Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENTINGNYA PERAN LOGISTIK BISNIS

1.1 Apa itu Logistik Bisnis


Logistik bisnis merupakan bidang kajian manajemen terpadu yang relatif
baru bila dibandingkan dengan bidang keuangan, pemasaran, produksi. Dalam
bidang bisnis, selalu melibatkan kegiatan pergerakan dan penyimpanan, dalam
upaya untuk mmenuhi kebutuhan para pelanggan yang tersebar baik
berdasarkan lokasi maupun waktu.
Logistik merupakan proses merencanakan, menerapkan, dan
mengendalikan yang efektif dan efisien dari aliran dan penyimpanan bahan
baku, persediaan dalam proses, dan barang jadi yang terhubung dengan
informasi dari titik asal ke titik konsumsi, untuk memenuhi kebutuhan para
pelanggan (Ronald H. Ballou, 1992).
Misi logistik adalah memperoleh barang atau jasa yang tepat, untuk lokasi
yang tepat, pada saat yang tepat, dan pada kondisi yang diharapkan, serta
memberi kontribusi besar untuk perusahaan.
1.2 Lingkup Logistik
Secara praktis logistik adalah merupakan kumpulan kegiatan fungsional
yang berulang-ulang melalui saluran aliran material yang dikonversi menjadi
produk dan dikirim hingga ke para pelanggan. Sedangkan logistik bisnis adalah
terdiri dari dua proses besar, yaitu (1) semua kegiatan logistik sebelum
dilaksanakannya kegiatan produksi disebut inbound logistics dan proses
pengelolaannya disebut manajemen material, dan setelah kegiatan produksi
disebut outbound logistics, sedangkan proses pengelolaannya disebut
manajemen distribusi fisik.
Semua kegiatan pada inbound and outbound logistics pada prinsipnya
memiliki kesamaan, kecuali pada kegiatan inbound terdapat kegiatan akuisisi
yaitu kegiatan tentang proses pembelian bahan baku, sedangkan pada outbound
dinyatakan sebagai kegiatan jadwal produksi, perbedaan yang prinsip hanyalah
pada objek yang ditangani, dimana pada inbound yang ditangani adalah bahan
baku dan bahan lainnya, sedangkan pada outbound adalah barang jadi.

1
Logistik bisnis yang biasa dilaksanakan dalam berbagai jenis usaha baik
manufaktur maupun jasa dibangun berdasarkan dua kelompok kegiatan penting
yaitu kegiatan kunci dan kegiatan pendukung. Adapun kegiatan kunci dari
logistik bisnis adalah terdiri dari penetapan standar pelayanan, manajemen
transportasi, manajemen persediaan, dan pemrosesan pesanan. Sedangkan
kegiatan pendukungnya adalah meliputi pergudangan, penangan material,
pembelian, kemasan pelindung, kerjasama dengan produksi, dan pemeliharaan
informasi.
1.3 Logistik Bisnis dalam Perusahaan
Semua perusahaan memiliki fungsi produksi dan pemasaran. Pemasaran
berarti semua aktivitas dalam upaya menjual sesuatu, sedangkan produksi
berarti aktivitas dalam rangka menghasilkan produk.
Fungsi pemasaran meliputi kegiatan promosi, penelitian pasar, bauran
produk, manajemen penjualan, standar pelayanan kepada pelanggan,
penentuan harga, pengepakan, dan penentuan lokasi pengecer. Sedangkan
fungsi produksi meliputi kegiatan pengendalian mutu, penjadwalan produksi
rinci, perawatan perlengkapan, perencanaan kapasitas, perancangan kerja,
pungukuran dan standar kerja, penjadwalan produk, penentuan lokasi pabrik,
dan pembelian.
Produk yang dihasilkan pabrik tidak akan bisa sampai di komunitas
pelanggan secara tepat waktu, tepat jumlah, tepat mutu, tepat harga, dan tepat
lokasi, jika tidak memiliki sitem logistik yang tangguh.

2
BAB II

CUSTOMER SERVICE DALAM LOGISTIK

2.2 Kinerja Logistik Perusahaan


Kinerja aktivitas logistik harus ammpu menghasilkan laba yang optimum
bagi perusahaan, melalui pelayanan yang baik kepada para pelanggan. Kinerja
logistik dapat diukur oleh tiga komponen penting yaitu ukuran kapabilitas,
ketersediaan, dan mutu.
Ukuran kapabilitas adalah mengevaluasi dampak ketidaktentuan terhadapa
keefektifan operasional kegiatan logistik, lebih rinci dari ukuran kapabilitas
adalah sampai sejauh mana pihak pelaksana logistik mampu melaksanakan 4
elemen penting yaitu penyerahan pesanan, pemrosesan pesanan, pemenuhan
pesanan, dan angkutan pesanan.
Eleman ketersediaan biasanya diukur secara rinci melalui sebuah kinerja
berdasarkan ukuran berapa kali terjadi pesanan kurang, rata-rata tidak ada stock
pesanan, rata-rata persentase tersedia semua pesanan, frekuensi pemesanan
ulang, dan pemenuhan pemesanan ulang. Ukuran mutu operasional logistik
sama dengan ukuran kinerja lainnya, yaitu memerlukan analisis dari beberapa
faktor penting antara lain berapa frekuensi terjadi kerusakan produk, berapa
kali terjadi pengiriman produk pada lokasi yang tepat, berapa persentase barang
rusak dalam pengiriman, berapa frekuensi terjadi claim pelanggan karena
kerusakan barang.
2.2 Hubungan Ongkos dengan Pelayanan
Terdapat hubungan erat antara ongkos dengan pelayanan logistik dan
pelayanan logistik mempengaruhi terhadap perolehan laba perusahaan,
hubungan positif tersebut tidak berlaku selamanya tapi terbatas pada kondisi
tertentu.
Masalah yang harus dipenuhi oleh perusahaan adalah bagaimana strategi
dan cara agar pendapatan selalu lebih besar dibanding ongkos logistik, agar
memperoleh selisih positif antar keduanya, dengan kata lain perusahaan selalu
memperoleh laba yang berguna untuk pengembangan usaha dan ayang lebih

