Anda di halaman 1dari 29

 Distorsi informasi pada supply chain adalah salah

satu sumber kendala dalam menciptakan supply


chain yang efisien.
 Informasi tentang permintaan konsumen terhadap
suatu produk relative stabil dari waktu ke waktu,
namun order dari toko ke penyalur dan dari
penyalur ke pabrik jauh lebih fluktuatif
dibandingkan dengan pola permintaan dari
konsumen tersebut.
 Demand Forecast Updating
 Order Batching
 Fluktuasi Harga
 Rationing & Shortage Gaming
 Tingkat akurasi ramalan biasanya meningkat
semakin kita mendekati periode yang
diramalkan karena informasi seperti order dari
pelanggan, situasi pasar dan sebagainya
menjadi semakin jelas.
 Untuk mengakomodasi informasi dan pengetahuan
terbaru ke dalam ramalan, setiap saat perusahaan
harus melakukan pembaharuan terhadap ramalan
tersebut.
 Parameter-parameter persediaan seperti
persediaan pengaman, reorder point dan
sebagainya juga berubah dengan adanya
pembaharuan ramalan permintaan.
 Pembaharuan seperti inilah yang biasanya
menyebabkan variabilitas order yang dipesan
oleh ritel lebih besar dibandingkan dengan
variabilitas permintaan yang diterimanya dari
pelanggan akhir.
 Order batching diperlukan karena proses
produksi dan pengiriman produk tidak akan
ekonomis bila dilakukan dalam ukuran kecil.
 Ukuran pesanan yang terlalu kecil akan
mengakibatkan ongkos-ongkos pesan yang
terlalu besar.
 Order batching memicu terjadinya bullwhip
effect pada supply chain.
 Permintaan pelanggan akhir yang relative
stabil dari hari ke hari akan berubah menjadi
order mingguan atau dua mingguan dari ritel
sehingga pusat distribusi akan menerima
order yang lebih fluktuatif dibandingkan
permintaan yang dihadapi oleh ritel.
 Apabila pusat distribusi memberikan diskon
harga biasanya ritel melakukan forward
buying sebagai respons terhadap penurunan
harga yang sifatnya temporer.
 Akibatnya pusat distribusi akan memesan
dengan jumlah yang besar ke pabrik.
 Pabrik merespon kebutuhan ini dengan
meningkatkan aktivitas produksi.
 Pada saat material dikirim ke pabrik, penurunan
harga sudah berakhir sementara itu ritel telah
memiliki stok yang cukup banyak sehingga ritel
tidak memesan lagi dalam waktu 2-3 bulan.
 Akibatnya stok menumpuk di distributor dan
pabrik.
 Pada situasi dimana permintaan lebih tinggi dari
persediaan, penjual sering melakukan apa yang
dinamakan rationing, yakni hanya memenuhi
80% dari pesanan pelanggan.
 Mengetahui bahwa permintaan mereka sering
tidak dipenuhi seluruhnya, banyak pelanggan
yang berupaya membesarkan ukuran pesanan
mereka dengan harapan kalau dilakukan
rationing, mereka masih memperoleh jumlah
yang cukup.
 Cara seperti ini merusak informasi pasar pada
supply chain. Pemain yang ada di hulu tidak
akan pernah mendapatkan informasi pasar yang
mendekati kenyataan akibat motif gaming atau
spekulatif yang dilakukan oleh pelanggan
mereka.
 Information sharing
 Memperpendek atau mengubah struktur
supply chain
 Pengurangan ongkos-ongkos tetap
 Menciptakan stabilitas harga
 Pemendekan lead time
 Salah satu cara untuk mereduksi bullwhip effect
adalah dengan membagi informasi permintaan
ke seluruh pemain pada supply chain.
 Semakin panjang dan kompleks struktur suatu
supply chain, semakin besar kemungkinannya
terjadi distorsi informasi.
 Cara terbaik untuk mengurangi bullwhip effect
adalah dengan mengubah struktur supply
chain sehingga menjadi lebih pendek
sehingga memungkin terjadinya pertukaran
informasi yang lebih lancar.
 Biaya-biaya tetap yang terlalu tinggi
mengakibatkan kegiatan produksi maupun
pengiriman tidak bisa dilakukan dengan
ukuran batch yang kecil. Ukuran batch yang
besar adalah salah satu sumber terjadinya
bullwhip effect.
 Oleh karena itu pengurangan bullwhip effect
bisa dilakukan dengan mengupayakan
pengurangan ongkos-ongkos tetap sehingga
produksi maupun pengiriman bisa dilakukan
dengan ukuran batch yang kecil.
 Ada banyak hal yang bisa dilakukan untuk
memungkinkan kegiatan produksi maupun
kegiatan pengiriman dilakukan dengan
ukuran batch yang lebih kecil. Salah satu
caranya adalah dengan mengurangi waktu
setup produksi.
 Untuk kegiatan pengadaan, ukuran lot
pemesanan bisa dikurangi dengan
mengeliminasi kegiatan-kegiatan administrasi
yang berlebihan dan memakan waktu.
 Inovasi pada manajemen transportasi dan
distribusi banyak membantu pengurangan
bullwhip effect.
 Kegiatan composite distribution dimana
produk yang berbeda-beda bisa diangkut
pada sebuah truk mampu menciptakan
efisiensi walaupun tiap-tiap SKU (stock
keeping unit) diangkut dalam jumlah yang
relative sedikit.
 Untuk menghindari reaksi forward buying,
frekuensi dan intensitas kegiatan promosi
parsial harus dikurangi dan lebih diarahkan ke
pengurangan harga secara kontinu sehingga
bisa menciptakan program seperti every day
low price.
 Kalaupun kegiatan promosi atau penurunan
harga dilakukan, semua pihak pada supply
chain harus mengetahui program tersebut
dengan baik sehingga tidak keliru dalam
menaksir permintaan yang sesungguhnya.
 Lead time bisa diperpendek dengan mengubah
konfigurasi supply chain, mengubah mode
transportasi, perbaikan manajemen penanganan
order dan penjadwalan produksi.
 BE = Koefisien variansi
pemesanan/Koefisien variansi penjualan

 Koefisien variansi pemesanan =


Standard deviasi pemesanan/Rata rata
pemesanan

 Koefisien variansi penjualan = Standard


deviasi penjualan/Rata-rata penjualan
 Besarnya BE menunjukkan variabilitas
atau amplifikasi permintaan
 Pengukuran amplifikasi permintaan dapat
dilakukan dalam 4 kategori
1. Pengukuran untuk tiap produk di tiap ritel
(BE1)
2. Pengukuran untuk tiap produk dimana
penjualan di semua toko diagregasikan (BE2)
 Pengukuran untuk tiap ritel (BE3)
 Pengukuran untuk eselon (BE4)

Anda mungkin juga menyukai