SAFETY FACTOR
Disusun untuk Mata Kuliah Elemen Mesin
Oleh:
Kelompok 1
Handy Rizky Praditya (155060700111004)
Arifni Choirussabila (155060701111007)
Choirunindya Smartadevi (175060700111001)
M. Kholid El Hasan (175060700111002)
Ilma Visi Rahmani (175060700111010)
Nadhifa Nur Hamidah (175060700111014)
Kelas : A
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Keterangan:
A. Proportional Limit
B. Elastic Limit / Yield Point
C. Cross-sectional area &Stress decrease
D. D – E (Yielding)
E. Ultimate Stress
F. Fracture Point
Dalam kasus material bahan besi cor yang rapuh , hasil dari uji
tegangantidak menunjukan hasil tegangan luluh yang pasti .Oleh karena itu ,
faktorkeselamatan dari bahan ini di dasarkan pada tegangan puncak atau
teganganultimate.
5
Jika nilai faktor keamanan lebih besar maka nilai allowable stress lebih
kecil dibandingkan standard strength (ultimate tensile stress) sehingga para
desainer harus merencanakan suatu cara perhitungan seperti penambahan
ketebalan komponen untuk menjaga kekuatan struktur. Dengan melakukan ini,
kekuatan komponen sebenarnya didesain meningkat namun disisi berat dan
biaya cukup besar.
Mengapa sistem yang sudah diperhitungan bisa mendapat beban (load) berlebih
diluar perhitungan? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, biasanya dibagi
atas faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal:
1. Ketidak murnian dari material. Sulit untuk menjamin bahwa setiap material
memiliki kekuatan yang serupa meskipun jenisnya sama. Akibat dari
ketidakmurnian tersebut bedampak pada kekuatan pada material yang
akhirnya berdampak pada kekuatan design
6
2. Proses Manufakturing yang kurang sempurna. Proses manufakturing yang
kurang sempurna mungkin dapat mengakibatkan defect (cacat) geometri
pada design yang akhirnya mengakibatkan turunnya kekuatan design
Faktor Eksternal
1. Lingkungan dan cuaca dapat mempengaruhi design dengan signifikan.
contoh sebuah design yang dioperasikan di pantai, faktor udara pantai yang
mengandung garam dapat mengakibatkan karat pada design, sehingga dapat
terjadi penurunan kekuatan.
2. Kecelakaan. Kita tidak menginginkan kecelakaan, tetapi kecelakaan
terkadang terjadi. Agar design kita tidak failed ketika mengalami situasi
yang tidak diperhitungkan tersebut maka harus ada safety factor. Contoh
Pelat pada pintu mobil yang dibuat lebih tebal untuk menghindari benturan
keras dari samping.
Masing-masing factor di atas harus benar-benar dipertimbangkan
dandievaluasi.Tingginya faktor keamanan dapat mengakibatkan
kegagalanpembebanan yang tidakdiperlukan. Nilai-nilai faktor keamanan
berdasarkan jenis
bahan yang berbeda dan pemberian tegangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Factor of Safety (Khurmi, R.S., Gupta, J.K.. 2005)
Pada kondisi beban statis, nilai safety factor tidak terlalu besar karena beban
yang dikenakan pada komponen saat operasional dimungkinkan konstan dengan
toleransi wajar.
7
Pada kondisi beban berulang-ulang. Nilai safety factor dinaikkan karena beban
berulang-ulang dapat membuat komponen cepat mengalami lelah (fatigue) dan
patah di bawah yield stress
Pada kondisi beban impak,nilai safety factor dinaikan secara significan, ini
dikarenakan beban yang dikenai oleh komponen secara tiba-tiba dengan energi
besar. komponen akan rusak/patah dibawah tegangan yield.
8
sedangkan batuan yang paling mungkin untuk bersifat brittle biasanya disebut
competent. Kedua istilah ini bersifat relative karena urutan batuan berdasarkan
kompentensinya dapat berubah apabila kondisi-kondisi deformasi seperti: confining
pressure, temperature, laju strain, tekanan fluid pori dan lamanya deformasi (waktu).
Confining pressure dan tekanan fluida pori, bertambahnya confining pressure pada
batuan mempengaruhi besarnya kekuatan dan ductility batuan. Tekanan fluida pori juga
akan mempengaruhi besarnya kekuatan dan ductility batuan. Meningkatnya tekanan
fluida pori dapat secara dramatis mengurangi kekuatan dan ductility batuan. Di dalam
cekungan sedimen, misalnya, air yang terjebak di dalam sedimen pada saat
pengendapan dapat tertekan selama penurunan cekungan, penimbunan, dan kompaksi,
akibat pembebanan dari sedimen impermeabel yang lebih muda di atasnya. Besaran
yang mewakili efek dari confining pressure dan tekanan fluida pori adalah effective
stress, yang besarnya sama dengan confining pressure dikurangi tekanan fluida pori.
Temperatur, meningkatnya temperatur mengurangi kekuatan batuan dan
mempertinggi ductility. Batuan sedimen bersifat lebih responsif terhadap perubahan
temperatur dari pada batuan beku. Jika cukup terpanasi, batuan dapat bersifat plastis
atau viscous dalam deformasi, sehingga batuan mengalami strain permanen yang besar
tanpa terjadinya rupture dan kehilangan kohesi.
Laju Strain, apabila laju strain relatif rendah, besar stress yang diperlukan untuk
menghasilkan deformasi plastis dan failure (kerusakan) akhir adalah lebih kecil
dibandingkan jika laju strain lebih tinggi.
9
Aspek biaya:
Semakin tinggi safety factor, semakin tinggi biayanya dan semakin aman. Dengan
mengambil safety factor 2 dapat dibuat desain yang mampu menahan dua kali lipat dari
berat asli mereka. Sehingga secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi. karena
biasanya ditambahkan bahan atau komponen ke desain yang akan menghasilkan biaya
lebih tinggi.
Contohstudikasus:
Jurnal“ Factor of Safety? - Do we use it correctly?” (Jiri Herza, Michael Ashley, James
Thorp) membahas tentang safety factor yang diterapkan untuk menilai stabilitas
bendungan tanggul dengan tujuan untuk memastikan keandalan dari desain bendungan
dan untuk memperhitungkan ketidakpastian dan variabilitas bendungan serta material
yang digunakan.
Safety factor direkomendasikan tergantung pada kondisi pembebanan dan konsekuensi
kegagalan atau kinerja yang tidak dapat diterima. Menariknya, safety factor minimum
yang disarankan tidak memperhitungkan konsekuensi potensial dari kegagalan
bendungan atau ketidakpastian dalam nilai-nilai masukan, dan didasarkan pada kondisi
pembebanan saja. Namun, beberapa penulis telah menunjukkan bahwa safety factor
yang lebih tinggi tidak selalu menghasilkan probabilitas yang lebih rendah terhadap
kegagalan, analisis juga tergantung padakualitas penyelidikan, pengujian, desain dan
konstruksi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Faktor Keamanan (Factor 0f Safety) adalah faktor yang digunakan
untukméngevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya
dengandimensi yang minimum.
2. Pemilihan faktor keamanan untuk digunakan dalam merancang
setiapkomponen mesin tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti
jenis material yang digunakan, proses pembuatan, model pembebanan,
kondisi dilapangan danbentuk dari komponen.
3. Material bersifat ductile akan meregang dan mengalami deformasi sebelum
patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile). Beberapa matetial dapat
patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut
bersifat rapuh atau getas (brittle).
3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.
11
DAFTAR PUSTAKA
Khurmi, R.S. dan Gupta J.K.. 2005. A Textbook of Machine Design. 1st Multicolour
Edition. New Delhi: Eurasia Publishing House
https://id.scribd.com/doc/232253472/Safety-Factor
https://id.scribd.com/doc/15566461/Factor-of-Safety
https://riancr.wordpress.com/2015/03/07/material-ductile-dan-brittle-2/
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I8113012_bab1.pdf
http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.co.id/2007/11/review-singkat-nilai-
safety-factor-di.html
https://www.slideshare.net/ahmatsobari/15566461-factorofsafety
12