Anda di halaman 1dari 48

TUGAS MATA KULIAH

PERENCANAAN PROYEK INDUSTRI


“Lotion Vinella”

Nauval Akhmad (155100301111054)


Muhammad Jimly I (155100301111082)
Vanny Amalia T (165100309111003)
Sayyida Ayu Dita Pratama (165100309111004)
Nadia Pehulisa Ginting (165100309111006)

JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia saat ini merupakan negara berkembang yang memiliki penduduk dalam
jumlah yang cukup besar. Penduduk di Indonesia secara ekonomi terbagi menjadi 3
kalangan yaitu kalangan menengah keatas, menengah, dan mennegah kebawah. Kondisi
ekonomi tersebut kadang mejadi masalah dalam pemenuhan gizi makanan sehari-hari.
Tidak hanya masalah ekonomi yang mendasari namun juga masalah gaya hidup yang
sekarang ini masyarakat lebih menyukai makanan cepat saji (junk food) yang cenderung
tidak sehat. Saat ini banyak masyarakat terutama anak-anak yang tidak menyukai sayuran,
salah satu alasanya karena rasanya yang tidak enak. Hal ini yang membuat orang tua
khawatir dimana usia anak-anak yang pada dasarnya membutuhkan banyak vitamin yang
berasalah dari buah dan sayur tetapi tidak terpenuhi dengan baik.
Salah satu makanan yang di gemari oleh masyarakat Indonesia yaitu nugget. Nugget
adalah olahan daging (ayam/sapi) yang diolah dengan berbagai bumbu kemudian dilumuri
tepung roti dan di goreng. Ada banyak jenis nugget yang dijual dipasaran. Nugget yang
sangat terkenal dan umum dikonsumsi adalah nugget ayam. Menurut sejarahnya nugget
ayam diciptakan oleh Robert C. Baker, professor ilmu pangan dari Cornell University pada
tahun 1950. Nugget menjadi salah satu pilihan sebagai lauk untuk anak bagi orang tua
karena praktis dan enak. Oleh karena itu dibuatlah inovasi dari produk nugget dengan
campuran kacang hijau (NAKAJO). Di Indonesia kacang hijau terbilang mudah didapatkan
karena hampir disemua daerah banyak yang menanam kacang hijau baik sebagai tanaman
utama maupun sebagai tanaman tumpangsari. Sehingga keberlangsungan atau
ketersediaan bahan baku dapat terjamin dan produksi dapat terus berjalan lancar.
Penggunaan kacang hijau juga dilakukan sebagai bahan tambahan untuk megurangi
komposisi daging sehingga harga jualnya akan lebih terjangkau. Selain itu nugget kacang
hijau ini juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin lebih sehat karena produk
ini rendah kolesterol karena terbuat dari kacang hijau yang merupakan sumber protein
nabati. Sehingga penderita kolesterol masih tetap bisa megkonsumsi nugget dengan aman.

1.2 Ruang Lingkup


Pada penulisan laporan kali ini untuk menghindari laporan ini terlalu luas dan
mengingat keterbatasan kemampuan, pengetahuan yang penulis miliki maka ruang lingkup
laporan ini terbatas yaitu mengenai jenis produk, konsep produk, aspek pemasaran,
lingkungan, organisasi dan aspek finansial. Dimana jenis produk yang akan dibuat yaitu
merupakan produk inovasi hasil dari pengembangan produk sebelumnya. Dimana produk
awalnya adalah nugget ayam kemudian dilakukan inovasi menjadi nugget kacang hijau
dengan menambahkan kacang hijau serta mengurangi jumlah daging ayam yang digunakan.

1.3 Tujuan
Untuk mengetahui analisa dari perancangan proyek industry Nugget kacang hijau (NAKAJO)
dari segi konsep produk, pemasaran, lingkungan dan organisasi serta untuk
mengetahuikelayakan usaha dari segi finansial.
BAB II
KONSEP PRODUK
2.1 Karakteristik Produk
Nugget kacang hijau terdiri dari kacang hijau dan daging ayam, serta bumbu
pelengkap lainnya. Produk nugget kacang hijau yang dihasilkan tidak begitu jauh berbeda
dari nugget daging ayam, dalam hal ini hanya presentase komposisinya saja yang berubah.
Jika nugget biasa terdiri dari tepung, daging ayam, dan bumbu pelengkap saja, maka nugget
in terdapat tambahan kacang hijau. Presentase kacang hijau dibuat lebih banyak
dibandingkan dengan daging ayamnya, sehingga nugget kacang hijau ini benar-benar terasa
kacang hijaunya tanpa mengurangi identitas rasanya sebagai nugget. Berdasarkan segi fisik
Nakajo hanya memiliki satu bentuk saja seperti bentuk nugget pada umumnya (bulat),
dengan mengutamakan rasa terlebih dahulu, mengenai variasi bentuk akan diusulkan
apabila produk telah diterima di pasar dengan baik. Nakajo terbuat dari kacang hijau dengan
tekstur yang lebih lembut dan berserat sedikit karena sebagian daging ayam diganti oleh
kacang hijau yang telah dihaluskan. Setiap kemasan nakajo memiliki berat kurang lebih 100
gram yang terdiri dari 6 buah nugget. Kemasan yang dipilih yaitu mika dengan diberi label
atasnya.
Sifat organoleptik Nakajo dapat dilihat dari segi aroma, bentuk, tekstur, warna,rasa
dan kenampakan. Nakajo dibuat dari bahan utama kacang hijau dan daging ayam serta
dilengkapi bumbu tradisional sehingga menghasilkan aroma khas perpaduan daging, kacang
hijau dan bumbu tambahan. Bentuk Nakajo dibuat sedemikian rupa dan menyesuaikan
bentuk nugget pada umumnya yaitu bulat sedikit lonjong. Nakajo yang masih belum digoreng
memiliki warna seperti adonan daging dan akan menjadi kuning keemasan bila digoreng
dengan minyak panas. Kenampakan Nakajo sangat menarik dan rasanya juga lezat karena
rasio antara kacang hijau dan daging ayam sudah diukur sedemikian rupa sehingga
menyerupai nugget pada umumnya.
UKM Nakajo dalam produksinya selalu mengutamakan mutu dan kualitas produk.
Untuk itu dibutuhkan pedoman yang membantu UKM dalam produksi nugget agar sesuai
denga selera dan keinginan konsumen untuk mendapatkan produk dengan high quality.
Nakajo diproduksi sesuai pengawasan mutu secara visual dengan melihat warna, aroma,
penampakan, kekenyalan, kondisi kemasan dan kondisi transportasi. Salah satu bahan
utama yang mudak rusak adalah daging ayam sehingga berikut ini dapat dilihat gambaran
mutu daging yang lolos untuk diproduksi menjadi nugget oleh UKM Nakajo. Pengawasan
mutu tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2. tentang pengawasan mutu bahan baku secara
visual berikut ini.
Tabel 2.1 Pengawasan mutu bahan baku secara visual

Parameter Kondisi Bahan Utama


No
Mutu Terima Tolak
Daging berwarna
1 Warna Merah daging ayam segar
gelap
2 Aroma Khas daging ayam segar Busuk menyengat
3 Penampakan Kering Berlendir
4 Kekenyalan Kenyal Kaku
5 Kemasan Tidak rusak dan robek Rusak dan robek
Terdapat alat cek Tidak terdapat
suhu/coolbox. alat cek suhu.
6 Transportasi Bersih, kering, Kotor, basah, bau
bebas bau, bahaya dan campur dengan
kimia dan hama bahan kimia

Berdasarkan segi kimia bahan baku utama kacang hijau memiliki kandungan protein
yang cukup tinggi dan merupakan sumber mineral penting, antara lain kalsium dan fosfor.
Sedangkan kandungan lemaknya merupakan asam lemak tak jenuh. Kandungan kalsium
dan fosfor pada kacang hijau bermanfaat untuk memperkuat tulang. Kacang hijau juga
mengandung rendah lemak yang sangat baik bagi mereka yang ingin menghindari konsumsi
lemak tinggi. Kadar lemak yang rendah dalam kacang hijau menjadikan bahan makanan
atau minuman yang terbuat dari kacang hijau tidak mudah berbau. Lemak kacang hijau
tersusun atas 73% asam lemak tak jenuh dan 27% asam lemak jenuh. Umumnya kacang-
kacangan memang mengandung lemak tak jenuh tinggi. Adapun standar mutu kacang hijau
dapat dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.2. Standar Mutu Kacang Hijau Menurut SNI 01-3923-1995


No Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu
I II III
1. Kadar air (%) max 13 max 14 max 5
2. Butir rusak (%) max 1 max 3 max 5
3. Butir belah (%) max 1 max 2 max 2
4. Butir keriput (%) max 2 max 4 max 6
5. Kotoran (%) max 0 max 1 max 2
6. Lolos ayakan (%) max 1 max 3 max 5
Sumber : Badan Standarisasi Nasional, (1995)

Bahan baku pembantu yang digunakan pada proses pembuatan nugget terdiri dari
bahan pengikat, bahan pengisi dan bumbu-bumbu. Bahan baku pembantu terdiri dari minyak
nabati untuk menggoreng produk supaya matang, air sebagai media pelarut dalam
pencampuran bahan sehingga menjadi lembut, telur sebagai pengikat adonan dan sebagai
pelekat tepung panir serta tepung panir. Pembuatan nugget memerlukan bahan pembantu
yaitu garam, gula, bawang putih dan merica. Rempah-rempah yang digunakan merupakan
campuran dari bawang putih, bawang merah, ketumbar, lada dan flavor ayam. Parameter
mutu yang diinginkan pada bahan pembantu dilakukan pengawasan mutu secara visual
dengan melihat warna, aroma, karakteristik bahan tambahan yang digunakan untuk proses
pembuatan nugget ayam, dapat dilihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2.3 Parameter mutu pada bahan-bahan pembantu untuk produksi nugget

Bahan Kondisi Bahan Tambahan


No
Pembantu Terima Tolak
Minyak goreng Jernih, bersih, aroma Mengendap, kotor
1
nabati khas minyak dan berbau tengik
Tepung keadaan bersih, Tepung keadaan kotor,
2 Tepung Terigu warna putih, tidak warna kusam,
menggumpal menggumpal
Tepung keadaan bersih, Tepung keadaan kotor,
Tepung
3 granula seragam, tidak granula tidak seragam,
roti/panir
menggumpal menggumpal
Warna putih, rasa khas Warna keruh, rasa
4 Garam garam (asin) menyimpang (tidak
asin)
Rasa khas gula (manis) Rasa menyimpang
5 Gula
(tidak manis)
Aroma khas merica Aroma menyimpang
6 Merica
(tidak beraroma merica)
7 Bawang Merah Segar, tidak busuk Layu dan busuk
8 Bawang Putih Segar, tidak busuk Layu dan busuk
Aroma menyimpang
9 Lada Aroma khas lada
(tidak beraroma lada)
Rasanya khas daging Menggumpal, rasanya
10 Kaldu Ayam
ayam bukan khas daging ayam
Cangkang telur sedikit
Kondisi telur bersih, halus, retak
cangkangnya tidak retak, dan mungkin bentuknya
dan bentuknya normal. abnornal. Putih telur
Putih telur bersih dan
kental. sudah encer sehingga
Sedangkan kuning kuning telur bebas
11 Telur
telurnya bergerak.
bersih, berbentuk bulat, Ada sedikit bercak atau
tidak bergerak-gerak noda darah pada kuning
dan terletak di tengah
telur. telur dan kunin telur
Batas antara putih telur
dan sudah melebar.
kuning telur tidak terlihat
jelas.
Nakajo ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan dengan nugget lainnya.
Keunikan tersebut dapat dilihat dari penggunaan kacang hijau dilakukan sebagai bahan
tambahan untuk mengurangi komposisi daging ayam yang digunakan. Rasanya yang khas
perpaduan antara daging ayam dan kacang hijau menjadikan nugget ini unik di mata
masyarakat.