3
penting agar pelayanan kepada pelanggan senantiasa bisa dilakukan dengan
konsisten.
Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan agar dapat mencapai laba
secara maksimal yaitu jangan hanya melihat laba per barang yang diberikan
oleh distributor untuk pengecer, ongkos transportasi karena jika tidak bijak
maka akan membawa kerugian bagi perusahaan, untuk meningkatkan
pelayanan maka lakukan pengiriman secara tepat namun jika terlalu lambat
tidak akan memuaskan pelanggan sehingga kondisi ini harus diselesaikan
dengan penentuan standar pelayanan minimum atau menentukan tingkat
pelayanan optimum.
2.4 Elemen Pelayanan kepada Pelanggan
Elemen pelayanan bisa diklasifikasikan menjadi tiga kelompok utama yaitu
menyangkut pratransaksi, saat transaksi, dan pascatransaksi. Elemen
pratransaksi, dilakukan dan harus sesuai dengan kebijakan pelayanan pada
suatu organisasi, yang bisa berdampak signifikan terhadap persepsi pelanggan
dalam upaya perusahaan untuk memuaskannya. Elemen pratransaksi terdiri
dari kebijakan pelayanan secara tertulis, pelanggan disediakan kebijakan
tertulis, struktur organisasi, fleksibilitas sistem, pelayanan manajemen,.
Sedangkan saat transaksi adalah elemen yang secara normal dan biasa
diasosiasikan dengan pelayanan kepada pelanggan, meliputi tingkat
kekurangan stok, informasi ketersediaan, ketelitian sistem, konsistensi siklus
pesanan, penangan khusus, transshipment, kenyamanan pesanan, prooduk
subtitusi.
Elemen pasca transaksi yaitu pelayanan yang dilakukan perusahaan dimana
produk atau jasa telah diterima pelanggan, secara historis elemen pelayanan ini
selalu diabaikan oleh perusahaan, hal ini beralasan karena relatif kecil
pelanggan yang melakukan komplain akibat dari pelayanan perusahaan yang
buruk. Elemen pelayanan pasca transaksi meliputi, instalasi, garansi,
perbaikan, dan jasa suku cadang, product tracking, komplain, klaim, dan
pengembalian, dan penggantian produk.

4
2.4 Pelayanan dan Keunggulan Strategis
Pelayanan adalah keluaran dari sistem logistik dan kunci yang
menghubungkan antara pemasaran dengan fungsi-fungsi logistik. Elemen
bauran pemasaran terdiri dari 4P, yaitu product, price, place, dan promosi,
sedangkan elemen place merupakan jembatan antara pemasaran dengan fungsi
logistik.
Elemen bauran pemasaran di luar place yaitu produk, harga, dan promosi
berfungsi menciptakan nilai tambah untuk pelanggan, namun jika pesaing
memiliki kinerja yang sama dalam menjalankan ketiga elemen tersebut, maka
pelayananlah yang menjadi penentu kemenangan persaingan dan jika
pelayannya lebih baik maka pelanggan akan tetap loyal.
2.5 Menetapkan Strategi Pelayanan
Organisasi yang melaksanakan kegiatan pemasaran yang sungguh-sungguh
dapat tereduksi hasilnya oleh karena kurangnya pemahaman dalam
melaksanakan kebijakan pelayanan kepada pelanggan, sehingga elemen
customer service sering terabaikan dalam bauran pemasaran.
Manajemen sering memperlakukan sama terhadap semua pelanggan, tidak
menghargai bahwa pelanggan yang berbeda menginginkan tingkat dan jenis
pelayanan yang berbeda pula.
Metode yang banyak digunakan untuk menetapkan tingkat pelayanan
kepada pelanggan adalah dengan cara melakukan benchmark terhadap pesaing,
tentang bagimana kinerja pelayanan yang pesaing capai.
2.6 Proses Mengetahui Ekspetasi Pelanggan
Apabila pelanggan telah dapat diidentifikasi dalam segmen pasar yang telah
menjadi target perusahaan untuk produk tertentu, maka ekspetasi pelanggan
dapat ditentukan dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan sebagai berikut
(Gaspersz, 1997) :
˗ Apa produk yang diinginkan pelanggan ?
˗ Bagaimana kinerja yang dibutuhkan untuk memenuhi ekspetasi pelanggan
?
˗ Bagaimana kepentingan relatif (urutan prioritas) dari setiap karakteristik ?
˗ Bagaimana dengan kepuasan pelanggan pada tingkat kinerja yang ada

5
sekarang ?
2.7 Mekanisme untuk Memahami Ekspektasi Pelanggan
Pemahaman terhadap ekspektasi pelanggan adalah prasyarat untuk
meningkatkan mutu dan mencapai kepuasan totoal pelanggan. Terdapat banyak
metode yang digunakan untuk menetapkan strategi pelayanan kepada
pelanggan, antara lain : (Douglas M. Lambert, 1998)
˗ Menentukan tingkat pelayanan berdasarkan reaksi terhadap kekurangan
stok pada tingkat pengecer.
˗ Trade-off ongkos/pendapatan
˗ Analisis ABC untuk pelayanan
˗ Audit pelayanan.
2.8 Reaksi Pelanggan terhadap Kekurangan Stok
Kebanyakan perusahaan manufaktur tidak menjual produknya secara
eksklusif langsung kepada pengguna akhir, mereka menjual kepada pedagang
besar atau pihak intermediary lain, dan terus menjual ke konsumen akhir.
Alasannya mungkin sulit untuk dapat mengetahui dampak dari kekurangan
stok yang terjadi pada pengguna akhir.
Salah satu cara untuk menetapkan tingkat pelayanan yang diharapkan oleh
tingkat pengecer adalah menentukan respon pelanggan terhadap kekurangan
stok, dengan menggunakan alternatif substitusi: ukuran beda pada merk yang
sama, mengganti dengan merk lain, atau pergi ke pengecer lain untuk membeli
barang yang dipesan.
2.9 TradeOFF antara Ongkos/Pendapatan
Total pengeluaran logistik yang terdiri dari ongkos simpan, transport,
pemrosesan dan informasi pesanan, gudang, dan jumlah lot, dapat dipandang
sebagai pengeluaran perusahaan untuk melakukan pelayanan kepada
pelanggan.
Perbaikan pelayanan bisa dilakukan dengan cara simultan pada berbagai
fungsi logistik dengan mengurangi ongkos yang diperlukan, namun dengan
tetap melakukan perbaikan pelayanan kepada para pelanggannya.

6
2.10 Analisis ABC untuk Pelayanan
Logika klasifikasi ABC adalah bahwa beberapa pelanggan dan produk
lebih memberi manfaat bagi perusahaan dibanding yang lain. Manfaat
dimaksud adalah dalam bentuk profitabilitas, penjualan, tingkat pertumbuhan
segmen pasar.
Pada prinsipnya analisis ABC adalah perusahaan harus memutuskan
pengelolaan terhadap pelanggan dengan jumlah pembelian kecil tapi nilai
pembeliannya tinggi, atau kombinasi antara pelanggan dengan produk yang
dibelinya sehingga keputusan perusahaan dalam menetapkan strategi
pelayanan adalah dengan menggunakan kriteria kombinasi pelanggan mana
dan membeli jenis produk apa yang memiliki kontribusi terbesar bagi
perusahaan.
2.1 Audit Pelayanan
Audit pelayanan kepada pelanggan digunakan sebagai alat evaluasi LOS
yang diselenggarakan perusahaan dan sebagai bahan benchmark untuk
menilai dampak kebijakan pelayanan yang dilakukan perusahaan.
Tujuan audit pelayanan adalah untuk mengetahui elemen pelayanan kritis,
mengetahui kinerja pengendalian elemen-elemen pelayanan, menilai mutu
dan kapabilitas sistem informasi internal.
Terdapat empat langkah tegas dalam audit, yaitu audit pelayanan eksternal,
audit pelayanan internal, identifikasi peluang dan metode perbaikan, dan
menetapkan tingkat pelayanan.

7
BAB III

TRANSPORTASI DAN LOGISTIK

3.1 Mutu Infrastruktur Transportasi di Indonesia


Sistem transportasi adalah bagian integral dari kehidupan manusi, meskipun
kebanyakan orang tidak menyadarinya betapa penting transportasi itu, akan
tetapi terasa menyakitkan jika eksistensi transportasi tersebut terdapat
penurunan fungsi. Jalan raya, kereta api, pelabuhan, dan bandara adalah
infrastruktur penting yang menjadi daya tarik investor untuk menanamkan
modalnya, sehingga membangkitkan kebutuhan transportasi untuk pengadaan
bahan-bahan yang diperlukan industri dan distribusi fisik produk yang
dihasilkannya.
Namun kondisi nyata yang dimiliki Indonesia masih belum mencapai tahap
yang diharapkan, dan berdasarkan hasil penelitian World Economic Forum
2013, ternaya mutu infrastruktur Indonesia terutama pada sektor transportasi
masih belum memuaskan, karena peningkatannya masih di bawah rata-rata
infrastruktur internasional.
Padahal fungsi transportasi memegang peran penting dalam logistik karena
tidak cukup hanya mampu dalam sisi produksi, walaupun produk yang
dihasilkan pabrik berkapasitas dan bermutu tinggi dengan harga pokok
penjualan rendah, jika tidak diimbangi kemampuan mengelola transportasi,
bisa berakibat barang yang diterima pelanggan terlambat atau harga yang
ditanggungnya bisa tinggi.
Untuk meningkatkan efisiensi dalam kegiatan bisnis, variabel transportasi
harus mendapat perhatian khusus, karena jika mampu meningkatkan efisiensi
di bidang transportasi berarti sudah mampu menyelesaikan sebagian tantangan
dalam dunia bisnis.
3.2 Utilitas Tempat dan Waktu
Transportasi dari sudut pandang logistik dan secara fisik adalah
memindahkan produk dari lokasi produksi ke lokasi pelanggan yang
membutuhkan terhadap produk tersebut.

8
Pergerakan melalui ruang atau jarak dalam rangka menambah nilai terhadap
produk yang dikirim, dan nilai tambah yang dimaksud adalah utilitas tempat
(place utility) sedangkan utilitas waktu (time utility dibangkitkan oleh aktivitas
pergudangan dan penyimpanan produk hingga saatnya diperlukan pelanggan.
Jika produk tidak tersedia tepat waktu saat diperlukan pelanggan, akibatnya
akan bermasalah, karena bisa menyebabkan kehilangan penjualan,
ketidakpuasan pelanggan, terganggunya aktivitas produksi, bialamana produk
tersebut masih dalam proses manufaktur.
3.3 Hubungan antara Transportasi, Pemasaran, dan Logistik
Transportasi bertugas memindahkan produk ke pasar yang secara geografi
terpisah jauh dengan produsen, namun demikian transportasi sangat berguna
untuk meningkatkan nilai tambah produk bagi para pelanggan, di mana produk
harus datang tepat waktu, tidak rusak, dan pada jumlah yang sesuai dengan
keperluan.
Ketersediaan, kecukupan, dan ongkos transportasi berdampak terhadap
pengelolaan keputusan bisnis, keputusan bisnis tersebut sangat berelasi dengan
pengelolaan fungsi transportasi. Keputusan bisnis tersebut meliputi apa yang
harus diproduksi, harus dijual di mana, di mana fasilitas ditempatkan, dan dari
mana sumber material berasal.
3.4 Faktor yang Mempengaruhi Biaya dan Harga
Umumnya faktor-faktor yang mempengaruhi biaya/harga dapat
dikelompokkan pada dua kategori yaitu faktor yang berelasi dengan produk
dan faktor yang berelasi dengan pasar.
Faktor yang berelasi dengan produk meliputi kepadatan, kemampuan muat,
kemudahan/kesulitan penanganan, keberhargaan. Sedangkan faktor yang
berelasi dengan pasar meliputi tingkat persaingan inter dan antar moda, lokasi
pasar yang menentukan jarak angkut barang, regulasi angkutan transportasi,
keseimbangan/ketidakseimbangan lalu lintas angkutan ke/dari pasar,
pergerakan produk musiman, produk yang diangkut secara
domestik/internasional.

9
3.5 Karakteristik Moda Transportasi
Moda transportasi untuk angkutan barang yang biasa dilakukan oleh para
pengguna transportasi meliputi matra darat, laut, dan udara. Setiap moda
memiliki karakteristik yang khas, oleh karena itu setiap moda memiliki
keunggulan dan kelemahan masing-masing tergantung dari barang yang
diangkutnya.
Dalam memutuskan moda tranport mana yang akan dipilih, ada baiknya
mempertimbangkan kriteria seperti ongkos, waktu kirim, variabilitas waktu
kirim, dan besarnya kehilangan/kerusakan barang yang diangkutnya.
3.6 Pihak Ketiga
Terdapat dua pihak dalam kegiatan transportasi produk, yaitu pihak
perusahaan penghasil produk yang memerlukan jasa transportasi untuk
mengirim ke pasar tujuan, karena berbagai alasan mereka tidak melakukan
pengiriman sendiri, sehingga tak memiliki armada transportasi atau disebut
pengirim/shipper dan pihak perusahaan jasa transportasi yang mengangkut
produk milik shipper, pihak ini disebut carrier.
Pihak ketiga (third parties adalah perusahaan jasa yang berfungsi memenuhi
kebutuhan angkutan pihak shippers, dimana pihak shippers tidak memiliki
armada karena jasa angkutan bukan merupakan bisnis intinya atau karena
berbagai alasan bisnis lainnya.
Terdapat beberapa tipe perusahaan transportasi pihak ketiga, antara lain
perantara transportasi, jasa titipan, asosiasi para shippers, pemasaran
intermoda, dan penyedia jasa logistik pihak ketiga.
3.1 Variasi Moda dan Persaingan
Penggunaan moda transport pada suatu perusahaan memiliki peran dalam
memenangkan persaingan bisnis, karena kinerja dan keunikan setiap moda
memiliki perbedaan karakteristik ongkos yang khas. Jika perusahaan memiliki
variasi moda transport dalam melayani pelanggan biasanya akan memberi
tingkat keuntungan yang lebih besar dibandingkan dengan hanya
menggunakan jenis moda transportasi yang tunggal, karena tidak memiliki
alternatif yang lebih baik dalam melayani pelanggannya, sedangkan ongkos

10
transport adalah salah satu penentu dalam memenangkan persaingan, walupun
antar para pesaing sudah mampu menyamakan harga pokok produksinya.

11
BAB IV

MENGELOLA PERSEDIAAN DALAM RANTAI PASOK

4.1 Peran Persedaiaan


Persediaan memiliki peran ganda yang saling konflik yaitu harus berperan
agar bisa mencapai responsivitas tinggi, dengan cara melakukan persediaan
yang besar pada setiap simpul agar mampu merespons spektrum pelayanan
berikut: permintaan yang berfluktuasi, lead time yang pendek, menangani
produk yang bervariasi, membangun produk inovasi, memenuhi service level
yang tinggi.
Persediaan memainkan peran nyata terhadap kemampuan rantai pasok
dalam mendukung strategi persaingan, jika strategi persaingan perusahaan
memerlukan tingkat responsivitas tinggi, maka perusahaan bisa menggunakan
persediaan untuk mencapainya dengan cara menempatkan persediaan yang
banyak untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
4.2 Konsep Dasar Persediaan
Persediaan adalah ongkos yang tak terhindarkan, tapi persediaan adalah
keterpaksaan yang harus dilakukan, karena kita tidak bisa memastikan apa
yang akan terjadi pada perusahaan di masa yang akan datang. Setiap
perusahaan harus dapat mengatur keseimbangan antara persediaan dengan
customer service, sebab saat ini banyak perusahaan berusaha untuk
mengurangi persediaan hingga tingkat tertentu untuk meningkatkan efisiensi,
tapi di lain pihak pelayanan kepada pelanggan menjadi menurun karena banyak
pelanggan tidak terlayani sebagai akibat dari kekurangan stok.
Sehingga setiap perusahaan memiliki persediaan agar memungkinkan
perusahaan mencapai skala ekonomis, menyeimbangkan antara supply dan
demand, spesialisasi dalam produksi, melindungi dari ketidakpastian demand
dan order cycle, dan penyangga kritis antar saluran distribusi.
4.3 Mengelola Persediaan
Tanpa persediaan, operasional organisasi perusahaan tak akan bisa berjalan
dengan baik, sehingga dalam mengelola persediaan harus cermat, karena

12
mengelola persedian memerlukan ongkos yang tak kecil dan pada struktur
harga pokok penjualan, unsur persediaan menunjukkan tentang pembentukan
struktur harga pokok penjualan sebuah perusahaan, yaitu pada ongkos
langsung untuk persediaan bahan baku yang digunakan, ongkos tak langsung
pabrik untuk bahan penolong, persediaan pada barang dalam proses barang
jadi.
Selain berkonotasi pengeluaran, persediaan pun memiliki nilai aset berarti
bagi perusahaan, yang wujudnya berbentuk: persediaan bahan baku, persediaan
barang dalam proses, persediaan barang jadi.

