Diajukan Oleh
Adetiya Sabrina M Nur
NIM: 195168001
Kepada
PROGAM STUDI KEUANGAN DAN PERBANKAN SYARIAH
PROGAM MAGISTER TERAPAN
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
TAHUN 2021
LEMBAR PENGESAHAN
Diajukan Oleh
Adetiya Sabrina M Nur
NIM: 195168001
Menyatakan bahwa Propsal Tesis telah siap untuk diseminarkan.
Prof. Drs. Dwi Suhartanto,MCM., Ph.D. Dr. Ira Novianty, SE., M.Si., AK., CA.
NIP.196110031988111001 NIP. 197611162009122002
I
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya kepada saya, sehingga dapat menyelesaikan penulisan
Proposal tesis ini. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada junjungan
baginda Rasulullah Muhammad SAW.
Penyususan Proposal tesis ini sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan Magister Terapan pada Program Studi Magister Terapan Keuangan
dan Perbankan Syariah Politeknik Negeri Bandung
Semoga tesis ini dapat memberikan manfaat tidak hanya bagi penulis namun juga
kepada para pembaca, amin.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi. Wabarakatuh..
Bogor, 20 Januari 2021
Penulis
II
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN......................................................................................I
KATA PENGANTAR.............................................................................................II
DAFTAR ISI..........................................................................................................III
ABSTRAK..............................................................................................................V
DAFTAR TABEL..................................................................................................VI
DAFTAR GAMBAR............................................................................................VII
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
BAB II......................................................................................................................6
KAJIAN PUSTAKA................................................................................................6
III
2.1.3.6 Kinerja Berkelanjutan...................................................................12
BAB III..................................................................................................................22
METODE PENELITIAN.......................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................27
Penelitian Terdahulu...........................................................................................28
ANGKET PENELITIAN...................................................................................31
IV
ABSTRAK
Kata kunci: Theory Behavior Control, Bank Umum Syariah, POJK 51.
V
DAFTAR TABEL
VI
DAFTAR GAMBAR
VII
BAB I.
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Masyarakat global saat ini sangat peduli dengan isu lingkungan dalam
ekonomi global (Nath, Nayak, & Goel, 2014). Dampak buruk dari banjir,
kekeringan, badai dan panas di seluruh dunia saat ini, memotivasi untuk berpikir
secara serius untuk mengatasi masalah lingkungan. Masalah lingkungan salah
satunya dapat dipicu oleh intensitas karbon yang dikeluarkan dari kegiatan
pembakaran bahan bakar fosil, seperti batu bara, minyak bumi dan gas bumi
(Siregar, 2013). Berikut ini gambaran intensitas karbon di Negara-Negara Asia
tahun tahun 1758- 2020:
1
Chinyio, & Olomolaiye, 2012; Chew, Tan, & Hamid, 2016; Singh & Singh,
2013).
Menurut Siregar (sebagaimana dikutip dalam Volz, 2015) dari hasil survei
Bank Indonesia mengenai pembiayaan hijau yang dilakukan oleh 24 bank
konvensional dan 5 bank syariah di Indonesia antara tahun 2011-2013
menemukan bahwa porsi pembiayaan hijau di bank syariah dua kali lipat
dibandingkan dengan bank konvensional. Berikut ini tabel yang menggambarkan
porsi pembiayaan hijau.
Porsi Pembiayaan Hijau (%)
Bank 2011 2012 2013
Bank Konvensional 1,10 1,16 1,27
Bank Syariah 2,68 2,85 2,53
Tabel Pembiayaan Hijau Bank Konvensional dan Bank Syariah Tahun
2011-2013
Di Indonesia, keterlibatan sektor perbankan dalam mengelola risiko
lingkungan dan sosial diatur dalam undang-undang Nomor 32 tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup yang antara lain mengatur
kewajiban bagi industri untuk melindungi alam dan lingkungan (OJK, 2014b).
Undang-undang ini kemudian diimplementasikan dalam Peraturan OJK Nomor
51/ POJK.03/2017 tentang Penerapan Keuangan Berkelanjutan Bagi Lembaga
Jasa Keuangan, Emiten, dan Perusahaan Publik (OJK, 2017).
Penetapan POJK Keuangan Berkelanjutan harus ditindaklanjuti dengan
upaya bank untuk secara bertahap menginternalisasikan 8 (delapan) prinsip
Keuangan Berkelanjutan dalam rencana dan aktivitas bisnis, serta pengembangan
produk bisnisnya. Langkah strategis dalam upaya internalisasi prinsip Keuangan
Berkelanjutan terdiri dari beberapa tahap, yaitu: (1) tahap persiapan, (2) tahap
implementasi awal, (3) tahap implementasi lanjutan. Dalam menjalankan tahapan-
tahapan tersebut, bank menetapkan kegiatan yang merupakan program turunan
dari prioritas yang dipilih dari Pasal 7 POJK sesuai dengan kondisi keuangan,
struktur, dan kompleksitas masing- masing bank. Berdasarkan pasal 10 POJK
Keuangan Berkelanjutan, bank wajib menyusun Laporan Keberlanjutan. Laporan
Keberlanjutan adalah laporan yang diumumkan kepada masyarakat yang memuat
2
kinerja ekonomi, keuangan, sosial, dan lingkungan hidup suatu bank dalam
menjalankan bisnis berkelanjutan. Laporan Keberlanjutan menjadi alat organisasi
untuk menetapkan tujuan, memonitor kinerja, melakukan evaluasi, dan mengelola
perubahan dalam rangka membuat operasional bank lebih berkelanjutan dan
efisien, terutama dengan adanya dinamika perubahan ekonomi, sosial dan
lingkungan hidup yang semakin cepat. Laporan Keberlanjutan mengukur,
menyatakan, dan menjadi aspek akuntabilitas bagi kinerja organisasional terkait
aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup.
Kesadaran akan kebutuhan memberikan informasi kepada pemangku
kepentingan secara komprehensif akan berdampak positif pada kinerja bank itu
sendiri. Berikut data Bank syariah yang sudah melakukan pelaporan keberlanjutan
PUBLIKASI LAPORAN
No NAMA BANK UMUM SYARIAH KEBERLANJUTAN
YA TIDAK KETERANGAN
1 PT. Bank Aceh Syariah 2017,2018
2 PT BPD Nusa Tenggara Barat
Syariah 2017,2018,2019
3 PT. Bank Muamalat Indonesia 2017,2018
4 PT. Bank Victoria Syariah
5 PT. Bank BRI Syariah 2017,2018
6 PT. Bank Jabar Banten Syariah
7 PT. Bank BNI Syariah 2017,2018,2019
8 PT. Bank Syariah Mandiri 2017,2018,2019
9 PT. Bank Mega Syariah
10 PT. Bank Panin Dubai Syariah
11 PT. Bank Syariah Bukopin
12 PT. BCA Syariah
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Syariah 2019
14 PT. Maybank Syariah Indonesia 2017,2018,2019
3
semangat keberlanjutan kemudian pengujian dilakukan terhadap 14 lembaga yang
sudah merujuk kepada peraturan POJK NOMOR 51 /POJK.03/2017.
I.2 Rumusan Masalah & Pertanyaan Penelian
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah ada pengaruh positif kebijakan POJK51/POJK.03/2017 terhadap
tindakan publikasi Laporan Keberlanjutan?
2. Apa factor penyebab Perbankan Syariah tidak publikasikan laporan
keberlanjutan?
3. Apakah faktor faktor penentu Bank Umum Syariah menerapkan keuangan
keberlanjutan berdasarkan Teory of Planner Behavior
4
2. Urgensi teoritis adalah dapat menambah refrensi empirik bahwa ada dan
tidaknya implementasi kinerja keuangan keberlanjutan terhadap kinerja
keuangan Bank Umum Syariah di Indonesia dan dapat didapatkannya
informasi tak terbatas untuk publik melalui pelaporan keberlanjutan yang
diterbitkannya.
3. Urgensi operational berupa hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan
untuk mengidentifikasi sejauh mana komitmen implementasi keuangan
keberlanjutan yang sudah diterapkan oleh Bank Umum Syariah di indonesia.
5
BAB II.
KAJIAN PUSTAKA
II.1.1Teori Stakeholder
6
Dasar teori pemangku kepentingan sebagai sebuah genre teori manajemen.
Artinya, daripada menjadi teori khusus yang digunakan untuk satu tujuan
(Misalnya teori ketergantungan sumber daya dalam manajemen), melihat teori
pemangku kepentingan sebagai "genre" adalah untuk mengenali nilai dari
keragaman penggunaan yang dapat dibuat dari kumpulan gagasan ini. Ada cukup
kesamaan di seluruh kegunaan ini untuk melihatnya sebagai bagian dari genre
yang sama, tetapi cukup beragam untuk memungkinkan mereka berfungsi dalam
berbagai pengaturan dan melayani tujuan yang berbeda. Pemangku kepentingan
perspektif telah diterapkan secara luas dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk
hukum, perawatan kesehatan administrasi publik, kebijakan lingkungan, dan etika.
Sebelum kita berbalikuntuk aplikasi ini kami berhenti sejenak untuk menjabarkan
beberapa batasan penting dan ketentuan batasnyateori pemangku kepentingan.
II.1.2Teori legitimasi
7
Namun, ketika terjadi ketidakselarasan antara aktivitas perusahaan dengan
harapan stakeholder, maka akan terjadi legitimacy gap. Neu et al. (1998)
berpendapat bahwa untuk mengurangi legitimacy gap, perusahaan harus
mengidentifikasi aktivitas yang ada di bawah kendalinya dan mengidentifikasi
publik yang memiliki power sehingga mampu memberikan legitimasi kepada
perusahaan. Hal ini membuat perusahaan harus tahu bagaimana menanggapi
berbagai kelompok kepentingan untuk melegitimasi tindakan perusahaan
(Tilt, 1994,dalam Haniffa et al, 2005).
8
3. Mengalihkan perhatian dari isu-isu penting ke isu-isu lain yang
berhubungan lewat pendekatan emotive symbols untuk memanipulasi
persepsi stakeholder
4. Mengubah ekspektasi eksternal tentang kinerja organisasi
9
dicapai. Pengungkapan atas strategi keberlanjutan disampaikan sesuai dengan
tujuan atau strategi pada RAKB.
Bagian ini memuat ringkasan kinerja bank selama 3 (tiga) tahun terakhir
pada aspek ekonomi, sosial dan lingkungan hidup yang menyatu pada portofolio
produk dan/atau jasa perbankan. Sebagai tambahan, bank dapat mengungkapkan
kegiatan internal operasional yang memberikan dampak pada sosial dan
lingkungan hidup. Pengungkapan ikhtisar kinerja aspek keberlanjutan dapat
disampaikan dalam bentuk narasi, ilustrasi, atau tabel. Dalam hal bank berusia
kurang dari 3 tahun dan data belum tersedia, maka ikhtisar kinerja aspek
keberlanjutan disajikan sebagaimana data yang tersedia.
10
tahun sebelumnya); dan/atau kegiatan TJSL yang terkait dengan
pemberdayaan masyarakat dan mendukung bisnis inti bank.
1) visi, misi, dan nilai keberlanjutan bank; Visi dan Misi: sesuai RAKB
2) nama, alamat, nomor telepon, nomor faksimil, alamat surat elektronik, dan
laman bank, serta kantor cabang dan/atau kantor perwakilan bank;
3) skala usaha bank secara singkat, meliputi: total aset dan total liabilitas (dalam
jutaan rupiah); jumlah karyawan yang dibagi menurut jenis kelamin, jabatan,
usia, pendidikan, dan status ketenagakerjaan; persentase kepemilikan saham;
dan wilayah operasional;
4) penjelasan singkat mengenai produk, layanan, dan kegiatan usaha yang
dijalankan, contoh: tabungan, pembiayaan, surat berharga, e-banking;
5) keanggotaan pada asosiasi regional/nasional/lokal
6) perubahan bank yang bersifat signifikan, antara lain terkait dengan penutupan
atau pembukaan cabang, dan struktur kepemilikan.
11
a. Uraian mengenai tugas, wewenang dan tanggung jawab Direksi dan
Dewan Komisaris, pegawai, pejabat dan/atau unit kerja yang menjadi
penanggung jawab penerapan Keuangan Berkelanjutan.
b. Penjelasan mengenai pengembangan kompetensi yang dilaksanakan
terhadap anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris, pegawai, pejabat
dan/atau unit kerja yang menjadi penanggung jawab penerapan Keuangan
Berkelanjutan,
c. Penjelasan mengenai prosedur bank dalam mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan risiko atas penerapan Keuangan
Berkelanjutan terkait aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan hidup,
termasuk peran Direksi dan Dewan Komisaris dalam mengelola,
melakukan telaah berkala, dan meninjau efektivitas proses manajemen
perusahaan.
d. Penjelasan mengenai pemangku kepentingan yang meliputi keterlibatan
pemangku kepentingan berdasarkan hasil penilaian (assessment)
manajemen, RUPS dan Melakukan pendekatan yang digunakan bank
dalam melibatkan pemangku kepentingan dalam penerapan Keuangan
Berkelanjutan, antara lain dalam bentuk dialog, survei, dan seminar
e. Permasalahan yang dihadapi, perkembangan, dan pengaruh terhadap
penerapan Keuangan Berkelanjutan(Masud, Sharif, and Indo n.d.)
12
a. Kinerja Ekonomi Uraian mengenai kinerja ekonomi dalam 3 (tiga) tahun
terakhir yang mencakup. perbandingan target dan kinerja produksi,
portofolio, target pembiayaan, atau investasi, pendapatan dan laba rugi.
Apabila laporan keberlanjutan disusun terpisah dengan laporan tahunan
maka bagian ini memuat uraian singkat, dan perbandingan target dan
kinerja portofolio, target pembiayaan, atau investasi pada instrumen
keuangan atau proyek yang sejalan dengan penerapan Keuangan
Berkelanjutan.
b. Kinerja sosial, Uraian mengenai kinerja sosial dalam 3 (tiga) tahun
terakhir yang mencakup, Komitmen Perusahaan; Bagian ini menjelaskan
komitmen perusahaan untuk memberikan layanan yang setara kepada
konsumen atas produk dan/atau jasa dimaksudkan, serta menyampaikan
informasi produk dan/atau jasa yang akurat kepada konsumen,
Ketenagakerjaan, bagian ini paling sedikit Pernyataan kesetaraan
kesempatan bekerja dan ada atau tidaknya tenaga kerja paksa dan tenaga
kerja anak. Persentase remunerasi pegawai tetap di tingkat terendah
terhadap upah minimum regional perlu disampaikan agar pemangku
kepentingan mengetahui bahwa perusahaan memberikan remunerasi
sesuai dengan peraturan pemerintah, Jaminan lingkungan kerja yang
layak dan aman untuk semua pekerja. Kelayakan dan keamanan
lingkungan kerja mencakup banyak hal, diantaranya kebersihan toilet,
ruang makan, adanya ruang menyusui, alat deteksi asap dan alat
pemadam kebakaran ringan (APAR), tempat ibadah, tempat parkir
sepeda dan lain sebagainya. Pelatihan dan pengembangan kemampuan
pegawai, terutama untuk mendukung penerapan Keuangan
Berkelanjutan
c. Masyarakat; Bagian ini menjelaskan informasi terkait pemberdayaan
masyarakat untuk menggambarkan hubungan antara perusahaan dan
masyarakat sebagai salah satu pemangku kepentingan utama, yang
paling sedikit memuat Informasi kegiatan yang menghasilkan dampak
positif dan dampak negatif terhadap masyarakat serta pengembangan
13
wilayah operasional di daerah tertinggal termasuk literasi dan inklusi
keuangan. b.Mekanisme pengaduan masyarakat serta jumlah pengaduan
masyarakat yang diterima dan ditindaklanjuti. Dan memuat kegiatan
Tanggung Jawab sosial dan lingkungan terkait dengan pemberdayaan
masyarakat dan mendukung bisnis inti bank. Seluruh kegiatan dikaitkan
dengan 17 (tujuh belas) tujuan pembangunan berkelanjutan di Indonesia,
dimana bank melakukan prioritas pada tujuan yang hendak dicapai
sesuai dengan strategi dan jenis kegiatan bisnis(Otoritas Jasa Keuangan
2017a).
Proses verifikasi atau disebut dengan assurance merupakan salah satu cara
untuk meningkatkan kualitas informasi yang disampaikan dalam laporan
keberlanjutan. Proses ini dilakukan dengan memeriksa bukti dokumen,
wawancara atau klarifikasi informasi yang disampaikan dalam laporan, melalui
sampel dengan menitikberatkan pada informasi yang material. Proses verifikasi
harus dilakukan oleh pihak independen yang tidak terlibat dalam proses
pembuatan laporan, sehingga tidak ada benturan kepentingan dan kualitas proses
verifikasi tetap terjaga. Hasil dari verifikasi adalah pernyataan verifikasi
independen atau assurance independent statement, yang dimuat dalam Laporan
Keberlanjutan. Pihak verifikator adalah lembaga yang mempunyai pengalaman
dan kredibel dalam melakukan verifikasi Laporan Keberlanjutan.
14
II.1.3.8 . Lembar Umpan Balik (Feedback) untuk Pembaca (jika ada)
Bagian ini menjelaskan respon bank atas umpan balik yang diberikan oleh
pemangku kepentingan. Apabila tidak ada umpan balik, maka bank harus
menyampaikan upaya untuk menjangkau partisipasi pemangku kepentingan atas
keberadaan Laporan Keberlanjutan(Bukhori and Sopian 2017).
15
diasumsikan untuk mencerminkan pengalaman masa lalu sebagai antisipasi
hambatan dan rintangan(Mahyarni 2013).
II.1.4.1 Attitude
16
kepercayaan individu mengenai konsekuensi dari menampilkan suatu perilaku
(behavioral beliefs), ditimbang berdasarkan hasil evaluasi terhadap
konsekuensinya (outcome evaluation).
Norma subjektif juga diasumsikan sebagai suatu fungsi dari beliefs yang
secara spesifik seseorang setuju atau tidak setuju untuk menampilkan suatu
perilaku. Kepercayaan-kepercayaan yang termasuk dalam norma-norma subjektif
disebut juga kepercayaan normatif (normative beliefs). Seorang individu akan
berniat menampilkan suatu perilaku tertentu jika ia mempersepsi bahwa orang-
orang lain yang penting berfikir bahwa ia seharusnya melakukan hal itu. Orang
lain yang penting tersebut bisa pasangan, sahabat, dokter, dsb. Hal ini diketahui
dengan cara menanyai responden untuk menilai apakah orang-orang lain yang
penting tadi cenderung akan setuju atau tidak setuju jika ia menampilkan perilaku
yang dimaksud (Achmat, 2010).
17
Norma subjektif (subjective norm) adalah persepsi atau pandangan
seseorang terhadap kepercayaan-kepercayaan orang lain yang akan mempengaruhi
minat untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku (Ajzen, 1991).
Norma subjektif merupakan fungsi dari harapan yang dipersepsikan individu
dimana satu atau lebih orang di sekitarnya (misalnya, saudara, teman sejawat)
menyetujui perilaku tertentu dan memotivasi individu tersebut untuk mematuhi
mereka (Ajzen, 1991).
18
II.2 Model Penelitian
19
agar mencapai target bisnis yang dimaksud, dan menjelaskan komitmen bank
dalam membangun budaya keberlanjutan dan melakukan sosialisasi mengenai
budaya keberlanjutan tersebut kepada seluruh pemangku kepentingan/
Stakeholder(OJK 2015). Sumit, Gerard Stone (2020) menemukan Laporan
keberlanjutan yang diberlakukan oleh Exchange (ASX) serta kemudahannya dikakses
informasinya dapat meningkatkan nilai legitimasi perusahaan terkait pentingnya
perhatian perusahaan dalam mendukung Masalah sosial seperti Dukungan
komunitas, karyawan, kesetaraan gender, keberagaman dan lingkungan hal ini
terbuktik secara empirik melalui penelitiannya dapat meningkatkan harga saham
diplatform ASX (Burhany, Dahtiah, and Syarief 2020; Friedman 1962).
20
dan dapat membantu menarik investor(Burhany et al. 2020; Mahyarni 2013;
Sayuti and Amin 2019).
21
BAB III.
METODE PENELITIAN
22
penelitian ini yang menjadi variabel dependen (Y) adalah Theory Behavior
Control variable (TPB)
23
data interval yaitu agree-disagree scale. Skala ini merupakan salah satu
bentuk bipolar adjective, dengan mengembangkan pernyataan iya dan tidak
dalam berbagai rentang nilai (Ferdinand, 2006). Selain itu pada kuesioner ini
terdapat pertanyaan terbuka untuk mengonfirmasi ulang dari jawaban kuantitatif
yang telah dipilih.
III.5.2 Studi Pustaka
Pengumpulan data yang dilakukan dengan membaca laporan berkelanjutan
serta literatur, jurnal-jurnal, serta penelitian terdahulu yang berkaitan dengan
penelitian yang sedang dilakukan.
III.6 Teknik Analisis Data
Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai metode yang digunakan dalam
menganalisis data, sehingga dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Analisis
data kualitatif dan data kuantitatif
III.6.1 Teknik Analisis Data
III.6.1.1 Analisis Deskriptif
Analisis ini dilakukan dengan menggunakan teknik analisis indeks,
untuk menggambarkan persepsi responden atas pertanyaan-pertanyaan yang
diajukan. Teknik skoring yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
dilakukan dengan standar penyesuaian terhadap masing-masing variabel vektor,
yaitu setiap parameter dianggap mempunyai bobot yang sama. Setelah seluruh
parameter diperiksa kemudian dilakukan perhitungan indeks penerapan kinerja
berkelanjutan bedasarkan formula berikut (Ashari, 2018; Syarief, 2020)
24
III.6.1.2 Teknik Pengujian Hipotesis
Metode analisis data yaitu proses yang berfungsi mengolah hasil
pengkajian dengan tujuan mendapatkan kesimpulan (Monecke & Leisch, 2012).
Pengujian hipotesis dan analisis data memakai metode Structural Equation Model
- Partial Least Square (SEMPLS). SEMPLS ialah teknik modeling hibrida dalam
menyatukan berbagai macam bentuk metode perhitungan statistic, seperti analisis
jalur, analisis faktor dan regresi. PLS yaitu teknik yang sering digunakan sebab
tidak memerlukan data berdistribusi normal atau suatu pengkajian dengan jumlah
sampel kecil. Kelebihan PLS ialah mampu mengendalikan suatu model yang
rumit (kompleks) dengan multiple variabel endogen dan eksogen dan lebihnya
indikator (Latan & Ghozali, 2013). Alasan lain penggunaan SEM-PLS yaitu tidak
mensyaratkan kuantitas sampel yang banyak, dan tidak ada keharusan asumsi
normalitas (Hair et al., 2011). Lalu, PLS mampu dimanfaatkan untuk
mempredikasi dalam menguraikan teori yang masih lemah. Selain itu, PLS
memungkinkan penggunaan algoritma dengan analisis series OLS atau Ordinary
Least Square, karena mampu mengefisiensikan perhitungan algoritma (Ulum et
al., 2008). Software WarPLS 6.0 digunakan untuk mengukur model PLS. Model
pengkajian yang diteliti memiliki konstruk yang bermodel formatif yaitu
keterkaitan second order dengan first order yang dijadikan indikator. Persamaan
pada penelitian dirumuskan sebagai berikut:
UDD= Atitude
DI= Subjektif Norm
KA= Perceived Behaviour Control (PBC)
Untuk mengetahui apakah TPB berpengaruh terhadap praktik keuangan
berkelanjutan berdasarkan peraturan OJK 51/POJK.03/2017.
III.6.1.3 Evaluasi Model Penelitian
25
a. Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model)
26
DAFTAR PUSTAKA
Fayad, Amal Abou, Razan Ayoub, and Maysam Ayoub. 2017. “Causal
Relationship between CSR and FB in Banks.” Arab Economic and Business
Journal 12(2):93–98. doi: 10.1016/j.aebj.2017.11.001.
27
Responsibility Journal 10(4):569–90. doi: 10.1108/SRJ-02-2013-0008.
Masud, Abdul Kaium, Mohammad Sharif, and Hossain Indo. n.d. “Apakah
Peraturan Hijau Efektif Atau Gagal : Analisis Perbandingan Antara Bank
Bangladesh ( BB ) Panduan Hijau Dan Pelaporan Global Panduan Inisiatif.”
OJK. 2015. “Integrasi Lingkungan Sosial Dan Tata Kelola Bagi Bank Panduan
Untuk Memulai Implementasi.” 1–51.
Sayuti, Khadijah M., and Hanudin Amin. 2019. “Integrating the Effects of Price
Fairness and Islamic Altruism with the TPB Model: The Case of Islamic
Mortgage Adoption.” International Journal of Housing Markets and
Analysis 13(5):791–807. doi: 10.1108/IJHMA-07-2019-0077.
28
Sep, Mon, Heinonline Pdf, Li Lin Liu, K. Raghunandan, Dasaratha Rama,
Katherine Schipper, W. Robert Knechel, Vic Naiker, Gail Pacheco, Min Wu,
Publishing Company, C. Jensen, H. Meckling, Michael s wilkins Hemang
Desai, Chris e. hogan, David Aboody, Ron Kasznik, Jaime J. Schmidt, M.
White, The Academy, Management Journal, Richard A. D. Aveni, S.
Srinivasan, Kxhl J. Y, Jeffrey J. Burks, Mark R. Huson, Paul H. Malatesta,
Robert Parrino, Lucian Bebchuk, Yaniv Grinstein, Robert I. Sutton, Anita L.
Callahan, 大谷強, Matthew S. Kraatz, James H. Moore, Source Strategic,
Management Journal, No Jun, Catherine M. Daily, D. A. N. R. Dalton, Linda
A. Myers, Susan Scholz, Nathan Y. Sharp, Wendy M. Wilson, Siew Hong
Teoh, T. J. Wong, Patricia M. Dechow, Richard G. Sloan, Amy Patricia
Sweeney, Ronald J. Bakers, Bill McDonald, Robert E. Miller, M. C.
Suchman, Andrew J. Leone, Michelle Liu, Zoe Vonna Palmrose, Susan
Scholz, Vernon J. Richardson, Susan Scholz, Paul A. Griffin, David H. Lont,
Jerold B. Warner, Ross L. Watts, Karen H. Wruck, David B. Farber, K.
Raghunandan, William J. Read, J. Scott Whisenant, Donald C. Hambrick,
Richard A. D’Aveni, Robert A. Howell, Qiang Cheng, David B. Farber,
Stuart Gilson, Michael Vetsuypens, 山口悠, 口田圭吾, Glenn R. Carroll,
Rebecca Files, Edward P. Swanson, Senyo Tse, Linda Elizabeth Deangelo,
Rebecca Files, Nathan Y. Sharp, Anne M. Thompson, Marlene Plumlee, Teri
Lombardi Yohn, Jere R. Francis, Earl R. Wilson, Anup Agrawal, Tommy
Cooper, M. L. Arthaud-Day, C. M. Dalton, S. T. Certo, and D. A. N. R.
Dalton. 2008. “Executive Migration and Institutional Change Author ( s ):
Matthew S . Kraatz and James H . Moore Published by : Academy of
Management Stable URL : Https://Www.Jstor.Org/Stable/3069288.”
Accounting Review 29(1):34.
29
Lampiran I
Penelitian Terdahulu
30
Judul Penelitian: The use of social media as a legitimation tool for sustainability reporting A study
of the top 50 Australian Stock Exchange (ASX) listed companies
Hubungan antar Variabel
Hasil
No. Variabel Independen Variabel Dependen (Berpengaruh positif/negatif, Tidak
berpengaruh)
1. Laporan Keberlanjutan Media sosial; facebook, Temuan studi ini menunjukkan
perusahaan twitter dan linkedin penggunaan media sosial yang
terbatas oleh 50 Saham Australia
teratasPerusahaan yang terdaftar di
Exchange (ASX) untuk pelaporan
keberlanjutan karena hanya 46
persen dari perusahaan yang
menggunakannya Facebook, Twitter
dan / atau LinkedIn. Namun
demikian, perusahaan-perusahaan
yang secara aktif menggunakan
media sosial itu mampu mencari
legitimasi melalui keterbukaan
informasi dan dialog dengan
pemangku kepentingan. Masalah
sosial seperti Dukungan komunitas,
karyawan, kesetaraan gender dan
keberagaman mendominasi tiga
platform media sosialjika
dibandingkan dengan masalah
lingkungan dan semua
pengungkapan bernada positif.
Pengungkapan ini pada gilirannya
membingkai dialog dengan
pemangku kepentingan, yang
mengarah ke penggunaan platform
media sosial yang disukai
danmemungkinkan kontrol yang erat
atas diskusi online
5. Nama Peneliti (Tahun): Carol A. Adams (2013)
Judul Penelitian: Sustainability reporting and performance management in universities Challenges
and benefits
Hubungan antar Variabel
Hasil
No. Variabel Independen Variabel Dependen (Berpengaruh positif/negatif, Tidak
berpengaruh)
Laporan Keberlanjutan Managemen lembaga Makalah ini menemukan bahwa
pendidikan/universitas; GRI praktik universitas dalam pelaporan
Standart dan kinerja keberlanjutanpengelolaan
secara signifikan tertinggal dari
sektor lain dan jauh dari
mengoptimalkan potensi sektor
tersebutuntuk mempengaruhi
perubahan transformasional melalui
transfer pengetahuan.Batasan /
implikasi penelitian - Makalah ini
menyarankan beberapa area untuk
31
penelitian lebih lanjut
6. Nama Peneliti (Tahun):
Judul Penelitian: Sustainability key performance indicators and the global reporting initiative:
usage and challenges in a developing country context
Hubungan antar Variabel
Hasil
No. Variabel Independen Variabel Dependen (Berpengaruh positif/negatif, Tidak
berpengaruh)
Laporan Keberlanjutan; KPI keberlanjutan Temuan menunjukkan bahwa
GRI standart kerangka GRI semakin banyak
digunakan untuk pelaporan
keberlanjutanoleh perusahaan Sri
Lanka karena fleksibilitas,
konsistensi, legitimasi, dan fokusnya
pada kesinambunganperbaikan.
Namun, manajer perusahaan juga
menjelaskan banyaknya KPI di
GRIkerangka kerja membuat pilihan
menantang dan kesulitan yang
diakibatkan yang terkait dengan
adaptasi KPI iniuntuk perusahaan
yang beroperasi dalam konteks
negara berkembang.
32
Lampiran II
ANGKET PENELITIAN
Kepada yth.
Bapak/ibu/Sdr/i Responden
Di Tempat.
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan melingkari jawaban yang
paling sesuai dengan kondisi anda.
I. IDENTITAS RESPONDEN
1. Jenis Kelamin :
a. Pria b. Wanita
2. Usia:
a. 20-24 Tahun c. 30-34 Tahun e. >40 Tahun
b. 25-29 Tahun d. 35-39 Tahun
3. Warga Negera:
a. Indonesia b. Lainnya (.......................)
4. Lama Berkerja di perusahaan saat ini:
a. 1-3 Tahun c. 6-9 Tahun e. >12 Tahun
b. 3-6 Tahun d. 10-12 Tahun
33
JAWABAN
NO PERTANYAAN
Ya Tidak Keterangan
ATTITUDE
Bank telah menerapkan visi ,misi, strategi
1. kebijakan dan progam serta target bisnis
implementasi keuangan berkelanjutan .
Bank mengadakan kegiatan internal seperti
efisiensi penggunaan energi (misalnya
2.
listrik dan air), bangunan hijau, efisiensi
penggunaan kertas dan plastik.
Bank berkomitmen memberikan
remunerasi sesuai dengan peraturan
pemerintah.Jaminan lingkungan kerja yang
layak dan aman untuk semua pekerja serta
3.
paling utama Pelatihan dan pengembangan
kemampuan pegawai, terutama untuk
mendukung penerapan Keuangan
Berkelanjutan.
Bank Melakukan Kegiatan internal untuk
menjalankan implementasi keuangan
4.
berkelanjutan dengan memberikan edukasi
kepada karyawan
Bank berkomitmen untuk memberikan
layanan yang setara kepada konsumen atas
produk dan/atau jasa dimaksudkan, serta
5. menyampaikan informasi produk dan/atau
jasa yang akurat kepada konsumen terkait
dampak positif dan negatif mengenai
lingkunya yang diperlukan
Bank berkomitmen memberikan kegiatan
yang menghasilkan dampak positif dan
dampak negatif terhadap masyarakat serta
pengembangan wilayah operasional di
daerah tertinggal termasuk literasi dan
6.
inklusi keuangan. Dan Mekanisme
pengaduan masyarakat serta jumlah
pengaduan masyarakat yang diterima dan
ditindaklanjuti dan memuat Tanggung
Jawab sosial & lingkungan (TJSL)
Penerapan keuangan berkelanjutan
7. mengikuti panduan POJK
51/POJK.03/2017
34
JAWABAN
NO PERTANYAAN
Ya Tidak Keterangan
Subjective Norms
POJK mempengruhi inovasi dan
1. pengembangan Produk dan/atau Jasa
Keuangan Berkelanjutan
Bank syariah di Indonesia melaksanakan
kebijakan berupa kegiatan TJSL yang
terkait dengan peningkatan kualitas
2.
lingkungan hidup dan mendukung bisnis
inti bank adalah cara yang tepat dalam
mendukung keuangan berkelanjutan
Dampak positif dan dampak negatif yang
ditimbulkan dari produk dan/atau jasa
Keuangan Berkelanjutan dari perusahaan
3.
dan proses distribusi untuk mitigasi harus
dilakukan untuk menanggulangi dampak
negatif.
Stakeholder berpikir bank harus terlibat
dalam proses bisnis keuangan
4. keberlanjutan dengan menyesuaikan visi,
misi, tatakelola , SPO dan Progam yang
mendukung keuangan berkelanjutan
Bank komitmen dalam membangun
budaya keberlanjutan dan melakukan
sosialisasi mengenai budaya keberlanjutan
5. tersebut kepada seluruh pemangku
kepentingan. Budaya keberlanjutan ini
penting dibangun untuk mencapai kinerja
keberlanjutan.
Bank komitmen untuk menjamin
kesetaraan & kesempatan bekerja, tidak
ada tenaga kerja paksa dan tenaga kerja
6. anak. Persentase remunerasi pegawai tetap
di tingkat terendah terhadap upah
minimum regional perlu disampaikan agar
pemangku
Stakeholder berpendapat keuangan
7. berkelanjutan yang tepat adalah sesuai
panduan POJK 51/POJK.03/2017
JAWABAN
NO PERTANYAAN
Ya Tidak Keterangan
35
Perceived behavior control
Bank mampu melaporkan perbandingan
target dan kinerja portofolio, target
1. pembiayaan, atau investasi pada instrumen
keuangan atau proyek yang sejalan dengan
penerapan Keuangan Berkelanjutan
Bank bersedia mengadakan alokasi
pendanaan TJSL pada aktivitas
2.
pembiayaan atau investasi dengan dampak
lingkungan yang tinggi.
Bank bersedia mengadakan kegiatan TJSL
yang terkait dengan peningkatan kualitas
3.
lingkungan hidup dan mendukung bisnis
inti bank
Bank dapat menyampaikan secara rinci
kinerja perusahaan pada aspek ekonomi,
4.
sosial dan lingkungan hidup menyatu pada
portofolio produk dan/atau jasa bank.
Bank dapat menyusun program edukasi
nasabah sehingga bank juga mendapat
5.
manfaat untuk menyempurnakan program
keuangan berkelanjutannya.
Bank dapat melakukan Penyusunan Sistem
Pengelolaan Bisnis yang mengintegrasikan
6.
Komponen Lingkungan Hidup, Sosial dan
Tata Kelola Dalam Pengelolaan Risiko
Bank membuat laporan Keuangan
7. Bekelanjutan yang sesuai format
POJK51/POJK.03/2017.
36