Anda di halaman 1dari 24

Analisis Kinerja dan Strategi Bank Syariah Indonesia Dalam

Menghadapi Pandemi Covid-19

Tugas Besar 2

Dosen Pengampu :

Sudjono, Dr., M.Acc

Disusun oleh :

Agnes Zefanya (43120010244)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MERCU BUANA

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya dan karunianya tugas makalah dengan judul “Analisis Kinerja dan
Strategi Bank Syariah Indonesia Dalam Menghadapi Pandemi Covid-19” dapat
diselesaikan dengan waktu yang tepat. Pada kesempatan ini kami mengucapkan
terima kasih yang sebesar–besarnya kepada dosen pengampu mata kuliah
perbankan syariah yaitu bapak Sudjono, Dr., M.Acc yang telah memberikan tugas
ini kepada kami.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak–pihak yang telah


membantu dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari, bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun
penulisannya. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan
bermanfaat untuk perkembangan serta peningkatan ilmu pengetahuan.

Jakarta, 21 November 2023

Agnes Zefanya

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1

1.1 Latar Belakang........................................................................................1

1.2 Batasan Masalah......................................................................................2

1.3 Rumusan Masalah...................................................................................2

1.4 Tujuan......................................................................................................2

1.5 Manfaat.........................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI................................................................................4

2.1 Definisi Bank Syariah..................................................................................4

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Bank Syariah......................................................4

2.1.2 Prinsip Syariah......................................................................................5

2.1.3 Produk dan Jasa Bank Syariah...........................................................6

2.1.4 Peranan Bank Syariah..........................................................................6

2.2 Definisi Kinerja............................................................................................7

2.2.1 Teori Kinerja.........................................................................................7

2.3 Definisi Strategi............................................................................................7

2.4 Dampak Covid-19........................................................................................8

2.5 Penelitian Terdahulu...................................................................................8

2.6 Hipotesis......................................................................................................11

BAB III PEMBAHASAN....................................................................................12

iii
3.1 Perkembangan Covid-19...........................................................................12

3.2 Tantangan Bank Syariah saat Covid-19..................................................12

3.2 Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Selama Pandemi Covid-19.....13

3.3 Strategi Bank Syariah dalam Menghadapi Pandemi.............................14

3.4 Industri Keuangan Syariah dalam mendukung Pemulihan Ekonomi


Nasional.............................................................................................................16

BAB IV PENUTUP..............................................................................................18

4.1 Kesimpulan.................................................................................................18

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................19

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sektor keuangan sering dianggap sebagai pilar perekonomian nasional


yang menjadi salah satu kunci pertumbuhan ekonomi. Sektor keuangan
memegang peran penting dalam perekonomian suatu negara sebagai penyedia
dana utama bagi pembiayaan perekonomian. Sebagai lokomotif pertumbuhan
sektor riil, sektor keuangan berkontribusi melalui akumulasi kapital dan inovasi
teknologi. Di Indonesia, sektor keuangan masih didominasi oleh perbankan.
Akibatnya, segala sumber pembiayaan pembangunan dan perekonomian
tergantung dari perbankan.

Indonesia dalam kebijakan perbankannya menganut dual banking system.


Perbankan ganda berarti pembentukan dua sistem perbankan yaitu konvensional
dan syariah secara berdampingan, yang pelaksanaannya diatur oleh undang-
undang (Zunaidi &Natalina, 2021). Tujuan kehadiran bank syariah secara umum
adalah untuk mendorong percepatankemajuan ekonomi masyarakat dengan
melakukan kegiatan perbankan, keuangan, komersial dan investasi sesuai kaidah
Syariah (Muttaqin et al., 2020). Hal inilahyangmembedakan bank-bank
konvensional yang tujuan utamanya adalah untuk mencapai keuntungan yang
setinggi-tingginya (maximizing profit).

Resesi keuangan global yang terjadi akibat meluasnya wabah covid-19


sejak akhir tahun 2019, menjadi salah satu fenomena yang mampu menurunkan
stamina perekonomian nasional. Berawal dari kasus terkonfirmasi pertama yang
muncul pada awal Maret 2020 lalu, statistik kasus pasien terkonfirmasi positif
terus mengalami peningkatan. Data per tanggal 12 Juli 2020 lalu, pemerintah
Indonesia mengumumkan angka kasus terkonfirmasi positif covid-19 sebanyak
75.699 kasus (WHO Indonesia, 2020). Segala upaya telah dilakukan dalam
menekan angka kasus yang terus meningkat, seperti penerapan Pembatasan Sosial
Berskala Besar (PSBB). Namun setiap upaya yang dilakukan pastinya memiliki
risiko, dan dampak. Seperti halnya PSBB yang ternyata tak hanya memiliki
dampak pada sektor kesehatan, melainkan hingga semua sektor salah satunya
ekonomi(Hanoatubun,2020).

1
Ketidakpastiaan kondisi perekonomian sebagai dampak pandemi covid-19
turut mempengaruhi kinerja dan stabilitas sektor perbankan khusunya perbankan
syariah. Pandemi covid-19 mempengaruhi penyaluran pembiayaan pada
perbankan syariah, hal ini juga berdampak pada penurunan kualitas asset dan
pengetatan margin bagi hasil.Selain itu, pada masa pandemi covid-19 kinerja
perbankan syariah berbasis debt financing mengalami fluktuasi, sedangkan kinerja
perbankan syariah berbasis equity financing mengalami pertumbuhan. Momen ini
menjadi peluang bagi perbankan syariah dan lembaga-lembaga keuangan lainnya
untuk berkontribusi dalam membantu ekonomi masyarakat (Iskandar et al.,2020;
Siahaan, 2020).

