Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH KAPITA SELEKTA ANTROPOLOGI

KONDISI UMKM DI MASA PANDEMI COVID-19

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Drs. Opan Suhendi Suwartapradja,M.Si

Disusun oleh:

Nilla Oktaviranti (170510180053)

Arindha Syakira (170510190033)

Andreansyah (170510150021)

Universitas Padjadjaran

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik

Antropologi

2020/2021

1
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................................1
BAB I......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................5
BAB II.....................................................................................................................................................6
METODE PENELITIAN.............................................................................................................................6
2.1 Tipe Penelitian.................................................................................................................................6
2.2 Jenis Data.........................................................................................................................................6
a) Data Sekunder...............................................................................................................................6
2. 3 Sumber Data...................................................................................................................................6
a) Sumber Tertulis.............................................................................................................................6
b) Foto dan Video..............................................................................................................................7
2.4 Teknik Pengumpulan Data...............................................................................................................7
a) Studi pustaka.............................................................................................................................7
b.) Studi dokumentasi……………………………………………………………………………………………………………………7
2.5 Teknik Analisis Data........................................................................................................................9
BAB III....................................................................................................................................................9
HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................................................................................9
3.1 Kondisi Perekonomian Indonesia Selama Pandemi.....................................................................9
3.2 Kondisi UMKM Indonesia Selama Pandemi...............................................................................10
3.3 Dampak Pandemi Covid-19 Pada UMKM Indonesia..................................................................10
3.4 Upaya yang Dilakukan................................................................................................................11
BAB IV..................................................................................................................................................16
KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................17

2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

UMKM merupakan usaha kecil yang menjadi sarana bantuan untuk meningkatkan
perekonomian bangsa. Pasalnya usaha ini ternyata bisa menjadi media untuk meningkatkan
lapangan kerja serta menambah pasokan devisa negara melalui pajak yang dikeluarkan dari
badan tersebut (Rudjito:2002). Pada tahun 1977, krisis nilai tukar rupiah terhadap dolar AS
mengakibatkan Indonesia mengalami resesi ekonomi . Di satu sisi, peristiwa ini mengajarkan
Indonesia untuk mengulas kembali kekuatan fondasi ekonomi yang benar-benar memiliki
struktur kuat dan dapat bertahan melalui situasi apapun (Anggraini dan Nasution. 2013:105).
Di masa yang sulit tersebut, yakni periode tahun 1997 sampai 1998, hanya sektor UMKM
(Usaha Mikro Kecil dan Menengah) yang mampu bertahan.

Menurut hasil data yang diperoleh dan dirilis Badan Pusat Stastistik, keadaan tersebut
terjadi pasca krisis ekonomi jumlah UMKM tidak ada yang berkurang, lebih-lebih meningkat
pertumbuhannya. Bahkan mampu menyerap 85 juta hingga 107 juta tenaga kerja sampai
tahun 2012. Fakta yang dapat diambil dari fenomena ini adalah bahwa UMKM merupakan
usaha yang sangat profitable untuk dikembangkan bagi menggerakkan perkembangan
ekonomi secara makro dan mikro di Indonesia dan mendorong sektor-sektor yang lain agar
turut berkembang. Salah satu sektor yang paling diuntungkan dari pertumbuhan UMKM
adalah sektor jasa perbankan yang menyediakan modal operasional bagi hampir 30% usaha
UMKM.

Namun, nasib berbeda dialami para penggiat UMKM di masa pandemi covid-19 ini. Krisis
ekonomi akibat pandemi Covid-19 telah berdampak terhadap kelangsungan usaha mikro,
kecil, dan menengah (UMKM). Tidak seperti pada saat krisis moneter tahun 1998 di mana
UMKM diandalkan untuk menjadi fondasi dan penggerak ekonomi nasional yang pada kala
itu mampu meningkat hingga 350 persen ketika banyak usaha besar yang gulung tikar.
Covid-19 telah menyebab dampak bagi UMKM. Dampak dari sulitnya bekerja dari rumah
dan pembatasan ruang gerak, menyulitkan proses produksi maupun distribusi, mengakibatkan
banyaknya tenaga kerja yang terpaksa dirumahkan. Laporan Organisation for Economic Co-
operation and Development (OECD) menyatakan bahwa pandemi covid-19 membawa

3
implikasi berupa ancaman krisis ekonomi yang cukup besar. Ditandai dengan terhentinya
aktivitas kegiatan produksi di banyak negara, menurutnnya tingkat konsumsi masyarakat
sebab banyak pengurangan karyawan, hilangnya kepercayaan konsumen, serta jatuhnya bursa
saham yang pada akhirnya mengarah kepada kondisi ekonomi yang terombang-ambing.

Pemerintah Indonesia memiliki tanggungan yang besar terkait dengan pandemi COVID-19
saat ini, tanggungan tugas tersebut meliputi menjaga keselamatan dan kesehatan masyarakat
Indonesia sebagai fokus paling utama dan menjaga laju pertumbuhan ekonomi. Prediksi
pertumbuhan ekonomi global sepatutnya dijadikan acuan bagi pemerintah dalam
merumuskan kebijakan-kebijakan ekonomi, terutama solusi bagi UMKM.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana laju kondisi UMKM di Indonesia pada masa pandemi?


2. Apa saja dampak pandemi covid-19 terhadap berjalannya UMKM di Indonesia?
3. Apa saja upaya UMKM dalam mengatasi tantangan-tantangan yang disebabkan oleh
covid-19?

4
BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan dalam makalah ini adalah penelitian kualitatif yang
memiliki sifat deskriptif kualitatif. Metode deskriptif adalah suatu metode yang digunakan
untuk meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem
pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang (Prastowo, 2011)

2.2 Jenis Data

a. Data sekunder

Penggunaan data sekunder pada penelitian ini mencakupi sumber data penelitian yang
diperoleh melalui media perantara atau secara tidak langsung yang berupa buku, catatan,
bukti yang telah ada, atau arsip baik yang dipublikasikan maupun yang tidak dipublikasikan
secara umum (Hasan & Iqbal.M, 2002).

Pada penelitian ini, peneliti mengumpulkan dan menganilisis kajian pustaka berupa artikel-
artikel elektronik, berita, serta sumber elektronik lain seperti video-video terkait isu yang
dibahas.

2.3 Sumber Data

a. Sumber Tertulis

Memanfaatkan sumber pustaka elektronik yang tersedia secara online berupa artikel ilmiah,
buku-buku, dan situs berita yang digunakan sebagai rujukan atau digunakan sebagai bahan
komparasi.

b. Foto dan Video

Foto dan video yang juga tersedia di lama internet akan digunakan sebagai bahan pelengkap
penelitian kualitatif. Video yang memberitakan informasi seputar UMKM dan upaya

5
pemerintah terhadapnya yang disiar ulang di televisi, bentuk foto yang secara visual
menyampaikan deskripsi situasi bagi peneliti.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

a. Studi Pustaka

Peneliti melakukan studi pustaka, dilakukan sebelum dan selama melakukan penelitian. Studi
pustaka kali ini meliputi uraian sisematis terkait kajian literatur dan hasil penelitian terdahulu
yang memiliki kaitan dengan penelitian. Dalam penelitian kali ini, peneliti melakukan studi
pustaka dengan cara menghimpun artikel ilmiah, berita, serta hasil penelitian terdahulu
sebagai bahan acuan dan komparasi.

b. Studi dokumentasi

Lewat hasil foto dan video yang tersebar secara online peneliti menggunakannya sebagai
pelengkap data dan kemudian dianalisis situasi di dalam hasil dokumentasi tersebut untuk
menciptakan sebuah deskripsi.

2.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dilakukan setelah semua data pada data sekunder terkumpul dan
terklasifikasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis
data kualitatif. Miles & Huberman (2014:17) menyebutkan bahwa teknik analisis data dalam
penelitian kualitatif meliputi:

1. Pengumpulan Data

Tahap awal adalah menghimpun dan mempersiapkan data untuk dianalisis. Lalu peneliti
akan menyortir data dan mengklasifikasikan data ke dalam beberapa jenis yang berbeda
berdasarkan pada sumber informasi.

2. Reduksi data (Data Reduction)

Reduksi atau pengurangan data merupakan suatu bentuk analisis di mana peneliti
mensortir dan mengeliminasi data yang dianggap kurang signifikan bagi penelitian.

