Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH STUDI KASUS PERILAKU KONSUMEN

PENGANTAR EKONOMI

Oleh :
Angga Putra Wijaya 16116137

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA

BANDUNG

2020

1
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 3


1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 3
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 4
1.4 Manfaat Penulisan ............................................................................................ 5
1.5 Batasan Penulisan ............................................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................................... 6
2.1 Perilaku Konsumen .......................................................................................... 6
2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen ............................................................... 6
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen.................................. 6
2.1.3 Teori-Teori Perilaku Konsumen ........................................................... 10
2.1.4 Manfaat Perilaku Konsumen ................................................................. 11
2.2 Keputusan Pembelian ..................................................................................... 12
2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian ......................................................... 12
2.2.2 Proses Keputusan Pembelian ................................................................. 12
2.3 Produk.............................................................................................................. 13
2.4 Harga ............................................................................................................... 14
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................... 15
3.1 Pembahasan Studi Kasus ............................................................................... 15
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................ 19
4.1 Kesimpulan ...................................................................................................... 19
4.2 Saran ................................................................................................................ 20
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... 21

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Konsumen merupakan salah satu bagian dalam suatu mekanisme pasar
dimana keberadaan konsumen menyebabkan terjadinya proses permintaan
dan penawaran akan suatu barang tertentu sehingga membuat berjalannya
roda perekonomian. Dalam suatu proses pemintaan dan penawaran yang
terjadi di pasar, konsumen datang dari berbagai latar belakang sehingga
dapat membuat bervariasinya tingkah laku atau biasa disebut perilaku
konsumen baik secara individu atau kelompok dalam hal pemilihan,
pembelian ,dan bahkan penggunaan suatu barang untuk memenuhi
kebutuhan dan keininannya.

Tidak bisa dipungkiri perkembangan zaman yang ditandai dengan


perkembangan teknologi serta suatu keadaan yang ada di suatu negara atau
dunia seperti keadaan ekonomi, politik, dan yang saat ini terjadi diseluruh
belahan dunia yakni pandemi atau wabah menjadi factor yang cukup
berdampak pada terjadinya perubahan pola tingkah laku konsumen baik
secara individu maupun kelompok dalam hal permintaan.

Perubahan pola tingkah laku atau perilaku konsumen ini menjadi sebuah
hal yang tidak bisa dikesampingkan bagi para pelaku bisnis manapun serta
bagi pemerintah sendiri sebab keadaan yang cenderung bersifat dinamis
dan dapat berubah ubah menuntut para pelaku bisnis serta pemerintah
harus mampu beradaptasi terhadap segala perubahan yang dapat terjadi.
Bagi pelaku bisnis adaptasi diperlukan agar bisnis mereka dapat survive
kedepannya mengikuti segala perkembangan dan perubahan yang terjadi
khususnya pada perubahan perilaku konsumen dan bagi pemerintah
adaptasi diperlukan khususnya dalam membuat serta menjaga kondisi

3
ekonomi dan aspek lainnya disuatu daerah atau negara menjadi stabil
berupa kebijakan berdasarkan keadaan yang terjadi di suatu daerah atau
negara bahkan keadaan diluar derah atau negara tersebut.

Oleh karenanya perilaku konsumen ini menjadi hal yang harus difokuskan
bagi para pelaku bisnis baik individu maupun kelompok (perusahaan)
dalam suatu mekanisme pasar sebab perubahan perilaku konsumen dapat
berdampak baik secara langsung maupun tidak langsung pada suatu bisnis
baik individu atau kelompok (Usaha). Dampak yang dapat terjadi diantara
lain seperti berkurangnya pendapatan diakibatkan berkurangnya
permintaan disebabkan oleh perubahan perilaku konsumen. Seperti yang
terjadi saat ini dimana perilaku banyak orang (konsumen) berubah akibat
adanya pandemic sehingga berdampak pada pelaku bisnis dan juga dari
bisnis berdampak pada ekonomi negara terutama Indonesia dimana dari
data BPS (Badan Pusat Statistik) pada quartal kedua dan ketiga ekonomi
Indonesia mengalami penurunan mencapai minus masing masing sebesar -
5,32% dan 3,49% menurun dibanding tahun lalu akibat adanya pandemic.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud “Perilaku Konsumen”
2. Faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku konsumen
3. Solusi yang diberikan oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi
perubahan perilaku konsumen akibat Pandemi.
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mengetahui definisi Perilaku Konsumen
2. Mengetahui factor dapat mempengaruihi perilaku konsumen
3. Mengetahui Solusi yang diberikan oleh Pemerintah Indonesia terkait
perubahan perilaku konsumen

4
1.4 Manfaat Penulisan
Dapat menjadi referensi baru dalam penulisan karya tulis selanjutnya
terkait dengan topik yang sedang dibahas pada tulisan ini.

1.5 Batasan Penulisan


Pembahasan yang dilakukan pada penulisan ini hanya berfokus dalam
membahas perilaku konsumen yang terjadi di Negara Indonesia.

5
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Perilaku Konsumen


2.1.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut (James F.
Engel et.al 1968:8).

Sementara menurut Schiffman dan Kanuk (1994 : 7) Perilaku Konsumen


diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen dalam mencari,
membeli, menggunakan, mengevaluasi dan menghabiskan produk dan jasa
yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan mereka.

2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Perilaku Konsumen


Menurut Kotler (2009:183) faktor yang mempengaruhi perilaku
konsumen terdiri dari lima tahap yaitu:
1. Faktor-faktor kebudayaan.
Faktor-faktor kebudayaan berpengaruh secara luas pada perilaku
konsumen:
a. Kebudayaan
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seorang
yang paling mendasar. Perilaku manusia dapat ditentukan oleh
kebudayaan yang melingkupinya dan pengaruhnya akan selalu
berubah sesuai dengan perkembangan jaman.
b. Sub budaya
Setiap budaya memiliki kelompok-kelompok sub budaya yang lebih
kecil, yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk
anggotannya, ada empat macam sub budaya, yaitu kelompok-

6
kelompok kebangsaan, ras, keagamaan dan wilayah-wilayah
geografis.
c. Kelas social
Kelas sosial adalah sebuah kelompok yang relatif homogen dan
bertahan lama dalam sebuah masyarakat yang tersusun dalam urutan
panjang dan para anggotanya pada setiap jenjang itu memiliki nilai,
minat, dan tingkah laku yang sama.
2. Faktor sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok referensi, keluarga, status dan peranan sosial:
a. Kelompok referensi
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh berbagai kelompok. Sebuah
kelompok referensi bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang
memberikan pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap
dan perilaku seseorang. Contoh: Keluarga, Teman,Agama, dan
Profesi.
b. Keluarga
Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat
terhadap perilaku pembeli, kita dapat membedakan dua macam
keluarga dalam kehidupan pembeli. Pertama keluarga sebagai
sumber orientasi yang terdiri dari orang tua. Dan suatu pengaruh
yang langsung terhadap perilaku membeli sehari-hari adalah
keluarga sebagi sumber keturunan yakni pasangan suami istri beserta
anak-anaknya.
c. Peranan dan status
Kedudukan seseorang dalam setiap kelompok dapat dijelaskan dalam
pengertian peranan dan status. Setiap peranan akan mempengaruhi
perilaku membelinya. Setiap peranan akan mempengaruhi perilaku
membelinya. Setiap peranan membawa satu status yang
mencerminkan penghargaan umum yang diberikan sesuai dengan itu
oleh masyarakat.

7
3. Faktor Produksi
Keputusan seseorang membeli juga dipengaruhi oleh ciri-ciri
kepribadiannya, termasuk usia dan tahap daur hidupnya, pekerjaannya,
kondisi ekonominya gaya hidup dan konsep diri.
a. Pekerjaan
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaanya.
Pekerjaan yang memberi kontribusi yang tinggi akan membuat
seseorang berperilaku berbeda dibandingkan dengan seseorang yang
mempunyai pekerjaan dibawahnya.
b. Kondisi ekonomi
Kondisi ekonomi sekarang akan besar pengaruhnya terhadap pilihan
produk. Kondisi ekonomi seseorang seseorang terdiri dari
pendapatan, tabungan, dan kemampuan meminjam dan sikapnya
terhadap pengeluaran.
c. Gaya hidup
Orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, bahkan dari
pekerjaan yang sama, akan memilih gaya hidup berbeda. Kehidupan
seseorang adalah pola hidup seorang dalam kehidupan sehari-hari
dinyatakan dalam kegiatan, minat, dan pendapatan (opini) yang
bersangkutan.
4. Faktor psikologis
Pilihan memberi seseorang juga mempunyai lima faktor psikologis
utama yaitu: Motivasi, persepsi, belajar, kepercayaan dan sikap, serta
kepribadian dan konsep diri.
a. Motivasi
Seseorang mempunyai kebutuhan pada suatu saat. Beberapa diantara
kebutuhan itu adalah biogenic, yakni muncul dari ketegangan seperti:
lapar, dahaga, dan tidak nyaman. Kebutuhan lain adalah
psychogenic, yaitu muncul dari ketegangan psikologis seperti
kebutuhan unutk diakui, harga diri atau merasa diterima oleh