2.2 Kemasan
Pengemasan merupakan proses akhir yang menentukan bahwa kualitas produk yang
telah diproduksi tidak mengalami perubahan selama didistribusikan. Menurut Suyanti (2008),
tujuan pengemasan adalah untuk melindungi bahan dari kerusakan fisik akibat tekanan,
melindungi produk dari cemaran, serta memudahkan penyimpanan, pengangkutan dan
distribusi. Kemasan produk yang digunakan tergolong sederhana yaitu menggunakan
kemasan mika. Plastik Mika adalah jenis plastik yang merupakan campuran antara bahan
PP/PE/PVC yang terdiri dari plastik mika bening yang lemas untuk album, taplak meja,
sampul, pembungkus, dan lain-lain. Plastik mika yang digunakan adalah jenis PP
(Polypropilene) dengan ukuran 5A. Bahan kemasan dipilih yang sesuai dengan jenis bahan
yang dikemas dan bersih. Pada pengemasan produk Nakajo hanya menggunakan kemasan
primer berupa plastik mika dengan ukuran 5A dan dapat dilihat pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Kemasan Nakajo

Adapun dimensi kemasan dari plastik mika 5A yaitu dalam cekungan 3 cm, lebar 9,5
cm, lebar keseluruhan 12 cm, panjang 7 cm, dan panjang keseluruhan 9 cm. Plastik mika
dipilih karena sesuai dengan sifat bahan yang dikemas yaitu makanan take away baik
bersifat kering ataupun basah. Selain itu, plastik mika dipilih karena berfungsi mengemas
suatu makanan tanpa harus tertutup atau tidak terlihat oleh customer. Permukaannya yang
bening dan transparan berguna untuk memperlihatkan keindahan dari makanan yang
menggugah selera tanpa harus khawatir terkena debu, angin atau bahan pencemar lainnya.
Satu kemasan mika ukuran 5A mampu menampung sebanyak 6 buah nugget dengan
panjang 4 cm dan lebar 2 cm 1 sachet saus cabai. Berat masing-masing nugget yang
dikemas sekitar 15,2 gram.
Merek (brand) adalah nama istilah, simbol, desain (rancangan), ataupun
kombinasinya yang dimaksudkan untuk memberikan tanda pengenal terhadap barang atau
jasa yang dihasilkan produsen lainnya (peasing). Penggunaan merek pada produk yang
dihasilkan dapat memberikan keuntungan atau manfaat, baik bagi pembeli (konsumen)
maupun penjual (produsen) (Sutarminingsih, 2004).Keuntungan untuk produsen adalah
dapat membuat produk terkenal secara lebih luas dan mudah diingat. Sedangkan untuk
konsumen merek atau logo mampu memberikan kemudahan dalam mendapatkan produk
seperti pembeda dengan produk yang sejenisnya. Produk Nakajo mempunyai logo yaitu
tulisan “Nakajo” pada kertas kemasan.Nakajo sendiri dipilih sebagai logo produk karena
selain sebagai identitas produk, tulisan “Nakajo” mampu menjelaskan inovasi dari produk
yaitu nugget dengan campuran kacang hijau.
Kemasan juga dapat menjadi media informasi tentang produk yang dikemas, cara
penggunaan, serta informasi komposisi isinya. Menurut Yuyun (2010), fungsi pelabelan pada
makanan atau minuman adalah memberi informasi yang jelas kepada konsumen. Informasi
yang harus ada pada label kemasan makanan atau minuman adalah diantaranya nama
produk, berat bersih produk, nama dan alamat produsen, nomor pendaftaran dan atau
perizinan, komposisi bahan, tanggal kedaluarsa, kode dan tanggal produksi, sertifikasi halal,
dan cara simpan produk. Berikut ini merupakan kenampakan kemasan Nakajo yang dapat
dilihat pada gambar 2.2.

Gambar 2.2 Kemasan Nakajo

Adapun unsur-unsur kemasan produk Nakajo terdiri dari elemen-elemen visual seperti
tulisan, gambar dan warna. Tulisan “Nakajo” disengaja ditampilkan paling besar karena
merupakan logo produk, dan guna menekankan di pikiran konsumen sebagai nama atau
identitas produk. Selanjutnya tulisan “nugget kacang hijau” berfungsi sebagai penjelas
komposisi produk secara singkat.Material yang digunakan adalah kertas karena akan
ditempelkan pada kemasan primer yang berupa plastik mika. Unsur selanjutnya dalah slogan
“Healthy & Yummy” menjadi bagian representatif bahwa produk menyehatkan dan lezat.
Gambar produk berupa nugget dan kacang hijau merupakan tampilan sesungguhnya produk
yang sudah jadi dan bahan komposisi yang dianggap sebagai keunggulan ataupun pembeda
dengan produk lainnya yaitu butiran kacang hijau. Unsur selanjutnya adalah ukuran berupa
berat (gram) dari produk yang dikemas. Unsur berikutnya adalah (labelling) atau informasi-
informasi yang menjelaskan produk seperti nama produsen, tempat produksi, tanda halal,
komposisi, dan tanggal kedaluarsa produk. Nama produsen dari Nakajo adalah Nakoja
Makmur Sentosa Jaya dengan tempat produksi yaitu Kota Malang. Tanda halal sebagai
jaminan bahwa produk nakajo terbuat dari 100% bahan-bahan halal. Komposisi dan tanggal
kedaluarsa sebagai informasi daftar bahan-bahan yang digunakan untuk membuat produk
serta peringatan batas tanggal konsumsi produk.

2.3 Keunggulan dan Kelemahan


Nakajo ini memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan nugget lainnya.
Selain rasanya yang sedikit berbeda dari nugget pada umumnya, nakajo ini memiliki harga
yang terjangkau yakni Rp 5.000/kemasan (isi 6 buah). Belum banyak yang tahu produk
nugget kacang hijau ini sehingga memiliki peluang usaha yang bagus. Penggunaan kacang
hijau dilakukan sebagai bahan tambahan untuk mengurangi komposisi daging ayam yang
digunakan sehingga dapat dipastikan harga jualnya akan lebih terjangkau. Selain itu nugget
kacang hijau ini juga dapat menjadi alternatif bagi masyarakat yang ingin lebih sehat karena
produk ini rendah kolesterol karena terbuat dari kacang hijau yang merupakan sumber
protein nabati. Sehingga penderita kolesterol masih tetap bisa mengkonsumsi nugget
dengan aman. Keunggulan lainnya yaitu terdapat kandungan protein nabati dan hewani
dalam satu produk. Di mana ayam sebagai sumber protein hewani dan kacang hijau sebagai
sumber protein nabati. Selain itu, penyajian dalam penjualannya dilakukan dalam keadaan
nugget sudah matang dan siap konsumsi sehingga sangat praktis. Setiap kemasan nakajo
juga terdapat saos sambal sachet sehingga cocok untuk langsung dimakan sebagai camilan
maupun lauk. Nakajo mengandung bahan-bahan yang alami dan tidak menggunakan
pengawet sehingga nugget ini memiliki umur simpan yang pendek dan hanya bertahan tidak
lebih dari 3 hari setelah digoreng.
BAB III
PASAR DAN PEMASARAN
3.1 Potensi Pasar
Peningkatan konsumsi olahan daging ayam saat ini telah menjadi pasar yang
menjanjikan di Indonesia. Hal ini terlihat dari pertumbuhan perusahaan yang melakukan
proses pengolahan daging menjadi pangan olahan contohnya seperti bakso, sosis, dan
chicken nugget. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) rata-rata jumlah konsumsi
daging ayam perkapita seminggu pada tahun 2015 yaitu 0,103 kg. Dengan tingginya tingkat
konsumsi daging ayam tentunya harus didukung dengan jumlah produksi daging ayam agar
dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Dikota malang sendiri jumlah produksi daging ayam
pedaging pada tahun 2016 mencapai 219.833.235 kg. Jumlah tersebut diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan daging ayam dikota malang.
Salah satu olahan makanan dari daging ayam yaitu nugget ayam. Selain mudah dibuat
nugget ayam juga praktis untuk dikonsumsi sehari-hari. Seiring berjalannya waktu nugget
saat ini sudah banyak memiliki variasi baik dalam segi rasa, bentuk, maupun inovasi
olahannya. Salah satu inovasi nugget ayam adalah nugget kacang hijau (NAKAJO). Nugget
kacang hijau pada dasarnya memiliki komposisi yang sama dengan nugget ayam hanya saja
penggunaan daging akan dicampur dengan kacang hijau. Bumbu, dan dilapisi dengan
tepung panir. Penggunaan kacang hijau dilakukan untuk mengurangi komposisi daging
sehingga lebih rendah kalorinya dan lebih sehat.
Analisis SWOT merupakan suatu teknik perencanaan strategi yang bermanfaat untuk
mengevaluasi Kekuatan (Strength) dan Kelemahan (Weakness), Peluang
(Opportunities) dan Ancaman (Threats) dalam suatu proyek, baik proyek yang sedang
berlangsung maupun dalam perencanann proyek baru. Metode analisis SWOT merupakan
alat yang tepat untuk menemukan masalah dari empat sisi yang berbeda, dimana
aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari
sebuah peluang (opportunities) yang ada, kemudian bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses) yang mencegah keuntungan, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths)
mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi
nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. Tabel SWOT untuk produk “NAKAJO”
adalah sebagai berikut :
Internal Strenght Weakness
Eksternal
- Komposisi produk lengkap - Belum dikenal secara
dengan protein hewani dan meluas
nabati - Umur simpan pendek
- Bahan baku mudah didapat - Hanya dapat
- Harga terjangkau dikonsumsi sekali
- Tidak menggunakan bahan makan
pengawet kimia
- Menjaga mutu produk
- Produk rendah kalori
Opportunities SO WO
- Saingan usaha sedikit - Dapat dikonsumsi semua - Produk berpeluang
- Termasuk produk yang kalangan menjadi pioneer di
sehat - Kualitas produk dapat pasaran
- Pemasaran yang mudah dipercaya - Perputaran produk
disekitar area kampus dan - Bahan baku tersedia secara dipasar relatif cepat
tempat tinggal kontinyu
- Tuntutan gaya hidup yang - Menjadi alternatif makanan diet
praktis
Threat ST WT
- Teknologi yang digunakan - Bahan yang datang harus - Produk tidak dapat
masih sederhana langsung diolah bertahan di pasaran
- Harga bahan baku tidak - Ketersediaan jumlah bahan - Membutuhkan usaha
stabil baku setiap produksi dapat ekstra untuk
- Konsumen yang mudah tidak selalu sama mempromosikan produk
bosan

Berdasarkan analisis SWOT dapat diketahui bahwa nugget kacang hijau (NAKAJO) ini
memiliki potensi bisnis yang cukup menjanjikan. Karena dengan pengurangan bahan daging
dan diganti dengan kacang hijau maka harga jual nugget jadi lebih terjangkau. Sehingga
semua lapisan masyarakat terutama masyarakat kelas menengah kebawah masih dapat
menjangkaunya dan dapat memenuhi kebutuhan gizi mereka akan protein. Produk nugget
kacang hijau juga rendah kolesterol sehingga aman dikonsumsi bagi penderita kolesterol
dan dapat dijadikan alternative makanan bagi yang sedang melaksanakan program diet
karena tebuat dari protein nabati.
3.2 Strategi Pemasaran
3.2.1 Product
Produk Nakajo merupakan variasi dari produk nugget pada umumnya dengan kacang
hijau sebagai bahan utamanya. Nugget memang telah banyak dijumpai di berbagai pusat
perbelanjaan. Namun produk ini memberikan rasa yang berbeda dan tampak lebih menarik
serta lebih unik dengan bahan-bahan yang baru. Nugget ini akan menambah cita rasa baru
di dunia kuliner. Dengan adanya kacang hijau, diharapkan akan menambah variasi nugget
baru. Produk ini disajikan dengan kemasan ekonomis isi 6 biji dan terdapat saus sebagai
pelengkap produk dalam satu kemasan. Produk ini dibuat dengan bahan utama kacang hijau
yang dicampurkan dengan daging ayam, bumbu racikan sendiri dan kemudian dicetak
(bulat) secara manual dan ditaburi tepung panir untuk menambah citarasa dari Nakajo
sendiri. Keunggulan dari produk Nakajo adalah bahan dasar yang digunakan banyak
mengandung manfaat untuk kesehatan tubuh.
3.2.2 Price
Produk Nakajo dijual dengan harga yang cukup terjangkau. Satu kemasan ekonomis
dihargai Rp 5.000,00. Produk Nakajo dikatakan terjangkau karena sesuai dengan bahan
bakunya yang mudah didapat dan tidak begitu mahal namun kaya akan kandungan gizi
sehingga bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
3.2.3 Place
Penentuan lokasi pemasaran dalam suatu usaha bisnis merupakan hal yang paling
signifikan dalam memasarkan produk. Target pemasaran melingkupi Universitas Brawijaya
Malang terutama Fakultas Teknologi Pertanian dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis serta di
perumahan Dinoyo dan perumahan Kumis Kucing. Adapun beberapa kriteria dalam memilih
area ini didasarkan pada letaknya yang strategis dan dekat dengan tempat produksi Nakajo
sehingga produk nakajo dapat langsung dikonsumsi oleh konsumen. Selain itu area tersebut
memiliki peluang pasar yang potensial, akses masuk yang mudah serta opportunity cost
yang relatif kecil.
3.2.4 Promotion
Promosi merupakan suatu hal yang wajib dilakukan oleh setiap usaha bisnis karena
merupakan strategi awal untuk memperkenalkan produk yang tergolong baru kepada
masyarakat. Promosi merupakan kegiatan terpenting yang berperan aktif dalam
memperkenalkan, memberitahukan, dan mengingatkan kembali manfaat suatu produk agar
mendorong konsumen unluk membeli produk yang dipromosikan tersebut. Untuk
mengadakan promosi, setiap perusahaan harus dapat menentukan dengan tepat alat
promosi manakah yang dipergunakan agar dapat mencapai keberhasilan dalam penjualan.
Bauran promosi meliputi berbagai metode, yaitu iklan, promosi penjualan, dan penjualan
dengan tatap muka langsung.
Menurut Boone,L dan David (2005) menyatakan bahwa dalam strategi promosi juga
terdapat beberapa elemen marketing yang kami lakukan diantaranya yaitu :
a. Advertising : dalam proses ini mengkomunikasikan produk nugget ke konsumen juga sangat
signifikan. Promosi-promosi produk dilakukan dengan menggunakan media cetak, audio
atau juga visual. Misalnya menggunakan brosur, iklan tv dan lainnya.
b. Sales promotion : dalam promosi ini bisa dilakukan dengan cara membuat atau mengikuti
suatu even-even yang menarik minat konsumen.
c. Direct marketing : dilakukan dengan menggunakan sosial media atau internet. Dimana
penggunaan teknologi ini juga menjadi concern dalam strategi pemasaran. Internet dan
mobile merupakan media yang memiliki potensi untuk dikembangkan dalam rangka strategi
pemasarannya.
BAB IV
ASPEK TEKNIS DAN TEKNOLOGI
4.1 Perencanaan Kapasitas Produksi
Produk yang kami buat merupakan produk nugget kacang hijau termasuk produk
olahan dari daging ayam dan tepung terigu. Produk adalah inovasi produk nugget pada
umumnya yang mengandung hampir 90% daging ayam dan sisanya tepung, namun bahan
tepung kami subtitusi dengan kacang hijau. Luas pasar bagi produk olahan daging
khususnya nugget dapat mencapai 500.000 konsumen dalam 1 bulan. Produk olahan daging
ayam merupakan produk yang lumayan digemari oleh konsumen karna praktis. Produk yang
kami pasarkan termasuk produk baru sehingga memerlukan pemasaran dan pengenalan
lebih dipasaran karena pesaing dari produk kami adalah produk yang sudah memiliki brand
serta umum dipasaran. Pesaing untuk produk kami antara lain adalah nugget daging ayam,
nugget sayur, dan nugget dengan varian rasa pedas. Brand-brand yang sudah tidak asing
dimasyarakat seperti so good, champs, dan fiesta. Pesaing dari kami sekiranya sudah dapat
memenuhi permintaan pasar sebnyak 450.000 permintaan dan 50.000 permintaan yang
belum terpenuhi dapat menjadi peluag bagi kami. Perusahaan kami saat ini hanya mampu
mengambil peluang sebesar 2%.
Hal tersebut dikarenakan proses yang masih manual dengan alat yang terbatas, serta
manajemen waktu yang belum begitu baik. Pemasaran juga masih dilakukan disekitar
kampus Universitas Brawijaya dan sekitar tempat tinggal. Peluang sebesar 2% adalah
sebanyak 1000 permintaan. Produk dalam 1 porsi berisi sebanyak 6 buah dan apabila
disesuaikan dengan permintaan, maka perusahaan harus mampu menyediakan sekitar 6000
buah nugget dalam sekali produksi. Proses produksi dalam satu bulan beroperasi selama 20
hari kerja, maka produk yang dapat diproduksi sebanyak 120.000 buah.
4.2 Ketersediaan Bahan Baku
Nakajo merupakan produk pangan berupa nugget yang terdiri dari 60% kacang hijau
dan 40% daging ayam, serta bumbu pelengkap lainnya. Bahan baku utama yang digunakan
dalam produksi nugget kacang hijau adalah daging ayam dan kacang hijau. Selain bahan
utama yang digunakan, juga digunakan bahan tambahan berupa telur ayam, tepung terigu,
tepung maizena, bawang merah, garam, merica bubuk, gula pasir, kaldu bubuk rasa ayam,
tepung panir, dan minyak goreng. Kelengkapan bahan baku dapat dilihat pada penjabaran
berikut.
1. Kacang hijau
Ketersedian bahan baku kacang hijau sebagai bahan baku utama pembuatan nugget
kacang hijau mudah didapatkan dipasaran. Karena kacang hijau merupakan hasil pertanian
yang tidak musiman sehingga ketersediaan bahan cukup banyak. Faktor ketersediaan bahan
baku kacang hijau tidak menjadi hambatan dalam memproduksi nugget kacang hijau
dikarenakan ketersediaan bahan baku yang melimpah dan kapasitas produksi yang masih
skala kecil. Kebutuhan kacang hijau dalam sekali produksi adalah 1 kg kacang hijau dengan
harga Rp 21.000,-. Pengadaan bahan baku dilakukan dengan cara langsung membeli bahan
baku jika akan melakukan produksi, sehingga tidak ada proses penyimpanan khusus kacang
hijau dalam kapasitas besar. Hal tersebut dikarenakan produksi yang dilakukan masih dalam
skala kecil dan melayani pemesanan produk dalam skala kecil. Ciri khas produk kacang
hijau termasuk dalam kategori Voluminous, yaitu hasil pertanian yang tidak berat
membutuhkan ruang atau tempat yang cukup besar. voluminous juga termasuk barang yang
bersifat bulky. Bulky, mengambil banyak tempat sehingga sulit untuk dipindahkan karena
berat dan sifat fisiknya agak kaku.
2. Daging ayam
Bahan baku daging ayam juga digunakan sebagai bahan baku utama pembuatan
nugget kacang hijau. Ketersediaan bahan baku daging ayam sangat mudah didapat
dipasaran karena banyaknya konsumsi daging ayam masyarakat Indonesia setiap harinya.
Kebutuhan daging ayam yang digunakan dalam pembuatan nugget kacang hijau dalam
sekali produksi yaitu sebanyak ¼ kg. Harga daging ayam ¼ kg adalah Rp 9.000,-. Kualitas
daging ayam yang digunakan adalah ayam potong yang masih segar, sehingga kualitas dari
nugget tetap baik. Proses penyimpanan bahan baku daging ayam ini dilakukan di lemari
pendingin karena sifat dari bahan baku ini yang mudah membusuk dan rusak (Perishabel)
sehingga perlu disimpan di tempat khusus. Proses penyimpanan ini juga tidak dalam jangka
waktu lama karena produksi yang masih skala kecil sehingga membutuhkan bahan baku
yang sedikit. Pengadaan bahan baku ini dapat dibeli langsung di pasaran dan belum
menggunakan supplier tetap karena produksi yang masih skala kecil.

4.3 Proses Produksi


Proses batch merupakan proses pemasukan bahan dan pengeluaran hasil yang
dilakukan dalam selang waktu tertentu atau tidak terus menerus (Samsudin, 2010). Proses
batch dalam proses produksi merupakan proses yang dilakukan hanya satu kali proses
tanpa adanya pemasukan tambahan selama proses berlangsung. Pemasukan input tidak
dilakukan secara terus menerus. Output yang dihasilkan dari proses tersebut merupakan
hasil akhir produk. Selama proses berlangsung tidak ada jeda sampai dengan proses
berakhir. Sedangkan proses kontinyu merupakan pemasukan bahan dan pengeluaran
produk dilakukan secara terus menerus atau berkesinambungan dengan laju tertentu
(Samsudin, 2010).
Proses produksi termasuk dalam proses continue karena proses tidak dilakukan hanya
dalam satu kali proses atau satu tahapan saja. Beberapa tahapan dilakukan pemasukan
bahan-bahan tambahan. Input awal adalah mencampur bahan-bahan utama seperti daging
ayam, kacang hijau, tepung, telur ayam, dan bumbu. Setelah itu proses perebusan yang
dilakukan 4 kali untuk satu adonan, dilanjutkan dengan proses pencetakan yakni pelumuran
telur dan tepung panir setelah itu tahap terakhir penggorengan dan pengemasan. Kelebihan
dari proses kontinyu adalah proses dan hasil konstan serta kapasitas produksi lebih besar.
Biaya pembersihan alat juga tidak terlalu berpengaruh karna tidak dalam jangka pendek.
Namun modal yang dibutuhkan lebih besar untuk biaya bahan baku dan bahan tambahan.
Memerlukan tenaga quality control untuk menjaga supaya proses dan hasil tetap konstan.
Apabila beberapa tahap memerlukan pekerja lebih dari satu dapat menambah biaya untuk
tenaga kerja.

4.4 Kebutuhan Mesin dan Peralatan


Pelaksanaan produksi nugget kacang hijau dilakukan dalam skala kecil (skala rumah
tangga). Kapasitas produksi nugget kacang hijau dalam satu kali produksi adalah 2,5 kg.
Sehingga dapat menghasilkan produk sebanyak 25 bungkus dengan berat setiap bungkus
adalah 100 gram. Berdasarkan kapasitas produksi tersebut dibutuhkan mesin dan peralatan
yang sesuai dengan kapasitas produksi yang ditentukan untuk menunjang jalannya produksi
nugget kacang hijau. Mesin dan peralatan yang digunakan dalam produksi nugget kacang
hijau antara lain, gas LPG 3kg, panci kukus, baskom, pisau, kompor, loyang, penggorengan,
timbangan, dan freezer. Kebutuhan alat dan bahan yang digunaakan dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 4.1 Kebutuhan Mesin dan Peralatan Produksi
No. Mesin dan Alat Jumlah
1 Gas LPG 3kg 1
2 Panci kukus 1
3 Baskom 3
4 Pisau 1
5 Kompor 1
6 Loyang 2
7 Penggorengan 1
8 Timbangan 1
9 Freezer 1

Penggunaan mesin-mesin dalam produksi produk nugget kacang hijau perlu disesuaikan
dengan kapasitas produksi guna mengoptimalkan proses produksi dan dapat menghemat
biaya dan energi. Berdasarkan mesin-mesin yang digunakan, berikut adalah spesifikasi
mengenai mesin produksi nugget kacang hijau.
- Kompor gas
Spesifikasi :
Merk : Rinnai Kompor Gas RI-302S
SKU : RI365HAAA3GNQXANID-6612332
Model : Lisan Elektronik-RI-302S
Jumlah kompor : 2 Tungku
Ukuran (L x W x H cm) : 60x36x14
Berat (kg) :2
Kapasitas : setiap tungku dapat menahan beban berat
20 kg, dapat memasak dengan panci
berukuran 28 cm.

