Anda di halaman 1dari 22

Materi ke 1

MANAJEMEN LOGISTIK
Pengertian
■ Logistik berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu ’Logistikos’ yang berarti’ terdidik/
pandai dalam memperkirakan/ berhitung.
■ Logistik adalah ilmu pengetahuan atau seni untuk melakukan proses kegiatan di
perusahaan yang meliputi (penjualan, permintaan barang, pengurusan, dan penyimpanan
barang, pemindahan barang/ transportasi, pengantaran barang/ delivery dan
komunikasi), oleh karena itu logistic adalah bagian dari ilmu manajemen dimana
rangkaian kegiatan saling berhubungan dengan yang di lakukan secara bertahap.
■ Logistik di definisikan sebagai proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian
efisiensi. Aliran biaya yang efektif dan penyimpanan bahan mentah, bahan setengah
jadi, barang jadi dan informasi-informasi yang berhubungan dari asal titik konsumsi
dengan tujuan memenuhi kebutuhan. Council Of Logistic Management (Ballou, 1992)
Fungsi Manajemen Logistik
1. Perencanaan dan Pemenuhan Kebutuhan
 Dalam hal ini, manajemen logistik berfungsi sebagai perencanaan dan juga penentu
keperluan dari setiap program organisasi. Hal tersebut meliputi aktivitas analisa produk
yang digunakan, skala prioritas, hingga ketersediaan produk.
 Aktivitas perencanaan ini harus selalu memperhatikan anggaran yang dimiliki oleh
perusahaan, faktor ketersediaan, hingga kemudahan dalam mengakses suatu barang.

2. Penganggaran
 Fungsi penganggaran dalam manajemen logistik adalah untuk memastikan bahwa
kebutuhan pengadaan barang sudah sesuai dengan anggaran yang dimiliki perusahaan.
Apabila biaya anggaran logistik tersebut ternyata tidak sesuai, maka harus dilakukan
perubahaan pada perencanaannya.

3. Pengadaan
 Manajemen logistik pada dasarnya memang lebih fokus pada pengadaan barang dan
menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Saat ada ketidaksesuaian anggaran dan
menjadi sulit dalam mengubah perencanaan, maka pihak manajemen logistik harus
melakukan improvisasi dalam mengelola kegiatan logistik dengan budget yang terbatas.

4. Penyimpanan dan Penyaluran


 Fungsi manajemen logistik dalam menyimpan dan menyalurkan adalah suatu proses
yang mana suatu produk barang sudah diperoleh pada tempat yang memang sudah
seharusnya. Nantinya barang tersebut akan disalurkan ke pihak lain yang
berkepentingan sesuai dengan SOP perusahaan.

5. Pemeliharaan
 Dalam hal ini, manajemen logistik juga meliputi seluruh pemeliharaan barang.
Umumnya, tujuan dari pemeliharaan barang logistik adalah guna memastikan produk
barang yang tersimpan tidak menjadi cepat rusak

6. Penghapusan
 Dalam proses aktivitas manajemen logistik juga terdapat aktivitas penghapusan. Fungsi
penghapusan dilakukan untuk memisahkan barang yang sudah rusak, memperbaikinya,
atau menggantinya dengan yang sesuai

7. Pengendalian
 Manajemen logistik juga berfungsi sebagai pengendalian, yang mana akan dilakukan oleh
seorang manajer logistik dengan tahapan yang sesuai dengan berbagai fungsi yang sudah
disebutkan di atas. Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh fungsi logistik bisa
dilakukan sesuai dengan yang di harapkan.

Tujuan Manajemen Logistik


Berdasarkan beberapa fungsi manajemen logistik yang sebelumnya sudah kita bahas
bersama, tujuan manajemen logistik adalah:
A. Tujuan Umum
Tujuan utama dari aktivitas manajemen logistik pada dasarnya adalah untuk bisa fokus pada
pencapaian tujuan organisasi agar bisa lebih efisien dan efektif.
B. Tujuan Khusus
Setidaknya terdapat tiga tujuan khusus dalam kegiatan manajemen logistik. Pertama, agar
persediaan barang bisa dilaksanakan dengan kuantitas dan kualitas yang benar. Kedua, agar
pengeluaran dana untuk tujuan pengadaan bisa dilakukan lebih efisien. Ketiga, guna
mendukung dan juga menjaga efisiensi serta efektifitas guna mencapai tujuan utama
perusahaan.
Manfaat Manajemen Logistik
Dengan menerapkan manajemen logistik yang baik, maka akan banyak manfaat yang akan
dirasakan oleh suatu perusahaan. Beberapa manfaat manajemen logistik adalah:
1. Persediaan
Hadirnya manajemen logistik yang baik akan mampu ketersediaan barang sehingga seluruh
kegiatan operasional perusahaan bisa dilakukan dengan lancar.
2. Transportasi
Aktivitas logistik pasti akan memerlukan alat transportasi, sehingga pihak perusahaan yang
sudah menerapkan manajemen logistik yang baik akan mampu memastikan adanya
transportasi untuk proses penyaluran barang.
3. Fasilitas
Terdapat berbagai fasilitas logistik yang diperlukan agar seluruh aktivitas logistik bisa
dilakukan dengan lancar. Dengan menerapkan manajemen logistik, maka pihak perusahaan
akan mengetahui fasilitas apa saja yang diperlukan untuk mendukung aktivitasnya.
4. Layanan
Hal penting yang harus diperhatikan bagi setiap perusahaan adalah memberikan pelayanan
yang baik pada pelanggannya. Namun, pelayanan tersebut juga tidak hanya fokus pada
konsumen saja, tapi bisa juga pada pihak lain, seperti supplier.
5. Manajemen dan Administrasi
Setiap kegiatan manajemen pastinya akan selalu didukung dengan aktivitas administrasi agar
setiap kegiatan bisa dipastikan tercatat secara baik dan teratur, sehingga seluruh informasi
kegiatan logistik bisa ditemukan secara mudah jika nantinya dibutuhkan.
6. Inbound Transportasi
Manfaat manajemen logistik pada inbound transaksi dilakukan untuk menangani distribusi
barang dan bahan baku dari pihak pemasok ke perusahaan. Perusahaan akan berpotensi
mendapatkan kerjasama yang baik dengan pihak pemasok yang mempunyai kualitas bahan
baku dan kualitas terbaik dengan menerapkan manajemen persediaan yang baik.
7. Outbound Transportasi
Aktivitas manajemen logistik akan menangani distribusi yang baik dari pihak perusahaan ke
pihak konsumen dan mampu memastikan pengantaran barang bisa dilakukan dengan baik.
8. Pemecahan Masalah
Setiap proses penyediaan barang pasti akan ada saja masalah yang bisa terjadi. Dengan
menerapkan manajemen logistik, maka setiap permasalahan tersebut bisa diatasi dan juga
diantisipasi dengan cepat, tepat, dan akurat.
9. Informasi Kepada Konsumen
Biasanya, setiap konsumen ada saja yang melakukan tracking pada pengiriman barang yang
dipesannya. Dengan hadirnya manajemen logistik yang baik, maka penyampaian informasi
tentang distribusi suatu barang akan bisa dilakukan secara lebih rapi.
10. Kepercayaan dari Konsumen
Tingkat kepercayaan konsumen yang lebih besar kepada perusahaan akan hadir jika ada
pelayanan terbaik, baik itu dalam hal penyampaian informasi, ketepatan waktu, serta
pelayanan yang baik. Hal tersebut akan berujung pada timbulnya loyalitas konsumen pada
suatu brand.
Materi ke 2
Manajemen Logistik Rumah Sakit
 Logistik adalah pengadaan, distribusi, pemeliharaan dan penggantian (penyedian untuk
mengganti) materiil dan personil.
 Dalam kontek logistik sebuah rumah sakit maka mengandung pengertian adalah suatu
pembekalan dari sebuah rumah sakit untuk dapat beroprasi.
Logistik Medis

Logistik Non Medis/ Umum

Alur

Permintaan Barang
Aspek Perncanaan

5W+1H
 What
Logistik seperti apa yang di butuhkan oleh user dalam periode tertentu?
 Where
Dimana logistik itu dapat di peroleh ?
 When
Kapan Logistik Tersebut bisa tersedia, dan kapan akan di gunakan ?
 Why
Kenapa barang tersebut harus di adakan ?
 Who
Siapa yang akan menggunakan logistic tersebut ?
 How
Bagaimana prosedur tata cara pengadaan, dan bagaimana anggaran nya ?
Kendala Yang Sering Terjadi Pada Kesediaan Logistik Rumah Sakit :
 Stok logistik tidak ada Ketika di butuhkan
 Belum ada system (SIMRS) yang memadai untuk membantu dalam pengolahan logistik
 Keterlambatan Mengirim Dari Penyedia
 Belum ada kebijakan rumah sakit untuk melakukan pengelolaan logistik
 Barang yang di kirim dari penyedia logistik tidak sesuai dengan spesifikasi pemesanan.

Materi ke 3
Strategi & PERENCANAAN LOGISTIK
Definisi Dan tahapan penyusunan Strategi Perusahaan
1. Strategi adalah proses memformulasikan perencanaan-perencanaan untuk mencapai
tujuan-tujuan peusahaan, Langkah-Langkah Menyusun strategi adalah :
• Membuat pernyataan yang jelas mengenai tujuan-tujuan perusahaan, di antaranya
tujuan perusahaan mencari keuntungan, dapat bertahan hidup, memperoleh perputaran
investasi yang cepai ( ROI yang tinggi), peningkatan pangsa pasar, atau tujuan social.
• Menilai kebutuhan, kekuatan, kelemahan, orientasi, dan perspektif dari 4 komponen
utama untuk strategi yang baik yaitu : konsumen, pemasok, pesaing, perusahaan itu
sendiri.
• Process of visioning ( proses memandang kedepan) dimana strategi-strategi yang
belum terdengar, tidak lazim, dan kadang-kadang bertentangan dengan intuisi dan
pertimbangkan.
• Brainstoming untuk mendapatkan strategi yang bagus.
Keterkaitan Strategi logistic dengan Strategi Perusahaan.
Strategi perusahaan di breakdown ke strategi yang lebih spesifik untuk berbagai bidang
fungsional perusahaan seperti marketing, manufacturing, keuangan, dan logistik

Tujuan Strategi Logistik


1. Pengurangan Biaya
Strategi yang di arahkan untuk meminimasikan biaya variable yang terkait dengan
pemindahan, dan penyimpngan, misalnya dengan pemilihan berbagai alternatif mode
transportasi dan lokasi Gudang.
2. Pengurangan Investasi/ Modal
Strategi yang di arahkan untuk meminimasi tingkat investasi dalam system logistic, sebagai
contoh : pengiriman langsng ke konsumen untuk menghindari pendirian Gudang, pemilihan
apakah menggunakan Gudang milik sendiri atau gudang public, dan penggunaan Third Party
Logistik.

3. Perbaikan Layanan
Strategi ini mengakui bahwa pendapatan tergantung tingkat layanan logistic yang d sediakan
oleh perusahaan, meskipun biaya akan meningkat seiring naiknya tingkat pelayanan logistic,
namun pendapatan yang di peroleh mampu mengimbangi peningkatan biaya tersebut
Pengertian Perencanaan Logistik
 Perencanaan merupakan dasar aktifitas manajemen yang lain. Dalam kegiatan
perencanaan ini dilakukan proses analisis, pemikiran, penelitian dan perhitungan dalam
upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan logistik. Untuk itu diperlukan sumber daya
manusia yang mumpuni di bidang perencanaan logistik ini sehingga dapat mengambil
keputusan secara tepat dan cepat.
 Perencanaan logistik dapat di artikan sebagai merumuskan segala sesuatu sebelum
dilaksanakan. Perencanaan dapat juga dipahami sebagai penentuan berbagai tindakan
yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manfaat Perencananaan Logistik
 Sebagai pengarah
 Memainimalisasi ketidak-pastian
 Meminimalisasi pemborosan asumber daya
 Menjadi standar dalam pengawasan kualitas
Pembagian Perencanaan Logistik
1. PERENCANAAN STRATEGIS
• Perencanaan strategis merupakan perencanaan pada level tertinggi padas suatu
organisasi. Agar dapat disusun dengan baik perencanaan strategis membutuhkan banyak
komitmen dan sumber daya manajerial. Rencana strategis merupakan dasar bagi
perencanaan-perencanaan dibawahnya rencana operasional dan rencana taktis. Dengan
demikian maka rencana strategis merupakan merupakan main map bagi perencanaan
lainnya. Perencanaan strategis dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
mengalokasikan sumber daya logistik selama jangka waktu yang panjang, konsisten dan
menunjang bagi seluruh kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Jangka waktu perencanaan
strategis ini meliputi jangka waktu yang panjang, antara 5 sampai 10 tahun
2. Perencanaan Operasional
• Perencanaan operasional dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengembangkan
kebijaksanaan dan rencana logistik untuk menangani tindakan manajemen yang rutin
atau reguler dalam suatu organisasi. Rencana operasional adalah alat untuk
mengkoordinir usaha logistik suatu organisasi.Rencana ini pada umumnya meliputi
jangka waktu sampai satu tahun. Rencana operasional yang menyeluruh sekurang-
kurangnya mempunyai 3 (tiga) tujuan yaitu modifikasi sistem, pelaksanaan, dan
anggaran. Rencana operasional ini dirumuskan oleh manajer logistik sebagai tindakan
merealisasikan rencana strategis yang telah dirumuskan oleh manajer puncak
organisasi/perusahaan.
3. Perencanaan Taktis
• Perencanaan taktis dapat diartikan sebagai proses untuk penyesuaian jangka pendek dari
sumber daya logistik untuk hal-hal yang tidak menentu atau tidak diduga, keadaan yang
kompetitif atau kondisi lingkungan. Jangka waktu perencanaan taktis adalah pendek
karena fokusnya berorientasi pada kejadian. Periode pelaksanaannya mungkin saja
meliputi waktu yang panjang bergantung pada sifat dari kejadian itu. Masalah yang
kritis dalam perencanaan taktis adalah penentuan sejauh mana manajemen bertindak
mendahului atau bereaksi terhadap kejadian yang tak terduga .
Contoh Pengambilan Keputusan, Strategis, Taktis, Dan Operasional

Faktor Yang Mempengaruhi Proses Perencanaan Logistik Adalah Sebagai Berikut :


1. FAKTOR FUNGSIONAL
Logistik merupakan unsur yang memperlancar aktifitas-aktifitas suatu organisasi. Dengan
fungsi memperlancar ini maka maka para perencana logistik harus memperhatikan dengan
sungguh-sungguh masalah ketersediaan logistik. Jangan sampai kekurangan atau ketiadaan
suplailogistik mengakibatkan berhenti atau terganggunya aktifitas unit kerjalainnya. Karena
itulah, maka manajer logistik harus senantiasa mengendalikan ketersediaan logistik ini baik
secara kuantitas maupun kualitasnya

2. Faktor Biaya dan Manfaat


Dalam merumuskan kebutuhan logistik, manajer logistik beserta staffnya harus
mempertimbangkan faktor biaya dan manfaat. Artinya, jangan sampai barang-barang yang
diadakan itu menelan biaya besar tapi menfaatnya kecil, atau sebaliknya, biaya untuk
mendapatkan barang tersebut kecil murah) namun ternyata tidak ada manfaatnya bagi
organisasi. Dalam hal inilah perencanaan logistik tidak boleh mengabaikan aspek kualitas
dari barang yang diadakan tersebut. Daya tahan dan hasil yang diperoleh dari barang-barang
yang berkualitas akan mendorong semangat kerja pegawai, sebaliknya para pegawai akan
merasa jengah jika menggunakan alat-alat atau barang-barang yang tidak berkualitas karena
pasti akan menimbulan banyak masalah teknis seperti kerusakan atau keterbatasan kapasitas
kerja dan sebagainya.
3. Faktor Anggaran
Ketersediaan dana yang dimiliki oleh organisasi yang dialokasikan untuk pengadaan dan
pemenuhan kebutuhan logistik juga menjadi bahan pertimbangan bagi perencana logistik.
Adakalanya organisasi menganggarkan dana yang tidak terlalu banyak untuk pengadaan
logistik, meskipun mereka tahu bahwa logistik itu sangat penting untuk kelangsungan hidup
organisasi. Akan tetapi karena keterbatasan anggaran yang dimiliki oleh organisasi, akhirnya
pimpinan harus mengambil kebijakan mengalokasikan anggaran secara terbatas untuk
pengadaan logistik ini. Oleh sebab itu, jika kondisi ini yang terjadi maka perencana logistik
harus mampumenyusun kebutuhan logistik dengan tingkat prioritas yang tinggi.
4. Faktor Keamanan dan Kewajiban
Perencana logistik harus mempertimbangkan faktor pengguna dari barang yang diadakan.
Barang-barang yang digunakan oleh pejabat tinggi perusahaan/lembaga tentu sedikit berbeda
dengan barang-barang yang digunakan oleh karyawan biasa. Kenapa? Karena pejabat
organisasi merepresentasikan posisi organisasi di masyarakat. Dengan menggunakan barang-
barang yang berkualitas maka tidak saja menjaga kewibawaan pejabat yang bersangkutan,
tetapi juga dapat menjaga nama baik lembaga/organisasi.
5. Faktor Standarisasi dan Normalisasi
Setiap organisasi memiliki standar atas barang-barang tertentu yang harus ada dalam
organisasi. Standar barang ini meliputi: jenis barang, jumlah barang, kualitas barang, ukuran
barang dan sebagainya. Jika organisasi telah memiliki standar baku atas barang-barang
tertentu, maka perencana logistic tidak boleh menyalahi standar barang tersebut
Materi ke 4
PENGANGGARAN LOGISTIK RUMAH SAKIT
Penganggaran
 Menurut Mardiasmo (2018) anggaran adalah suatu pernyataan estimasi kinerja yang akan
dicapai dalam periode waktu tertentu yang dinyatakan dalam bentuk ukuran finansial,
sedangkan penganggaran adalah proses atau metode bagaimana mempersiapkan dan
menyusun suatu anggaran dalam bentuk finansial yang memuat pengeluaran.
 Penganggaran menurut Mulyadi (2001) merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakan
secara kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain
yang mencakup jangka waktu satu tahun.
Fungsi Penganggaran
1. Anggaran sebagai alat perencanaan (Planning Tool)
Artinya anggaran adalah pengelolaan untuk mencapai tujuan pemerintah tentang tindakan apa
yang akan dilakukan pemerintah, anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan semua
kegiatan sasaran, sasaran, visi, rumusan misi, program termasuk kegiatan,anggaran terperinci,
indikator kinerja, dan sebagainya;
2. Anggaran sebagai alat pengendalian (Control Tool)
Sebagai instrumen pengendalian digunakan menghindari pemborosan, pemborosan, dan
melenceng dari target alokasi anggaran yang tidak menjadi program prioritas pemerintah,
selain itu fungsi pengendalian untuk menjamin akuntabilitas dan menghindari
penyalahgunaan dan pemborosan
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fisikal (Fiscal Tool)
Sebagai alat kebijakan fisikal artinya sebagai stabilitas ekonomi yang memberikan dampak
pertumbuhan ekonomi didaerah. melalui anggaran publik akan diketahui arah kebijakan
pemerintah;
4. Anggaran sebagai alat politik (Political Tool)
Sebagai alat politik anggaran digunakan untuk menentukan berbagai kebijakan prioritas serta
kebutuhan keuangan terhadap prioritas tersebut, selain itu political tool merupakan komitmen
eksekutif dan kesepakatan legislatif atas penggunaan dana publik untuk kepentingan tertentu.
Sehingga dalam pembuatan anggaran publik dibutuhkan political skill, coalition skill,
coalition bulding, keahlian bernegosiasi, dan pemahaman prinsip manajemen keuangan
publik;
5. Anggaran sebagai alat komunikasi dan koordinasi (Coordination and
Communication Tool)
Artinya anggaran dikomunikasikan ke berbagai bagian organisasi dan dikoordinasikan
sebagai alat untuk mendeteksi inkonsistensi;
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja (Performance Measurement Tool)
Sebagai latar penilaian kinerja artinya kinerja pemerintah dapat dinilai dari pencapaian target
anggaran atau pendapatan dan pelaksanaan anggarana atau realisasi anggaran.
7. Anggaran sebagai alat motivasi (Motivation Tool)
Anggaran dapat digunakan sebagai alat motivasi bagi manajer dan stafnya agar bekerja secara
ekonomis, efektif dan efisien dalam mencapai tujuan organisasi, anggaran sebagai bersifat
challenging but attainable atau demanding but achievable, maksudnya adalah target
pendapatan jangan terlalu tinggi dan jangan terlalu rendah;
8. Anggaran dapat juga digunakan sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
(public sphere)
Artinya penganggaran melibatkan berbagai faktor selain pemerintah, yaitu masyarakat,
swasta dan lain-lain yang dapat menciptakan komunikasi dan ruang publik.
Karakteristik Penganggaran
 Anggaran mengestimasi tingkat laba potensial dari suatu unit usaha;
 Anggaran dinyatakan dalam satuan keuangan, walaupun data keuangan tersebut dibantu
dengan data non keuangan (misal jumlah unit yang dijual atau produksi);
 Anggaran umumnya meliputi periode 1 tahun;
 Anggaran merupakan komitmen manajemen, yang berarti bahwa manajer mau menerima
tanggung jawab untuk mencapai target yang dianggarkan;
 Anggaran yang telah disetujui dirubah hanya jika terjadi kondisi khusus;
 Secara periodik, kinerja keuangan sesungguhnya dibandingkan dengan anggaran
kemudian selisihnya dianalisis dan dijelaskan.
Langkah-Langkah Penyusunan Anggaran
 Tahap mengumpulkan data dan informasi
 Tahap mengolah data dan informasi
 Tahap menyusun budget sementara
 Tahap mendiskusikan budget sementara
 Tahap menyusun budget definitive
 Tahap sosialisasi budget definitive
Rencana Anggaran Rumah Sakit (BLU)
 Ketika sebuah rumah sakit berubah menjadi badan layanan umum (BLU), maka
mekanisme keuangan tentunya mengalami perubahan yang sangan mendasar, terdapat
mekaminsme yang di atur oleh berbagai kebijakan dalam melakukan pengelolaan.
Alur Penganggaran BLU

 BLU
: Badan Layanan UMUM
 RBA : Rencana Bisnis Dan Anggaran
 Rentra : Rencana Strategis
 DIPA. : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
 RKA- KL : Rencana Kerja Dan Anggaran - Kermentrian/ Lembaga
 APBN : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Jenis Belanja Pada DIPA-BLU
1. Belanja Pegawai
Di gunakan untuk membayar gaji, lembur,tunjangan dll yang berhungan dengan karyawan.
2. Belanja Barang
Di gunakan untuk belanjangan barang operasional atau barang rutin.
3. Belanja Modal
Di gunakan untuk belanja Aset atau barang inventaris BLU
Sumber Anggaran Logistik Rumah Sakit
Materi ke 5
PENGADAAN LOGISTIK
PENGADAAN
 Kegiatan pengadaan merupakan aktifitas yang paling menentukan dalam rangkaian
manajemen logistik. Melalui proses pengadaan inilah unit logistik dapat menunjukkan
separuh dari kinerjanya, karena jika pengadaan berhasil ini berarti telah ada barang-
barang yang dimiliki oleh organisasi dan siap didistribusikan dan digunakan oleh unit-
unit kerja yang membutuhkan. Dwiantara dan Sumarto (2004)
MACAM-MACAM CARA PENGADAAN BARANG LOGISTIK
1. PEMBELIAN

 Yang dimaksud dengan pembelian adalah suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan
oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan
alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam
pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga
mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran
barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.
Menurut Galloway (2000)  pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada
kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu
yang tepat dan tempat yang tepat
PRINSIP-PRINSIP PEMBELIAN BARANG YANG BAIK ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
 The Right Price
 The Right Quantity
 The Right Place
 The Right Quality
 The Right Source 
Pembelian unit organisasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
 Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat
 Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
 Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
 Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
 Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
 Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada

2. Peminjaman
 Untuk memenuhi kebutuhan logistik yang dibutuhkan, organisasi tidak harus melakukan
usaha pembelian. Organisasi/perusahaan juga dapat mengadakan barang-barang yang
dibutuhkan dengan cara meminjam. Menurut (Dwiantara dan Sumarto, 2004) meminjam
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan
cara tanpa memberikan kontra prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan
dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik yang
sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.

3. Menyewa
 Menyewa berarti melakukan pinjaman kepada pihak lain dengan memberikan imbalan
(kontraprestasi) sesuai dengan perjanjian/kesepakatan kedua belah pihak. Sebagaimana
pemenuhan logistik dengan cara pinjaman, pemenuhan barang dengan cara menyewa
juga hendaknya hanya dilakukan oleh unit logistik untuk barang-barang yang tidak
terlalu vital dan sifatnya sementara. Sedapat mungkin organisasi mengupayakan tanpa
melalui sewa menyewa.
 Menurut Pasal 1548 KUH Perdata menyebutkan bahwa: perjanjian sewa-menyewa
adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu
tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah
disanggupi pembayaranya. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sewa
berarti pemakaian sesuatu dengan membayar uang sewa dan menyewa berarti memakai
dengan membayar uang sewa.
Musnahnya barang yang menjadi obyek perjajian sewa-menyewa dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu :
 Musnah secara total (seluruhnya). Jika barang yang menjadi oyek perjanjian sewa-
menyewa musnah yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kesalahan para pihak maka
perjanjian tersebut gugur demi hukum. Pengertian musnah disini berarti barang yang
menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa tidak lagi bisa digunakan sebagai mana
mestinya, meskipun terdaat sisa atau bagian kecil dari barang tersebut masih ada,
Ketentuan tersebut diatur di dalam pasal 1553 KUH Perdata yang menyatakan jika
musnahnya barang terjadi selama sewa-menyewa berangsung yang diakibatkan oleh
suatu keadaan yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan pada salah satu pihak maka perjanjian sewa-menyewa dengan sendirinya
batal.
 Musnah sebagian. Barang yang menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa disebut
musnah sebagian apabila barang tersebut masih dapat di gunakan dan dinikmati
kegunaanya walaupun bagian dari barang tersebut telah musnah. Jika obyek perjanjian
sewa-menyewa musnah sebagian maka penyewa mempunyai pilihan, yaitu:
a. Meneruskan perjanjian sewa-menyewa dengan meminta pengurangan harga sewa,
b. Meminta pembatalan perjanjian sewa-menyewa.
Pasal 1560, 1564, dan 1583 KUH Perdata menentukan bahwa pihak penyewa memiliki
kewajiban-kewajiban, yaitu:
 Mengadakan perbaikan-perbaikan kecil dan sehari-hari sesuai dengan isi perjanjian sewa-
menyewa dan adat kebiasaan setempat.
 Memakai barang yang disewa sebagai bapak rumah yang baik, sesuai dengan tujuan yang
diberikan pada barang itu menurut perjanjian sewanya, atau jika tidak ada perjanjian
mengenai itu, menurut tujuan yang dipersangkakan berhubungan dengan keadaan.
 Menanggung segala kerusakan yang terjadi selama sewa-menyewa, kecuali jika penyewa
dapat membuktikan bahwa kerusakan tersebut terjadi bukan karena kesalahan si penyewa.
 Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
4. Membuat Sendiri
 Membuat sendiri merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan logistik dengan
cara membuat barang-barang yang dibutuhkan. Pembuatan barang-barang kebutuhan
logistik ini harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan organisasi baik dari sisi
waktu maupun kualitas barang. Pemilihan cara ini juga harus mempertimbangkan
tingkat efektifitas dan efisiensinya dan jangan sampai mengorbankan usaha-usaha pokok
organisasi/perusahaan.

5. Menukarkan
 Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang yang dimiliki oleh pihak lain yang dibutuhkan oleh
organisasi/perusahaan. Pemilihan metode/ cara ini harus mempertimbangkan faktor
saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dan barang yang dipertukarkan harus
merupakan barang yang sifatnya kelebihan/ berlebihan yang dipandang tidak memiliki
daya guna untuk perusahaan. Cara ini cukup efektif dalam rangka untuk meningkatkan
efektifitas barang-barang yang dimiliki oleh organisasi/ perusahaan. Barang-barang
yang berlebih menjadi tidak mubazir karena tidak terpakai tetapi dapat ditukar dengan
barang lain yang lebih berguna.

6. Substitusi
 Pengadaan barang melalui cara substitusi adalah penggantian barang-barang yang
dibutuhkan dengan barang-barang lain yang sejenis yang dapat menggantikan fungsi
barang yang dibutuhkan secara baik dan cocok. Dengan cara ini, barang yang
dibutuhkan tidak harus sama persis dengan permintaan unit kerja tetapi tetap dapat
dimanfaatkan tanpa mengurangi kinerja unit kerja. Susbtitusi ini sebaiknya dilakukan
jika barang yang dibutuhkan benar-benar tidak tersedia di pasaran, dan tidak bisa
diusahakan baik dengan cara sewa, pinjam maupun dibuat sendiri.

7. Pemberian/ hadiah
 Meski jarang terjadi, tetapi pengadaan barang melalui proses pemberian (hibah) atau
hadiah tetap bisa menjadi salah satu alternatif. Hibah/ pemberian barang ini diberikan
oleh pihak lain tanpa adanya ikatan yang dapat merugikan organisasi/ perusahaan. Oleh
sebab itu sebelum menerima hibah/ pemberian unit logistik harus benar-benar mengkaji
dampak-dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari.

8. Perbaikan/ rekondisi
 Dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan barang-barang yang ada di organisasi
maka unit logistik hendaknya memiliki tenaga terampil yang dapat melakukan usaha-
usaha perbaikan (repair) terhadap barang-barang logistik yang mengalami kerusakan,
terutama kerusakan ringan. Namun demikian, unit logistik tetap harus
mempertimbangkan untuk mengadakan barang yang baru jika tingkat kerusakan barang
yang ada sudah parah. Jika kerusakan telah cukup parah dan tetap dipaksakan untuk
direkondisi, dikhawatirkan biaya perawatannya akan lebih mahal dibandingkan dengan
mengadakan barang yang baru.
SISTEM PENGADAAN LOGISTIK
1. Sentralisasi
 Menurut Dwinantara dan Sumarto (2004) yang dimaksud dengan sistem pengadaan
barang secara sentralisasi adalah pengadaan barang-barang logistik yang dilakukan oleh
satu unit logistik yang diberikan kewenangan untuk mengadakan barang-barang
kebutuhan semua unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Unit logistik inilah satu-
satunya unit kerja yang mengadakan kebutuhan logistik organisasi. Semua unit kerja
mengajukan barang-barang kebutuhannya kepada unit logistik ini.
Kelebihan Sentralisas
Dapat mengurangi harga per satuan karena umumnya melalui sistem sentralisasi ini
pengadaan/ pembelian barang dilakukan dalam partai besar sehingga bisa mendapatkan
potongan harga dari supplier (pemasok);
Dapat mengurangi biaya tambahan (overhead cost), sehingga akan meningkatkan
efisiensi;
Dapat mendukung program standarisasi dan sistem pertukaran logistik antar bagian.
Kekurangan Sistem Sentralisasi
Kebutuhan yang mendesak dari unit kerja tertentu tidak dapat dipenuhi secara cepat
karena unit logistik (bagian pembelian) harus menunggu daftar pembelian barang-
barang dari berbagai unit kerja yang ada;
Dikhawatirkan pemenuhan permintaan kebutuhan logistik pada unit-unit pengguna tidak
sesuai dengan kebutuhan, terutama menyangkut spesifikasi barang yang dibutuhkan dan
waktu. Hal ini dikarenakan unit logistik tidak mengetahui sepenuhnya kebutuhan unit
kerja tersebut. Bisa jadi hal-hal yang dianggap sepele oleh unit logistik justru menjadi
sangat penting bagi unit kerja yang bersangkutan

2. Desentralisasi
 Sistem desentralisasi pengadaan barang adalah adanya pemberian kewenangan kepada
masing-masing unit kerja untuk menyusun daftar kebutuhan barang dan sekaligus
melakukan proses pengadaan secara mandiri. Dengan demikian maka masing-masing
unit kerja harus memiliki semacam unit logistik di dalam organisasinya. Kondisi
semacam ini mengakibatkan terlalu banyaknya personil yang mengurusi masalah
pengadaan barang dalam suatu organisasi. Jika setiap organisasi memiliki 5 bagian/ unit
kerja, maka setidaknya ada 5 orang yang kerjanya berurusan dengan masalah logistic.
Kelebihan Sistem Desentralisasi
Kebutuhan logistik masing-masing unit kerja dapat dipenuhi secara cepat sesuai;
Spesifikasi barang logistik sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan:
Dapat meminimalisasi barang-barang yang tidak terpakai (mubadzir) karena barang-
barang yang dibeli/ diadakan dapat dimanfaatkan semuanya oleh unit-unit kerja.
Kekurangan Sistem Desentralisasi :
Adanya kecenderungan masing-masing unit kerja untuk memiliki barang-barang baru
dan mahal harganya, padahal barang-barang yang ada masih dapat digunakan untuk
menjalankan roda organisasi;
Tidak ada standarisasi barang, sebab untuk barang yang sama masing-masing unit
kerja dapat membeli merk dan spesifikasi barang yang berbeda-beda;
Biaya per satuan barang menjadi relatif lebih mahal karena masing-masing unit kerja
dapat membeli secara satuan ke berbagai pemasok/ toko;
Munculnya biaya tambahan (overhead cost) yang relatif lebih besar karena
melibatkan banyak pihak. Misalnya saja biaya transportasi, biaya pegawai, biaya
pergudangan, biaya administrasi, dan sebagainya
PRINSIP PENGADAAN BARANG
 Mempertahankan kualitas material.
 Membeli material dengan harga termurah dan kualitas serta service yang dibutuhkan.
 Optimasi persediaan.
 Menghindari waste (limbahz), duplikasi ( duplikat )dan obsolescene ke (Usang).
 Mempertahankan posisi kompetitif perusahaan.
 Ketersediaan terjamin dan biaya pengadaan efisien.
 Mencari material baru yang memungkinkan dilakukan peningkatan efisiensi dan
produktifitas perusahaan.

PEMILIHAN PEMASOK (SUPPLIER)


 Pemasok merupakan pihak yang sangat penting perannya dalam proses pengadaan
barang. Unit logistik harus dapat membangun kerjasama yang baik dengan berbagai
pemasok sehingga dapat mempermudah proses pengadaan barang. Jika unit logistik
harus menolak pemasok tertentu, maka penolakan itu harus dilakukan secara baik dan
bijaksana sehingga tidak menyakitkan bagi pemasok tersebut. Mungkin saja saat ini
pemasok tersebut tidak dapat kita jadikan partner dalam pengadaan barang, namun siapa
tahu pada masa yang akan datang dia justru menjadi satu-satunya pemasok yang ada
atas barang logistik yang kita butuhkan
Untuk mengetahui bagaimana profil pemasok yang ada, maka kita dapat mencari
informasi pemasok-pemasok barang yang ada dari berbagai sumber yakni:
 Pengalaman perusahaan sendiri
 Salesman
 Katalog
 Direktori Perdagangan
 Jurnal dagang
 Pameran
 Permintaan penawaran
 Konsultan
 Internet

Untuk memilih pemasok mana yang akan dihubungi untuk diajak bekerja sama, maka
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
 Pertimbangan ekonomis
 Pertimbangan teknis
 Sumber pembiayaan
 Peraturan pemerintah
 Pertimbangan sosial politik
 Green Purchasing
Unit logistik tidak seharusnya menemui pemasok tanpa memiliki informasi-informasi
berikut ini sebagai bahan untuk bernegoisasi ?
 Waktu penyerahan (kecepatan, kehandalan & fleksibilitas)
 Jumlah pengiriman minimum
 Mutu
 Biaya pengangkutan
 Biaya pengangkutan
 Persyaratan pembayaran
 Koordinasi
 Pajak dan nilai tukar
 Safety
Materi ke 6
PERGUDANGAN DAN PENYIMPANAN
Gudang

 Menurut Bowersox (1978), gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai
permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusinya.
 Menurut Apple (1990), gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan
barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai
jadwal produksi.
 Menurut Siahaya (2013), gudang merupakan tempat atau bangunan yang digunakan
menimbun, menyimpan barang baik berupa bahan baku (raw material), barang setengah
jadi (work in process) atau barang jadi (finished product).
 Menurut Permadi dan Setya (2014) gudang adalah tempat penyimpanan barang yang
akan dilakukan proses manufaktur, maupun barang jadi yang siap dipasarkan.
Contoh Gudang

Penyimpanan sementara  Kegiatan Gudang  Penerimaan Barang  Material/ barang


kebutuhan produksi/
Jenis Gudang
1. Gudang operasional di gunakan untuk menyimpan raw material (barang mentah) dan
sparepart yang nantinya akan di gundakan dalam produksi

2. Gudang perlengkapan merupakan Gudang yang di gunakan untuk menyimpan untuk


memperlancar produksi, perlengkapan merupakan barang yang di gunakan untuk proses
produksi tetapi tidak akan di temui di finished goods (barang jadi), karena barang ini
berfungsi membantu proses produksi, setelah selesai di gunakan akan di kembalikan ke
Gudang
3. Gudang pemberangkatan adalah tempat yang di gunakan untuk menyimpan barang
yang telah menjadi finished goods (barang jadi), dari Gudang inilah akan di kirim ke luar
seperti distributor ataupun retail.
4. Gudang musiman yang hanya ada pada saat Gudang operasional dan Gudang
pemberangkatan penuh, Gudang ini biasanya bukan milik pabrik, tetapi di sewa dari
pihak lain dalam jang waktu tertentu.=
Fungsi Gudang
 Fungsi Penyimpanan
Fungsi paling mendasar dari Gudang adalah penyimapanan barang, baik bahan mentah,
setengah jadi, maupun barang jadi. Tujuan dari manajemen bagaimana menggunakan
ruang (space) dengan optimal
 Fungsi Melayani Permintaan Pelanggan
Aktivitas menerima barang dari manufaktur atau supplier dan memenuhi permintaan dari
cabang atau pelanggan menjadi Gudang sebagai fokus aktivitas logistic, Gudang berperan
menyediakan pelayanan dengan menjamin ketersediaan produk dan siklus order yang
reasonable
 Fungsi Distribusi Dan Konsolidasi
Fungsi distribusi ini menjadikan Gudang sebagai kepanjang tanganan dari penjualan
pemasaran dalam memastikan penyampaian produk dan informasi kepada pelanggan
sebagai titik penjualan (point of sales).
Gudang berdasarkan Kepemilikan
Milik Sendiri & Gudang milik pihak lain yang digunakan dengan cara menyewa.
Fasilitas yang Diperlukan untuk Pergudangan
Area yang cukup digunakan untuk menempatkan alat angkutan
Dock door atau pintu dermaga sesuai dengan alat angkut yang biasa keluar masuk pabrik
Dock board, yaitu suatu alat sebagai jembatan penghubung antara lantai dock (dermaga)
dan lantai trailer, untuk memudahkan perpindahan material dari trailer ke dermaga
Area untuk palet atau peti kemas barang produk
Area untuk penempatan produk sebelum dilakukan pengiriman
Suatu kantor untuk kegiatan administrasi
Peralatan Gudang
■ Pallet

■ Hand Pallet
■ Rak

■ Komputer

Metode Penyimpanan di gudang


 FIFO
Metode FIFO (First In First Out) adalah sistem penyimpanan barang di mana barang yang
masuk terlebih dahulu akan dikeluarkan lebih awal. Dengan demikian, gudang yang
menerapkan metode FIFO adalah barang yang pertama kali masuk akan menjadi barang
yang pertama keluar pada saat barang dibutuhkan baik itu oleh customer atau dalam
proses produksi.
 LIFO
Metode LIFO (Last In First Out) adalah cara penyimpanan barang dalam/gudang di mana
barang yang datang terakhir akan digunakan terlebih dahulu. Dengan demikian, gudang
yang menggunakan metode LIFO adalah barang yang terakhir masuk atau datang akan
menjadi barang pertama yang keluar pada saat barang di butuhkan baik oleh customer
maupun kebutuhan produksi.
Operasional Gudang
1. Penerimaan (Receiving)
Aktivitas penerimaan melibatkan pembongkaran barang dari kendaraan yang masuk,
memeriksaan pesanan pembelian, dan mencatat barang yang masuk ke dalam sistem
komputer. lalu barang tersebut disimpan (put away) di dalam gudang.
2. Perintah Pengambilan Barang (Order Picking)
Perintah Pengambilan Barang (Order Picking) Pada saat menerima pesanan dari
konsumen, barang di gudang akan diambil dalam jumlah serta waktu yang pas untuk
penuhi tingkat pelayanan yang diperlukan. Order Picking berisi beberapa lini order, tiap
lini order membutuhkan sejumlah spesifik lini produk individu.
3. Penyimpanan Cadangan
Penyimpanan Cadangan (Reserve Storage) Barang akan dibawa ke area penyimpanan
cadangan, yang jadi pemakaian area terbanyak di gudang. Area ini mempunyai sebagian
besar persediaan di letak gudang yang bisa diidentifikasi. Apabila dibutuhkan, barang
yang diambil dari penyimpanan cadangan akan secara langsung dikirimkan kepada
konsumen
4. Sortasi (Sortation)
Sortasi (Sortation) Untuk ukuran kecil, lebih tepat melakukan pesanan secara bersamaan
dalam jumlah (batch) dan menjadikan satu perintah pengambilan. Batch yang sudah
diambil harus dipilah ke perintah pengambilan individu sebelum melakukan pengiriman

Anda mungkin juga menyukai