Hal ini dibuktikan dengan kebijakan pemerintah melalui Peraturan


Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 11/POJK.03/2020 tentang relaksasi
kredit/pembiayaan bagi masyarakat yangterdampak pandemic covid-19 yang
bertujuan untuk menjaga stabilitas sistem keuangan danperbankan juga
memberikan dampak terhadap kinerja pembiayaan perbankan. Kinerja
pembiayaan yang kurang baik tentunya akan berdampak pada profitabilitas
perbankan. Fenomena ini menarik untuk dikaji lebih lanjut untuk menilai
kehandalan dan ketahanan (endurance) perbankan syariah dalam menghadapi
krisis keuangan yang terjadi akibat pandemi covid-19.

1.2 Batasan Masalah

Agar penelitian lebih terfokus dan tidak meluas dari pembahasan yang
dimaksudkan ,maka makalah ini membataskan ruang lingkup penelitian kepada
kinerja Bank Syariah Indonesia dalam menghadapi pandemi covid-19 pada kurun
waktu 3 tahun terakhir.

1.3 Rumusan Masalah

1. Apa saja tantangan yang dihadapi Bank Syariah Indonesia saat covid-19?
2. Bagaimana kinerja Bank Syariah Indonesia saat menghadapi covid-19 ?
3. Apakah strategi yang digunakan Bank Syariah Indonesia efektif dalam
menghadapi covid-19 ?

1.4 Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi Bank Syariah Indonesia


saat covid-19.
2. Untuk mengetahui kinerja Bank Syariah Indonesia dalam menghadapi
covid-19.
3. Untuk mengetahu keefektifan strategi Bank Syariah Idonesia dalam
menghadapi covid-19

2
1.5 Manfaat

Adapun manfaat dari peneliitian ini adalah untuk menambah wawasan dan
informasi bagi peneliti dan pembaca.Selain itu diharapkan dengan adanya
makalah ini dapat mempermudah bagi orang yang ingin mengkaji atau meneliti
kinerja Bank Syariah Indonesia dalam menghadapi pandemi Covid-19.

3
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Bank Syariah

Menurut Sudarsono (2015) Kata Bank berasal dari kata Banque dalam
bahasa Prancis, dan dari kata Banco dalam bahasa Italia, yang berarti peti/lemari
atau bangku. Kata peti atau lemari menyiratkan fungsi sebagai tempat
penyimpanan benda-benda berharga. Istilah perbankan di dalam Al-Qur’an tidak
disebutkan secara eksplisit tetapi yang dimaksud adalah sesuatu yang memiliki
unsur-unsur seperti struktur, manajemen, fungsi, hak dan kewajiban maka semua
itu disebutkan dengan jelas, seperti zakat, sadaqah, ghanimah (rampasan perang),
bai’ (jual beli), dayn (utang dagang, maal (harta dan sebagainya, yang memiliki
fungsi yang dilaksanakan oleh pihak tertentu dalam kegiatan ekonomi.

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 mengenai Perbankan Syariah


mengemukakan pengertian perbankan syariah dan pengertian bank syariah.
Perbankan Syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank syariah
dan unit usaha syariah, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha serta cara dan
proses dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Bank Syariah merupakan bank
yang menjalankan kegiatan usahanya berdasarkan prinsip syariah dan menurut
jenisnya terdiri atas bank umum syariah (BUS), unit usaha syariah (UUS) dan
bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS).

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa bank syariah merupakan


bank yang kegiatannya mengacu pada hukum islam dan tidak membebankan
bunga pada kegiatan apapun. Imbalan bank syariah yang diterima atau yang
dibayarkan kepada nasabah sesuai dengan perjanjian dan akad yang sudah
disetujui diawal. Perjanjian pada perbankan syariah harus menurut dengan syarat
dan rukun akad yang sudah diatur dalam syariat islam.

2.1.1 Tujuan dan Fungsi Bank Syariah

Perbankan syariah bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan


nasional dalam rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan dan pemerataan
kesejahteraan rakyat. Sedangkan fungsinya terdapat 3 fungsi bank syariah,
diantaranya :

a) Menghimpun Dana Masyarakat

4
Fungsi pertama yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang
kelebihan dana. Bank syariah mengumpulkan dan menghimpun
dana dari masyarakat dalam bentuk titipan dengan menggunakan
akad alwadiah dan dalam bentuk investasi dengan menggunakan
akad almudharabah.
b) Penyalur Dana kepada Masyarakat
Menyalurkan dana kepada masyarakat yang membutuhkan,
masyarakat dapat memperoleh pembiayaan dari bank syariah
asalkan dapat memenuhi semua ketentuan dan persyaratan yang
berlaku.Dalam menyalurkan dana, bank syariah akan memperoleh
return atas dana yang disalurkan. Return atau pendapatan yang
diperoleh bank syariah atas penyaluran dana tergantung pada
akadnya.
c) Memberikan Pelayanan Jasa Bank
Pelayanan jasa bank syariah diberikan dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat dalam menjalankan aktivitasnya. Berbagai
jenis produk pelayanan jasa yang dapat diberikan oleh bank syariah
antara lain jasa pengiriman uang (transfer), pemindahbukuan,
penagihan surat berharga dan lain sebagainya.

