Anda di halaman 1dari 44

USULAN PENELITIAN

PENGARUH TINGKAT PERTUMBUHAN, STRUKTUR AKTIVA, DAN


UKURAN PERUSAHAAN TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN PADA
SEKTOR PERTAMBANGAN DI BEI PERIODE 2018-2020

Usulan Penelitian ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk


menyusun skripsi S1 Program Studi Akuntansi

Tgl, 27 Agustus 2021


Yth.Dr. Komang Ayu Krisnadewi, S.E., Ak., ACC, 21 Juli 2021
Mhn

I G. A. M. Asri Dwija Dr. Ni Ketut Rasmini S.E., M.Si., Ak. CA

Mahasiswa menyatakan siap untuk merevisi


sesuai arahan dan ketentuan saya.
Oleh karena itu, saya setuju untuk Diajukan oleh :
menindaklanjuti usulan ini dan membimbing
mahasiswa tersebut pada tahap selanjutnya.PUTU AYU RATIH PURNAMA DEWI

NIM: 1807531241

1 September 2021
Komang Ayu Krisnadewi

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia termasuk salah satu negara yang berkembang di dunia, hal

ini terbukti dengan adanyapembangunan di segala bidang termasuk

pembangunan sektor ekonomi. Perekonomian di Indonesia yang semakin

membaik menyebabkan timbulnya gairah bagi para pengusaha untuk

mengelola perusahaannya di Indonesia. Salah satu pengelolaan yang harus

diperhatikan adalah masalah keuangan yang penting bagi kelangsungan hidup

perusahaan, keuangan suatu perusahaan berkaitan dengan sumber dana dan

penggunaannya. Semakin efisien penggunaan dan pengelolaan dana berarti

semakin baik bagi perusahaan. Agar dana dalam perusahaan dapat dipenuhi

secara cukup, maka dituntut adanya pengelolaan dan penentuan secara tepat

terhadap sumber dana. Sumber dana dapat dipilih atau ditentukan apakah dari

modal sendiri atau modal dari luar perusahaan (Pertiwi dan Pratama, 2015).

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan kemampuan

perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang

dimilikinya untuk menghasilkan laba. Laba perusahaan selain merupakan

indikator kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban bagi para

penyandang dananya juga merupakan elemen dalam penciptaan nilai

perusahaan yang menunjukkan prospek perusahaan di masa yang akan datang

(Rahayu, 2010).

1
Kinerja perusahaan merupakan konsep penting bagi investor, karena

merupakan indikator bagi pasar menilai perusahaan secara keseluruhan.

Menurut Suad (2013:7) nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia

dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual. Selain itu nilai

perusahaan merupakan alat analisis untuk suatu keputusan yang akan di ambil

oleh para investor dalam menempatkan investasinya dalam hal ini

memepertimbangkan apakah suatu perusahaan tersebut akan menguntungkan

atau sebaliknya. Dengan itu nilai perusahaan merupakan alat analisis untuk

menjadikan keputusan para investor.

Seiring dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dialami

Indonesia saat ini dirasakan oleh hampir semua sektor, hal ini terindikasi dari

kinerja beberapa emiten-emiten misalnya pada emiten sektor perbankan dan

juga emiten sektor pertambangan yang juga mengalami fenomena


Referensi? perlambatan
jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Pada sektor pertambangan non
harga apa?
migas beberapa emiten di tahun 2019 mengalami fluktuasi harga, hal ini

disebabkan oleh kondisi perekonomian Global yang sedang mengalami

perlambatan sehingga berdampak pada menurunnya kinerja ekspor sehingga

berbagai komuditas pertambangan Nasional merosot. Tercatat selama tahun

2019 kinerja saham-saham sektor pertambangan non migas mengalami

pertumbuhan negatif sebesar 12,83%. Hal ini disebabkan dari turunnya harga

batubara sepanjang tahun 2019 dampak dari melimpahnya supply batubara

dipasar dunia. Sehingga margin dan harga jual batubara pun ikut mengalami

penurunan. (https://investasi.kontan.co.id/news). Sementara diakhir tahun


2019 komoditas pertambangan Mineral terutama Nikel cukup membantu

mengangkat kinerja emiten sektor pertambangan non migas hal ini didorong

karena harga nikel dibursa London Metal Exchange mengalami kenaikan

(https://www.cnbcindonesia.com).

Pada Sektor Pertambangan Migas ditengah Kondisi Pertumbuhan

Ekonomi Indonesia yang sedang mengalami perlambatan


tidak saatkalimatnya
jelas cutoff ini. Ekspor

komoditas pertambangan Migas Indonesia juga mengalami penurunan begitu

.Imbas dari turunnya harga minyak dunia yang disebabkan produksi yang

melimpah dari Negara Arab yang merupakan Negara OPEC serta Negara
Rusia
yang bukan Negara OPEC menjadi penyebab harga minyak turun. Tercatat di

awal tahun 2020 penurunan ekspor Indonesia 28,73 persen sedangkan non

migas juga turun sebesar 5,33 persen. baiknya ditampilkan berupa grafik/
diagram/tabel.
Terdapat fenomena menarik ditengah menurunnya harga minyak dan

turunnya ekspor sektor pertambangan ternyata justru saham-saham emiten

sektor migas mengalami penguatan terbesar di pasar saham Bursa Efek

Indonesia. Harus menjadi perhatian para investor dimana pergerakan harga

minyak sangat berpengaruh pada kinerja harga saham emiten migas, dimana

ketika harga minyak dunia mengalami kenaikan maka akan menjadi katalis

positif yang akan berpotensi mendongkrak laba emiten-emiten disektor migas

sehingga akan membuat harga saham emiten migas pun akan mengalami

kenaikan. kata siapa?

Sebaliknya jika harga minyak dunia mengalami penurunan maka akan

berdampak pada menurunnya laba emiten saham sektor pertambangan minyak


dan gas. Fluktuasi harga minyak akan sangat berpengaruh dan di sektor migas

dan menjadi sentiment yang tidak dapat dihindari. Sehingga dapat diambil

kesimpulan bahwa pergerakan saham emiten sektor pertambangan minyak

dan gas selalu searah dengan tren harga minyak dunia, dimana merupakan

bisnis utama sektor industry ini. Berdasarkan fenomena yang dijabarkan

diatas agar investor tidak mengalami kerugian investasi maka perlu adanya

suatu indikator yang harus diketahui dengan menggunakan suatu bantuan alat

ukur. Terdapat sejumlah alat ukur yang dapat digunakan oleh para analis dan

investor dalam menilai kesehatan keuangan suatu perusahaan bahkan suatu

industri seperti analisa rasio, analisa struktur modal, penilaian modal kerja,

analisa potensi kebangkrutan Altman, Springate model, dan Tobin’s Q-ratio

Dalam penelitian ini digunakan rasio Tobins Q untuk mengukur

kinerja perusahaan. Tobin’s Q adalah pengukur kinerja perusahaan dengan

membandingkan dua penilaian aset yang sama. Tobin’s Q merupakan rasio

dari nilai pasar aset perusahaan yang diukur oleh nilai pasar dari jumlah

sahamyang beredar dan hutang terhadap replacement cost dari aktiva

perusahaan. Apabila nilai lebih besar dari nilai dasar sebelumnya, maka akan

memiliki biaya untuk meningkatkan kembali, dan laba kemungkinan akan

didapatkan. Berdasarkan pemikiran Tobin, bahwa insentif untuk membuat

modal investasi baru adalah tinggi ketika surat berharga (saham) memberikan

keuntungan di masa depan dapat dijual dengan harga yang lebih tinggi dari

biaya investasinya.

Salah satu informasi penting untuk menilai kinerja perusahaan adalah

laporan keuangan. Laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan


kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu,

maksudnya yaitu keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk

neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Secara umum laporan

keuangan bertujuan untuk memberikan informasi keuangan suatu perusahaan,

baik pada saat tertentu maupun pada periode tertentu (Kasmir, 2012).

Kinerja perusahaan ini dipengaruhi oleh banyak faktor salah satunya

adalah pertumbuhan perusahaan. Informasi tentang adanya pertumbuhan

perusahaan direspon positif oleh investor, sehingga akan meningkatkan harga

saham. Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan

diri dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk

industri yang sama. Pada umumnya, perusahaan yang tumbuh dengan cepat

memperoleh hasil positif dalam artian pemantapan posisi di era persaingan,

menikmati penjualan yang meningkat secara signifikan dan diiringi oleh

adanya peningkatan pangsa pasar.

Perusahaan yang tumbuh cepat juga menikmati keuntungan dari citra

positif yang diperoleh, akan tetapi perusahaan harus ekstra hati-hati, karena

kesuksesan yang diperoleh menyebabkan perusahaan menjadi rentan terhadap

adanya isu negatif. Beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian penting

karena dapat menurunkan sumber berita negatif yang menggambarkan

kemampuan perusahaan untuk mempertahankan, mengembangkan dan

membangun kecocokan kualitas dan pelayanan dengan harapan konsumen.

Pertumbuhan cepat juga memaksa sumber daya manusia yang dimiliki untuk

secara optimal memberikan kontribusinya. Agar pertumbuhan cepat tidak


memiliki arti pertumbuhan biaya yang kurang terkendali, maka dalam

mengelola pertumbuhan, perusahaan harus memiliki pengendalian operasi

dengan penekanan pada pengendalian biaya.

Selain tingkat pertumbuhan, struktur aktiva tidak kalah penting dalam

sebuah perusahaan. Struktur aktiva mempengaruhi sumber-sumber

pembiayaan dalam beberapa cara. Struktur aktiva merupakan perbandingan

antara aktiva tetap dan total aktiva yang dapat menentukan besarnya alokasi

dana untuk masing-masing komponen aktiva (Naray dan Mananeke, 2015).

Struktur aktiva menggambarkan sebagian jumlah aset yang dapat dijadikan

sebagai jaminan. Brigham dan Ehrhardt (2010) dalam Mandalika (2016)

menyatakan bahwa secara umum perusahaan yang memiliki jaminan terhadap

hutang akan lebih mudah mendapatkan hutang daripada perusahaan yang

tidak memiliki jaminan. Ini berarti bahwa perusahaan yang memiliki aset

tetap dalam jumlah besar akan lebih mudah mendapatan akses ke sumber

dana karena besarnya aset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan utang

perusahaan. Menurut Ani(2014) aktiva tetap dianggap memiliki kapasitas

produktif dalam perusahaan manufaktur yangdigunakan untuk menghasilkan

penjualan dan keuntungan. Maka, perusahaan dengan aktiva tetap yang besar

akan menghasilkan keuntungan yang juga besar. Keuntungan yang besar

menunjukkan bahwa kinerja keuangan perusahaan baik dengan profitabilitas

yang tinggi. Dan kemudian pada akhirnya peningkatan ini juga akan

meningkatkan kinerja perusahaan.


Ukuran perusahaan juga dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.

Ukuran perusahaan merupakan gambaran seberapa besar atau kecilnya sebuah

perusahaan melalui besarnya total aset yang dimilikinya. Suwito dan

Herawaty (2005) menyatakan bahwa ukuran perusahaan merupakan

pengelompokan perusahaan ke dalam beberapa kelompok yaitu perusahaan

besar, perusahaan sedang, dan perusahaan kecil. Sawir (2004) mengemukakan

bahwa perusahaan yang cenderung berukuran besar akan memiliki kekuatan

yang lebih besar untuk mendapatkan dana dari kreditor daripada perusahaan

yang masih berukuran kecil. Perusahaan besar cenderung lebih mudah untuk

mendapatkan pendanaan dari internal maupun eksternal, pendanaan tersebut

akan mendukung kegiatan operasional perusahaan maupun perluasan bisnis.

Selain itu perusahaan besar cenderung bersifat kuat dalam menghadapi

guncangan ekonomi karena memiliki aset yang cukup besar dibandingkan

dengan perusahaan kecil.

Ukuran perusahaan merupakan faktor yang dapat menentukan kinerja

suatu perusahaan, karena semakin tinggi profitabilitas maka akan menarik

investor untuk menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut, jika para

investor telah menanamkan modalnya pada perusahaan tersebut maka harga

saham perusahaan akan meningkat dan secara langsung berpengaruh pada

peningkatan nilai perusahaan. Dalam penelitian ini ukuran perusahaan diukur

melalui total aset yang dimiliki, karena total aset dari suatu perusahaan

diasumsikan lebih stabil serta dapat mencerminkan ukuran perusahaan.


Dhani dan Utama (2017) mengungkapkan pertumbuhan perusahaan

mepunyai pengaruh yang signifikan positif terhadap nilai perusahaan yang

diukur dengan tobin’s q yang berarti semakin cepat pertumbuhan suatu

perusahaan akan mengakibatkan nilai perusahaan yang semakin tinggi pula.

Susanti (2016) menyatakan hal yang berbeda yaitu pertumbuhan perusahaan

terhadap nilai perusahaan tidak berpengaruh yaitu cepat tidaknya

pertumbuhan suatu perusahaan tidak akan berpengaruh pada nilai perusahaan

yang diukur dengan tobin’s q.

Hasil penelitian penelitian oleh Mandalika (2016) dan Pribadi (2019)

menunjukkan bahwa struktur aktiva berpengaruh positif terhadap nilai

perusahaan. Hasil ini menunjukkan bahwa apabila struktur aktiva meningkat

maka nilai perusahaan juga akan meningkat. Berbeda dengan penelitian yang

dilakukan oleh Karlina (2019) menunjukkan bahwa struktur aktiva tidak

memiliki hubungan yang signifikan dengan nilai perusahaan yang diukur

dengan tobin’s q. Sedangkan penelitian oleh Murah (2016) menyatakan

bahwa struktur aktiva berpengaruh negatif signifikan dengan nilai perusahaan

yang diukur dengan tobin’s q.

Penelitian oleh Rahayu dan Sari (2018), Reswita dan Rahim (2020),

Rahmawati (2015) ukuran perusahaan berpengaruh positif signifikan terhadap

tobins’q. Sementara penelitian oleh Pangesti,dkk (2016), Nency dan

Muharram (2017) ukuran perusahaan berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap tobins’q. Berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh

Suwarno dan Qomariyah (2016), Suryandani (2018), Dwiastuti dan Dilak

(2019) serta Riana


dan Iskandar (2017) menyatakan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh

terhadap tobins’q.

Berdasarkan uraian di atas, terdapat perbedaan hasil penelitian untuk

masing- masing variabel bebas, maka peneliti tertarik meneliti ulang dengan

judul “Pengaruh Tingkat Pertumbuhan, Struktur Aktiva, dan Ukuran

Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Pertambangan

Di BEI Periode 2018-2020”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dijabarkan, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah:

1) Bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap kinerja

perusahaan?

2) Bagaimana pengaruh struktur aktiva terhadap kinerja perusahaan?

3) Bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan dari perumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh tingkat pertumbuhan terhadap

kinerja perusahaan.

2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh struktur aktiva terhadap kinerja

perusahaan.
3. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ukuran perusahaan terhadap

kinerja perusahaan.

1.4 Manfaat Penelitian

Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan

penelitian, maka penelitian ini diharapkan dapat memberikian manfaat

sebagai berikut.

1) Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah

wawasan dan ilmu pengetahuan khususnya mengenai masalah yang

mempengaruhi kinerja perusahaan pada perusahaan pertambangan

yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta dapat digunakan sebagai

referensi untuk penelitian yang akan datang.

2) Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan

khususnya mengenai pasar modal, juga dapat dijadikan bahan refrensi

dalam pembuatan laporan selanjutnya. Penelitian ini dapat

menghubungkan antara teori-teori yang dipelajari di bangku kuliah

tentang pasar modal.


BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA KONSEPTUAL DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Kajian Pustaka

Sub Bab kajian pustaka menjelaskan konsep-konsep yang digunakan

dalam penelitian ini. Adapun teori yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teori keagenan. Dan konsep yang digunakan yaitu definisi tingkat

pertumbuhan, struktur aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja

perusahaan. Teori dan konsep pada penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

2.1.1 Teori Stakeholder

Perusahaan bukanlah entitas yang hanya beroperasi untuk

kepentingannya sendiri, namun sebuah perusahaan harus memberikan

manfaat bagi para stakeholder. Setiap perusahaan pasti memiliki

stakeholder, yaitu pihak-pihak yang memiliki kepentingan keuangan atas

perusahaan (Brealey et.al, 2007;16). Menurut Freeman (1984) dalam Sarea

dan Hanefah (2013) definisi stakeholder adalah setiap kelompok atau

individu yang dapat mempengaruhi atau dipengaruhi oleh pencapaian tujuan

organisasi. Keberadaan suatu perusahaan sangat dipengaruhi oleh dukungan

stakeholder.

Secara tersirat manajemen dan pemegang saham dipandang sebagai


satu-satunya?
manajemen dan satu - satunya pihak yang memiliki kepentingan dengan keputusan
pemegang saham

adalah dua pihak yang perusahaan. Namun, masih terdapat pihak-pihak lain yang memiliki
berbeda. Mengapa
disebut satu2nya?
12
kepentingan keuangan dalam perusahaan seperti pekerja atau karyawan,

konsumen, kreditur, lembaga-lembaga keuangan dan pemerintah.

Pengusaha yang menjalankan bisnisnya dengan mengingat atau

memperhatikan kepentingan pihak-pihak yang terkait dalam kegiatan bisnis

yang tidak hanya memperhatikan kepentingan para pemegang saham saja

merupakan pengusaha yang menerapkan konsep stakeholder.

Jadi, teori stakeholder merupakan teori yang menjelaskan bagaimana

manajemen perusahaan memenuhi atau mengelola harapan para stakeholder

(Gitosudarmo, 2001: 167). Teori 12 stakeholder menunjukkan bahwa

penting bagi perusahaan untuk bergerak memperoleh keuntungan pasar

dalam mencapai kinerja yang unggul dalam bisnis mereka (Arshad et.al,

2012).

Tujuan perusahaan adalah untuk memaksimumkan nilai perusahaan,

oleh karena itu dalam pengambilan keputusan perusahaan atau manajemen

harus selalu mempertimbangkan akibatnya terhadap nilai perusahaan atau

harga saham. Terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan, namun faktor yang utama adalah faktor pendanaan perusahaan

(Febrianti, 2012).

Penelitian ini menggunakan teori stakeholder dengan pertimbangan

bahwa kinerja keuangan perusahaan yang dapat dilihat dalam laporan

keuangan dan analisisnya bertujuan untuk memberikan informasi dalam

penilaian kinerja perusahaan, informasi mengenai sumber daya perusahaan

(aset) dan perubahan di dalamnya. Untuk kreditor dan investor informasi ini

dapat berguna untuk dapat menentukan keputusan yang tepat. Dan


kemudian
dengan sumber-sumber pendanaan yang tepat dan kinerja perusahaan yang

baik akan menghasilkan nilai perusahaan yang baik pula. Nilai perusahaan

yang baik menjadi harapan para stakeholder.

2.1.2 Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah kemampuan sebuah perusahaan mengelola

sumber daya yang ada sehingga dapat memberikan nilai kepada perusahaan

tersebut. Dengan mengetahui kinerja perusahaan kita dapat mengukur

tinfkat efisiensi dan produktifitas perusahaan tersebut.disamping itu juga

penilaian kinerja perusahaan yang bermanfaat untuk mengetahui sejauh

mana perkembangan suatu perusahaan. Pengertian performance atau kinerja

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang

dalam suatu perusahaan sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab

masing- masing dalam upaya pencapaian tujuan perusahaan secara legal,

tidak melanggar hukum dan tidak bertentangan dengan moral dan etika.

(Rivai & Basri, 2004:16. Kinerja perusahaan (Companies performance)

merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh suatu perusahaan dalam periode

tertentu dengan mengacu kepada standar yang ditetapkan.Pengukuran

aktivitas kinerja perusahaan dirancang untuk menaksir bagaimana kinerja

aktivitas dan hasil akhir yang dicapai.

Tobin’s Q adalah indikator untuk mengukur kinerja perusahaan,

khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan suatu performa

manajemen dalam mengelola aset perusahaan (Rahmawati, Topowijono &

Sulasmiyati, 2015). Nilai Tobin’s Q menggambarkan suatu kondisi peluang


investasi yang dimiliki perusahaan (Lang et al, 1989) atau potensi

pertumbuhan perusahaan (Tobin & Brainard, 1969 dalam Kurnia, 2017).

Sehingga tobin’s Q dipilih sebagai alat untuk mengukur nilai perusahaan.

Dalam penelitian ini, nilai perusahaan diukur dengan Tobin’s Q.

Menurut Hasibuan, Dzulkirom & Endang (2016) Tobin’s Q merupakan

perbandingan antara nilai pasar ditambah total utang terhadap total aset.

Rasio Tobin’s Q dinilai dapat memberikan informasi paling baik sebab

Tobin’s Q memasukkan semua unsur utang, modal saham perusahaan dan

seluruh asset perusahaan, yang berarti perusahaan tidak hanya terfokus pada

satu tipe investor dalam bentuk saham saja, namun juga untuk kreditur.

2.1.3 Tingkat Pertumbuhan

Pertumbuhan dinyatakan sebagai pertumbuhan total aset dimana

pertumbuhan aset masa lalu akan menggambarkan profitabilitas yang akan

datang dan pertumbuhan yang datang. Growth adalah perubahan

(penurunan atau peningkatan) total aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

Pertumbuhan aset dihitung sebagai persentase perubahan aset pada saat

tertentu terhadap tahun sebelumnya. Growth merupakan perubahan total

aset baik berupa peningkatan maupun penurunan yang dialami oleh

perusahaan selama satu periode (satu tahun). Pertumbuhan aset

menggambarkan pertumbuhan aktiva perusahaan yang akan memengaruhi

profitabilitas perusahaan yang menyakini bahwa persentase perubahan

total aktiva merupakan indikator yang lebih baik dalam mengukur growth

perusahaan. Ukuran yang digunakan adalah dengan menghitung proporsi


kenaikan atau penurunan aktiva. Pada penelitian ini, pertumbuhan

perusahaan diukur dari proporsi perubahan asset, untuk membandingkan

kenaikan atau penurunan atas total aset yang dimiliki oleh perusahaan.

Asset merupakan aktiva yang digunakan untuk aktivitas

operasional perusahaan. Semakin besar asset diharapkan semakin besar

hasil operasional yang dihasilkan oleh perusahaan. Peningkatan asset yang

diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan

pihak luar terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak

luar (kreditor) terhadap perusahaan, maka proporsi hutang semakin lebih

besar dari pada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor

atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya

asset yang dimiliki perusahaan (Ang,1997).

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun

eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang

positif bagi mereka. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu

perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang

menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return (tingkat

pengembalian) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik.

Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham sangat

dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Adanya peluang investasi

dapat memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan dimasa

yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan nilai perusahaan.

Pertumbuhan (growth) adalah seberapa jauh perusahaan menempatkan diri


dalam sistem ekonomi secara keseluruhan atau sistem ekonomi untuk

industri yang sama (Machfoedz, 1996). Pertumbuhan perusahaan dapat

juga menjadi indikator dari profitabilitas dan keberhasilan perusahaan.

Dalam hal ini, pertumbuhan perusahaan merupakan perwakilan untuk

ketersediaan dana internal. Jika perusahaan berhasil dan memperoleh laba,

maka tersedia dana internal yang cukup untuk kebutuhan investasi.

2.1.4 Struktur aktiva

Aset atau aktiva secara resmi didefinisikan sebagai manfaat ekonomik

masa datang yang cukup pasti yang dikuasai oleh suatu entitas sebagai

akibat transaksi atau kejadian masa lalu (Suwardjono, 2014: 301). Menurut

Jusup (2011: 25) aset adalah kekayaan yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Aset bisa saja berasal dari pemilik perusahaan yang disebut modal (ekuitas),

dan bisa juga berasal dari pinjaman dari luar perusahaan yang disebut

kewajiban. Struktur aktiva menggambarkan besarnya aktiva yang dapat

dijaminkan perusahaan ketika perusahaan melakukan pinjaman kepada

kreditor.

Struktur aktiva merupakan proporsi aktiva tetap yang dimiliki oleh

perusahaan (Mawikere dan Rate, 2015). Sesuai dengan PSAK No.16 (revisi

2007) aset atau aktiva tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk

digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk

direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan

diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode. Aset tetap

adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik :

a. Berwujud atau memiliki wujud (bentuk atau ukuran tertentu


b. Digunakan dalam operasi perusahaan

c. Mempunyai masa manfaat jangka panjang

d. Tidak dimaksudkan untuk diperjual-belikan (Jusup, 2011: 133)

Brigham dan Houston (2013: 188) menyatakan bahwa perusahaan

yang asetnya memadai untuk dijadikan jaminan akan cenderung

menggunakan cukup banyak utang. Perusahaan yang memiliki jaminan

terhadap utang akan lebih mudah mendapatkan utang daripada perusahaan

yang tidak memiliki jaminan. Hal ini berarti bahwa perusahaan yang

memiliki aset tetap dalam jumlah besar akan lebih mudah mendapatan akses

ke sumber dana karena besarnya aset tetap dapat dijadikan sebagai jaminan

utang perusahaan. Struktur aktiva mempengaruhi sumber-sumber pendanaan

dalam beberapa cara. Perusahaan yang memiliki aset tetap dalam jumlah

besar dapat menggunakan hutang dalam jumlah besar. Perusahaan dengan

skala yang besar memiliki permintaan produk yang banyak sehingga akan

mempunyai aktiva jangka panjang dalam jumlah besar (Mawikere dan Rate,

2015).

Komposisi aktiva tetap menentukan nilai perusahaan tertentu.

Sebagian besar perusahaan dengan keuangan yang stabil memiliki nilai

investasi yang tinggi dalam hal aktiva tetap. Ketika aktiva tersebut

dimanfaatkan secara optimal oleh staff yang kompeten, hal ini akan

meningkatkan return perusahaan dan akhirnya berpengaruh pada

pertumbuhan nilai perusahaan (Nyamasege et.al, 2014). Struktur aktiva

dalampenelitian ini dihitung dengan rasio aktiva tetap (Fixed Asssets Ratio),

karena penelitian ini lebih memfokuskan untuk melihat proporsi aktiva


tetap perusahaan. Rasio ini
menunjukkan seberapa besar proporsi aktiva tetap terhadap seluruh aktiva

perusahaan. Rasio yang tinggi menunjukkan penggunaan (proporsi) aktiva

tetap perusahaan juga tinggi. FAR dihitung dengan membandingkan total

aktiva tetap terhadap total seluruh aktiva perusahaan. Rasio ini dapat

dihitung dengan formula :

Rasio Aktiva Tetap = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝


x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

2.1.5 Ukuran Perusahaan

Menurut Sambharakreshna (2010) semakin besar perusahaan,

akan semakin besar pula dana yang dibutuhkan perusahaan tersebut dalam

operasinya. Kebutuhan dana yang besar tersebut dapat dipenuhi dengan

pembiayaan modal sendiri atau pembiayaan dengan hutang khususnya

hutang jangka panjang.

Suatu perusahaan yang besar dimana sahamnya tersebar sangat

luas, setiap perluasan modal sahamnya hanya akan mempunyai pengaruh

yang kecil terhadap kemungkinan hilangnya atau tergesernya kontrol dari

pihak dominan terhadap perusahaan yang bersangkutan. Sebaliknya

perusahaan yang kecil dimana sahamnya hanya tersebar dilingkungan

kecil, penambahan jumlah saham akan mempunyai pengaruh yang besar

terhadap kemungkinan hilangnya kontrol pihak dominan terhadap

perusahaan yang bersangkutan. Dengan demikian maka perusahaan yang

besar dimana sahamnya tersebar sangat luas akan lebih berarti

mengeluarkan saham baru dalam memenuhi kebutuhannya untuk

membiayai pertumbuhan perusahaan dibandingkan dengan perusahaan

kecil (Riyanto, 2008: 300).


Wedari (2004) menyatakan bahwa ukuran perusahaan adalah peningkatan

dari kenyataan bahwa perusahaan besar akan memiliki kapitalisasi pasar

yang besar, nilai buku yang besar dan laba yang tinggi. Sedangkan pada

perusahaan kecil akan memiliki kapitalisasi pasar yang kecil, nilai buku

yang kecil dan laba yang rendah

2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konsep yang melandasi penelitian ini yaitu bahwa tujuan utama

pemodal adalah menanamkan kelebihan dananya kedalam sekuritas di pasar

modal untuk memperoleh keuntungan dan tujuan utama perusahaan adalah untuk

meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang tinggi dapat

meningkatkan kemakmuran bagi para pemegang saham, sehingga para pemegang

saham akan menginvestasikan modalnya kepada perusahaan tersebut (Haruman,

2007:15). Berdasarkan kajian teori atau konsep tentang kinerja perusahaan, serta

beberapa riset empiris diketahui ada beberapa variabel modal kerja yang

berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Variabel tersebut adalah tingkat

pertumbuhan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan.

Berdasarkan kerangka berpikir maka dapat dikembangkan kerangka

konseptual seperti pada Gambar 2.1 berikut ini : yang menunjukan bahwa

penelitian ini dilakukan untuk menguji hubungan antara pengaruh tingkat

pertumbuhan, struktur aktiva dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan

serta pola hubungan antara variabel tersebut yang dilakukan pada perusahaan

manufaktur di Bursa Efek Indonesia.


Tingkat Pertumbuhan (X1)
STRUK

Perputaran Modal Kerja (X2) Kinerja Perusahaan (Y)

Likuiditas (X3)

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.3 Hipotesis Penelitian

2.3.1 Pengaruh Tingkat Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam

hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

sumber pembiayaanya agar tidak terjadi biaya keagenan (agency cost) antara

pemegang saham dengan manajemen perusahaan, sebaliknya perusahaan

dengan tingkat pertumbuhan yang rendah sebaiknya menggunakan hutang

sebagai sumber pembiayaannya karena penggunaan hutang mengharuskan

perusahaan tersebut membayar bunga secara teratur. Pertumbuhan

perusahaan yang cepat maka semakin besar kebutuhan dana untuk ekspansi.

Semakin besar kebutuhan untuk pembiayaan mendatang maka semakin

besar keinginan perusahaan untuk menahan laba. Jadi perusahaan yang

sedang tumbuh sebaiknya tidak membagikan laba sebagai deviden tetapi

lebih baik digunakan untuk ekspansi.Potensi pertumbuhan ini dapat diukur

dari
besarnya biaya penelitian dan pengembangan.Semakin besar R&D cost-nya

maka berarti ada prospek perusahaan untuk tumbuh (Sartono, 2001).

Perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan yang rendah, maka

rasio hutang berhubungan secara positif dengan nilai perusahaan.

Sedangkan perusahaan yang menghadapi kesempatan pertumbuhan

yang tinggi, maka rasio hutang berhubungan secara negatif dengan nilai

perusahaan. Oleh karena itu, pengaruh hutang terhadap nilai perusahaan

sangat tergantung pada keberadaan kesempatan pertumbuhan. Pertambahan

perubahan total aktiva periode penelitian ini memengaruhi harga perlembar

saham terhadap ekuitas perlembar saham dikalangan investor (Saputri Dewi

dkk, 2014). Putu Yunita (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa

pertumbuhan perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap nilai

perusahaan. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu yang

mendukung maka hipotesis penelitian ini dirumuskan :

H1: Tingkat pertumbuhan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

2.3.2 Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Kinerja Perusahaan

Ani (2014) mengungkapkan bahwaaktiva tetap dianggap memiliki

kapasitas produktif dalam perusahaanmanufaktur yangdigunakan untuk

menghasilkan penjualan dan keuntungan. Maka, perusahaan dengan aktiva

tetap yang besar akan menghasilkan keuntungan yang besar juga besar.

Sartono (2010: 248) menyatakan bahwa perusahaan yang memiliki aset

tetap dalam jumlah besar dapat menggunakan utang dalam jumlah besar hal

ini disebabkan karena dari skalanya perusahaan besar akan lebih mudah
mendapatkan akses ke sumber dana dibandingkan dengan perusahaan kecil.

Kemudian besarnya aset tetap dapat digunakan sebagai jaminan utang

perusahaan.

Dana yang diperoleh dari kreditor dengan jaminan aktiva tetap

tersebut dapat digunakan oleh manajemen atau perusahaan dengan

sebaik-baiknya sehingga kinerja keuangan perusahaan akan meningkat.

Iqbal dan Mati (2012) menunjukkan hubungan antara aktiva tidak lancar dan

profitabilitas pada perusahaan non-keuangan. Hasil penelitian menunjukkan

perputaran aktiva tetap berpengaruh positif terhadap terhadap profitabilitas

perusahaan. Hal yang sama juga ditunjukkan oleh Astuti dan Hotima(2016)

bahwa struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap

profitabilitas. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Saleh et.al

(2015) yang membuktikan bahwa struktur aktiva berpengaruh signifikan

terhadap profitabilitas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia. Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian terdahulu

yang

mendukung maka hipotesis penelitian ini dirumuskan:

H2: Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan

2.3.3 Pengaruh Likuiditas Terhadap Kinerja Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki

perusahaan yang ditunjukkan oleh natural logaritma dari total aktiva (Utami,

2009). Dalam penelitian yang dilakukan oleh Saeed dkk (2013) dan Mirza

dan Javed (2013) menunjukkan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

terhadap kinerja keuangan perusahaan yang diukur dengan ROA. Hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan besar menjanjikan kinerja yang baik Dari

uraian di atas maka hipotesis yang digunakan adalah:

H3 : Ukuran perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodepenelitian deskriptif, yaitu suatu metode

yangefektif untuk mendeskripsikan suatu fenomenayang ada baik fenomena yang

bersifat alamiah maupun fenomena hasil rekayasa (Gayatri, Widanaputra, &

Suprasto H., 2016). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Desain

penelitian pada penelitian ini sebagai berikut:


engaruh Tingkat Pertumbuhan, Struktur Aktiva, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Sektor Pertambangan Di BEI P

Tujuan Penelitian
KajianEmpiris:
1.Ilham Thaib (2015) 2.Murah (2016)
Hipotesis Penelitian Dhani dan Utama (2017)
Susanti (2016)
H1:Kajian
Tingkat pertumbuhan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Penelitian: kinerja perusahaan.
Chasanah (2018)
H2:Teori
Struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
Putri,dkkperusahaan.
(2016)
H3:Ukuran perusahaan berpengaruh positif dan Hanafiyah (2018)
Stakeholder Mandalika (2016)
signifikan terhadap kinerja perusahaan.
Kinerja Perusahaan Karlina (2019)
Pribadi (2019)
Tingkat pertumbuhan 11. Rahayu, M., & Sari, B. (2018).
Struktur Aktiva Suwarno, S., Puspito, A., & Qomariyah, N. (2016)
Ukuran Pangesti, G., Mahmudi, B., & Hakim, L. (2020)
Suryandani, A. (2018)
Perusahaan Reswita, Y., & Rahim, R. (2020)
Dwiastuti, D. S., & Dillak, V. J. (2019)
Nency, I. Y., & Muharam, H. (2017)
Riana, R., & Iskandar, D. (2017)
Rahmawati, A. D. (2015)
Chasanah, A. N. (2018)

Teknik Analisis Data


Regresi Linier Sederhana

Hasil dan Pembahasan

Simpulan dan Saran


Gambar 3.1 Desain Penelitian

24
3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada perusahaan pertambangan yang terdaftar

di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2017 sampai dengan tahun 2019.

Penelitian ini menggunakan data sekunder, data yang pengumpulan dan


tidak konsisten dengan
metode pengumpulan pengolahannya dilakukan oleh pihak lain yang diperoleh dari ICMD
data.
Disini menyatakan (Indonesian Capital Market Directory) dan situs internet: (www.idx.co.id).
pakai ICMD, di
metode menyebutkan
berdasarkan laporan

keuangan. 3.3 Obyek Penelitian

Obyek penelitian merupakan atribut atau sifat atau nilai dari orang,

objek atau kegiatan yang memiliki variasi yang ditetapkan oleh peneliti

untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan dan juga merupakan sasaran ilmiah

untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu tentang

sesuatu hal objektif, valid dan reliable tentang suatu hal (Sugiyono, 2017).

Obyek dalam penelitian ini adalah pengaruh tingkat pertumbuhan, struktur

aktiva, dan ukuran perusahaan terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan

pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2018-2020.

3.4 Variabel Penelitian

25
3.4.1 Identifikasi Variabel

Variabel adalah segala sesuatu berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,

kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2017). Penelitian ini menggunakan

dua jenis variabel, yaitu:

1) Variabel Terikat/dependent variable

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat

adanya variabel bebas (Sugiyono, 2017:39). Variabel terikat dalam

penelitian ini adalah kinerja perusahaan (Y).

2) Variabel Bebas/independent variable

Variabel bebas adalah variabel yang dapat memengaruhi atau yang menjadi

sebab perubahannya atau timbulnya variabel terikat serta mempunyai

pengaruh positif atau negatif bagi variabel terikat (Sugiyono, 2017:39).

Penelitian ini menggunakan empat variabel independen yaitu: pengaruh

tingkat pertumbuhan (X1), struktur aktiva (X2) dan ukuran perusahaan (X3).

3.4.2 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel merupakan definisi dari suatu variabel

yang diamati. Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk

apapun yang ditetapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga diperoleh

informasi tentang hasil tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2017). Adapun definisi operasional variabel dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:


1. Variabel Terikat

Variabel terikat sering disebut variabel kriteria atau yang menjadi

perhatian utama peneliti. Dalam penelitian ini variabel terikatnya yaitu

di bawah menyebut kinerja perusahaan pada perusahaan sektor pertambangan yang tercatat di
2018 - 2020
Bursa Efek Indonesia periode 2017-2019. Kinerja perusahaan diukur

dengan menggunakan Tobin’s Q, rasio ini dikembangkan oleh James

Tobin (1967). Tobin’s Q merupakan indikator untuk mengukur kinerja

perusahaan, khususnya tentang nilai perusahaan, yang menunjukkan

suatu performa menejemen dalam mengelola aktiva perusahaan. Nilai

Tobin’s Q dihasilkan dari penjumlahan nilai pasar saham (market value

of all outstanding stock) dan nilai pasar hutang (market value of all debt)

dibandingkan dengan nilai seluruh modal yang ditempatkan dalam aktiva

produksi (replacement value of all production capacity). Kinerja

perusahaan diukur melalui Tobin’s Q dengan rumus:

(𝑀𝐸+𝐷𝐸𝐵𝑇)
Tobin’s Q = 𝑇𝐴

Keterangan:

ME = Jumlah saham biasa perusahaan yang beredar dikalikan dengan

harga penutupan saham (closing price)

DEBT = Total Utang

TA = Total Assets/keseluruhan aset


2. Variabel Bebas

Variabel independen atau variabel bebas sering disebut juga sebagai

variabel predictor. Adapun variabel bebas padapenelitian ini yaitu

sebagai berikut :

a. Tingkat Pertumbuhan

Pertumbuhan perusahaan diukur dengan menggunakan perubahan

total aktiva. Pertumbuhan aktiva adalah selisih total aktiva yang

dimiliki 36 perusahaan pada periode sekarang dengan periode

sebelumnya terhadap total aktiva periode sebelumnya (Mahatma dan

Wirajaya, 2014).

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 (𝑡)−𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡−1)


Tingkat Pertumbuhan = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑠𝑒𝑡 (𝑡−1) x 100%

b. Struktur Aktiva

Untuk mengukur struktur aktiva perusahaan dalam penelitian ini

menggunakan Fixed Asset Ratio (FAR). Yaitu dengan

membandingkan total aktiva tetap dengan total aktiva yang dimiliki

perusahaan. Penggunaan Fixed Asset Ratio (FAR) sebagai pengukur

dari struktur aktiva telahbanyak digunakan oleh para peneliti,

diantaranya Sutrisno (2016), Saleh et.al (2016), Astuti dan Hotima

(2016) dan Febrianti (2012). Fixed Asset Ratio (FAR) dihitung

dengan rumus :

Rasio Aktiva Tetap = 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 x 100%


𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑘𝑡𝑖𝑣𝑎

c. Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan peningkatan dari karyawan perusahaan


yang dimiliki kapitalisasi pasar yang besar, serta menggambarkan besar
kecilnya suatu perusahaan. Semakin tinggi total asset yang

menunjukkan harta yang dimiliki perusahaan. Dalam penelitian ini

ukuran perusahaan diukur dengan menggunakan dengan besarnya total

asset perusahaan, sehingga semakin besar nilai total asset perusahaan

maka semakin besar pula ukuran perusahaannya (Rifna Nurcahayani,

2014). Rumus yang digunakan adalah:

Ukuran perusahaan = Total Asset

3.5 Jenis dan Sumber Data

3.5.1 Jenis Data

1) Data Kuantitatif

Data Kuantitatif merupakan penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang

melibatkan angka-angka statistik yang kemudian dideskripsikan dengan

menggunakan kalimat (Sugiyono,2019:21). Data kuantitatif dalam

penelitian ini berupa laporan keuangan perusahaan.

2) Data Kualitatif

Data Kualitatif merupakan data yang berbentuk kata-kata, skema atau

gambar sehingga tidak menekankan pada angka (Sugiyono,2019:13).

Data kualitatif dalam penelitian ini mengenai gambaran umum

perusahaan dan teori-teori yang terkait dengan penelitian.

3.5.2 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data

sekunder. Sumber data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, diperoleh secara tidak langsung

melalui media perantara, seperti lewat dokumen (Sugiyono, 2016:402).

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari Indonesia

Capital Market Directory (ICMD).

3.6 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel

3.6.1 Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sugiyono, 2017). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan

sektor pertambangan yang terdaftar di BEI dari tahun 2018-2020.

3.6.2 Sampel Penelitian

Sampel dapat didefinisikan sebagai bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan

peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi,

misalnya karena keterbatasan dana, tenaga, waktu, maka peneliti dapat

menggunakan sampel yang diambil dari populasi (Sugiyono,2019).

Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu

(Sugiyono,2019).
3.6.3 Metode Penentuan Sampel

Sampel merupakan sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi (Sugiyono, 2019:81). Teknik pengumpulan sampel

dilakukan dengan teknik purposive sampling. Purposive sampling adalah

teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dimana anggota

sampel dipilih sedemikian rupa hingga dapat mewakili sifat – sifat

populasi (Sugiyono, 2018:85). Adapun kriteria dalam penelitian ini adalah:

a. Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di BEI selama periode


sebelumnya
menyebut 2017 - 2018-2020.
2020
b. Laporan Keuangan perusahaan yang dapat di akses selama periode

2018-2020.

Tabel 1
Kriteria Pemilihan Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah


1 Perusahaan Sektor Pertambangan yang terdaftar di 21
BEI selama periode 2018-2020.
2 Laporan Keuangan perusahaan yang tidak dapat di (0)
akses selama periode 2018-2020
3 Sampel yang memenuhi kriteria 21
4 Sampel yang digunakan selama 3 tahun 63

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode observasi terhadap laporan yang disediakan oleh perusahaan

itu sendiri yang diperoleh dari website Bursa Efek Indonesia (BEI). Teknik

ini dilakukan dengan cara menelusuri annual report dari perusahaan yang

menjadi sampel.
3.8 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah metode yang digunakan untuk mengolah

data penelitian dan menggunakan proses penyederhanaan data dalam bentuk

yang mudah dibaca dan diinterpretasikan (Sugiyono, 2017). Penelitian ini

merupakan penelitian. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian


sederhana? di bawah adalah uji regresi linier sederhana . Adapun syarat untuk melakukan analisis
bilang berganda
regresi sederhana adalah data harus lolos dalam uji sebagai berikut.

3.8.1 Analisis Statistik harus lolos analisis stat desk?


Deskriptif

Analisis statistik deskriptif merupakan pengujian yang dilakukan

dengan memberikan gambaran atau deskripsi mengenai suatu data dalam

penelitian yang terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, maksimum

dan minimum. Statistik deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan data

menjadi sebuah informasi yang lebih mudah dipahami.

3.8.2 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan untuk mengetahui kelayakan dalam model

regresi dan untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan

pelanggaran asumsi klasik (Ghozali, 2016: 99). Terdapat beberapa uji dalam

melakukan uji asumsi klasik yaitu sebagai berikut.

1) Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah model regresi yang

digunakan yaitu variabel terikat, variabel bebas atau keduanya

berdistribusi normal atau tidak. Model distribusi yang baik adalah

memiliki distribusi data normal atau yang mendekati normal.

Pengujian
normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

statistic Kolmogrov-Smirnov Test atau K-S dengan bantuan SPSS

(Ghozali, 2016: 114). Distribusi data dikatakan berdistribusi normal

apabila nilai P value > 0,05 (tingkat signifikansi yang digunakan).

2) Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dilakukan untuk menguji ada tidaknya korelasi

antar variabel bebas. Model regresi yang baik adalah model regresi

yang tidak memiliki korelasi antar variabel bebasnya. Jika model

regresi mengandung korelasi antar variabelnya atau mengandung

gejala multikolinearitas maka akan menghasilkan prediksi yang

menyimpang. Korelasi antar variabel bebas dilihat dari nilai tolerance

dan nilai variance inflation factor (VIF). Apabila nilai tolerance lebih

dari 0,1 dan VIF kurang dari 10, maka dapat dikatakan bahwa model

tersebut telah bebas dari masalah multikolinearitas (Ghozali, 2016:

93).

3) Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linier

ada korelasi antara sesalahan pengganggu pada periode t dengan

kesalahan pengganggu pada periode t−1 (sebelumnya) (Ghozali,

2016:107). Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam model regresi

adalah varian sampel tidak dapat menggambarkan varian populasinya.

Diagnosa adanya autokorelasi dilakukan melalui pengujian terhadap

nilai uji durbin Watson, menurut Ghozali (2016:108) dasar

pengambilan keputusan adalah jika nilai du<dw<4-du maka tidak ada


autokorelasi positif atau negatif dengan keterangan bahwa du adalah

nilai batas atas dari nilai dw, dan dw adalah nilai dari hasil uji durbin

Watson dengan SPSS.

4) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji sama atau tidaknya

varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika

residual memiliki varian yang sama maka disebut homokedastisitas

atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan menggunakan

metode Glejser dengan bantuan program SPSS (Ghozali, 2016: 105).

Model regesi yang baik adalah model yang tidak mengalami

heteroskedastisitas atau memiliki varian yang homogen. Apabila nilai

siginifikansi lebih dari 0,05 pada nilai absolute residual maka model

regresi tidak mengandung gejala heteroskedastisitas.

3.8.3 Analisis Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi ini digunakan untuk menguji bagaimana

pengaruh Regresi linier untuk menguji antara satu variabel teikat dengan
sederhana atau
lebih dari satu variabel bebas (Ghozali, 2016:8). Analisis regresi bergandbaerganda?
digunakan untuk mengetahui atau memperoleh gambaran mengenai

pengaruh variabel Struktur Aktiva, Perputaran Modal Kerja, Likuiditas,

dan Pendanaan Modal Kerja terhadap Kinerja Perusahaan. Persamaan

regresinya sebagai berikut:

KP = β0 + β1 TP + β2 SA + β3PS + β4 CSR+ β5 UP + e

Keterangan :
KP = Kinerja Perusahaan

β0 = Intersep

β1TP = Tingkat Pertumbuhan

β2SA = Struktur Aktiva

β3UP = Ukuran Perusahaan

e = Kesalahan Residual

3.8.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien Determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh

kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali,

2016: 96). Nilai dari R2 adalah antara 0 sampai dengan 1. Nilai R2 yang kecil

menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen terbatas, namun apabila nilai R2 mendekati satu

menunjukkan bahwa variabel independen mampu memberikan hampir

semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen

(Ghozali, 2016: 97).

3.8.5 Uji Kelayakan Model (Uji F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui kelayakan dari model regresi linear

berganda yang digunakan sebagai alat analisis yang menguji pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen. Uji F dalam penelitian ini

dilakukan dengan bantuan SPSS dengan mengamati nilai signifikansi pada

tabel ANOVA. Dasar pengambilan keputusannya adalah.

a. Apabila nilai signifikansi ANOVA < α = 0,05, maka model dalam

regresi penelitian ini dapat digunakan untuk memprediksi variabel

dependen.
b. Apabila nilai signifikansi ANOVA ≥ α = 0,05, maka model regresi

dalam penelitian ini tidak dapat digunakan untuk meprediksi variabel

dependen.

3.8.6 Uji Hipotesis (Uji t)

Uji statistik t dilakukan untuk mengukur seberapa jauh pengaruh

variabel independen/penjelassecara individual dalam menerangkan variasi

dari variabel dependen (Ghozali, 2016: 98). Dasar pengambilan keputusannya

sebagai berikut.

a. Apabila nilai signifikansi variabel bebas ≤ α = 0,05, maka hipotesis

diterima, yang berarti secara individual variabel independen mempunyai

pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

b. Apabila nilai signifikansi variabel bebas > α = 0,05, maka hipotesis

ditolak, yang berarti secara individual variabel independen tidak

mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


DAFTAR RUJUKAN

Agnes Sawir. (2009). Analisa Kinerja Keuangan dan Perencanaan keauangan


Perusahaan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Agus Sartono. (1997). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: BPFE. Agus Sartono.


(2010). Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi (4 th ed.). Yogyakarta:
BPFE.
tidak
jelas
penulisannya. Alfredo M. (2011). Ilmu dan Riset Manajemen. Jurnal. No. 4. Surabaya. Algifari.
(2013) . Statistika Induktif: untuk Ekonomi dan Bisnis . Yogyakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Manajemen YKPN.

Ari Adnyani dan Astika. (2019). Pengaruh Profitabilitas, Capital Intensity, dan
Ukuran Perusahaan Pada Tax Aggressive. E-Jurnal Ekonomi dan Bisnis
Universitas Udayana. Date accessed: 23 june 2021. doi:
https://doi.org/10.24843/EEB.2019.v08.i06.p04.

Brealey, Myers, Marcus. (2007). Dasar-dasar manajemen keuangan Perusahaan


Jilid 2. Edisi kelima. Jakarta: Erlangga

Brigham, E. F. dan J. F. Houston. (2006). Dasar-dasar Manajemen Keuangan Edisi


ke -10. Jakarta: Salemba Empat. Budi Rahardjo. (2009). asar-dasar Analisis
Fundamental Saham Laporan D Keuangan Perusahaan.
Yohyakarta: Gajah
Mada University Press.

Casimira Susilaningrum. (2016). “Pengaruh Return On Assets, Rasio Likuiditas,


dan Rasio Solvabilitas Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan
Corporate Social Responsibility (CSR) sebagai Variabel Moderasi (Studi
Empiris pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di BEI Tahun 2012-
2014)”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Cecilia, Syahrul Rambe & M. Zainul Bahri Torong. (2015) “Analisis Pengaruh
Corporate Social Responsibility, Profitabilitas dan Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Perkebunan yang Go Public di
Indonesia, Malaysia, dan Singapura”. Jurnal. Universitas Sumatera Utara.
Chasanah, A. N. (2018). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015-2017. Jurnal Penelitan
Ekonomi dan Bisnis, 3(1), 39-47.
Chasanah, A. N. (2018). Pengaruh Rasio Likuiditas, Profitabilitas, Struktur Modal
Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei Tahun 2015 -2017. Jurnal Penelitan
Ekonomi dan Bisnis, 3(1), 39-47.

37
Chung, K.H and Pruitt, S.W. (1994). “A Simple Approximation of Tobin’s q,
Financial Management”. Journal, Vol. 23, No.3 Autumn. Dwi Prastowo,
Rifka Juliaty. (2002). Analisis Laporan Keuangan-Konsep dan Aplikasi.
Cetakan Kedua. Yogyakarta: AMP YKPN.

Dwi Prastowo. (2011). Analisis Laporan Keuangan Konsep dan Aplikasi. Jakarta:
UPP STIM YKPN. Fauzia Marwah Noor. (2015). “Pengaruh Profitabilitas
dan Ukuran Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Kasus Pada
Perusahaan Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia
Periode Tahun 2010-2014)”. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.
Dwiastuti, D. S., & Dillak, V. J. (2019). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Kebijakan
Hutang, dan Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan. Jurnal ASET
(Akuntansi Riset), 11(1), 137-146.
Hadianto. (2013). Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan terhadap Nilai Perusahaan
dengan Pengungkapan CSR dan GCG Sebagai Variabel Pemoderasi.
Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Imam Ghozali. (2006). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Edisi ke-5. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Irham Fahmi. (2012). Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta. James C,


Van Horne & John M.Wachowicz. (2005). Prinsip-Prinsip Manajemen
Keuangan. Edisi Keduabelas. Jakarta: Salemba Empat.

Kasmir. (2014). Analisis Laporan Keuangan. Edisi Satu. Cetakan Ketujuh.


Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Kharisma Nandasari. (2009). “Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR)


Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Empiris Pada Perusahaan Tambang Yang
Listing di BEI)”. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Lindenberg, E.B, and Ross, S.A. (1981). “Tobin’s Q Ratio and Industrial
Organization”. Journal of Business 54 (1), 1-32.

Lukman Syamsudin. (2009). Manajemen Keuangan Perusahaan: Konsep Aplikasi


dalam: Perencanaan, Pengawasan, dan Pengambilan Keputusan. Jakarta:
Rajawali Pers.

Mamduh M, Hanafi & Abdul Halim. (2000). Analisa Laporan Keuangan.


Yogyakarta : UPP Amd YKPM. Martono, dan Agus Harjito. (2003).
Manajemen Keuangan. Edisi Pertama, Cetakan Ketiga. Yogyakarta:
Ekonisia.

Michell Suharli. (2006). Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Yogyakarta:
Graha Ilmu.

38
Munawir. (2002). Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat. Yogyakarta: Liberty.
Apa bedanya dua buku ini????
Munawir. (2010). Analisa Laporan Keuangan. Yogyakarta: Liberty.

Nency, I. Y., & Muharam, H. (2017). Pengaruh Good Corporate Governance


Dan Karakteristik Perusahaan Terhadap Kinerja Perusahaan Dan
Implikasinya Terhadap Nilai Perusahaan (Doctoral dissertation, Fakultas
Ekonomika dan Bisnis).
Pangesti, G., Mahmudi, B., & Hakim, L. (2020). Pengaruh Ukuran Perusahaan
Terhadap Nilai Perusahaan Dengan Struktur Modal Sebagai Variabel
Intervening. Sultanist: Jurnal Manajemen dan Keuangan, 8(2), 169-181.
Puguh Suharso. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif untuk Bisnis : Pendekatan
Filosofi dan Praktis. Jakarta Barat: Malta Pritindo.
Rahayu, M., & Sari, B. (2018). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Nilai
Perusahaan. IKRA-ITH HUMANIORA: Jurnal Sosial Dan
Humaniora, 2(1), 69-76.
Rahmawati, A. D. (2015). Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Struktur
Modal, Dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan (Studi Pada
Perusahaan Sektor Properti, Real Estate, Dan Building Construction
Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (Bei) Periode 2010 -2013).
Jurnal Administrasi Bisnis, 23(2).
Reswita, Y., & Rahim, R. (2020). Pengaruh Ownership, Independent Board Dan
Firm Size Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Yang Terdaftar Di
Bursa Efek Indonesia Tahun 2014-2018. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Ekonomi Manajemen, 5(4).
Riana, R., & Iskandar, D. (2017). Pengaruh ukuran perusahaan, corporate
governance dan struktur modal terhadap nilai perusahaan (Studi empiris
pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2011–2014). Profita, 10(3), 409-425.
Rika Nurlela dan Islahudin. 2008. Pengaruh Corporate Social Responsibility
terhadap Nilai Perusahaan dengan Presentase Kepemilikan Manajemen
sebagai Variabel Moderating. Simposium Nasional Akuntansi XI,
Pontianak.

Singgih Santoso. (2006). Menggunakan SPSS untuk Statistik Non Parametrik.


Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.

Sofyan Harahap. (2005). Teori Akuntansi. Edisi 8. Jakarta: PT Raja Grafindo


Persada. Sofyan.
Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti. (2004). Dasar-dasar Manajemen Keuangan.,
Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

Subramanyam, K.R & Wild, John J. (2013). Analisis Laporan Keuangan. Buku 2,
Jakarta: Salemba Empat.

Sugiyono. (2012). Statistika untuk Penelitian. Cetakan ke -21. Bandung: Alfabeta

Sujoko dan Soebiantoro, Ugy. 2007. Pengaruh Struktur Kepemilikan Saham,


Leverage, Faktor Intern dan Faktor Ekstern Terhadap Nilai Perusahaan,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol. 9 No. 1. 95

Sukamulja Sukmawati. (2004). “Good Corporate Governance Disektor Keuangan:


Dampak GCG Terhadap Kinerja Perusahaan (Kasus di Bursa Efek Jakarta)”.
Jurnal. Benefit, vol. 8, No. 1 Juni 2004.
Suryandani, A. (2018). Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Ukuran Perusahaan,
dan Keputusan Investasi Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan
Sektor Property Dan Real Estate Di Bei. Business Management Analysis
Journal (BMAJ), 1(1), 49-59.
Sutrisno. (2009). Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonisia. Uma Sekaran.
(2011). Metode Penelitian untuk Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Suwarno, S., Puspito, A., & Qomariyah, N. (2016, October). Studi Pengaruh
Profitabilitas, Ukuran Perusahaan dan Peluang Pertumbuhan Terhadap
Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Telekomunikasi Indonesia.
In Prosiding Seminar Nasional & Call For Paper.
Syafri Harahap. (2008). Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

Ummi Isti’adah. (2015). “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance Terhadap


Nilai Perusahaan dengan Kualitas Laba sebagai Variabel Intervening”.
Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta.

Weston, J. Fred dan Thomas E. Copeland. (1995). Manajemen Keuangan. Edisi


Kesembilan Jilid 1. Jakarta: Bina Aksara.
Wild, Subramanyam, dan Halsey. (2005). Analisis Laporan Keuangan. Edisi
Kedelapan. Diterjemahkan oleh: Yanivi S. Bachtiar dan S. Nurwahyu
Harahap. Jakarta: Sal

Anda mungkin juga menyukai