1.3 Tujuan
Untuk mengetahui analisa dari perancangan proyek industry Nugget kacang hijau (NAKAJO)
dari segi konsep produk, pemasaran, lingkungan dan organisasi serta untuk
mengetahuikelayakan usaha dari segi finansial.
BAB II
KONSEP PRODUK
2.1 Karakteristik Produk
Nugget kacang hijau terdiri dari kacang hijau dan daging ayam, serta bumbu
pelengkap lainnya. Produk nugget kacang hijau yang dihasilkan tidak begitu jauh berbeda
dari nugget daging ayam, dalam hal ini hanya presentase komposisinya saja yang berubah.
Jika nugget biasa terdiri dari tepung, daging ayam, dan bumbu pelengkap saja, maka nugget
in terdapat tambahan kacang hijau. Presentase kacang hijau dibuat lebih banyak
dibandingkan dengan daging ayamnya, sehingga nugget kacang hijau ini benar-benar terasa
kacang hijaunya tanpa mengurangi identitas rasanya sebagai nugget. Berdasarkan segi fisik
Nakajo hanya memiliki satu bentuk saja seperti bentuk nugget pada umumnya (bulat),
dengan mengutamakan rasa terlebih dahulu, mengenai variasi bentuk akan diusulkan
apabila produk telah diterima di pasar dengan baik. Nakajo terbuat dari kacang hijau dengan
tekstur yang lebih lembut dan berserat sedikit karena sebagian daging ayam diganti oleh
kacang hijau yang telah dihaluskan. Setiap kemasan nakajo memiliki berat kurang lebih 100
gram yang terdiri dari 6 buah nugget. Kemasan yang dipilih yaitu mika dengan diberi label
atasnya.
Sifat organoleptik Nakajo dapat dilihat dari segi aroma, bentuk, tekstur, warna,rasa
dan kenampakan. Nakajo dibuat dari bahan utama kacang hijau dan daging ayam serta
dilengkapi bumbu tradisional sehingga menghasilkan aroma khas perpaduan daging, kacang
hijau dan bumbu tambahan. Bentuk Nakajo dibuat sedemikian rupa dan menyesuaikan
bentuk nugget pada umumnya yaitu bulat sedikit lonjong. Nakajo yang masih belum digoreng
memiliki warna seperti adonan daging dan akan menjadi kuning keemasan bila digoreng
dengan minyak panas. Kenampakan Nakajo sangat menarik dan rasanya juga lezat karena
rasio antara kacang hijau dan daging ayam sudah diukur sedemikian rupa sehingga
menyerupai nugget pada umumnya.
UKM Nakajo dalam produksinya selalu mengutamakan mutu dan kualitas produk.
Untuk itu dibutuhkan pedoman yang membantu UKM dalam produksi nugget agar sesuai
denga selera dan keinginan konsumen untuk mendapatkan produk dengan high quality.
Nakajo diproduksi sesuai pengawasan mutu secara visual dengan melihat warna, aroma,
penampakan, kekenyalan, kondisi kemasan dan kondisi transportasi. Salah satu bahan
utama yang mudak rusak adalah daging ayam sehingga berikut ini dapat dilihat gambaran
mutu daging yang lolos untuk diproduksi menjadi nugget oleh UKM Nakajo. Pengawasan
mutu tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. tentang pengawasan mutu bahan baku secara
visual berikut ini.
Tabel 2.1 Pengawasan mutu bahan baku secara visual
Berdasarkan segi kimia bahan baku utama kacang hijau memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium
dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi
lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan
atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau. Lemak kacang hijau
tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-
kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Adapun standar mutu kacang hijau
dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.
Bahan baku pembantu yang digunakan pada proses pembuatan nugget terdiri dari
bahan pengikat, bahan pengisi dan bumbu-bumbu. Bahan baku pembantu terdiri dari minyak
nabati untuk menggoreng produk supaya matang, air sebagai media pelarut dalam
pencampuran bahan sehingga menjadi lembut, telur sebagai pengikat adonan dan sebagai
pelekat tepung panir serta tepung panir. Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu
yaitu garam, gula, bawang putih dan merica. Rempah-rempah yang digunakan merupakan
campuran dari bawang putih, bawang merah, ketumbar, lada dan flavor ayam. Parameter
mutu yang diinginkan pada bahan pembantu dilakukan pengawasan mutu secara visual
dengan melihat warna, aroma, karakteristik bahan tambahan yang digunakan untuk proses
pembuatan nugget ayam, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Parameter mutu pada bahan-bahan pembantu untuk produksi nugget
2.2 Kemasan
Pengemasan merupakan proses akhir yang menentukan bahwa kualitas produk yang
telah diproduksi tidak mengalami perubahan selama didistribusikan. Menurut Suyanti (2008),
tujuan pengemasan adalah untuk melindungi bahan dari kerusakan fisik akibat tekanan,
melindungi produk dari cemaran, serta memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan
distribusi. Kemasan produk yang digunakan tergolong sederhana yaitu menggunakan
kemasan mika. Plastik Mika adalah jenis plastik yang merupakan campuran antara bahan
PP/PE/PVC yang terdiri dari plastik mika bening yang lemas untuk album, taplak meja,
sampul, pembungkus, dan lain-lain. Plastik mika yang digunakan adalah jenis PP
(Polypropilene) dengan ukuran 5A. Bahan kemasan dipilih yang sesuai dengan jenis bahan
yang dikemas dan bersih. Pada pengemasan produk Nakajo hanya menggunakan kemasan
primer berupa plastik mika dengan ukuran 5A dan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.
Adapun dimensi kemasan dari plastik mika 5A yaitu dalam cekungan 3 cm, lebar 9,5
cm, lebar keseluruhan 12 cm, panjang 7 cm, dan panjang keseluruhan 9 cm. Plastik mika
dipilih karena sesuai dengan sifat bahan yang dikemas yaitu makanan take away baik
bersifat kering ataupun basah. Selain itu, plastik mika dipilih karena berfungsi mengemas
suatu makanan tanpa harus tertutup atau tidak terlihat oleh customer. Permukaannya yang
bening dan transparan berguna untuk memperlihatkan keindahan dari makanan yang
menggugah selera tanpa harus khawatir terkena debu, angin atau bahan pencemar lainnya.
Satu kemasan mika ukuran 5A mampu menampung sebanyak 6 buah nugget dengan
panjang 4 cm dan lebar 2 cm 1 sachet saus cabai. Berat masing-masing nugget yang
dikemas sekitar 15,2 gram.
Merek (brand) adalah nama istilah, simbol, desain (rancangan), ataupun
kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberikan tanda pengenal terhadap barang atau
jasa yang dihasilkan produsen lainnya (peasing). Penggunaan merek pada produk yang
dihasilkan dapat memberikan keuntungan atau manfaat, baik bagi pembeli (konsumen)
maupun penjual (produsen) (Sutarminingsih, 2004).Keuntungan untuk produsen adalah
dapat membuat produk terkenal secara lebih luas dan mudah diingat. Sedangkan untuk
konsumen merek atau logo mampu memberikan kemudahan dalam mendapatkan produk
seperti pembeda dengan produk yang sejenisnya. Produk Nakajo mempunyai logo yaitu
tulisan “Nakajo” pada kertas kemasan.Nakajo sendiri dipilih sebagai logo produk karena
selain sebagai identitas produk, tulisan “Nakajo” mampu menjelaskan inovasi dari produk
yaitu nugget dengan campuran kacang hijau.
Kemasan juga dapat menjadi media informasi tentang produk yang dikemas, cara
penggunaan, serta informasi komposisi isinya. Menurut Yuyun (2010), fungsi pelabelan pada
makanan atau minuman adalah memberi informasi yang jelas kepada konsumen. Informasi
yang harus ada pada label kemasan makanan atau minuman adalah diantaranya nama
produk, berat bersih produk, nama dan alamat produsen, nomor pendaftaran dan atau
perizinan, komposisi bahan, tanggal kedaluarsa, kode dan tanggal produksi, sertifikasi halal,
dan cara simpan produk. Berikut ini merupakan kenampakan kemasan Nakajo yang dapat
dilihat pada gambar 2.2.
