Anda di halaman 1dari 33

Analisis Pengukuran Kinerja Aliran Supply Chain di PT.

Asia Forestama Raya dengan Metode Supply Chain


Operation Reference (SCOR)
ANGGOTA KELOMPOK
Shanya Dekrita Jauza (H1E017001)
Gilang Luthfi Prahatmaja (H1E017019)
M. Rizki Hamdalah (H1E017023)
Ilham Nadzir (H1E017025) OCA
Fadhila Rifda A S (H1E017026)
GILANG

HAMDALAH

NADZIR

DHL
PENDAHULAN
Kinerja suatu perusahaan merupakan suatu pencapaian
yang dapat digunakan sebagai alat dalam
mempertahankan perusahaan dalam perkembangan
dan perubahan kondisi pasar. Meningkatkan kinerja
perusahaan dapat dilakukan untuk mencapai tujuan
perusahaan.
Semua perusahaan tentunya bersaing dalam memberikan
customer service terbaik yang mana merupakan tujuan dari
setiap perusahaan. Untuk memberikan pelayanan terbaik kepada
konsumen, aspek yang paling penting yaitu ketepatan waktu
produk sampai ke tangan konusmen.

Hal ini ditentukan oleh seberapa baik pengaturan rantai pasok


dari suatu perusahaan. Untuk memperbaiki rantai pasok, kita
perlu memperhatikan bagaimana ketepatan ratai pasok mulai
dari supplier hingga konsumen. Ketepatan waktu material
sampai ke perusahaan dari supplier, waktu produksi, rute
pengiriman dan lainnya harus diperhitungkan sedemikian rupa
agar produk sampai ke konsumen tepat waktu.
Baiknya sistem manajemen rantai pasok merupakan salah satu alat
yang dapat dijadikan keunggulan dalam bersaing dengan
perusahaan lainnya. Dengan memberikan customer service yang
baik maka konsumen akan terus mempercayai perusahaan. Hal ini
sekaligus dapat menaikkan keuntungan perusahaan yang pastinya
menjadi tujuan bagi semua perusahaan.
LATAR BELAKANG
PT Asia Forestama Raya atau PT AFR merupakan salah satu
perusahaan yang mengolah hasil hutan yaitu kayu yang diolah
menjadi kayu lapis atau plywood. PT. AFR telah berdiri sejak
tahun 1974 di Besitang. Saat ini PT. AFR bertempat di tepian
Sungai Siak, Kelurahan Limbungan, Kecamatan Rumbai
Pesisir, Kota Pekanbaru, Riau.

Plywood yang dihasilkan PT AFR terdapat berbagai macam


sesuai dengan kebutuhan konsumen dari pasar ekspor maupun
pasar lokal. Untuk memperoduksi kayu lapis, dibutuhkan
beberapa material utama diantaranya kayu, urea glue, tepung
industri, serta hardener.

Proses produksi kayu lapis dimulai dari pemotongan kayau atau


Log (chain saw), pengupasan balok kayu (rotary), pengeringan
(dryer), penyambungan (composing), perekatan (glue spreader), Rantai pasok PT AFR
pengepresan (Hot and cold press), perakitan dan terakhir proses
finishing. Jika kayu lapis atau plywood sudah jadi, kemudian
produk akan diperiksa kualitasnya oleh Quality Control.
Selain itu, PT AFR juga memiliki kendala dalam
pengiriman prouk yang mengakibatkan
Dalam penerapan rantai pasoknya, PT AFR memiliki
terlambatnya produk sampai ke tangan konsumen,
beberapa kendala. Kendala tersebut diantaranya yaitu
Oleh sebab itu, PT AFR menggunakan Metode
masalah keterlambatan bahan baku dan jumlah bahan baku
SCOR untuk mengukur kinerja aliran rantai
yang tidak sesuai dengan jumlah yang telah dipesan.
pasoknya dengan harapan dapat menyelesaikan
beberapa permalasahn rantai pasok yang selama
ini menjadi masalah didalam perusahaan.
METODE PENELITIAN
Metodologi yang digunakan yaitu Supply chain Operation Reference
(SCOR). Pengukuran dilakukan mulai dari tahapan awal yaitu
mengidentifikasi matrik SCOR, kedua memverifikasi Key Performance
Indicator (KPI) menggunakan kuesioner indikator, ketiga melakukan
perhitungan nilai normalisasi (skor), keempat dilakukan pembobotan
KPI menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dengan
menyebarkan kuesioner AHP. Pada tahap identifikasi matrix score.
Proses Dimensi Key Performance
(Level 1) (Level 2) (Level 3)
Plan Responsiveness Perencanaan krbutuhan bahan baku.
Perencanaan distribusi
Waktu mengidentifikasi produk baru
Perencanaan proses pendaan yang sempurna
Source Reliability Pemenuhan bahan baku yang sempurna
Kehandalan supplier dalam pengiriman bahan baku
Responsiveness Waktu siklus untuk pemenuhan bahan baku
Agility Penanganan bahan baku yang cacat
Make Realiability Penangan produk cacat atau turun grade
Penyelesaian produksi seusuai jadwal
Ketanggapan memproduksi pesanan konsumen
yang bervariasi
Agility Penangan kerusakan mesin produllsi
Fleksibilitas produksi
Jumlah produk cacat
Kinerjja karyawan
Deliver Reliability Kualitas pengiriman produk
Responsiveness Pengiriman produk teppat waktu
Jumlah pengiriman bahan baku yang tepat
Agility Fleksibilitas pengiriman terhadap penurunan
permintaan
Fleksibilitas pengiriman terhadap peningkatan
permintaan
Proses Dimensi Key Performance
(Level 1) (Level 2) (Level 3)
Return Relability Jumlah komplain dari konsumen
Responsivness Presentasi penggantian produk cacat dengan
kuantitas dann jenis yang tepat
Penagan dari komplai yang diajkan konsumen
Waktu tunggu penggantian produk yang rusak
Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Selanjutnya dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas


kuesioner, perhitungan nilai normalisasi (skor),
pembobotan KPI dengan metode Analytical Hierarchy
Process (AHP), dan perhitungan total nilai kinerja supply
chain. Tahapan terakhir pada penelitian ini adalah
menganalisis indikator yang memiliki bobot terendah pada
setiap variabelnya.

Menghitung Nilai Normalisasi (Skor)


Tahap ketiga pada penelitian ini adalah menghitung nilai normalisasi.
Proses normalisasi pada penelitian ini dilakukan dengan rumus normalisasi
Snorm De Boer. Setiap indikator akan dilakukan penilaian normalisasi
dimana Si merupakan nilai aktual. Nilai aktual pada penelitian ini
didapatkan dari rata-rata nilai pada angket yang telah disebarkan dapat
dilihat pada S min adalah nilai kinerja terendah = 0, dan Smax adalah nilai
kinerja tertinggi = 100
Pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Tahap selanjutnya penelitian ini yaitu pembonotan dengan


AHP.Pemberian bobot nilai terhadap setiap variabel dan
indikator dilakukan dengan menggunakan metode
Analytical Hierarchy Process (AHP).
Perhitungan Nilai Akhir Kinerja Supply chain

Tahap Selanjutnya penelitian ini yaitu perhitungan nilai akhir kinerja


aliran supply chain yang dilakukan dengan cara mengalikan setiap
skor normalisasi yang telah didapatkan dari rumus normalisasi
snorm de boer dengan bobot tiap-tiap ruang lingkup key
performance Indicator, dimensi, dan proses. Sedangkan nilai Total
KPI didapatkan dengan cara menjumlahkan setiap nilai kinerja yang
berada pada satu matrik.

Nilai kinerja sP2.1 = skor x bobot


Nilai Total KPI Responsiveness Plan
= sP2.1nilai kinerja+sP2.2 nilai kinerja +sP2.3 nilai kinerja
+sP2.4
Penentuan Prioritas Perbaikan Berdasarkan Bobot

Tahapan selanjutnya penelitian ini adalah menentukan indikator-


indikator yang perlu diperbaiki berdasarkan bobot nilai terendah
pada masing-masing proses.
HASIL & PEMBAHASAN
Identifikasi Matrik SCOR

Matrik SCOR terdiri dari tiga level yaitu, level pertama, level
kedua dan level ketiga. Level pertama disebut proses yang
terdiri dari proses SCOR (Plan, source, make, deliver dan
return). Level kedua disebut dimensi yang terdiri dari atribut
kinerja antara lain reliability, responsiveness, agility, cost, dan
asset. Level ketiga yaitu key performance indikator berisikan
indikator-indikator supply chain yang sesuai dengan kondisi
perusahaan.

Pengujian Validitas dan Reliabilitas

Tahap kedua penelitian ini yaitu pengujian validita dan


reliabilitas. Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh
mana responden mengerti terhadap pertanyaan - pertanyaan
yang terdapat pada kuesioner, sedangkan uji realibilitas
bertujuan untuk mengetahui kehandalan dari kuesioner tersebut.
Pengujian pada penelitian memakai software SPSS 17.0.
Berdasarkan hasil uji, didapat nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,891. Hal ini menunjukkan bahwa kuesioner
reliabel karena jika nilai Cronbach’s Alpha semakin
mendekati 1, maka semakin reliabel kuesioner tersebut.
Menghitung Nilai Normalisasi (Skor)

Tahap ketiga pada penelitian ini adalah menghitung nilai


normalisasi. Proses normalisasi pada penelitian ini dilakukan
dengan rumus normalisasi Snorm De Boer. Setiap indikator
akan dilakukan penilaian normalisasi dimana Si merupakan nilai
aktual. Nilai aktual pada penelitian ini didapatkan dari rata-rata
nilai pada angket yang telah disebarkan dapat dilihat pada S min
adalah nilai kinerja terendah = 0, dan Smax adalah nilai kinerja
tertinggi = 100
Proses Dimensi Key Performance Skor
(Level 1) (Level 2) Indicator
(Level 3)

(P.1.1) Perencanaan 72,69


kebutuhan bahan
baku
(P) (P.2) (P.1.2) Perencanaan 70,00
Plan Responsive ness kebutuhan distribusi (S.1.1) Pemenuhan 60,94

(P.1.3) Jangka waktu 82,81 (S.1) bahan

penjadwalan Reliability baku

produksi (S) (S.1.2) Kehandalan 69,38

(P.1.4) Jangka waktu 76,06 Source supplier

mengidentifikasi dalam pengiriman

produk baru bahan baku

(P.1.5) Perencanaan 69,06 (S.2) (S.2.1) Penanganan

proses Responsive ness bahan baku yang 76,75

pengadaan bahan cacat

baku (S.3) Agility (S.3.1) Waktu 52,81


tunggu untuk
pemenuhan bahan
baku
(M.1.1) Penanganan 71,56
produk
(M.1) cacat atau turun
(D.1) (D.1.1) Kualitas 81,25
(M) Reliability grade
Reliability pengiriman
Make (M.1.2) 84,50
produk
Penyelesaian
(D.2) (D.2.1) Pengiriman 75,63
produksi sesuai
(D) Responsive ness produk
jadwal
Deliver tepat waktu
(M.1.3) Ketanggapan
(D.2.2) Jumlah 70,94
memproduksi 82,38
pengiriman
pesanan konsumen
bahan baku yang
yang bervariasi
tepat
(M.2) (M.2.1) Penanganan 83,13
(D.3.1) Fleksibilitas
Responsive ness kerusakan mesin
(D.3) pengiriman terhadap 81,63
produksi
Agility penurunan
(M.2.2) Kinerja 78,00
permintaan
karyawan
(D.3.2) Fleksibilitas
pengiriman 84,38
terhadap
peningkatan
permintaan
(R.1) (R.1.1) Jumlah 70,63
Reliability komplain dari
konsumen
(R) (R.2.1) Persentasi
Return (R.2) penggantian produk 84,88
Responsive ness cacat
dengan kuantitas
dan jenis yang tepat
(R.2.2)Penanganan
dari 82,50
komplain yang
diajukan konsumen
Pembobotan dengan Analytical Hierarchy Process (AHP)

Tahap selanjutnya penelitian ini yaitu pembonotan


dengan AHP.Pemberian bobot nilai terhadap setiap
variabel dan indikator dilakukan dengan menggunakan
metode Analytical Hierarchy Process (AHP).
Tahapan perhitungan bobot AHP yaitu memberikan nilai
berpasangan pada masing-masing kriteria, melakukan
sintesa prioritas perbandingan berpasangan, dan
menghitung rasio konsistensi supply chain. Berikut hasil
rekapitulasinya
Perhitungan Nilai Akhir Kinerja Supply chain

Tahap Selanjutnya penelitian ini yaitu perhitungan nilai akhir


kinerja aliran supply chain yang dilakukan dengan cara
mengalikan setiap skor normalisasi yang telah didapatkan dari
rumus normalisasi snorm de boer dengan bobot tiap-tiap ruang
lingkup key performance Indicator, dimensi, dan proses.
Sedangkan nilai Total KPI didapatkan dengan cara
menjumlahkan setiap nilai kinerja yang berada pada satu
matrik.

Nilai kinerja sP2.1 = skor x bobot


= 72,69 x 0,47 = 34,16
Nilai Total KPI Responsiveness Plan
= sP2.1nilai kinerja+sP2.2 nilai kinerja +sP2.3 nilai
kinerja +sP2.4
= 34,16 + 13,25 + 21,3 + 6,22 = 74,93
Rekapitulasi Nilai Kinerja Key Performance Indicator

Nilai kinerja (Skor x Bobot) Total tiap dimensi


Proses (Level Dimensi (Level 2) Skor Bobot

(P.2)
(P) 73,9
Responsivene
Plan 8 1,00 73,98 73,98
ss
(S.1) 67,2
0,56 37,67
Reliability 7
(S.2) 76,7
(S) Responsivene ss 5 0,35 26,86
Sourc e 52,8 69,29
(S.3) Agility 0,09 4,75
1
(M.1) 76,9
0,75 57,68
Reliability 1
(M) (M.2)
81,4
Make Responsivene 78,04
4 0,25 20,36
ss
(D.1) 81,2
0,57 46,31
Reliability 5

(D) (D.2) 74,4

Deliv er Responsivene ss 6 0,28 20,85 79,49


(D.3) Agility 82,18 0,15 12,33
(R.1) 70,6
0,83 58,62
Reliability 3
(R) (R.2)
84,2
Retur n Responsivene 72,95
9 0,17 14,33
ss
Rekapitulasi Nilai Kinerja Akhir

Proses Skor Bobot Nilai Akhir


(Skor x Bobot)
(P) Plan 73,98 0,11 8,14
(S) Source 69,29 0,48 33,26
(M) Make 78,04 0,25 19,51
(D) Deliver 79,49 0,09 7,15
(R) Return 72,95 0,07 5,11
Total 73,33

Perhitungan kinerja tiap level dilakukan dengan


mengalikan skor normalisasi dengan bobot masing-
masing dengan menggunakan AHP. Hasil rekapitulasi
kinerja aliran supply chain di PT. AFR menunjukkan
nilai total kinerja aliran supply chain sebesar 73,33
kategori good dengan bobot terendah pada proses source
69,29 dengan aktegori average.
Penentuan Prioritas Perbaikan Berdasarkan Bobot

Tahapan selanjutnya penelitian ini adalah menentukan


indikator- indikator yang perlu diperbaiki berdasarkan bobot
nilai terendah pada masing-masing proses.

Rekapitulasi Indikator dengan bobot Terendah


Proses Indikator Bobot

(P.1.1) Perencanaan kebutuhan bahan baku 0,11

Plan
(P.2.2) Jangka waktu mengidentifikasi
0,09
produk baru

(P.3.1) Perencanaan proses pengadaan bahan baku 0,07

(S.1.2) Kehandalan supplier dalam pengiriman bahan


Source 0,25
baku

(M.1.3) Ketanggapan memproduksi


0,10
Make pesanan konsumen yang bervariasi

(M.2.2) Kinerja karyawan 0,33

Deliver (D.2.2) Jumlah pengiriman produk yang tepat 0,25

(D.3.2) Fleksibilitas pengiriman terhadap peningkatan


0,20
permintaan

(R.2.2) Penanganan dari komplain yang diajukan


Return 0,25
konsumen
KESIMPULAN
Nilai total kinerja aliran supply chain di PT. Asia Forestama Raya adalah 73,33
yang berarti kinerja aliran supply chain berada pada klasifikasi Good dengan
nilai kinerja pada masing-masing proses SCOR adalah plan 74,93 dengan
kategori Good, source 69,29 dengan kategori Average, make 78,05 kategori
Good, deliver 80,13 kategori Good dan return 72,95 kategori Good.

Beberapa perbaikan yang dilakukan terhadap indikator yang memiliki bobot terendah antara lain :
(1) melakukan komunikasi yang lebih baik kepada setiap
karyawan dengan mengadakan briefing setiap 3 kali dalam seminggu,
(2) menembah supplier yang dapat memenuhi kekurangan bahan baku ,
(3) perusahaan diharapkan memiliki taman hutan sendiri,
(4) melakukan pengkajian terhadap aturan bisnis yang telah dibuat dengan supplier,
(5) untuk dapat meningkatkan kinerja karyawan perusahaan diharapkan dapat memberikan reward
berupa kenaikan jabatan atau berupa barang/uang kepada karyawan yang memiliki kinerja
terbaik,
(6) memberikan pelatihan on the job training kepada karyawan yang baru dirotasi, dan
(7) memberikan penjelasan kepada konsumen tentang keterlambatan pengiriman produk yang bisa saja
terjadi akibat tidak terpenuhinya bahan baku.
Thank You
Any Question... ?

Anda mungkin juga menyukai