4.5 Tata Letak


4.5.1 Tipe Layout
Layout ruang produksi nugget kacang hijau ini (Nakajo) memiliki tipe layout
berdasarkan fungsi atau macam process atau disebut Process Layout. Alasannya adalah
ruang produksi sederhana dilakukan dalam dapur, sehingga alat utama yang digunakan
hanya satu buah yaitu kompor dan selebihnya peralatan pendukung yang digunakan
secara manual. Alasan lainnya yaitu aliran bahan panjang sehingga area produksi yang
diperlukan luas.
Menurut Mudjajanto dan Yuliati (2013), layout berdasarkan fungsi atau macam
proses (process layout), yaitu pengaturan dengan cara mesin atau peralatan yang dimiliki
ditempatkan ke dalam satu departemen. Tata letak ini digunakan pada industri yang
sifatnya menerima order dengan jenis produk yang bervariasi dalam jumlah yang tidak
terlalu besar. Layout pada jenis tata letak berdasarkan proses memiliki bagian yang
saling terpisah satu sama lain diman aliran bahan baku terputus-putus dengan mesin
yang disusun sesuai fungsi dalam suatu grup departemen.
Kelebihan process layout yang diterapkan dalam produksi nugget kacang hijau ini
sebagai berikut:
1. Peralatan yang digunakan sedikit dan biaya peralatan relatif rendah.
2. Pengendalian dan pengawasan produksi nugget lebih mudah karena area produksi
yang tidak luas.
3. Tenaga kerja yang bekerja sangat produktif melakukan berbagai macam proses
pembuatan nugget dengan mudah.
Kekurangan process layout yang diterapkan dalam produksi nugget kacang hijau ini
sebagi berikut:
1. Waktu produksi yang digunakan terlalu lama.
2. Pemindahan bahan yang terlalu banyak sehingga terjadi kontaminasi silang.
3. Area produksi tidak luas sehingga sulit bergerak jika tenaga kerja banyak.

4.5.2 Penyusunan Denah


Layout ruang produksi nugget kacang hijau ini dengan skala rasional (10:1) dimulai
dari aliran bahan masuk melalui pintu ruang produksi yang terbuka. Pintu berfungsi
sebagai fasilitas untuk keluar masuk ruang produksi. Keranjang sampah berfungsi
sebagai tempat pembuangan limbah produksi sementara. Tempan bahan dan pengolahn
bahan berfungsi sebagai tempat peletakkan bahan baku dan bahan tambahan yang telah
dibeli. Kompor berfungsi sebagai alat utam produksi nugget kacang hijau dengan cara
penggorengan. Jendela berfungsi sebagai fasilitas sirkulasi udara ruang produksi. Rak
penyimpanan berfungsi untuk tempat penyimpanan peralatan pengolahan dan glassware.
Tempat peletakkan produk jadi berfungsi sebagai tempat pendinginan produk jadi dan
pengemasan produk Nakajo. Westafel berfungsi sebagai fasilitas pencucian bahan dan
peralatan menggunakan air pencuci (utilitas).
5

8
3 4

6
2

7
16000 ,0 mm x 7000 ,0 mm

Gambar 4.1. Layout Ruang Produksi Nakajo dan Pola Aliran Bahan (Skala 10:1)
Keterangan:
1. Pintu terbuka ruang produksi
2. Keranjang sampah
3. Tempat bahan dan pengolahan bahan
4. Kompor
5. Jendela
6. Rak penyimpanan peralatan
7. Tempat peletakan produk jadi
8. Wastafel
Aliran bahan memiliki pola U-shaped yang dapat dilihat bahwa dari susunan nomor
pada layout 1-3-8-3-4-7. Bahan baku dan tambahan yang masuk dari pintu (1) kemudian
ditempatkan pada tempat bahan (3). Selanjutnya bahan dicuci di wastafe (8) dan dilanjutkan
ke tempat pengolahan bahan (3). Setelah diolah kemudian digoreng menggunakan kompor
(4) dan ditiriskan dan diletakkan pada tempat pengemasan (7).
Menurut Wignjosoebroto (2009), pola aliran menurut U-shaped dipakai bilamana
dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi berada pada lokasi yang sama dengan awal
proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga
sangat mempermudah pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik.
Bentuk pola ini menyerupai huruf “U” yang ujung ke ujung berasal dari tempat yang sama.

4.6 Penentuan Lokasi Industri


Tabel 4.2. Hasil Analisis Faktor Kualitatif Penentuan Lokasi
Dinoyo Blimbing Lowokwaru
Faktor- faktor Bobot
Bobot Bobot Bobot
Relevan (faktor) Skor Skor Skor
skor skor skor
Pasar 0,30 70 21,0 40 12,0 60 18,0
Pasokan bahan baku 0,25 40 10,0 80 20,0 50 12,5
Transportasi 0,20 80 16,0 30 6,0 70 14,0
Tenaga kerja 0,10 60 6,0 30 3,0 50 5,0
Biaya hidup 0,10 30 3,0 50 5,0 40 4,0
Lingkungan 0,05 50 2,5 60 3,0 50 2,5
Total 1,00 Total 58,50 Total 49,00 Total 56,00

Analisis faktor kualitatif dalam menentukan lokasi usaha Nakajo dipilih 3 daerah yang
potensial yaitu Dinoyo, Blimbing, dan Lowokwaru. Daerah ini dipilih berdasarkan faktor-faktor
relevan terhadap perencanaan bisnis Nakajo. Faktor-faktor ditentukan dengan melihat target
usaha yang paling tertinggi hingga kebutuhan yang terendah. Faktor tertinggi hingga
terendah diurutkan yaitu pasar, pasokan bahan baku, transportasi, tenaga kerja, biaya hidup,
dan lingkungan. Selanjutnya penentuan bobot tiap faktor dengan penetapan bobot pada
faktor pasar sebesar 0,30; faktor pasokan bahan baku sebesar 0,25; faktor transportasi
sebesar 0,20; faktor tenaga kerja sebesar 0,10; faktor biaya hidup sebesar 0,10; dan faktor
lingkungan sebesar 0,05.
Hasil analisis faktor kualitatif diperoleh pada faktor pasar yang tertinggi yaitu Dinoyo
dengan bobot skor 21. Faktor pasokan bahan baku yang tertinggi yaitu Blimbing dengan
bobot skor 20. Faktor transportasi yang tertinggi yaitu Dinoyo dengan bobot skor 16. Faktor
tenaga kerja yang tertinggi yaitu Dinoyo dengan bobot skor 6. Faktor biaya hidup yang
tertinggi yaitu Blimbing dengan bobot skor 5. Faktor lingkungan yang tertinggi yaitu Blimbing
dengan bobot skor 3. Secara keselruhan total bobot skor tertinggi untuk penentuan lokasi
usaha Nakajo yaitu di daerah Dinoyo dengan bobot skor 58,5.
BAB V
ASPEK MANAJEMEN DAN ORGANISASI

5.1 Struktur Organisasi

Pemilik UKM
Ahmad Febrian A.

Bagian Persediaan Bahan


Bagian Administrasi dan Keuangan Bagian Produksi Bagian Pemasaran
dan Alat Mesin
Dian Astri P. Intan Nurwandira Andreas D. Indrajaya
Andrian W.

Staff Produksi Staff Persediaan Bahan


Staff Keuangan Staff Administrasi Staff Pemasaran
Maria Fransisca dan Alat Mesin
Desti Rahmadhani Muhamad Luthfi A. Rodi Jumadil A.
Mifta Ayu P. Abdi Wahid

Gambar 5.1 Struktur Organisasi


Bentuk struktur organisasi yang diterapkan pada perusahaan nugget Nakajo adalah
tipe struktur organisasi lini staff. Tipe struktur organisasi lini staff merupakan kombinasi dari
organisasi lini dan organisasi staff, asas komando dipertahankan tetapi dalam kelancaran
tugas pemimpin dibantu oleh para staff, dimana staff berperan memberi masukan, bantuan
pikiran saran-saran, data informasi yang dibutuhkan. Ciri-ciri organisasi lini staff adalah
hubungan atasan dan bawahan tidak secara langsung. Direktur atau pucuk pimpinan hanya
satu orang dengan dibantu oleh staff. Ciri-ciri berikutnya adalah terdapat dua kelompok
wewenang yaitu lini dan staff. Organisasi dengan tipe staff biasa diterapkan di perusahaan
dengan jumlah karyawan yang relatif banyak dan organisasi tergolong besar (Robbins,
2008).
Tipe struktur organisasi lini staff dipilih karena, tipe tersebut memungkinkan terhadap
bentuk badan hukum perusahaan yang berupa UKM. Bentuk badan hukum usaha berupa
UKM yang tidak terlalu besar memungkinkan struktur organisasi ini dipilih karena struktur
organisasi tersebut memiliki kelebihan yaitu fleksibel sehingga dapat diterapkan dalam
usaha kecil, menengah ataupun usaha yang sudah besar. Adanya satu komando dalam
struktur organisasi tersebut juga memudahkan dalam pengambilan keputusan dan tindakan.
Pengambilan keputusan tetap ditentukan oleh pemimpin tertinggi yaitu direktur dengan
masukan dan saran yang diberikan oleh kepala kepala bagian dan staff. Pembagian kerja
yang jelas antara direktur, kepala bagian dan staff dalam tiap-tiap bagian menjadi alasan
mengapa diilihnya tipe organisasi ini. Berikut adalah bagan struktur organisasi perusahaan
nugget Nakajo.
Berdasarkan penjelasan yang telah dijabarkan sebelumnya dapat dijelaskan pula
bahwa kelebihan maupun kekurangan dari jenis struktur organisasi lini dan staf ini. Menurut
Herjanto (2007), kelemahan dan kelebihan dari struktur organisasi lini dan staf antara lain
yaitu:
Kebaikan dari struktur organisasi lini dan staf:
- Ada pembagian tugas yang jelas
- Kerjasama dan koordinasi dapat dilaksanakan dengan jelas
- Pengembangan bakat segenap anggota organisasi terjamin
- Staffing dilaksanakan sesuai prinsip the right man on the right place
- Bentuk organisasi ini fleksibel untuk diterapkan
· Kelemahan dari struktur organisasi lini dan staf:
- Tugas pokok orang-orang sering dinomorduakan
- Proses decesion makin berliku-liku
- Jika pertimbangan tidak terkontrol maka sering menimbulkan nepotism
spoilsystem patronage
- Persaingan tidak sehat antara pejabat yang satu dengan pejabat lainnya