3. Penyajian Data (Data Display)

6
Pada tahap ini, dilakukan penjabaran data yang telah dikumpulkan dalam bentuk uraian
singkat. Hal ini dapat membuat data akan semakin mudah untuk dipahami.

4. Penarikan Kesimpulan

Tahap terakhir dari penelitian ini adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi data. Dalam
tahap pengumpulan data, peneliti mencari arti benda, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab akibat, dan proposisi. Kesimpulan akhir bertumpu pada isi dan
pembahasan, kumpulan data, metode yang digunakan, dan jawaban rumusan masalah yang
sudah dirancang sebelumnya.

7
BAB II

PEMBAHASAN

3.1. Kondisi Perekonomian Indonesia Pasca Pandemi

Pandemi Covid-19 menjadi konsen besar bangsa Indonesia karna menimbulkan


banyak permasalahan. Ada banyak sector yang dirugikan akibat adanya pandemi ini terutama
dalam sector perekonomian. Keberadaan ekonomi sangat penting dalam kehidupan manusia
karna dapat memberikan kesempatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya seperti makanan,
minuman, berpakaian, tempat tinggal, dan lain sebagainya. Silva ( 2020 ) menyebutkan
pembangunan perekonomian dalam sebuah negara pada dasarnya bertujuan untuk mencapai
kemakmuran masyarakat melalui pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan distribusi
pendapatan yang merata. Ketika pemberlakukan kebijakan pemerintah dalam upaya memutus
rantai penyebaran Covid-19 terdapat dampak buruk yang ditimbulkan terutama di bidang
perekonomian salah satu contohnya adalah pedagang yang biasa berjualan di tempat
keramaian di pasar saat ini tidak bisa berjualan karna pasar sebagai tempat kermaian ditutup.
Hal ini menyebabkan pedagang tidak punya penghasilan dan sulit untuk memenuhi
kebutuhan sehari hari. Atau terhadap pekerja yang terkena PHK karena turunya omset
perusahaan akibat daya beli yang berkurang, menyebabkan perusahaan tidak dapat membayar
gaji karyawan. Menurut Badan Pusat Statistik (BPS), menyebutkan angka pertumbuhan
ekonomi Indonesia triwulan II-2020 sebesar minus 5,32 persen. Dibandingkan dengan
triwulan I-2020, angkanya minus 4,19 persen. Apabila pertumbuhan ekonomi masih minus
pada triwulan III-2020, diperkirakan Indonesia akan mengalami resesi kembali sejak terakhir
di tahun 1998. Hal ini disebabkan oleh dampak buruk yang ditimbulkan dari adanya
pandemic seperti pekerja yang dirumahkan dan kena PHK, lebih dari 1,5 juta orang, impor
pada triwulan I 2020 turun 3,7 persen year-to-date (ytd), ketiga terjadi inflasi/ peningkatan
harga secara umum dan terus menerus pada bulan Maret 2020 mencapai 2,96 persen dalam

8
beberapa komoditas pangan dan emas, dan sebanyak 1.785 koperasi dan 163.713 pelaku
usaha mikro kecil menengah ( UMKM ) terdampak karna adanya pandemi covid-19 ini.

3.2. Kondisi UMKM di Indonesia Pasca Pandemi

Dalam situasi pandemi seperti saat ini, UMKM termasuk dalam sector yang terkena
dampak negatif, Menurut KemenkopUMKM dikutip dari Abdurrahman ( 2020 )
menyebutkan ada sekitar 37.000 UMKM yang memberikan laporan bahwa mereka
terdampak sangat serius dengan adanya pandemi ini ditandai dengan sekitar 56 persen
melaporkan terjadi penurunan penjualan, 22 persen melaporkan permasalahan pada aspek
pembiayaan, 15 persen melaporkan pada masalah distribusi barang, dan 4 persen melaporkan
kesulitan mendapatkan bahan baku mentah. Masalah tersebut berkaitan dengan adanya
kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar yang diterapkan di beberapa wilayah di
Indonesia. Pembatasan sosial berskala besar dilakukan dalam rangka percepatan penanganan
Covid-19 sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan No. 9/2020, meliputi pembatasan
kegiatan tertentu penduduk dalam suatu wilayah termasuk pembatasan terhadap pergerakan
orang dan barang untuk satu provinsi atau kabupaten/kota tertentu untuk mencegah
penyebaran Covid-19.

Pembatasan tersebut dilakukan seperti peliburan sekolah dan tempat kerja,


pembatasan kegiatan keagamaan, dan pembatasan kegiatan di tempat atau fasilitas umum.
Diterapkannya kebijakan PSBB, aktivitas ekonomi terutama produksi, distribusi dan
penjualan akan mengalami penurunan yang pada akhirnya berkontribusi semakin dalam pada
kinerja UMKM dan perekonomian nasional. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS),
kontribusi UMKM terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai 61,41 persen
pada tahun 2018. Kontribusi ini menunjukkan peran UMKM sebagai salah satu sektor yang
berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional Indonesia. Jadi terdapat
kekhawatiran terhadap eksistensi UMKM jika melihat besarnya jumlah UMKM di Indonesia
dan jumlah tenaga kerja yang terserap di dalam nya.

3.3. Dampak Pandemi Covid-19 pada UMKM Indonesia

9
Pada aspek konsumsi dan daya beli masyarakat, pandemi menyebabkan banyak
tenaga kerja banyak mengalami PHK adan dipekerjakan dari rumah, bahkan kehilangan
pendapatannya sehingga berpengaruh pada tingkat konsumsi dan daya beli masyarakat
terutama mereka yang ada dalam kategori pekerja informal dan pekerja harian.Pada aspek
UMKM, adanya pandemi ini menyebabkan turunnya kinerja dari sisi permintaan (konsumsi
dan daya beli masyarakat) yang akhirnya berdampak pada sisi suplai yakni ancaman
macetnya pembayaran kredit yang disebabkakan penurunan omset penjualan. Rata-rata
UMKM juga merasakan penurunan omset penjualan selama adanya Pandemi Covid-19 ini
disebabkan karena mulai berkurangnya aktivitas yang dilakukan diluar rumah, kesulitan
dalam memperoleh bahan baku karena terjadi kendala transportasi, dan kebijakan pembatasan
sosial berskala besar yang dicantumkan oleh pemerintah, serta mulai turunnya kepercayaan
masyarakat terhadap produk yang berasal dari luar terutama bidang kuliner. UMKM yang
merupakan salah satu penopang perekonomian karena juga banyak menyediakan lapangan
pekerjaan, dengan adanya covid-19 ini, juga mulai ada yang melakukan PHK atau
merumahkan karyawan sementara karena perusahaan/usaha mereka harus tutup sementara
waktu. Dengan fakta lapangan yang terjadi dampak negative sangat diraskan oleh pelaku
UMKM di Indonesia, terlebih sudah terdapat data pertumbuhan ekonomi di triwulan II 2020
sebesar minus 5,32 persen, yang berpengaruh terhadap UMKM perlu mendapatkan perhatian
serius dan dijadikan bahan evaluasi pemerintah untuk merancang kebijakan dan strategi yang
tepat bagi eksistensi UMKM di Indonesia.

3.4. Upaya yang Dilakukan

3.4.1. Kebijakan Pemerintah

Dalam situasi pandemi Covid-19 ini memberikan tantangan bagi pemerintah untuk
menjaga eksistensi UMKM. Perlu dibuat kebijakan oleh pemerintah sebgaia solusi jangka
pendek untuk membantu UMKM dan pekerja yang tergabung didalamnya. Ada beberapa
solusi jangka pendek untuk tetap menjaga eksistensi UMKM. Menurut OECD, beberapa
solusi perlu dipertimbangkan untuk dilakukan yakni: protokol kesehatan ketat dalam
menjalankan aktivitas ekonomi oleh UMKM, penundaan pembayaran hutang atau kredit
untuk menjaga likuiditas keuangan UMKM, bantuan keuangan bagi UMKM, dan kebijakan
struktural.

Pertama, penerapan protocol kesehatan dalam UMKM menjalankan aktivitasnya.


Kewajiban penggunaan masker, sarung tangan, dan jarak aman antar pekerja dapat dijadikan

10
persyaratan bagi UMKM untuk terus menjalankan aktivitasnya. Tentu perlu ada kerjasama
dari pelaku UMKM dan pengawasan yang ketat dari instansi yang berwenang agar protokol
kesehatan ini dapat berjalan dengan baik. Kedua, pemerintah dapat mengeluarkan kebijakan
untuk memberikan kelonggaran pembayaran cicilan hutang atau kredit bagi UMKM atau
bahkan menunda proses pembayaran tersebut sampai enam bulan kedepan dengan
mempertimbangkan likuiditas keuangan UMKM. Termasuk juga menyederhanakan proses
administrasi mendapatkan pinjaman di tengah pandemi ini. Hal ini dapat dilakukan agar
supaya para pelaku UMKM termasuk para pekerja tetap dapat menjaga tingkat konsumsi dan
daya belinya sekaligus mendukung berjalannya roda perekonomian nasional. Ketiga, bantuan
keuangan kepada para pelaku UMKM. Pemerintah Indonesia telah menggelontorkan
anggaran sebesar Rp. 70,1 triliun untuk insentif perpajakan dan stimulus kredit usaha rakyat
dari total anggaran Rp. 405,1 triliun mengatasi pandemi Covid-19 melalui APBN 2020.
Selain anggaran yang telah ditetapkan, pemerintah juga dapat mendorong sektor perbankan
baik bank milik pemerintah ataupun bank swasta untuk dapat memberikan pinjaman lunak
kepada para pelaku UMKM. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah
(KemenkopUKM) dan Kementerian Perindustrian (Kemenperin) telah merancang beberapa
strategi untuk membantu UMKM, yaitu kelonggaran pembayaran pinjaman, keringanan
pajak, menghubungkan para pelaku UMKM dengan toko-toko teknologi daring untuk
membantu pemasaran dan penjualan produk-produk seperti Tokopedia, Shopee, dan Blibli,
melakukan kerjasama dengan industri lokal penyedia bahan baku mentah untuk keperluan
produksi, dan melakukan kerjasama dengan Kementerian Luar Negeri dan Atas Industri di
luar negeri untuk terus melakukan proses negosiasi perdagangan untuk melanjutkan aktivitas
ekspor produk-produk yang dihasilkan oleh UMKM Indonesia.

Keempat, kebijakan struktural untuk kepentingan jangka panjang yakni pengenalan


teknologi digital dan pelatihan bagi para pelaku dan pekerja UMKM untuk mereka
beradaptasi dengan penggunaan teknologi untuk proses produksi, sehingga penggunaan
media teknologi digital dapat mempromosikan produk UMKM mereka, dan menemukan
pasar potensial bagi produk yang dihasilkan. Dalam hal ini perlu adanya pendampingan bagi
para pelaku UMKM untuk dapat memanfaatkan media e-commerce (belanja daring) untuk
menjual produk-produk mereka.

3.4.2. Digitalisasi Pemasaran

11
Di tengah masa pandemi Covid-19 ini, sector perekonomian sangat dirugikan dalam
hal penurunan daya beli masyarakat akibat adanya pembatasan yang menyebabkan penurunan
omset penjualan pelaku UMKM. Penurunan jumlah konsumen ini menuntut pelaku UMKM
untuk dapat memasarkan produk secara maksimal dan berfikir kreatif dan inovatif walaupun
dalam keadaan harus bekerja dri rumah. Penggunaan internet dan media sosial sudah menjadi
keharusan dalam rangka berkomunikasi dan pemasaran barang. Hadilawati ( 2020 ) mengutip
dari penelitian Purwana ( 2017 ) menyebutkan bahwa Digital marketing adalah adalah
kegiatan promosi dan pencarian pasar melalui media digital secara online dengan
memanfaatkan berbagai sarana misalnya jejaring sosial. Pemasaran secara digital yang sering
dimanfaatkan oleh pelaku usaha adalah dengan menggunakan media sosial seperti
memasarkan produk melalui instagram, facebook, twitter dan masih banyak lagi.Selain itu
pemasaran digital juga bisa dilakukan pada e-commerce dan lainnya. Pelaku UMKM harus
bisa beradptasi dengan perkembangan tekhnologi yang semakin pesat dan tuntutan situasi
pandemic covid-19 ini. Penelitian yang dilakukan oleh Hendrawan ( 2019 ) menyatakan
digital marketing berpengaruh positif dan signifikan dalam peningkatan penjualan UMKM.
70% Pengusaha kreatif mengatakan digital marketing akan menjadi platform komunikasi
utama dalam pemasaran, dan offline store akan menjadi pelengkap, dikarenakan kemudahan
dan kemampuan digital marketing dalam menjangkau lebih banyak konsumen.

Ada beberapa bentuk pemasaran digital yang dapat dilakukan oleh pelaku UMKM
seperti publikasi video dan foto produk di akun sosial media secara intensif, Memanfaatkan
facebook ads, instagram ads, twitter ads, google disply network dll yang dapat dengan mudah
diakses melalui sosial media dan dapat menjangkau konsumen dengan kriteria yang sudah
kita tentukan sebelumnya, membuat video produk pemasaran yang ditanyangkan melalui
media sosial dengan fitur Live atau bekerja sama dengan influencer dengan memberikan
produk untuk di promosikan melalui fitur story dam Melibatkan konsumen didalam
pemilihan produk, melakukan edukasi dan pengenalan terhadap kualitas produk secara
intensif di akun media sosial dan menggunakan kata-kata kreatif dan menggunakan hastag (#)
agar lebih mudah ditemukan konsumen.

3.4.3. E-Commerce (Electronic Commercial)

Pada masa pandemic covid-19 sudah menjadi fakta umum bahwa penjualan secara
langsung memiliki penurunan yang signifikan. Hal ini disbebakan oleh pola hidup
masyarakat yang lebih banyak berdiam diri di rumah sebagai bentuk adaptasi dan proteksi

12
diri. Selain itu, UMKM memilih untuk tidak beroberasi atau mengadakan pembatasan jam
buka toko sebagai bentuk adaptasi dan proteksi dari elemen UMKM. Namun hal ini turut
menjadi faktor bagi penurunan tingkat penjualan. UMKM tidak dapat menjalankan kegiatan
penjualan secara optimal sebab ada batasan-batasan baru.

Oleh karenanya, salah satu upaya konkrit untuk menjalankan roda usaha UMKM
dan merengkuh lebih banyak konsumen juga memperluas segmen pasar yang
dapat dilakukan oleh dengan memanfaatkan teknologi platform jual-beli seperti e-
commerce. E-commerce merupakan suatu proses membeli dan menjual produk-
produk secara elektronik oleh konsumen dan dari perusahaan ke perusahaan
dengan media elektronik sebagai perantara transaksi bisnis (Laudon & Traver, 2016).

Pada mulanya, e-commerce adalah mekanisme penjualan ritel online, namun seiring
berjalannya zaman e-commerce memeiliki perluasan makna serta fungsi. Menurut (Laudon
& Traver (2016), e-commerce menciptakan pasar digital baru dengan harga yang lebih
transparan, kemudahan akses, pasar global dengan pergadagangan yang sangat
efisien. Meskipun tak seluruh lapisan masyarakat Indonesia dapat dianggap melek teknologi ,
e-commerce setidaknya memiliki potensi cemerlang dalam menjadi perantara bagi pelaku
usaha, pemilik brand, pemasok, serta pelanggan dan menampung seluruh elemen UMKM
dalam satu wadah (Wan Laura, 2020)

Beberapa e-commerce yang bisa dimanfaatan oleh pelaku UMKM di Indonesia


seperti shopee, tokopedia, buka lapak, OLX, gojek, lazada dan lainnya. Hasil penelitian
(Helmalia & Afrinawati, 2018) dan (Setyorini et al., 2019) mengungkapkan bahwa e-
commerce memiliki kontribusi positif dan signifikan dalam meningkatan kinerja dan
pendapatan UMKM. Namun hasil data diperoleh oleh (Hardilawati, 2019) berbeda
narasinya terkait usaha kecil, e-commerce terbukti memiliki kontribusi positif
namun tidak demikian signifikan dalam meningkatkan kinerja pemasaran.

Hal ini disebabkan oleh, minimnya kecakapan pelaku UMKM dalam penggunaan dan
perdangangan lewat e-commerce. Masih banyak kemampuan yang perlu ditingkatkan dalam
penguasaan skill berdagang di e-commerce. Dalam hal ini, perlu adanya bantuan dari
pemerintah atau praktisi dan pendidikan untuk dapat melakukan pembimbingan kepada
pelaku usaha agar mereka memiliki pengetahuan yang cukup dan dapat dengan
maksimal menggunakan e-commerce ini.

13
Sepatutnya, menjadi bagian dari Era revolusi industri 4.0 para pelaku usaha
bergerak ke arah perdagangan secara e-commerce. Perubahan pola jual dan konsumsi
dari konsumen yang sudah mulai tergeser ke arah cenderung praktis, ditambah lagi
adanya pandemi covid-19 yang menjadikan perdagangan e-commerce pilihan yang
terbaik untuk para pelaku UMKM agar bisa tetap bertahan bahkan berpotensi untuk
berkembang menjangkau segmen baru tanpa harus terlibat kontak langsung dengan
konsumen, dengan kata lain dapat sekaligus mematuhi protokol yang ditetapkan pemerintah.

Tak hanya dari segi kesehatan dan keamanan, penelitian (Hanum & Sinarasri, 2017)
dan (Ningtyas et al., 2015) menyatakan pula bahwa e-commerce yang dilakukan oleh
UMKM menciptakan lingkungan usaha yang lebih dekat antar rekan bisnis. Selain
itu pemanfaaan teknologi dalam pelaksanaan bisnis dapat mengurangi biaya
dan dapat mendukung proses ketercapaian tujuan perusahaan.

3.4.4 Costumer Relationship Marketing

Terdapat sebuah konsep menarik dalam bidang disiplin berbisnis yang dapat digunakan
untuk mempertahankan kelangsungan UMKM semasa pandemi ini. adalah sebuah konsep
atau pemasaran hubungan pelanggaan adalah metode pemasaran di mana terjadi proses
menjalin hubungan jangka panjang dengan para pelanggan, demi mempertahankan
hubungan yang saling menguntungkan antara penyedia jasa dan pelanggan. Apabila
hubungan kokoh telah tercipta maka timbul pula loyalitas pelanggan atau customer loyalty.

Menurut Kotler (2012:4), pemasaran itu tidak hanya sebagai fungsi bisnis untuk transaksi
dengan konsumen. Melainkan, pemasaran merupakan keuntungan dari adanya customer
relationship, yang memiliki tujuan untuk menarik konsumen baru dan mempertahankan
bahkan meningkatkan konsumen yang sudah ada.

Bentuk dari upaya CRM ini yang dapat dilakukan pada masa pandemi covid-19 ini dapat
berupa, menunjukkan kepedulian terhadap konsumen yang sedang mengalami kesulitan
pada saat covid-19 seperti mengadakan amal, berbagi-bagi produk secara cuma-cuma,
bantuan dana, mengadakan skema produk gratis bagi kurir yang melakukan delivery servide
dan bahkan mengadakan promo bulanan. Cara seperti ini pada prinsipnya adalah dapat
membangun kepercayaan konsumen dan adanya customer bonding. Jadi saat pandemi
ini kita pelaku UMKM tidak hanya memikirkan diri sendiri, namun membangun

14
hubungan pemasaran konsumen dengan menunjukkan kepedulian dan hal positif
yang dilakukan pelaku usaha

Tak hanya itu, UMKM juga dapat menjalin komunikasi dengan pelanggan di
berbagai media promosi dan e-commerce yang dimiliki secara intensif, dengan menjawab
keluhan atau pertanyaan seputar penjualan atau menjawab respon baik dari
konsumen, hal ini juga menciptakan komunikasi yang baik dengan konsumen.

3.4.5 Perbaikan Kualitas Produk dan Pelayanan

Selama covid-19, perhatian dan fokus konsumen cenderung lebih hati-hati dalam dalam
menggunakan barang dan jasa .Selain itu keterbatasan konsumen dalam melakukan
pembelian langsung juga berdampak pada kepercayaan konsumen terhadap prodduk
yang mereka beli. Maka dari itu, pelaku UMKM harus melakukan perbaikan kualitas
produk dari mulai aspek komposisi hingga kemasannya demi meningkatkan kepercayaan
konsumen dan memberi transparansi pada konsumen terkait keamanan serta kesehatan yang
terjaga pada saat proses produksi dan distribusi berlangsung.

Penelitian(Lestari & R, 2019) dan (Tripayana & Pramono, 2020) menyatakan


bahwa peningkatan kualitas produk dan kualitas layanan berpengaruh positif dan
signifikan dalam membentuk kepuasan konsumen dan menciptakan loyalitas konsumen
bagi pelaku UMKM. Untuk itu pelaku usaha dalam masa pandemi covid-19 ini
perlu untuk memperhatikan dimensi kualitas produk dan memperbaiki citra layanan
mereka dalam rangka menambah kepercayaan dan kepuasan konsumen.

15
BAB IV

PENUTUPAN

4.1 Kesimpulan

Di masa sulit akibat pandemi covid-19 ini, hampir seluruh sektor ekonomi Negara terkena
pengaruh dan dinamika yang berujung pada ketidakpastian. Dalam kajian ini, pelaku UMKM
merasakan dampak secara langsung lewat terjadinya penurunan tingkat penjualan disebabkan
oleh pembatasan berskala besar yang diregulasikan pemerintah, menurunnya kepercayaan
karena tidak dapat membeli produk secara langsung, hingga pengurangan jumlah karyawan
yang menghambat proses berdagang maupun produksi.

Dengan adanya wabah virus covid-19 dan tantangan yang dibawanya, UMKM
diharapkan dapat beradaptasi dengan kondisi yang tergolong baru ini. Upaya-upaya yang
dapat dilakukan adalah dengan memanfaatkan teknologi e-commerce disertai peningkatan
kecakapan dalam menguasai keterampilan menggunakan platform tersebut, melakukan
pemasaran produk dengan memanfaatkan teknologi digital (digital marketing) untuk
dapat menjangkau lebih banyak konsumen. Mengadakan peningkatan kualitas produk
dan pelayanan. Melakukan pemasaran hubungan pelanggan (customer relationship
marketing) untuk mempertahankan kepercayaan konsumen dan menumbuhkan loyalitas
pelanggan.

16
4.2 Saran

Peneliti memiliki beberapa saran penting dalam upaya pemberdayaan UMKM selama
masa pandemi, yaitu bagi pelaku UMKM yang memanfaatkan teknologi e-commerce patut
memberi transparansi kepada para pelanggan terkait bagaimana proses produksi dan
pemaketan produk dilaksanakan. Sebab, faktor utama keengganan pelanggan belanja lewat e-
commerce adalah keraguan mereka terhadap keamanan dan kesehatan dalam pengolahan
produk UMKM. Kedua, bagi pemerintah patut mengadakan pelatihan bagi pelaksana UMKM
demi meningkatkan kecakapan dalam berlaga di era revolusi industri 4.0 yang serba
mengandalkan teknologi dalam keberlangsungan ekonominya.

DAFTAR PUSTAKA:

 https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5125658/umkm-jadi-penopang-
ekonomi-di-masa-pandemi
 https://semarang.bisnis.com/read/20201020/536/1307441/umkm-virtual-expo-solusi-
pemasaran-produk-umkm-di-masa-pandemi
 Laura Hardilawati, W. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-
19. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, 10(1), 89-98

 Pakpahan, A. K. (2020). Covid-19 Dan Implikasi Bagi Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah. Jurnal Ilmiah Hubungan Internasional, 59-64.
 Thaha, A. F. (2020). Dampak covid-19 terhadap UMKM di Indonesia. BRAND
Jurnal Ilmiah Manajemen Pemasaran, 2(1), 147-153.
 https://www.merdeka.com/peristiwa/digitalisasi-umkm-produktif-di-masa-
pandemi.html
 Kalalo, R.E. 2013. Customer Relationship Management dan Kualitas Pelayanan
terhadap Loyalitas Konsumen PT. Matahari dept.store, Manado. Jurnal EMBA. 1(4):
1553- 1561

17

Anda mungkin juga menyukai