Anda di halaman 1dari 8

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Pengukuran Performansi Supply Chain

Ratih Wulandari, ST.,MT

Pendahuluan

Supply Chain Operation Refference (SCOR) merupakan suatu cara yang


dapat digunakan perusahaan untuk mengomunikasikan sebuah kerangka
yang menjelaskan mengenai rantai pasok secara detail, mendefinisikan
dan mengategorikan proses-proses yang membangun metrik-metrik atau
indikator pengukuran yang diperlukan dalam pengukuran kinerja rantai
pasok. Dengan demikian didapatkan pengukuran terintegrasi antara
supplier, internal perusahaan, dan konsumen

2
Teknik Industri, Universitas Gunadarma
Pendahuluan
 Salah satu cara mengukur kinerja supply chain adalah dengan menggunakan
metode SCOR (Supply Chain Operation Reference).
 Metode ini diperkenalkan oleh Supply Chain Council (SCC) sebagai model
pengukuran kinerja supply chain pada lintas industri.
 Model SCOR adalah suatu model acuan proses untuk operasi rantai pasok
yang dikembangkan oleh SCC, Pittsburgh, PA (Bolstorff and Rosenbaum, 2003
dalam Mardhiyah, 2008). Menurut Pujawan (2010), SCOR membagi proses-
proses rantai pasokan menjadi lima proses antara lain Plan (proses
perencanaan), Source (proses pengadaan), Make (proses produksi), Deliver
(proses pengiriman), dan Return (proses pengembalian).
3
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

Model SCOR
(Supply Chain Operations Reference)

• Model acuan dari operasi supply chain yang mengintegrasikan tiga


elemen utama dalam manajemen
Bussiness process reengineering
 Menangkap proses kompleks yang terjadi saat ini (as is) dan
mendefinisikan proses yang diinginkan (to be)
Benchmarking
 Mendapatkan data kinerja operasional dari perusahaan
sejenis
Process measurement
 Berfungsi untuk mengukur, mengendalikan, dan memperbaiki
proses-proses SC

4
Teknik Industri, Universitas Gunadarma
Model SCOR
(Supply Chain Operations Reference)

SCOR membagi proses-proses menjadi 5 proses inti, yaitu :


1. Plan : proses yang menyeimbangkan permintaan dan pasokan
untuk menentukan tindakan terbaik dalam memenuhi kebutuhan
pengadaan, produksi, dan pengiriman
2. Source : proses pengadaan barang maupun jasa untuk memenuhi
permintaan
3. Make : proses untuk mentransformasi bahan baku / komponen
menjadi produk yang diinginkan pelanggan
4. Deliver : proses untuk memenuhi permintaan terhadap barang
maupun jasa
5. Return : proses pengembalian atau menerima pengembalian
produk karena berbagai alasan
5
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

Lima proses inti SC pada SCOR

6
Teknik Industri, Universitas Gunadarma
Hierarkhi Awal Performansi
Supply Chain

Performansi Supply
Chain

Plan Source Make Deliver Return

Reliability Responsiveness Flexibility Assets Cost

Indikator-indikator
supply chain

SCOR

 Dimensi Plan mempunyai 2 subdimensi yaitu reliability dan


responsiveness.
 Source mempunyai 4 subdimensi yaitu reliability,
responsiveness, flexibility, dan cost.
 Make mempunyai 5 subdimensi yaitu reliability,
responsiveness, flexibility, asset dan cost.
 Deliver mempunyai subdimensi 2 yaitu reliability dan
responsiveness sedangkan
 Return juga mempunyai 2 subdimensi yaitu reliability dan
responsiveness.

8
Identifikasi Key Performance Indicator
(KPI)

Perhitungan Nilai Normalisasi

▰ Proses normalisasi ini dilakukan dengan rumus normalisasi


Snorm de boer, yaitu :

10
Key Performance Indicator

11

Nilai Bobot Tiap Level menggunakan


AHP

12
Perhitungan Nilai Akhir Kinerja SCM

13

Dimensi

14
Perhitungan nilai total kinerja SCM

15

Nilai Kinerja

Proses Inti Skor Bobot Nilai Akhir

Plan 74,96 0,263 19,71


Source 78,14 0,238 18,60
Make 91,05 0,209 19,03
Deliver 65,74 0,143 9,40
Return 79,4 0,147 11,67
Total 78,41

 Nilai kinerja SCM diperoleh dari penjumlahan nilai kinerja masing-masing


proses. Adapun nilai kinerja SCM
tersebut adalah 78,41. Nilai ini menunjukkan bahwa pencapaian kinerja
SCM perusahaan tergolong kategori
Good namun dapat dilakukan perbaikan khususnya untuk indikator yang
memiliki kinerja rendah. 16

Anda mungkin juga menyukai