5.2 Jumlah Sumber Daya Manusia yang dibutuhkan


Berdasarkan bagan yang telah disertakan pada sub bab sebelumnya, dapat dijabarkan
bahwa struktur organisasi yang digunakan membutuhkan sebanyak 11 sumber daya
manusia pada tahap awal dan memungkinkan untuk selanjutnya dilakukan recruitment
sesuai dengan peningkatan kapasitas produksi yang mungkin akan terjadi. Pembagiannya
antara lain satu orang berperan sebagai pemilik UKM. Setelah itu berada dibawah lini
kewenangannya terdapat beberapa manajer bidang bagian yang terdiri atas, bagian bidang
administrasi dan keuangan, bagian bidang produksi, bagian bidang pemasaran dan bagian
bidang persediaan bahan masing-masingnya diisikan oleh satu orang. Bagian administrasi
dan keuangan dialokasikan untuk 2 orang staf masing-masing untuk bagian keuangan dan
administrasi itu sendiri, bagian produksi mengalokasikan 2 orang staf, bagian bidang
pemasaran mengalokasikan 1 orang staf, dan untuk bagian bidang pengadaan bahan
mengalokasikan 1 orang staf. Pembagian tugas ini hanya bersifat formalitas saja
dikarenakan usaha kami yang masih skala UKM yang sedang merintis. Hal ini kami rancang
sebagai rencana jangka panjang untuk pengembangan usaha kami untuk menjadi skala
yang lebih besar. Oleh karena itu untuk saat ini seluruh staf yang ada bekerja bersama fokus
hanya pada proses produksi dan pemasaran nugget Nakajo.
Seluruh pegawai yang dibutuhkan pada awal pembangunan UKM Nakajo ini semuanya
bekerja sebagai tenaga kerja langsung, begitu juga dengan manajer bidang maupun direktur
utama. Karena alasan perintisan usaha, sehingga mengharuskan manajer bidang serta
direktur utama untuk dapat mengawasi kerja staf secara langsung. Namun, kembali lagi
dengan perancangan pengembangan usaha akan sangat memungkinkan perubahan sistem
struktur organisasi yang ada menjadi lebih kompleks dan profesional. Antara lain yaitu untuk
satu orang direktur utama dan masing-masing satu orang pada bagian manajer bidang
keuangan dan administrasi, produksi, pemasaran, dan pengadaan bahan akan menjadi
tenaga kerja tidak langsung yang mengawasi kerja staf dari kejauhan saja. Sehingga
memungkinkan untuk kebutuhan lebih dari jumlah staf yang ada sebelumnya sebanyak
enam orang menjadi 24 orang dengan rincian yaitu, 2 orang tambahan sebagai staf
keuangan dan administrasi, 7 orang tambahan sebagai staf produksi, 2 orang tambahan
untuk staf bagian pemasaran dan 2 orang staf tambahan untuk bagian pengadaan bahan.
Hal ini merupakan rencana jangka panjang untuk pengembangan usaha jangka panjang,
untuk saat ini karena kami masih merintis dengan kapasitas produksi kami hanya 2,5 kg
yang menghasilkan 25 bungkus nugget belum memerlukan tenaga tambahan untuk
melakukan proses produksi.
Rencana dalam proses recruitment tenaga kerja tambahan untuk pengembangan
usaha yaitu dilakukan dengan cara eksternal maupun internal. Recruitment secara internal
dilakukan untuk mendapatkan posisi pimpinan, yaitu penyeleksian sumberdaya manusia
yang sudah lama berada di dalam organisasi ini. Adapun spesifikasi pekerjaan yang
dibutuhkan dalam mendapatkan posisi pimpinan baik sebagai direktur utama maupun
sebagai manajer bidang yaitu haruslah telah menempuh pendidikan minimal S1, pekerja
keras, kreatif, berjiwa kepemimpinan, serta mengerti keadaan perusahaan secara
keseluruhan. Untuk manajer bidang keuangan adalah kompeten dalam pengelolaan
keuangan serta buku besar dalam mendokumentasikan keuangan kedalam suatu dokumen,
untuk manajer bidang produksi kriteria khusus yang diperlukan yaitu harus menguasai
segala detail proses produksi nugget kacang hijau secara baik agar selanjutnya dapat
mempertahankan mutu produk nugget kacang hijau ini. Untuk manajer bidang pemasaran
haruslah mengerti cara pemasaran yang baik dan dapat membawa produk menjadi trend
masyarakat, setidaknya sudah pernah menjadi bagian dari tim pemasaran produk
sebelumnya dan telah sukses memesarkan produk tersebut. Sedangkan untuk manajer
bidang persediaan bahan yaitu mengerti pemilihan bahan baku yang tepat dalam produksi
dan melakukan survei supplier bahan baku.
Berikut merupakan Job description dari tiap-tiap bagian adalah sebagai berikut :
1. Pemilik UKM
Pemilik UKM adalah orang yang bertanggung jawab penuh secara keseluruhan
terhadap segala sesuatu yang berhubungan dengan perusahaan sesuai dengan
kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan. Pemilik UKM bertugas memimpin
perusahaan yang dikelolanya, mengembangkan serta memajukan perusahaan,
membuat rencana jangka pendek maupun rencana jangka panjang. Pemilik UKM juga
mengkoordinasi seluruh kepala bagian beserta bawahannya serta melakukan kerja
sama dengan berbagai pihak di berbagai daerah pemasaran. Selain itu, Pemilik UKM
juga bertugas melakukan perekrutan, pelatihan, penggajian, penaikan dan penurunan
pangkat, penilaian prestasi kerja, hingga usulan pemberhentian kerja. Hal tersebut
dilakukan karena organisasi ini masih sederhana dalam bentuk UKM, sehingga pemilik
masih memegang tangungjawab yang cukup kompleks.
2. Kepala Bagian Administrasi dan Keuangan
Administrasi adalah bagian yang bertugas untuk membantu kinerja dari direktur
perusahaan. Administrasi bertugas dalam pembuatan surat-surat yang digunakan dalam
kepentingan untuk bekerjasama dengan pihak lain. Melakukan perekapan data
masuknya bahan baku dan bahan pembantu. Merekap data jumlah produk yang
dihasilkan setiap hari. Mengelola dokumen-dokumen penting perusahaan. Bagian
keuangan bertugas mengatur jalannya keuangan pada perusahaan tersebut. Mencatat
dan mengawasi keluar masuknya uang di perusahaan yang dipergunakan untuk
kepentingan perusahaan, baik untuk keperluan produksi maupun untuk gaji karyawan.
Serta membuat pembukuan untuk kemudian dilaporkan pada pimpinan perusahaan.
Selain itu juga melakukan perencanaan pengeluaran mengenai segala sesuatu yang
berhubungan dengan perusahaan. Bagian keuangan juga bertanggung jawab terhadap
jalannya semua keuangan yang ada dalam perusahaan baik yang diperolah dari
penjualan maupun keuangan yang berhubungan dengan pembayaran bahan baku.
3. Kepala Bagian Produksi
Bagian produksi adalah bagian yang bertanggung jawab penuh pada jalannya
operasi produksi pada suatu peruasahaan, apabila bagian ini terjadi kesalahan ataupun
kemacetan kerja maka bagian-bagian lain akan terganggu kinerjanya. Bagian produksi
berhubungan langsung dengan keluaran dari perusahaan berupa produk sehingga
dalam perencanaannya membutuhkan kerjasama yang baik dengan bagian-bagian yang
lain. Merumuskan pembelian bahan baku, penyimpanannya. Menentukan kapan harus
melaksanakan produksi. Menentuka kapasitas produksi pada periode tertentu.
4. Kepala Bagian Pemasaran
Pemasaran adalah bertanggung jawab untuk melakukan promosi, pendistribusian
produk, dan mencari konsumen baru. Pemasran juga harus melakukan pengecekan
kepada agen mengenai kedatangan produk setelah pengiriman. Bagian ini dituntut untuk
bisa meramalkan permintaan dari konsumen serta merumuskan target penjualan.
Merumuskan standar harga jual yang sesuai dengan berkordinasi dengan baik produksi
ataupun dengan bagian lain yang terkait. Pemasaran memiliki fungsi tidak hanya
didalam memuhi kebutuhan dan permintaan pelanggan, tetapi juga bertanggung jawab
dalam membina hubungan baik dengan konsumen sehingga perilaku dan perubahan
konsumen dapat diamati dengan baik.
5. Kapala Bagian Pengadaan bahan
Bagian Pengadaan bahan adalah bagian yang bertanggung jawab untuk melakukan
survei supplier dan penentuan bahan baku. Hasil dari tugas tersebut selanjutnya akan
dilaporkan kepada pemilik untuk mengambil keputusan dalam pemilihan bahan dalam
produksi. Tugas utama dari bagian pengadaan bahan baku adalah mendapatkan
sumber-sumber bahan baku dan komponen yang berkualitas dan/atau menjadi
jembatan dalam membina supplier-supplier yang ada dengan berbagai program
peningkatan kualitas. Bagian pengadaan juga dituntut untuk bisa menciptakan
keunggulan dari segi waktu. Untuk mendukung keunggulan dari segi waktu, bagian
pengadaan tentunya bisa memilih supplier yang memiliki kemampuan untuk mengirim
barang dalam waktu yang lebih pendek tanpa harus mengorbankan kualitas dan
meningkatkan harga.

Berbeda dengan proses recruitment yang dilakukan untuk mendapatkan staf bidang
yaitu dengan cara recruitment secara eksternal, yaitu mencari sumber daya manusia yang
berbakat dari luar lingkup perusahaan. Adapun spesifikasi untuk staf bagian produksi selain
harus memenuhi standar tenaga kerja pada umumnya juga harus memiliki kemampuan
khusus yaitu seperti dapat mengetahui cara penanganan bahan yang baik, cara inventory
control yang tepat, serta dapat melakukan produktivitas yang tinggi dengan menghilangkan
banyak waste pada setiap department produksinya. Kemudian untuk spesifikasi yang
dibutuhkan untuk staf bidang pemasaran yaitu kemampuan dalam persuasif, menjalin
kerjasama, maupun keahlian dalam negosiasi. Dan terakhir spesifikasi untuk staf bidang
branding and packaging yaitu haruslah memiliki kemampuan desaign grafis yang baik.
Semua tenaga kerja pada perusahaan sushi nusantara ini diberlakukan jam kerja selama 8
jam kerja perharinya selama 6 hari kerja selama satu pekan. Untuk gaji disesuaikan dengan
UMR daerah Malang berdasarkan tingkat pendidikan dan jabatannya. UMR yang diberikan
sebagai gaji pokok yang diterima tenaga kerja, belum termasuk pada insentif maupun
kompensasi sesuai kebijakan perusahaan.

5.3 Aspek Legal Yuridis


5.3.1 Bentuk Badan Usaha
Badan usaha merupakan kesatuan yuridis dan ekonomis atau kesatuan organisasi
yang terdiri dari faktor-faktor produksi yang bertujuan mencari keuntungan. Badan usaha
adalah rumah tangga ekonomi yang bertujuan mencari laba dengan faktor-faktor
produksi. Membentuk badan usaha merupakan dasar penting apabila kita akan
membangun suatu bisnis sendiri. Keberadaan badan usaha yang berbadan hukum dalam
suatu perusahaan baik perusahaan kecil, menengah atau besar akan melindungi
perusahaan dari segala tuntutan akibat aktivitas yang dijalankan oleh perusahaan
tersebut. Meskipun begitu, dalam menjalankan suatu usaha tidak diwajibkan bagi seorang
Pengusaha untuk mendirikan sebuah badan hukum. Hal tersebut merupakan suatu
pilihan bagi Pengusaha untuk menentukan bentuk dari penyelenggaraan usaha yang
cocok untuk kegiatan usaha yang dijalankannya.
Produk nugget kacang hijau (Nakajo) diproduksi oleh UKM, dimana UKM merupakan
bentuk badan usaha perseorangan. Badan usaha perseorangan dipilih karena UKM
Nakajo masih terbatasnya kapasitas produksi, peralatan yang masih sederhana serta
sumber modal yang masih minim dan dimiliki oleh satu orang. Sehingga badan usaha
perseorangan dirasa tepat karena tidak memerlukan modal yang besar serta sangat
mudah didirikan. Perusahaan perseorangan adalah badan usaha kepemilikannya dimiliki
oleh satu orang. Individu dapat membuat badan usaha perseorangan tanpa izin dan tata
cara tententu. Semua orang bebas membuat bisnis personal tanpa adanya batasan untuk
mendirikannya. Pada umumnya perusahaan perseorangan bermodal kecil, terbatasnya
jenis serta jumlah produksi, memiliki tenaga kerja atau buruh yang sedikit dan
penggunaan alat produksi teknologi sederhana.
Dalam perusahaan perseorangan pemilik merupakan aktor utama dalam mengambil
setiap kebijakaan dan keputusan perusahaan, begitu pula dalam hal pengelolaan aktivitas
perusahaan sehari-hari, termasuk melakukan hubungan dengan para pihak yang
berkepentingan terhadap perusahaan. Perusahaan perseorangan memiliki struktur yang
sederhana dengan kepemilikan tunggal serta memiliki tanggung jawab tidak terbatas
terhadap seluruh utang perusahaan. Artinya, apabila harta kekayaan perusahaan tidak
mencukupi untuk membayar kewajibannya maka akan digunakan harta milik pribadi guna
melunasi utang-utang perusahaan.