8
lingkungannya. Satu kebutuhan menjadi dorongan bila kebutuhan itu
muncul hingga mencapai tarif intensitas yang cukup.
b. Persepsi
Persepsi dapat dirumuskan dalam arti sebagai proses individu
memilih, mengorganisasi, dan menafsirkan masukan-masukan
informasi untuk menciptakan gambar yang bermakna tentang dunia.
Seseorang termotivasi berbuat sesuatu dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap situasi yang dihadapi.
c. Belajar
Sewaktu orang berbuat, mereka belajar. Belajar menggambarkan
perusahaan dalam perilaku seorang individu yang bersumber dari
pengalaman. Kebanyakan perilaku seseorang terjadi melalui keadaan
saling mempengaruhi antara dorongan, rangsangan, petunjuk-
petunjuk jawaban, faktor penguat, dan tanggapan. Kegunaan yang
praktis dari teori belajar pemasar adalah mereka dapat membangun
tuntutan terhadap produk itu dengan dorongan kebutuhan yang kuat,
memanfaatkan faktor-faktor penting yang menentukan perilaku dan
menyediakan faktor penguat dan sikap.
d. Kepercayaan dan sikap
Melalui perbuatan belajar, orang memperoleh kepercayaan dan
sikap. Hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli
mereka. Suatu kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang
dianut oleh seseorang tentang sesuatu. Sebuah sikap menggambarkan
penilaian yang kognitif yang baik maupun tidak baik,
perasaanperasaan emosional, dan kecenderungan berbuat yang
bertahan selama waktu tertentu terhadap beberapa obyek dan
gagasan, karena itu perusahaan perlu menyesuaikan produk mereka
dengan sikap yang telah ada.

9
e. Kepribadian dan Konsep diri
Setiap orang mempunyai kepribadian yang akan mempengaruhi
perilaku pembeli. Kepribadian merupakan bentuk dari sikap yang ada
pada diri individu yang sangat menentukan perilakunya. Kepribadian
konsumen ditentukan oleh faktor internal dirinya (motif, IQ, emosi,
cara berpikir, persepsi) dan faktor eksternal dirinya (lingkungan fisik,
keluarga, kebudayaan, faktor sosial, dan lingkungan alam).
Kepribadian konsumen akan mempengaruhi persepsi dan
pengambilan keputusan dalam membeli. Konsep diri adalah cara kita
melihat diri sendiri dan dalam waktu tertentu sebagai gambaran
tentang apa yang kita pikirkan. Dalam hubungannya dengan perilaku
konsumen kita perlu menciptakan situasi dengan yang diharapkan
oleh konsumen. Begitu pula menyediakan dan melayani konsumen
dengan produk dan merek yang sesuai dengan harapan konsumen.

2.1.3 Teori-Teori Perilaku Konsumen

Menurut Basu Swastha dan T. Hani Handoko (1987) dalam buku Danang
Sunyoto, teori-teori yang berkaitan dengan perilaku konsumen dapat
dibedakan menjadi empat bagian, yaitu :
a. Teori Ekonomi Mikro
Menurut teori tersebut keputusan untuk membeli merupakan hasil
perhitungan ekonomis rasional yang sadar. Pembeli individual berusaha
menggunakan barang-barang yang akan memberikan kegunaan (kepuasan)
paling banyak, sesuai dengan selera dan harga-harga relatif.
b. Teori Psikologis
Teori psikologis ini mendasarkan diri pada faktor-faktor psikologis
individu yang selalu dipengaruhi oleh kekuatan-kekuatan lingkungan.
c. Teori Sosiologis
Teori ini lebih menitikberatkan pada hubungan dan pengaruh antara
individu-individu yang dikaitkan dengan perilaku mereka. Jadi, lebih
mengutamakan perilaku kelompok bukannya perilaku individu.

10
d. Teori Antropologis
Teori ini menekankan pada perilaku pembeli dari suatu kelompok
masyarakat, antara lain kebudayaan (culture), subculture, dan kelas-kelas
sosial karena faktor-faktor tersebut memainkan peranan penting dalam
pembentukan sikap dan merupakan petunjuk mengenai nilai-nilai yang
akan dianut oleh seorang konsumen.

2.1.4 Manfaat Perilaku Konsumen


Peran perilaku konsumen sangat beragam tergantung pada pemanfaat atau
pengguna (stakeholder). Secara umum terdapat dua kelompok pemanfaat;
yaitu kelompok peneliti (riset) dan kelompok yang berorientasi
implementasi (Peter dan Olson, 1999). Pemanfaat yang tergolong dalam
kelompok kedua meliputi: organisasi pemasaran (pemasar maupun
produsen), lembaga pendidikan dan perlindungan konsumen, organisasi
pemerintah dan politik, serta konsumen (Peter dan Olson, 1999 dan
Sumarwan, 2004).

Peran perilaku konsumen bagi pemasar atau produsen adalah mampu:


1. Membujuk konsumen untuk membeli produk yang dipasarkan.
2. Memahami konsumen dalam berperilaku, bertindak dan berfikir, agar
pemasar atau produsen mampu memasarkan produknya dengan baik.
3. Memahami mengapa dan bagaimana konsumen mengambil
keputusan, sehingga pemasar atau produsen dapat merancang strategi
pemasaran dengan baik.

Sedangkan peran perilaku konsumen bagi lembaga pendidikan dan


perlindungan konsumen adalah untuk mengetahui dan mempengaruhi
konsumen; yakni untuk membantu konsumen dalam memilih komoditas
dengan benar, terhindar dari penipuan serta menjadi konsumen yang
bijaksana.

Peran perilaku konsumen bagi organisasi pemerintah dan politik adalah


sebagai dasar perumusan kebijakan publik dan perundang-undangan untuk

11
melindungi konsumen. Dalam hal ini pemerintah berkewajiban untuk
mempengaruhi pilihan konsumen melalui pelarangan terhadap produk
bisnis yang merugikan konsumen. Sebagai contoh, penarikan produk susu
yang mengandung melamin yang pernah dilakukan oleh Departemen
Kesehatan yang bekerjasama dengan Depertemen Perindustrian dan
Perdagangan pada tahun 2008. Secara makro, Undang-Undang Pangan
mempunyai dampak positif terhadap perkembangan perekonomian, yaitu
melalui peningkatan produksi karena meningkatnya konsumsi sebagai
akibat jaminan kehalalan produk (Sumarwan, 2004).

2.2 Keputusan Pembelian

2.2.1 Pengertian Keputusan Pembelian


Menurut Kotler (2009), keputusan pembelian adalah preferensi konsumen
atas merekmerek yang ada di dalam kumpulan pilihan dan niat konsumen
untuk membeli merek yang paling disukai. Keputusan pembelian
konsumen merupakan suatu keputusan sebagai pemilikan suatu tindakan
dari dua atau lebih pilihan alternatif. Untuk memahami pembuatan
keputusan konsumen, terlebih dahulu harus dipahami sifat-sifat
keterlibatan konsumen dengan produk atau jasa. Memahami tingkat
keterlibatan konsumen terhadap produk atau jasa berarti pemasar berusaha
mengidentifikasi hal-hal yang menyebabkan seseorang merasa harus
terlibat atau tidak terhadap dalam pembelian suatu produk atau jasa.
Indikasi untuk melihat keterlibatan konsumen dalam membeli suatu
produk atau jasa dapat dilihat dari proses keputusan pembelian konsumen.

2.2.2 Proses Keputusan Pembelian


Menurut (Lamb, et.al. 2001:201) ada lima tahap yang dilalui konsumen
dalam proses pengambilan keputusan pembelian, yaitu:
1. Kebutuhan akan pengenalan
Tahap pertama dalam proses pengambilan keputusan konsumen adalah
pengenalan kebutuhan. Pengenalan kebutuhan terjadi ketika konsumen

12
menghadapi ketidakseimbangan antara keadaan sebenarnya dan
keinginan.
2. Pencarian informasi
Setelah mengenali kebutuhan dan keinginan, konsumen mencari
informasi tentang beragam alternatif yang untuk memuaskan
kebutuhannya. Pencarian informasi dapat terdiri dari:
a. Pencarian informasi internal adalah proses mengingat kembali
informasi yang tersimpan di dalam ingatan. Informasi yang
tersimpan ini ini sebagai besar berasal dari pengalaman
sebelumnya.
b. Pencarian informasi eksternal adalah mencari informasi di
lingkungan luar kita. Pencarian informasi ini terdiri dari 2 bagian
yaitu meliputi:
1. Sumber informasi non marketing controlled yaitu berkaitan
dengan pengalaman pribadi (mencoba atau mengamati produk
baru), sumber-sumber pribadi (keluarga, teman, dan rekan
kerja), dan laporan konsumen.
2. Sumber informasi marketing controlled yaitu sumber informasi
yang berasal dari kegiatan para pemasar yang yang
mempromosikan produk tersebut. Sumber informasi marketing
controlled mencakup media massa periklanan (Radio, surat
kabar, televisi dan iklan majalah), promosi penjualan (kontes-
kontes, pameran, hadiah dan sebagainya).

2.3 Produk
Kotler & Keller (2009, p.4) produk adalah segala sesuatu yang dapat di tawarkan
kepada pasar untuk memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan, termasuk
barang fisik, jasa, pengalaman, acara, orang, tempat, property, organisasi,
informasi dan ide.

13
2.4 Harga
Harga adalah salah satu unsur bauran pemasaran yang menghasilkan pendapatan
dan biaya, serta paling mudah disesuaikan yang bertujuan untuk
mengkomunikasikan posisi nilai yang dimaksudkan perusahaan kepada pasar
tentang produk dan mereknya (Kotler, 2009). Sedangkan menurut (Alma, 2002)
harga adalah merupakan nilai suatu barang yang dinyatakan dengan uang.
Penetapan harga jual berasal dari harga pokok barang tersebut. Sedangkan harga
pokok barang ditentukan oleh berapa besar biaya yang dikorbankan untuk
memperoleh atau memproduksi barang tersebut.

14
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Pembahasan Studi Kasus


ekbis.sindonews.com

CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali mengatakan, dampak Covid-19


bagi dunia bisnis sangat dalam karena yang terdampak adalah supply dan
demand sekaligus. "Hal yang sama juga dirasakan oleh pelaku UMKM. Bila
pada krisis 1998, UMKM bisa bertahan dan menjadi penyelemat ekonomi
Indonesia, kali ini UMKM justru merasakan dampak yang paling besar akibat
Covid-19," ujar Hasanuddin Ali dalam Catatan Akhir Tahun Alvara 2020, Senin
(28/12/2020).
Hasan mengutip data Survei Asian Development Bank (ADB) pada September
2020, menyebutkan 46% UMKM Indonesia tutup sementara. Dari sisi
konsumen, kata Hasan, pandemi Covid-19 memaksa perilaku konsumen
berubah karena harus beradaptasi dengan keadaan. "Kami mencatat ada tiga
dampak yang yang berkaitan langsung dengan perubahan perilaku konsumen
akibat Covid-19, yaitu digital impact, social impact, dan consumption impact,"
katanya.
"Adanya pandemi mempercepat digitalisasi kehidupan kita. Ketika akses
komunikasi fisik semakin terbatas maka alternatifnya adalah beralih kepada
komunikasi secara online," tuturnya.
Sementara dari sisi social impact, menurut Hasan, kehidupan sosial masyarakat
dunia termasuk Indonesia berubah drastis di kala pandemi. Mobilitas penduduk
antarnegara berkurang sangat signifikan. Banyak destinasi wisata menutup pintu
bagi wisatawan yang akan berkunjung. "Silaturahmi dengan keluarga dan
kerabat pun menjadi sangat terbatas. Perayaan hari besar keagaaman dilakukan
secara terbatas, dan hanya bisa dilakukan melalui media online," tuturnya.
Ketiga adalah consumption impact, Dikatakan Hasan, pola konsumsi
masyarakat juga berubah cukup signifikan. Penurunan daya beli berpengaruh

15
cukup besar terhadap perubahan konsumsi masyarakat. Situasi ekonomi yang
serba tidak pasti menyebabkan publik lebih memperioritaskan membeli
kebutuhan pokok dan produk-produk terkait kesehatan.

"Pola belanja melalui online juga meningkat. Mereka tidak hanya membeli
produk fashion atau produk elektronik, tapi produk makanan dan minuman pun
mereka beli secara online. Semua aplikasi belanja online melaporkan adanya
peningkatan transaksi selama pandemi," katanya.

ekonomi.bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang sudah


dilakukan selama 2 bulan ini terbukti mengubah pola konsumsi masyarakat.

Efendi Haslim Hong, Pengajar Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi


dan Bisnis, Unika Atma Jaya mengakui pandemi Covid-19 telah mempengaruhi
segala aspek kehidupan manusia. Akibat dari penerapan PSBB, sebagian besar
orang harus melakukan kegiatan sehari-hari dari rumah saja baik untuk bekerja
maupu belajar.

Meski begitu, pengaruh dari pandemi ini tidak hanya terasa di sisi pekerjaan atau
belajar saja. Pengaruh yang besar juga dirasakan oleh semua orang dalam
perannya sebagai seorang konsumen.

"Ada tiga tren konsumen yang baru akibat pandemi Covid-19," kata Efendi dari
siaran resminya Jumat (8/5/2020).

Pertama, akibat dari social distancing, konsumen beralih melakukan pembelian


dengan low contact (online). Toko-toko tradisional yang tutup membuat
konsumen beralih melakukan pembelian secara online. Berbagai kebutuhan
seperti perlengkapan kesehatan, suplemen kesehatan, pakaian, peralatan dapur,
hingga bahan makanan mereka beli secara online, take away, atau home
delivery.

16
"Berbagai peralatan seperti alat-alat memasak atau pembuatan kue sampai
perlengkapan kebun menjadi barang yang cukup dicari secara online," kata
Efendi.

Kedua, terkait juga dengan social distancing, konsumen introvert akan semakin
menikmati gaya hidup cocooning. Istilah ini diperkenalkan oleh futurist Faith
Popcorn untuk menunjukan orang yang menikmati hidup dalam kesendirian dan
menjauhi interaksi dengan orang lain secara langsung, ibarat ulat kepompong
yang membuat serat sutra untuk membungkus dirinya sendiri.

Ketiga, kepedulian terhadap kesehatan akan semakin tinggi. Negara-negara di


dunia akan semakin memperhatikan isu kesehatan dan menjaga batas negara
dengan baik. Hal ini perlu dilakukan untuk menghindari terjadinya pandemi
yang lain. Perjalanan lintas negara tidak akan semudah yang kita alami
sebelumnya.

Data atau sertifikasi imunitas seseorang akan menjadi sebuah dokumen yang
diperlukan ketika melakukan perjalanan ke luar negeri. Di saat negara-negara
tertentu mulai membuka kembali bandara maka mereka melakukan tes Covid-
19 terhadap penumpang.

“Memang, globalisasi akan terhambat untuk sementara waktu. Untuk itu,


diprediksi bahwa kunjungan turis dalam negeri akan lebih cepat meningkat
dibanding ke luar negeri,” tuturnya.

Pwc.com

69% konsumen global lebih fokus pada kesehatan dan kesejahteraan mental

45% konsumen global mengatakan bahwa perawatan kesehatan adalah salah


satu dari tiga alasan utama untuk tinggal di kota

Lebih dari 50% konsumen Indonesia mengatakan pekerjaan dan keterjangkauan


biaya hidup adalah fitur terpenting bagi masyarakat perkotaan

Setelah wabah COVID-19, lima besar peningkatan belanja konsumen Indonesia


adalah produk kesehatan (77%), bahan makanan (67%), hiburan & media

17
(54%), pengambilan / pengiriman makanan (47%), dan kegiatan ketrampilan
mandiri (DIY)/perbaikan rumah/berkebun (32%)

68% konsumen Indonesia terbuka untuk membagikan data konsumen pribadi


mereka jika dapat membantu meningkatkan kota mereka, jauh lebih besar
dibandingkan secara global (49%)

Hasil dari responden Indonesia menunjukkan bahwa setelah wabah COVID-19,


lebih dari 50% konsumen Indonesia mengatakan bahwa pekerjaan dan
keterjangkauan biaya hidup adalah fitur terpenting bagi masyarakat perkotaan,
sedangkan responden global memilih keselamatan dan kesehatan. Selain itu,
68% konsumen Indonesia terbuka untuk membagikan data konsumen pribadi
mereka jika hal itu membantu meningkatkan kota mereka yang jauh lebih besar
dibandingkan dengan 49% responden secara global. Peter Hohtoulas, Retail and
Consumer Advisor di PwC Indonesia menyatakan, “Dalam hal pengeluaran,
lima besar peningkatan belanja konsumen Indonesia adalah produk kesehatan
(77%), bahan makanan (67%), hiburan & media (54%),
pengambilan/pengiriman makanan (47%), dan DIY/perbaikan rumah/berkebun
(32%). Menariknya, meskipun 65% konsumen Indonesia mengalami penurunan
pendapatan rumah tangga, kami menemukan bahwa 64% konsumen Indonesia
optimis tentang masa depan dan akan menghabiskan lebih banyak pendapatan
rumah tangga mereka.”

18
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Perilaku Konsumen adalah kumpulan tindakan yang dilakukan oleh konsumen dalam
mencari, memilih, menentukan, sampai akhirnya membeli suatu barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan serta keinginan seorang konsumen.
Perilaku Konsumen dapat dipengaruhi beragam factor dianntara lain factor pribadi seperti
seperti usia, Profesi, Pendapatan, Jenis Kelamin, Budaya. Seperti yang diterangkan pada
pembahasan studi kasus dimana sekarang ini budaya atau kebiasaan masyarakat yang
cenderung berubah akibat pandemic dimana konsumen lebih memilih berbelanja dengan
minim kontak membuat bertumbuhnya sector perbelanjaan online. Faktor lainnya adalah
factor Psikologis seperti persespsi, kepercayaan, dan sikap seseorang contoh dalam masa
pandemic ini terjadi peningkatan penjualan pada produk Kesehatan hal ini disebabkan
persepsi dan kepercayaan masyarakat dimana Kesehatan menjadi salah satu hal yang
penting untuk dijaga. Lalu Faktor terakhir adalah Faktor Sosial dimana pengaruh yang
berasal dari lingkungan social seseorang seperti kelas social, kelompok referensi, keluarga,
peranan dan status.
Dalam menghadapi perubahan perilaku konsumen yang terdampak pandemic membuat
pemerintah melakukan beberapa kebijakan sebagai solusi diantara lain Bantuan Langsung
Tunai untuk mereka yang mengalami penurunan pendapatan atau bahkan kehilangan
pekerjaan, Relaksasi Pajak untuk meringankan beban perusahaan yang terdampak karena
lesunya pekonomian karena pandemic yang mengakibatkan berubahnya perilaku
konsumen sehingga berkurangnya pendapatan usaha.

19
4.2 Saran
Disini berdasarkan studi kasus tentang terjadinya perubahan perilaku konsumen saat
pandemic saya menyarankan bagi pemerintah untuk terus membuat kebijakan yang pro
terhadap konsumen atau disini masyarakat sebab dalam usaha membuat perekonomian
menjadi lebih baik akan sangat dibutuhkan peran dari customer yang melakukan demand
sehingga terwujudnya suatu transaksi dan kumpulan transaksi ini yang akan menjadi
sumber untuk menghidupkan dan menjalankan roda perekonomian.

20
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/menkeu-triwulan-iii-2020-pertumbuhan-ekonomi-
indonesia-tunjukkan-perbaikan-signifikan/ (31 Desember 2020)

https://ekbis.sindonews.com/read/283138/34/ini-tiga-perubahan-perilaku-konsumen-akibat-pandemi-
covid-19-1609168355?showpage=all (31 Desember 2020)

https://ekonomi.bisnis.com/read/20200515/12/1240921/begini-pergeseran-perilaku-konsumen-baru-
selama-pandemi-covid-19 (31 Desember 2020)

https://economy.okezone.com/read/2020/08/05/20/2257176/pertumbuhan-ekonomi-indonesia-
kuartal-ii-2020-minus-5-32 (31 Desember 2020)

https://www.pwc.com/id/en/media-centre/press-release/2020/indonesian/pesatnya-perubahan-
perilaku-konsumen-di-tahun-2020-mendorong-perubahan-tren-digital-kesehatan-dan-
keberlanjutan.html (31 Desember 2020)

21
22

Anda mungkin juga menyukai