MANAJEMEN LOGISTIK
Pengertian
■ Logistik berasal dari Bahasa Yunani kuno yaitu ’Logistikos’ yang berarti’ terdidik/
pandai dalam memperkirakan/ berhitung.
■ Logistik adalah ilmu pengetahuan atau seni untuk melakukan proses kegiatan di
perusahaan yang meliputi (penjualan, permintaan barang, pengurusan, dan penyimpanan
barang, pemindahan barang/ transportasi, pengantaran barang/ delivery dan
komunikasi), oleh karena itu logistic adalah bagian dari ilmu manajemen dimana
rangkaian kegiatan saling berhubungan dengan yang di lakukan secara bertahap.
■ Logistik di definisikan sebagai proses perencanaan, implementasi, dan pengendalian
efisiensi. Aliran biaya yang efektif dan penyimpanan bahan mentah, bahan setengah
jadi, barang jadi dan informasi-informasi yang berhubungan dari asal titik konsumsi
dengan tujuan memenuhi kebutuhan. Council Of Logistic Management (Ballou, 1992)
Fungsi Manajemen Logistik
1. Perencanaan dan Pemenuhan Kebutuhan
Dalam hal ini, manajemen logistik berfungsi sebagai perencanaan dan juga penentu
keperluan dari setiap program organisasi. Hal tersebut meliputi aktivitas analisa produk
yang digunakan, skala prioritas, hingga ketersediaan produk.
Aktivitas perencanaan ini harus selalu memperhatikan anggaran yang dimiliki oleh
perusahaan, faktor ketersediaan, hingga kemudahan dalam mengakses suatu barang.
2. Penganggaran
Fungsi penganggaran dalam manajemen logistik adalah untuk memastikan bahwa
kebutuhan pengadaan barang sudah sesuai dengan anggaran yang dimiliki perusahaan.
Apabila biaya anggaran logistik tersebut ternyata tidak sesuai, maka harus dilakukan
perubahaan pada perencanaannya.
3. Pengadaan
Manajemen logistik pada dasarnya memang lebih fokus pada pengadaan barang dan
menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Saat ada ketidaksesuaian anggaran dan
menjadi sulit dalam mengubah perencanaan, maka pihak manajemen logistik harus
melakukan improvisasi dalam mengelola kegiatan logistik dengan budget yang terbatas.
5. Pemeliharaan
Dalam hal ini, manajemen logistik juga meliputi seluruh pemeliharaan barang.
Umumnya, tujuan dari pemeliharaan barang logistik adalah guna memastikan produk
barang yang tersimpan tidak menjadi cepat rusak
6. Penghapusan
Dalam proses aktivitas manajemen logistik juga terdapat aktivitas penghapusan. Fungsi
penghapusan dilakukan untuk memisahkan barang yang sudah rusak, memperbaikinya,
atau menggantinya dengan yang sesuai
7. Pengendalian
Manajemen logistik juga berfungsi sebagai pengendalian, yang mana akan dilakukan oleh
seorang manajer logistik dengan tahapan yang sesuai dengan berbagai fungsi yang sudah
disebutkan di atas. Tujuannya adalah untuk memastikan seluruh fungsi logistik bisa
dilakukan sesuai dengan yang di harapkan.
Alur
Permintaan Barang
Aspek Perncanaan
5W+1H
What
Logistik seperti apa yang di butuhkan oleh user dalam periode tertentu?
Where
Dimana logistik itu dapat di peroleh ?
When
Kapan Logistik Tersebut bisa tersedia, dan kapan akan di gunakan ?
Why
Kenapa barang tersebut harus di adakan ?
Who
Siapa yang akan menggunakan logistic tersebut ?
How
Bagaimana prosedur tata cara pengadaan, dan bagaimana anggaran nya ?
Kendala Yang Sering Terjadi Pada Kesediaan Logistik Rumah Sakit :
Stok logistik tidak ada Ketika di butuhkan
Belum ada system (SIMRS) yang memadai untuk membantu dalam pengolahan logistik
Keterlambatan Mengirim Dari Penyedia
Belum ada kebijakan rumah sakit untuk melakukan pengelolaan logistik
Barang yang di kirim dari penyedia logistik tidak sesuai dengan spesifikasi pemesanan.
Materi ke 3
Strategi & PERENCANAAN LOGISTIK
Definisi Dan tahapan penyusunan Strategi Perusahaan
1. Strategi adalah proses memformulasikan perencanaan-perencanaan untuk mencapai
tujuan-tujuan peusahaan, Langkah-Langkah Menyusun strategi adalah :
• Membuat pernyataan yang jelas mengenai tujuan-tujuan perusahaan, di antaranya
tujuan perusahaan mencari keuntungan, dapat bertahan hidup, memperoleh perputaran
investasi yang cepai ( ROI yang tinggi), peningkatan pangsa pasar, atau tujuan social.
• Menilai kebutuhan, kekuatan, kelemahan, orientasi, dan perspektif dari 4 komponen
utama untuk strategi yang baik yaitu : konsumen, pemasok, pesaing, perusahaan itu
sendiri.
• Process of visioning ( proses memandang kedepan) dimana strategi-strategi yang
belum terdengar, tidak lazim, dan kadang-kadang bertentangan dengan intuisi dan
pertimbangkan.
• Brainstoming untuk mendapatkan strategi yang bagus.
Keterkaitan Strategi logistic dengan Strategi Perusahaan.
Strategi perusahaan di breakdown ke strategi yang lebih spesifik untuk berbagai bidang
fungsional perusahaan seperti marketing, manufacturing, keuangan, dan logistik
3. Perbaikan Layanan
Strategi ini mengakui bahwa pendapatan tergantung tingkat layanan logistic yang d sediakan
oleh perusahaan, meskipun biaya akan meningkat seiring naiknya tingkat pelayanan logistic,
namun pendapatan yang di peroleh mampu mengimbangi peningkatan biaya tersebut
Pengertian Perencanaan Logistik
Perencanaan merupakan dasar aktifitas manajemen yang lain. Dalam kegiatan
perencanaan ini dilakukan proses analisis, pemikiran, penelitian dan perhitungan dalam
upaya memenuhi kebutuhan-kebutuhan logistik. Untuk itu diperlukan sumber daya
manusia yang mumpuni di bidang perencanaan logistik ini sehingga dapat mengambil
keputusan secara tepat dan cepat.
Perencanaan logistik dapat di artikan sebagai merumuskan segala sesuatu sebelum
dilaksanakan. Perencanaan dapat juga dipahami sebagai penentuan berbagai tindakan
yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.
Manfaat Perencananaan Logistik
Sebagai pengarah
Memainimalisasi ketidak-pastian
Meminimalisasi pemborosan asumber daya
Menjadi standar dalam pengawasan kualitas
Pembagian Perencanaan Logistik
1. PERENCANAAN STRATEGIS
• Perencanaan strategis merupakan perencanaan pada level tertinggi padas suatu
organisasi. Agar dapat disusun dengan baik perencanaan strategis membutuhkan banyak
komitmen dan sumber daya manajerial. Rencana strategis merupakan dasar bagi
perencanaan-perencanaan dibawahnya rencana operasional dan rencana taktis. Dengan
demikian maka rencana strategis merupakan merupakan main map bagi perencanaan
lainnya. Perencanaan strategis dapat diartikan sebagai suatu proses untuk
mengalokasikan sumber daya logistik selama jangka waktu yang panjang, konsisten dan
menunjang bagi seluruh kebijaksanaan dan tujuan organisasi. Jangka waktu perencanaan
strategis ini meliputi jangka waktu yang panjang, antara 5 sampai 10 tahun
2. Perencanaan Operasional
• Perencanaan operasional dapat diartikan sebagai suatu proses untuk mengembangkan
kebijaksanaan dan rencana logistik untuk menangani tindakan manajemen yang rutin
atau reguler dalam suatu organisasi. Rencana operasional adalah alat untuk
mengkoordinir usaha logistik suatu organisasi.Rencana ini pada umumnya meliputi
jangka waktu sampai satu tahun. Rencana operasional yang menyeluruh sekurang-
kurangnya mempunyai 3 (tiga) tujuan yaitu modifikasi sistem, pelaksanaan, dan
anggaran. Rencana operasional ini dirumuskan oleh manajer logistik sebagai tindakan
merealisasikan rencana strategis yang telah dirumuskan oleh manajer puncak
organisasi/perusahaan.
3. Perencanaan Taktis
• Perencanaan taktis dapat diartikan sebagai proses untuk penyesuaian jangka pendek dari
sumber daya logistik untuk hal-hal yang tidak menentu atau tidak diduga, keadaan yang
kompetitif atau kondisi lingkungan. Jangka waktu perencanaan taktis adalah pendek
karena fokusnya berorientasi pada kejadian. Periode pelaksanaannya mungkin saja
meliputi waktu yang panjang bergantung pada sifat dari kejadian itu. Masalah yang
kritis dalam perencanaan taktis adalah penentuan sejauh mana manajemen bertindak
mendahului atau bereaksi terhadap kejadian yang tak terduga .
Contoh Pengambilan Keputusan, Strategis, Taktis, Dan Operasional
BLU
: Badan Layanan UMUM
RBA : Rencana Bisnis Dan Anggaran
Rentra : Rencana Strategis
DIPA. : Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran
RKA- KL : Rencana Kerja Dan Anggaran - Kermentrian/ Lembaga
APBN : Anggaran Pendapatan Dan Belanja Negara
Jenis Belanja Pada DIPA-BLU
1. Belanja Pegawai
Di gunakan untuk membayar gaji, lembur,tunjangan dll yang berhungan dengan karyawan.
2. Belanja Barang
Di gunakan untuk belanjangan barang operasional atau barang rutin.
3. Belanja Modal
Di gunakan untuk belanja Aset atau barang inventaris BLU
Sumber Anggaran Logistik Rumah Sakit
Materi ke 5
PENGADAAN LOGISTIK
PENGADAAN
Kegiatan pengadaan merupakan aktifitas yang paling menentukan dalam rangkaian
manajemen logistik. Melalui proses pengadaan inilah unit logistik dapat menunjukkan
separuh dari kinerjanya, karena jika pengadaan berhasil ini berarti telah ada barang-
barang yang dimiliki oleh organisasi dan siap didistribusikan dan digunakan oleh unit-
unit kerja yang membutuhkan. Dwiantara dan Sumarto (2004)
MACAM-MACAM CARA PENGADAAN BARANG LOGISTIK
1. PEMBELIAN
Yang dimaksud dengan pembelian adalah suatu pristiwa atau tindakan yang dilakukan
oleh dua belah pihak dengan tujuan menukarkan barang atau jasa dengan menggunakan
alat transaksi yang sah dan sama-sama memiliki kesepakatan dalam transaksinya, dalam
pembelian terkadang akan terjadi tawar menawar antara pembeli dan penjual hingga
mendapatkan kesepakatan harga yang kemudian akan melakukan transaksi penukaran
barang atau jasa dengan alat tukar yang sah dan di sepakati kedua belah pihak.
Menurut Galloway (2000) pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada
kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu
yang tepat dan tempat yang tepat
PRINSIP-PRINSIP PEMBELIAN BARANG YANG BAIK ADALAH SEBAGAI
BERIKUT:
The Right Price
The Right Quantity
The Right Place
The Right Quality
The Right Source
Pembelian unit organisasi harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
Melakukan transaksi pembelian pada watu dan tempat yang tepat
Barang yang dibeli memiliki manfaat dan fungsi yang diperlukan
Sebelum membeli membandingkan harga dari tempat yang berbeda
Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian barang atau jasa
Barang yang dibeli kemungkianan dapat dijual kembali
Sebelum membeli lakukan periksalah harga pasar yang ada
2. Peminjaman
Untuk memenuhi kebutuhan logistik yang dibutuhkan, organisasi tidak harus melakukan
usaha pembelian. Organisasi/perusahaan juga dapat mengadakan barang-barang yang
dibutuhkan dengan cara meminjam. Menurut (Dwiantara dan Sumarto, 2004) meminjam
merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik yang diperoleh dari pihak lain dengan
cara tanpa memberikan kontra prestasi (imbalan) dalam bentuk apapun. Pemenuhan
dengan cara ini hendaknya dilakukan hanya untuk memenuhi kebutuhan logistik yang
sifatnya sementara dan harus mempertimbangkan citra baik suatu organisasi.
3. Menyewa
Menyewa berarti melakukan pinjaman kepada pihak lain dengan memberikan imbalan
(kontraprestasi) sesuai dengan perjanjian/kesepakatan kedua belah pihak. Sebagaimana
pemenuhan logistik dengan cara pinjaman, pemenuhan barang dengan cara menyewa
juga hendaknya hanya dilakukan oleh unit logistik untuk barang-barang yang tidak
terlalu vital dan sifatnya sementara. Sedapat mungkin organisasi mengupayakan tanpa
melalui sewa menyewa.
Menurut Pasal 1548 KUH Perdata menyebutkan bahwa: perjanjian sewa-menyewa
adalah suatu perjanjian, dengan mana pihak yang satu mengikatkan dirinya untuk
memberikan kepada pihak yang lainya kenikmatan dari suatu barang, selama waktu
tertentu dan dengan pembayaran suatu harga, yang oleh pihak tersebut belakangan telah
disanggupi pembayaranya. Sedangkan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia sewa
berarti pemakaian sesuatu dengan membayar uang sewa dan menyewa berarti memakai
dengan membayar uang sewa.
Musnahnya barang yang menjadi obyek perjajian sewa-menyewa dapat dibagi
menjadi dua macam yaitu :
Musnah secara total (seluruhnya). Jika barang yang menjadi oyek perjanjian sewa-
menyewa musnah yang diakibatkan oleh peristiwa di luar kesalahan para pihak maka
perjanjian tersebut gugur demi hukum. Pengertian musnah disini berarti barang yang
menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa tidak lagi bisa digunakan sebagai mana
mestinya, meskipun terdaat sisa atau bagian kecil dari barang tersebut masih ada,
Ketentuan tersebut diatur di dalam pasal 1553 KUH Perdata yang menyatakan jika
musnahnya barang terjadi selama sewa-menyewa berangsung yang diakibatkan oleh
suatu keadaan yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang tidak bisa dipertanggung
jawabkan pada salah satu pihak maka perjanjian sewa-menyewa dengan sendirinya
batal.
Musnah sebagian. Barang yang menjadi obyek perjanjian sewa-menyewa disebut
musnah sebagian apabila barang tersebut masih dapat di gunakan dan dinikmati
kegunaanya walaupun bagian dari barang tersebut telah musnah. Jika obyek perjanjian
sewa-menyewa musnah sebagian maka penyewa mempunyai pilihan, yaitu:
a. Meneruskan perjanjian sewa-menyewa dengan meminta pengurangan harga sewa,
b. Meminta pembatalan perjanjian sewa-menyewa.
Pasal 1560, 1564, dan 1583 KUH Perdata menentukan bahwa pihak penyewa memiliki
kewajiban-kewajiban, yaitu:
Mengadakan perbaikan-perbaikan kecil dan sehari-hari sesuai dengan isi perjanjian sewa-
menyewa dan adat kebiasaan setempat.
Memakai barang yang disewa sebagai bapak rumah yang baik, sesuai dengan tujuan yang
diberikan pada barang itu menurut perjanjian sewanya, atau jika tidak ada perjanjian
mengenai itu, menurut tujuan yang dipersangkakan berhubungan dengan keadaan.
Menanggung segala kerusakan yang terjadi selama sewa-menyewa, kecuali jika penyewa
dapat membuktikan bahwa kerusakan tersebut terjadi bukan karena kesalahan si penyewa.
Membayar harga sewa pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
4. Membuat Sendiri
Membuat sendiri merupakan salah satu upaya pemenuhan kebutuhan logistik dengan
cara membuat barang-barang yang dibutuhkan. Pembuatan barang-barang kebutuhan
logistik ini harus benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan organisasi baik dari sisi
waktu maupun kualitas barang. Pemilihan cara ini juga harus mempertimbangkan
tingkat efektifitas dan efisiensinya dan jangan sampai mengorbankan usaha-usaha pokok
organisasi/perusahaan.
5. Menukarkan
Menukarkan merupakan cara pemenuhan kebutuhan logistik dengan jalan menukarkan
barang yang dimiliki dengan barang yang dimiliki oleh pihak lain yang dibutuhkan oleh
organisasi/perusahaan. Pemilihan metode/ cara ini harus mempertimbangkan faktor
saling menguntungkan di antara kedua belah pihak dan barang yang dipertukarkan harus
merupakan barang yang sifatnya kelebihan/ berlebihan yang dipandang tidak memiliki
daya guna untuk perusahaan. Cara ini cukup efektif dalam rangka untuk meningkatkan
efektifitas barang-barang yang dimiliki oleh organisasi/ perusahaan. Barang-barang
yang berlebih menjadi tidak mubazir karena tidak terpakai tetapi dapat ditukar dengan
barang lain yang lebih berguna.
6. Substitusi
Pengadaan barang melalui cara substitusi adalah penggantian barang-barang yang
dibutuhkan dengan barang-barang lain yang sejenis yang dapat menggantikan fungsi
barang yang dibutuhkan secara baik dan cocok. Dengan cara ini, barang yang
dibutuhkan tidak harus sama persis dengan permintaan unit kerja tetapi tetap dapat
dimanfaatkan tanpa mengurangi kinerja unit kerja. Susbtitusi ini sebaiknya dilakukan
jika barang yang dibutuhkan benar-benar tidak tersedia di pasaran, dan tidak bisa
diusahakan baik dengan cara sewa, pinjam maupun dibuat sendiri.
7. Pemberian/ hadiah
Meski jarang terjadi, tetapi pengadaan barang melalui proses pemberian (hibah) atau
hadiah tetap bisa menjadi salah satu alternatif. Hibah/ pemberian barang ini diberikan
oleh pihak lain tanpa adanya ikatan yang dapat merugikan organisasi/ perusahaan. Oleh
sebab itu sebelum menerima hibah/ pemberian unit logistik harus benar-benar mengkaji
dampak-dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari.
8. Perbaikan/ rekondisi
Dalam rangka meningkatkan efisiensi penggunaan barang-barang yang ada di organisasi
maka unit logistik hendaknya memiliki tenaga terampil yang dapat melakukan usaha-
usaha perbaikan (repair) terhadap barang-barang logistik yang mengalami kerusakan,
terutama kerusakan ringan. Namun demikian, unit logistik tetap harus
mempertimbangkan untuk mengadakan barang yang baru jika tingkat kerusakan barang
yang ada sudah parah. Jika kerusakan telah cukup parah dan tetap dipaksakan untuk
direkondisi, dikhawatirkan biaya perawatannya akan lebih mahal dibandingkan dengan
mengadakan barang yang baru.
SISTEM PENGADAAN LOGISTIK
1. Sentralisasi
Menurut Dwinantara dan Sumarto (2004) yang dimaksud dengan sistem pengadaan
barang secara sentralisasi adalah pengadaan barang-barang logistik yang dilakukan oleh
satu unit logistik yang diberikan kewenangan untuk mengadakan barang-barang
kebutuhan semua unit-unit kerja dalam suatu organisasi. Unit logistik inilah satu-
satunya unit kerja yang mengadakan kebutuhan logistik organisasi. Semua unit kerja
mengajukan barang-barang kebutuhannya kepada unit logistik ini.
Kelebihan Sentralisas
Dapat mengurangi harga per satuan karena umumnya melalui sistem sentralisasi ini
pengadaan/ pembelian barang dilakukan dalam partai besar sehingga bisa mendapatkan
potongan harga dari supplier (pemasok);
Dapat mengurangi biaya tambahan (overhead cost), sehingga akan meningkatkan
efisiensi;
Dapat mendukung program standarisasi dan sistem pertukaran logistik antar bagian.
Kekurangan Sistem Sentralisasi
Kebutuhan yang mendesak dari unit kerja tertentu tidak dapat dipenuhi secara cepat
karena unit logistik (bagian pembelian) harus menunggu daftar pembelian barang-
barang dari berbagai unit kerja yang ada;
Dikhawatirkan pemenuhan permintaan kebutuhan logistik pada unit-unit pengguna tidak
sesuai dengan kebutuhan, terutama menyangkut spesifikasi barang yang dibutuhkan dan
waktu. Hal ini dikarenakan unit logistik tidak mengetahui sepenuhnya kebutuhan unit
kerja tersebut. Bisa jadi hal-hal yang dianggap sepele oleh unit logistik justru menjadi
sangat penting bagi unit kerja yang bersangkutan
2. Desentralisasi
Sistem desentralisasi pengadaan barang adalah adanya pemberian kewenangan kepada
masing-masing unit kerja untuk menyusun daftar kebutuhan barang dan sekaligus
melakukan proses pengadaan secara mandiri. Dengan demikian maka masing-masing
unit kerja harus memiliki semacam unit logistik di dalam organisasinya. Kondisi
semacam ini mengakibatkan terlalu banyaknya personil yang mengurusi masalah
pengadaan barang dalam suatu organisasi. Jika setiap organisasi memiliki 5 bagian/ unit
kerja, maka setidaknya ada 5 orang yang kerjanya berurusan dengan masalah logistic.
Kelebihan Sistem Desentralisasi
Kebutuhan logistik masing-masing unit kerja dapat dipenuhi secara cepat sesuai;
Spesifikasi barang logistik sesuai dengan kebutuhan unit kerja yang bersangkutan:
Dapat meminimalisasi barang-barang yang tidak terpakai (mubadzir) karena barang-
barang yang dibeli/ diadakan dapat dimanfaatkan semuanya oleh unit-unit kerja.
Kekurangan Sistem Desentralisasi :
Adanya kecenderungan masing-masing unit kerja untuk memiliki barang-barang baru
dan mahal harganya, padahal barang-barang yang ada masih dapat digunakan untuk
menjalankan roda organisasi;
Tidak ada standarisasi barang, sebab untuk barang yang sama masing-masing unit
kerja dapat membeli merk dan spesifikasi barang yang berbeda-beda;
Biaya per satuan barang menjadi relatif lebih mahal karena masing-masing unit kerja
dapat membeli secara satuan ke berbagai pemasok/ toko;
Munculnya biaya tambahan (overhead cost) yang relatif lebih besar karena
melibatkan banyak pihak. Misalnya saja biaya transportasi, biaya pegawai, biaya
pergudangan, biaya administrasi, dan sebagainya
PRINSIP PENGADAAN BARANG
Mempertahankan kualitas material.
Membeli material dengan harga termurah dan kualitas serta service yang dibutuhkan.
Optimasi persediaan.
Menghindari waste (limbahz), duplikasi ( duplikat )dan obsolescene ke (Usang).
Mempertahankan posisi kompetitif perusahaan.
Ketersediaan terjamin dan biaya pengadaan efisien.
Mencari material baru yang memungkinkan dilakukan peningkatan efisiensi dan
produktifitas perusahaan.
Untuk memilih pemasok mana yang akan dihubungi untuk diajak bekerja sama, maka
perlu mempertimbangkan hal-hal berikut ini:
Pertimbangan ekonomis
Pertimbangan teknis
Sumber pembiayaan
Peraturan pemerintah
Pertimbangan sosial politik
Green Purchasing
Unit logistik tidak seharusnya menemui pemasok tanpa memiliki informasi-informasi
berikut ini sebagai bahan untuk bernegoisasi ?
Waktu penyerahan (kecepatan, kehandalan & fleksibilitas)
Jumlah pengiriman minimum
Mutu
Biaya pengangkutan
Biaya pengangkutan
Persyaratan pembayaran
Koordinasi
Pajak dan nilai tukar
Safety
Materi ke 6
PERGUDANGAN DAN PENYIMPANAN
Gudang
Menurut Bowersox (1978), gudang adalah lokasi untuk penyimpanan produk sampai
permintaan (demand) cukup besar untuk melaksanakan distribusinya.
Menurut Apple (1990), gudang adalah tempat yang dibebani tugas untuk menyimpan
barang yang akan dipergunakan dalam produksi, sampai barang tersebut diminta sesuai
jadwal produksi.
Menurut Siahaya (2013), gudang merupakan tempat atau bangunan yang digunakan
menimbun, menyimpan barang baik berupa bahan baku (raw material), barang setengah
jadi (work in process) atau barang jadi (finished product).
Menurut Permadi dan Setya (2014) gudang adalah tempat penyimpanan barang yang
akan dilakukan proses manufaktur, maupun barang jadi yang siap dipasarkan.
Contoh Gudang
■ Hand Pallet
■ Rak
■ Komputer