Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

SAFETY FACTOR
Disusun untuk Mata Kuliah Elemen Mesin

Oleh:
Kelompok 1
Handy Rizky Praditya (155060700111004)
Arifni Choirussabila (155060701111007)
Choirunindya Smartadevi (175060700111001)
M. Kholid El Hasan (175060700111002)
Ilma Visi Rahmani (175060700111010)
Nadhifa Nur Hamidah (175060700111014)

Kelas : A

JURUSAN TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2018
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ..................................................................................................... 1


DAFTAR ISI..................................................................................................................... 2
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 3
1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................... 3
1.3 Tujuan ......................................................................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Safety Factor ............................................................................................. 4
2.2 Pemilihan faktor keamanan ........................................................................................ 6
2.3 Pengertian Ductile Material dan Brittle Material ....................................................... 8
2.4 Aplikasi Safety Factor untuk Teknik Industri............................................................. 9
BAB III. PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................................................... 11
3.2 Saran ......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 11

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perencanaan adalah suatu kreasi untuk mendapatkan suatu hasil akhir dengan
mengambil suatu tindakan yang jelas atau suatu kreasi atassesuatu yang mempunyai
kenyataan fisik. Dalam bidang teknik, hal ini masih menyangkut proses dimana prinsip-
prinsip ilmiah dan alat-alat teknik seperti matematika, komputer,dan bahasa dipakai
dalam menghasilkan suatu rancangan yang kalau dilaksanakan akan memenuhi
kebutuhan manusia.
Perencanaan mesin mencangkup semua perencanaan mesin, berarti perencanaan
dari sistem dan segala yang berkaitan dengan sifat mesin,elemen mesin, struktur, dan
instrumen, sehingga didalamnya menyangkutseluruh disiplin teknik mesin, seperti
mekanika fluida, perpindahan panas,dan termodinamika serta ilmu-ilmu dasar dalam
perencanaan elemen mesin.
Seorang perancang pastilah tidak hanya akan memikirkan bagaimana bentuk,
struktur, komponen mesin yang akan dipakai, dansebagainya. Akan tetapi seorang
perancang juga harus memperhitungkan factor of safety (faktor keamanan) dari mesin
atau konstruksi yang akandibuatnya. Oleh karena itu, factor of safety (faktor keamanan)
akan sangat dipikirkan dan diaplikasikan oleh seorang perancang guna menghasilkan
sebuah produk yang aman bagi si-pembuat maupun si-pemakai.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan safety factor?
2. Apa yang mempengaruhi pemilihan faktor keamanan?
3. Apa yang dimaksud ductile material dan brittle material?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa yang dimaksud dengan safety factor
2. Mengetahui apa yang mempengaruhi pemilihan faktor keamanan
3. Mengetahui apa yang dimaksud ductile material dan brittle material

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2..1 Pengertian Factor of Safety


Faktor Keamanan (Factor 0f Safety) adalah faktor yang digunakan
untukméngevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya
dengandimensi yang minimum.Jadi dapat kita artikan kapasitas sistem diluar
dari beban yang dipediksikan. Jadi dapat dikatakan untuk menjadi pengaman
apabila sistem mengalami beban diluar perhitungan.Seperti yang telah
disebutkan diatas bahwa safety factor adalah sebagai pengaman pada sistem jika
pada suatu keadaan sistem tersebut menerima beban diluar dari perhitungan.
Tujuannya agar design kita tidak failed (gagal) pada keadaan tersebut.
Secara umum Factor Of Safety dapat didefinisikan sebagai rasio
tegangan maksimum dibagi tegangan kerja. Secara matematis:

Dalam kasus seperti pada baja ringan yang berbahan ulet, di


manamemiliki tegangan yield atau tegangan luluh yang jelas, faktor
keamanandapat dihitung dengan rumus seperti ini:

4
Keterangan:
A. Proportional Limit
B. Elastic Limit / Yield Point
C. Cross-sectional area &Stress decrease
D. D – E (Yielding)
E. Ultimate Stress
F. Fracture Point
Dalam kasus material bahan besi cor yang rapuh , hasil dari uji
tegangantidak menunjukan hasil tegangan luluh yang pasti .Oleh karena itu ,
faktorkeselamatan dari bahan ini di dasarkan pada tegangan puncak atau
teganganultimate.

(Hubungan ini juga dapat digunakan untuk bahan ulet)


Hubungan di atas untuk faktor keamanan dengan model pembebananstatis.
Agar keamanan dapat tercapai, maka design load atau beban yang terjadi
tidak boleh lebih besar daripada batas beban dari material. Artinya, nilai dari
safety factor ini harus lebih besar daripada 1 (satu). Berapa besarnya? kembali
yang sudah dijelaskan diatas. Tetapi satu catatan penting adalah semakin besar
safety factor, akan berdampak pada banyaknya pemakaian material. Yang
akhirnya akan berdampak pada cost (biaya). sebagai designer, kita juga harus
mempertimbangkan faktor biaya selai faktor teknis lainnya.

5
Jika nilai faktor keamanan lebih besar maka nilai allowable stress lebih
kecil dibandingkan standard strength (ultimate tensile stress) sehingga para
desainer harus merencanakan suatu cara perhitungan seperti penambahan
ketebalan komponen untuk menjaga kekuatan struktur. Dengan melakukan ini,
kekuatan komponen sebenarnya didesain meningkat namun disisi berat dan
biaya cukup besar.

2.2 Pemilihan Factor of Safety


Pemilihan faktor keamanan untuk digunakan dalam merancang setiapkomponen
mesin tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti jenis materialyang
digunakan, proses pembuatan, model pembebanan, kondisi dilapangan
danbentuk dari komponen. Sebelum memilih faktor keselamatan, seorang
designengineer harus mempertimbangkan poin-poin berikut:
1. Kekuatan material dan perubahan bentuk material saat pembebanan;
2. Keakuratan hasil uji kekuatan bahan dan penerapannya terhadap
komponenyang akan dibuat;
3. Ketangguhan bahan dalam menerima beban;
4. Ketahanan saat kegagalan pembebanan;
5. Penyederhanakan asumsi;
6. Besar area yang terkena pembebanan;
7. Tingkat keamanan dalam menahan beban saat pembuatan;
8. Ketahanan terhadap kerusakan bahan saat kegagalan pembebanan; dan
9. Ketahanan terhadap perubahan bentuk saat terjadi kegagalan pembeban

Mengapa sistem yang sudah diperhitungan bisa mendapat beban (load) berlebih
diluar perhitungan? Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, biasanya dibagi
atas faktor internal dan eksternal.
Faktor Internal:
1. Ketidak murnian dari material. Sulit untuk menjamin bahwa setiap material
memiliki kekuatan yang serupa meskipun jenisnya sama. Akibat dari
ketidakmurnian tersebut bedampak pada kekuatan pada material yang
akhirnya berdampak pada kekuatan design

6
2. Proses Manufakturing yang kurang sempurna. Proses manufakturing yang
kurang sempurna mungkin dapat mengakibatkan defect (cacat) geometri
pada design yang akhirnya mengakibatkan turunnya kekuatan design
Faktor Eksternal
1. Lingkungan dan cuaca dapat mempengaruhi design dengan signifikan.
contoh sebuah design yang dioperasikan di pantai, faktor udara pantai yang
mengandung garam dapat mengakibatkan karat pada design, sehingga dapat
terjadi penurunan kekuatan.
2. Kecelakaan. Kita tidak menginginkan kecelakaan, tetapi kecelakaan
terkadang terjadi. Agar design kita tidak failed ketika mengalami situasi
yang tidak diperhitungkan tersebut maka harus ada safety factor. Contoh
Pelat pada pintu mobil yang dibuat lebih tebal untuk menghindari benturan
keras dari samping.
Masing-masing factor di atas harus benar-benar dipertimbangkan
dandievaluasi.Tingginya faktor keamanan dapat mengakibatkan
kegagalanpembebanan yang tidakdiperlukan. Nilai-nilai faktor keamanan
berdasarkan jenis
bahan yang berbeda dan pemberian tegangan dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel Factor of Safety (Khurmi, R.S., Gupta, J.K.. 2005)

Pada kondisi beban statis, nilai safety factor tidak terlalu besar karena beban
yang dikenakan pada komponen saat operasional dimungkinkan konstan dengan
toleransi wajar.

7
Pada kondisi beban berulang-ulang. Nilai safety factor dinaikkan karena beban
berulang-ulang dapat membuat komponen cepat mengalami lelah (fatigue) dan
patah di bawah yield stress
Pada kondisi beban impak,nilai safety factor dinaikan secara significan, ini
dikarenakan beban yang dikenai oleh komponen secara tiba-tiba dengan energi
besar. komponen akan rusak/patah dibawah tegangan yield.

2.3 Material Ductile dan Material Brittle


I. Material Ductile
Material bersifat ductile akan meregang dan mengalami deformasi sebelum patah,
yang disebut dengan benda elastis (ductile). Di dalam buku Earth Structure 2nd edition
karangan Ben A. van der Pluijm dan Stephen Marshak, material ductile adalah suatu
istilah umum untuk menggambarkan suatu material padat yang terkena deformasi
(stress). Bila suatu material terderformasi secara ductile, mendandakan bahwa strain
terdisribusi secara merata.

II. Material Brittle


Beberapa matetial dapat patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti
benda tersebut bersifat rapuh atau getas (brittle). P.S. Saklani (2008) di dalam Glossary
of Structural Geology and Tectonic menyatakan bahwa brittle adalah rekahan pada
batuan yang disebabkan karena kekuatan deformasi atau strain yang kecil. Di dalam
buku Earth Structure 2nd edition karangan Ben A. van der Pluijm dan Stephen Marshak,
brittle adalah respon material padat terhadap stress saat material tersebut kehilangan
kohesivitas. Sifat brittle mencerminkan proses dari mekanisme deformasi brittle, hal itu
hanya terjadi saat stress melebihi nilai critical dan hanya terjadi setelah material tersebut
mengalami sifat elastic dan/atau plastic. Brittle akan terjadi bila terjadi stress yang
dikontrol oleh tekanan (stress-sensitive behavior) dan biasanya tidak terjadi pada
temperature yang tinggi.

III. Yang mempengaruhi sifat ductile dan brittle


Respon mekanis dari batuan terhadap stress berbeda-beda, tergantung dari kondisi
deformasi. Berikut ini akan dipaparkan beberapa variabel yang mempengaruhi reologi
dari batuan. Dalam suatu urutan litologi yang berbeda, batuan yang paling mungkin
untuk bersifat paling ductile jika dikenai stress biasanya disebut sebagai incompetent,

8
sedangkan batuan yang paling mungkin untuk bersifat brittle biasanya disebut
competent. Kedua istilah ini bersifat relative karena urutan batuan berdasarkan
kompentensinya dapat berubah apabila kondisi-kondisi deformasi seperti: confining
pressure, temperature, laju strain, tekanan fluid pori dan lamanya deformasi (waktu).
Confining pressure dan tekanan fluida pori, bertambahnya confining pressure pada
batuan mempengaruhi besarnya kekuatan dan ductility batuan. Tekanan fluida pori juga
akan mempengaruhi besarnya kekuatan dan ductility batuan. Meningkatnya tekanan
fluida pori dapat secara dramatis mengurangi kekuatan dan ductility batuan. Di dalam
cekungan sedimen, misalnya, air yang terjebak di dalam sedimen pada saat
pengendapan dapat tertekan selama penurunan cekungan, penimbunan, dan kompaksi,
akibat pembebanan dari sedimen impermeabel yang lebih muda di atasnya. Besaran
yang mewakili efek dari confining pressure dan tekanan fluida pori adalah effective
stress, yang besarnya sama dengan confining pressure dikurangi tekanan fluida pori.
Temperatur, meningkatnya temperatur mengurangi kekuatan batuan dan
mempertinggi ductility. Batuan sedimen bersifat lebih responsif terhadap perubahan
temperatur dari pada batuan beku. Jika cukup terpanasi, batuan dapat bersifat plastis
atau viscous dalam deformasi, sehingga batuan mengalami strain permanen yang besar
tanpa terjadinya rupture dan kehilangan kohesi.
Laju Strain, apabila laju strain relatif rendah, besar stress yang diperlukan untuk
menghasilkan deformasi plastis dan failure (kerusakan) akhir adalah lebih kecil
dibandingkan jika laju strain lebih tinggi.

2.4 Aplikasi Safety Factor untuk Teknik Industri


Aspek desain:
Umumnya, safety factor diperlukan untuk menopang struktur dari bebanstatis ke
keadaan yang dapat digunakan, sehingga safety factor digunakan untuk memberikan
batasan desain atas kapasitas desain teoritis untuk memungkinkan ketidakpastian dalam
proses desain. Selain itu, dengan menggunakansafety factor, dapatmeningkatkan
keamanan dan melindungi diri dari segala dampak kecelakaan.
Selain itu, perancang dapat menghindari kesalahan atau defect tanpa mempertaruhkan
nyawa orang karena kami tidak dapat memastikan kemungkinan cacat pada materi,
kelelahan, dampak kejutan, dan masalah lain.
Dengan mengambil contoh, seringkali kita melihat bahwa truk kelebihan beban.
Seringkali kapasitas mereka mungkin sekitar 10.000 kg tetapi kadang-kadang kelebihan
beban dengan 3 kali lebih berat dari kapasitas mereka. Jika mereka tidak
memperhatikansafety factor, truktersebutpasti sudah rusak.

9
Aspek biaya:
Semakin tinggi safety factor, semakin tinggi biayanya dan semakin aman. Dengan
mengambil safety factor 2 dapat dibuat desain yang mampu menahan dua kali lipat dari
berat asli mereka. Sehingga secara otomatis akan meningkatkan biaya produksi. karena
biasanya ditambahkan bahan atau komponen ke desain yang akan menghasilkan biaya
lebih tinggi.

Contohstudikasus:
Jurnal“ Factor of Safety? - Do we use it correctly?” (Jiri Herza, Michael Ashley, James
Thorp) membahas tentang safety factor yang diterapkan untuk menilai stabilitas
bendungan tanggul dengan tujuan untuk memastikan keandalan dari desain bendungan
dan untuk memperhitungkan ketidakpastian dan variabilitas bendungan serta material
yang digunakan.
Safety factor direkomendasikan tergantung pada kondisi pembebanan dan konsekuensi
kegagalan atau kinerja yang tidak dapat diterima. Menariknya, safety factor minimum
yang disarankan tidak memperhitungkan konsekuensi potensial dari kegagalan
bendungan atau ketidakpastian dalam nilai-nilai masukan, dan didasarkan pada kondisi
pembebanan saja. Namun, beberapa penulis telah menunjukkan bahwa safety factor
yang lebih tinggi tidak selalu menghasilkan probabilitas yang lebih rendah terhadap
kegagalan, analisis juga tergantung padakualitas penyelidikan, pengujian, desain dan
konstruksi.

10
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. Faktor Keamanan (Factor 0f Safety) adalah faktor yang digunakan
untukméngevaluasi agar perencanaan elemen mesin terjamin keamanannya
dengandimensi yang minimum.
2. Pemilihan faktor keamanan untuk digunakan dalam merancang
setiapkomponen mesin tergantung pada beberapa pertimbangan, seperti
jenis material yang digunakan, proses pembuatan, model pembebanan,
kondisi dilapangan danbentuk dari komponen.
3. Material bersifat ductile akan meregang dan mengalami deformasi sebelum
patah, yang disebut dengan benda elastis (ductile). Beberapa matetial dapat
patah begitu saja tanpa mengalami deformasi, yang berarti benda tersebut
bersifat rapuh atau getas (brittle).

3.2 Saran
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya
penulis akan lebih fokus dan detail dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentunga dapat di
pertanggung jawabkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Khurmi, R.S. dan Gupta J.K.. 2005. A Textbook of Machine Design. 1st Multicolour
Edition. New Delhi: Eurasia Publishing House
https://id.scribd.com/doc/232253472/Safety-Factor
https://id.scribd.com/doc/15566461/Factor-of-Safety
https://riancr.wordpress.com/2015/03/07/material-ductile-dan-brittle-2/
http://abstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/I8113012_bab1.pdf
http://gadang-e-bookformaterialscience.blogspot.co.id/2007/11/review-singkat-nilai-
safety-factor-di.html
https://www.slideshare.net/ahmatsobari/15566461-factorofsafety

12

Anda mungkin juga menyukai