13
BAB V

PEMROSESAN PESANAN

5.1 Definisi Pemrosesan Pesanan


Pemrosesan pesanan adalah sejumlah aktivitas yang termasuk di dalam
siklus pesanan pelanggan, secara spesifik terdiri dari persiapan pesanan,
pengiriman pesanan, pemasukan pesanan, pemenuhan pesanan, dan
melaporkan status pesanan.
Pemrosesan pesanan merupakan faktor penting dalam meningkatkan tingkat
customer service, karena cepat/lambatnya pelayanan sangat tergantung dari
baik/buruknya melaksanakan pemrosesan pesanan. Elemen pemrosesan
pesanan terdiri dari persiapan pesanan, pengiriman pesanan, pemasukan
pesanan, pemenuhan pesanan, dan laporan status pesanan.
5.2 Aplikasi Pemrosesan Pesanan
Kegiatan pemrosesan pesanan secara umum sudah biasa dilakukan oleh
perusahaan, namun mereka menempatkannya secara sendiri-sendiri, tidak
bekerja secara sistem, oleh karena itu terdapat beberapa implementasi untuk
berbagai kegiatan pada bisnis yang berbeda, yaitu kegiatan pemrosesan
pesanan pada industri, pengecer, dan konsumen akhir.
Sistem pemrosesan secara manual adalah salah satu komponen aktivitas
manusia melalui sistem yang sudah berjalan sesuai dengan kebiasaan dan
budaya perusahaan yang sudah terbangun cukup lama, dengan bukti bahwa
kelangsungan perusahaan dalam melayani pelanggannya masih tetap berjalan,
walau cara dan gaya yang dilakukan setiap perusahaan berbeda-beda.
Perusahaan yang memiliki banyak manufaktur harus mendistribusikan
produknya kepada para pengecer yang banyak dan tersebar luas di berbagai
wilayah. Pihak yang berfungsi untuk menghubungkan antara manufaktur
dengan konsumen akhir memiliki peran strategis dalam upaya memperlancar
proses penyampaian produk yang dihasilkan pihak manufaktur.
Respon pesanan yang sangat cepat biasanya tidak perlu karena persediaan
untuk konsumen akhir masih cukup. Namun, waktu siklus pengisian pesanan

14
merupakan hal penting untuk membantu mepertahankan jadwal pengisian
tetap. Yang harus dipikirkan oleh para ahli dan praktisi logistik adalah
bagaimana sebuah perusahaan harus merancang sistem siklus pemrosesan
pesanan yang baik dalam rangka memasok barang-barang untuk ribuan
pengecer yang tersebar di berbagai wilayah.
Pemrosesan pesanan untuk memenuhi kebutuhan konsumen terhadap
produk dari stok pengecer hampir dilakukan secara instant, karena konsumen
memilih dan mengambil sendiri barang yang diperlukannya.
5.3 Faktor yang Mempengaruhi Waktu Pemrosesan Pesanan
Terdapat sejumlah faktor yang dapat mempercepat atau memperlambat
waktu proses. Faktor-faktor yang mempengaruhi waktu pemrosesan pesanan
adalah prioritas pemrosesan pesanan, pemrosesan paralel versus berurutan,
akurasi pemenuhan pesanan, pengelompokan pesanan, dan konsolidiasi
pengiriman.
Urutan pemrosesan pesanan tidak selalu dilayani dengan menggunakan
disiplin antrian yang lebih dulu masuk akan lebih dulu diproses, tetapi sangat
kondisional, namun secara umum harus tetap berada pada interval waktu sesuai
dengan standar pelayanan yang telah ditetapkan bagi semua pelanggan,
sehingga tidak ada kesan diskriminasi pelayanan terhadap pelanggan satu
dengan yang lainnya.
Sehubungan dengan terbatasnya sumberdaya dan kapasitas yang dimiliki
perusahaan, antara lain karena terbatasnya jumlah pegawai, terbatasnya
fasilitas fisik, terpaksa melakukan proses pemesanan secara berurutan yang
bersifat serial. Semua itu berakibat waktu pemrosesan pesanan akan panjang
ketika semua tugas diselesaikan secara berurutan. Namun jika kegiatan
pemrosesan pesanan dilakukan secara paralel, niscaya akan mampu mereduksi
total waktu pemrosesan pesanan, dengan syarat akurasi setiap tahapannya
harus bisa dijaga dengan ketat.
Jika pesanan yang masuk ke perusahaan ternyata bervariasi menurut jenis
dan jumlahnya, dan jika dilayani secara sendiri-sendiri sesuai dengan urutan
pesanan yang masuk, secara agregat akan menimbulkan waktu proses yang
panjang. Pada kondisi ini sebaiknya mengelompokkan terlebih dahulu

15
berdasarkan jenis yang sama, kemudian menjadwalkannya sesuai dengan
permintaan pelanggan, tindakan ini berdampak secara agregat mengurangi
waktu dan biaya pemrosesan pesanan, karena pesanan tidak diproses secara
sendiri-sendiri.
Konsolidasi pengiriman berarti pesanan yang dikirim kepada pelanggan
harus dikelompokkan terlebih dahulu berdasarkan jumlah permintaan yang
kecil-kecil dikonsolidasi terlebih dahulu menjadi ukuran yang besar kemudian
dikirim ke komunitas para pelanggan. Prinsip konsolidasi pengiriman
bertujuan untuk memperoleh ukuran pengiriman ekonomis, sehingga mampu
mengurangi ongkos transportasi dalam pengiriman pesanan kepada pelanggan.
Namun proses konsolidiasi pengiriman akan lebih baik jika dimulai dalam
aktivitas pemrosesan pesanan terlebih dahulu melalui pengelompokan,
sehingga konsolidasi pengiriman bisa dilakukan secara lebih mudah, karena
sudah disiapkan lebih dulu, artinya proses konsolidasi sangat berhubungan erat
dengan aktivitas pengelompokan dalam pemrosesan pesanan.

16
BAB VI

OPERASI PERGUDANGAN

6.1 Pentingnya Pergudangan


Pergudangan telah digunakan sebagai saran untuk menyimpan barang
selama dalam tahapan proses logistik, terdapat 2 tipe dasar persediaan yang
mengalami penyimpanan yaitu bahan baku, komponen, suku cadang, dan
barang jadi. Douglas M. Lambert menyatakan beberapa alasasn mengapa
aktivitas pergudangan dilakukan sebagai berikut :
˗ Untuk memperoleh kegiatan transportasi dan produksi yang ekonomis.
˗ Mengambil manfaat dari diskon pembelian, dan memelihara sumber
pasokan.
˗ Untuk mendukung kebijakan customer service perusahaan.
˗ Untuk menyesuaikan terhadap kondisi perubahan pasar.
˗ Menyesuaikan beda ruang dan waktu antara produsen dan konsumen.
6.2 Kegunaan Pergudangan
Pergudangan biasa digunakan untuk sistem pasokan dan distribusi fisik,
antara lain untuk mendukung kegiatan manufaktur, menyatukan produk dari
beberapa fasilitas produksi yang dikirim ke pelanggan tunggal, untuk memecah
pengiriman yang besar menjadi pengiriman yang lebih kecil-kecil dalam upaya
memuaskan para pelanggan, dan mengkonsolidasi jumlah pengiriman yang
kecil-kecil untuk pengiriman pada volume yang lebih besar.
Berdasarkan penggunaan tersebut jelas bahawa aktivitas pergudangan tidak
hanya sebagai titik simpan, tetapi juga berfungsi sebagai titik alir-lewat atau
titik-pintas, sebagai pusat informasi persediaan, dan sarana konsolidasi dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada pelanggan.
6.1 Tipe Pergudangan
Umumnya perusahaan memiliki banyak alternatif pergudangan, namun jika
perusahaan memasarkan produk langsung kepada pengecer, maka tidak perlu
gudang distribusi. Ada beberapa tipe gudang yang biasa digunakan, yaitu :
cross docking adalah ppemindahan barang dari truk pada proses penerimaan

17
barang langsung menuju ke truk pengiriman, gudang kontrak adalah
merupakan variasi dari tipe gudang umum yang diselenggarakan antara
pengguna dengan penyelenggara jasa pergudangan, gudang umum terdapat
dalam banyak tipe yaitu seperti gudang dagang produk manufaktur, gudang
pendingin, gudang “bonded”, gudang kooditas khusu, dan guadng curah.

18
BAB VII

PEMBELIAN DALAM PERUSAHAAN

7.1 Tujuan Pembelian


Pembelian adalah kegiatan esensi dalam berbagi bentuk organisasi
manufaktur, non-manufaktur, yang berorientasi laba, nirlaba, maupun sektor
pemerintahan. Tujuan utama dari pembelian adalah bagaimana carauntuk
memperoleh barang dan jasa dengan ongkos total minimum, selain itu juga
bagian pembelian harus bisa menyelenggarakan pembelian dengan aliran
barang dan jasa yang tak terputus, konsisten, barang dan jasa yang diterima
bermutu baik.
7.2 Definisi Pembelian
Fungsi pembelian yang utama adalah kegiatan pembelian yang dilakukan
suatu perusahaan dari pihak pemasok, yang melibatkan kegiatan penentuan
kebutuhan, memilih pemasok, pesanan bisa sampai di pelanggan dengan harga
yang tepat, menentukanspesifikasi, mengusulkan kontrak atau pesanan dan
menindaklanjutinya untuk memastikan pengiriman yang tepat.
Fungsi pembelian tidak bertanggung jawab terhadap rencana kebutuhan
material, penjadwalan material, manajemen persediaan, memeriksa material
yang masuk dan pengendalian mutu. Namun agar pesanan menjadi efektid,
operasi pembelian harus terhubung dan terkait dengan kegiatan material.
7.3 Pentingnya Pembelian
Posisi pembelian sangat penting dalam organisasi perusahaan, akrena suu
cadang, komponen, dan perlengakapn yang dibeli biasanya mewakili 40 hingga
60 persen dari nilai penjualan produk akhir.
Terdapat upaya untuk dapat meningkatkan laba, sebagai berikut :
menaikkan penjualan, menaikkan harga, menurunkan upah dan gaji,
menurunkan biaya overhead, menurunkan biaya pembelian.