2.1.2 Prinsip Syariah

Prinsip-prinsip bank syariah berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan Hadist


diantaranya :

a. Prinsip Simpanan Murni (al-Wadiah)


Prinsip simpanan murni merupakan fasilitas yang diberikan oleh
bank islam untuk memberikan kesempatan kepada pihak yang
kelebihan dana untuk menyimpan dananya dalam bentuk al-
Wadiah. Fasilitas al-Wadiah diberikan untuk tujuan investasi guna
mendapatkan keuntungan seperti halnya tabungan dan deposito.
b. Bagi Hasil (Syirkah)
Suatu sistem dengan tata cara pembagian hasil usaha antara
penyedia dana dengan pengelola dana. Pembagian hasil usaha
dapat terjadi antara bank dengan penyimpan dana, maupun antara
bank dengan nasabah penerima dana. Bentuk produknya yaitu
mudharabah dan musyarakah. Prinsip mudharabah digunakan
sebagai dasar baik untuk produk pendanaan (tabungan dan
deposito) maupun pembiayaan, sedangkan musyarakah lebih
banyak untuk pembiayaan.
c. Prinsip Jual Beli (at-Tijarah)
Suatu sistem yang menerapkan tata cara jual beli, yaitu bank akan
membeli terlebih dahulu barang yang dibutuhkan, kemudian bank

5
menjual barang tersebut kepada nasabah dengan harga sejumlah
harga beli ditambah keuntungan atau margin.

d. Prinsip Sewa (al-Ijarah)


Prinsip sewa terbagi menjadi dua jenis, pertama ijarah (sewa
murni) dalam teknis perbankan, bank dapat membeli dahulu
peralatan yang dibutuhkan nasabah kemudian menyewakan dalam
waktu dan hanya yang telah disepakati kepada nasabah. Kedua Bai
al takjiri atau ijarah al muntahiya bit tamlik merupakan
penggabungan sewa dan beli, dimana si penyewa mempunyai hak
untuk memiliki barang pada akhir masa sewa.
e. Prinsip Fee/Jasa (al-Ajr walumullah)
Prinsip ini mencakup seluruh layanan non pembiayaan yang
diberikan bank. Bentuk produknya seperti bank garansi, kliring,
inkaso, jasa transfer, dll. Secara syariah prinsip ini didasarkan
pada konsep al ajr wal umulah

2.1.3 Produk dan Jasa Bank Syariah

Produk dan Jasa Bank Syariah Bank syariah selain mempunyai produk
penghimpunan dana dan produkpenyaluran dana, ia juga mempunyai produk
jasa. Dalam hal ini bank syariah dapat melakukan berbagai pelayanan jasa
perbankan kepada nasabah dengan mendapatkanimbalan berupa sewa
ataukeuntungan. Produk jasa perbankan syariah menggunakan prinsip-prinsip
tersebut antara lain al-wakalah, al-hiwalah, al-qard, al-kafalah, dan al-rahn. Pada
dasarnya produk yang di tawarkan oleh perbankan syariah dapat dibagi
menjadi tiga bagian besar, yaitu produk penyaluran dana (financing), produk
penghimpunan dana (funding) dan produk jasa (service). Menurut Ascarya (2007)
Produk dan Jasa keuangan syariah yang ditawarkan bank syariah di
Indonesia cukup bervariasi. Produk dan jasa tersebut meliputi produk dan
jasa untuk pendanaan, pembiayaan, jasa perbankan, jasa produk, jasa
operasional, dan jasa investasi.

2.1.4 Peranan Bank Syariah

Peran Bank Syariah sebagai berikut :

a) Memurnikan operasional perbankan syariah sehingga dapat lebih


meningkatkan kepercayaan masyarakat.
b) Meningkatkan kesadaran syariah umat Islam sehingga dapat
memperluas segmendan pangsa pasar perbankan syariah.

6
c) Menjalin kerja sama dengan para ulama karena bagaimanapun
peranulama, khususnya di Indonesia, sangat dominan bagi
kehidupan umat Islam.

2.2 Definisi Kinerja

Menurut Bernadin & Russel dalam (Gunawan dan Osnandi, 2020) kinerja
adalah catatan tentang hasil-hasil yang diperoleh dari fungsi-fungsi pekerjaan
tertentu atau kegiatan selama kurun waktu tertentu. Menurut Mangkunegara
(2019) kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seseorang atau pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.

2.2.1 Teori Kinerja

Menurut Campbell (1991) performance theory menyatakan bahwa kinerja


sebagai perilaku yang berhubungan dengan pencapaian dari persyaratan peran
yang diharapkan, ditentukan, atau formal dari pihak individu atau organisasi.
Organisasi membutuhkan individu yang berkinerja tinggi untuk memenuhi tujuan
mereka, untuk memberikan produk dan layanan yang menjadi spesialisasi mereka,
dan akhirnya untuk mencapai keunggulan kompetitif. Kinerja juga penting bagi
individu.

2.3 Definisi Strategi

Kata “strategi” berasal dari bahasa Yunani, yaitu “strategos” (stratos


artinya militer dan ag artinya memimpin), yang berarti ”generalship” atau sesuatu
yang dikerjakan oleh para jenderal perang dalam membuat rencana untuk
memenangkan perang. Definisi tersebut juga dikemukakan oleh seorang ahli
bernama Clauswitz.

Michael Porter dalam artikelnya yang berjudul Competition Strategy


dalam Harvard Business Review, menyatakan bahwa strategi adalah sekumpulan
tindakan atau aktivitas yang berbeda untuk mengantarkan nilai yang unik.Adapun
Thompson dan Strikcland menegaskan strategi terdiri atas aktivitas-aktivitas yang
penuh daya saing serta pendekatan-pendekatan bisnis untuk mencapai kinerja
yang memuaskan (sesuai target).Menurut Stephanie K. Marrus, strategi
didefinisikan sebagai proses penentuan rencana para pemimpin puncak yang
berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi, disertai penyusunan suatu cara
atau upaya untuk mencapai tujuan.

7
Menurut Andrews, strategi digunakan oleh para eksekutif senior untuk
mengevaluasi keunggulan dan kelemahan sehubungan dengan dan ancaman yang
ada di lingkungan kemudian memutuskan strategi yang menyesuaikan antara
kompetensi inti perusahaan dan peluang lingkungan.

2.4 Dampak Covid-19

Menurut KBBI dampak merupakan pengaruh yang mendatangkan akibat


baik positif maupun negatif (kbbi.web.id). Adapun pengertian dampak
berdasarkan para ahli yaitu Menurut (Waralah Rd Cristo) Dampak adalah suatu
yang diakibatkan oleh sesuatu yang dilakukan, bisa positif atau negatif atau
pengaruh kuat yang mendatangkan akibat baik negatif maupun positif. Menurut
(Hikmah Arif) Pengertian Dampak secara umum, dalam hal ini adalah segala
sesuatu yang ditimbulkan akibat adanya sesuatu (Hariyati 2015) . Dapat kita
simpulkan dari pengertian diatas dampak merupakan segala sesuatu yang terjadi
akibat adanya sesuatu yang ditimbulkan yang memberikan pengaruh positif dan
negatif. Covid-19 merupakan virus menular yang disebakan oleh sindrom
pernapasan akut (Sars-CorV-2), virus ini terjadi pada Desember 2019 di kota
Wuhan, China pada bulan Maret WHO mengumumkan kepada Global bahwa
covid-19 sebagai pandemi Global (Yenti Sumarni 2020). Berdasarkan (LIPI)
Covid-19 terjadi di tahun 1965 virus yang bersumber dari cairan hidung yang
telah terinfeksi rhinovirus yang dikenal sebagai influenza, sehingga sampai saat
ini kita sulit membedakan ketiga virus tersebut (Rahmani 2020)

Dampak dari pandemi covid-19 sangat terasa pada sektor Bank Umum
Syariah memiliki banyak tantangan di masa pandemi covid-19 ini, dampak yang
dirasakan oleh Bank Umum Syariah yaitu terhadap kinerja keuangan dan aktivitas
bisnis yang mempengaruhi tingkat efisiensi Bank Umum Syariah di Indonesia.
Bank Umum Syariah harus memberikan sentuhan inovasi baru dan strategi yang
baik agar dapat menghadapi tekanan yang ketidakpastian saat ini perekonomian di
Indonesia yang sangat tidak stabil dan berbagai kebijakan bisa saja berubah-ubah
yang mampu mengancam perkembangan dari dunia Bank Syariah. Direktur Riset
Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah mengatakan
kondisi pertumbuhan Bank Umum Syariah tidak jauh berbeda dengan bank umum
konvensional (Tahliani 2020)

8
2.5 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian terdahulu membahas mengenai kinerja dan strategi


Bank Syariah Indonesia terhadap pandemi covid-19.

Tabel 2.1

Penelitian Terdahulu
No Peneliti Judul Penelitian Variabel Hasil
1 Dewi et al., Analisis Komparatif X1= Kinerja Berdasarkan hasil penelitian
Kinerja Keuangan keuangan diperoleh bahwa kinerja
(2022) Perbankan Syariah keuangan bank syariah pada
Sebelum Dan Saat Y = Pandemi masasebelum dan saat
Pandemi Covid-19: covid-19 pandemi tidak mengalami
Studi Pada perubahan yang signifikan.
Perbankan Syariah Hal ini karena konsep
Indonesia Yang syariah yang diterapkan
Terdaftar Ojk pada semua produk
perbankan syariah dapat
menganggulangi adanya
resiko yang dihadapi
perbankan.
2 Azahri & Analisis Kinerja X= Kinerja Hasil penelitian
Wahyudi Perbankan Syariah di perbankan menunjukkan bahwa kinerja
Indonesia : Studi syariah perbankan syariah berbasis
(2020) Masa Pandemi debt financing mengalami
Covid-19 Y= pandemi fluktuasi, sedangkan kinerja
covid- 19 berbasis equity financing
mengalami pertumbuhan.
3 Ana & Strategi Perbankan X= Strategi Hasil penelitian strategi
Zunaidi Syariah Dalam bisnis yang dilakukan bank
Memenangkan Y =pandemi syariah dalam menghadapi
(2022) Persaingan Di Masa covid-19 persaingan pada masa
Pandemi Covid-19 pandemi Covid-19 yaitu

9
bank syariah
merestrukturisasi
pembiayaan, memacu
perkembangan sebab di sisi
lain bank pula wajib
menghasilkan bayaran
bunga yang wajib
dibayarkan kepada
penabung di bank,
digitalisasi layanan
perbankan, bank syariah
wajib melaksanakan
pendampingan kepada
UMKM dengan menolong
mendigitalisasi segmen
usaha ini supaya dapat
senantiasa hidup, dan bank
syariah wajib melaksanakan
inovasi.
4 Hidayat et Kinerja Keuangan X1=kinerja kinerja keuangan perbankan
al., Perbankan Syariah syariah pada masa pandemi
Pada Masa Covid-19 X2= Strategi Covid-19 masih baik dan
(2021) Dan Strategi positif, hanya perlu
Peningkatannya Y= covid-19 ditingkatkan jika
dibandingkan dengan bank
konvensional;Strategi
peningkatan kinerja
keuangan bank syariah
adalah restrukturisasi
pembiayaan, penambahan
jangka waktu pembiayaan,
penyempurnaan regulasi,
dan digitalisasi layanan bank
5 Ichsan et al., Determinant of x= financial Financial performance as a
Sharia Bank's performance measuring instrument to
(2021) Financial know the process of
Performance during y= pandemic implementing financial
the Covid-19 covid-19 resources owned by
Pandemic thecompany. The Covid-19
pandemic has impacted the
bankingsector, resulting in
poor financing due to
debtors' disbursements asa

10
result of the large number of
people losing their jobs
anddifficulties in financing
payments
6 Oktafia et Development of x=strategy The number of assets,
al., Strategy and financing, deposits and
Sustainability of y=pandemic profits of Bank Syariah
(2021) Bank Syariah covid-19 Mandiri during the
Mandiri
Management in The pandemic experienced the
Face of Covid-19 best increase during its
Pandemic establishment. The condition
of the

development of Bank
Syariah Mandiri is good
because since 2015 it has
begun to improve the work
system to modern
technology. Also, Bank
Syariah Mandiri is
developing well and has
collaborated with several
agencies such as BUMN,
civil servants, hospitals,
private employees, the
Ministry of Religion, and the
Ministry of Finance.

2.6 Hipotesis

Kinerja Bank Syariah saat pandemi covid-19 mengalami kenaikan dan


pertumbuhan walaupun tidak secara signifikan tetapi adanya dampak positif bagi
Bank Syariah dalam menghadapi tantangan-tantangan pada saat covid-19. Dalam
strategi Bank Syariah tidak kalah dengan Bank Konvensional selama pandemi
Bank Syariah terus melakukan inovasi yang dapat memenuhi kebutuhan
pelanggan saat pandemi dengan melakukan restrukturisasi pembiayaan,
penambahan jangka waktu pembiayaan, penyempurnaan regulasi, dan digitalisasi
layanan bank.Sehingga Bank Syariah Indonesia dapat bertahan dalam menghadapi
pandemi covid-19.

11
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Perkembangan Covid-19

Covid-19 saat ini menjadi isu kesehatan yang paling mengkhawatirkan di


penjuru dunia, termasuk diantaranya di Indonesia. Penanggulangan yang
dilakukan suatu daerah bahkan suatu negara dilakukan sebagai upaya untuk
meminimalisir penyebaran penyakit tersebut salah satunya adalah dengan
kebijakan Lock down. Penelitian terbaru ternyata ditemukan bahwa diameter
covid-19 diperkirakan sampai 125 nanometer atau 0,125 mikrometer. Itu artinya
satu mikrometer sama dengan 1000 nanometer. Sungguh sangat kecil sekali dan
tak mungkin pandangan telanjang manusia dapat menginderanya. Bahkan karena
ukurannya yang sangat mikro, sehingga manusia tak bisa berpikir untuk
meremehkan virus tersebut. Karena Covid-19 ini dapat bertahan lebih dari 10
menit pada permukaan, termasuk diantaranya adalah di tangan manusia sekalipun.
Lebih dari itu bahkan badan kesehatan Perserikatan Bangsa Bangsa, atau biasa
yang disebut WHO menyebut, bahwa virus corona baru (covid-19) ini dapat
bertahan hidup selama beberapa jam, hingga bisa beberapa hari dan dapat
bertahan hidup pada suhu 26-27 derajat celcius (BBC News, 2020).

Amerika Serikat dan China sempat saling tuding soal asal usul pandemi
covid -19. Presiden Donald Trump menyebutnya sebagai 'Chinese Virus' alias
virus dari Tiongkok. Sebelumnya, juru bicara Kementerian Luar Negeri China,
Zhao Lijian bikin geger saat mengatakan, "bisa jadi US Army atau tentara AS
yang membawa epidemi itu ke Wuhan". Perseteruan itu pun dipertegas dalam

12
sebuah wawancara dengan CNBC, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike
Pompeo bersikap rasis dengan menyebut Covid-19 sebagai "virus corona Wuhan."
Padahal WHO sendiri pernah menegaskan bahwa memakai nama wilayah untuk
menyebut suatu virus adalah sesuatu yang tidak diperkenankan. Ini karena potensi
stigma dan xenofobia yang muncul sangat merugikan(BBC News, 2020).

3.2 Tantangan Bank Syariah saat Covid-19

 Menyesuaikan pola bisnis dengan digitalisasi layanan bank, baik digitalisasi


dalam penghimpunan dana maupun pembiayaan.
 Menekan/meminimalisasi pembayaran Non Performing Finanacing (NPF) agar
tetap bisa survive di masa pandemi Covid-19.
 Mencari alternatif market baru, minimal market yang tidak terdampak
signifikan akibat pandemi Covid-19, seperti sektor usaha yang berkaitan
dengan industri kesehatan, sehingga industri perbankan syariah tetap dapat
bertahan di tengah serangan pandemi Covid-19.

3.2 Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Selama Pandemi Covid-19

Perusahaan – perusahaan baik skala besar, UMKM maupun sektor


informal juga sangat terdampak. Banyak pelaku sektor riil tersebut yang
mengurangi karyawan bahkan menutup usaha mereka karena operasional dan
omset usaha yang terus menurun (Pakpahan, 2020). Industri jasa keuangan
syariah, khususnya perbankan syariah merupakan salah satu lini yang berperan
dalam kemajuan perekonomian Indonesia beriringan dengan sektor rill karena
perbankan sebagai lembaga intermediasi. Namun akibat pandemi ini, bank syariah
merasakan tantangan untuk bertahan yang sangat signifikan dikarenakan
pergeseran pola konsumsi, pola hidup, dan kebijakan.

Kebijakan pemerintah dalam Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB)


yang diberlakukan per wilayah, baik provinsi atau kabupaten/kota berdasarkan
tingkat keparahan wabah yang penilaiannya ditentukan oleh pemerintah pusat
melalui Kementerian Kesehatan. (Albanjari, Prihatin, & Suprianto, 2021). Hingga
kini kebijakan baru membagi zona kerawanan Covid-19 dengan zona merah dan
zona hijau, dan PPKM dengan pembagian Level 1 sampai dengan Level 4
membuat Sektor perbankan kewalahan untuk bertahan, karena adanya pembatasan
jam operasional dan belum lagi permasalahan pembiayaan yang macet. PSBB dan
PPKM membuat beberapa kantor bank Syariah terdampak karena jumlah yang
kantor terbanyak terkonsentrasi di Pulau Jawa. Sedangkan, Pulau Jawa didominasi
oleh PPKM level 3 dan 4 sehingga mempenagruhi operasional mereka. (Ningsih
& Mahfudz, 2021) Permasalahan operasional dan macetnya pembiayaan yang

13
dialami oleh bank syariah saat ini berdampak pada kinerja keuangan syariah.
Penelitian yang dilakukan oleh (Azhari & Wahyudi, 2020), Pandemi Covid-19
mempengaruhi kinerja perbankan syariah yang ditunjukkan dengan gejolak
fluktuasi terutama diawal masa pandemi Covid-19. Kinerja pada bank syariah
mengalami fluktuasi pada sisi DPK dan pembiayaan. Pada sisi pembiayaan sewa
mengalami penurunan yang cukup konstan pada masa pandemi. Sedangkan pada
sisi equity financing mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan dan stabil.
Hal ini semakin memperkuat teori bahwa sistem bagi hasil yang digunakan pada
produk bank syariah; equity financing mampu bertahan terhadap kondisi gejolak
ekonomi domestik dan internasional.

Menurut salah satu lembaga yang mengatur keuangan menjelaskan bahwa


kinerja keuangan perbankan syariah di masa pandemi Covid – 19 lebih baik jika
dibandingkan dengan perbankan konvensional. Penyaluran pembiayaan perbankan
syariah Mencapai Rp 394,6 triliun atau naik 8,08% sepanjang tahun 2020.
Sementara pembiayaan yang disalurkan industri perbankan pada periode yang
sama sebanyak Rp5.482,5 triliun atau terkontraksi sebesar minus 2,7%.
Pembiayaan perbankan syariah tumbuh lebih pesat dibanding pertumbuhan kredit
perbankan umum, ini didukung pertumbuhan DPK yang tinggi. Walaupun tidak
semua indikator kinerja keuangan bank syariah baik, namun kinerja dan
performanya di Indonesia menunjukan sentimen positif dan optimistis
(Puspaningtyas, 2020).

OJK meyakini bahwa industri perbankan syariah akan terus tumbuh untuk
beberapa tahun kedepan, selama masa pandemi Covid – 19 pun perbankan syariah
bisa dikatakan sangat stabil, antara lain dengan ditinjau dari aset, pembiayaan
yang diberikan dan DPK. Berikut datanya dari OJK aset di perbankan syariah
pada tahun 2020 mencapai Rp 594,- T naik dibanding tahun 2019 mencapai Rp
525,- T, sedangkan perbankan konvensional pada tahun 2020 mencapai Rp
9.178,- T pada tahun 2019 sebesar Rp 8.563,- T. Kemudian dari segi pembiayaan
pada akhir tahun 2020 perbankan syariah mencapai Rp 386,- T sedangkan tahun
2019 mencapai Rp 357,- T, pada perbankan konvensional masing-masing sebesar
Rp 5.548,- T dan sebesar Rp 5.684,- T. Pada perbankan konvensional
pertumbuhan pembiayaannya menurun. Dilihat dari DPK, pada perbankan syariah
masing-masing mencapai Rp 466 T,- naik dari tahun sebelumnya sebesar Rp 417
T,-. Di satu sisi pada perbankan konvensional sebesar Rp 5.999 T,- dan Rp 6.665
T,- , masih dibawah pertumbuhan DPK dibanding perbankan syariah. (Otoritas
Jasa Keuangan, 2021)

3.3 Strategi Bank Syariah dalam Menghadapi Pandemi

Menurut Heru, untuk menyelesaikan tantangan yang dialami perbankan


syariah pada masa pandemi ini yaitu dengan cara berkolaborasi dengan berbagai

14
pihak. Sementara itu ada tiga pilar agar market share bank syariah bisa
mendominasi. Pertama, penguatan identitas perbankan syariah, sinergi ekosistem
ekonomi syariah, dan penguatan proses, pengaturan dan pengawasan. (Hasibuan,
2021) Dalam rangka meminimalisir dampak Covid-19, termasuk di sektor industri
perbankan, pemerintah, melalui Otoritas Jasa Perbankan (OJK) mengeluarkan
kebijakan stimulus perekonomian Nasional sebagai kebijakan countercyclical
dampak penyebaran corona virus disease 2019 penerbitan POJK No.
11/POJK.03/2020. Kebijakan ini mengatur bank untuk mendukung stimulus
pertumbuhan ekonomi, khususnya bagi debitur yang terkena dampak pandemi
Covid-19 termasuk debitur UMKM, namun tetap memperhatikan prudential
banking principle. Salah salah satunya memuat tentang restrukturisasi pembiayaan
atau kredit. Restrukturisasi menjadi salah satu strategi bank syariah untuk dapat
memberikan sedikit kemudahan bagi masyarakat, juga tetap menjaga income bagi
bank syariah dari segi pembiayaan. Selain itu strategi lain ialah meninjau kembali
jangka waktu pelunasan atau pembayaran angsuran dari pembiayaan menjadi tiga
sampai dengan enam bulan ke depan.

Kebijakan restrukturisasi merupakan bagian dari kebijakan


makroprudensial. (BI, 2020) Maka dari itu, bank syariah ini dapat menjadi solusi
untuk mengatasi permasalahan perekonomian yang dialami oleh nasabah.
Restrukturisasi pembiayaan merupakan kemudahan yang diberikan oleh bank
syariah untuk melakukan pembayaran angsuran dengan meninjau kembali seperti
memperpanjang jangka waktu pembiayaan, memperkecil nominal angsuran,
intinya bukan berarti menghapus kewajiban angsuran. Kebijakan ini sudah
berlaku sejak awal pandemi, yang mana kebijakannya diberikan kepada bank
syariah. Dengan begitu diharapkan bank syariah dapat memperbaiki kinerjanya.
Kemudian karena pandemi masih berlangsung, POJK tersebut diperpanjang
melalui POJK Nomor 48/POJK.03/2020 tentang Perubahan Atas Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan Nomor 11/POJK.03/2020 tentang Stimulus Perekonomian
Nasional sebagai Kebijakan Countercyclical Dampak Penyebaran Coronavirus
Disease 2019 (POJK Perubahan atas POJK Stimulus Covid-19) yang berlaku 31
Maret 2022.

Untuk mengantisipasi potensi masalah di sisi mikro ini, BI berupaya


melalui penyempurnaan regulasi. Seperti kebijakan untuk pinjaman likuiditas
jangka pendek (PJLP) dan pinjaman likuiditas khusus (PLK) terbaru.
Mempertimbangkan bahwa tidak semua indikator kinerja keuangan sehat, dan
begitu dahsyatnya dampak pandemi ini. Maka pada masa pandemi Covid-19 ini,
perlu adanya strategi untuk menjaga pertumbuhan perbankan syariah. Strategi ini
adalah rencana aksi organisasi (perbankan syariah) untuk mencapai misi. Setiap
bidang fungsional sebaiknya memiliki strategi untuk mencapai misi bank untuk
membantu organisasi untuk mencapai seluruh misinya (Ningsih & Mahfudz,
2021)

15
Strategi yang diterapkan terkait kebijakan pemerintah di atas, pihak bank
tinggal menindaklanjuti. Kemudian, Michael Porter dalam (Ronde & Heizen,
2001) menegaskan, bahwa perusahaan mencapai misi melalui tiga cara konsep:

(1) Diferensiasi.

(2) Kepeloporan biaya.

(3) Respon yang cepat.

Penerapan pada bank syariah yaitu diferensiasi, yakni bank membuat


diferiansi produk atau layanan terutama berbasis digital (Mawarni, Fasa’ , &
Suharto, 2021) yang masa ini sedang sangat dibutuhkan masyarakat. Kepeloporan
biaya, bagaimana biaya bersaing dengan bank konvensional, dan respon yang
cepat baik dalam pelayanan mesin (digital) maupun pelayanan non mesin (on the
counter). Sebagai entitas bisnis tentunya tidak bisa hanya memandang Covid-19
sebagai sebuah bencana, namun juga harus bisa menangkap ini sebagai tantangan
yang mana mendorong bank syariah keluar dari zona nyamannya dan
menjadikannya peluang. Peluang tersebut dapat dioptimalkan dengan ekspansi
bisnis, peningkatan layanan digital, dan lain sebagainya. Dengan layanan digital
akan memperluas jangkauan bisnis dari bank syariah. Maka sudah seharusnya
bagi bank syariah mengimplementasikan lebih masif layanan digital yang terdapat
dalam satu aplikasi canggih. (Habibah, 2020).

OJK menyebutkan bahwa layanan perbankan digital adalah aktivitas dan


transaksi pada perbankan dengan menggunakan sarana electronik atau digital
milik bank, dan/atau melalui media digital milik calon nasabah dan/atau nasabah
bank, yang dilakukan secara mandiri. Digitalisasi layanan bank memungkinkan
bagi nasabah dan calon nasabah untuk memperoleh layanan perbankan secara
mandiri(self service) tanpa harus datang langsung ke bank (Puspaningtyas, 2020).

Digitalisasi akan berdampak positif pada pertumbuhan bisnis secara


umum. Maka di era technology disruption saat ini, setiap industri harus siap
bergerak menghadapi perubahanperubahan dinamis. Industri perbankan syariah
pun mau tidak mau harus menyesuaikan diri dengan perkembangan teknologi
yang ada, digitaliasi mengharuskan bank syariah melakukan pembaharuan
layanan, mengingat peralihan dunia perbankan konvensional menjadi digital dapat
meningkatkan efesiensi proses kerja dan meningkatkan kualitas layanan nasabah,
dengan melakukan digitalisasi, bank sudah melakukan investasi jangka panjang
untuk masa depan, dan diproyeksikan layanan digital menjadi salah satu
pendorong utama pertumbuhan industri perbankan secara berkelanjutan. (Sumadi,
2020).

16
3.4 Industri Keuangan Syariah dalam mendukung Pemulihan Ekonomi
Nasional

Meskipun ditengah tingginya ketidakpastian dalam sektor ekonomi akibat


pandemi Covid-19 tapi keuangan syariah dapat tumbuh baik. Indonesia
merupakan negara yang mayoritas penduduknya muslim, sehingga berpotensi
besar bagi industri keuangan syariah dalam mendukung pemulihan ekonomi di
Indonesia. Apalagi terkini sedang marak dengan adanya halal style. Hal ini
menyebabkan keuangan syariah dapat berperan penting dalam pemulihan
ekonomi nasional. Selain itu, pertumbuhan juga didukung oleh perkembangan
aset keuangan syariah dimana semakin banyaknya lembaga jasa keuangan syariah
di Indonesia. Saat ini terdapat 14 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, dan
162 BPR syariah. Di sektor pasar modal memiliki 464 saham syariah, 145 sukuk
korporasi, dan 282 reksadana syariah, dan 66 sukuk negara, dan 215 lembaga jasa
keuangan syariah non bank (Azizah, 2020)

Menurut ketua umum Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) untuk


memulihkan ekonomi saat ini peran semua sektor ekonomi sangat dibutuhkan
termasuk keuangan syariah. Di masa pandemi ini, keuangan syariah tumbuh
cukup tinggi sebesar 21,58 persen, dibanding tahun 2019 mencapai 13,84 persen.
Bahkan pembiayaan bank umum syariah mencatatkan pertumbuhan 9,5 persen di
tengah kontraksi kredit perbankan nasional sebesar -2,41 persen. Sepanjang tahun
2020, Indonesia diakui sebagai negara terbaik ke-2 dalam bidang ekonomi dan
keuangan syariah yaitu dalam Refinitiv Islamic Finance Development Report
2020 dan mendapat ranking ke-4 untuk sektor ekonomi syariah, serta peringkat
ke-6 untuk keuangan syariah, sehingga Indonesia diapresiasi dunia internasional.
Gerakan lain dalam rangka inovasi atau difersifikasi produk, salah satunya adalah
untuk pemberdayaan ummat dalam pendirian dan pengembangan Bank Wakaf
Mikro (BWM), peningkatan kapasitas lembaga keuangan syariah. Untuk itu MES
harus berkontribusi langsung dan mendorong perkembangan ekonomi digital dan
financialtechnology (fintech) (Rasidi, Budi, & Hatmoko, 2021). Dengan demikian
dengan program-program tersebut diharapkan dapat membantu dalam
pemberdayaan ummat terutama pelaku UMKM. Dalam SDM ekonomi dan
keuangan syariah antara lain melalui pelatihan dan sertifikasi profesi, E-Learning
Ekonomi Syariah, serta pemberian beasiswa Ekonomi Syariah bisa dilakukan juga
oleh MES (Sitanggang, 2021).

Keuangan syariah saat pandemi Covid-19 ini sangat baik sehingga dapat
mendukung dalam pemulihan ekonomi nasional, salah satunya melalaui
pemberdayaan ummat. Memang pandemi ini sangat berdampak terhadap ekonomi
namun untuk keuangan syariah ternyata tumbuh baik dibanding dengan
konvensional. Untuk itu industri keuangan syariah harus menghadirkan produk
syariah yang sesuai dengan keinginan ummat, sehingga pemasaran keuangan

17
syariah akan semakin meningkat juga berdampak pada pemulihan ekonomi
nasional dan pemberdayaan UMKM. Seperti dengan adanya produk murah,
pelayanan bagus dan aksesnya mudah.

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

 Kinerja keuangan perbankan syariah di masa pandemi covid-19 masih


menunjukkan dampak yang positif.
 Industri Perbankan Syariah memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi rakyat, berkontribusi dalam melakukan
transformasi perekonomian pada aktivitas ekonomi.Namun bank syariah
juga memiliki tantangan yang harus dihadapi yaitu, Tantangan perbankan
syariah bukan hanya berubahnya transaksi fisik menjadi nonfisik tetapi
ada juga tantangan lainya seperti masalah permodalan, daya saing layanan
dan produk perbankan syariah, minimnya SDM perbankan syariah. Maka
dari itu, diperlukan strategi diantaranya, restrukturisasi pembiayaan,
penambahan jangka waktu pembiayaan, atau dengan cara memberikan
kelonggaran masa tenggang 3 - 6 bulan kedepan, penyempurnaan

18
regulasi, dan digitalisasi layanan bank. Industri perbankan memiliki peran
sangat penting bagi perekonomian global.
 Dalam konteks ekonomi, lembaga keuangan berperan dalam memulihkan
ekonomi nasional dengan memobilisasi simpanan untuk investasi
produktif serta memfasilitasi arus modal pada berbagai sektor,
menyumbangkan modal risiko dalam krisis, dan mengembangkan Fintech
Syariah yang mendukung UMKM serta memberdayakan umat lainnya.

4.2 Saran

Kinerja keuangan Bank Syariah sudah bagus tetapi hanya saja jika
dibandingkan dengan perbankan konvensional, perbankan syariah masih harus
meningkatkan kinerja keuangannya. Oleh karena itu bank syariah harus lebih
meningkatkan kinerjanya agar dapat bersaing dengan bank konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Ana,D.E&Zunaidi,A.(2022) Strategi Perbankan Syariah Dalam Memenangkan


PersainganDi Masa Pandemi Covid-19. Proceedings of Islamic
Economics, Business, and Philanthropy,11-22

Azahri,A.R&Wahyudi,R.(2020) Analisis Kinerja Perbankan Syariah di


Indonesia : Studi Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ekonomi Syariah
Indonesia, DOI: 10.21927/jesi.2020.10(2).96-102.

Dewi,Y.M.,Febriyanto.,&Septiana,N.(2022)Analisis Komparatif Kinerja


Keuangan Perbankan Syariah Sebelum Dan Saat Pandemi Covid-19: Studi
Pada Perbankan Syariah Indonesia Yang Terdaftar OJK. SNPPM (Seminar
Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat), 2962-8148

Hidayat,R.,Umam,R.,&Tripalupi.,R.I.(2021)Kinerja Keuangan Perbankan Syariah


Pada Masa Covid-19 Dan Strategi Peningkatannya. Finansha-Journal of
Sharia Financial Management,77-91

Ichsan,R.N.,Suparmin,S.,Yusuf,M.,Ismal,R.,&Sitompul,S.(2021) Determinant of
Sharia Bank's Financial Performance during the Covid-19 Pandemic.

19
Budapest International Research and Critics Institute-Journal (BIRCI-
Journal), 298-309

Oktafia,R.,Kisnaningsih,D.,&Widiastuti,T.(2021) Development of Strategy and


Sustainability of Bank Syariah Mandiri Management in The Face of
Covid-19 Pandemic. IQTISHODUNA: Jurnal Ekonomi Islam, 077-088

20

Anda mungkin juga menyukai