5.3.2 Perijinan dan Pajak


Sebuah usaha /bisnis sendiri dapat dikatakan berbadan hukum apabila memiliki “Akta
Pendirian” yang disahkan oleh notaris disertai dengan tandatangan di atas meterai dan
segel. Dalam hukum positif Indonesia, tidak ditemukan satupun aturan hukum yang
mengatur secara khusus tentang badan hukum usaha perseorangan. Bentuk perusahaan
perseorangan secara resmi tidak ada. Namun dalam bisnis, masyarakat telah mengenal
dan menerima benuk perusahaan perseorangan ini. Pada umumnya masyarakat yang
ingin menjalankan usahanya dalam bentuk Perusahaan Dagang (PD) atau Usaha Dagang
(UD). Sementara itu, beberapa ketentuan yang mengatur tentang perusahaan
perseorangan dapat dilihat dikitab Undang-undang Hukum Perdata, dan Kitab Undang-
undang Hukum Dagang.
Perusahaan perseorangan menurut UU Nomor 3 Tahun 1982 tentang Wajib Daftar
Perusahaan (UU Daftar Perusahaan) termasuk perusahaan yang wajib didaftarkan
kekantor pendaftara perusahaan, kecuali jika perusahaan tersebut diurus, dijalankan, atau
dikelola pribadi pemiliknya dengan hanya memperkerjakan anggota keluarga. Selain itu
benar-benar hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan nafkah sehari-hari pemiliknya
dan bukan merupakan badan hukum persekutuan.
Untuk pendirian perusahaan perseorangan, izin yang dikenakan dapat dikatakan lebih
ringan dan sederhana persyaratanya dibandingkan dengan jenis perusahaan lainnya.
Selama ini pemerintah tidak menentukan suatu ketegori khusus tentang bentuk usaha ini,
jika tidak ada pemisahan secara hukum antara perusahaan dan kepentingan pribadi.
Semua urusan perusahaaan menjadi satu dengan urusan pribadi si pemilik perusahaan.
Sebenarnya tidak ada aturan yang mengikat dalam pendirian perusahaan perseorangan.
Akan tetapi biasanya orang mengikuti prosedur berikut ini untuk mendirikan sebuah
perusahaan perseorangan :
1. Izin pemohonan usaha dari Dinas Perdagangan di wilayah setempat. Syarat-
syarat untuk mendapatkan izin usaha adalah fotocopy KTP pemegang saham
perusahaan, fotocopy NPWP, surat keterangan domisili atau SITU (Surat Izin
Tempat Usaha), neraca keuangan perusahaan, materai senilai Rp 6000,-.
2. Izin permohonan tempat usaha dari pemda setempat, untuk mendapatkan izin
permohonan tempat usaha, harus dibuat proposal berisi rencana dan uraian
lengkap usaha yang akan didirikan, termasuk biaya modal usahanya. Setelah itu
isi beberapa formulir yang sudah dipersiapkan. Kemudian sertakan denah lokasi
usaha yang akan dibangun. Dibutuhkan beberapa dokumen pendukung pada
formulir yaitu fotocopy KTP pengurus perusahaan, NPWP dan surat bukti
kepemilikan tanah dana tau bangunan yang dijadikan lokasi usaha.
BAB VI
ASPEK LINGKUNGAN

6.1 Konsep dan Rencana Pengelolaan Lingkungan


6.1.1 Tujuan Pengelolaan Lingkungan
Terdapat beberapa tujuan pengelolaan lingkungan hidup. Pertama melindungi
lingkungan dari kemungkinan terjaadinya pencemaran atau kerusakan lingkungan.
Kedua, menjamin kelangsungan makhluk hidup dalam ekosistem yang dijaga
kelestariannya. Ketiga, Mengendalikan pemanfaatan sumberdaya alam agar selalu
digunakan secara bijaksana. Tujuan lainnya adalah melaksanakan pembangunan
berwawasan lingkungan untuk kepentingan sekarang dan generasi mendatang. Dilain sisi
juga agar tercapai keselarasan,keserasian dan keseimbangan antara manusia dan
lingkungan hidup.
6.1.2 Parameter Lingkungan
Parameter pencemaran lingkungan digunakan untuk mengukur tingkat pencemaran
disuatu tempat. Parameter pencemaran digunakan sebagai indiikator atau petunjuk
terjadinya pencemaran dan tingkat pencemaran yang telah terjadi. Terdapat beberapa
parameter pencemaran yaitu fisik, kimia dan biologi. Parameter fisik meliputi pengukuran
tentang warna, rasa, bau, suhu, kekeruhan dan radioaktivitas. Kedua, parameter kimia
digunakan untuk mengetahui kadar CO2, pH, keasaman, kadar logam dan logam berat.
Pengukuran pH air, dalam kondisi alami yang belum tercemar memiliki rentangan pH 6,5
– 8,5. Gas CO2 juga dapat larut ke dalam air. Kadar CO2 terlarut sangat dipengaruhi oleh
suhu, pH,dan banyaknya organisme yang hidup dalam air. Ketiga, yaitu parameter biologi
dengan melihat keadaan makhluk hidup disekitr lingkungan yang akan diukur
parameternya. Keadaan makhluk hidup disekitar akan terlihat apakah terdapat
pencemearan atau tidak.
6.1.3 Sumber Pencemaran Lingkungan
Pencemaran lingkungan dapat berasal dari berbagai sumber. Sumber pencemaran
lingkungan dapat berasal dari aktivitas atau proses alam dan kegiatan manusia. Sumber
pencemaran lingkungan yang pertama adalah aktivitas atau proses alam semisal akibat
dari terjadinya bencana alam seperti banjir, lahar panas atau lahar dingin, letusan gunung
berapi dll. Kedua adalah kegiaan manusia seperti kegiatan rumah tangga dan
perorangan, industri, pertanian dan juga transportasi. Pencemaran tersebut berlangsung
terus menerus dan dampaknya juga terus dirasakan. terdapat beberapa faktor yang
menyebabkan pencemaran lingkungan kegiatan amusia ini diantaranya adalah pertama
faktor industrialisasi, faktor urbanisasi, faktor perkembanga ekonomi dll.
6.2 Pengelolaan Lingkungan
6.2.1 Penanganan Produk Samping
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh industri baik besar maupun kecil pasti akan
memiliki produki samping. Dalam pembuatan Nakajo terdapat beberapa produk samping
dengan jenis padat maupun cair. Pada jenis cair terdapat produk samping dari sisa
pencucian bahan baku pembuatan nakajo. Pada jenis padat terdapat produk samping dari
pengupasan kulit bawang, pengupasan kulit kacag hijau dan terakhir tulang dan kulit
ayam. Produk samping yang dihasilkan dapat dilakukan beberapa penanganan.
Penanganan paling sederhana yang dapat dilakukan adalah diolah menjadi pupuk namun
tentunya dengan perlakuan terlebih dahulu semisal penghancuran serta penambahan
beberapa mikroba sebagai starter.
6.2.2 Penanganan Limbah
Reuse merupakan penggunaan kembali barang-barang yang dimiliki. Dalam hal
pembuatan nugget tidak ada bahan yang dapat di-reuse karena merupakan bahan
makanan yang dapat habis. Namun, kegiatan reuse dapat diterapkan pada saat
berbelanja bahan-bahan dengan membawa kantong sendiri sehingga dapat meminimalisir
penggunaan kantong plastik. Reuse pada produk nakajo ini juga dapat dilakukan pada
alat-alat yang digunakan untuk proses pembuatan yang tentunya dengan perawatan yang
semestinya.
Reduce artinya mengurangi atau menurunkan jumlah sampah setiap hari. Kegiatan
ini bisa dilakukan bersama dengan berusaha meminimalisir barang yang digunakan,
sehingga sampah yang dihasilkan sedikit. Pengurangan jumlah sampah bisa dilakukan
dengan cara mengurangi penggunaan bahan baku. kegiatan reduce dapat dilakukan
dengan cara memotong daging ayam lebih jeli lagi agar tidak terdapat daging ayam yang
terbuang karena yang diolah hanya daging ayamnya saja tidak termasuk tulang dan kulit
ayam. Selain itu, kegiatan reduce juga dapat diterapkan dalam hal memisahkan sampah
yang dihasilkan dari proses pembuatan nugget. Misalnya memisahkan sampah organik
(tulang ayam dan kulit bawang) dengan sampah non-organik (plastik pembungkus
bahan).
Recycle artinya mengupayakan agar barang-barang bekas dapat digunakan
kembali. Dapat dilakukan dengan cara mendaur ulang barang-barang yang sekiranya
dapat di daur ulang. Dalam hal ini, bahan yang mungkin dapat diolah kembali adalah
bahan sisa tulang dan kulit ayam. Tulang dan kulit ayam ini tidak diolah dalam pembuatan
nugget. Tulang dan kulit ayam ini dapat diolah dengan cara memasaknya seperti
dijadikan kaldu atau dimasak menjadi sup.
Recovery (Replace) adalah memperbaiki barang-barang yang rusak untuk dapat
dipakai kembali. Misalnya: mengganti jok kursi yang rusak bukan mengganti dengan yang
baru, mereparasi kulkas agar dapat dipakai kembali, dan membiasakan mengganti tas
plastik kresek dengan tas yang dapat dipakai berulang-ulang. Dalam hal pembuatan
nugget tidak terdapat bahan yang dapat di-recovery karena bahan yang digunakan adalah
bahan makanan, bukan material yang dapat diperbaiki.
BAB VIII
PENDIRIAN INDUSTRI
8.1 Ruang Lingkup Proyek
Ruang lingkup proyek merupakan sebuah batasan-batasan proyek yang dilaksanakan.
Ruang lingkup proyek mendefinisikan tanggung jawab secara umum dari setiap pelaku
proyek. Ruang lingkup proyek meliputi, tata cara untuk menentukan waktu proyek dimulai,
perencanaan lingkup proyek yang akan dikerjakan, pendefinisian ruang lingkup proyek,
verifikasi proyek serta kontrol atas perubahan yang mungkin terjadi saat proyek tersebut,
sehingga ruang lingkup proses menyajikan output berupa hasil akhir spesifik apa yang ingin
dicapai (Gaspersz, 2005). Proyek yang kami dirikan merupakan usaha kecil menengah.
Usaha ini memiliki brand “Nakajo” yaitu inovasi olahan nugget ayam dengan kacang hijau.

8.2. Ruang Lingkup Pekerjaan


Ruang lingkup pekerjaan meliputi batasan-batasan pekerjaan yang dilakukan saat
proyek berlangsung. Pada ruang lingkup proyek hanya ada beberapa jenis pekerjaan yang
dilakukan mulai dari pemilihan lokasi usaha hingga produk jadi. Ruang lingkup pekerjaan
memberikan gambaran mengenai tugas-tugas yan dikerjakan selama proyek berlangsung.
Ruang lingkup pekerjaan yang dilakukan ini nantinya akan memberikan sebuah hasil pada
penyusunan Work Breakdown Structure (WBS). Menurut McLeod (2008), Work Breakdown
Structure (WBS) mengidentifikasi aktivitas-aktivitas proyek yang membutuhkan sumber
daya. Struktur Perincian Kerja merupakan bagian penting dari siklus hidup dan timeline
proyek. Pemilik perusahaan dan manajer proyek menggunakan WBS untuk membuat proyek
yang kompleks agar lebih mudah dikelola. WBS dirancang untuk membantu memecah
proyek ke dalam bagian-bagian agar dapat dikelola secara efektif dan terawasi. Pekerjaan-
pekerjaan yang dilakukan dalam menyusun usaha produk Nakajo dimulai dari persiapan
penentuan pasar yang akan ditargetkan sebagai calon konsumen produk Nakajo, setelah itu
dilakukan persiapan dalam penentuan lokasi tempat produksi sekaligus tempat usaha,
persiapan pembelian peralatan produksi dan pemilihan supplier bahan baku. Setelah
segalanya telah sepenuhnya siap, maka proses pembuatan Nakajo dapat segera
dilaksanakan. Tahap terakhir yaitu penjualan produk Nakajo.