Adapun unsur-unsur kemasan produk Nakajo terdiri dari elemen-elemen visual seperti
tulisan, gambar dan warna. Tulisan “Nakajo” disengaja ditampilkan paling besar karena
merupakan logo produk, dan guna menekankan di pikiran konsumen sebagai nama atau
identitas produk. Selanjutnya tulisan “nugget kacang hijau” berfungsi sebagai penjelas
komposisi produk secara singkat.Material yang digunakan adalah kertas karena akan
ditempelkan pada kemasan primer yang berupa plastik mika. Unsur selanjutnya dalah slogan
“Healthy & Yummy” menjadi bagian representatif bahwa produk menyehatkan dan lezat.
Gambar produk berupa nugget dan kacang hijau merupakan tampilan sesungguhnya produk
yang sudah jadi dan bahan komposisi yang dianggap sebagai keunggulan ataupun pembeda
dengan produk lainnya yaitu butiran kacang hijau. Unsur selanjutnya adalah ukuran berupa
berat (gram) dari produk yang dikemas. Unsur berikutnya adalah (labelling) atau informasi-
informasi yang menjelaskan produk seperti nama produsen, tempat produksi, tanda halal,
komposisi, dan tanggal kedaluarsa produk. Nama produsen dari Nakajo adalah Nakoja
Makmur Sentosa Jaya dengan tempat produksi yaitu Kota Malang. Tanda halal sebagai
jaminan bahwa produk nakajo terbuat dari 100% bahan-bahan halal. Komposisi dan tanggal
kedaluarsa sebagai informasi daftar bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk
serta peringatan batas tanggal konsumsi produk.
Berdasarkan analisis SWOT dapat diketahui bahwa nugget kacang hijau (NAKAJO) ini
memiliki potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Karena dengan pengurangan bahan daging
dan diganti dengan kacang hijau maka harga jual nugget jadi lebih terjangkau. Sehingga
semua lapisan masyarakat terutama masyarakat kelas menengah kebawah masih dapat
menjangkaunya dan dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka akan protein. Produk nugget
kacang hijau juga rendah kolesterol sehingga aman dikonsumsi bagi penderita kolesterol
dan dapat dijadikan alternative makanan bagi yang sedang melaksanakan program diet
karena tebuat dari protein nabati.
3.2 Strategi Pemasaran
3.2.1 Product
Produk Nakajo merupakan variasi dari produk nugget pada umumnya dengan kacang
hijau sebagai bahan utamanya. Nugget memang telah banyak dijumpai di berbagai pusat
perbelanjaan. Namun produk ini memberikan rasa yang berbeda dan tampak lebih menarik
serta lebih unik dengan bahan-bahan yang baru. Nugget ini akan menambah cita rasa baru
di dunia kuliner. Dengan adanya kacang hijau, diharapkan akan menambah variasi nugget
baru. Produk ini disajikan dengan kemasan ekonomis isi 6 biji dan terdapat saus sebagai
pelengkap produk dalam satu kemasan. Produk ini dibuat dengan bahan utama kacang hijau
yang dicampurkan dengan daging ayam, bumbu racikan sendiri dan kemudian dicetak
(bulat) secara manual dan ditaburi tepung panir untuk menambah citarasa dari Nakajo
sendiri. Keunggulan dari produk Nakajo adalah bahan dasar yang digunakan banyak
mengandung manfaat untuk kesehatan tubuh.
3.2.2 Price
Produk Nakajo dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Satu kemasan ekonomis
dihargai Rp 5.000,00. Produk Nakajo dikatakan terjangkau karena sesuai dengan bahan
bakunya yang mudah didapat dan tidak begitu mahal namun kaya akan kandungan gizi
sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
3.2.3 Place
Penentuan lokasi pemasaran dalam suatu usaha bisnis merupakan hal yang paling
signifikan dalam memasarkan produk. Target pemasaran melingkupi Universitas Brawijaya
Malang terutama Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta di
perumahan Dinoyo dan perumahan Kumis Kucing. Adapun beberapa kriteria dalam memilih
area ini didasarkan pada letaknya yang strategis dan dekat dengan tempat produksi Nakajo
sehingga produk nakajo dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen. Selain itu area tersebut
memiliki peluang pasar yang potensial, akses masuk yang mudah serta opportunity cost
yang relatif kecil.
3.2.4 Promotion
Promosi merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap usaha bisnis karena
merupakan strategi awal untuk memperkenalkan produk yang tergolong baru kepada
masyarakat. Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan, dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar
mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk
mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat
promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan, dan penjualan
dengan tatap muka langsung.
Menurut Boone,L dan David (2005) menyatakan bahwa dalam strategi promosi juga
terdapat beberapa elemen marketing yang kami lakukan diantaranya yaitu :
a. Advertising : dalam proses ini mengkomunikasikan produk nugget ke konsumen juga sangat
signifikan. Promosi-promosi produk dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio
atau juga visual. Misalnya menggunakan brosur, iklan tv dan lainnya.
b. Sales promotion : dalam promosi ini bisa dilakukan dengan cara membuat atau mengikuti
suatu even-even yang menarik minat konsumen.
c. Direct marketing : dilakukan dengan menggunakan sosial media atau internet. Dimana
penggunaan teknologi ini juga menjadi concern dalam strategi pemasaran. Internet dan
mobile merupakan media yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi
pemasarannya.
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi
Produk yang kami buat merupakan produk nugget kacang hijau termasuk produk
olahan dari daging ayam dan tepung terigu. Produk adalah inovasi produk nugget pada
umumnya yang mengandung hampir 90% daging ayam dan sisanya tepung, namun bahan
tepung kami subtitusi dengan kacang hijau. Luas pasar bagi produk olahan daging
khususnya nugget dapat mencapai 500.000 konsumen dalam 1 bulan. Produk olahan daging
ayam merupakan produk yang lumayan digemari oleh konsumen karna praktis. Produk yang
kami pasarkan termasuk produk baru sehingga memerlukan pemasaran dan pengenalan
lebih dipasaran karena pesaing dari produk kami adalah produk yang sudah memiliki brand
serta umum dipasaran. Pesaing untuk produk kami antara lain adalah nugget daging ayam,
nugget sayur, dan nugget dengan varian rasa pedas. Brand-brand yang sudah tidak asing
dimasyarakat seperti so good, champs, dan fiesta. Pesaing dari kami sekiranya sudah dapat
memenuhi permintaan pasar sebnyak 450.000 permintaan dan 50.000 permintaan yang
belum terpenuhi dapat menjadi peluag bagi kami. Perusahaan kami saat ini hanya mampu
mengambil peluang sebesar 2%.
Hal tersebut dikarenakan proses yang masih manual dengan alat yang terbatas, serta
manajemen waktu yang belum begitu baik. Pemasaran juga masih dilakukan disekitar
kampus Universitas Brawijaya dan sekitar tempat tinggal. Peluang sebesar 2% adalah
sebanyak 1000 permintaan. Produk dalam 1 porsi berisi sebanyak 6 buah dan apabila
disesuaikan dengan permintaan, maka perusahaan harus mampu menyediakan sekitar 6000
buah nugget dalam sekali produksi. Proses produksi dalam satu bulan beroperasi selama 20
hari kerja, maka produk yang dapat diproduksi sebanyak 120.000 buah.
4.2 Ketersediaan Bahan Baku
Nakajo merupakan produk pangan berupa nugget yang terdiri dari 60% kacang hijau
dan 40% daging ayam, serta bumbu pelengkap lainnya. Bahan baku utama yang digunakan
dalam produksi nugget kacang hijau adalah daging ayam dan kacang hijau. Selain bahan
utama yang digunakan, juga digunakan bahan tambahan berupa telur ayam, tepung terigu,
tepung maizena, bawang merah, garam, merica bubuk, gula pasir, kaldu bubuk rasa ayam,
tepung panir, dan minyak goreng. Kelengkapan bahan baku dapat dilihat pada penjabaran
berikut.
1. Kacang hijau
Ketersedian bahan baku kacang hijau sebagai bahan baku utama pembuatan nugget
kacang hijau mudah didapatkan dipasaran. Karena kacang hijau merupakan hasil pertanian
yang tidak musiman sehingga ketersediaan bahan cukup banyak. Faktor ketersediaan bahan
baku kacang hijau tidak menjadi hambatan dalam memproduksi nugget kacang hijau
dikarenakan ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kapasitas produksi yang masih
skala kecil. Kebutuhan kacang hijau dalam sekali produksi adalah 1 kg kacang hijau dengan
harga Rp 21.000,-. Pengadaan bahan baku dilakukan dengan cara langsung membeli bahan
baku jika akan melakukan produksi, sehingga tidak ada proses penyimpanan khusus kacang
hijau dalam kapasitas besar. Hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan masih dalam
skala kecil dan melayani pemesanan produk dalam skala kecil. Ciri khas produk kacang
hijau termasuk dalam kategori Voluminous, yaitu hasil pertanian yang tidak berat
membutuhkan ruang atau tempat yang cukup besar. voluminous juga termasuk barang yang
bersifat bulky. Bulky, mengambil banyak tempat sehingga sulit untuk dipindahkan karena
berat dan sifat fisiknya agak kaku.
2. Daging ayam
Bahan baku daging ayam juga digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
nugget kacang hijau. Ketersediaan bahan baku daging ayam sangat mudah didapat
dipasaran karena banyaknya konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia setiap harinya.
Kebutuhan daging ayam yang digunakan dalam pembuatan nugget kacang hijau dalam
sekali produksi yaitu sebanyak ¼ kg. Harga daging ayam ¼ kg adalah Rp 9.000,-. Kualitas
daging ayam yang digunakan adalah ayam potong yang masih segar, sehingga kualitas dari
nugget tetap baik. Proses penyimpanan bahan baku daging ayam ini dilakukan di lemari
pendingin karena sifat dari bahan baku ini yang mudah membusuk dan rusak (Perishabel)
sehingga perlu disimpan di tempat khusus. Proses penyimpanan ini juga tidak dalam jangka
waktu lama karena produksi yang masih skala kecil sehingga membutuhkan bahan baku
yang sedikit. Pengadaan bahan baku ini dapat dibeli langsung di pasaran dan belum
menggunakan supplier tetap karena produksi yang masih skala kecil.
Penggunaan mesin-mesin dalam produksi produk nugget kacang hijau perlu disesuaikan
dengan kapasitas produksi guna mengoptimalkan proses produksi dan dapat menghemat
biaya dan energi. Berdasarkan mesin-mesin yang digunakan, berikut adalah spesifikasi
mengenai mesin produksi nugget kacang hijau.
- Kompor gas
Spesifikasi :
Merk : Rinnai Kompor Gas RI-302S
SKU : RI365HAAA3GNQXANID-6612332
Model : Lisan Elektronik-RI-302S
Jumlah kompor : 2 Tungku
Ukuran (L x W x H cm) : 60x36x14
Berat (kg) :2
Kapasitas : setiap tungku dapat menahan beban berat
20 kg, dapat memasak dengan panci
berukuran 28 cm.
8
3 4
6
2
7
16000 ,0 mm x 7000 ,0 mm
Gambar 4.1. Layout Ruang Produksi Nakajo dan Pola Aliran Bahan (Skala 10:1)
Keterangan:
1. Pintu terbuka ruang produksi
2. Keranjang sampah
3. Tempat bahan dan pengolahan bahan
4. Kompor
5. Jendela
6. Rak penyimpanan peralatan
7. Tempat peletakan produk jadi
8. Wastafel
Aliran bahan memiliki pola U-shaped yang dapat dilihat bahwa dari susunan nomor
pada layout 1-3-8-3-4-7. Bahan baku dan tambahan yang masuk dari pintu (1) kemudian
ditempatkan pada tempat bahan (3). Selanjutnya bahan dicuci di wastafe (8) dan dilanjutkan
ke tempat pengolahan bahan (3). Setelah diolah kemudian digoreng menggunakan kompor
(4) dan ditiriskan dan diletakkan pada tempat pengemasan (7).
Menurut Wignjosoebroto (2009), pola aliran menurut U-shaped dipakai bilamana
dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi berada pada lokasi yang sama dengan awal
proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga
sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik.
Bentuk pola ini menyerupai huruf “U” yang ujung ke ujung berasal dari tempat yang sama.
Analisis faktor kualitatif dalam menentukan lokasi usaha Nakajo dipilih 3 daerah yang
potensial yaitu Dinoyo, Blimbing, dan Lowokwaru. Daerah ini dipilih berdasarkan faktor-faktor
relevan terhadap perencanaan bisnis Nakajo. Faktor-faktor ditentukan dengan melihat target
usaha yang paling tertinggi hingga kebutuhan yang terendah. Faktor tertinggi hingga
terendah diurutkan yaitu pasar, pasokan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, biaya hidup,
dan lingkungan. Selanjutnya penentuan bobot tiap faktor dengan penetapan bobot pada
faktor pasar sebesar 0,30; faktor pasokan bahan baku sebesar 0,25; faktor transportasi
sebesar 0,20; faktor tenaga kerja sebesar 0,10; faktor biaya hidup sebesar 0,10; dan faktor
lingkungan sebesar 0,05.
Hasil analisis faktor kualitatif diperoleh pada faktor pasar yang tertinggi yaitu Dinoyo
dengan bobot skor 21. Faktor pasokan bahan baku yang tertinggi yaitu Blimbing dengan
bobot skor 20. Faktor transportasi yang tertinggi yaitu Dinoyo dengan bobot skor 16. Faktor
tenaga kerja yang tertinggi yaitu Dinoyo dengan bobot skor 6. Faktor biaya hidup yang
tertinggi yaitu Blimbing dengan bobot skor 5. Faktor lingkungan yang tertinggi yaitu Blimbing
dengan bobot skor 3. Secara keselruhan total bobot skor tertinggi untuk penentuan lokasi
usaha Nakajo yaitu di daerah Dinoyo dengan bobot skor 58,5.
BAB V
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI
Pemilik UKM
Ahmad Febrian A.
Berbeda dengan proses recruitment yang dilakukan untuk mendapatkan staf bidang
yaitu dengan cara recruitment secara eksternal, yaitu mencari sumber daya manusia yang
berbakat dari luar lingkup perusahaan. Adapun spesifikasi untuk staf bagian produksi selain
harus memenuhi standar tenaga kerja pada umumnya juga harus memiliki kemampuan
khusus yaitu seperti dapat mengetahui cara penanganan bahan yang baik, cara inventory
control yang tepat, serta dapat melakukan produktivitas yang tinggi dengan menghilangkan
banyak waste pada setiap department produksinya. Kemudian untuk spesifikasi yang
dibutuhkan untuk staf bidang pemasaran yaitu kemampuan dalam persuasif, menjalin
kerjasama, maupun keahlian dalam negosiasi. Dan terakhir spesifikasi untuk staf bidang
branding and packaging yaitu haruslah memiliki kemampuan desaign grafis yang baik.
Semua tenaga kerja pada perusahaan sushi nusantara ini diberlakukan jam kerja selama 8
jam kerja perharinya selama 6 hari kerja selama satu pekan. Untuk gaji disesuaikan dengan
UMR daerah Malang berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatannya. UMR yang diberikan
sebagai gaji pokok yang diterima tenaga kerja, belum termasuk pada insentif maupun
kompensasi sesuai kebijakan perusahaan.
