ekonomi, tanpa ketahanan
13
pangan yang memadai, mustahil dapat menjawab perubahan yang mendasar yang
akan terjadi dimasa mendatang. Sekarang dan masa datang, sektor pertanian
masih memegang peranan penting dalam pembangunan perekonomian nasional
(Bafadal, 2014).
Tiga kebijakan dasar Pembangunan pertanian diantaranya yaitu:
1. Kebijakan komoditi yang meliputi kebijakan harga komoditi, distorsi harga
komoditi, subsidi harga komoditi, dan kebijakan ekspor.
2. Kebijakan faktor produksi yang meliputi kebijkan upah minimum, pajak dan
subsidi faktor produksi, kebijakan harga faktor produksi, dan perbaikan
kualiatas faktor produksi.
3. Kebijakan makro ekonomi yang dibedakan menjadi kebijakan anggaran
belanja, kebijakan fiscal, dan perbaikan nilai tukar.
dapat dilaksanakan dengan lebih mudah pada sektor industri. Pengenalan baru
dengan penyuluhan-penyuluhan yang intensif merupakan satu contoh dari
kebijakan ini.
4. Kebijakan Pertanian Dan Industri
Ciri-ciri pokok perbedaan antara pertanian dan industri adalah:
a. Produksi pertanian kurang pasti dan risikonya besar karena tergantung
pada alam yang kebanyakannya di luar kekuasaan manusia untuk
mengontrolnya, sedangkan industri tidak demikian.
b. Pertanian memproduksi bahan-bahan makanan pokok dan bahan-bahan
mentah yang dengan kemajuan ekonomi dan kenaikan tingkat hidup
manusia permintaannya tidak akan naik seperti pada permintaan atas
barang-barang industry.
c. Pertanian adalah bidang usaha dimana tidak hanya faktor-faktor ekonomi
saja yang menentukan tetapi juga faktor-faktor sosiologi, kebiasaan dan
lain-lain memegang peranan penting.
5. Pendapatan Penduduk Desa dan Kota
Perbedaan pendapatan antara penduduk kota dan penduduk pedesaan adalah
sedemikian rupa sehingga mempunyai akibat dalam pola pengeluaran konsumsi
dan perilaku ekonomi lain-lainnya. Ada tiga hal yang meyebabkan rata-rata
pendapatan penduduk kota lebih tinggi dibandingkan penduduk desa yaitu:
a. Kestabilan dan kemantapan pendapatan penduduk kota lebih besar
embanguna pendapatan penduduk desa
b. Lembaga-lembaga ekonomi dan keuangan yang dapat mendorong kegiatan
ekonomi di kota lebih banyak dibandingkan di desa
c. Banyaknya fasilitas pendidikan dan Kesehatan di kota yang memungkinkan
rata-rata produktivitas tenaga kerja di kota lebih tinggi.
Salah satu upaya untuk mengurangi perbedaan pendapatan ini adalah
dengan Menambah persediaan modal di desa serta mengurangi jumlah tenaga
kerja di pedesaan dan diserap bagi lapangan industri di kota-kota. Banyaknya
investasi di desa misalnya dalam alat-alat pertanian yang lebih modern, huler,
traktor dan juga dalam pembangunan-pembangunan prasarana fisik seperti
16
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Kebijakan pertanian adalah serangkaian kegiatan yang telah, sedang dan akan
dilaksanakan oleh pemerintah untuk mencapai tujuan tertentu. Konsep
kebijakan pertanian terdapat empat komponen diantaranya yaitu tujuan dasar
kebijakan pertanian, kendala kebijakan. Kebijakan yang mempengaruhi dan
Strategi Para Pengambil Kebijakan Pertanian.
2. Kebijakan pembangunan pertanian merupakan salah satu kebijakan
pembangunan nasional yang sangat penting dan besar pengaruhnya dalam
pembentukan ketahanan nasional. Hal ini disebakan karena ketahanan pangan
dan gizi merupakan salah satu komponen dalam ketahanan ekonomi, tanpa
ketahanan pangan yang memadai, mustahil dapat menjawab perubahan yang
mendasar yang akan terjadi dimasa mendatang. Sekarang dan masa datang,
sektor pertanian masih memegang peranan penting dalam pembangunan
perekonomian nasional. Kebijakan dasar Pembangunan pertanian ada tiga
diantaranya yaitu kebijakan kmoditi kebijakan faktor produksi dan kebijakan
makro ekonomi.
3.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diambil saran bahwa kebijakan
pertanian harus dijalankan dengan tepat dan tanggung jawab supaya pertanian di
Indonesia bisa lebih baik lagi.
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran 1
Studi Kasus Konsep Kebijakan Pertanian
19
20
24
25