8.3 Work Breakdown Structure (WBS)


8.3.1. Tipe WBS
Tipe WBS dari proyek UKM Nakojo adalah WBS based on project life cycle. WBS
adalah suatu hal yang sangat berhubungan dengan waktu. WBS juga merupakan dapat
memecah suatu kegiatan yang rumit, menjadi kegiatan yang mudah diamati. Dengan
WBS, informasi mengenai suatu kegiatan dapat terjelaskan secara detail.
8.3.2. WBS
Berikut ini adalah Work Breakdown Structure yang ada pada proyek UKM Nakojo:
1. Penentuan pasar
1.1 Riset pasar
1.2 Penentuan STP
2. Persiapan lokasi usaha
2.1 Survei lokasi
2.2 Penentuan lokasi usaha
2.3 Pengurusan legalitas
3. Pengadaan alat dan mesin
3.1 Survei supplier
3.2 Penentuan supplier
3.3 Pembelian peralatan dan mesin produksi
4. Pengadaan bahan baku, bahan pendukung, dan bahan pengemas
4.1 Survei supplier
4.2 Penentuan supplier bahan
4.3 Pembelian bahan
5. Pembuatan produk
5.1 Proses produksi
5.2 Pengemasan produk
6. Penjualan Produk

Terdapat 6 pembagian kerja pada UKM Nakajo. Kegiatan pertama adalah penentuan
pasar, dimana pada penentuan pasar dilakukan riset pasar untuk mengetahui segmentasi,
target, dan posisi pasar dari nugget kacang hijau Nakajo, kemudian dilakukan penentuan
STP dari hasil survei pasar yang telah dilakukan. Kegiatan berikutnya adalah persiapan
lokasi usaha, langkah awal yang dilakukan adalah survei lokasi dimana setelah dilakukan
survei akan ditentukan satu lokasi yang akan menjadi lokasi usaha UKM Nakajo. Penentuan
ini memperhatikan faktor kedekatan dengan bahan baku maupun dengan pasar. Setelah
ditentukan, dilakukan pengurusan legalitas dengan badan terkait agar nantinya tidak ada
masalah dengan segala pengurusan yang berhubungan dengan lokasi usaha. Selanjutnya,
kegiatan ketiga adalah pengadaan peralatan dan mesin guna menunjang kegiatan produksi
nugget kacang hijau yang terdiri dari kegiatan survei supplier, penentuan supplier, dan
pembelian peralatan dan mesin. Kegiatan keempat adalah pengadaan bahan baku, yaitu
melakukan survei supplier untuk menentukan supplier bahan yang harganya terjangkau dan
berkualitas baik, kemudian menentukan supplier dan melakukan pembelian bahan. Kegiatan
terakhir adalah penjualan produk. Work Breakdown Structure merupakan bagan yang
menunjukkan pembagian kerja pada suatu perusahaan. Work Breakdown Structure dari
Proyek UKM Nakajo dapat dilihat pada gambar 8.1.
UKM Nakajo

Penentuan lokasi Pengadaan alat dan Pengadaan


Penentuan Pasar Pembuatan produk Penjualan produk
usaha mesin bahan-bahan

Penentuan Pembelian Penentuan


Riset Penentuan Survei Pengurusan Survei Penentuan Survei Pembelian Proses
lokasi mesin dan supplier Pengemasan
pasar STP lokasi legalitas supplier supplier supplier bahan produksi
usaha alat bahan

Gambar 8.1. Work Breakdown Structure UKM Nakajo


8.4. Organisation Breakdown Structure (OBS)
Berdasarkan WBS sebelumnya, diketahui bahwa dalam pelaksanaan
proyek UKM Nakajo terdapat enam kegiatan utama, dimana beberapa dari
kegiatan utama tersebut memiliki subkegiatan. Kegiatan pertama adalah
penentuan pasar yang memiliki dua subkegiatan, yaitu survei pasar dan
penentuan STP. Kegiatan kedua adalah persiapan tempat usaha yang memiliki
tiga subkegiatan, yaitu survei lokasi, penentuan lokasi usaha, dan pengurusan
legalitas. Kegiatan ketiga, yaitu pembelian peralatan. Pembelian peralatan
memiliki tiga subkegiatan yaitu survei supplier, penentuan supplier, dan
pembelian peralatan dan mesin produksi. Kegiatan ke empat adalah penyediaan
bahan baku, bahan pendukung, dan bahan pengemas yang terdiri dari dua
subkegiatan, yaitu survei supplier dan penentuan supplier bahan. Kegiatan
kelima adalah pembuatan produk yang terdiri dari proses produksi dan
pengemasan produk. Kegiatan yang terakhir adalah penjualan produk. OBS
merupakan struktur hierarki dari suatu organisasi. OBS merupakan tujuan
internal sebuah perusahaan sekaligus merupakan tim proyek. Struktur
Organisasi UKM Nakajo dapat dilihat pada gambar 8.2.

Pemilik UKM

Bagian
Bagian
Bagian Persediaan
Administrasi Bagian Produksi
Pemasaran Bahan dan Alat
dan Keuangan
Mesin

Staff Persediaan
Staff
Staff Keuangan Staff Produksi Staff Pemasaran Bahan dan Alat
Administrasi
Mesin

Gambar 8.2. Organizational Breakdown Structure UKM Nakajo

Berdasarkan OBS di atas dapat dilihat bahwa dalam UKM Nakajo, struktur
organisasi dibagi menjadi empat departmen yang bertugas untuk mengerjakan
kegiatan atau pekerjaan yang berbeda-beda. Adapun empat departemen
tersebut, yaitu bagian administrasi dan keuangan, bagian produksi, bagian
pemasaran, dan bagian persediaan bahan yang berada dibawah koordinasi
pemilik UKM. Pemilik UKM sebagai pemilik usaha yang bertugas mengkoordinasi
bagian administrasi dan keuangan, bagian produksi, bagian pemasaran, dan
bagian pengadaan bahan, selain itu juga melakukan survei lokasi, dan
penentuan lokasi usaha. Bagian administrasi dan keuangan bertugas melakukan
pembelian dan legalitas. Bagian produksi bertugas mengkoordianasi proses
produksi dan pengemasan produk. Bagian pemasaran bertugas mengkoordinasi
terhadap riset pasar, penentuan STP, dan penjualan produk. Bagian persediaan
bahan dan alat mesin bertugas melakukan survei supplier bahan baku,
penentuan supplier bahan baku, pembelian bahan baku, survei supplier alat dan
mesin, penentuan supplier alat dan mesin, dan pembelian alat dan mesin.
Hubungan antara WBS dengan OBS dapat dilihat pada gambar 8.3
UKM Nakajo

Penentuan lokasi Pengadaan alat Pengadaan


Penentuan Pasar Pembuatan produk Penjualan produk
usaha dan mesin bahan-bahan

Penentuan Pembelian Penentuan


Riset Penentuan Survei Pengurusan Survei Penentuan Survei Pembelian Proses
lokasi mesin dan supplier Pengemasan
pasar STP lokasi legalitas supplier supplier supplier bahan produksi
usaha alat bahan

Rahmadhani

Keuangan
Desti

Staff

Bagian Administrasi
dan Keuangan
Dian Astri P.
Administrasi
Muhamad
Luthfi A.

Staff

Nurwandira
Fransisca
Mifta Ayu

Produksi

Produksi
Bagian
Maria

Intan
Staff
P.

Ahmad Febrian
Pemilik UKM
A.
Pemasaran

Pemasaran
Andreas D.
Jumadil A.

Indrajaya

Bagian
Rodi

Staff
Bahan dan Alat

Bahan dan Alat


Abdi Wahid

Persediaan

Persediaan
Andrian W.

Bagian
Mesin

Mesin
Staff
Gambar 8.2. Hubungan WBS dengan OBS
8.5. Gantt Chart
Gantt chart yang dibuat membantu usaha nakajo untuk menganalisa waktu yang telah
dilaksanakan dan membantu membuat strategi yang lebih baik untuk melakukan aktivitas
usaha UKM Nakajo dengan tepat waktu. Gantt chart ini dibuat berdasarkan OBS perusahaan
dan WBS yang menjadi pedoman aktivitas usaha ini. Manajemen waktu usaha ini diperlukan
sekali mulai dari didirikan hingga proses berkelanjutan usaha untuk memasarkan produk
sehingga tujuan usaha dapat dicapai secara maksimal dan tepat waktu.
Menurut Sugianto (2007), Gantt Chart adalah template yang digunakan untuk
memberikan gambaran tentang aktivitas dan panjang waktu dari pelaksanaan suatu proyek.
Menurut Irwansyah (2013), Gantt Chart adalah representasi grafis dari durasi tugas terhadap
perkembangan waktu yang berguna untuk perancangan dan penjadwalan proyek, sekalikug
membantu memantau kemajuan proyek.
UKM Nakajo memulai usaha sejak bulan Maret hingga bulan Mei 2017. Aktivitas yang
dilaksanakan ternyata memiliki durasi waktu yang berbeda-beda selama 3 bulan atau 12
minggu tersebut. Berdasarkan durasi waktu yang berbeda pada setiap aktivitas, pihak-pihak
usaha pun melakukannya dengan waktu mulai (start) yang bervariasi dan waktu selesai
aktivitas yang bervariasi (finish). Sehingga dapat dilihat peluang untuk meminimalkan waktu
yang digunakan untuk diatur sebagai strategi pelaksanaan usaha yang tepat atau
meperlambat waktu usaha untuk memberikan waktu istirahat yang dibutuhkan para pekerja
atau karyawan usaha UKM Nakajo.
Pengkodean terhadap aktivitas untuk mempermudah pemakaian aktivitas dalam
metode CTN dan PERT. Pengkodean terdiri dari riset pasar dengan kode A, penentuan STP
dan survei lokasi dengan kode B, penentuan lokasi usaha dan pengurusan legalitas dengan
kode C, pengadaan alsin dengan kode D, pengadaan bahan-bahan denagn kode E, proses
produksi dengan kode F, dan penjualan produk dengan kode G. Aktivitas yang memiliki
waktu yang sama-sama dilaksanakan maka dilakukan pengkodean dengan satu kode
sejenis. Pada gantt chart ditampilkan OBS, WBS, Kode, Asumsi (%), Start, Finish, dan
rentang waktu dari bulan Maret hingga Mei 2017 seperti dalam Tabel 9.1. berikut.
Tabel 9.1. Gantt Chart Proyek Nakajo

Asumsi Maret April Mei


OBS WBS Kode Start Finish
(%) 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pemilik dan staf pemasaran Riset pasar A 90% 01-Mar-17 07-Mar-17
Pemilik dan staf administrasi Penentuan STP B 80% 01-Mar-17 14-Mar-17
Pemilik dan staf administrasi Survei lokasi B 90% 01-Mar-17 14-Mar-17
Pemilik dan staf administrasi Penentuan lokasi usaha C 80% 08-Mar-17 14-Mar-17
Staff administrasi Pengurusan legalitas C 50% 08-Mar-17 14-Mar-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Survei suplier alsin D 90% 08-Mar-17 21-Mar-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Penentuan supplier alsin D 90% 08-Mar-17 21-Mar-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Pembelian alsin D 90% 08-Mar-17 21-Mar-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Survei suplier bahan E 90% 08-Mar-17 07-Apr-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Penentuan suplier bahan E 90% 08-Mar-17 07-Apr-17
Staff pengadaan alsin dan bahan Pembelian bahan E 90% 08-Mar-17 07-Apr-17
Staff produksi Proses produksi F 90% 15-Mar-17 21-Mei-17
Staff produksi Pengemasan F 90% 15-Mar-17 21-Mei-17
Staf pemasaran Penjualan produk G 70% 22-Mar-17 31-Mei-17

Keterangan:
= Waktu yang telah dilaksanakan UKM Nakajo untuk aktivitas usaha.
8.6. Penjadwalan Proyek dengan Constant Time Network (CTN)
Menurut Prasetya dan Lukiastuti (2009), penjadwalan proyek meliputi
pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh kegiatan proyek. Manajar
memutuskan berapa lama tiap kegiatan memerlukan waktu dan menghitung
berapa banyak orang serta bahan yang diperlukan pada setiap kali produksi.
Analisis network merupakan suatu metode analitik yang dirancang untuk
membantu penjadwalan dan pengawasan kompleks yang saling berhubungan
dan saling tergantung satu sama lain dengan tujuan agar semua kegiatan dapat
dilakukan secara sistematis sehingga diperoleh efisiensi kerja. Penjadwalan
proyek menggunakan Constant Time Network (CTN) pada UKM Nakajo dapat
dilihat pada tabel 9.2. berikut.

Tabel 9.2. Penjadwalan proyek menggunakan Constant Time Network (CTN)


Kod No. Process Success Durasi
Aktivitas
e Kegiatan or or (minggu)
Riset pasar A 1-2 - C,D 1
Penentuan STP
B 1-3 - F 2
dan Survei lokasi
Penentuan lokasi
usaha
C 2-3 A F 1
dan pengurusan
legalitas
Pengadaan alsin D 2-4 A G 2
Pengadaan bahan-
E 2-5 A - 4
bahan
Proses produksi F 3-6 B,C - 9
Penjualan produk G 4-7 D - 9
Dummy 1 - 5-7 E - 0
Dummy 2 - 6-7 F - 0

8.6.1 Network Diagram


Menurut Pranata (2007), network diagram merupakan sebuah diagram
yang menggambarkan hubungan antar task dalam suatu proyek. Task
(pekerjaan) digambarkan dalam sebuah kotak atau node. Di dalam node ini berisi
sebuah informasi dasar mengenai pekerjaan tersebut, sedangkan hubungan
antartask digambarkan dengan garis yang menghubungkan antar kotak. Network
diagram dari aktivitas-aktivitas yang dilakukan oleh UKM Nakajo sebagai berikut.

