Anda di halaman 1dari 3

Nama : Fauziah Izetta

NPM : 4119500172

Kelas : Manajemen 4B

Tugas Ekonomi Manajerial

Kasus 2

Sebagai akibat konflik di Timur Tengah, produksi minyak turun sebesar 1.21 juta barrel/ hari atau sekitar
5% pengurangan dalam penawaran minyak mentah dunia, Jelaskan dampak yang mungkin terjadi dari
informasi ini pada pasar BBM dan pasar mobil di indonesia! Apakah dampak ini menjadi berbeda pada
negara-negara maju, akankah berbeda pula dampaknya pada negara yang tingkat perekonomiannya
lebih buruk daripada Indonesia?

Jawaban:

Minyak bumi mentah atau disebut "light crude oil" yang telah dibor dan dipompa keluar disalurkan ke
kilang minyak untuk dilakukan penyulingan (distilasi). Minyak mentah merupakan bagian penting dari
proses pembuatan minyak bumi yang keberadaannya saat ini dibutuhkan di berbagai negara di dunia.
Minyak bumi atau minyak mentah ini akan diproses untuk menghasilkan berbagai macam bahan bakar
untuk kebutuhan sehari-hari seperti minyak tanah, bensin, avtur, kerosin, aspal, serta dapat digunakan
sebagai reagen kimia dalam pembuatan obat-obatan.

Salah satu komoditas dari sumber daya alam minyak mentah yaitu untuk membuat BBM (Bahan Bakar
Minyak). BBM merupakan komoditi yang dibutuhkan semua masyarakat, baik itu di negara maju
maupun di negara berkembang, baik itu dibutuhkan oleh masyarakat berdaya beli tinggi maupun
masyarakat berdaya beli rendah. Dampak yang mungkin terjadi pada pasar BBM yakni kenaikan harga
BBM, dengan adanya kenaikan harga BBM berimplikasi pada seluruh sektor industri, ekonomi, dan gerak
kehidupan masyarakat. Dapat dipahami bahwa seluruh aktivitas manusia membutuhkan transportasi
dan distribusi. Tentunya aktivitas transportasi, distribusi, dan pemenuhan kebutuhan hidup sehari-hari
tidak terlepas dari keperluan akan BBM. Kenaikan harga BBM ini akan menimbulkan efek eksponensial
(exponential effect) terhadap berbagai sektor kehidupan industri dan masyarakat pada umumnya. Oleh
sebab itu dapat dipahami jika diketahui bahwa, kenaikan harga BBM berimplikasi pada makro ekonomi
Indonesia.

Akibat adanya konflik di Timur Tengah menyebabkan menurunnya jumlah produksi minyak mentah
dunia sekitar 5%, hal itu menyebabkan pemenuhan kebutuhan minyak di seluruh dunia tidak terpenuhi
khususnya di Indonesia, dan sesuai dengan hukum penawaran sebagaimana dikemukakan di atas, akan
menyebabkan harga minyak meningkat. Belum optimalnya berbagai pengelolaan terhadap sumberdaya
minyak di satu sisi, dan di sisi lain adanya kebutuhan minyak yang terus meningkat seiring dengan
bertambahnya jumlah penduduk dan kebutuhan masyarakat Indonesia, menimbulkan
ketidakseimbangan (disequilibrium) antara supply dan demand. Adanya ketidakseimbangan atau dalam
hal ini under supply ini merupakan salah satu indikasi yang menyebabkan berfluktuasinya harga minyak
ke arah peningkatan harga yang terus menerus terjadi di Indonesia, sebagai sebuah negara dengan
jumlah penduduknya yang semakin bertambah.

Sedangkan dampak pada pasar mobil di indonesia terhadap kenaikannya harga BBM karena penurunan
produksi minyak mentah dunia yakni bertahan, artinya Kenaikan BBM memang bisa mempengaruhi
biaya produksi dari pabrik (pembuatan mobil), tapi itu tidak secara otomatis akan langsung
mempengaruhi kenaikan harga jual. Karena harga jual mobil itu sendiri ditentukan oleh banyak faktor
tidak hanya harga BBM.

Berdasarkan catatan tahun 2005, pemerintah kala itu menaikkan harga BBM bersubsidi sebesar 88
persen penjualan mobil turun 43 persen dari 12 bulan sebelumnya. Sedangkan penjualan sepeda motor
hanya turun 12 persen.

Jonfis Fandy selaku Marketing and After Sales Service Director PT HPM juga mengatakan tak khawatir
kalau kenaikan bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi akan mempengaruhi penjualan mobil besutannya.

Kendati demikian, Jonfis mengakui bahwa kenaikan harga BBM memang pernah mempengaruhi
penjualan mobil di masa lalu. Namun jika pemerintah melakukan sosialisasi dengan baik, maka
pengaruhnya tidak akan terlalu besar.

Apakah dampak ini menjadi berbeda pada negara-negara maju, jawabannya sama saja. Penurunan
produksi minyak dunia berpengaruh kepada seluruh negara produsen minyak bumi. Negara-negara yang
mengandalkan minyak dan gas bumi (migas) sebagai tulang punggung perekonomian, seperti Saudi
Arabia, Rusia, Venezuela, Brasil, dan Rusia juga mengalami tekanan.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said mengungkapkan, dampak penurunan
produksi minyak dunia membuat Rusia mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi sebagai akibat
anjloknya pendapatan negara yang sebagian besar diperoleh dari eksor komoditas migas.

Saudi Arabia juga mengalami kesulitan keuangan karena anjloknya pendapatan negara dari ekspor migas
ditambah biaya program-program sosial yang besar, termasuk subsidi energi. Tahun 2016 ini, Saudi
Arabia meluncurkan Visi 2030 yang menetapkan arah reformasi perekonomian negara ini untuk
mengurangi ketergantungan pada sektor migas.

Demikian halnya dengan Venezuela yang selama ini memberikan subsidi yang besar untuk minyak, selain
gangguan finansial, juga ancaman stabilitas sosial di mana antrean kelangkaan kebutuhan dasar manusia
terjadi di banyak tempat.

Sedangkan negara-negara pengekspor minyak mentah sedikit lega dengan kenaikan harga minyak
mentah tersebut. Hal itu karena dapat mengeruk keuntungan dari selisih harga yang besar.

Akankah berbeda pula dampaknya pada negara yang tingkat perekonomiannya lebih buruk daripada
Indonesia? jawabannya sama saja juga.
Kenaikan harga minyak dapat memberi dampak pada menurunnya permintaan agregat, karena makin
memperlebar distribusi pendapatan antara negara eksportir minyak dan negara importir minyak.
Kenaikan harga minyak juga dapat menurunkan penawaran agregat karena kenaikan harga minyak
berarti perusahaan membeli energi lebih sedikit sehingga produktivitas dan nilai output menurun.

Sensitivitas perekonomian terhadap harga minyak dapat ditelusuri oleh beberapa faktor. Pertama,
pentingnya minyak sebagai salah satu faktor produksi (input), sehingga kebanyakan pemerintah di
negara berkembang harus memberikan subsidi terhadap minyak. Kedua, situasi makroekonomi
perekonomian. Ketiga, neraca perdagangan, baik negara eksportir maupun negara importir.

Kenaikan harga minyak dan volatilitas-nya memiliki dampak yang signifikan, bila kenaikan harga tersebut
ditransfer secara lngsung ke konsumen (misal dengan kenaikan BBM), kemudian hal ini akan
mempengaruhi perekonomian melalui term of trade effect dan tekanan inflasi. Dampaknya mungkin
saja berbeda-beda di tiap negara, tergantung pada karakteristik permintaan dan penawaran akan
minyak negara tersebut. Dampak buruk dari kenaikan harga minyak biasanya lebih sering terjadi di
negara - negara berkembang yang merupakan net importer minyak. Di negara negara penggimpor
minyak, vulnerabilitas dari meningkatnya harga minyak bergantung pada derajat dan intensitas
ketergantungan mereka atas minyak yang diimpor.

Anda mungkin juga menyukai