Terdapat 6 pembagian kerja pada UKM Nakajo. Kegiatan pertama adalah penentuan
pasar, dimana pada penentuan pasar dilakukan riset pasar untuk mengetahui segmentasi,
target, dan posisi pasar dari nugget kacang hijau Nakajo, kemudian dilakukan penentuan
STP dari hasil survei pasar yang telah dilakukan. Kegiatan berikutnya adalah persiapan
lokasi usaha, langkah awal yang dilakukan adalah survei lokasi dimana setelah dilakukan
survei akan ditentukan satu lokasi yang akan menjadi lokasi usaha UKM Nakajo. Penentuan
ini memperhatikan faktor kedekatan dengan bahan baku maupun dengan pasar. Setelah
ditentukan, dilakukan pengurusan legalitas dengan badan terkait agar nantinya tidak ada
masalah dengan segala pengurusan yang berhubungan dengan lokasi usaha. Selanjutnya,
kegiatan ketiga adalah pengadaan peralatan dan mesin guna menunjang kegiatan produksi
nugget kacang hijau yang terdiri dari kegiatan survei supplier, penentuan supplier, dan
pembelian peralatan dan mesin. Kegiatan keempat adalah pengadaan bahan baku, yaitu
melakukan survei supplier untuk menentukan supplier bahan yang harganya terjangkau dan
berkualitas baik, kemudian menentukan supplier dan melakukan pembelian bahan. Kegiatan
terakhir adalah penjualan produk. Work Breakdown Structure merupakan bagan yang
menunjukkan pembagian kerja pada suatu perusahaan. Work Breakdown Structure dari
Proyek UKM Nakajo dapat dilihat pada gambar 8.1.
UKM Nakajo
Pemilik UKM
Bagian
Bagian
Bagian Persediaan
Administrasi Bagian Produksi
Pemasaran Bahan dan Alat
dan Keuangan
Mesin
Staff Persediaan
Staff
Staff Keuangan Staff Produksi Staff Pemasaran Bahan dan Alat
Administrasi
Mesin
Berdasarkan OBS di atas dapat dilihat bahwa dalam UKM Nakajo, struktur
organisasi dibagi menjadi empat departmen yang bertugas untuk mengerjakan
kegiatan atau pekerjaan yang berbeda-beda. Adapun empat departemen
tersebut, yaitu bagian administrasi dan keuangan, bagian produksi, bagian
pemasaran, dan bagian persediaan bahan yang berada dibawah koordinasi
pemilik UKM. Pemilik UKM sebagai pemilik usaha yang bertugas mengkoordinasi
bagian administrasi dan keuangan, bagian produksi, bagian pemasaran, dan
bagian pengadaan bahan, selain itu juga melakukan survei lokasi, dan
penentuan lokasi usaha. Bagian administrasi dan keuangan bertugas melakukan
pembelian dan legalitas. Bagian produksi bertugas mengkoordianasi proses
produksi dan pengemasan produk. Bagian pemasaran bertugas mengkoordinasi
terhadap riset pasar, penentuan STP, dan penjualan produk. Bagian persediaan
bahan dan alat mesin bertugas melakukan survei supplier bahan baku,
penentuan supplier bahan baku, pembelian bahan baku, survei supplier alat dan
mesin, penentuan supplier alat dan mesin, dan pembelian alat dan mesin.
Hubungan antara WBS dengan OBS dapat dilihat pada gambar 8.3
UKM Nakajo
Rahmadhani
Keuangan
Desti
Staff
Bagian Administrasi
dan Keuangan
Dian Astri P.
Administrasi
Muhamad
Luthfi A.
Staff
Nurwandira
Fransisca
Mifta Ayu
Produksi
Produksi
Bagian
Maria
Intan
Staff
P.
Ahmad Febrian
Pemilik UKM
A.
Pemasaran
Pemasaran
Andreas D.
Jumadil A.
Indrajaya
Bagian
Rodi
Staff
Bahan dan Alat
Persediaan
Persediaan
Andrian W.
Bagian
Mesin
Mesin
Staff
Gambar 8.2. Hubungan WBS dengan OBS
8.5. Gantt Chart
Gantt chart yang dibuat membantu usaha nakajo untuk menganalisa waktu yang telah
dilaksanakan dan membantu membuat strategi yang lebih baik untuk melakukan aktivitas
usaha UKM Nakajo dengan tepat waktu. Gantt chart ini dibuat berdasarkan OBS perusahaan
dan WBS yang menjadi pedoman aktivitas usaha ini. Manajemen waktu usaha ini diperlukan
sekali mulai dari didirikan hingga proses berkelanjutan usaha untuk memasarkan produk
sehingga tujuan usaha dapat dicapai secara maksimal dan tepat waktu.
Menurut Sugianto (2007), Gantt Chart adalah template yang digunakan untuk
memberikan gambaran tentang aktivitas dan panjang waktu dari pelaksanaan suatu proyek.
Menurut Irwansyah (2013), Gantt Chart adalah representasi grafis dari durasi tugas terhadap
perkembangan waktu yang berguna untuk perancangan dan penjadwalan proyek, sekalikug
membantu memantau kemajuan proyek.
UKM Nakajo memulai usaha sejak bulan Maret hingga bulan Mei 2017. Aktivitas yang
dilaksanakan ternyata memiliki durasi waktu yang berbeda-beda selama 3 bulan atau 12
minggu tersebut. Berdasarkan durasi waktu yang berbeda pada setiap aktivitas, pihak-pihak
usaha pun melakukannya dengan waktu mulai (start) yang bervariasi dan waktu selesai
aktivitas yang bervariasi (finish). Sehingga dapat dilihat peluang untuk meminimalkan waktu
yang digunakan untuk diatur sebagai strategi pelaksanaan usaha yang tepat atau
meperlambat waktu usaha untuk memberikan waktu istirahat yang dibutuhkan para pekerja
atau karyawan usaha UKM Nakajo.
Pengkodean terhadap aktivitas untuk mempermudah pemakaian aktivitas dalam
metode CTN dan PERT. Pengkodean terdiri dari riset pasar dengan kode A, penentuan STP
dan survei lokasi dengan kode B, penentuan lokasi usaha dan pengurusan legalitas dengan
kode C, pengadaan alsin dengan kode D, pengadaan bahan-bahan denagn kode E, proses
produksi dengan kode F, dan penjualan produk dengan kode G. Aktivitas yang memiliki
waktu yang sama-sama dilaksanakan maka dilakukan pengkodean dengan satu kode
sejenis. Pada gantt chart ditampilkan OBS, WBS, Kode, Asumsi (%), Start, Finish, dan
rentang waktu dari bulan Maret hingga Mei 2017 seperti dalam Tabel 9.1. berikut.
Tabel 9.1. Gantt Chart Proyek Nakajo
Keterangan:
= Waktu yang telah dilaksanakan UKM Nakajo untuk aktivitas usaha.
8.6. Penjadwalan Proyek dengan Constant Time Network (CTN)
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), penjadwalan proyek meliputi
pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Manajar
memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu dan menghitung
berapa banyak orang serta bahan yang diperlukan pada setiap kali produksi.
Analisis network merupakan suatu metode analitik yang dirancang untuk
membantu penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan
dan saling tergantung satu sama lain dengan tujuan agar semua kegiatan dapat
dilakukan secara sistematis sehingga diperoleh efisiensi kerja. Penjadwalan
proyek menggunakan Constant Time Network (CTN) pada UKM Nakajo dapat
dilihat pada tabel 9.2. berikut.
3 6
F=9
2 Dummy=0
B=
=1
C
1 2 4 7
A=1 D=2 G=9
E=
4 Dummy=0
S=0
LF 2 LF=12
C =2
E
Dummy2=0
B= ES=3
=1
3 6
F=9
2 Dummy=0
B= =1
C
1 2 4 7
A=1 D=2 G=9
E=
4 Dummy=0
3 6
F=9
2 Dummy=0
B=
=1
C
1 2 4 7
A=1 D=2 G=9
E=
4 Dummy=0
3 6
F=9
2 Dummy=0
B=
=1
C
1 2
TE= 8 4 7
A=1 D=2 G=9
E=
4 Dummy=0
9.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations Management. Salem Empat. Jakarta
Ma’arif, M Syamsul & Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta
McLeod, R dan George P. S. 2008. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta
Pranata, Y. 2007. Metode Pembelajaran Solving. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta
Sugianto. 2007. Metode Pengolahan Data. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta