Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH

KENAIKAN HARGA BBM 2022

Disusun oleh : ANAS MUNAJI AHMAD


Fakultas : HUKUM
PRODI : ILMUH UKUM
UNIVERSITAS : UNIVERSITAS BOYOLALI
TAHUN : 2022

***

BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam
semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah
perubahanperubahan biaya operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan
investasi langsung terkoreksi. Secara sederhana tujuan investasi adalah untuk maksimisasi
kemakmuran melalui maksimisasi keuntungan, dan investor selalu berusaha mananamkan
dana
pada investasi yang efisien dan aman. Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar
beban
masyarakat kecil pada umumnya tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya.
Hal ini dikarenakan terjadi kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan
biaya secara keseluruhan dan mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi. Multiple efek
dari
kenaikan BBM ini antara lain meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya
bahan
baku, ongkos angkut ditambah pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang
pada
akhirnya keuntungan perusahaan menjadi semakin kecil. Gejolak harga minyak dunia
sebenarnya sudah mulai terlihat sejak tahun 2000. Tiga tahun berikutnya harga terus naik
seiring
dengan menurunnya kapasitas cadangan minyak. Ada sejumlah faktor penyebab terjadinya
gejolak ini, salah satunya adalah persepsi terhadap rendahnya kapasitas cadangan harga
minyak
yang ada saat ini, yang kedua adalah naiknya permintaan (demand) dan di sisi lain terdapat
kekhawatiran atas ketidak mampuan negara-negara produsen untuk meningkatkan
produksi.
Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli
masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di
Indonesia.
Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka
pendek

maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh
pelaku
pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi.
Kontroversi kenaikan harga minyak ini bermula dari tujuan pemerintah untuk
menyeimbangkan
biaya ekonomi dari BBM dengan perekonomian global. Meskipun perekonomian Indonesia
masih terseok mengikuti perkembangan perekonomian dunia, akhirnya kebijakan kenaikan
BBM
tetap dilaksanakan mulai tanggal 22 Juni 2013. Akibatnya, perilaku investasi di Indonesia
mengalami perubahan.
Setiap peristiwa berskala nasional menimbulkan reaksi para pelaku pasar yang dapat
berupa respon positif atau respon negative tergantung pada apakah peristiwa tersebut
memberikan stimulus positif atau negative teradap iklim investasi. Dengan berkembangnya
kontroversi pro dan kontra terhadap kenaikan harga BBM tersebut, penelitian ini berusaha
mengetahui dampak langsung peristiwa kenaikan BBM terhadap aktivitas perdagangan
saham
pada pasar modal Indonesia. Dengan penelitian ini diharapkan dapat diketahui reaksi atau
respon
dan perilaku pelaku pasar modal terhadap sebuah peristiwa ekonomi dan dampaknya
terhadap
iklim investasi secara keseluruhan di Indonesia.
Pada hakekatnya investor dalam melakukan investasi akan berusaha menanamkan
modalnya pada saham perusahaan yang mampu memberikan return atau keuntungan yang
bisa
berupa dividen dan atau capital gain (Sartono, 2005). Oleh karena itu, perusahaan selalu
berusaha memberikan informasi atau sinyal tingkat pengembalian sebagaimana yang
diharapkan
investor dengan berusaha menjadikan sahamnya menjadi menarik bagi investor dengan
berbagai
kebijakan teknis maupun politis. Capital gain adalah selisih positif harga jual saham dengan
harga belinya, yang berarti keuntungan, dan apabila selisih tersebut negative, maka yang
diperoleh adalah capital loss berarti rugi. Capital gain (loss) merupakan kenaikan
(penurunan)
harga suatu surat berharga (bisa saham maupun surat utang jangka panjang), yang bisa
memberikan keuntungan (kerugian) bagi investor, dengan kata lain, capital gain (loss) bisa
juga
diartikan sebagai perubahan harga saham.
Pasar modal merupakan sarana dimana para investor dapat menginvestasikan hartanya
dalam bentuk lembaran saham. Pasar modal memiliki peranan penting dalam kegiatan
ekonomi.
Di banyak negara, terutama di negara-negara yang menganut sistem ekonomi pasar, pasar
modal
telah menjadi sumber kemajuan ekonomi. Sebab pasar modal dapat menjadi sumber dana
alternatif bagi perusahaan-perusahaan. Perusahaan-perusahaan ini merupakan salah satu
agen
produksi yang secara nasional akan membentuk gross domestic product (GDP). Dengan
berkembangnya pasar modal maka akan mendorong pula kemajuan ekonomi suatu negara
(Widoatmojo, 2006).
Sebagai salah satu instrumen ekonomi pasar modal tidak terlepas dari pengaruh lingkungan
non ekonomi, walaupun tidak terkait langsung dengan dinamika pasar modal, tidak dapat
dipisahkan dari aktivitas perdagangan di bursa. Lingkungan non ekonomi tersebut seperti
berbagai isu mengenai kepedulian terhadap lingkungan hidup, hak asasi manusia, peraturan
pemerintah, serta peristiwa-peristiwa politik kerap menjadi pemicu fluktuasi harga saham di
bursa efek dunia. Makin pentingnya suatu bursa saham dalam suatu kegiatan ekonomi,
membuat
bursa semakin sensitif terhadap berbagai peristiwa disekitarnya, baik berkaitan langsung
atau
tidak dengan isu ekonomi (Pronayuda, 2006). Menurut Mohamad samsul (2006:200) faktor-
faktor yang mempengaruhi harga saham salah satunya adalah peraturan pemerintah dalam
penelitian ini adalah kenaikan BBM.
Bahan Bakar Minyak (BBM) merupakan komoditas yang memegang peranan vital dalam
semua aktivitas ekonomi. Dampak langsung perubahan harga minyak ini adalah perubahan
biaya

operasional yang mengakibatkan tingkat keuntungan kegiatan investasi langsung terkoreksi.


investor selalu berusaha mananamkan dana pada investasi yang efisien dan aman.
Kenaikan harga BBM bukan saja memperbesar beban masyarakat kecil pada umumnya
tetapi juga bagi dunia usaha pada khususnya. Hal ini dikarenakan terjadi
kenaikan pada pos-pos biaya produksi sehingga meningkatkan biaya secara keseluruhan
dan
mengakibatkan kenaikan harga pokok produksi. Multipel efek dari kenaikan BBM ini antara
lain
meningkatkan biaya overhead pabrik karena naiknya biaya bahan baku, ongkos angkut
ditambah
pula tuntutan dari karyawan untuk menaikkan upah yang pada akhirnya keuntungan
perusahaan
menjadi semakin kecil.
Terjadinya hubungan timbal balik antara naiknya biaya produksi dan turunnya daya beli
masyarakat berarti memperlemah perputaran roda ekonomi secara keseluruhan di
Indonesia.
Kondisi ini dapat mempengaruhi iklim investasi secara keseluruhan baik dalam jangka
pendek
maupun jangka panjang. Dalam jangka pendek naiknya harga BBM tersebut disikapi oleh
pelaku
pasar, khususnya pelaku pasar modal sebagai pusat perputaran dan indikator investasi.
Krisis
ekonomi di Indonesia pada tahun 1997 juga menunjukkan hubungan antara kondisi makro
ekonomi terhadap kinerja saham, dimana dengan melemahnya nilai tukar rupiah telah
berdampak
besar terhadap pasar modal di Indonesia.
Informasi merupakan kebutuhan utama para investor di pasar modal. Dari informasi yang
relevan, investor dapat menilai prospek kinerja perusahaan sehingga investor memiliki
gambaran
mengenai resiko dan expected return atas dana yang telah atau akan diinvestasikan.
Informasi
yang diperlukan investor ini dapat berasal dari kondisi internal maupun eksternal
perusahaan.

BAB. 2
ALASAN KENAIKAN HARGA BBM

Salah satu pendorong kenaikan


harga BBM adalah harga
minyak mentah dunia yang tembus
lebih dari USD100 per barel pada
Maret 2022 dan masih bertahan
hingga saat ini. Direktur Center of
Economic and Law Studies (CELIOS),
Bhima Yudhistira menilai, harga BBM
Pertamax sebaiknya ditahan dulu
karena masih banyak skema dana
kompensasi dari APBN ke Pertamina
sebagai cara menahan kenaikan BBM
nonsubsidi (Kontan, 1 April 2022).
Penggunaan BBM Pertamax akhir-
akhir ini cenderung meningkat,
bahkan mencapai 21% terhadap total
konsumsi bahan bakar. Adapun
konsumsi bahan bakar minyak
didominasi oleh Pertalite sebesar 78%,
sementara Pertamax turbo sebesar 1%.
Jika dibanding dengan total konsumsi
BBM nasional, maka porsi konsumsi
BBM Pertamax terus meningkat
mendekati 14% (Bisnis Indonesia, 4
April 2022).

ALASAN MENGIKUTI DEMO

1. Kenaikan harga BBM karena merupakan tindakan yang tidak pro rakyat kecil
terutama buruh.
2. Pemerintah gagal dalam mengelola keuangan negara.
3. Pemerintah gagal dalam mengelola kebijakan energi

BAB. 3
Dampak Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak

Kementerian ESDM mencatat


BBM Pertalite adalah BBM jenis
bensin/premium yang paling banyak
digunakan sepanjang 2021 dengan
volume mencapai 23 juta kilo liter.
Jumlah tersebut sekitar 79% dari total
konsumsi BBM jenis bensin yang
juga mencakup Pertamax, Pertamax
Turbo, dan Premium. Keberadaan BBM
Pertalite saat ini menjadi paling penting
karena menjadi tulang punggung bahan
bakar bagi masyarakat. Disparitas
harga antara BBM Pertamax dan
Pertalite dikhawatirkan menyebabkan
migrasi konsumsi ke BBM yang lebih
murah (Bisnis Indonesia, 4 April 2022).
Berkaca pada kisruh distribusi BBM
Biosolar, pemerintah dan Pertamina
perlu mewaspadai agar tidak terjadi
kelangkaan BBM Pertalite ke depan.
Kenaikan harga BBM nonsubsidi
Pertamax membuat konsumen
beralih ke BBM bersubsidi Pertalite.
Berdasarkan pengamatan di beberapa
SPBU, antrean kendaraan bermotor
jalur pengisian Pertamax jauh lebih
sepi dari biasanya. Sebaliknya, antrean
di jalur pengisian Pertalite tampak
ramai. Pengurus Harian Yayasan
Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI)
Agus Suyatno berpendapat, pasokan
Pertalite perlu dipastikan lancar, terlebih
masyarakat sudah diperbolehkan mudik
pada lebaran tahun ini. Perlu adanya
jaminan pasokan dan distribusi, jangan
sampai ada kelangkaan. Pertamina
menjamin ketersediaan Pertalite
akibat peningkatan permintaan seiringn

peralihan tersebut (Republika, 5 April


2022).
Selain berpotensi terjadi
peralihan konsumsi BBM Pertamax ke
Pertalite, Maximilianus Nico Demus,
Associate Director of Research and
Investment Pilarmas Investindo Sekuritas
menyebutkan kenaikan harga BBM
Pertamax dapat meningkatkan inflasi
(Media Indonesia, 4 April 2022). Mulai
dari pajak pertambahan nilai (PPN) yang
naik menjadi 11%, penyesuaian harga
BBM, hingga rencana pemberlakuan
pajak karbon oleh pemerintah.
Kenaikan beberapa harga barang impor,
khususnya bahan bakar dan pangan
berpotensi mendorong inflasi cukup
tinggi tahun ini. Beberapa komoditas
pangan, khususnya gandum dan jagung
juga akan mengerek inflasi. Kelompok
masyarakat miskin dan hampir miskin
paling terdampak dari kenaikan ini. Di
antara harga yang meningkat cukup
tinggi selama invasi Rusia ke Ukraina
ialah minyak mentah, gandum, dan crude
palm oil (CPO). Ketiga komoditas itu
memiliki andil cukup besar pada bobot
perhitungan inflasi konsumen. Produk
turunan gandum dan minyak sawit
sendiri memiliki andil inflasi sekitar 2-3%
(Media Indonesia, 5 April 2022).
Dampak inflasi tersebut akan
sangat berpengaruh pada rumah tangga
miskin, mengingat sekitar 60% dari total
pengeluaran mereka digunakan untuk
membeli makanan. Dampak inflasi
selanjutnya berpotensi meningkatkan
jumlah penduduk miskin. Jika
pendapatan masyarakat yang hampir
miskin atau berada di sekitar garis
kemiskinan tidak ikut naik, mereka akan
menjadi golongan miskin baru. Selain
kenaikan harga bahan bakar minyak dan
makanan jadi, beberapa faktor yang akan
menyumbang inflasi ialah pencabutan
iniharga eceran tertinggi (HET) minyak
goreng kemasan premium, penerapan
pajak pertambahan nilai (PPN) 11% per
April 2022, dan potensi kenaikan
harga gandum di pasar dunia.

BAB. 4
Penutup

Alasan Pertamina menaikkan


harga BBM nonsubsidi merupakan
penyesuaian terhadap harga minyak
mentah dunia yang terus melonjak yang
sudah menembus level USD110 per
barel. Kenaikan harga BBM Pertamax
berpotensi menggiring konsumen
mencari alternatif ke BBM Pertalite yang
lebih murah. Tanpa pengawasan dalam
hal penyaluran yang ketat, hal ini akan
memberatkan keuangan negara dan
Pertamina.
Beberapa strategi kebijakan
yang dapat dipilih antara lain adalah
kebijakan transformasi subsidi
energi, kebijakan formula APM,
serta membangun infrastruktur
cadangan strategis minyak mentah dan
meningkatkan cadangan operasional
BBM harian minimal 30 hari. Sampai
saat ini pemerintah masih menjaga
stabilitas harga BBM Pertalite,
walaupun sudah menaikkan harga
BBM Pertamax. Komisi VI dan VII
DPR RI perlu melakukan upaya
pengawasan terhadap pemerintah
agar dapat menyusun kebijakan yang
strategis guna menjaga kestabilan
harga BBM nasional.

BAB. 5
ALASAN MENGIKUTI DEMO
1. Kenaikan harga BBM karena merupakan tindakan yang tidak pro rakyat kecil
terutama buruh.
2. Pemerintah gagal dalam mengelola keuangan negara.
3. Pemerintah gagal dalam mengelola kebijakan energi

wasalamualaikum wr.wb.

Anda mungkin juga menyukai