3 6
F=9

2 Dummy=0
B=

=1
C
1 2 4 7
A=1 D=2 G=9

E=
4 Dummy=0

Gambar 8.4. Network diagram dari aktivitas-aktivitas UKM Nakajo

8.6.2 Perhitungan E,L,S


Perhitungan earliest, latest dan slack diperoleh dari durasi antar aktivitas.
Perhitungan earliest merupakan penjumlahan dari durasi aktivitas awal ke
aktivitas setelahnya, sedangkan latest diperoleh dari penjumlahan dari aktivitas
akhir ke aktivitas sebelumnya dan slack adalah pengurangan antar keduanya.
Pada earliest dan latest terdapat dua macam perhitungan yaitu earliest start,
earliest finish dan latest start latest finish. Perhitungan earliest dan latest pada
network diagram diperoleh hasil 12 minggu dengan slack adalah sebagai berikut.
S=1 S=1
ES=2 ES=11
LS=3 EF=11 LS=12
LF=3
3 6
F=9
=2
EF = 1 EF=11
LF F=2

S=0
LF 2 LF=12
C =2
E

Dummy2=0
B= ES=3
=1

S=0 LS=3 S=0


ES=0 ES=12
1 2 4 7
LS=0 A=1 D=2 G=9 LS=12
EF=3 EF=12
EF=1 ES=1 LF=1 LF=3
LF=12 LS=1 E=
4 Dummy1=0
S=0
EF
EF=5
L F =5 5
=8 LF=12
ES=5
LS=12
S=7

Gambar 8.5. Perhitungan earliest dan latest pada network diagram


Nilai slack yang bernilai 0 menunjukakkan jalur kritis yang berarti pekerjaan
yang tidak dapat ditunda atau merupakan prioritas utama. Jadi dari perhitungan
CTN dapat diketahui jalur kritis dengan jumlah penyelesaian aktivitas lebih
singkat dari pada gantt chart yaitu 12 minggu.

8.6.3 Total Waktu Proyek


Perhitungan penjadwalan usaha UKM Nakajo ini didapatkan total waktu
proyeknya adalah 12 minggu. Hal ini sudah mendapatkan jalur kritis yaitu jalur
terpendek yang dapat ditempuh ketika menjalankan proyek. Jalur kritis dipilih jika
nilai slack sama dengan nol. Total waktu proyek ini nantinya akan dapat
digunakan untuk menghitung persentase ketika proyek berjalan mundur atau
tidak sesuai rencana. Total waktu proyek disini menjadi perbandingan dari waktu
proyek yang akan berjalan di lapangan. Ketika dalam kenyataannya proyek
dapat selesai sebelum total waktu proyek maka proyek tersebut berjalan sangat
baik sehingga dapat mempengaruhi jumlah biaya operasional. Berikut adalah
jalur kritis yang dipilih dengan garis warna merah.

3 6
F=9

2 Dummy=0
B= =1
C

1 2 4 7
A=1 D=2 G=9

E=
4 Dummy=0

Gambar 8.6. Jalur kritis pada network diagram

8.6.4 Perbedaan Gannt Chart dan CTN


Gantt chart adalah sistem penjadwalan waktu yang berpedoman pada
penyusunan diagram balok dengan maksud untuk mengidentifikasi unsur waktu
dan urutan dalam merencanakan suatu kegiatan yang terdiri dari saat dimulainya
proyek hingga selesai proyek. Gantt chart juga diartikan sebagai suatu diagram
yang terdiri dari sekumpulan garis yang menunjukkan saat mulai dan saat selesai
proyek yang direncanakan untuk item-item pekerjaan di dalam proyek tersebut
(Susanta, 2007).
Gantt chart menjabarkan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang terlibat
dalam sebuah proyek dalam bentuk jadwal kegiatan sehingga bisa diketahui
(Siswanto, 2007):
1. Daftar kegiatan yang terlibat dalam sebuah proyek
2. Waktu dimulainya suatu kegiatan
3. Waktu selesainya suatu kegiatan
CPM adalah singkatan dari Critical Path Methode. CPM merupakan suatu
teknik perencanaan dengan analisis jaringan (network) berdasarkan logika
ketergantungan antar aktivitas yang ada dalam proyek. Melalui CPM dapat
terjawab hal-hal yang belum dapat digunakan pada bagan balok, seperti berapa
lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek; kegiatan yang bersifat kritis;
bila terjadi keterlambatan, bagaimana pengaruhnya terhadap kegiatan lain
(Susanta, 2007).

8.7 Penjadwalan Proyek dengan PERT


Menurut Siswanto (2007), PERT atau Project Evaluation and Review
Technique adalah sebuah model management science untuk perencanaan dan
pengendalian sebuah proyek. CPM memperkirakan waktu komponen kegiatan
proyek dengan pendekatan deterministik satu angka yang mencerminkan adanya
kepastian, maka PERT direkayasa untuk menghadapi situasi dengan
kadar ketidakpastian (uncertainty) yang tinggi pada aspek kurun waktu kegiatan.
Menurut Heizer dan Render (2005), dalam PERT digunakan distribusi peluang
berdasarkan tiga perkiraan waktu untuk setiap kegiatan, antara lain waktu
optimis, waktu pesimis, dan waktu realistis. PERT dapat bekerja dengan
ketidakpastian melalui penggunaan waktu probabilitas. Bila waktu kegiatan tidak
pasti, lintasan kritis pun bersifat acak. Hanya saja, karena bekerja dengan
ketidakpastian maka lintasan kritis penyelesaian proyek pun menjadi tidak pasti
(Ma’arif dan Henry, 2003).
Tabel 8.3. Penjadwalan Proyek Menggunakan Metode PERT
Nomor Most
Aktivitas Processor Successor Optimistic Pessimistic
Kegiatan Likely
A 1-2 - C,D 1 1 2
B 1-3 - F 1 2 3
C 2-3 A F 1 1 2
D 2-4 A G 1 2 3
E 2-5 A - 3 4 5
F 3-6 B,C - 8 9 10
G 4-7 D - 8 9 10
Dummy 1 5-7 E - 0 0 0
Dummy 2 6-7 F - 0 0 0

8.7.1 Network Diagram

3 6
F=9

2 Dummy=0
B=
=1
C

1 2 4 7
A=1 D=2 G=9

E=
4 Dummy=0

Gambar 8.7. Network Diagram Proyek Nakajo

Setelah didapatkan hasil perhitungan E, L, S, jalur kritis dapat diketahui.


Dari perhitungan tersebut didapatkan bahwa total waktu proyek adalah 12
minggu. Perhitungan ini kemudian dapat digunakan untuk perhitungan waktu
proyek selanjutnya.
8.7.2 Waktu Estimasi
Tabel 8.4. Waktu Estimasi Proyek Nakajo
Nomor
Aktivitas Processor Successor TO TM TP TE Rvar
Kegiatan
A 1-2 - C,D 1 1 2 1,17 0,03
B 1-3 - F 1 2 3 2 0,11
C 2-3 A F 1 1 2 1,17 0,03
D 2-4 A G 1 2 3 2 0,11
E 2-5 A - 2 4 4 3,67 0,11
F 3-6 B,C - 8 9 10 9 0,11
G 4-7 D - 8 9 10 9 0,11
Dummy 1 5-7 E - 0 0 0 0 0
Dummy 2 6-7 F - 0 0 0 0 0
Total 28 0,61

8.7.3 Network Diagram Menggunakan Waktu Ekspektasi (TE)


Tabel 8.5. Perhitungan Jumlah TE pada Jalur Kritis
Aktivitas Kode TE Rvar
Riset Pasar A 1,17 0,03
Pengadaan Alsin D 2 0,11
Penjualan Produk G 9 0,11
Total 12,17 0,25

3 6
F=9

2 Dummy=0
B=
=1
C

1 2
TE= 8 4 7
A=1 D=2 G=9

E=
4 Dummy=0

Gambar 8.8. Network Diagram Menggunakan Waktu Ekspektasi (TE)

Dari perhitungan waktu optimistik, pesimis, dan most likely didapatkan


waktu ekspektasi seperti network diagram di atas. Perhitungan network diagram
ini dapat digunakan untuk menghitungan target jadwal penyelesaian kegiatan.
8.7.4 Target Jadwal Penyelesaian
Perhitungan Standar Deviasi (σ) = √Σ Rvar
= 0,5
Berikut persentase jalur kritis ketika dipercepat 1 minggu :
𝑇𝑜−𝑇𝑒 (11−12,17)
Nilai Z = 𝜎
= 0,5
= −2,34

Dari tabel Z didapatkan hasil 0,0096 Jadi = 0,0096 x 100% = 0,96%


Maka, kemungkinan keterselesaian proyek jika dipercepat 1 minggu adalah
0,96%.
Berikut persentase jalur kritis ketika diperlambat 1 minggu :
𝑇𝑜−𝑇𝑒 (13−12,17)
Nilai Z = 𝜎
= 0,5
= 1,66

Dari tabel Z didapatkan hasil 0,9515 Jadi = 0,9515 x 100% = 95,15%


Maka, kemungkinan keterselesaian proyek jika diperlambat 1 minggu adalah
95,15%.

8.7.5 Perbedaan PERT dan CTN


PERT adalah model perencanaan dan pengendalian pada manajemen
proyek. Hubungan antara kegiatan yang satu dengan kegiatan lain perlu
dijelaskan secara visual agar orang-orang yang terlibat di dalam proyek dengan
mudah dan cepat mampu mengetahui jumlah kegiatan dalam proyek, hubungan
antar kegiatan, urutan atau tahap penyelesaian masing-masing kegiatan, serta
gambaran proyek secara keseluruhan (Siswanto, 2007).
Dari hasil perhitungan dengan metode PERT, hasil tersebut dibuat menjadi
Constant Time Network (CTN), yang kemudian disebut sebagai waktu ekspektasi
(TE) untuk masing-masing aktivitas. Total waktu ekspektasi proyek ini adalah
12,17 minggu. Jika dipercepat 1 minggu kemungkinannya adalah 0,96% dan jika
diperlambat 1 minggu kemungkinannya adalah 95,15%. Perbedaan ini
dikarenakan pada PERT menggunakan estimasi waktu apabila dipercepat dan
diperlambat sehingga hasil yang diperoleh adalah waktu yang sudah
diperkirakan jika terjadi penundaan, gangguan produksi atau faktor lain yang
menghambat aktivitas dapat selesai, sedangkan pada CTN adalah waktu tecepat
proyek dapat selesai tanpa adanya gangguan atau hambatan produksi.
BAB IX
PENUTUP
9.1 Kesimpulan

9.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Gaspersz, Vincent. 2005. Sistem Manajemen Kinerja Terintegrasi Balanced Scorecard


Dengan Six Sigma Untuk Organisasi Bisnis dan Pemeritah. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta

Heizer Jay, Render Barry. 2005. Operations Management. Salem Empat. Jakarta

Irwansyah, E. 2013. Prinsip Dasar dan Pengembangan Aplikasi. Penerbit Digibooks.


Yogyakarta

Ma’arif, M Syamsul & Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Operasi. Grasindo. Jakarta

McLeod, R dan George P. S. 2008. Sistem Informasi Manajemen, Edisi 10. Penerbit
Salemba Empat. Jakarta

Pranata, Y. 2007. Metode Pembelajaran Solving. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta

Prasetya, H dan Lukiastuti F. 2009. Manajemen Operasi. Penerbit MedPress. Yogyakarta

Siswanto. 2007. Pengantar Manajemen. PT Bumi Aksara. Jakarta

Sugianto. 2007. Metode Pengolahan Data. Penerbit Elex Media Komputindo. Jakarta

Susanta, G. 2007. Panduan lengkap Membangun Rumah. Penerbit Swadaya. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai