Anda di halaman 1dari 125

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PROMOSI

JABATAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Bidang Kajian: Manajemen Sumber Daya Manusia

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam penyusunan skripsi


Program Sarjana Program Studi Manajemen
Pada Fakultas Ekonomi
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun oleh :

IDA FARIDA

NPM : 114020506

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI

CIREBON

2018

(Terakreditasi BAN-PT)
LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PROMOSI

JABATAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Bidang Kajian: Manajemen Sumber Daya Manusia

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Sarjana Program Studi Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun oleh:

IDA FARIDA

NPM : 114020506

Tim Pembimbing
Ketua Anggota

Dr. H. Bachrudin Syahroni, SE.,MM Agi Syarif Hidayat, SE.,MM.


Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi Ketua Program Studi Manajemen

Prof. Dr. Hj. Ida Rosnidah, SE.,MM., Ak.,CA. Siska Ernawati Fatimah, SE.,MM.
LEMBAR PERSETUJUAN

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PROMOSI

JABATAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA

PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON

SKRIPSI

Bidang Kajian: Manajemen Sumber Daya Manusia

Diajukan sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

Program Sarjana Program Studi Manajemen

Pada Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

Disusun oleh:

IDA FARIDA

NPM : 114020506

Bahwa skripsi ini telah disidangkan pada hari Jumat, tanggal 14 September 2018

Tim Penguji

Ketua Anggota

Dr. Kartono, SE.,M.Si Pita Aswadi, SE.,MM


SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Ida Farida

NPM : 114020506

Fakultas : Ekonomi

Program Studi : Manajemen

Konsentrasi : Manajemen Sumber Daya manusia

Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya ilmiah skripsi dengan


judul “Pengaruh Disiplin Kerja Dan Promosi Jabatan Terhadap Kepuasan Kerja
Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon”,
benar-benar merupakan karya tulis ilmiah yang orisinil dan bukan plagiat yakni
tidak melakukan penjiplakan pada karya tulis milik orang lain. Apabila ditemukan
atau terdapat bukti-bukti yang akurat secara ilmiah terjadi plagiat, maka saya
bersedia mempertanggungjawabkan sesuai hukum yang berlaku.

Cirebon, Agustus 2018

Peneliti,

(Ida Farida)
MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Jika kita mempunyai keinginan yang kuat dari dalam hati, maka seluruh alam

semesta akan bahu-membahu mewujudkannya”

(Ir. Soekarno)

“Jangan pernah menunggu, tidak akan


pernah ada waktu yang tepat. Mulailah dimanapun
Anda berada,dan bekerja dengan alat apapun yang Anda
miliki. Peralatan yang lebih baik akan ditempatkan ketika kita melangkah.”
(Napoleon Hill)

Ku persembahkan skripsi ini untuk kedua orang tua ku,

tuwo (kakek) & Bibi (Nenek), seluruh keluarga dan kekasihku yang telah

mengajari arti hidup, kebersamaan, kekeluargaan, dan perjuangan dengan cinta

serta kasih sayang yang tulus


PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PROMOSI
JABATAN TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN PADA
PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM TIRTA JATI KABUPATEN CIREBON

Oleh:
Ida Farida
Fakultas Ekonomi Program Studi Manajemen
Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon
Email: ida123cirebon@gmail.com

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh dari disipin kerja dan
promosi jabatan terhadap kepuasan kerja pada karyawan Perusahaan Daerah Air
Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Penelitian ini merupakan penelitian
asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua
variabel atau lebih. Populasi dalam penelitian ini dilakukan pada karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon, teknik sampel yang
digunakan adalah Probability Sampling dengan jenis Stratified Random Sampling,
yaitu dengan jumlah sampel sebanyak 54 orang. Berdasarkan uji validitas dan
reabilitas hasilnya rhitung > rtabel yang artinya adalah semua pernyataan valid dan
realibel. Hasil uji normalitas-kolmogorov menunjukan nilai 0,982 dan lebih besar
dari nilai signifikansi yaitu > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa variabel
terdistribusi normal. Hasil uji multikolonieritas menunjukan nilai VIF 1,014 dan
<0,10 dan nilai tolerance 0,986 > 0,10 dengan demikian maka model regresi
tersebut tidak terjadi multikolonieritas. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh 1)
disiplin kerja mempunyai pengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja, hal ini
dibuktikan dengan nilai 4,9430 > 1,674. 2) Promosi Jabatan
mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kepuasan Kerja, hal ini dapat
dibuktikan dengan nilai 2,786 > 1,674. 3) Disiplin Kerja dan
Promosi Jabatan secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap Kepuasan
Kerja. hal ini dapat dibuktikan dengan nilai 17,515 > 3,18 hal
tersebut menunjukan bahwa pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan secara
bersama-sama terhadap Kepuasan Kerja adalah sebesar 38,4 % sedangkan sisanya
dipengaruhi oleh faktor lain diluar variabel yang diteliti.
Kata kunci: Disiplin Kerja, Promosi Jabatan, Kepuasan Kerja
THE EFFECT OF WORK DISCIPLINE AND
PROMOTION POSITIONON EMPLOYEES 'WORK SATISFACTION
IN TIRTA JATI REGIONAL WATER COMPANIES CIREBON DISTRICT

By:
Ida Farida
Faculty of Economics Management Studies Program
University of Swadaya Gunung Jati Cirebon
Email: ida123cirebon@gmail.com

ABSTRACT
This study aims to analyze the influence of work discipline and promotion of job
satisfaction on employees of Regional Water Supply Companies Tirta Jati
Cirebon Regency. This research is associative research is research that aims to
determine the relationship between two or more variables. The population in this
study was conducted at the employees of the Regional Water Company of Tirta
Jati, Cirebon Regency. The sample technique used was Probability Sampling with
Stratified Random Sampling type, with a sample of 54 people. Based on the
validity and reliability test the result is rcount> rtable which means that all valid and
realistic statements. Kolmogorov normality-test results show a value of 0.982 and
is greater than the significance value of > 0.05, it can be concluded that the
variables are normally distributed. The multicollinearity test results show that the
VIF value is 1.014 and <0.10 and the tolerance value is 0.986 > 0.10 thus the
regression model does not occur in multicollinearity. Based on the results of the
study obtained 1) work discipline has a significant influence on Job satisfaction,
this is evidenced by the value of 4.9430 > 1.674. 2) Promotion of
Position has a significant influence on Job Satisfaction, this can be evidenced by
the value of 2.786 > 1.674. 3) Work Discipline and Job Promotion
together have a significant effect on Job satisfaction. This can be proved by
17.515 > 3,18 it shows that the influence of Work Discipline and Job
Promotion jointly on Job Satisfaction is 38.4% while the rest is influenced by
other factors beyond the variables studied.
Keywords: Work Discipline, Job Promotion, Job Satisfaction
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan limpahan rahmat-Nya.

Peneliti dapat diberikan kesehatan dan kelancaran sehingga dapat menyelesaikan

skripsi dengan judul “Pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati

Kabupaten Cirebon”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat dalam

menyelesaikan pendidikan program sarjana (S1) program studi Manajemen pada

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

Dalam penyusunan skripsi ini peneliti banyak menemui beberapa kendala,

namun berkat bantuan, motivasi, bimbingan dan do’a dari berbagai pihak maka

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karenanya, tidak berlebihan

apabila dalam kesempatan ini, peneliti menyampaikan rasa hormat dan ucapan

terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Dr.H.Mukarto Siswoyo, Drs., M.Si. selaku Rektor Universitas Swadaya

Gunung Jati Kota Cirebon

2. Prof. Dr. Hj. Ida Rosnidah, SE., MM., CA. selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon

3. Noveria Susijawati, SE., MM. selaku Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi

Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

4. Moh. Yudi Mahadianto, SE.,MM. selaku Wakil Dekan II Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

i
5. Siska Ernawati Fatimah, SE., MM. selaku Ketua Prodi Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Kota Cirebon

6. Adi Setiawan, S.E. M.M. selaku Sekertaris Prodi Manajemen Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon.

7. Dr. H. Bachrudin Syahroni, S.E., MM selaku Ketua Pembimbing yang

telah banyak memberi motivasi, petunjuk dan pengarahan kepada peneliti.

8. Agi Syarif Hidayat, S.E., MM selaku Anggota Pembimbing yang telah

banyak memberi motivasi, petunjuk dan pengarahan kepada peneliti.

9. Siti Maryam, S.E., MM selaku Dosen Wali kelas Manajemen M Fakultas

Ekonomi Universitas Swadaya Gunung Jati Cirebon

10. Seluruh Dosen Pengajar di Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya

Gunung Jati Cirebon

11. Para Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi Universitas Swadaya Gunung

Jati Cirebon yang telah memberikan pelayanannya dengan baik kepada

peneliti

12. Hilmi Fariz selaku Kepala Bagian Kepegawaian PDAM Tirta Jati yang

sudah memberikan izin kepada saya untuk penelitian di perusahaan

tersebut.

13. Karyawan PDAM Tirta Jati yang telah menyempatkan waktu untuk

mengisi kuesioner penelitian.

14. Teman-teman KKN Curug dan teman-teman magang Khansa, Fitri dan

Hasmeirah yang selalu memberikan dukungan untuk dapat segera

menyelesaikan skripsi ini

ii
15. Sahabat dari SD, Sanwasi yang sudah memotivasi dan membantu saya

16. Sahabat seperjuangan Yuli, Indri, Arifah, Fatimah, Ina, Kiki, Ayu, Eva,

Rima dan lainnya yang belum disebutkan

17. Teman-teman Manajemen M angkatan 2014 Universitas Swadaya Gunung

Jati, terima kasih atas kebersamaan dan kenangan selama 4 tahun kita

bersama

18. Teman – teman sesama dosen pembimbing terimakasih atas segala

masukannya dalam penyusunan skripsi

19. Semua pihak yang bisa tidak disebutkan satu persatu, terimakasih atas

semuanya telah membantu dalam menyelesaikan skripsi

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi
maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi
peneliti juga bagi para pembaca.

Cirebon, Agustus 2018

Penulis

iii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ............................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ ix

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 6

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................................... 6

1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................................... 6

1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................................... 7

1.4 Unit Analisis dan Jadwal Penelitian ................................................................ 7

1.4.1 Unit Analisis ........................................................................................... 7

1.4.2 Jadwal Penelitian .................................................................................... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN


HIPOTESIS ........................................................................................................... 8

2.1 Kajian Pustaka ................................................................................................. 8

2.1.1 Kepuasan Kerja....................................................................................... 8

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja ........................................................... 8

2.1.1.2 Teori Kepuasan Kerja .................................................................. 10

2.1.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja .............. 11

2.1.1.4 Variabel – Variabel Kepuasan Kerja ........................................... 14

2.1.1.5 Dimensi Kepuasan Kerja ............................................................. 15

2.1.1.6 Indikator Kepuasan Kerja ............................................................ 18

iv
2.1.2 Disiplin Kerja ....................................................................................... 22

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja ............................................................ 22

2.1.2.2 Bentuk – Bentuk Disiplin Kerja .................................................. 23

2.1.2.3 Tujuan Disiplin Kerja .................................................................. 24

2.1.2.4 Pendekatan Disiplin Kerja ........................................................... 25

2.1.2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ................. 27

2.1.2.6 Dimensi Disiplin Kerja ................................................................ 30

2.1.2.7 Indikator Disiplin Kerja ............................................................... 32

2.1.3 Promosi Jabatan .................................................................................... 38

2.1.3.1 Pengertian Promosi Jabatan......................................................... 38

2.1.3.2 Asas – Asas Promosi Jabatan ...................................................... 39

2.1.3.3 Tujuan Promosi ........................................................................... 40

2.1.3.4 Jenis – Jenis Promosi ................................................................... 41

2.1.3.5 Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan ...................................... 42

2.2 Penelitian Terdahulu ...................................................................................... 46

2.3 Kerangka Pemikiran ....................................................................................... 48

2.4 Hipotesis ........................................................................................................ 51

BAB III METODE PENELITIAN ................................................................... 53

3.1 Jenis Penelitian............................................................................................... 53

3.2 Operasionalisasi Variabel .............................................................................. 53

3.3 Populasi dan Sampel ...................................................................................... 59

3.3.1 Populasi ................................................................................................ 59

3.3.2 Sampel .................................................................................................. 59

3.4 Teknik Pengumpulan Data ............................................................................. 61

3.5 Metode Analisis Data ..................................................................................... 62

v
3.5.1 Analisis Instrumen ................................................................................ 62

3.5.1.1 Uji Validitas ................................................................................ 62

3.5.1.2 Uji Reabilitas ............................................................................... 63

3.5.2 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 64

3.5.2.1 Uji Normalitas ............................................................................. 64

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas ................................................................... 66

3.5.3 Uji Analisis Regresi .............................................................................. 67

3.5.3.1 Analisis Regresi Berganda .......................................................... 67

3.5.3.2 Koefisien Determinasi ................................................................. 68

3.5.4 Uji Hipotesis ......................................................................................... 69

3.5.4.1 Uji Parsial (t test) ......................................................................... 69

3.5.4.2 Uji Pengaruh Simultan (F test) .................................................... 71

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 73

4.1 Profil Objek Penelitian ................................................................................... 73

4.1.1 Sejarah Perusahaan ............................................................................... 73

4.1.2 Struktur Organisasi ............................................................................... 72

4.1.3 Tata Kerja Perusahaan .......................................................................... 73

4.2 Karakteristik responden ................................................................................. 73

4.3 Metode Analisis Data ..................................................................................... 76

4.3.1 Uji Instrumen ........................................................................................ 76

4.3.1.1 Uji Validitas ................................................................................ 76

4.3.1.2 Uji Reliabilitas ............................................................................. 81

4.3.2 Deskripsi Data Penelitian ..................................................................... 83

4.3.2.1 Distribusi Frekuensi .................................................................... 84

4.3.3 Uji Asumsi Klasik ................................................................................ 87

vi
4.3.3.1 Uji Normalitas ............................................................................. 87

4.3.3.2 Uji Multikolinearitas ................................................................... 88

4.3.4 Analisis Regresi .................................................................................... 89

4.3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 89

4.3.4.2 Koefisien Determinasi ................................................................. 90

4.3.5 Uji Hipotesis ......................................................................................... 91

4.3.5.1 Uji t .............................................................................................. 91

4.3.5.2 Uji F ............................................................................................. 95

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................................... 96

4.4.1 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja .............................. 96

4.4.2 Pengaruh Promosi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja .......................... 98

4.4.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja
............................................................................................................ 100

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI .................................................... 105

5.1 Kesimpulan .................................................................................................. 105

5.2 Implikasi ...................................................................................................... 103

5.3 Keterbatasan dan Saran ................................................................................ 108

5.3.1 Keterbatasan ....................................................................................... 108

5.3.2 Saran ................................................................................................... 108

DAFTAR PUSTAKA

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Presentase Kemangkiran Kerja PDAM Tirta Jati ....................................... 4

Tabel 1.2 Jadwal Penelitian ......................................................................................... 8

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu .................................................................................. 46

Tabel 3.1 Alternatif Jawaban Nilai dan Skor (Skala Likert) ...................................... 55

Tabel 3.2 Operasional Variabel .................................................................................. 55

Tabel 3.3 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Terhadap Koefisien Korelasi .. 67

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ............................... 74

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ............................................... 74

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan .................................... 75

Tabel 4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja .................................... 76

Tabel 4.5 Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja ...................................................... 77

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja ............................................. 78

Tabel 4.7 Uji Validitas Instrumen Promosi Jabatan ................................................... 78

Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Instrumen Promosi Jabatan ......................................... 79

Tabel 4.9 Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja ................................................... 80

Tabel 4.10 Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja .......................................... 80

Tabel 4.11 Uji Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja ..................................................... 81

Tabel 4.12 Uji Reliabilitas Variabel Promosi Jabatan ................................................. 82

Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja .................................................. 82

Tabel 4.14 Kriteria Peniaian ......................................................................................... 83

Tabel 4.15 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Disiplin Kerja ....... 84

vii
Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Promosi Jabatan .... 85

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Kepuasan Kerja .... 86

Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas ......................................................................... 89

Tabel 4.19 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda ........................................................... 90

Tabel 4.20 Koefisien Determinasi ................................................................................ 91

Tabel 4.21 Hasil Uji Hipotesis Pertama ........................................................................ 92

Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis Kedua ........................................................................... 94

Tabel 4.23 Hasil Uji Hipotesis Ketiga........................................................................... 95

viii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian ...................................................................................... 51

Gambar 3.1 Uji Normalitas .......................................................................................... 65

Gambar 3.2 Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji t ................................................. 70

Gambar 3.3 Daerah Penolakan dan Penerimaan Uji F ................................................ 71

Gambar 4.1 Struktur Organisasi Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati ................ 73

Gambar 4.2 Hasil Uji Normalitas ................................................................................ 88

Gambar 4.3 Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Pertama ........................... 93

Gambar 4.4 Daerah Penolakan dan Peneriman Hipotesis Kedua ................................ 95

Gambar 4.5 Daerah Penolakan dan Peneriman Hipotesis Ketiga ................................ 96

ix
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam suatu organisasi baik yang melayani kepentingan publik seperti

organisasi pemerintah maupun organisasi swasta, menginginkan adanya

pencapaian maksimal yang terkait dengan peningkatan kepuasan kerja tiap

karyawannya demi tercapainya tujuan organisasi. Untuk mencapai tujuan tersebut

salah satu elemen penting yang harus diperhatikan yaitu sumber daya manusia.

Hal ini karena sumber daya manusia menjadi perencana, pelaksana, dan

pengendali yang selalu berperan aktif dalam mewujudkan tujuan perusahaan.

Sumber daya manusia mempunyai pikiran, perasaan, dan keinginan yang dapat

mempengaruhi sikap-sikapnya terhadap pekerjaannya. Sikap-sikap tersebutlah

yang dapat mengoptimalkan tingkat kepuasan kerja karyawan demi mendapatkan

kinerja yang baik dan optimal sesuai dengan yang diharapkan perusahaan.

Rasa aman akan suasana kerja yang diberikan oleh pimpinan mampu

mendorong karyawan untuk lebih berdedikasi tinggi dalam menyelesaikan

tugasnya baik suasana aman sebelum bekerja, saat bekerja, maupun setelah kerja.

kondisi aman semacam ini, serta di dukung rekan kerja yang dapat bekerja sama

dalam berbagai aktifitas merupakan keinginan dari setiap karyawan disuatu

perusahaan. Dengan situasi seperti itu diharapkan karyawan dapat bekerja secara

maksimal dan senang terhadap pekerjaan yang dilakukannya. Kepuasan kerja

adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

1
2

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya

(Mangkunegara, 2016:117).

Faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah disiplin kerja.

kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua

peraturan organisasi dan norma sosial yang berlaku (Hasibuan, 2012:193).

Berbagai aturan/norma yang ditetapkan oleh suatu perusahaan memiliki peran

yang sangat penting dalam menciptakan kedisiplinan agar para karyawan dapat

mematuhi dan melaksanakan peraturan tersebut. Aturan/norma itu biasanya diikuti

sanksi yang diberikan bila terjadi pelanggaran. Sanksi tersebut bisa berupa teguran

baik lisan/tertulis. Berdasarkan keterangan dari wawancara yang dilakukan

peneliti kepada Kepala Bidang Kepegawaian SDM PDAM Tirta Jati Kabupaten

Cirebon ternyata diketahui adanya permasalahan terkait rendahnya disiplin

karyawan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Adapun keterangan yang didapat

antara lain banyaknya karyawan yang tidak hadir tanpa memeberikan surat resmi,

untuk beberapa divisi ditugaskan bekerja diluar kantor akan tetapi karyawan yang

ditugaskan diluar kantor tersebut tidak mengisi absensi terlebih dahulu,

banyaknya karyawan yang terlambat datang dan ruang kerja yang kosong sebelum

jam pulang kerja.

Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja adalah promosi jabatan.

Promosi jabatan dapat mensuplai tenaga kerja internal lebih terjamin, dengan

demikian organisasi tidak selalu harus mencari tenaga kerja dari luar organisasi

untuk mengisi lowongan yang terjadi secara lateral karena berbagai hal seperti

adanya pekerja yang berhenti, diberhentikan, memasuki usia pensiun atau


3

meninggal dunia. Prestasi kerja karyawan dalam menjalankan tugas yang

diberikannya sekarang merupakan tolak ukur dalam promosi jabatan, tanpa

adanya prestasi kerja yng memuaskan, sukar bagi karyawan untuk dipromosikan

ke pekerjaan atau jabatan yang lebih tinggi di masa depan (Siagian, 2014:210).

Berdasarkan keterangan dari wawancara yang dilakukan peneliti kepada beberapa

karyawan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon terkait dengan promosi jabatan,

mereka menyatakan bahwa kurang jelasnya standar prestasi kerja yang dijadikan

acuan untuk melakukan promosi jabatan kepada karyawan.

Kepuasan kerja karyawan dapat dikaitkan dengan tingkat kemangkiran

karyawan dalam bekerja. Apabila karyawan tersebut bermasalah terhadap absensi

yang ada, dapat diduga karyawan tersebut memiliki kepuasan kerja yang rendah

dalam melakukan tugas yang telah diberikan.


4

Tabel 1.1

Presentase Kemangkiran Kerja Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati

Kemangkiran kerja

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon

Divisi / Bagian Desember Januari Februari Maret Jumlah Rata -

2017 2018 2018 2018 bulan rata

Pengembangan 5,5% 4,7% 3,8% 3,6% 4 4,5%

Hubungan 13,4% 15,5% 13,8% 14% 4 14,1%

Langganan

Direksi 13,5% 14,3% 12,9% 15,2% 4 13,9%

Satuan Pengawasan 23% 23,5% 23,1% 22,6% 4 23%

Internal (SPI)

Administrasi dan 23,1% 23,5% 22,6% 23% 4 23%

Keuangan

Teknik 13,3% 15,2% 13,5% 12,9% 4 13,9%

Sumber : Menurut Data Absensi PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon

Berdasarkan data tabel diatas menunjukan presentase tingkat kemangkiran

kerja menurut data absensi pegawai. Pengumpulan data absensi dilakukan setiap

satu bulan sekali terhitung setiap tanggal 16 dalam jangka waktu 22 hari kerja.

Berdasarkan data absensi terjadi kenaikan dan penurunan dalam beberapa

bulan terakhir pada karyawan PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. dalam

peraturan yang telah ditetapkan, seharusnya karyawan mampu mencapai presntase


5

absensi mencapai 90% sesuai yang diutarakan oleh kepala bidang kepegawaian

SDM PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Namun belakangan ini karyawan

tidak ada yang mampu mencapai target absensi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan data tabel di atas rata-rata tingkat kemangkiran tertinggi

Pada divisi Administrasi dan Keuangan yaitu berjumlah 23% disusul divisi SPI

23,1% dan Hubungan pelanggan 14,1% serta divisi Teknik 13,9% dan juga divisi

Pengembangan 4,5% . Terhitung pada bulan Desember tahun 2017 sampai dengan

bulan Maret tahun 2018 rata-rata perbulan naik turun dalam angka kemangkiran,

contohnya pada bulan Desember 2017 skor kemangkiran berada di angka 23,1%

lalu naik 0,4% pada bulan Januari 2018 sempat turun pada bulan Februari berada

di kisaran 22,6% dan kembali naik pada bulan Maret 2018 kembali di kisaran

23% pada divisi Administrasi dan Keuangan. Sedangkan Divisi yang paling

rendah dalam hal kemangkiran yaitu pada Divisi Pengembangan terhitung bulan

Desember 2017 berada di skor 5,5% lalu turun pada bulan Januari 2018 menjadi

4,7% dan kembali turun pada bulan Februari 2018 menjadi 3,8% dan stabil di skor

3,6% dengan rata-rata terhitung dalam kurun 4 bulan terkahir menjadi 4,5%.

Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut

dengan judul skripsi “Pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi jabatan Terhadap

Kepuasan kerja Karyawan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati

Kabupaten Cirebon”.
6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Apakah disiplin kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di

PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon

2. Apakah promosi jabatan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan di

PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon

3. Apakah disiplin kerja dan promosi jabatan secara simultan berpengaruh

terhadap kepuasan kerja karyawan di PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon

1.3 Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini sehubungan dengan permasalahan yang

ada ialah :

1. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja terhadap kepuasan kerja karyawan

di PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

2. Untuk menganalisis pengaruh promosi jabatan terhadap kepuasan kerja

karyawan di PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

3. Untuk menganalisis pengaruh disiplin kerja dan promosi jabatan secara

simultan terhadap kepuasan kerja karyawan di PDAM Tirta Jati Kabupaten

Cirebon.
7

1.3.2 Kegunaan Penelitian


Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah :

1. Kegunaan Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan menambah perkembangan ilmu pengetahuan

mengenai ilmu ekonomi secara umum dan manajemen sumber daya manusia

secara khusus.

2. Kegunaan Praktis

a. Membentu memberikan informasi kepada manajemen perusahaan bagian

sumber daya manusia mengenai kepuasan kerja berdasarkan disiplin kerja

dan promosi jabatan.

b. Memberikan bahan pertimbangan pada manajemen perusahaan bagian

sumber daya manusia dalam mengambil keputusan mengenai kepuasan

kerja.

c. Memberikan hasil evaluasi dari penelitian ini kepada manajemen

sumberdaya manusia agar dapat meningkatkan produktivitas kerja dan

prestasi kerja, serta efektivitas dan efisiensi kinerja perusahaan dalam

mengelola sumber daya manusia.

1.4 Unit Analisis dan Jadwal Penelitian

1.4.1 Unit Analisis

Sasaran atau objek dalam penelitian ini adalah karyawan yang bekerja di

PDAM Tirta Jati Kabupaten Cirebon yang beralamat di Jalan.Sunan Drajat No.12

Komplek Perkantoran PEMDA- Sumber 45611.


8

1.4.2 Jadwal Penelitian

Tabel 1.2
Jadwal Penelitian
Septemb
Januari Februari Maret April Juni Juli Agustus
Kegiatan er
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajuan Judul

Seleksi Judul

Verifikasi Judul
Penyusunan
Proposal
Seminar
Proposal
Penyusunan
Skripsi
Sidang Skripsi
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN
HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Kepuasan Kerja

2.1.1.1 Pengertian Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja pada dasarnya merupakan sesuatu yang bersifat individu.

Setiap individu memiliki tingkat kepuasan yang berbeda-beda sesuai dengan

sistem nilai yang berlaku pada dirinya. Makin tinggi penilaian terhadap kegiatan

dirasakan sesuai dengan keinginan individu, maka makin tinggi kepuasannya

terhadap kegiatan tersebut.

Menurut Luthans (2006:243) mendefinisikan bahwa : “Kepuasan kerja

merupakan evaluasi yang menggambarkan seseorang atas perasaan

sikapnya senang atau tidak senang, puas atau tidak puas dalam bekerja”.

Robbins (2017:46) mengatakan bahwa “Kepuasan kerja adalah suatu

perasaan positif terhadap pekerjaannya, yang dihasilkan dari suatu evaluasi

pada karakteristik-karakteristiknya”.

Sedangkan menurut Mangkunegara (2016:117) “Kepuasan kerja adalah

suatu perasaan yang menyokong atau tidak menyokong diri pegawai yang

berhubungan dengan pekerjaannya maupun dengan kondisi dirinya”.

Berdasarkan pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat disimpulkan

bahwa kepuasan kerja adalah evaluasi yang menggambarkan diri pegawai atas

9
10

perasaan sikapnya baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif dalam

bekerja.

2.1.1.2 Teori Kepuasan Kerja

Zainal (2015:620) menyebutkan beberapa teori yang cukup dikenal yaitu :

1. Teori Ketidaksesuaian (Discrepancy theory)

Teori ini mengukur kepuasan kerja seseorang dengan menghitung selisih antara

sesuatu yang seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan. Sehingga apabila

kepuasannya diperoleh melebihi dari yang diinginkan, maka orang akan

menjadi lebih puas lagi, sehingga terdapat discrepancy, tetapi merupakan

discrepancy yang positif. Kepuasan kerja seseorang tergantung pada selisih

antara sesuatu yang dianggap akan didapatkan dengan apa yang dicapai.

2. Teori Keadilan (Equity theory)

Teori ini mengemukakan bahwa orang akan merasa puas atau tidak puas,

tergantung pada ada atau tidaknya keadilan (equity) dalam suatu situasi,

khususnya situasi kerja. menurut teori ini komponen utama dalam teori

keadilan adalah input, hasil, keadilan dan ketidakadilan.

Menurut teori ini, setiap karyawan akan membandingkan rasio hasil dirinya

dengan rasio input hasil orang lai. Bila perbandingan itu dianggap cukup adil,

maka karyawan akan merasa puas. Bila perbandingan itu tidak seimbang tetapi

menguntungkan bisa menimbulkan kepuasan, tetapi bisa pula tidak. Tetapi bila

perbandingan itu tidak seimbang akan timbul ketidakpuasan.


11

3. Teori dua faktor (Two factor theory)

Teori ini merumuskan karakteristik pekerjaan menjadi dua kelompok yaitu

satisfies atau motivator dan dissatisfies. Satisfies ialah faktor – faktor atau

situasi yang dibutuhkan sebagai sumber kepuasan kerja yang terdiri dari :

pekerjaan yang menarik, penuh tantangan, ada kesempatan untuk berprestasi,

kesempatan memperoleh penghargaan dan promosi. Terpenuhinya faktor

tersebut akan menimbulkan kepuasan, namun tidak terpenuhinya faktor ini

tidak selalu mengakibatkan ketidakpuasan. Dissatisfies (hygiene factor) adalah

faktor – faktor yang menjadi sumber ketidakpuasan, yang terdiri dari :

gaji/upah, pengawasan, pengawasan, hubungan antar pribadi, kondisi kerja dan

status. Faktor ini diperlukan untuk memenuhi dorongan biologis serta

kebutuhan dasar karyawan. Jika tidak terpenuhinya faktor ini, karyawan tidak

akan puas.

2.1.1.3 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Menurut mangkunegara (2016:120) ada dua faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja, yaitu faktor yang ada pada diri pegawai dan faktor pekerjaannya.

“1. Faktor pegawai

2. Faktor pekerjaan”.

Berikut penjelasan dari masing – masing faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja tersebut :


12

Ad.1 Faktor pegawai

Yaitu kecerdasan (IQ), kecakapan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi

fisik, pendidikan, pengalaman kerja, masa kerja, kepribadian, emosi, cara

berpikir, persepsi, dan sikap kerja.

Ad.2 Faktor pekerjaan

Yaitu jenis pekerjaan, struktur organisasi, pangkat (golongan), kedudukan,

mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,

interaksi sosial, dan hubungan kerja.

Sutrisno (2016:80) menyatakan bahwa faktor – faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja adalah :

“1. Faktor psikologis


2. Faktor sosial
3. Faktor fisik
4. Faktor finansial”.

Berikut penjelasan dari masing – masing faktor yang mempengaruhi

kepuasan kerja tersebut :

Ad.1 Faktor psikologis

Faktor yang berhubungan dengan kejiwaan karyawan. yang meliputi

minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan.

Ad.2 Faktor sosial

Merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial antar

karyawan maupun karyawan dengan atasan.


13

Ad.3 Faktor fisik

Faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik karyawan, meliputi jenis

pekerjaan, pengaturan waktu dan waktu istirahat, perlengkapan pekerjaan,

keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran udara, kondisi kesehatan

karyawan, umur dan sebagainya.

Ad.4 Faktor finansial

Faktor yang berhubungan dengan jaminan serta kesejahteraan karyawan,

yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial, macam-macam

tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi dan sebagainya.

Faktor – faktor yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan pada

dasarnya secara praktis dapat dibedakan menjadi dua kelompok (Zainal,

2015:623) yaitu :

“1.Faktor Intrinsik

2. Faktor Ekstrinsik”.

Berikut ini penjelasan dari masing – masing kedua faktor tersebut :

Ad.1 Faktor Intrinsik

Faktor intrinsik adalah faktor yang berasal dari dalam diri karyawan dan

dibawa karyawan dari sejak mulai bekerja ditempat pekerjaannya.

Ad.2 Faktor Ekstrinsik

Faktor ekstrinsik menyangkut hal – hal yang berasal dari luar diri

karyawan, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, interaksinya dengan

karyawan lain, sistem penggajian dan sebagainya.


14

2.1.1.4 Variabel – Variabel Kepuasan Kerja

Menurut Mangkunegara (2016:117) kepuasan kerja berhubungan dengan

variabel-variabel seperti :

“1. Turnover
2. Tingkat absensi
3. Umur
4. Tingkat Pekerjaan
5. Ukuran Organisasi”.

Berikut penjelasan dari variabel-variabel diatas :

Ad.1 Turnover

Kepuasan kerja lebih tinggi dihubungkan dengan turnover pegawai yang

rendah. Sedangkan pegawai-pegawai yang kurang puas biasanya

turnovernya lebih tinggi.

Ad.2 Tingkat Absensi

Pegawai-pegawai yang kurang puas cenderung tingkat ketidak-hadirannya

(absen) tinggi. Mereka sering tidak hadir kerja dengan alasan yang tidak

logis dan subyektif.

Ad.3 Umur

Ada kecenderungan pegawai yang tua lebih merasa puas daripada pegawai

yang berumur relatif muda. Hal ini diasumsikan bahwa pegawai yang tua

lebih berpengalaman menyesuaikan diri dengan lingkungan pekerjaan.

Sedangkan pegawai usia muda biasanya mempunyai harapan yang ideal

tentang dunia kerjanya, sehingga apabila antara harapannya dengan realita

kerja terdapat kesenjangan atas ketidakseimbangan dapat menyebabkan

mereka menjadi tidak puas.


15

Ad.4 Tingkat Pekerjaan

Pegawai-pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan yang lebih tinggi

cenderung lebih puas daripada pegawai yang menduduki tingkat pekerjaan

yang lebih rendah. Pegawai-pegawai yang tingkat pekerjaannya lebih

tinggi menunjukan kemampuan kerja yang baik dan aktif dalam

mengemukakan ide-ide serta kreatif dalam bekerja.

Ad.5 Ukuran Organisasi Perusahaan

Ukuran organisasi perusahaan dapat mempengaruhi kepuasan pegawai.

Hal ini karena besar kecil suatu perusahaan berhubungan pula dengan

koordinasi, komunikasi, dan partisipasi pegawai.

2.1.1.5 Dimensi Kepuasan Kerja

Luthans (2006:243) kepuasan kerja memiliki dimensi sebagai berikut :

“1. Pekerjaan itu sendiri


2. Gaji
3. Kesempatan Promosi
4. Pengawasan
5. Rekan Kerja”.
Adapun penjelasan dimensi di atas adalah sebagai berikut :

Ad.1 Pekerjaan itu sendiri

Kepuasan itu sendiri merupakan sumber utama kepuasan. Dimana

pekerjaan memberikan tugas yang menarik, kesempatan utnuk menerima

tanggung jawab. Penelitian terbaru menemukan bahwa karakteristik

pekerjaan dan kompleksitas pekerjaan menghubungkan antara kepribadian


16

dan kepuasan kerja, dan jika persyaratan kreatif pekerjaan pegawai

terpenuhi, maka mereka cenderung menjadi puas dan pengembangan karir

(tidak perlu promosi) merupakan hal paling penting untuk pegawai muda

dan tua.

Ad.2 Gaji

Gaji merupakan faktor dalam kepuasan kerja. Dimana gaji merupakan

sejumlah upah atau uang yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa

dipandang sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang

lain dalam organisasi. Uang tidak hanya membantu orang memperoleh

kebutuhan dasar, tetapi juga alat untuk memberikan kebutuhan kepuasan

pada tingkat yang lebih tinggi. Pegawai melihat gaji sebagai refleksi dari

begaimana manajemen memandang kontribusi mereka terhadap

perusahaan.

Ad.3 Kesempatan Promosi

Kesempatan promosi merupakan kesempatan untuk pegawai agar bisa

maju dalam organisasi. Kesempatan promosi memiliki pengaruh yang

berbeda pada kepuasan kerja. hal ini dikarenakan promosi memiliki

berbagai penghargaan. Misalnya, individu yang dipromosikan atas dasar

senioritas, besarnya presentase kenaikan pada gaji.

Ad.4 Pengawasan

Merupakan kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan

dukungan perilaku. Pengawasan (supervisi) merupakan sumber penting


17

lain dari kepuasan kerja. Ada dua dimensi gaya pengawasan yang

mempengaruhi kepuasan kerja. Yang pertama adalah berpusat pada

pegawai, diukur melalui tingkat penyelia menggunakan ketertarikan

personal dan peduli pada karyawan. Dimensi yang lain adalah partisipasi

atau pengaruh dalam pengambilan keputusan yang dapat mempengaruhi

pekerjaan karyawan.

Ad.5 Rekan Kerja

tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung secara

sosialis. Sifat alami dari kelompok atau tim kerja akan mempengaruhi

kepuasan kerja. pada umumnya, rekan kerja atau anggota tim kerja

kooperatif merupakan sumber kepuasan kerja yang paling sederhana pada

pegawai secara individu. Kelompok kerja terutama tim yang “kuat”,

bertindak sebagai sumber dukungan, kenyamanan, nasihat, dan bantuan

pada anggota individu. Karena kelompok kerja yang memiliki

ketergantungan antar anggota dalam menyelesaikan pekerjaan, akan

memiliki kepuasan kerja yang tinggi.

Menurut Zainal (2015:623) mengemukakan bahwa ada 2 dimensi

kepuasan kerja yaitu :

“1. Kemanusiaan

2. Kemanfaatan”.

Adapun penjelasan dari masing – masing dimensi kepuasan kerja diatas

yaitu :
18

Ad.1 Kemanusiaan

Dalam hal ini, seorang pegawai harus diperhatikan keadaan emosionalnya

atau kesehatan psikologisnya sebagai manusia dan berhak diberlakukan

dengan adil dan hormat.

Ad.2 Kemanfaatan

Bahwa kepuasan kerja dapat menciptakan perilaku pegawai yang

mempengaruhi fungsi – fungsi perusahaan. Seperti isi pekerjaan, gaji dan

keuntungan finansial serta kondisi pekerjaan.

2.1.1.6 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Luthans (2006:244) menyatakan terdapat beberapa indikator

kepuasan kerja, antara lain :

“1. Kesempatan Untuk Menerima Tanggung Jawab


2. Karakteristik Pekerjaan
3. Standar Gaji
4. Sistem Pembayaran Gaji
5. Promosi Kenaikan Gaji
6. Promosi Jabatan
7. Kepedulian Penyelia
8. Partisipasi Penyelia
9. Kerja Sama Tim
10. Bantuan Dari Rekan Kerja”.
Adapun penjelasan dari indikator diatas :

Ad.1 Kesempatan Untuk Menerima Tanggung Jawab

Setiap karyawan yang bekerja dalam suatu perusahaan menginginkan

adanya balas jasa dari perusahaan atas pengorbanan atau prestasi yang

sudah karyawan berikan kepada perusahaan, diantaranya adalah adanya


19

kesempatan utnuk dapat menerima tanggung jawab yang baru yang

diberikan perusahaan kepada karyawan.

Ad.2 Karakteristik Pekerjaan

Karakteristik pekerjaan dapat dilihat dari pekerjaan itu sendiri, misalnya,

apakah dalam penempatan pekerjaan sudah sesuai dengan keahlian atau

kemampuan yang dimiliki oleh karyawan.

Ad.3 Standar gaji

Besarnya upah yang perusahaan berikan kepada karyawan harunya sesuai

dengan standar gaji yang berlaku, sehingga karyawan dapat memenuhi

kebutuhan sehari-hari dengan upah yang diberikan oleh perusahaan.

Ad.4 Sistem Pembayaran Gaji

Pembayaran upah yang perusahaan berikan kepada karyawan tidak


melebihi batas waktu yang sudah di sepakati antara perusahaan dengan
karyawan.

Ad.5 Promosi Kenaikan Gaji

Perusahaan memberikan promosi gaji kepada karyawan yang memiliki


prestasi dalam perusahaan, dengan adanya promosi kenaikan gaji akan
menimbulkan motivasi pada diri karyawan agar dapat mengembangkan
prestasi dalam pekerjaannya.

Ad.6 Promosi Jabatan

Perusahaan memberikan promosi jabatan kepada karaywan yang memiliki


kinerja yang baik dalam perusahaan. Dengan adanya promosi jabatan akan
20

menimbulkan motivasi kepada karyawan agar dapat memberikan


kontribusi yang baik pada perusahaan.

Ad.7 Kepedulian Penyelia

Kepedulian yang diberikan oleh penyelia dapat membantu karyawan


mengatasi masalah dalam pekerjaannya, dapat memberikan solusi atau
nasehat kepada karyawan mengenai pekerjaannya.

Ad.8 Partisipasi Penyelia

Keikutsertaan penyelia dalam mengarahkan karyawan utnuk dapat bekerja


lebih baik, dapat menimbulkan partisipasi dari bawahannya terhadap
penyelia sehingga akan terbangunnya komunikasi yang baik.

Ad.9 Kerjasama Tim

Dalam kerjasama tim dibutuhkan komunikasi yang baik dan adanya


kecocokan yang dirasakan antar pegawai sehingga dapat menciptakan
suasana kerja yang menyenangkan.

Ad.10 Bantuan Dari Rekan Kerja

Bantuan yang diberikan oleh rekan merupakan salah satu sikap kepedulian
yang diberikan kepada kita, saling membantu dalam menyelesaikan
pekerjaan akan memudahkan kita untuk keluar dari kesulitan atau masalah
yang sedang kita hadapi dalam pekerjaannya.

Menuru Zainal (2015:623) mengemukakan bahwa indikator kepuasan

kerja yaitu :

“1. Supervisi
2. Organisasi dan Manajemen
3. Kesempatan untuk maju
4. Rekan Kerja
5. Isi Pekerjaan
6. Gaji dan Keuntungan
7. Kondisi Pekerjaan”.
21

Adapun penjelasan dari indikator tersebut sebagai berikut :

Ad.1 Supervisi

Kemampuan penyelia untuk memberikan bantuan teknis dan dukungan

perilaku serta adanya pengawasan yang tepat akan dapat memuaskan

bawahannya atau pegawainya.

Ad.2 Organisasi dan Manajemen

Menerangkan bagaimana adanya penerimaan dan dukungan anggota

organisasi yang ada dalam organisasi tersebut. faktor ini mampu

memberikan situasi dan kondisi yang stabil dalam mempengaruhi

kepuasan kerja pegawai.

Ad.3 Kesempatan Untuk Maju

Mengacu pada sejauh mana pergerakan atau kesempatan maju diantara

jenjang yang berbeda dalam organisasi. Kesempatan untuk maju dalam

organisasi.

Ad.4 Rekan Kerja

Tingkat dimana rekan kerja pandai secara teknis dan mendukung secara

sosial. Bagi kebanyakan karyawan, kerja merupakan salah satu cara untuk

memenuhi kebutuhan interaksi sosial. Oleh karena itu mempunyai rekan

kerja yang menyenangkan dapat meningkatkan kepuasan kerja.

Ad.5 Isi Pekerjaan


22

Dalam hal dimana kaitan dengan isi dari pekerjaan yaitu, memberikan

tugas yang menarik, kesempatan untuk belajar, dan kesempatan untuk

menerima tanggung jawab.

Ad.6 Gaji dan Keuntungan Finansial

Sejumlah upah yang diterima dan tingkat dimana hal ini bisa dipandang

sebagai hal yang dianggap pantas dibandingkan dengan orang lain dalam

organisasi.

Ad.7 Kondisi Pekerjaan

Kaitannya dengan kondisi lingkungan pekerjaan baik sarana prasarana dan

adpun kondisi yang aman dan nyaman akan menciptakan atau membuat

pegawai merasa terjaga dalam melaksanakan pekerjaannya.

2.1.2 Disiplin Kerja

2.1.2.1 Pengertian Disiplin Kerja


Disiplin sangat penting untuk pertumbuhan organisasi, digunakan terutama

untuk memotivasi karyawan agar dapat mendisiplinkan diri dalam melaksanakan

pekerjaan baik secara perorang maupun kelompok. Di samping itu disiplin

bermanfaat mendidik karyawan untuk mematuhi prosedur maupun kebijakan yang

ada sehingga dapat menghasilkan pekerja yang baik.

Menurut Hasibuan (2012:193) mendefinisikan “Kedisiplinan adalah

kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan

dan norma-norma sosial yang berlaku”.


23

Keith Davis dalam buku Mangkunegara (2016:129) mengemukakan

bahwa “Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen

untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi”.

Menurut Rivai, Dkk (2014:599) mendefinisikan sebagai berikut :

“Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan oleh manajer untuk
berkomunikasi dengan keryawan agar mereka bersedia untuk
mengubah suatu perilaku serta sebagai suatu upaya untuk
meningkatkan kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua
peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

adalah kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.

2.1.2.2 Bentuk – Bentuk Disiplin Kerja


Menurut Rivai, dkk (2014:599) terdapat empat perspektif daftar yang

menyangkut disiplin kerja yaitu :

“1. Disiplin Retributif (Retributive Discipline)


2. Disiplin Korektif (Corrective Discipline)
3. Perspektif hak-hak individu (Individual Rights Perspective)
4. Perspektif Utilitarian (Utilitarian Perspective)”.
Berikut penjelasan mengenai 4 perspektif atas disiplin kerja diatas:

Ad.1 Disiplin Retributif

Para pengambil keputusan mendisiplinkan dengan suatu cara yang

proposional terhadap sasaran. Dengan tidak melakukan hal seperti itu akan

dianggap tidak adil oleh orang-orang yang bertindak secara tidak tepat.

Tujuan akhirnya adalah menghukum si pelanggar.


24

Ad.2 Disiplin Korektif

Pelanggaran-pelanggaran terhadap peraturan-peraturan harus diperlakukan

sebagai masalah-masalah yang dikoreksi daripada sebagai pelanggaran-

pelanggaran yang mesti dihukum. Hukuman akan lunak sebatas pelanggar

menunjukan kemauan untuk mengubah perilakunya. Tujuan akhirnya

adalah membantu karyawan mengoreksi perilaku yang tidak dapat

diterima sehingga dia dapat terus dikaryakan oleh perusahaan.

Ad.3 Perspektif Hak-Hak Individu

Disiplin hanya tepat jika terdapat alasan yang adil untuk menjatuhkan

hukuman. Hak-hak karyawan lebih diutamakan daripada tindakan disiplin.

Tujuan akhirnya adalah melindungi hak-hak individu.

Ad.4 Perspektif Utilitarian

Tingkat tindakan disiplin diambil tergantung pada bagaimana disiplin itu

akan mempengaruhi produktivitas dan profitabilitas. Tujuan akhirnya

adalah memastikan bahwa faedah-faedah tindakan disiplin melebihi

konsekuensi-konsekuensi negatifnya.

2.1.2.3 Tujuan Disiplin Kerja


Tujuan utama tindakan pendisiplinan adalah memastikan bahwa perilaku-

perilaku pegawai konsisten dengan aturan-aturan yang tela ditetapkan oleh

organisasi (Hanry Simamora dalam buku Sinambela, 2017:339).


25

2.1.2.4 Pendekatan Disiplin Kerja


Menurut Mangkunegara (2016:130) ada tiga pendekatan disiplin kerja

yaitu sebagai berikut :

“1. Pendekatan Disiplin Modern.

2. Pendekatan Disiplin dengan Tradisi.

3. Pendekatan Disiplin Bertujuan”.

Berikut penjelasan mengenai tiga pendekatan disiplin kerja diatas :

Ad.1 Pendekatan Disiplin Modern

Pendekatan yang mempertemukan sejumlah keperluan atau kebutuhan

baru diluar hukuman. Pendekatan ini berasumsi :

1) Disiplin modern merupakan suatu cara menghindarkan bentuk hukuman

secara fisik.

2) Melindungi tuduhan yang benar untuk diteruskan pada proses hukuman

yang berlaku.

3) Keputusan-keputusan yang semaunya terhadap kesalahan atau

prasangka harus diperbaiki dengan mengadakan proses penyuluhan

dengan mendapatkan fakta-faktanya.

4) Melakukan protes terhadap keputusan yang berat sebelah pihak

terhadap kasus disiplin.

Ad.2 Pendekatan Disiplin dengan Tradisi


26

Pendekatan disiplin dengan cara memberikan hukuman. Pendekatan ini

berasumsi :

1) Disiplin dilakukan oleh atasan kepada bawahan dan tidak pernah ada

peninjauan kembali bila telah diputuskan.

2) Disiplin adalah hukuman untuk pelanggaran, pelaksanaannya harus

disesuaikan dengan tingkat pelanggara.

3) Pengaruh hukuman untuk memberikan pelajaran kepada pelanggar

maupun kepada pegawai lainnya.

4) Peningkatan perbuatan pelanggaran diperlukan hukuman yang lebih

keras.

5) Memberikan hukuman terhadap pegawai yang melanggar kedua kalinya

harus diberi hukuman yang lebih berat.

Ad.3 Pendekatan Disiplin Bertujuan

Pendekatan ini berasumsi :

1) Disiplin kerja harus dapat diterima dan dipahami oleh semua pegawai.

2) Disiplin bukanlah suatu hukuman, tetapi merupakan pembentukan

perilaku.

3) Disiplin ditujukan untuk perubahan perilaku yang lebih baik.

4) Disiplin pegawai bertujuan agar pegawai bertanggung jawab terhadap

perbuatannya.
27

2.1.2.5 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Disiplin Kerja


Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja karyawan adalah

(Sutrisno dalam buku Hamali, 2016:219) :

“1. Besar Kecilnya Pemberian Kompensasi.


2. Ada Tidaknya Keteladanan Pimpinan dalam Perusahaan.
3. Ada Tidaknya Aturan Pasti yang dapat Dijadikan Pegangan.
4. Keberanian Pimpinan dalam Mengambil Tindakan.
5. Ada Tidaknya Pengawasan Pimpinan.
6. Ada Tidaknya Perhatian kepada Para Karyawan.
7. Diciptakan Kebiasaan-kebiasaan Yang Mendukung Tegaknya
Disiplin”.
Berikut penjelasan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin

kerja diatas :

Ad.1 Besar Kecilnya Pemberian Kompensasi

Besar kecilnya kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin. Para

karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, jika karyawan

merasa mendapatjaminan balas jasa yang setimpal dengan jerih payahnya

yang telah yang telah dikontribusikan bagi perusahaan. Karywan yang

menerima kompensasi memadai akan dapat bekerja tenang dan tekun serta

selalu bekerja dengan sebaik-baiknya. Karyawan yang merasa kompensasi

yang diterimanya jauh dari memadai, maka akan berfikir mendua dan

berusaha untuk mencari tambahan penghasilan laindi luar, sehingga

menyebabkan karyawan tersebut sering mangkir dan sering minta izin

keluar.
28

Ad.2 Ada Tidaknya Keteladanan Pimpinan dalam Perusahaan

Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan

perusahaan, semua karyawan akan selalu memperhatikan bagaimana

pimpinan dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap

yang dapat merugikan aturan disiplin yang ditetapkan.

Ad.3 Ada Tidaknya Aturan Pasti yang dapat Dijadikan Pegangan

Pembinaan disiplin tidak akan dapat terlaksana dalam perusahaan, jika

tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan

bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan jika peraturan yang dibuat

hanya berdasarkan isntruksi lisan yang dapat berubah-ubah sesuai dengan

kondisi dan situasi.

Ad.4 Keberanian Pimpinan dalam Mengambil Tindakan

Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat diperlukan ketika

ada seorang karyawan melanggar disiplin, yang sesuai dengan tingkat

pelanggaran yang dibuatnya. Tindakan tegas yang diambil dari seorang

pimpinan akan membuat karyawan merasa terlindungi dan membuat

karyawan berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

Ad.5 Ada Tidaknya Pengawasan Pimpinan

Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap disiplin ini

tentulah atasan langsung para karyawan yang bersangkutan. Hal ini

disebabkan para atasan langsunglah yang paling tahu dan paling dekat

dengan para karyawan yang ada dibawahnya. Pengawasan yang


29

dilaksanakan atasan langsung ini sering disebut WASKAT. Seorang

pemimpin bertanggung jawab melaksanakan pengawasan melekat ini pada

tingkat manapun, sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepada bawahan

tidak menyimpang dari apa yang telah ditetapkan.

Ad.6 Ada Tidaknya Perhatian kepada Para Karyawan

Pimpinan yan berhasil member perhatian yang besar pada para karyawan

akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Seorang pemimpin tidak

hanya dekat dalam arti jarak fisik, tetapi juga mempunyai jarak dekat

dalam arti batin. Pimpinan yang mau memberikan perhatian kepada

karyawan akan selalu dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga

akan berpengaruh besar kepada prestasi, semangat kerja, dan moral kerja

karyawan.

Ad.7 Diciptakan Kebiasaan-kebiasaan Yang Mendukung Tegaknya


Disiplin, antara lain :

1) Saling menghormati bila bertemu dilingkungan kerja

2) Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para

karyawan akan turut merasa berbangga dengan pujian tersebut.

3) Sering mengikut sertakan karyawan dalam pertemuan-pertemuan,

apalagi pertemuan yeng berkaitan dengan nasib dan pekerjaan

karyawan.

4) Member tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan kerja,

dengan menginformasikan kemana dan untuk urusan apa, walaupun

kepada bawahan sekalipun.


30

Menurut Siswanto dalam buku Sinambela (2017:356) ada lima faktor dari

disiplin kerja, yaitu :

1. Frekuensi Kehadiran

2. Tingkat Kewaspadaan

3. Ketaatan Pada Standar Kerja

4. Ketaatan Pada Peraturan Kerja

5. Etika Kerja

2.1.2.6 Dimensi Disiplin Kerja


Menurut Sinambela (2017:355), menjelaskan bahwa disiplin kerja

memiliki beberapa komponen, yaitu :

“1. Kehadiran
2. Ketaatan pada Peraturan Kerja
3. Ketaatan pada Standar Kerja
4. Tingkat Kewaspadaan Tinggi
5. Bekerja Etis”.
Berikut penjelasan mengenai beberapa komponen disiplin kerja diatas :

Ad.1 Kehadiran

Hal ini menjadi indikator mendasar untuk mengukur kedisiplinan, dan

biasanya pegawai yang memiliki disiplin kerja yang rendah terbiasa untuk

terlambat dalam bekerja.


31

Ad.2 Ketaatan pada Peraturan Kerja

Pegawai yang taat pada peraturan kerja tidak akan melalaikan prosedur

kerja dan akan selalu mengikuti pedoman kerja yang ditetapkan oleh

perusahaan.

Ad.3 Ketaatan pada Standar Kerja

Hal ini dapat dilihat melalui besarnya tanggung jawab pegawai terhadap

tugas yang diamanahkan kepadanya.

Ad.4 Tingkat Kewaspadaan Tinggi

Pegawai memiliki kewaspadaan tinggi akan selalu berhati-hati, penuh

perhitungan dan ketelitian dalam bekerja, serta selalu menggunakan

sesuatu secara efektif dan efisien.

Ad.5 Bekerja Etis

Beberapa pegawai mungkin melakukan tindakan yang tidak sopan kepada

pelanggan atau terlibat dalam tindakan yang tidak pantas.hal ini

merupakan salah satu bentuk tindakan indisipliner sehingga bekerja etis

sebagai salah satu wujud dari disiplin kerja pegawai.

Menurut Hasibuan (2012:193) menyatakan terdapat dua dimensi di dalam

disiplin kerja yaitu :

“1. Kesadaran

2. Kesediaan”.

Berikut penjelasan mengenai dua dimensi disiplin kerja :


32

Ad.1 Kesadaran

Sikap seseorang yang secara sukarela menaati semua peraturan dan standar

akan tugas dan tanggung jawabnya.

Ad.2 Kesediaan

Suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan

paraturan perusahaan.

2.1.2.7 Indikator Disiplin Kerja


Menurut Sinambela (2017:355) untuk mengukur disiplin kerja diperlukan
indikator sebagai berikut :

“1. Hadir tepat waktu


2. Mengutamakan presentase kehadiran
3. Berpakaian sesuai aturan
4. Taat ketentuan jam kerja
5. Bekerja sesuai standar kerja
6. bekerja sesuai prosedur
7. Teliti dalam bekerja
8. Berhati-hati dalam bekerja
9. Memiliki etika yang baik
10. Bersikap sopan”.
Adapun penjelasan dari indikator di atas adalah sebagai berikut :

Ad.1 Hadir tepat waktu

Hadir tepat waktu adalah sikap tanggung jawab yang harus dimiliki oleh
seorang pegawai.
33

Ad.2 Mengutamakan presentase kehadiran

Presentase kehadiran adalah suatu ukuran penilaian terhadap tingkat


kehadiran pegawai.

Ad.3 Berpakaian sesuai aturan

Berpakaian sesuai aturan perusahaan yang harus ditaati oleh pegawai.

Ad.4 Taat ketentuan jam kerja

Pegawai mentaati ketentuan jam kerja sesuai dengan prosedur perusahaan.

Ad.5 Bekerja sesuai standar kerja

Melakukan semua pekerjaan sesuai standar kerja yang telah ditentukan


oleh perusahaan.

Ad.6 Bekerja sesuai prosedur

Melakukan semua pekerjaan sesuai prosedur perusahaan.

Ad.7 Teliti dalam bekerja

Melakukan pekerjaan yang diberikan dengan cermat dan perhatian.

Ad.8 Berhati-hati dalam bekerja

Melakukan pekerjaan dengan berhati-hati agar hasil yang didapat


maksimal.

Ad.9 Memiliki etika yang baik

Etika yang baik mencerminkan sikap dan perilaku atas kesanggupan


mentaati aturan.

Ad.10 Bersikap sopan

Tingkah laku yang ramah terhadap orang lain khususnya dalam


perusahaan.
34

Indikator-indikator disiplin kerja terdiri dari (Handoko dalam buku

Hamali, 2016:216) :

“1. Disiplin Preventif

2. Disiplin Korektif

3. Disiplin Progresif”.

Berikut penjelasan mengenai tiga indikator disiplin kerja diatas:

Ad.1 Disiplin Preventif

Disiplin preventif adalah kegiatan yang dilaksanaka untuk mendorong para

karyawan agar mengikuti berbagai standard aturan, sehingga

penyelewengan-penyelewengan dapat dicegah. Sasaran pokoknya adalah

untuk mendorong disiplin diri diantara para karyawan. disiplin preventif

menjaga disiplin diri karyawan bukan semata-mata karena dipaksa

manajemen perusahaan.

Ad.2 Disiplin Korektif

Disiplin korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani

pelanggaran terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut. Kegiatan korektif sering berupa

suatu bentuk hukuman dan disebut tindakan pendisiplinan (disciplinary

action), contohnya tindakan pendisiplinan berupa peringatan atau skorsing.


35

Ad.3 Disiplin Progresif

Perusahaan bisa menerapkan suatu kebijaksanaan disiplin progresif,

artinya memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap

pelangaran-pelanggaran yang berulang. Tujuannya adalah memberikan

kesempatan kepada karyawan untuk mengambil tindakan korektif sebelum

hukuman-hukuman yang lebih “serius” dilaksanakan. Disiplin progresif

juga memungkinkan menajemen untuk membantu karyawan memperbaiki

kesalahan.

Menurut Hasibuan (2012:194) pada dasarnya banyak indikator yang

mempengaruhi tingkat kedisiplinan karyawan suatu organisasi, diantaranya :

“1. Tujuan dan Kemampuan


2. Teladan Pimpinan
3. Balas Jasa
4. Keadilan
5. Waskkat
6. Sanki Hukuman
7. Ketegasan, dan
8. Hubungan Kemanusiaan”.
Birikut penjelasan mengenai delapan indikator disiplin kerja diatas:

Ad.1 Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan

karyawan. tujuan yang harus dicapai harus jelas dan ditetapkan secara

ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. hal ini berarti

bahwa tujuan (pekerjaan) yang dibebankan kepada karyawan harus sesuai


36

dengan kemampuan karyawan bersangkutan, agar dia bekerja sungguh-

sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya.

Ad.2 Teladan Pimpinan

Teladan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan

karyawan karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para

bawahannya. Pimpinan harus memberi contoh yang baik, berdisiplin baik,

jujur, adil, serta sesuai kata dan perbuatan. Dengan teladan pimpinan yang

baik, kedisiplinan bawahanpun akan ikut baik. Jika teladan pimpinan

kurang baik (kurang berdisiplin), para bawahanpun akan kurang disiplin.

Ad.3 Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan

karyawan karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan

karyawan tehadap perusahaan/pekerjaannya. Jika kecintaan karyawan

semakin baik terhadap pekerjaan, kedisiplinan mereka akan semakin baik

pula.

Ad.4 Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan, karena ego

dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta

diperlakukan sama dengan manusia lainnya.

Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam pemberian balas jasa

(pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan


37

karyawan yang baik. Menejer yang cakap dalam memimpin selalu

berusaha bersikap adil terhadap semua bawahannya.

Ad.5 Waskat

Waskat adalah tindakan nyata dan efektif untuk mencegah/ mengetahui

kesalahan, membetulkan kesalahan, memelihara kedisiplinan,

meningkatkan prestasi kerja, mengaktifkan peranan atasan dan bawahan,

menggali sistem-sistem kerja yang efektif, serta menciptakan sistem

internal control yang tebaik dalam mendukung terwujudnya tujuan

perusahaan, karyawan dan masyarakat.

Ad.6 Sanksi Hukuman

Berat/ringannya sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi

baik buruknya kedisiplinan karyawan. sanksi hukuman harus ditetapkan

berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan secara

jelas kepada semua karyawan. sanksi hukuman seharusnya tidak terlalu

ringan atau terlalu berat supaya hukuman itu tetap mendidik karyawan

untuk mengubah perilakunya. Sanksi hukuman hendaknya cukup wajar

untuk setiap tingkatan indisipliner, bersifat mendidik dan menjadi alat

motivasi untuk memelihara kedisiplinan dalam perusahaan.

Ad.7 Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan karyawan perusahaan. Pimpinan harus berani dan tegas,

bertindak untuk menghukum setiap karyawan yang indisipliner sesuai


38

dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Pimpinan yang berani

bertindak tegas menerapkan hukuman bagi karyawan yang indisipliner

akan disegani dan diakui kepemimpinannya oleh bawahan.

Ad.8 Hubungan Kemanusiaan

Hubungan kemanusiaan yang haromonis diantara sesama karyawan ikut

menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan. Hubungan-

hubungan baik bersifat vertical maupun horizontal yang terdiri dari direct

single relationship, direct group relationship, dan cross relationship

hendaknya harmonis.

2.1.3 Promosi Jabatan

2.1.3.1 Pengertian Promosi Jabatan


Promosi memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi

idaman yang selalu dinanti-nanti. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan

pengakuan akan kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk

menduduki posisi yang lebih tinggi.

Menurut Rivai (2015:155) mengemukakan bahwa : “Promosi terjadi

apabila seorang karyawan dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan

lain yang lebih tinggi dalam pembayaran, tanggung jawab dan atau level”.

Menurut Hasibuan mendefinisikan bahwa : “Promosi adalah

perpindahan yang memperbesar authority dan responsibility karyawan ke

jabatan yang lebih tinggi di dalam satu organisasi sehingga kewajiban, hak,

status dan penghasilannya semakin besar”.

Menurut Fathoni (2006:112) mengemukakan bahwa :


39

“Promosi atau orang sering menyebutnya kenaikan jabatan/


kedudukan dan pangkat atau status jenjang seorang pegawai, adalah
merupakan peningkatan dari seorang tenaga kerja atau pegawai pada
suatu tugas yang lebih baik, dibanding dengan sebelumnya dari sisi
tanggung jawab yang lebih besar, prestasi, fasilitas, status yang lebih
tinggi, tuntutan kecakapan yang lebih tinggi, dan adanya
penanmbahan upah atau gaji , serta tunjangan lainnya”.

Sedangkan Menurut Siagian (2014:169) “Promosi ialah apabila seorang

pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung

jawabnya lebih besar, tingkatanya dalam hirarki jabatan lebih tinggi dan

penghasilannya pun lebih besar pula”.

Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas, maka dapat di

simpulkan bahwa promosi adalah perpindahan karyawan dari satu pekerjaan ke

pekerjaan lain yang lebih tinggi sehingga tanggung jawab, hak, status dan

penghasilannya semakin besar.

2.1.3.2 Asas – Asas Promosi Jabatan

Asas promosi harus dituangkan dalam program promosi secara jelas

sehingga karyawan mengetahui dan perusahaan mempunyai pegangan untuk

mempromosikan karyawan (Hasibuan, 2012:108).

1. Kepercayaan

Promosi hendaknya berdasarkan pada kepercayaan atau keyakinan mengenai

kejujuran, kemampuan dan kecakapan karyawan bersangkutan dalam

melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.

2. Keadilan

Promosi berdasarkan keadilan, terhadap penilaian kejujuran, kemampuan dan

kecakapan semua karyawan.penilaian harus jujur dan objektif tidak pilih kasih
40

atau like and dislike.Karyawan yang mempunyai peringkat (rangking) terbaik

hendaknya mendapat kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat

suku, golongan dan keturunannya. Promosi berdasarkan keadilan akan menjadi

alat motivasi bagi karyawan untuk meningkatkan prestasinya.

3. Formasi

Promosi harus berdasarkan kepada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu

harus ada uraian pekerjaan/jabatan (jobdeskription) yang akan dilaksanakan

karyawan. Jadi, promosi hendaknya disesuaikan dengan formasi jabatan yang

ada di dalam perusahaan.

2.1.3.3 Tujuan Promosi

Hasibuan (2012:113) mengemukakan bahwa tujuan-tujuan dari promosi

jabatan adalah sebagai berikut :

1) Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan perusahaan yang

semakin besar kepada pegawai yang berprestasi kerja tinggi.

2) Dapat menimbulkan kepuasan dengan kebanggaan pribadi, status sosial yang

semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

3) Untuk merangsang pegawai agar lebih berpengaruh bekerja, berdisiplin tinggi

dan memperbesar produktivitas kerjanya.

4) Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikannya promosi

kepada pegawai dengan dasar dan waktu yang tepat serta penilaian yang

jujur.

5) Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai dalam

perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.


41

6) Memberikan kesempatan kepada pegawai untuk mengembangkan kreatifitas

dan inovatifnya yang lebih baik demi keuntungan optimal perusahaan.

7) Untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja para

karyawan dan ini merupakan daya dorong bagi karyawan lainnya.

8) Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti, agar jabatan

itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.

9) Keryawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,

kesenangan, dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat sehingga

produktivitas kerjanya juga meningkat.

10) Untuk mempermudah penarikan pelamar sebab dengan adanya kesempatan

promosi merupakan daya pendorong serta perangsang pagi pelamar-pelamar

untuk memasukan lamarannya.

11) Status karyawan dari karyawan sementara menjadi tetap.

2.1.3.4 Jenis – Jenis Promosi

Menurut Hasibuan (2012:113), jenis-jenis promosi antara lain :

“1. Promosi Sementara (temporary promotion)


2. Promosi Tetap (permanent promotion)
3. Promosi Kecil (small scale promotion)
4. Promosi Kering (dry promotion)”.

Berikut penjelasan dari jenis-jenis promosi diatas :

Ad.1 Promosi Sementara (temporary promotion)

Seseorang dinaikan jabatannya untuk sementara karena ada jabatannya

yang lowong yang harus segera diisi.


42

Ad.2 Promosi Tetap (permanent promotion)

Seseorang dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih tinggi

karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan.

Sifatnya tetap yang berarti, jabatanya mengalami kenaikan dan biasanya

diikuti dengan bertambahnya penghasilannya bagi yang dipromosikan.

Ad.3 Promosi Kecil (small scale promotion)

Menaikan jabatan seseorang dari jabatan yang tidak sulit ke jabatan yang

lebih sulit dari jabatan sebelumnya yang meminta keterampilan tertentu,

tetapi tidak disertai dengan peningkatan wewenang dan tanggung jawab.

Ad.4 Promosi Kering (dry promotion)

Seseorang karyawan dinaikan jabatanya ke jabatan yang lebih tinggi

disertai dengan peningkatan pangkat, wewenang dan tanggung jawab

tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

2.1.3.5 Dimensi dan Indikator Promosi Jabatan

Program promosi hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang

dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan

dalam perusahaan tersebut. Dasar – dasar promosi karyawan (Hasibuan,

2012:109).

“1. Pengalaman

2. Kecakapan

3. Kombinasi dari pengalaman dan kecakapan”.

Berikut penjelasan dari dimensi dan indikator diatas :


43

Ad.1 Pengalaman

Pengalaman (senioritas) yaitu promosi yang didasarkan pada lamanya

pengalaman kerja karyawan. pertimbangan promosi adalah pengalaman

kerja seseorang, orang terlama akan mendapat prioritas pertama dalam

tindakan promosi.

Ad.2 Kecakapan

Kecakapan (ability) yaitu promosi yang didasarkan penilaian kecakapan.

Pertimbangan promosi adalah kecakapan, orang yang cakap atau ahli

mendapat prioritas pertama untuk dipromosikan.

Ad.3 Kombinasi Dari Pengalaman dan Kecakapan

Kombinasi pengalaman dan kecakapan yaitu promosi yang berdasarkan

pada lamanya pengalaman dan kecakapan. Pertimbangan promosi adalah

berdasarkan lamanya dinas, ijazah pendidikan formal yang dimiliki, dan

hasil ujian kenaikan golongan. Jika seseorang lulus dalam ujian maka hasil

ujian kenaikan diprioritaskan.

Menurut Siagian (2014:170) organisasi umunya menggunakan dua kriteria

utama dalam mempertimbangkan seseorang untuk dipromosikan, yaitu :

“1. Prestasi Kerja

2. Senioritas.”

Berikut penjelasan dari masing-masing diatas :


44

Ad.1 Prestasi Kerja

Promosi yang didasarkan pada prestasi kerja menggunakan hasil penilaian

atas hasil karya yang sangat baik dalam promosi atau jabatan sekarang.

Dengan demikian promosi tersebut dapat dipandang sebagai penghargaan

organisasi atas prestasi kerja anggotanya itu.

Ad.2 Senioritas

Promosi berdasarkan senioritas berarti bahwa pegawai yang paling berhak

dipromosikan ialah yang masa kerjanya paling lama. Banyak organisasi

yang menempuh cara ini dengan tiga pertimbangan, yaitu :

a. Sebagai penghargaan atas jasa-jasa seseorang paling sedikit dilihat

dari segi loyalitas kepada organisasi.

b. Penilaian biasanya bersifat obyektif karena cukup dengan

membandingkan masa kerja orang-orang tertentu yang

dipertimbangkan untuk dipromosikan.

c. Mendorong organisasi mengembangkan para pegawainya karena

pegawai yang paling lama berkarya akhirnya akan mendapatkan

promosi.

Menurut Fathoni (2006:121), terdapat beberapa indikator proosi jabatan

yang dapat dipertimbangkan dalam setiap kajian, diantaranya adalah :

“1. Aspek Kejujuran


2. Aspek Disiplin
3. Aspek Prestasi Kerja
45

4. Aspek Loyalitas
5. Aspek Pendidikan
6. Aspek Kepemimpinan
7. Aspek Komunikatif”.
Berikut penjelasan dari masing-masing indikator promosi jabatan diatas :

Ad.1 Aspek Kejujuran

Karyawan itu harus jujur terutama pada dirinya sendiri, bawahannya,

perjanjian-perjanjian dalam menjalankan atau mengelola jabatan tersebut,

harus sesuai perkataan dengan perbuatannya.

Ad.2 Aspek Disiplin

Karyawan ini berdisiplin pada dirinya, tugas-tugasnya, serta menaati

peraturan-peraturan yang berlaku baik tertulis maupun kebiasaan.

Ad.3 Aspek Prestasi Kerja

Karyawan ini mampu mencapai hasil kerja yang dapat dipertanggung

jawabkan, secara kualitas maupun kuantitas dan bekerja secara efisien dan

efektif.

Ad.4 Aspek Loyalitas

Karyawan itu harus loyalitas dalam membela perusahaan atau korps dari

tindakan yang merugikan perusahaan atau korpsnya.


46

Ad.5 Aspek Pendidikan

Karyawan harus telah memiliki ijazah dan pendidikan formal sesuai

dengan spesifikasi jabatan tersebut.

Ad.6 Aspek Kepemimpinan

Dia harus mampu membina dan memotivasi bawahannya untuk bekerja

sama dan bekerja secara efektif dalam mencapai sasaran perusahaan.

Ad.7 Aspek Komunikasi

Karyawan dapat berkomunikasi secara efektif dan mampu menerima atau

mempersepsi informasi dari atasan atau maupun dari bawahannya dengan

baik, sehingga tidak terjadi miscommunication.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti dan Variabel Variabel Hasil Penelitian


Judul Penelitian Yang Sama Yang Tidak
Sama
1 (Muhammad Aldaman, - Promosi - Prestasi Hasil yang
Dkk, 2017) Jabatan Kerja diperoleh
- Kepuasan menunjukan bahwa
Pengaruh Prestasi Kerja Kerja promosi jabatan
dan Promosi Jabatan berpengaruh positif
Terhadap Kepuasan terhadap kepuasan
Kerja Karyawan Pada kerja karyawan
PT. Bank Mandiri TBK
Kantor Cabang Bandar
Lampung
2 (Saputra & Sudharma, - Promosi - Lingkungan Hasil yang
2017) Jabatan Kerja diperoleh
- Kepuasan menunjukan bahwa
Pengaruh Promosi Kerja promosi jabatan
47

Jabatan, Pelatihan dan berpengaruh positif


Lingkungan Kerja dan signifikan
Terhadap Kepuasan terhadap kepuasan
Kerja Karyawan kerja karyawan.
3 (Malik,dkk 2012) - Promotion - Pay the variable
- Job „promotion‟ has an
The Impact of Pay and Satisfaction influence on
Promotion on Job dependent variable.
Satisfaction: Evidence
from Higher Education
Institutes of Pakistan
4 (Naveed,dkk 2011) - Promotion The analysis shows
- Job that promotion has
Promotion: A Predictor Satisfaction a modest and
of Job Satisfaction A positive effect on job
Study of Glass Industry satisfaction.
of Lahore (Pakistan)
5 (Achmad Badawi, 2014) - Disiplin - Lingkungan Hasil yang
Kerja Kerja diperoleh
Pengaruh Lingkungan - Kepuasan - Motivasi menunjukan bahwa
Kerja, Disiplin Kerja, Kerja Kerja terdapat pengaruh
dan Motivasi Kerja - Kinerja yang signifikan dari
terhadap Kepuasan disiplin kerja
Kerja serta Implikasinya terhadap kepuasan
pada Kinerja Guru guru.
6 (Hasrudi Tanjung, 2016) - Disiplin - Kompetensi Hasil yang
Kerja - Budaya diperoleh
Pengaruh Disiplin Kerja, - Kepuasan Organisasi menunjukan bahwa
Kompetensi dan Budaya Kerja disiplin kerja
Organisasi Terhadap berpengaruh positif
Kepuasan Kerja Pegawai dan signifikan
Pada Dinas Perkebunan terhadap kepuasan
Sumatra Utara kerja.
7 (Lumentut, 2015) - Disiplin - Motivasi Hasil yang
- Kepuasan - Lingkungan diperoleh
Pengaruh Motivasi, kerja kerja menunjukan bahwa
Disiplin, dan Disiplin kerja tidak
Lingkungan Kerja berpengaruh secara
Terhadap Kepuasan signifikan terhadap
Kerja karyawan pada kepuasan kerja pada
PT. Bank Sulut Cabang PT. Bank Sulut
Airmadidi Cabang Airmadidi
48

2.3 Kerangka Pemikiran

1. Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Disiplin kerja diartikan sebagai suatu sikap, tingkah laku dan perbuatan

yang sesuai peraturan dari organisasi dalam bentuk tertulis maupun tidak tertulis.

Pada dasarnya setiap karyawan dituntut untuk memiliki sikap disiplin yang tinggi,

dengan contoh hadir tepat waktu sesuai dengan jam kerja, meninggalkan meja

kerja setelah jam istirahat dan jam pulang kerja, mengerjakan tugas yang

diberikan agar mencapai target yang telah ditentukan. Dari kedisiplinan karyawan

yang tinggi maka akan muncul tingkat kepuasan karyawan dalam bekerja.

Karyawan akan merasa puas apabila mengerjakan tugas sesuai dengan target yang

telah ditentukan. Hal ini didukung dengan hasil penelitian (Achmad Badawi,

2014) terdapat pengaruh yang signifikan dari disiplin kerja terhadap kepuasan

guru. Diikuti dengan hasil penelitian (Hasrudi Tanjung, 2016) disiplin kerja

berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

2. Pengaruh Promosi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

Promosi jabatan merupakan perkembangan yang positif dari seorang

karyawan karena tugasnya dinilai baik oleh atasan. Oleh karena itu, pemberian

tanggung jawab yang lebih tinggi patut diberikan kepada mereka yang berprestasi.

Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan dinanti-

nantikan oleh karyawan. Karena dengan promosi ini berarti adanya kepercayaan

dan pengakuan mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan untuk menjabat

suatu jabatan yang lebih tinggi. Menurut Siagian (2014:298) mengemukakan

bahwa semakin tinggi kedudukan seseorang dalam suatu organisasi maka tingkat
49

kepuasannya cenderung lebih tinggi pula. Alasanya karena pengahasilan yang

dapat menjamin tarap hidup yang layak, pekerjaan yang memungkinkan mereka

menunjukan kemampuan kerjanya, dan status sosial yang relatif tinggi didalam

dan diluar organisasi. Hal ini didukung dengan hasil penelitian (Muhammad

Aldaman, Dkk, 2017) promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja karyawan. Diikuti dengan hasil penelitian (Saputra & Sudharma,

2017) promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan.

3. Pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan terhadap Kepuasan


Kerja Kaeryawan

Kepuasan kerja merupakan kondisi perasaan dimana seseorang menikmati


pekerjaan tanpa adanya paksaan. Dalam diri seorang karyawan adanya perasaan
puas dalam menjalankan pekerjaan adalah salah satu pengaruh yang sangat
menentukan kinerja karyawan tersebut, karena jika karyawan merasa puas atas
pekerjaan dengan sendirinya kinerja yang dihasilkan akan sangat baik sehingga
berpengaruh pila untuk perusahaannya. Jika karyawan merasa puas atas pekerjaan
yang diberikan kepadanya dengan sendirinya akan disiplin terhadap pekerjaan
yang dilimpahkan kepada karyawan tersebut.

Disiplin merupakan fungsi operatif dari Manajemen Sumber Daya

Manusia yang terpenting. Disiplin kerja karyawan dapat mempengaruhi kepuasan

kerja karyawan. Jika karyawan selalu disiplin mengikuti peraturan dan norma-

norma yang ada pada perusahaan, maka karyawan telah merasa puas dengan

pekerjaan yang dijalankannya sealama ini, karena karyawan yang telah nyaman

dengan pekerjaannya akan selalu tepat waktu dalam menyelesaikan pekerjaannya

tanpa harus ada paksaan.


50

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu

promosi jabatan. Dengan adanya promosi yang tepat dalam suatu organisasi maka

akan mendorong seseorang untuk merencanakan karirnya dan mengambil

langkah-langkah yang diperlukan untuk bisa dipromosikan. Semakin tinggi

kedudukan seseorang dalam suatu organisasi, maka tingkat kepuasan pun

cenderung lebih tinggi.

Dari uraian diatas menyatakan bahwa variabel Disiplin Kerja dan Promosi

Jabatan diduga berpengaruh terghadap kepuasan kerja karyawan, karena jika

dalam perusahaan kurang menerapkan Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan yang

baik maka kepuasan kerja karyawan menurun, dan sebaliknya. Untuk karyawan

yang memiliki kedisiplinan kerja yang baik akan mendapat kesempatan untuk

dipromosikan. Maka didalam sebuah perusahaan perlu adanya hubungan yang

baik agar kepuasan kerja semakin meningkat.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti membuat model

penelitian sebagai berikut :


51

Disiplin Kerja H1

(X1)

Kepuasan Kerja
H3
(Y)

Promosi Jabatan
H2
(X2)

Gambar 2.1
Model Penelitian

2.4 Hipotesis
Menurut (Sugiyono, 2017) menyatakan bahwa hipotesis merupakan

jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan

masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.

Berdasarkan paradigma penelitian, maka dapat dirumuskan hipotesis

penelitian sebagai berikut, yaitu :

H1: Terdapat pengaruh disiplin kerja (X1) terhadap kepuasan kerja (Y).

H2: Terdapat pengaruh promosi jabatan (X2) terhadap kepuasan kerja (Y).

H3: Terdapat pengaruh disiplin kerja (X1) dan promosi jabatan (X2) secara

simultan terhadap kepuasan kerja (Y).


53

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Rumusan Masalah Asosiatif, yang

dimaksud dengan Rumusan Masalah Asosiatif menurut Sugiyono (2017:61)

adalah “Rumusan masalah asosiatif adalah suatu rumusan masalah

penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau

lebih.”

Adapun metode pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian

ini adalah menggunakan metode penelitian kuantitatif.

Sugiyono (2017:11) menegemukakan bahwa :

“metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode


penelitian yang berlandaskan pada filsafat fositiveme, digunkan
untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan
data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/ statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah ditetapkan.”

Dalam pengolahan data peneliti menggunakan alat bantu komputer berupa

software program IBM SPSS Statistik 21 for windows, guna mengefektifkan

proses perhitungan dalam sebuah penelitian.

3.2 Operasionalisasi Variabel

Dalam penelitian terdapat variabel, variabel bebas (independen) dan

variabel terkait (dependen) yaitu:


54

1. Variabel bebas (independen)

Yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya

atau timbulnya variabel dependen (terikat). Yang termasuk dalam variabel ini

yaitu Disiplin Kerja (X1) dan Promosi Jabatan (X2). Disiplin kerja adalah

kesadaran dan kesediaan seorang karyawan untuk menaati semua peraturan

perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku, disimbolkan sebagai (X1).

Pomosi adalah perpindahan karywan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain

yang lebih tinggi sehingga tanggung jawab, hak, status dan penghasilanya

semakin besar, disimbolkan sebgai (X2).

2. Variabel terikat (dependen)

Yaitu variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya

variabel bebas. Yang termasuk dalam variabel ini yaitu kepuasan kerja (Y).

Kepuasan kerja adalah evaluasi yang menggambarkan diri pegawai atas

perasaan sikapnya baik yang bersifat positif maupun bersifat negatif dalam

bekerja, disimbolkan sebagai (Y).

Adapun skala pengukuran variabel tersebut dengan menggunakan skala

likert. Menurut Sugiyono (2017:136) mengatakan bahwa: “Skala likert

digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seorang atau

sekelompok orang tentang penomena sosial.”

Pengukuran jawaban responden menggunakan kriteria skor dengan

tingkatan yang dijelaskan pada tabel sebagai berikut:


55

Tabel 3.1
Alternatif Jawaban Nilai dan Skor
(Skala Likert)

Alternatif Jawaban Skor


SS = Sangat Setuju 5
ST = Setuju 4
RG = Ragu-Ragu 3
TS = Tidak Setuju 2
STS = Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2017:137)

Operasional variabel dan skala pengukuran dalam penelitian ini dijelaskan

pada tabel berikut:

Tabel 3.2
Operasional Variabel
Variabel Definisi Dimensi Indikator Skala Ukuran

Disiplin Disiplin adalah 1. Kehadiran a. Hadir tepat Skala likert


Kerja kepatuhan pada waktu Pengukuran
(X1) aturan atau perintah jawabann :
yang ditetapkan b. Menggunakan 5 = Sangat
oleh organisasi. presentase Setuju
kehadiran 4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
2. Ketaatan pada a. Berpakaian Skala likert
peraturan kerja sesuai aturan Pengukuran
jawabann :
b. Taat 5 = Sangat
Ketentuan jam Setuju
kerja 4 = Setuju
56

3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak
Setuju
3. Ketaatan pada a. Bekerja sesuai Skala likert
standar kerja standar kerja Pengukuran
jawabann :
b. Bekerja sesuai 5 = Sangat
prosedur Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak
Setuju
4. Tingkat a. Teliti dalam Skala likert
kewaspadaan bekerja Pengukuran
tinggi jawabann :
b. berhati-hati 5 = Sangat
dalam bekerja Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat Tidak
Setuju

5. Bekerja etis a. Memiliki etika Skala likert


yang baik Pengukuran
jawabann :
b. Bersikap 5 = Sangat
sopan Setuju
57

4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
Sumber : Sinambela (2016:355)
Promsoi Promosi adalah 1. Dasar a. Pengalaman Skala likert
Jabatan perpindahan yang promosi Pengukuran
(X2) memperbesar b. Kecakapan jawabann :
authority dan
5 = Sangat
responsibility
Setuju
karyawan ke jabatan c. Kombinasi
4 = Setuju
yang lebih tinggi di pengalaman
3 = Ragu-Ragu
dalam satu organisasi kecakapan
sehingga kewajiban,
2 = Tidak Setuju

hak, status dan 1 = Sangat


penghasilannya Tidak Setuju
semakin besar
Sumber : Hasibuan (2014:109)
Kepuasan Kepuasan kerja 1. Pekerjaan Itu a. Kesempatan Skala likert
Kerja (Y) merupakan evaluasi Sendiri untuk menerima Pengukuran
yang tanggung jawab jawabann :
menggambarkan 5 = Sangat
seseorang atas b. Karakteristik Setuju
perasaan sikapnya pekerjaan 4 = Setuju
senang atau tidak 3 = Ragu-Ragu
senang, puas atau 2 = Tidak Setuju
tidak puas dalam 1 = Sangat
bekerja Tidak Setuju
2. Gaji a. Standar gaji Skala likert
Pengukuran
58

b. Sistem jawabann :
pembayaran gaji 5 = Sangat
Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
3. Kesempatan a. Promosi Skala likert
Promosi kenaikan gaji Pengukuran
jawabann :
b. Promosi jabatan 5 = Sangat
Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
4. Pengawasan a. Kepedulian Skala likert
penyelia Pengukuran
jawabann :
b. Partisipasi 5 = Sangat
penyelia Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
5. Rekan Kerja a. Kerja sama tim Skala likert
Pengukuran
59

b. Bantuan dari jawabann :


rekan kerja 5 = Sangat
Setuju
4 = Setuju
3 = Ragu-Ragu
2 = Tidak Setuju
1 = Sangat
Tidak Setuju
Sumber : Luthans (2006:243)

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Sugiyono (2017:119) mengemukakan bahwa “Populasi adalah wilayah

generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian di tarik kesimpulannya”.

Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah karyawan Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon sebanyak 119 pegawai.

3.3.2 Sampel

Sampel yang akan diteliti yaitu diambil dari populasi keseluruhan karyawan

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Menurut Sugiyono

(2017:120) “Sempel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi tersebut”. Peneliti memperoleh data jumlah populasi

karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon 119

pegawai.
60

Dalam pengambilan sampel peneliti akan menggunakan teknik probability

sampling. Sugiyono (2017:122) menyatakan bahwa: “Probability Sampling

adalah teknik pengambilan sempel yang memberikan peluang yang sama

bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sempel”.

Untuk menentukan jumlah sempel peneliti menggunakan metode Slovin.

Metode slovin adalah metode penentuan sample bila anggota populasi yang

digunakan sebagai sample lebih dari seratus pegawai.

n
e

Sumber :Umar (2013:78)

Keterangan :

n= Ukuran sampel

N= Ukuran populasi

e= Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel

yang masih dapat ditolerir atau diinginkan, misalnya 10%.

Dari rumus diatas maka sampel penelitian ini dapat diketahui sebagai

berikut:

Dengan demikian yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah 54,3

yang dibulatkan menjadi 54 responden pegawai Perusahaan Daerah Air Minum


61

Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Jumlah yang diambil berdasarkan masing-masing

divisi ditentukan dengan Stratified Random Sampling.

1. Divisi Pengembangan = 7/119 x 54 = 3,1 dibulatkan 3

2. Divisi Pelanggan = 21/119 x 54 = 9,5 dibulatkan 9

3. Divisi Adm dan Keuangan = 35/119 x 54 = 18

4. Divisi Teknik = 52/119 x 54 = 21

5. Divisi Direksi = 3/119 x 54 = 1,36 dibulatkan 1

6. Divisi Satuan Pengawas Internal = 5/119 x 54 = 2,26 dibulatkan 2

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diambil oleh peneliti pada perusahaan

yang menjadi objek penelitian adalah meliputi:

1. Studi Lapangan

Untuk mendukung obyektivitas penelitian, maka peneliti melakukan

penelitian ke lapangan untuk memperoleh gambaran lebih jelas di tempat

penelitian mengenai permasalahan yang sedang diteliti.Kuesioner digunakan

untuk mendapatkan informasi dengan pengumpulan data melalui pemberian daftar

pertanyaan terhadap responden.

2. Studi Pustaka

Yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mempelajari buku-

buku yang ada relevansinya dengan masalah yang diteliti, jurnal dan laporan-
62

laporan yang ada dengan masalah yang akan dipecahkan. Dari hasil penelitian

tersebut didapat dua jenis data, yaitu:

a. Data primer

Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dalam

bentuk wawancara maupun observasi kepada pegawai Perusahaan Daerah

Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

b. Data sekunder

Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari litelatur-litelatur, jurnal dan

laporan-laporan tertulis dan internet yang berkaitan dan mendukung

penelitian ini.Data yang di peroleh dari literature-literatur dan laporan

tertulis dari Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

3.5 Metode Analisis Data


3.5.1 Analisis Instrumen
3.5.1.1 Uji Validitas

Menurut Umar (2013:166) bahwa “Uji validitas berguna untuk

mengetahui apakah ada pertanyaan pertanyaan yang harus diganti karena

dianggap tidak relevan”. Jadi dapat disimpulkan pengujian validitas berguna

untuk mengetahui suatu data valid atau tidaknya yang nantinya jika data diketahui

valid maka data dinyatakan layak untuk dikelolah.

Untuk mengukur validitas yaitu dengan menggunakan rumus korelasi

product moment, yang rumusnya sebagai berikut:


63

Rumus product moment

∑ ∑ ∑

√{ ∑ ∑ }{ ∑ ∑ }

Sumber: Umar (2013:166)

Keterangan :

r = Nilai korelasi

n = Jumlah responden

x = Skor nilai pertanyaan

y = Jumlah skor pertanyaan tiap responden

Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bentuk alat statistic

computer SPSS 21.0 for Windows dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel dengan tingkat signifikan 0,05 maka pernyataan tersebut

dinyatakan valid.

2. Jika rhitung < rtabel dengan tingkat signifikan 0,05 maka pernyataan tersebut

dinyatakan tidak valid.

3.5.1.2 Uji Reabilitas

Uji Reabilitas untuk mengetahui adanya konsistensi alat ukur dalam

penggunaannya, dengan kata lain alat ukur tersebut mempunyai hasil yang

konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Hal ini sama

seperti pendapat Umar (2013:168) “Uji Reabilitas berguna untuk menetapkan

apakah instrument dalam hal ini kuesioner dapat digunakan lebih dari satu

kali paling tidak oleh responden yang sama”. Untuk Mencari reabilitas

instrumen yang skornya bukan 0 – 1, tetapi merupakan rentangan antara beberapa


64

nilai, misalnya 0 – 10 atau 0 – 100 atau bentuk skala 1-3, 1-5 atau 1-7 dan

seterusnya dapat menggunakan rumus Cronbach‟sAlpha sebagai berikut:

Sumber: Umar (2013:170)

Keterangan:

r11 = Reabilitas Instrumen

k = Banyak Butir Pernyataan

 t2 = Varian Total

 2
b = Jumlah Varian Butir

Untuk mengukur reabilitas dapat juga dilakukan dengan uji Statistik

Cronback Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan realibel jika

memberikan nilai cronbach alpha > 0,60 dan seterusnya. Untuk penelitian ini

peneliti menggunakan alat bantu statistik berupa SPSS 21.0 for Windows.

3.5.2 Uji Asumsi Klasik

Dalam penelitian menggunakan uji asumsi klasik untuk menguji setiap

variabelnya didalam, uji asumsi klasik ini terdapat beberapa pengujian sebagai

berikut :

3.5.2.1 Uji Normalitas


Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sebuah model regresi

variabel dependen dan variabel independen keduanya mempunyai distribusi


65

normal atau tidak dan dapat diketahui dengan menggunakan beberapa uji

normalitas.

Umar (2013:181) menjelaskan bahwa “Uji normalitas digunakan untuk

mengetahui apakah variabel dependen, independen, atau keduanya

berdistribusi normal, mendekati normal atau tidak”. Model regresi yang baik

hendaknya berdistribusi normal atau mendekati normal mendeteksi apakah data

berdistribusi normal atau tidak dapat diketahui dengan menggambarkan

penyebaran data melalui sebuah grafik. Jika data menyebar disekitar garis

diagonal dan mengikuti arah garis diagonal tersebut, makamodel regresi

memenuhi asumsi normalitas. Jika kenormalan data juga bias dilakukan tidak

berdasarkan grafik, misalnya dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

Berikut contoh gambar uji normalitas dengan distribusi normal:

Gambar 3.1
Uji Normalitas
66

3.5.2.2 Uji Multikolinearitas


Ghozali (2016:103) mengatakan bahwa: “Uji Multikolinearitas

bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi

antar variabel bebas (Independen).” Model regresi yang baik seharusnya tidak

terjadi korelsi diantara variabel independen. Multikolinearitas terjadi jika

koefisien korelasi antar variabel bebas lebih besar dari 0,60. Dikatakan tidak

terjadi multikolinearitas jika koefisien korelasi antar variabel bebas lebih kecil

dari 0,60 (<0,60) atau sama dengan 0,60. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya

multikolinearitas di dalam model regresi adalah sebagai berikut:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat

tinggi, tetapi secara individu variabel-variabel independen banyak yang tidak

signifikan memengaruhi variabel dependen.

b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar

variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi (umumnya diatas 0,90),

maka hal ini merupakan indikasi adanya multikolinearitas. Tidak adanya

korelasi yang tinggi antar variabel independen tidak berarti bebas dari

multikolinearitas. Multikolinearitas saat disebabkan karena adanya efek

kombinasi dua atau lebih variabel independen.

c. Multikolinearitas dapat juga dilihat dari (I) nilai tolerance dan lawannya (2)

variance Inflation Factor (VIF).

Dasar pngambilan keputusan dalam uji multikolinearitas ini yakni dengan

melihat kriteria sebagai berikut:

Melihat Nilai Tolerance


67

1. Besar nilai tolerance (a) > 0,10 maka artinya tidak terjadi multikolineritas

terhadap data yang diuji.

2. Besar nilai Tolerance (a) < 0,10 maka artinya terjadi multikolinearitas

terhadap data yang diuji.

Melihat nilai Variance Inflation Factor (VIF)

1. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10,00 maka artinya tidak terjadi

multikolinearitas terhadap data yang diuji.

2. Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) > 10,00 maka artinya terjadi

multikolinearitas terhadap data yang diuji.

3.5.3 Uji Analisis Regresi


Analisis regresi dengan menggunakan bantuan paket program SPSS

(Statistical Product and Service Solution) 21.0 for Windows.

Sugiyono (2016:184) menjelaskan bahwa: pedoman untuk memberikan

interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:

Tabel 3.3
Pedoman Untuk Memberikan Interprestasi
Terhadap Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat

3.5.3.1 Analisis Regresi Berganda


Untuk Regresi yang variabel independennya terdiri atas dua atau lebih.

Regresinya disebut regresi berganda. Oleh karena itu, pada penelitian ini regresi

yang digunakan adalah regresi linear berganda.


68

Persamaan regresi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa

besar pengaaruh variabel independen (bebas) yaitu Disiplin Kerja (X1) dan

Promosi Jabatan (X2) terhadap variabel dependen (terikat) Kepuasan Kerja (Y).

Rumus matematis dari regresi linier berganda yang digunakan dalam

penelitian ini adalah:

Y = a + b1X1 + b2X2

Sumber: Sugiyono (2017:253)

Keterangan:

Y = Variabel dependen (Y = Kinerja)

X1 = Variabel independen (X1 = Disiplin Kerja)

X2 = Variabel independen (X2 = Promosi Jabatan)

a = Koefisien konstanta

b1 = Standar koefisien regresi dari variabel

b2 = Standar koefisien regresi dari variabel

3.5.3.2 Koefisien Determinasi


Untuk mengetahui besarnya pengaruh pengembangan karier dan iklim

organisasi terhadap kepuasan kerja maka digunakan koefisien determisai, dengan

rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Sumber : Ghozali (2016:95)


69

Dimana:

KD = Koefisien Determinasi

r2 = Koefisien korelasi (product moment person)

dasar pengambilan keputusan dalam koefisien determinasi ini yakni dengan


melihat kriteria ebagai berikut:

1. Jika r2 = 1 akan mempunyai arti bahwa model yang sesuai menerangkan


semua variabel dalam variabel (Y)
2. Jika r2 = 0 akan mempunyai arti bahwa tidak ada hubungan antara regresor
(X) dengan variabel (Y)

3.5.4 Uji Hipotesis


3.5.4.1 Uji Parsial (t test)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel bebas Disiplin Kerja (X1) dan Promosi Jabatan

(X2) terhadap variabel terikat Kepuasan Kerja (Y).Apabila hasil uji thitung  ttabel,

berarti variabel cukup signifikan untuk menjelaskan variable dependen. Menurut

Sugiyono (2017:250), untuk menguji koefisien korelasi produk moment dapat

digunakan statistik uji t yang rumusnya sebagai berikut:

2
=
1 2

Sumber: Sugiyono (2014:250)

Keterangan:

t = distribusi t

n = banyaknya sampel

r = nilai koefisien korelasi


70

Kriteria pengambilan keputusan adalah H0 diterima jika thitung ≤ ttabel, H0

ditolak jika thitung ≥ ttabel. Kriteria yang digunakan sebagai dasar perbandingan

adalah sebagai berikut:

a) Uji hipotesis secara persial menggunakan uji pihak kiri, dengan kriteria:

H0 diterima bila thitung ≥ ttabel atau nilai sig > 0,05

H0 ditolak bila thitung ≤ ttabel atau nilai sig < 0,05

b) Uji hipotesis secara parsial menggunakan uji pihak kanan, dengan kriteria :

H0 diterima bila thitung ≤ ttabel atau nilai sig > 0,05

Ho ditolak bila thitung ≥ ttabel atau nilai sig < 0,05

Untuk mengetahui hasil uji hipotesis dua pihak atau uji t yaitu antara

variabel X dan variabel Y, maka dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Gambar 3.2
Daerah penolakan dan penerimaan uji t
Sumber: Sugiyono (2014:192)
71

3.5.4.2 Uji Pengaruh Simultan (F test)


Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh variabel bebas secra bersama-sama atau simultan terhadap variabel

terikatnya. Apabila hasil uji Fhitung > Ftabel berarti variabel cukup signifikan untuk

mengetahui apakah H0 ditolak atau diterima yaitu dengan membandingkan Fhitung

dengan Ftabel. Adapun kriteria pengujiannya adalah sebgai berikut:

1. Jika nilai Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara

statistik variabel X1 dengan variabel X2 secara bersama-sama mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

2. Jika nilai Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara

statistik variabel X1 dengan variabel X2 secara bersama-sama tidak

mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel Y.

Gambar 3.3
Daerah penolakan dan penerimaan uji F
Sumber : Sugiyono (2014:228)
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Profil Objek Penelitian

4.1.1 Sejarah Perusahaan

Sejarah terbentuknya PDAM Kabupaten Cirebon diawali cikal bakal atau

embrio dari BPAM (Badan Pengelola Air Minum) yang di bentuk se-Indonesia

berdasarkan SK Menteri Pekerjaan Umum RepublikIndonesia Nomor :

269/KPTS/1984 dan sifatnya sementara sebelum Pemerintah Daerah mendirikan

PDAMKabupaten Cirebon.Selanjutnya melalui SK Dirjen Cipta Karya Nomor :

157/KPTS/CK/1984 terbentuklah BPAM Kabupaten Cirebon pada bulan

September 1984 dan mulai mengoperasikan / mengelola pelayanan air bersih

padabulan September 1985. Masa uji coba BPAM sejak terbentuknya ditetapkan

maksimal 5 (lima) tahun dimana 3 (tiga) tahun pertama segala kebutuhan biaya

pengelolaan menjadi beban pemerintah pusat melalui proyek air bersih. Kemudian

2 (dua) tahun berikutnya adalah masa pemantapan pengelolaan dimana kebutuhan

biaya pengelolaan sepenuhnya disediakan atas kemampuan BPAM. Berdasarkan

Keputusan Bersama Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 26/KPTS/1984 dengan

Menteri Dalam Negeri Nomor 3/9/1984, BPAM beralih status menjadi PDAM

dengan melampaui analisa “Break Even Point” (BEP) yaitu keadaan tingkat

pengelolaan air bersih dimana penerima penjualan air dapat menutupi biaya

operasi dan pemeliharaan. Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon pada tahun

71
72

1988 merubah status dari BPAM (Badan PengelolaAir Minum) menjadi PDAM

(Perusahaan Daerah Air Minum) yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah

Nomor 1 tahun 1988 Tentang Pembentukan PDAM Kabupaten Cirebon dengan

tugas Pokok dan Fungsi menyelenggarakan pengelolaan pelayanan air minum

bagi masyarakat secara adil dan merata, yang memenuhi syarat-syarat kesehatan

yang berkesinambungan. Pada tahun 2011 terdapat perubahan nama, semula

dengan nama PDAM Tirta Dharma Kabupaten Cirebon menjadi PDAM Tirta Jati

Kabupaten Cirebon sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor

11 tahun 2011 tentang Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten

Cirebon.

4.1.2 Struktur Organisasi


Organisasi dapat dikatakan dinamis adalah bila proses penempatan dan

pembagian pekerjaan yang dilakukan, pembatasan tugas dan tanggung jawab,

wewenang dan penetapan serta unsur organisasi lainya sehingga memungkinkan

orang dapat melakukan pekerjaan secara bersama-sama seefektif mungkin untuk

mencapai tujuan yang diinginkan. Dengan demikian organisasi adalah semua

kerangka gabungan yang bergerak kearah tujuan bersama, atau secara populer

dapat di istilahkan sebagai struktur organisasi atau bagan organisasi.


73

Sumber : Bagian Personalia PDAM Tirta Jati

Gambar 4.1
Struktur Organisasi PDAM Tirta Jati Sumber Kabupaten Cirebon

4.1.3 Tata Kerja Perusahaan

Dalam melaksanakan tugasnya, masing-masing bagian wajib menerapkan

prinsip koordinasi integrasi baik dalam maupun diluar sesuai dengan tugas

pokoknya masing-masing. Pemimpin wajib mengawasi bawahannya masing-

masing dan apabila terjadi penyimpangan agar mengambil langkah-langkah yang

diperlukan sesuai dengan peraturan yang berlaku.

4.2 Karakteristik responden

Responden yang dilibatkan dalam penelitian ini sebanyak 54 karyawan,

untuk mengidentifikasi karakteristik responden dalam penelitian ini, peneliti

membagi beberapa kategori diantaranya : jenis kelamin, usia, pendidikan dan


74

masa kerja. selengkapnya mengenai deskripsi karakteristik responden dan analisis

hubungan responden terhadap variabel yang diteliti terangkum dalam penjelasan

berikut ini :

Karakteristik responden pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta jati


Kabupaten Cirebon berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.1
Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Responden Presentase

1 Pria 38 70,4%

2 Wanita 16 29,6%

Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa dari 54 responden terdiri
dari 38 orang atau 70,4% responden berjenis kelamin pria dan 16 orang atau
29,6% berjenis kelamin wanita.

Karakteristik responden pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta jati


Kabupaten Cirebon berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.2
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Responden Persentase


1 < 25 Tahun 3 5,5%

2 26 – 35 Tahun 24 44,5%

3 36 – 45 Tahun 21 38,9%

4 > 45 Tahun 6 11,1%

Jumlah 54 100%
75

Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.2 di atas responden berusia < 25 tahun sebanyak 3 orang
atau 5,5%, responden berusia 26 – 35 tahun sebanyak 24 orang atau 44,5%,
responden berusia 36 – 45 tahun sebanyak 21 atau 38,9%, responden yang berusia
> 45 tahun sebanyak 6 atau 11,1%.

Karakteristik responden pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta jati


Kabupaten Cirebon berdasarkan pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

No Pendidikan Jumlah Responden Persentase


1 SMA/SMK 17 31,5%

2 Diploma 3 5,5%

3 S1 28 51,9%

4 S2 6 11,1%

Jumlah 54 100%

Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.3 di atas responden yang berpendidikan SMA/SMK


sebanyak 17 orang atau 31,5%, berpendidikan Diploma sebanyak 3 orang atau
5,5%, berpendidikan S1 sebanyak 28 orang atau 51,9%, berpendidikan S2
sebanyak 6 orang atau 11,1%.

Karakteristik responden pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta jati


Kabupaten Cirebon berdasarkan masa kerja dapat dilihat pada tabel berikut :
76

Tabel 4.4
Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

No Masa Kerja Jumalah Responden Persentase


1 < 5 Tahun 4 7,4%

2 6 – 10 Tahun 21 38,9%

3 11 – 15 Tahun 10 18,5%

4 16 – 20 Tahun 13 24,1%

5 >20 Tahun 6 11,1%

Jumalah 54 100%

Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.4 di atas dapat diketahui bahwa responden yang masa
kerjanya < 5 tahun sebanyak 4 orang atau 7,4%, yang masa kerjanya 6 – 10 tahun
sebanyak 21 orang atau 38,9%, yang masa kerjanya 11 – 15 tahun sebanyak 10
orang atau 18,5%, yang masa kerjanya 16 – 20 tahun sebnayak 13 orang atau
24,1%, yang masa kerjanya > 20 tahun sebanyak 6 orang atau 11,1%.

4.3 Metode Analisis Data


4.3.1 Uji Instrumen
4.3.1.1 Uji Validitas

Pengujian validitas berguna untuk mengetahui suatu data valid atau

tidaknya yang nantinya jika data diketahui valid maka data dinyatakan layak

untuk dikelola. Suatu kuesioner dapat dikatakan valid jika pernyataan pada

kuesioner mampu untuk mengugkapkan sesuatu yang dapat diukur oleh kuesioner

tersebut. Semakin valid suatu instrumen penelitian, maka semakin valid pula data

yang didapatkan.
77

Responden yang digunakan berjumlah 54, maka nilai rtabel dapat

diperoleh. Adapun perhitungannya adalah df = 54 – 2 = 52, maka rtabel untuk taraf

signifikansi 5% = 0,2681 dibulatkan menjadi 0,269. Butir pernyataan dikatakan

valid jika rhitung > rtabel.

4.3.1.1.1 Uji Validitas Disiplin Kerja (X1)

Hasil perhitungan validitas instrumen budaya organisasi menggunakan

program SPSS 21 for windows diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.5
Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 41,46 8,631 ,532 ,737
P2 41,30 9,571 ,388 ,757
P3 41,24 9,507 ,426 ,753
P4 41,28 8,733 ,507 ,741
P5 41,28 8,657 ,467 ,747
P6 41,30 9,382 ,454 ,750
P7 41,28 9,563 ,395 ,756
P8 41,30 8,439 ,496 ,743
P9 41,28 9,336 ,430 ,752
P10 41,30 9,609 ,279 ,772
Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Dari output di atas bahwa pada kolom Corrected Item-Total Correlation

diperoleh uji validitas instrumen pernyataan variabel disiplin kerja yang tersaji

pada tabel dibawah ini:


78

Tabel 4.6
Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja
Butir Pertanyaan rhitung rtabel (5%) Hasil
P1 0,532 0,269 Valid
P2 0,388 0,269 Valid
P3 0,426 0,269 Valid
P4 0,507 0,269 Valid
P5 0,467 0,269 Valid
P6 0,454 0,269 Valid
P7 0,395 0,269 Valid
P8 0,496 0,269 Valid
P9 0,430 0,269 Valid
P10 0,279 0,269 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.6 di atas bahwa nilai rhitung > rtabel artinya semua

pernyataan untuk variabel disiplin kerja (X1) adalah valid. Maka dapat

disimpulkan bahwa semua pernyataan instrumen variabel disiplin kerja (X1) valid

untuk dapat digunakan dalam proses analisis data.

4.3.1.1.2 Uji Validitas Promosi Jabatan

Hasil perhitungan validitas instrumen promosi jabatan menggunakan

program SPSS 21 for windows diperoleh sebagai berikut:

Tabel 4.7
Uji Validitas Instrumen Promosi Jabatan
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 29,09 6,312 ,384 ,714
P2 29,13 6,681 ,318 ,726
P3 29,81 6,229 ,353 ,724
P4 29,89 5,723 ,440 ,707
P5 29,48 6,368 ,494 ,694
P6 29,50 6,217 ,644 ,673
P7 29,20 6,694 ,360 ,718
P8 28,91 6,312 ,531 ,688
79

Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Dari output di atas bahwa pada kolom Corrected Item-Total Correlation

diperoleh uji validitas instrumen pernyataan variabel promosi jabatan yang tersaji

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen Disiplin Kerja
Butir Pertanyaan rhitung rtabel (5%) Hasil
P1 0,384 0,269 Valid
P2 0,318 0,269 Valid
P3 0,353 0,269 Valid
P4 0,440 0,269 Valid
P5 0,494 0,269 Valid
P6 0,644 0,269 Valid
P7 0,360 0,269 Valid
P8 0,531 0,269 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.8 di atas bahwa nilai rhitung > rtabel artinya semua

pernyataan untuk variabel promosi jabatan (X2) adalah valid. Maka dapat

disimpulkan bahwa semua pernyataan instrumen variabel promosi jabatan (X2)

valid untuk dapat digunakan dalam proses analisis data.

4.3.1.1.3 Uji Validitas Kepuasan Kerja

Hasil perhitungan validitas instrumen kepuasan kerja menggunakan

program SPSS 21 for windows diperoleh sebagai berikut:


80

Tabel 4.9
Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja
Item-Total Statistics
Scale Mean Scale Corrected Cronbach's
if Item Variance if Item-Total Alpha if Item
Deleted Item Deleted Correlation Deleted
P1 41,30 10,137 ,750 ,819
P2 41,41 10,623 ,543 ,838
P3 41,19 10,493 ,679 ,826
P4 41,28 10,506 ,586 ,834
P5 41,33 10,755 ,505 ,841
P6 41,26 10,082 ,672 ,825
P7 41,28 11,374 ,407 ,848
P8 41,28 11,186 ,425 ,847
P9 41,28 10,808 ,540 ,838
P10 41,24 10,941 ,432 ,848
Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)

Dari output di atas bahwa pada kolom Corrected Item-Total Correlation

diperoleh uji validitas instrumen pernyataan variabel kepuasan kerja yang tersaji

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.10
Hasil Uji Validitas Instrumen Kepuasan Kerja
Butir Pertanyaan rhitung rtabel (5%) Hasil
P1 0,750 0,269 Valid
P2 0,543 0,269 Valid
P3 0,679 0,269 Valid
P4 0,586 0,269 Valid
P5 0,505 0,269 Valid
P6 0,672 0,269 Valid
P7 0,407 0,269 Valid
P8 0,425 0,269 Valid
P9 0,540 0,269 Valid
P10 0,432 0,269 Valid
Sumber : Data Primer yang Diolah (2018)
81

Berdasarkan tabel 4.10 di atas bahwa nilai rhitung > rtabel artinya semua

pernyataan untuk variabel kepuasan kerja (Y) adalah valid. Maka dapat

disimpulkan bahwa semua pernyataan instrumen variabel kepuasan kerja (Y)

valid untuk dapat digunakan dalam proses analisis data.

4.3.1.2 Uji Reliabilitas

Untuk mengukur reabilitas dapat dilakukan dengan uji Statistik

Cronbach‟s Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika

memberikan nilai Cronbach‟sAlpha> 0,70 dan seterusnya. Untuk penelitian ini

peneliti menggunakan alat bantu statistika berupa SPSS 21 for Windows.

Berikut ini adalah hasil dari pengujian reliabilitas ketiga variabel

penelitian yaitu variabel disiplin kerja (X1), promosi jabatan (X2), dan kepuasan

kerja (Y).

Tabel 4.11
Uji Reliabilitas Variabel Disiplin Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's N of Items
Alpha

,770 10
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.11 di atas menunjukan bahwa nilai

Cronbach's Alpha sebesar 0.770 atau > 0.70 artinya variabel disiplin kerja (X1)

adalah reliabel. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel disiplin kerja reliabel

untuk digunakan dalam proses analisis data.


82

Tabel 4.12
Uji Reliabilitas Variabel Promosi Jabatan
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,733 8
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.12 di atas menunjukan bahwa nilai

Cronbach's Alpha sebesar 0.733 atau > 0.70 artinya variabel promosi jabatan (X1)

adalah reliabel. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel promosi jabatan reliabel

untuk digunakan dalam proses analisis data.

Tabel 4.13
Uji Reliabilitas Variabel Kepuasan Kerja
Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,851 10
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan hasil output pada tabel 4.13 di atas menunjukan bahwa nilai

Cronbach's Alpha sebesar 0.851 atau > 0.70 artinya variabel kepuasan kerja (Y)

adalah reliabel. Maka dapat disimpulkan bahwa variabel kepuasan kerja reliabel

untuk digunakan dalam proses analisis data.


83

4.3.2 Deskripsi Data Penelitian


Deskripsi data penelitian merupakan suatu gambaran dari data yang telah

diperoleh selama penelitian dilakukan. Data ditabulasikan berdasarkan kriteria

tertentu yang menghasilkan suatu data yang dapat digunakan untuk menguji suatu

hipotesis penelitian. Hal ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkatan persepsi

yang diteliti yaitu disiplin kerja dan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja pada

Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

Terlebih dahulu peneliti menyusun standar quartil, yaitu setiap pernyataan

berentang 1 sampai 5 dikalikan dengan jumlah responden yang diteliti sebanyak

54 responden kemudian dihitung dengan interval, rata-rata tetinggi adalah 5 dan

terendah adalah 1. Untuk memudahkan penilaian dari rata-rata tersebut, maka

dibuat interval sebesar 5 (lima). Maka interval dari kriteria penilaian adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.14
Kriteria Penilaian

Rentang Nilai Kriteria


4,01 – 5,00 Sangat Tinggi
3,01 – 4,00 Tinggi
2,01 – 3,00 Sedang
1,01 – 2,00 Rendah
0,01 – 1,00 Sangat Rendah
Sumber : Sugiyono (2014:133)
84

4.3.2.1 Distribusi Frekuensi

Adapun distribusi frekuensi variabel disiplin kerja (X1), promosi jabatan

(X2), dan kepuasan kerja (Y) dari 54 responden dapat diuraikan sebagai berikut:

4.3.2.1.1 Distribusi Frekuensi Variabel Disiplin Kerja (X1)

Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada 54 responden atas

10 butir pernyataan mengenai disiplin kerja dengan memberikan skor tertinggi 5

dan skor terendah 1. Berikut hasil distribusi frekuensi variabel disiplin kerja (X1)

tersaji pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.15
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Disiplin Kerja
Jawaban
SS S RG TS STS Jumlah
Butir Mean
5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P1 27 135 23 92 4 12 0 0 0 0 54 239 4,43
P2 32 160 22 88 0 0 0 0 0 0 54 248 4,59
P3 35 175 19 76 0 0 0 0 0 0 54 251 4,65
P4 36 180 16 64 1 3 1 2 0 0 54 249 4,61
P5 36 180 17 68 0 0 0 0 1 1 54 249 4,61
P6 32 160 22 88 0 0 0 0 0 0 54 248 4,59
P7 33 165 21 84 0 0 0 0 0 0 54 249 4,61
P8 38 190 11 44 4 12 1 2 0 0 54 248 4,59
P9 34 170 19 76 1 3 0 0 0 0 54 249 4,61
P10 35 175 16 64 3 9 0 0 0 0 54 248 4,59
Variabel Disiplin Kerja 45,88
Mean 4,58
Sumber: Data Primer yang Diolah (2018)

Keterangan:

P = Butir pernyataan

F = Jumlah responden

X = Jumlah responden x nilai skor


85

Berdasarkan tabel 4.15 di atas bahwa hasil jawaban responden pada

variabel disiplin kerja (X1) mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,58. Artinya,

variabel disiplin kerja (X1) termasuk dalam kategori sangat tinggi karena pada

interval 4,20-5,00. Nilai rata-rata terendah sebesar 4,43 pada pernyataan ke-1

menunjukkan bahwa karyawan hadir ketempat kerja tidak sesuai waktu yang telah

ditentukan. Sedangkan, rata-rata tertinggi sebesar 4,65 pada pernyataan ke-3

menunjukkan bahwa karyawan selalu berpakaian seragam yang telah ditentukan.

4.3.2.1.2 Distribusi Frekuensi Variabel Promosi Jabatan (X2)

Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada 54 responden atas 8

butir pernyataan mengenai promosi jabatan dengan memberikan skor tertinggi 5

dan skor terendah 1. Berikut hasil distribusi frekuensi variabel promosi jabatan

(X2) tersaji pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.16
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Promosi Jabatan
Jawaban
SS S RG TS STS Jumlah
Butir Mean
5 4 3 2 1
F X F X F XF X F X F X
P1 30 150 20 80 4 0
12 0 0 0 54 242 4,48
P2 26 130 26 104 2 6
0 0 0 0 54 240 4,44
P3 6 30 31 124 15 45
2 4 0 0 54 203 3,76
P4 8 40 23 92 21 63 2 4 0 0 54 199 3,69
P5 10 50 39 156 5 15 0 0 0 0 54 221 4,09
P6 8 40 42 168 4 12 0 0 0 0 54 220 4,07
P7 21 105 32 128 1 3 0 0 0 0 54 235 4,37
P8 37 185 16 64 1 3 0 0 0 0 54 252 4,67
Variabel Promosi Jabatan 33,57
Mean 4,19
Sumber: Data Primer yang Diolah (2018)
86

Berdasarkan tabel 4.16 di atas bahwa hasil jawaban responden pada

variabel promosi jabatan (X2) mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,19. Artinya,

variabel promosi jabatan (X2) termasuk dalam kategori sangat tinggi karena pada

interval 4,20 - 5,00. Nilai rata-rata terendah sebesar 3,67 pada pernyataan ke-4

menunjukkan bahwa kecakapan karyawan tidak menjadi perbandingan dalam

promosi jabatan. Sedangkan, rata-rata tertinggi sebesar 4,67 pada pernyataan ke-8

menunjukkan bahwa lama kerja, pendidikan formal karyawan dan hasil ujian

kenaikan golongan menjadi faktor penting promosi/kenaikan jabatan.

4.3.2.1.3 Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Kepuasan

Kerja (Y)

Dari hasil jawaban kuesioner yang diberikan kepada 54 responden atas

10 butir pernyataan mengenai kepuasan kerja dengan memberikan skor tertinggi 5

dan skor terendah 1. Berikut hasil distribusi frekuensi variabel kepuasan kerja (Y)

tersaji pada tabel dibawah ini:

Tabel 4.17
Distribusi Frekuensi Tanggapan Responden Variabel Kepuasan Kerja
Jawaban
SS S RG TS STS Jumlah
Butir Mean
5 4 3 2 1
F X F X F X F X F X F X
P1 32 160 21 84 1 3 0 0 0 0 54 247 4,57
P2 27 135 25 100 2 6 0 0 0 0 54 241 4,46
P3 38 190 15 60 1 3 0 0 0 0 54 253 4,69
P4 34 170 18 72 2 6 0 0 0 0 54 248 4,59
P5 31 155 21 84 2 6 0 0 0 0 54 245 4,54
P6 35 175 18 72 0 0 1 2 0 0 54 249 4,61
P7 32 160 22 88 0 0 0 0 0 0 54 248 4,59
P8 33 165 20 80 1 3 0 0 0 0 54 248 4,59
P9 33 165 20 80 1 3 0 0 0 0 54 248 4,59
P10 36 180 17 68 0 0 1 2 0 0 54 250 4,63
87

Variabel Kepuasan Kerja 45,86


Mean 4,58
Sumber: Data Primer yang Diolah (2018)

Berdasarkan tabel 4.17 di atas bahwa hasil jawaban responden pada

variabel kepuasan kerja (Y) mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,58. Artinya,

variabel kepuasan kerja (Y) termasuk dalam kategori sangat tinggi karena pada

interval 3,40 - 4,19. Nilai rata-rata terendah sebesar 4,46 pada pernyataan ke-2

menunjukkan bahwa karyawan tidak merasa puas dengan pekerjaannya saat ini

karena tidak sesuai dengan kemampuan karyawan. Sedangkan, rata-rata tertinggi

sebesar 4,69 pada pernyataan ke-3 menunjukkan bahwa karyawan merasa puas

perusahaan sudah memberikan gaji sesuai dengan standar yang berlaku.

4.3.3 Uji Asumsi Klasik

4.3.3.1 Uji Normalitas


Uji normalitas dilakukan dengan tujuan untuk menguji apakah dalam

sebuah model regresi, variabel dependen atau keduanya mempunyai distribusi

normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau

mendekati normal. Untuk mendeteksi normalitas dapat dilakukan dengn uji

statistik. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam Gambar 4.18 sebagai berikut:
88

Gambar 4.2
Hasil Uji Normalitas
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows
Berdasarkan gambar 4.1 di atas terlihat bahwa titik-titik data menyebar

disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal. Maka model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

4.3.3.2 Uji Multikolinearitas


Uji Multikolonieritas untuk menguji apakah model regresi ditemukan

adanya korelasi antar variabel independen. Untuk mengetahui dan mendeteksi ada

tidaknya multikolinearitas didalam regresi. Ketentuan yang berlaku dalam

pengujian ini adalah, jika nilai Tolerance < 0,10 dan nilai Variance Inflation

Factor VIF > 10 maka terdapat multikolinearitas, sedangkan jika nilai Tolerance

> 0,10 dan nilai Variance Inflation Factor VIF < 10 maka tidak terdapat

multikolinearitas. Artinya variabel independen tidak memiliki korelasi yang tinggi


89

atau mendekati satu terhadap variabel independen yang lain. Pengujian

multikolinearitas sebagai berikut:

Tabel 4.18
Hasil Uji Multikolinearitas

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6,659 6,722 ,991 ,327

Disiplin Kerja ,576 ,118 ,530 4,884 ,000 ,986 1,014


1
Promosi ,381 ,139 ,298 2,744 ,008 ,986 1,014
Jabatan

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja


Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.18 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing

variabel independen memiliki nilai Tolerance 0,986 > 0,1 dan nilai VIF 1,014 <

10 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat multikolinearitas antar variabel

independen dalam model regresi.

4.3.4 Analisis Regresi

4.3.4.1 Analisis Regresi Linear Berganda


Analisis regresi dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

seberapa besar pengaruh variabel independen (bebas) yaitu Disiplin Kerja (X1)

dan Promosi Jabatan (X2) terhadap variabel dependen (terikat) Kepuasan Kerja

(Y). Hasil uji analisis regresi berganda adalah sebagai berikut:


90

Tabel 4.19
Hasil Uji Analisis Regresi Berganda

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6,659 6,722 ,991 ,327

Disiplin Kerja ,576 ,118 ,530 4,884 ,000 ,986 1,014


1
Promosi ,381 ,139 ,298 2,744 ,008 ,986 1,014
Jabatan

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja


Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.19 pada kolom Unstandardized Coefficients B

adalah dapat diketahui persamaan regresi yaitu:

Artinya jika disiplin kerja dan promosi jabatan secara bersama-sama

nilainya adalah 0, maka kepuasan kerja nilainya sebesar 6,659. Artinya jika

disiplin kerja ditingkatkan 1 satuan, maka kepuasan kerja akan meningkat sebesar

0,576. Artinya jika promosi jabatan ditingkatkan 1 satuan, maka kepuasan kerja

akan meningkat sebesar 0,381.

4.3.4.2 Koefisien Determinasi


Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh

Disiplin Kerja (X1) dan Promosi Jabatan (X2) terhadap Kepuasan Kerja (Y) maka

digunakan koefisien determinasi, dengan hasil yang dapat dilihat pada tabel

berikut:
91

Tabel 4.20
Koefisien Determinasi

Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Std. Error of the Durbin-Watson
Square Estimate

1 ,638a ,407 ,384 2,828 1,443

a. Predictors: (Constant), Promosi Jabatan, Disiplin Kerja


b. Dependent Variable: Kepuasan Kerja
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.20 diatas, bahwa nilai korelasi (R) sebesar 0,638

artinya disiplin kerja dan promosi jabatan secara bersama-sama memiliki

hubungan yang kuat, serta nilai Adjusted R Squere sebesar 0,384 atau 38,4%

artinya pengaruh disiplin kerja dan promosi jabatan secara bersama-sama

berpengaruh sebesar 38,4%.

4.3.5 Uji Hipotesis

4.3.5.1 Uji t
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui signifikan atau tidaknya

pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen.

Apabila hasil uji thitung > ttabel berarti variabel independen signifikan untuk

menjelaskan variabel dependen. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Ho ditolak jika thitung > ttabelberarti Ha diterima

2. Ho diterima jika thitung < ttabel berarti Ha ditolak


92

4.3.5.1.1 Uji Pengaruh Disiplin Kerja (X1) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap

kepuasan kerja.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja terhadap kepuasan

kerja.

Kriteria pengujian:

1. Jika thitung > ttabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho ditolak Ha diterima.

2. Jika thitung < ttabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho diterima Ha ditolak.

3. Menghitung besarnya angka dengan thitung α 0,05 dan dk n-2 = 54-2 = 52

jadi ttabel 1.674.

Tabel 4.21
Hasil Uji Hipotesis Pertama

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6,659 6,722 ,991 ,327

Disiplin Kerja ,576 ,118 ,530 4,884 ,000 ,986 1,014


1
Promosi ,381 ,139 ,298 2,744 ,008 ,986 1,014
Jabatan

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja


Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa disiplin kerja memiliki

pengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-Value (Sig.)

< 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 4,884 > 1.674. Artinya H1
93

diterima, bahwa disiplin kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap

kepuasan kerja. Peneliti menyajikan gambar untuk mengetahui letak atau posisi

dari thitung dengan ttabel yaitu sebagai berikut:

- 4,884 - 1,674 1,674 4,884


Gambar 4.3
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Pertama

4.3.5.1.2 Uji Pengaruh Promosi Jabatan (X2) Terhadap Kepuasan Kerja (Y)

Hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi jabatan terhadap

kepuasan kerja.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara promosi jabatan terhadap

kepuasan kerja.

Kriteria pengujian:

1. Jika thitung > ttabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho ditolak Ha diterima.

2. Jika thitung < ttabel 0,05 (dk = n-2), maka Ho diterima Ha ditolak.

3. Menghitung besarnya angka dengan thitung α 0,05 dan dk n-2 = 54-2 = 52

jadi ttabel 1.674.


94

Tabel 4.22
Hasil Uji Hipotesis Kedua

a
Coefficients

Model Unstandardized Standardize t Sig. Collinearity Statistics


Coefficients d
Coefficients

B Std. Error Beta Tolerance VIF

(Constant) 6,659 6,722 ,991 ,327

Disiplin Kerja ,576 ,118 ,530 4,884 ,000 ,986 1,014


1
Promosi ,381 ,139 ,298 2,744 ,008 ,986 1,014
Jabatan

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja


Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.22 di atas dapat dilihat bahwa promosi jabatan

memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan dengan nilai p-

Value (Sig.) < 0,05 yaitu 0,007 < 0,05 dan nilai thitung > ttabel yaitu 2,744 > 1.674.

Artinya H2 diterima, bahwa promosi jabatan memiliki pengaruh yang signifikan

terhadap kepuasan kerja. Peneliti menyajikan gambar untuk mengetahui letak atau

posisi dari thitung dengan ttabel yaitu sebagai berikut:

- 2,744 - 1.674 1.674 2,744


Gambar 4.4
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Kedua
95

4.3.5.2 Uji F
Pengujian ini untuk mengetahui pengaruh variabel independen secara

bersama-sama terhadap variabel dependen. Apabila hasil uji Fhitung > Ftabel berarti

variabel independen signifikan untuk menjelaskan variabel dependen. Adapun

ketentuannya adalah sebagai berikut:

1. Ho ditolak jika Fhitung > Ftabelberarti Ha diterima

2. Ho diterima jika Fhitung < Ftabel berarti Ha ditolak

Hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

Ho = Tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dan promosi

jabatan terhadap kepuasan kerja.

Ha = Terdapat pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dan promosi jabatan

terhadap kepuasan kerja.

Tabel 4.23
Hasil Uji Hipotesis Ketiga

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
Regression 280,184 2 140,092 17,515 ,000

1 Residual 407,909 51 7,998

Total 688,093 53

a. Dependent Variable: Kepuasan Kerja


b. Predictors: (Constant), Promosi Jabatan, Disiplin Kerja
Sumber: Hasil Output SPSS 21 for Windows

Berdasarkan tabel 4.23 di atas dapat dilihat bahwa disiplin kerja dan

promosi jabatan memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja. Hal ini dibuktikan

dengan nilai p-Value (Sig.) < 0,05 yaitu 0,000 < 0,05 dan nilai Fhitung > Ftabel yaitu

17,515 > 3,18. Artinya H3 diterima, bahwa disiplin kerja dan promosi jabatan
96

memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepuasan kerja. Peneliti menyajikan

gambar untuk mengetahui letak atau posisi dari Fhitung dengan Ftabel yaitu sebagai

berikut:

Daerah
Penolakan Ho
Daerah
Penerimaan
Ho

3,18 17,515

Gambar 4.5
Daerah Penolakan dan Penerimaan Hipotesis Ketiga

4.4 Pembahasan Hasil Penelitian

4.4.1 Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kepuasan Kerja


Berdasarkan data tabel koefisien uji statistik t, nilai thitung untuk variabel

disiplin kerja adalah sebesar 4,884 dengan nilai ttabel sebesar 1.674, dan nilai

signifikansi 0,000. Maka dapat diketahui bahwa thitung > ttabel dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya variabel disiplin kerja berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Badawi, 2014) dengan judul

Pengaruh Lingkungan Kerja, Disiplin Kerja, dan Motivasi Kerja terhadap

Kepuasan Kerja serta Implikasinya pada Kinerja Guru bahwa: “Terdapat pengaruh

yang signifikan dari disiplin kerja terhadap kepuasan guru.”. Penelitian ini juga
97

mendukung penelitian (Tanjung, 2016) Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi dan

Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan

Sumatra Utara yang menyatakan bahwa: “Disiplin kerja berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kepuasan kerja. Akan tetapi penelitian ini tidak sejalan dengan

penelitian yang dilakukan oleh (Lumentut, 2015) yang berjudul Pengaruh

Motivasi, Disiplin, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja karyawan

pada PT. Bank Sulut Cabang Airmadidi yang menyatakan bahwa: “Disiplin kerja

tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan kerja pada PT. Bank Sulut

Cabang Airmadidi”.

Perusahaan berperan dalam mengelola karyawan agar mematuhi segala

peraturan, norma yang telah di tetapkan oleh perusahaan sehingga para karyawan

bekerja dengan disiplin dan efektif. Kedisiplinan adalah kesadaran dan kesediaan

seseorang dalam menaati semua peraturan perusahaan dan norma sosial yang

berlaku (Hasibuan, 2012:193). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa disiplin

kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja. Artinya jika

disiplin kerja diterapkan dan ditingkatkan, maka akan semakin meningkat pula

kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 orang responden

disiplin kerja mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,58. Artinya, variabel disiplin

kerja (X1) termasuk dalam kategori sangat baik karena pada interval 4,20-5,00.

Nilai rata-rata terendah sebesar 4,43 pada pernyataan ke-1 menunjukkan bahwa

karyawan hadir ketempat kerja tidak sesuai waktu yang telah ditentukan.
98

Sedangkan, rata-rata tertinggi sebesar 4,65 pada pernyataan ke-3 menunjukkan

bahwa karyawan selalu berpakaian seragam yang telah ditentukan.

4.4.2 Pengaruh Promosi Jabatan terhadap Kepuasan Kerja

Berdasarkan data tabel koefisien uji statistik t, nilai thitung untuk variabel

promosi jabatan adalah sebesar 2,744 dengan nilai ttabel sebesar 1.674, dan nilai

signifikansi 0,007. Maka dapat diketahui bahwa thitung > ttabel dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya variabel promosi jabatan berpengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian (Muhammad Aldaman, Dkk,

2017) dengan judul Pengaruh Prestasi Kerja dan Promosi Jabatan Terhadap

Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank Mandiri TBK Kantor Cabang Bandar

Lampung yang menyatakan bahwa: “Promosi jabatan berpengaruh positif

terhadap kepuasan kerja karyawan”. Penelitian ini juga mendukung penelitian

(Saputra & Sudharma, 2017) dengan judul Pengaruh Promosi Jabatan, Pelatihan

dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan yang menyatakan

bahwa: “Promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja karyawan”. penelitian ini juga mendukung penelitian (Malik,dkk 2012) yang

berjudul The Impact of Pay and Promotion on Job Satisfaction: Evidence from

Higher Education Institutes of Pakistan yang menyatakan bahwa “the variable

„promotion‟ has an influence on dependent variable”. Dan peneitian dari

(Naveed,dkk 2011) yang berjudul Promotion: A Predictor of Job Satisfaction A

Study of Glass Industry of Lahore (Pakistan) yang menyatakan bahwa “The


99

analysis shows that promotion has a modest and positive effect on job

satisfaction”.

Promosi memberikan peranan penting bagi setiap karyawan, bahkan

menjadi idaman yang selalu dinanti-nanti oleh karyawan, karena dengan promosi

ini berarti adanya kepercayaan dan pengakuan mengenai kemampuan, serta

kecakapan karyawan yang bersangkutan untuk manjabat suatu jabatan yang lebih

tinggi. Menurut (Hasibuan, 2012) yang mengatakan bahwa tujuan dari promosi

adalah untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin

besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kepuasan kerja. Artinya jika promosi jabatan diterapkan dan ditingkatkan, maka

akan semakin meningkat pula kepuasan kerja karyawan.

Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner kepada 54 orang responden

disiplin kerja mempunyai nilai rata-rata sebesar 4,19. Artinya, variabel promosi

jabatan (X2) termasuk dalam kategori baik karena pada interval 4,20 - 5,00. Nilai

rata-rata terendah sebesar 3,67 pada pernyataan ke-4 menunjukkan bahwa

kecakapan karyawan tidak menjadi perbandingan dalam promosi jabatan.

Sedangkan, rata-rata tertinggi sebesar 4,67 pada pernyataan ke-8 menunjukkan

bahwa lama kerja, pendidikan formal karyawan dan hasil ujian kenaikan golongan

menjadi faktor penting promosi/kenaikan jabatan.


100

4.4.3 Pengaruh Disiplin Kerja dan Promosi Jabatan terhadap Kepuasan

Kerja

Berdasarkan data tabel koefisien uji statistik F, nilaiFhitung disiplin kerja

dan promosi jabatan adalah sebesar 17,515 dengan nilai Ftabel sebesar 3,18 dan

nilai signifikansi 0,000. Maka dapat diketahui bahwa Fhitung > Ftabel dengan nilai

signifikansi lebih kecil dari 0,05. Artinya secara bersama-sama variabel disiplin

kerja dan promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan

kerja.

Berdasarkan hasil Adjusted R Square (R2) sebesar 38,4% yang berarti

bahwa variabel disiplin kerja dan promosi jabatan mampu menjelaskan variabel

kepuasan kerja sebesar 54,2% dan sisanya sebesar 61,6% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain diluar model yang peneliti ajukan.


BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh atas penelitian mengenai

pengaruh Disiplin Kerja (X1) dan Promosi Jabatan (X2) terhadap Kepuasan Kerja

(Y) pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon dan

melakukan pengujian atas tiga hipotesis penelitian, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Disiplin kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

Artinya, semakin karyawan menerapkan kedisiplinan dalam perusahaan, maka

mereka akan menyelesaikan tugas dengan cepat dan tepat sehingga

meningkatkan kepuasan kerja.

2. Promosi jabtan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

Artinya, semakin banyak kesempatan untuk dipromosikan, maka akan

meningkatkan kepuasan kerja pada mereka.

3. Disiplin kerja dan promosi jabatan secara bersama-sama mempunyai pengaruh

positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan pada Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon. Artinya, semakin karyawan

tersebut menerapkan kedisiplinan dalam perusahaan dan mendapatkan promosi

102
103

jabatan, maka kedua variabel tersebut akan berdampak terhadap meningkatnya

kepuasan kerja karyawan.

5.2 Implikasi

Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan simpulan yang telah

dikemukakan maka peneliti memberikan implikasi yang diharapkan dapat

bermanfaat. Adapun beberapa implikasi penelitian adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa disiplin kerja pada Perusahaan Daerah

Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon dalam kondisi sangat baik, hanya

terdapat beberapa instrumen yang masih perlu diperbaiki. Hal tersebut

dibuktikan berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan nilai rata-rata terendah

pada pernyataan ke-1 yang menunjukkan bahwa karyawan hadir ketempat

kerja tidak sesuai waktu yang telah ditetapkan. Hal ini berimplikasi pada

perlunya peningkatan disiplin kerja dengan cara perusahaan memberikan

ketegasan berupa sanksi terhadap pegawai yang melanggar ketetapan waktu,

karena tepat waktu merupakan bagian atau komponen yang penting dalam

disiplin kerja. Adanya langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan

disiplin kerja pegawai pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati

Kabupaten Cirebon.

2. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa promosi jabatan pada Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon dalam kondisi baik, hanya

terdapat beberapa instrumen yang masih perlu diperbaiki. Hal tersebut

dibuktikan berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan nilai rata-rata terendah

pada pernyataan ke-4 yang menunjukkan bahwa kecakapan karyawan tidak


104

menjadi berbandingan dalam promosi jabatan. Hal ini berimplikasi pada

perlunya peningkatan promosi jabatan dengan cara meningkatkan kecakapan

karyawan. Untuk meningkatkan kecakapan karyawan dapat dilakukan dengan

cara melakukan pendidikan dan pelatihan secara berkala sehingga kecakapan

yang dimiliki oleh karyawan dapat dijadikan perbandingan dalam promosi

jabatan. Adanya langkah tersebut diharapkan dapat meningkatkan promosi

jabatan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.

3. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kepuasan kerja pada Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon dalam kondisi sangat baik,

hanya terdapat beberapa instrumen yang masih perlu diperbaiki. Hal tersebut

dibuktikan berdasarkan hasil statistik deskriptif dengan nilai rata-rata terendah

pada pernyataan ke-2 yang menunjukkan bahwa karyawan tidak merasa puas

dengan pekerjaannya saat ini karena tidak sesuai dengan kemampuannya. Hal

ini berimplikasi pada perlunya peningkatan kepuasan kerja dengan cara

perusahaan membuat analisi pekerjaan dengan menyusun informasi secara

sistematis mengenai tugas-tugas, tanggung jawab, kemampuan karyawan, dan

standar kinerja pada perusahaan. Adanya langkah tersebut mampu memberikan

kepuasan kerja sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja

karyawan pada Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.
108

5.3 Keterbatasan dan Saran

5.3.1 Keterbatasan
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan di atas, maka penulis

mengemukakan keterbatasan sebagai berikut:

1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja dalam penelitian ini hanya

terdiri dari dua variabel yaitu disiplin kerja dan promosi jabatan, sedangkan

masih banyak faktor lain yang mempengaruhi kepuasan kerja.

2. Selain keterbatasan di atas penulis juga mengalami keterbatasan waktu yang

sangat singkat dalam penelitian ini sehingga dalam penulisan ini masih

membutuhkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak.

5.3.2 Saran
Berdasarkan hasil pembahasan penelitian dan kesimpulan di atas maka

dapat diberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap kepuasan kerja di luar variabel disiplin kerja dan

promosi jabatan, agar memperoleh hasil yang lebih bervariatif dan dapat

menggambarkan hal-hal apa saja yang dapat berpengaruh terhadap kepuasan

kerja dan disarankan memperluas cakupan penelitian tentang pengaruh disiplin

kerja dan promosi jabatan terhadap kepuasan kerja yang di pakai pada

penelitian ini.

2. Perusahaan diharapkan mampu meningkatkan disiplin kerja serta menerapkan

promosi jabatan karyawan, dengan cara memperhatikan apa yang mereka


109

butuhkan, karena mengingat faktor tersebut dapat memberikan pengaruh yang

cukup besar terhadap kepuasan kerja.

3. Perusahaan juga harus mampu menganalisa promosi jabatan karyawan, karena

sesuai dengan penelitian yang dilakukan variabel promosi jabatan merupakan

faktor yang paling dominan dalam meningkatan kepuasan kerja Perusahaan

Daerah Air Minum Tirta Jati Kabupaten Cirebon.


DAFTAR PUSTAKA

Aldaman, M., Marnisah, L., & Kurniawan, M. (2017). Pengaruh Prestasi Kerja
dan Promosi Jabatan Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank
Mandiri tbk Kantor Cabang Bandar Lampung. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Global Masa Kini Volume 8 No.01 , 2502-2024.
Fhatoni, A. (2006). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Rineka Cipta.
Ghozali, P. I. (2016). Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, M. S. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT Bumi
Aksara.
I Dw Agus Saputra, d. (2017). Pengaruh Promosi Jabtan, Pelatihan dan
Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Pegawai. E-jurnal Manajemen
Unud, Vol.6, No. 2 , 1030-1054.
Luthans, F. (2006). Perilaku Organisasi. Yogyakarta: PT. Andi.
Malik, E. M., Danish, Q. R., & Munir, Y. (2012). The Impact Of Pay and
Promotion on Job Satisfaction: Evidence from Higher Education Institutes
of Pakistan. Amercan Journal of Economics , 6-9.
Mangkunegara, A. A. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan.
Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Neveed, A., Ahmad, U., & & Bushra, F. (2011, 2(16). Promotion : A predictor of
job satisfaction a study of glass industry of Lahore (Pakistan). Internasional
Journal of Business and Social Science .
Robbins, S. p. (2017). Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Siagian, S. P. (2016). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.
Sinambela, L. P. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
Sugiyono, P. d. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi
(Mixed Method). Bandung: Alfabeta.
Sutrisno, E. (2012). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Prenadamedia
Group.
Tanjung, H. (22016). Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi, dan Budaya
Organisasi terhadap Kepuasan Kerja Pegawai Pada Dinas Perkebunan
Sumatra Utara. Jurnal Konsep Bisnis dan Manajemen , 2407-2648.
Umar, H. (2013). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.
Zainal, V. R. (2015). Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari
Teori Ke Praktih. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai