Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN LEAN SYSTEM

LEAN LOGISTIK

Oleh:

Nadjib Maulana (16116150)


Angga Putra Wijaya (16116137)
Lorna Ovalia (16116145)
Otniel Agave (16116123)
Rauuf Wiradhika (16116156)

JENJANG STRATA 1

PROGRAM STUDI MANAJEMEN LOGISTIK

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN LOGISTIK INDONESIA


BANDUNG

2019
Lean adalah suatu proses dimana upaya terus menerus untuk menghilangkan
pemborosan dan meningkatkan nilai tambah produk agar memberikan nilai pada
pelanggan. Seperti pada Lean Logistik yang ada yaitu bagaimana cara menghilangkan
pekerjaan yang sifatnya sia sia, dan menghapuskan Persediaan (Inventory). Dalam
garis besar, persediaan yang sifatnya tidak di perlukan perusahaan dan tidak
mendukung kebutuhan perusahaan harus dihilangkan dari inventory.

Lean logistik juga bertujuan untuk menghilangkan pemborosan (Persediaan)


yang akan menurunkan proses dan waktu siklus yang pada akhirnya dapat
meningkatkan biaya tambah dan kecepatan rantai suplai dan arus. Lean logistik tidak
hanya menaggapi kebutuhan para customer tetapi juga sekaligus mengurangi Limbah
penyimpanan. Konsep dari suatu Lean Logistik yaitu adalah suatu produksi baranga
barang yang akan dikirim dan distribusi barang untuk memenuhi permintaan
pelanggan di waktu, tempat, kualitas dan kuantitas yang tepat sehingga waste yang
dihasilakn dapat minimum dan mencapai nol (Zero inventory). Inti dari suatu Lean
Logistik ini yaitu bertujuan untuk memperbaiki konsep perbaikan terus menerus dan
fokus kepada penghilangan waste dan melayani pelanggan dengan cepat dan secepat
mungkin, meminimalkan biaya , dan memaksimalkan kualitas sehingga
meningkatakn daya saing kepada suatu perusahaan. Perbaikan terus menerus adalah
suatu konsep pendukung dalam melakukan pemecahan masalah dalam produksi,
logistik dan top management sehingga waste pada perusahaan bisa dihilangkan.
Gambar 1 Prinsip Lean

Dalam Lean logistic terdapat konsep konsep yang biasa diterapkan diantaranya :

a. Zero Inventory
Lean logistic yang fleksibel berarti distribusi barang dalam jumlah yang
diperlukan dan pada waktu yang dibutuhkan sehingga tercapai zero inventory.
Hal ini berarti perusahaan hanya memproduksi dan menyediakan barang
seperti yang diminta oleh pelanggan.

b. Perbaikan terus menerus


Perbaikan terus menerus adalah konsep pendukung dalam prinsip pemecahan
masalah dalam produksi, logistic, dan top management sehingga waste pada
perusahaan bisa dihilangkan.

Agar lean logistic dapat diterapkan pada aktivitas yang ada di perusahaan
perlu dilakukannya langkah-langkah sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi seluruh alur pekerjaan pada aktivitas pergudangan.
b. Mengidentifikasi pemborosan pada alur pekerjaan yang telah
diidentifikasi.
c. Melihat kemungkinan adanya pertambahan nilai atau menghilangkan
pemborosan dalam aktivitas pergudangan.
d. Membuat sebuah simulasi mengenai rasio nilai tambah dan pembororsan
yang diidentifikasi.
e. Mempresentasikan simulasi kepada tim.
f. Mengimplementasikan dan mengevaluasi simulasi tersebut.
g. Melakukan perbaikan pada implementasi.

Cara yang dilakukan Lean Logistik adalah dengan menggunakan JIT (Just In
Time) pada tiga area focus pada perusahaan diantaranya yaitu pada JIT pembelian,
JIT penjualan, dan JIT pengiriman. Prinsip dasar dari JIT adalah membeli prosuk dari
supplier untuk perusahaan pada saat dan dilokasi yang tepat dan dengan jumlah serta
kualitas yang tepat. Hal tersebut agar dimaksudkan untuk menghilangkan waste pada
inventory. Lalu prinsip dari JIT penjualan adalah mendorong agar barang sampai ke
tangan customer dengan cepat dan di waktu yang tepat. Sedangkan prinsip JIT
pengiriman adalah membangun pusat intensif logistic untuk pabrik, yaitu untuk
memusatkan persediaan yang awalnya tersebar di semua cabang perusahaan.

contoh perusahaan yang menggunakan Just In Time pengiriman adalah PT.


Bayer yang menerapkan sistem QR Barcode Scanner dalam proses pengerjaan
pemindahan barang Raw Material, dan Packaging Material ke area Supply dimana
yang sebelumnya dilakukan pekerjaan input manual dengan mencatat area letak rak
pallet yang akan di supply ke bagian Operation dan dilakukan input kembali data
barang yang sudah di supply yang mengakibatkan pemborosan pekerjaan yang sia-sia
yang termasuk kedalam (Waste Of Motion). Setelah diadakannya penerapan baru
menggunakan teknologi QR Barcode scanner yang menjadi pengurangan waktu
proses supply dan pekerjaan yang sia-sia (Waste Of Motion) yaitu melakukan
penembakan laser sensor pada barcode material yang akan di supply ke area
Operation Suppy Chain Mangement tanpa harus mencatat ulang letak penempatan rak
pada Warehouse gudang Raw Material dan Packaging Material. Dan tanpa harus
melakukan input ulang proses pengiriman barang yang sudah masuk ke area
Operation. Manfaat dari perbaikannya pada suatu kegiatan yang sia-sia yaitu dapat
mengurangi waktu tunggu ke area Operation, tidak membuat kelelahan para pekerja
operator gudang, dapat mengurangi tingkat kesalahan dalam melakukan supply
logistik barang yang akan dikirim menggunakan Forklift/VNA.

Selain itu langkah penerapan Lean logistik yaitu dengan:

a. Membangun perbaikan sistem pasar ekonomi social


Perbaikan yang diperlukan untuk dapat mengimplementasikan lean logistic di
lingkungan makro.
b. Mengenalkan Konsep manajemen rantai pasok
Lingkungan di luar perusahaan yang menguntungkan harus diciptakan untuk
pelaksanaan lean logistic dengan mengenalkan konsep manajemen rantai
pasok terlebih dahulu.
c. Membuat budaya perusahaan yang kuat
Sebuah perusahaan harus memebangun budaya yang sesuai dengan lean
logistic dan perusahaan harus memastikan bahwa nilai dari budaya tersebut
dapat tersampaikan di seluruh lapisan karyawan hingga top management.

d. Pemberian pelatihan bagi karyawan


Keterampilan dan pengetahuan karyawan merupakan sumber daya pendukung
utama bagi perusahaan. Jika perusahaan ingin mengimplementasikan lean
logistic, maka pemberian pelatihan harus dilakukan supaya karyawan
mengetahui konsep lean logistic dan siap dalam pelaksanaan lean tersebut.
Contoh seluruh karyawan Operator gudang harus di lakukan Training
Induction tentang warehouse dari cara penggunaan APD (alat pelindung diri)
yang bertujuan untuk menghindari kecelakaan kerja, dan mentaati pekerjaan
sesuai SOP yang berlaku pada perusahaan.
e. Penerapan teknologi informasi untuk logistic
Dengan adanya penerapan teknologi informasi seperti website dan software
untuk mendukung dan mempermudah aktivitas di lapangan serta untuk
penyampaian informasi antara pelanggan, pemasok, dan perusahaan dapat
berjalan dengan baik sehingga pengiriman barang dapat dikirim dengan
jumlah, kualitas, dan waktu yang tepat.

Lean logistik tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan customer


tetapi juga sekaligus usaha dalam mengurangi limbah ketingkat minimum. Contoh
limbah Inventory pada perusahaan yaitu Seperti yang di lakukan pada gudang PT.
Bayer Indonesia yaitu adanya Penyimpananan Non Inventory yang sia-sia dimana
Packaging material dengan jenis Botol obat tersimpan di rak pallet sejak tahun 2010,
barang jenis botol tersebut tersimpan 9 tahun lamanya hingga mengakibatkan
kurangnya penyimpanan rak Pallet di gudang PT. Bayer Indonesia yang menjadi
Waste Of Inventory. Jumlah dari packaging material pada pallet yang tidak terpakai
yaitu 70 pallet dari 1500 rak pallet yang tersedia,Yang menjadi kurangnya space pada
inventory warehouse.

Akhirnya yang dilakukan pihak operator warehouse PT. Bayer Indonesia yaitu
melakukan pemindahan barang tersebut keluar area gudang PT. Bayer Indonesia.
yang nantinya space penyimpanan 70 rak dapat diisi dengan barang yang dapat
bermanfaat dalam proses supply logistik ke ruang operation. Dampak Lean pada
Logistician signifikan, sebagai tujuan menghilangkan barang yang sia-sia dan tidak
terpakai sehingga proses pengeluaran barang pada warehouse menjadi efisien dan
proses penerimaan warehouse tidak harus menunggu rak Kosong terlebih dahulu agar
dapat dimasukan kedalam Rak penyimpanan.

Anda mungkin juga menyukai