1
Logistik bisnis yang biasa dilaksanakan dalam berbagai jenis usaha baik
manufaktur maupun jasa dibangun berdasarkan dua kelompok kegiatan penting
yaitu kegiatan kunci dan kegiatan pendukung. Adapun kegiatan kunci dari
logistik bisnis adalah terdiri dari penetapan standar pelayanan, manajemen
transportasi, manajemen persediaan, dan pemrosesan pesanan. Sedangkan
kegiatan pendukungnya adalah meliputi pergudangan, penangan material,
pembelian, kemasan pelindung, kerjasama dengan produksi, dan pemeliharaan
informasi.
1.3 Logistik Bisnis dalam Perusahaan
Semua perusahaan memiliki fungsi produksi dan pemasaran. Pemasaran
berarti semua aktivitas dalam upaya menjual sesuatu, sedangkan produksi
berarti aktivitas dalam rangka menghasilkan produk.
Fungsi pemasaran meliputi kegiatan promosi, penelitian pasar, bauran
produk, manajemen penjualan, standar pelayanan kepada pelanggan,
penentuan harga, pengepakan, dan penentuan lokasi pengecer. Sedangkan
fungsi produksi meliputi kegiatan pengendalian mutu, penjadwalan produksi
rinci, perawatan perlengkapan, perencanaan kapasitas, perancangan kerja,
pungukuran dan standar kerja, penjadwalan produk, penentuan lokasi pabrik,
dan pembelian.
Produk yang dihasilkan pabrik tidak akan bisa sampai di komunitas
pelanggan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga, dan tepat
lokasi, jika tidak memiliki sitem logistik yang tangguh.
2
BAB II
3
penting agar pelayanan kepada pelanggan senantiasa bisa dilakukan dengan
konsisten.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat mencapai laba
secara maksimal yaitu jangan hanya melihat laba per barang yang diberikan
oleh distributor untuk pengecer, ongkos transportasi karena jika tidak bijak
maka akan membawa kerugian bagi perusahaan, untuk meningkatkan
pelayanan maka lakukan pengiriman secara tepat namun jika terlalu lambat
tidak akan memuaskan pelanggan sehingga kondisi ini harus diselesaikan
dengan penentuan standar pelayanan minimum atau menentukan tingkat
pelayanan optimum.
2.4 Elemen Pelayanan kepada Pelanggan
Elemen pelayanan bisa diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama yaitu
menyangkut pratransaksi, saat transaksi, dan pascatransaksi. Elemen
pratransaksi, dilakukan dan harus sesuai dengan kebijakan pelayanan pada
suatu organisasi, yang bisa berdampak signifikan terhadap persepsi pelanggan
dalam upaya perusahaan untuk memuaskannya. Elemen pratransaksi terdiri
dari kebijakan pelayanan secara tertulis, pelanggan disediakan kebijakan
tertulis, struktur organisasi, fleksibilitas sistem, pelayanan manajemen,.
Sedangkan saat transaksi adalah elemen yang secara normal dan biasa
diasosiasikan dengan pelayanan kepada pelanggan, meliputi tingkat
kekurangan stok, informasi ketersediaan, ketelitian sistem, konsistensi siklus
pesanan, penangan khusus, transshipment, kenyamanan pesanan, prooduk
subtitusi.
Elemen pasca transaksi yaitu pelayanan yang dilakukan perusahaan dimana
produk atau jasa telah diterima pelanggan, secara historis elemen pelayanan ini
selalu diabaikan oleh perusahaan, hal ini beralasan karena relatif kecil
pelanggan yang melakukan komplain akibat dari pelayanan perusahaan yang
buruk. Elemen pelayanan pasca transaksi meliputi, instalasi, garansi,
perbaikan, dan jasa suku cadang, product tracking, komplain, klaim, dan
pengembalian, dan penggantian produk.
4
2.4 Pelayanan dan Keunggulan Strategis
Pelayanan adalah keluaran dari sistem logistik dan kunci yang
menghubungkan antara pemasaran dengan fungsi-fungsi logistik. Elemen
bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product, price, place, dan promosi,
sedangkan elemen place merupakan jembatan antara pemasaran dengan fungsi
logistik.
Elemen bauran pemasaran di luar place yaitu produk, harga, dan promosi
berfungsi menciptakan nilai tambah untuk pelanggan, namun jika pesaing
memiliki kinerja yang sama dalam menjalankan ketiga elemen tersebut, maka
pelayananlah yang menjadi penentu kemenangan persaingan dan jika
pelayannya lebih baik maka pelanggan akan tetap loyal.
2.5 Menetapkan Strategi Pelayanan
Organisasi yang melaksanakan kegiatan pemasaran yang sungguh-sungguh
dapat tereduksi hasilnya oleh karena kurangnya pemahaman dalam
melaksanakan kebijakan pelayanan kepada pelanggan, sehingga elemen
customer service sering terabaikan dalam bauran pemasaran.
Manajemen sering memperlakukan sama terhadap semua pelanggan, tidak
menghargai bahwa pelanggan yang berbeda menginginkan tingkat dan jenis
pelayanan yang berbeda pula.
Metode yang banyak digunakan untuk menetapkan tingkat pelayanan
kepada pelanggan adalah dengan cara melakukan benchmark terhadap pesaing,
tentang bagimana kinerja pelayanan yang pesaing capai.
2.6 Proses Mengetahui Ekspetasi Pelanggan
Apabila pelanggan telah dapat diidentifikasi dalam segmen pasar yang telah
menjadi target perusahaan untuk produk tertentu, maka ekspetasi pelanggan
dapat ditentukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut
(Gaspersz, 1997) :
˗ Apa produk yang diinginkan pelanggan ?
˗ Bagaimana kinerja yang dibutuhkan untuk memenuhi ekspetasi pelanggan
?
˗ Bagaimana kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap karakteristik ?
˗ Bagaimana dengan kepuasan pelanggan pada tingkat kinerja yang ada
5
sekarang ?
2.7 Mekanisme untuk Memahami Ekspektasi Pelanggan
Pemahaman terhadap ekspektasi pelanggan adalah prasyarat untuk
meningkatkan mutu dan mencapai kepuasan totoal pelanggan. Terdapat banyak
metode yang digunakan untuk menetapkan strategi pelayanan kepada
pelanggan, antara lain : (Douglas M. Lambert, 1998)
˗ Menentukan tingkat pelayanan berdasarkan reaksi terhadap kekurangan
stok pada tingkat pengecer.
˗ Trade-off ongkos/pendapatan
˗ Analisis ABC untuk pelayanan
˗ Audit pelayanan.
2.8 Reaksi Pelanggan terhadap Kekurangan Stok
Kebanyakan perusahaan manufaktur tidak menjual produknya secara
eksklusif langsung kepada pengguna akhir, mereka menjual kepada pedagang
besar atau pihak intermediary lain, dan terus menjual ke konsumen akhir.
Alasannya mungkin sulit untuk dapat mengetahui dampak dari kekurangan
stok yang terjadi pada pengguna akhir.
Salah satu cara untuk menetapkan tingkat pelayanan yang diharapkan oleh
tingkat pengecer adalah menentukan respon pelanggan terhadap kekurangan
stok, dengan menggunakan alternatif substitusi: ukuran beda pada merk yang
sama, mengganti dengan merk lain, atau pergi ke pengecer lain untuk membeli
barang yang dipesan.
2.9 TradeOFF antara Ongkos/Pendapatan
Total pengeluaran logistik yang terdiri dari ongkos simpan, transport,
pemrosesan dan informasi pesanan, gudang, dan jumlah lot, dapat dipandang
sebagai pengeluaran perusahaan untuk melakukan pelayanan kepada
pelanggan.
Perbaikan pelayanan bisa dilakukan dengan cara simultan pada berbagai
fungsi logistik dengan mengurangi ongkos yang diperlukan, namun dengan
tetap melakukan perbaikan pelayanan kepada para pelanggannya.
6
2.10 Analisis ABC untuk Pelayanan
Logika klasifikasi ABC adalah bahwa beberapa pelanggan dan produk
lebih memberi manfaat bagi perusahaan dibanding yang lain. Manfaat
dimaksud adalah dalam bentuk profitabilitas, penjualan, tingkat pertumbuhan
segmen pasar.
Pada prinsipnya analisis ABC adalah perusahaan harus memutuskan
pengelolaan terhadap pelanggan dengan jumlah pembelian kecil tapi nilai
pembeliannya tinggi, atau kombinasi antara pelanggan dengan produk yang
dibelinya sehingga keputusan perusahaan dalam menetapkan strategi
pelayanan adalah dengan menggunakan kriteria kombinasi pelanggan mana
dan membeli jenis produk apa yang memiliki kontribusi terbesar bagi
perusahaan.
2.1 Audit Pelayanan
Audit pelayanan kepada pelanggan digunakan sebagai alat evaluasi LOS
yang diselenggarakan perusahaan dan sebagai bahan benchmark untuk
menilai dampak kebijakan pelayanan yang dilakukan perusahaan.
Tujuan audit pelayanan adalah untuk mengetahui elemen pelayanan kritis,
mengetahui kinerja pengendalian elemen-elemen pelayanan, menilai mutu
dan kapabilitas sistem informasi internal.
Terdapat empat langkah tegas dalam audit, yaitu audit pelayanan eksternal,
audit pelayanan internal, identifikasi peluang dan metode perbaikan, dan
menetapkan tingkat pelayanan.
7
BAB III
8
Pergerakan melalui ruang atau jarak dalam rangka menambah nilai terhadap
produk yang dikirim, dan nilai tambah yang dimaksud adalah utilitas tempat
(place utility) sedangkan utilitas waktu (time utility dibangkitkan oleh aktivitas
pergudangan dan penyimpanan produk hingga saatnya diperlukan pelanggan.
Jika produk tidak tersedia tepat waktu saat diperlukan pelanggan, akibatnya
akan bermasalah, karena bisa menyebabkan kehilangan penjualan,
ketidakpuasan pelanggan, terganggunya aktivitas produksi, bialamana produk
tersebut masih dalam proses manufaktur.
3.3 Hubungan antara Transportasi, Pemasaran, dan Logistik
Transportasi bertugas memindahkan produk ke pasar yang secara geografi
terpisah jauh dengan produsen, namun demikian transportasi sangat berguna
untuk meningkatkan nilai tambah produk bagi para pelanggan, di mana produk
harus datang tepat waktu, tidak rusak, dan pada jumlah yang sesuai dengan
keperluan.
Ketersediaan, kecukupan, dan ongkos transportasi berdampak terhadap
pengelolaan keputusan bisnis, keputusan bisnis tersebut sangat berelasi dengan
pengelolaan fungsi transportasi. Keputusan bisnis tersebut meliputi apa yang
harus diproduksi, harus dijual di mana, di mana fasilitas ditempatkan, dan dari
mana sumber material berasal.
3.4 Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Harga
Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi biaya/harga dapat
dikelompokkan pada dua kategori yaitu faktor yang berelasi dengan produk
dan faktor yang berelasi dengan pasar.
Faktor yang berelasi dengan produk meliputi kepadatan, kemampuan muat,
kemudahan/kesulitan penanganan, keberhargaan. Sedangkan faktor yang
berelasi dengan pasar meliputi tingkat persaingan inter dan antar moda, lokasi
pasar yang menentukan jarak angkut barang, regulasi angkutan transportasi,
keseimbangan/ketidakseimbangan lalu lintas angkutan ke/dari pasar,
pergerakan produk musiman, produk yang diangkut secara
domestik/internasional.
9
3.5 Karakteristik Moda Transportasi
Moda transportasi untuk angkutan barang yang biasa dilakukan oleh para
pengguna transportasi meliputi matra darat, laut, dan udara. Setiap moda
memiliki karakteristik yang khas, oleh karena itu setiap moda memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing tergantung dari barang yang
diangkutnya.
Dalam memutuskan moda tranport mana yang akan dipilih, ada baiknya
mempertimbangkan kriteria seperti ongkos, waktu kirim, variabilitas waktu
kirim, dan besarnya kehilangan/kerusakan barang yang diangkutnya.
3.6 Pihak Ketiga
Terdapat dua pihak dalam kegiatan transportasi produk, yaitu pihak
perusahaan penghasil produk yang memerlukan jasa transportasi untuk
mengirim ke pasar tujuan, karena berbagai alasan mereka tidak melakukan
pengiriman sendiri, sehingga tak memiliki armada transportasi atau disebut
pengirim/shipper dan pihak perusahaan jasa transportasi yang mengangkut
produk milik shipper, pihak ini disebut carrier.
Pihak ketiga (third parties adalah perusahaan jasa yang berfungsi memenuhi
kebutuhan angkutan pihak shippers, dimana pihak shippers tidak memiliki
armada karena jasa angkutan bukan merupakan bisnis intinya atau karena
berbagai alasan bisnis lainnya.
Terdapat beberapa tipe perusahaan transportasi pihak ketiga, antara lain
perantara transportasi, jasa titipan, asosiasi para shippers, pemasaran
intermoda, dan penyedia jasa logistik pihak ketiga.
3.1 Variasi Moda dan Persaingan
Penggunaan moda transport pada suatu perusahaan memiliki peran dalam
memenangkan persaingan bisnis, karena kinerja dan keunikan setiap moda
memiliki perbedaan karakteristik ongkos yang khas. Jika perusahaan memiliki
variasi moda transport dalam melayani pelanggan biasanya akan memberi
tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan hanya
menggunakan jenis moda transportasi yang tunggal, karena tidak memiliki
alternatif yang lebih baik dalam melayani pelanggannya, sedangkan ongkos
10
transport adalah salah satu penentu dalam memenangkan persaingan, walupun
antar para pesaing sudah mampu menyamakan harga pokok produksinya.
11
BAB IV
12
mengelola persedian memerlukan ongkos yang tak kecil dan pada struktur
harga pokok penjualan, unsur persediaan menunjukkan tentang pembentukan
struktur harga pokok penjualan sebuah perusahaan, yaitu pada ongkos
langsung untuk persediaan bahan baku yang digunakan, ongkos tak langsung
pabrik untuk bahan penolong, persediaan pada barang dalam proses barang
jadi.
Selain berkonotasi pengeluaran, persediaan pun memiliki nilai aset berarti
bagi perusahaan, yang wujudnya berbentuk: persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses, persediaan barang jadi.
13
BAB V
PEMROSESAN PESANAN
14
merupakan hal penting untuk membantu mepertahankan jadwal pengisian
tetap. Yang harus dipikirkan oleh para ahli dan praktisi logistik adalah
bagaimana sebuah perusahaan harus merancang sistem siklus pemrosesan
pesanan yang baik dalam rangka memasok barang-barang untuk ribuan
pengecer yang tersebar di berbagai wilayah.
Pemrosesan pesanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap
produk dari stok pengecer hampir dilakukan secara instant, karena konsumen
memilih dan mengambil sendiri barang yang diperlukannya.
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pemrosesan Pesanan
Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat
waktu proses. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemrosesan pesanan
adalah prioritas pemrosesan pesanan, pemrosesan paralel versus berurutan,
akurasi pemenuhan pesanan, pengelompokan pesanan, dan konsolidiasi
pengiriman.
Urutan pemrosesan pesanan tidak selalu dilayani dengan menggunakan
disiplin antrian yang lebih dulu masuk akan lebih dulu diproses, tetapi sangat
kondisional, namun secara umum harus tetap berada pada interval waktu sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan bagi semua pelanggan,
sehingga tidak ada kesan diskriminasi pelayanan terhadap pelanggan satu
dengan yang lainnya.
Sehubungan dengan terbatasnya sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki
perusahaan, antara lain karena terbatasnya jumlah pegawai, terbatasnya
fasilitas fisik, terpaksa melakukan proses pemesanan secara berurutan yang
bersifat serial. Semua itu berakibat waktu pemrosesan pesanan akan panjang
ketika semua tugas diselesaikan secara berurutan. Namun jika kegiatan
pemrosesan pesanan dilakukan secara paralel, niscaya akan mampu mereduksi
total waktu pemrosesan pesanan, dengan syarat akurasi setiap tahapannya
harus bisa dijaga dengan ketat.
Jika pesanan yang masuk ke perusahaan ternyata bervariasi menurut jenis
dan jumlahnya, dan jika dilayani secara sendiri-sendiri sesuai dengan urutan
pesanan yang masuk, secara agregat akan menimbulkan waktu proses yang
panjang. Pada kondisi ini sebaiknya mengelompokkan terlebih dahulu
15
berdasarkan jenis yang sama, kemudian menjadwalkannya sesuai dengan
permintaan pelanggan, tindakan ini berdampak secara agregat mengurangi
waktu dan biaya pemrosesan pesanan, karena pesanan tidak diproses secara
sendiri-sendiri.
Konsolidasi pengiriman berarti pesanan yang dikirim kepada pelanggan
harus dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan jumlah permintaan yang
kecil-kecil dikonsolidasi terlebih dahulu menjadi ukuran yang besar kemudian
dikirim ke komunitas para pelanggan. Prinsip konsolidasi pengiriman
bertujuan untuk memperoleh ukuran pengiriman ekonomis, sehingga mampu
mengurangi ongkos transportasi dalam pengiriman pesanan kepada pelanggan.
Namun proses konsolidiasi pengiriman akan lebih baik jika dimulai dalam
aktivitas pemrosesan pesanan terlebih dahulu melalui pengelompokan,
sehingga konsolidasi pengiriman bisa dilakukan secara lebih mudah, karena
sudah disiapkan lebih dulu, artinya proses konsolidasi sangat berhubungan erat
dengan aktivitas pengelompokan dalam pemrosesan pesanan.
16
BAB VI
OPERASI PERGUDANGAN
17
barang langsung menuju ke truk pengiriman, gudang kontrak adalah
merupakan variasi dari tipe gudang umum yang diselenggarakan antara
pengguna dengan penyelenggara jasa pergudangan, gudang umum terdapat
dalam banyak tipe yaitu seperti gudang dagang produk manufaktur, gudang
pendingin, gudang “bonded”, gudang kooditas khusu, dan guadng curah.
18
BAB VII
19
BAB VIII
20
Kegiatan pemasaran tidak akan mampu melepaskan diri dari unsur bauran
pemasaran, yaitu unsur-unsur yang satu dengan lainnya harus saling terkait dan
terintegrasi secara utuh, sehingga apabila salah satu diantaranya terjadi
ketimpangan, maka proses kegiatan pemasaran akan mengalami hambatan.
Proses distribusi produk dari pihak produsen hingga pelanggan akhir
memerlukan dua kegiatan penting yang tak mungkin dapat dihindari, yaitu
pergerakan produk yang difasilitasi oleh sarana dan prasarana transportasi, dan
dalam kegiatan distribusi tersebut terdapat kegiatan penyimpanan dengan
maksud tertentu, dengan kata lain kegiatan logistik terbentuk karena adanya
pergerakan dan penyimpanan barang. Sedangkan bauran kegiatan logistik,
terbentuk oleh 2 aktivitas, yaitu aktivitas kunci dan aktivitas pendukung.
Aktivitas kunci meliputi standarisasi pelayanan kepada pelanggan,
transportasi, persediaan, pemrosesan pesanan. Sedangkan aktivias pendukung
meliputi pergudangan, penangan material, pembelian, pemeliharaan informasi,
dan kemasan pelindung.
8.3 Logistik dan Strategi Pertumbuhan Korporat
Strategi korporat adalah suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan
nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas nmultiasarnya. Arah
strategi korporat terdiri dari strategi pertumbuhan, strategi stabilitas, strategi
pembaharuan. Ketiga strategi tersebut dipetakan pada kurva siklus hidup
produk yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pengenalan, tahap pertumbuhan,
tahap kemapanan, tahap penurunan.
Untuk tahap pertumbuhan perlu penerapan beberapa strategi alternatif
seperti strategi konsentrasi, strategi integrasi vertikal, strategi integrasi
horisontal, strategi diversifikasi, dan strategi internasional.
Keberhasilan dari implementasi semua strategi pertumbuhan tersebut sangat
bergantung dari dukungan logistik, karena pada tahap pertumbuhan
memerlukan “energi” dan bersifat ofensif dan agresif, agar perusahaan mampu
bertumbuh dan agar pertumbuhannya memiliki pondasi yang kuat, maka
dukungan aktivitas logistik mutlak diperlukan.
21
Peran dan pentingnya aktivitas logistikselain mendukung terhadap strategi
pertumbuhan yang dilaksanakn perusahaan, juga sangat diperlukan tatkala
perusahaan memberlakukan strategi stabilitas dan strategi pembaharuan.
22
BAB IX
23
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan rantai pasok yang baik,
informasi memegang peranan penting, baik untuk level strategi, perencanaan
maupun level operasional. Demikian juga halnya untuk kepentingan pemicu
rantai pasok yang meliputi fasilitas, transportasi, persediaan, pencarian sumber
pasok, dan harga.
Munculnya manajemen rantai pasok telah memperluas ruang lingkup
seluruh perusahaan dalam mebuat keputusan. Berdasarkan sudut pandang
perusahaan semua proses dalam rantai pasok dapat dikategorikan terhadap 3
area utama yaitu proses berfokus pada hilir, proses berfokus pada internal,
proses berfokus pada hulu.
9.3 Manajemen Hubungan Pelanggan
Proses makro manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah sebuah sistem
informasi terpadu yang berguna untuk melakukan fungsi manajemen yang
terdiri dari kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian aktivitas
prapenjualan, dan pasca penjualan dalam organisasi bisni.
Sasaran dari proses makro CRM adalah membangkitkan permintaan
pelanggan dan memfasilitasi penyebaran dan pelacakan pesanan. Kelemahan
proses ini adalah sering terjadinya permintaan yang hilang dan kurang
pengalaman para pelanggan karena pesanan tidak diproses dan dieksekusi
secara efktif. Proses-proses kunci CRM adalah pemasaran, menjual,
manajemen pesanan, panggilan/pusat pelayanan.
Target utama dari CRM adalah meningkatkan pertumbuhan perusahaan,
baik pertumbuhan dalam kemampuan memperoleh laba, maupun pertumbuhan
penjualan. Sedangkan tujuan dari CRM adalah untuk menyediakan fasilitas
feedback yang efektif dari para pelanggan, sehingga berdampak terhadap
meningkatnya tingkat penjualan dan laba perusahaan, akhirmnya bermuara
pada meningkatnya tingkat pengembalian investasi.
CRM adalah sebuah perangkat lunak yang terpadu antara kepentingan
perusahaan dengan para pelanggannya, untuk keperluan tersebut CRM
dirancang untuk menjadi metode teknologi yang digunakan perusahaan untuk
mengelola hubungan mereka dengan pelanggannya.
24
Melalui perangkat lunak CRM perusahaan mampu meningkatkan pelayanan
kepada para pelanggan. Salah satu implementasinya yaitu proses pemesanan
pelanggan dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan sistem, dan
hanya dengan melakukan sentuhan pada perangkat tersebut.
25
BAB X
26
10.4 Gross National Income (GNI)
Apabila kita hubungkan lagi dengan tolak ukur kemajuan sebuah negara
dipandang dari GNI dan kategori negara dari perspektif penerimaan maka
ketiga pemeringkatan tersebut lebih konsisten lagi dan untuk lebih jelasnya
adalah apabila peringkat LPI, Doing Business, Competitivenss tinggi,
berdampak terhadap GNI dan kategori penghasilan negara menjadi tinggi
pula, demikian pula berlaku sebaliknya.
Namun secara umum hubungan antara LPI, Doing Business, dan GNI
memiliki korelasi positif. Melalui peningkatan LPI makan diikuti pula
meningkatnya Doing Bussiness dan daya saing, serta bermuara pada
meningkatnya pendapatan negara.
27