Anda di halaman 1dari 13

SUPPLY CHAIN MANAGEMENT

Mengelola Bullwhip Effect

Ratih Wulandari, ST.,MT

Pendahuluan

 Distorsi informasi pada supply chain merupakan satu sumber


kendala menciptakan supply chain yang efisien
 Seringkali permintaan dari customer relatif stabil dari waktu ke
waktu, namun order dari toko ke penyalur, dan order dari penyalur
ke pabrik jauh lebih fluktuatif dibanding permintaan konsumen.
 Studi Kasus
P&G memproduksi barang salah satunya produk pampers.
Penjualan produk ini di berbagai daerah relatif stabil
2
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

2021-01-03
Pendahuluan

 Walaupun berfluktuasi, namun fluktuasinya dari hari ke hari rendah


 Ketika para eksekutif dari P&G mengevaluasi pola pesanan dari
distributor, fluktuasi yang terjadi lebih besar dibandingkan dengan
fluktuasi penjulan ritel ke pelanggan akhir.
 Bahkan pola pesanan material dari P&G ke pemasok ternyata lebih besar
dari fluktuasinya. Artinya permintaan yang sebenarnya relatif stabil
ditingkat pelanggan akhir namun berubah menjadi fluktuasi dibagian hulu
supply chain, dan semakin ke hulu peningkatan tersebut semakin besar.
 Fenomena ini dinamakan Bullwhip Effect
3
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

Pendahuluan

Dalam manajemen rantai pasok, informasi menempati peran penting.

Setiap pihak yang terlibat dalam rantai pasok mengelola informasi untuk

mengestimasikan tingkat persediaan. Pihak-pihak yang terlibat dalam sistem manajemen

rantai pasok, mulai dari pemasok bahan baku ke pabrikan, distribusi produk jadi dari

pabrikan ke distributor, dari distributor ke pedagang besar, dari pedagang besar ke toko

pengecer, untuk selanjutnya berakhir di pembeli sebagai pengguna akhir produk, akan

memastikan penyediaan persediaan tepat kuantitas dan tepat waktu.

4
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

2021-01-03
PENDAHULUAN

Setiap pihak yang terlibat dalam sistem rantai pasok mendasarkan informasi
kebutuhan permintaan persediaan berdasarkan data historis. Dalam tahapan
sistem rantai pasok sederhana yang terdiri dari: toko pengecer, pedagang besar,
distributor, pabrikan, dan pemasok, estimasi permintaan kebutuhan persediaan
dipicu oleh permintaan pembeli pengguna akhir (end user). Toko pengecer
mengobservasi kebutuhan permintaan produk dari end user. Dari observasi ini,
toko pengecer melakukan permintaan produk ke pedagang besar. Pedagang
besar menggunakan informasi permintaan produk dari toko pengecer untuk
estimasi permintaan produk ke distributor. Karena pedagang besar tidak
memiliki akses informasi langsung ke end user, maka pedagang besar hanya
mendasarkan data historis permintaan produk dari toko pengecer untuk
mengestimasi permintaan produk ke distributor. Demikian seterusnya, sampai
estimasi permintaan persediaan bahan baku dari pabrikan ke pemasok.

5
Teknik Industri, Universitas Gunadarma

bullwhip effect

Masalah akan muncul manakala terjadi variabilitas dalam permintaan


persediaan di tahapan awal dari sistem rantai pasok: toko pengecer.
Variabilitas terjadi bila permintaan persediaan aktual berbeda dengan
estimasi permintaan. Perbedaan ini bisa disebabkan berbagai hal, baik
faktor eksternal yang tidak dapat dikendalikan toko pengecer, faktor
internal yang umumnya karena ketidakakuratan dalam estimasi. Untuk
mengantisipasi variabilitas permintaan persediaan, biasanya toko pengecer
akan menyiapkan persediaan dalam jumlah banyak – untuk kasus
antisipasi kekurangan persediaan (shortage). Variabilitas persediaan di
tingkat downstream dalam tahapan sistem rantai pasok akan berimplikasi
pada variabilitas yang semakin besar di tingkat upstream. Semakin ke
tahapan upstream, variabilitas persediaan akan semakin membesar,
sehingga membentuk pola seperti bullwhip. Ini yang dikenal dengan
istilah bullwhip effect.
6

2021-01-03
bullwhip effect

Bullwhip effect akan menyebabkan keputusan penentuan


tingkat persediaan tidak akurat, dan perusahaan akan
cenderung menyimpan persediaan dalam jumlah besar.
Persediaan dalam jumlah besar akan berimplikasi pada
peningkatan biaya dan lead time. Peningkatan biaya
dan lead time menjadi pemicu utama peningkatan biaya
logistik dalam sistem manajamen rantai pasok. Dus,
menjadi hal penting untuk mengelola bullwhip effect ini,
dengan cara mengidentifikasi penyebab utama kontributor
terjadinya variabilitas persediaan dalam sistem manajemen
rantai pasok dan selanjutnya mengurangi bullwhip effect ini.
7

Penyebab Bullwhip Effect

Ada banyak penyebab terjadinya bullwhip effect. Studi yang


dilakukan Levi, Kaminsky, dan Levi (2009) mengidentifikasi
beberapa faktor utama yang menjadi penyebab
terjadinya bullwhip effect ini.
• Peramalan permintaan
• Lead time
• Pemesanan persediaan dalam jumlah batch
• Fluktuasi harga
• Inflated orders

2021-01-03
Peramalan permintaan

Mengapa peramalan permintaan bisa menyebabkan


terjadinya bullwhip effect? Penjelasannya seperti ini, setiap
peramalan persediaan akan memasukkan parameter tingkat base-
stock. Tingkat base-stock ini untuk mengantisipasi rata-rata
kebutuhan permintaan persediaan selama periode lead time proses
pemesanan persediaan ditambah deviasi standar permintaan selama
periode lead time. Tingkat base-stock ini sering disebut sebagai safety
stock.
9

Peramalan permintaan (lanjutan..)

Umumnya, dalam melakukan peramalan permintaan digunakan teknik standard


forecast smoothing, untuk mengestimasi rata-rata permintaan dan variabilitas
permintaan. Hal penting yang perlu dicatat disini adalah bahwa setiap teknik
peramalan umumnya menggunakan banyak data yang diobservasi untuk
mendapatkan hasil ramalan dengan distribusi data normal, dengan cara
mengestimasi rata-rata (mean) dan deviasi standar (dus, variabilitas)
permintaan konsumen yang secara periodik dilakukan modifikasi. Karena, safety
stock yang merupakan tingkat base-stock, sangat bergantung pada estimasi
peramalan ini, akan mendorong untuk melakukan penyesuaian atau perubahan
permintaan persediaan, dus akan menyebabkan terjadinya variabilitas.
10

2021-01-03
Peramalan permintaan (lanjutan..)

Contoh :

11

Lead time

Lead time yang semakin lama akan memicu perubahan estimasi


variabilitas permintaan persediaan, yang akan mendorong perubahan
secara signifikan dalam kuantitas pemesanan persediaan. Dus, tentu
saja akan menyebabkan terjadinya peningkatan variabilitas

12

2021-01-03
Pemesanan persediaan dalam jumlah batch

▰ Order batching perlu dilakukan karena proses produksi dan


pengiriman tidak akan ekonomis jika dilakukan dalam skala kecil

▰ Pada model inventory yang berdasarkan prinsip EOQ kita dapat


mengerti bahwa ukuran pemesanan yang terlalu kecil akan
mengakibatkan ongkos pesan yang terlalu besar.

▰ Maka permintaan pelanggan yang relatif stabil dari hari ke hari


berubah menjadi order mingguan dar ritel sehingga pada sisi hulu
akan menerima order yang lebih fluktuatif.
13

Pemesanan persediaan dalam jumlah batch

Pemesanan persediaan dalam jumlah besar atau batch dari toko pengecer
biasanya didorong oleh pemanfaatan diskon volume atau efisiensi biaya
transportasi karena mengangkut barang dalam jumlah besar. Karena
pemasanan persediaan dalam besar, pada periode selanjutnya sangat
dimungkinkan pemesanan persediaan dalam jumlah kecil, atau bahkan tidak
ada pemesanan persediaan sama sekali. Pedagang besar yang menangkap pola
pemesanan persediaan dari toko pengecer seperti ini, akan menyebabkan
distorsi dalam estimasi kebutuhan pemesanan persediaan dari toko pengecer.
Pola pemesanan permintaan yang seperti ini akan menyebabkan variabilitas
dari sisi penyiapan ketersediaan persediaan oleh pedagang besar.
14

2021-01-03
Fluktuasi harga

▰ Fluktuasi harga barang-barang akan direspon oleh toko pengecer untuk


melakukan keputusan menahan persediaan – tidak melakukan penjualan
pada kondisi ketika harga barang rendah atau mulai menurun sampai
harga barang mulai naik karena kelangkaan persediaan. Pada kondisi
harga barang-barang menurun, permintaan persediaan dari toko
pengecer ke pedagang besar akan berkurang, sehingga mendorong
pedagang besar memberikan diskon untuk
meningkatkan volume penjualan ke toko pengecer.
▰ Sebaliknya, ketika harga barang cenderung naik, toko pengecer akan
gencar melakukan penjualan ke pembeli akhir, sehingga permintaan
pemesanan persediaan dari toko pengecer ke pedagang besar akan
meningkat. Dus, fluktuasi harga akan mendorong variabilitas dalam
sistem rantai pasok.
15

Inflated orders

Permintaan pemesanan persediaan yang cenderung meningkat


dari toko pengecer ke pedagang besar pada periode shortage akan
mendorong terjadinya bullwhip effect.

16

2021-01-03
Mengurangi Bullwhip Effect

Pemahaman mengenai penyebab bullwhip effect akan mengarahkan pada


solusi mengurangi bullwhip effect. Levi, Kaminsky, dan Levi (2009)
memberikan beberapa solusi praktis dalam mengurangi bullwhip efffect ini.

 Mengurangi ketidakpastian

 Mengurangi variabilitas

 Mengurangi lead time

 Kerja sama strategik

17

Mengurangi ketidakpastian

▰ Bullwhip effect terjadi karena ketidakpastian (informasi) yang cukup


tinggi. Ketidakpastian informasi dapat dikurangi dengan melakukan
sentralisasi sistem manajemen informasi persediaan dalam sistem rantai
pasok. Sentralisasi saluran pemasaran dan distribusi akan memudahkan
dalam melakukan peramalan persediaan. Persediaan yang berlebih
(excess stock) di suatu gudang lokasi saluran distribusi tertentu akan
segera dipindahkan ke gudang lokasi saluran distribusi lain yang
mengalami kekurangan persediaan (shortage).
▰ Sayangnya, sentralisasi sistem manajemen informasi persediaan harus
dibayar (trade-off) dengan menurunnya efektivitas sistem rantai
pasok. Sentralisasi saluran pemasaran dan distribusi akan mendorong
kelambatan dalam merespon kebutuhan konsumen, karena keputusan
bisnis terpusat.
18

2021-01-03
Mengurangi variabilitas

▰ Pengurangan bullwhip effect dilakukan dengan cara mengurangi


variabilitas yang inherent dalam proses permintaan konsumen. Contoh
aplikasi adalah menerapkan program “everyday low pricing”. Alih-alih
menerapkan promosi melalui diskon harga, toko pengecer menerapkan
program everyday low pricing ini untuk menciptakan harga yang stabil,
sehingga tidak akan menghadapi panic order atau rush order dari
konsumen yang berperilaku membeli banyak pada program diskon.

▰ Dengan harga yang stabil akan berimplikasi pada permintaan barang dari
konsumen yang relatif stabil, dus akan mengurangi variabilitas.
19

Mengurangi lead time

Lead time dapat dikurangi dengan menerapkan sistem informasi


yang terintegrasi dalam proses tahapan rantai pasok. Contoh
aplikasi adalah menerapakan sistem EDI (Electronic Data
Interchange), yang menyediakan pertukaran data
secara realtime atas setiap proses pergerakan barang dari pemasok
ke pabrikan sampai ke konsumen akhir.

20

2021-01-03
Kerja sama strategik

Bullwhip effect dapat dikurang dengan cara membangun kerjasama strategik antar
pihak dalam setiap rantai pasok. Kerja sama dengan pemasok melalui berbagai
bentuk supply contract seperti vendor managed inventory (VMI), dimana pabrikan
mengelola persediaan berdasarkan tingkat persediaan produk di toko pengecer,
oleh karena itu pabrikan selanjutnya menentukan tingkat persediaan yang
disimpan di gudang pabrikan dan berapa persediaan yang harus dikirim ke toko
pengecer setiap periode. Dengan demikian dalam VMI, pabrikan tidak
mendasarkan pada pesanan permintaan persediaan dari toko pengecer, melainkan
penentuan persediaan disesuaikan dengan tingkat persediaan yang ada di toko
pengecer, tanpa harus menunggu permintaan pesananan persediaan dari toko
pengecer. Dus, VMI akan menghindari terjadinya bullwhip effect.
21

MENGUKUR BULLWHIP EFFECT

22

2021-01-03
CONTOH

23

CONTOH

24

2021-01-03
CONTOH

Besarnya amplifikasi
permintaan adalah 4,72
artinya variabilitas permintaan
meningkat 4.72 kali

25

2021-01-03

Anda mungkin juga menyukai