19
BAB VIII

LOGISTIK DAN PEMASARAN

8.1 Logistik dan Pemasaran


Logistik memiliki banyak sebutan yang berusaha untuk melengkapinya,
antara lain logistik bisnis, manajemen saluran, distribusi, logistik industrial,
manajemen logistik, manajemen material, distribusi fisik, sistem respon cepat,
manajemen rantai pasok, manajemen pasokan, dan banyak lagi.
Aktivitas logistik meliputi penentuan lokasi, transportasi, persediaan,
komunikasi, dan penangan serta penyimpanan material, semua aktivitas
tersebut diperlukan seiring dengan adanya kegiatan yang bermotif komersial,
sehingga sulit untuk menyatakan bahwa kegiatan pemasaran dan manufaktur
tidak memerlukan dukungan logistik.
Upaya untuk menyampaikan barang jadi sampai ke komunitas pelanggan
memerlukan kegiatan distribusi fisik, dengan demikian kegiatan logistik
merupakan penghubung antara kegiatan produksi dengan pemasaran, oleh
karena itu informasi permintaan yang datang dari pihak pelanggan, ditangkap
oleh bagian pemasaran, diterima oleh bagian produksi, dan hasilnya diantar ke
pelanggan, dan proses delivery sampai ke pelanggan merupakan fungsi
logistik.
Fungsi pemasaran adalah bertanggung jawab memonitor permintaan
pelanggan sekarang dan yang akan datang dan memproyeksikan kebutuhan
produk di masa mendatang, sedangkan manajemen material membantu untuk
mengembangkan customer service yang baik. Selain itu, fungsi pemasaran
meliputi memelihara hubungan dengan pelanggan , dan bertanggung jawab
dalam penelitian pasar, keduanya sebagai sumber sangat logis dalam
melakukan ramalan penjualan.
8.3 Hubungan antara Kegiatan Logistik dan Pemasaran
Kegiatan pemasaran adalah salah satu fungsi utama dari perusahaan karena
merupakan upaya untuk mendekatkan produk/jasa hasil upaya rancang bangun
dan rekayasa perusahaan yang harus dapat dinikmati oleh para pelanggannya.

20
Kegiatan pemasaran tidak akan mampu melepaskan diri dari unsur bauran
pemasaran, yaitu unsur-unsur yang satu dengan lainnya harus saling terkait dan
terintegrasi secara utuh, sehingga apabila salah satu diantaranya terjadi
ketimpangan, maka proses kegiatan pemasaran akan mengalami hambatan.
Proses distribusi produk dari pihak produsen hingga pelanggan akhir
memerlukan dua kegiatan penting yang tak mungkin dapat dihindari, yaitu
pergerakan produk yang difasilitasi oleh sarana dan prasarana transportasi, dan
dalam kegiatan distribusi tersebut terdapat kegiatan penyimpanan dengan
maksud tertentu, dengan kata lain kegiatan logistik terbentuk karena adanya
pergerakan dan penyimpanan barang. Sedangkan bauran kegiatan logistik,
terbentuk oleh 2 aktivitas, yaitu aktivitas kunci dan aktivitas pendukung.
Aktivitas kunci meliputi standarisasi pelayanan kepada pelanggan,
transportasi, persediaan, pemrosesan pesanan. Sedangkan aktivias pendukung
meliputi pergudangan, penangan material, pembelian, pemeliharaan informasi,
dan kemasan pelindung.
8.3 Logistik dan Strategi Pertumbuhan Korporat
Strategi korporat adalah suatu cara bagaimana perusahaan menciptakan
nilai melalui konfigurasi dan koordinasi dari aktivitas nmultiasarnya. Arah
strategi korporat terdiri dari strategi pertumbuhan, strategi stabilitas, strategi
pembaharuan. Ketiga strategi tersebut dipetakan pada kurva siklus hidup
produk yang terdiri dari 4 tahap, yaitu tahap pengenalan, tahap pertumbuhan,
tahap kemapanan, tahap penurunan.
Untuk tahap pertumbuhan perlu penerapan beberapa strategi alternatif
seperti strategi konsentrasi, strategi integrasi vertikal, strategi integrasi
horisontal, strategi diversifikasi, dan strategi internasional.
Keberhasilan dari implementasi semua strategi pertumbuhan tersebut sangat
bergantung dari dukungan logistik, karena pada tahap pertumbuhan
memerlukan “energi” dan bersifat ofensif dan agresif, agar perusahaan mampu
bertumbuh dan agar pertumbuhannya memiliki pondasi yang kuat, maka
dukungan aktivitas logistik mutlak diperlukan.

21
Peran dan pentingnya aktivitas logistikselain mendukung terhadap strategi
pertumbuhan yang dilaksanakn perusahaan, juga sangat diperlukan tatkala
perusahaan memberlakukan strategi stabilitas dan strategi pembaharuan.

22
BAB IX

SISTEM INFORMASI DALAM LOGISTIK

9.1 Pentingnya Informasi dalam Logistik


Informasi berperan sebagai pemberi arah dan perekat kerja sama untuk
menciptakan aktivitas logistik yang terpadu dan terkoordinasi. Informasi
adalah kunci sukses logistik dan rantai pasok, sebab informasi mendukung
manajemen untuk membuat keputusan dengan lingkup luas serta mampu
mencakup berbagai fungsi dalam perusahaan. Keberhasilan ini dinyatakan
strategis, karena fungsi logistik dan rantai pasok menjangkau lingkup yang luas
dan tidak hanya sekedar individual perusahaan.
Informasi diperlukan bukan hanya untuk keperluan individual perusahaan,
melainkan harus menjangkau lingkup yang luas, untuk mencapai lingkup
global tersebut, informasi dibagi menjadi komponen dasar berikut, dan
disesuaikan dengan langkah-langkah rantai pasok, terdiri dari informasi
pemasok, informasi manufaktur, informasi distribusi dan ritel, informasi
permintaan.
Informasi yang diperoleh organisasi bersumber dari data dengan jumlah dan
variasi tinggi untuk kepentingan yang berbeda-beda, dan untuk menjadi
informasi memerlukan pengolahan yang rumit, dalam upaya pemecahan
masalah rumit tersebut diperlukan peran komputer dengan berbagai
perangkatnya baik perangkat keras maupun perangkat lunak.
Chopra dan Meindl (2003) menyatakan bahwa penggunaan sistem teknologi
informasi untuk menangkap dan menganalisis informasi memiliki dampak
nyata terhadap kinerja perusahaan.
Kemampuan dan analisis informasi untuk memacu pengambilan keputusan
adalah sebuah kunci sukses logistik dan untuk mendukung keputusan rantai
pasok yang efektif, informasi harus memiliki beberapa karakteristik seperti
informasi harus akurat, informasi harus bisa diakses setiap saat, informasi
harus tepat, informasi harus dibagi.

23
Dalam rangka untuk pengambilan keputusan rantai pasok yang baik,
informasi memegang peranan penting, baik untuk level strategi, perencanaan
maupun level operasional. Demikian juga halnya untuk kepentingan pemicu
rantai pasok yang meliputi fasilitas, transportasi, persediaan, pencarian sumber
pasok, dan harga.
Munculnya manajemen rantai pasok telah memperluas ruang lingkup
seluruh perusahaan dalam mebuat keputusan. Berdasarkan sudut pandang
perusahaan semua proses dalam rantai pasok dapat dikategorikan terhadap 3
area utama yaitu proses berfokus pada hilir, proses berfokus pada internal,
proses berfokus pada hulu.
9.3 Manajemen Hubungan Pelanggan
Proses makro manajemen hubungan pelanggan (CRM) adalah sebuah sistem
informasi terpadu yang berguna untuk melakukan fungsi manajemen yang
terdiri dari kegiatan perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian aktivitas
prapenjualan, dan pasca penjualan dalam organisasi bisni.
Sasaran dari proses makro CRM adalah membangkitkan permintaan
pelanggan dan memfasilitasi penyebaran dan pelacakan pesanan. Kelemahan
proses ini adalah sering terjadinya permintaan yang hilang dan kurang
pengalaman para pelanggan karena pesanan tidak diproses dan dieksekusi
secara efktif. Proses-proses kunci CRM adalah pemasaran, menjual,
manajemen pesanan, panggilan/pusat pelayanan.
Target utama dari CRM adalah meningkatkan pertumbuhan perusahaan,
baik pertumbuhan dalam kemampuan memperoleh laba, maupun pertumbuhan
penjualan. Sedangkan tujuan dari CRM adalah untuk menyediakan fasilitas
feedback yang efektif dari para pelanggan, sehingga berdampak terhadap
meningkatnya tingkat penjualan dan laba perusahaan, akhirmnya bermuara
pada meningkatnya tingkat pengembalian investasi.
CRM adalah sebuah perangkat lunak yang terpadu antara kepentingan
perusahaan dengan para pelanggannya, untuk keperluan tersebut CRM
dirancang untuk menjadi metode teknologi yang digunakan perusahaan untuk
mengelola hubungan mereka dengan pelanggannya.

24
Melalui perangkat lunak CRM perusahaan mampu meningkatkan pelayanan
kepada para pelanggan. Salah satu implementasinya yaitu proses pemesanan
pelanggan dapat dilakukan dengan cepat karena menggunakan sistem, dan
hanya dengan melakukan sentuhan pada perangkat tersebut.

25
BAB X

KINERJA LOGISTIK CERMIN KEMAKMURAN BANGSA

10.1 Kinerja Logistik


Mengukur kinerja logistik suatu negara sudah terbiasa menggunakan
Logistics Performance Index (LPI), yaitu digunakan sebagai alat
pembandingan interaktif yang dibuat untuk membantu negara-negara dalam
mengidentifikasi tantangan dan peluang yang mereka hadapi dalam kinerja
logistik dan perdagangan, agar berfungsi untuk memberi arahan dalam upaya
meningkatkan kinerja logistik negara. Melalui LPI ini dapat diketahui negara
mana yang memiliki kinerja logistik yang baik, dan mengetahui pula dimensi
apa yang harus ditingkatkan, agar kinerja logistik menjadi lebih baik.
Besarnya ukuran LPI didasarkan pada 6 dimensi terdiri dari pelayanan bea
cukai, infrastruktur, pengiriman internasional, kompetensi bidang logistik,
penelusuran dan pelacakan,, dan ketepatan waktu kirim.
10.2 Doing Business
Indeks kemudahan berbisnis adalah sebuah indeks yang dibuat oleh Bank
Dunia. Peringkat tinggi menunjukkan menunjukkan regulasi untuk berbisnis
yang lebih baik dan kuatnya perlindungan atas hak milik.
Untuk tingkat kemudahan melakukan usaha didasarkan pada 10 kriteria,
yaitu memulai bisnis, izin kontruksi, mendapatkan listrik, mendapatkan
properti, mendapatkan kredit, melindungi investor minoritas, membayar
pajak, menegakkan kontrak, perdagangan antar negara, dan menyelesaikan
kepailitan.
10.3 Daya Saing (Competitiveness)
Doing Business dan Competitiveness, satu dengan lainnya memiliki relasi
yang konsisten, dimana peringkat LPI tinggi, selarang dengan pperingkat
Doing Business dan Competitiveness yang tinggi pula, demikian sebaliknya
apabila suatu negara memiliki peringkat LPI rendah dapat dipastikan
peringkat Doing Business dan Competitiveness rendah pula.

26
10.4 Gross National Income (GNI)
Apabila kita hubungkan lagi dengan tolak ukur kemajuan sebuah negara
dipandang dari GNI dan kategori negara dari perspektif penerimaan maka
ketiga pemeringkatan tersebut lebih konsisten lagi dan untuk lebih jelasnya
adalah apabila peringkat LPI, Doing Business, Competitivenss tinggi,
berdampak terhadap GNI dan kategori penghasilan negara menjadi tinggi
pula, demikian pula berlaku sebaliknya.
Namun secara umum hubungan antara LPI, Doing Business, dan GNI
memiliki korelasi positif. Melalui peningkatan LPI makan diikuti pula
meningkatnya Doing Bussiness dan daya saing, serta bermuara pada
meningkatnya pendapatan negara.

27

Anda mungkin juga menyukai