Anda di halaman 1dari 11

ARTIKEL ILMIAH

FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DAN PENANGGULANGAN


KRISIS ANGKA KEBUTUHAN TABUNG GAS SUBSIDI DAN
KENAIKAN HARGA BBM

Ditujukan untuk memenuhi tugas mata pelajaran Fisika yang diajar oleh :
Pak Yunus (Fisika)

Oleh : Kelompok 2

Fikri Hanif Hadi Ramadhan (14)


M. Rizkhi Akbar Ardiansyah (17)
Nadhira Ayu Safitri (24)
Nadya Noemens Setiawan (25)
Naylah An Najwa (28)

KELAS X -1
MADRASAH ALIYAH NEGERI SIDOARJO
SEMESTER GENAP
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
ABSTRAK

BBM dan gas LPG merupakan komoditas vital yang sering dipergunakan masyarakat dalam
kehidupan sehari-hari. Tentunya jika terjadi kelangkaan terhadap komoditas tersebut akan
menjadi permasalahan yang sangat penting dalam masyarakat.
Kelangkaan tabung gas (LPG) dan BBM yang dikarenakan meningkatnya kebutuham
masyarakat terhadap LPG dan BBM. Kuantitas subsidi ini terjadi kelangkaan sehingga
menyebabkan fluktuasi harga meningkat.
Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kenaikan harga
dan kelangkaan BBM dan gas LPG di Indonesia. Hasil dari laporan ini menunjukkan bahwa
faktror penyebab terjadinya kelangkaan ini teridiri dari banyak aspek. Kelangkaan BBM dan
LPG ini juga menyebabkan perekonomian di Indonesia mengalami krisis.

.
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ekonomi dunia saat ini berada pada posisi tiga kejadian penting yaitu harga minyak
dunia yang turun, dollar yang menguat. Harga rata-rata minyak mentah dunia (crude oil
price) beberapa tahun belakangan ini cenderung berfluktuasi dengan tolak ukur
menggalami penurunan. Penurunan harga minyak mentah dunia disebabkan oleh
beberapa faktor yang cukup mempengaruhi harga minyak itu sendiri

Faktor lain yang menjadi penyebab turunnya harga minyak dunia karena adanya
peningkatan produksi oleh negara yang tergabung dalam OPEC (Organization of The
Petroleum Exporting Countries). Ketika produksi minyak mengalami peningkatan
sementara permintaan minyak tidak mengalami perubahan atau konstan maka akan
terjadi kelebihan produksi minyak yang mengakibatkan harga akan turun.

Dalam sebuah siklus perekonomian hampir disetiap aspek kegiatan ekonomi


membutuhkan energi atau bahan bakar minyak baik itu digunakan untuk menjalankan
mesin produksi, penghasil energi listrik dan juga sarana transportasi yang dapat dijadikan
sebagai pengalokasi barang dan jasa. Ketika terjadinya fluktuasi harga minyak mentah
dunia akan berdampak kepeda perubahan harga bahan bakar minyak di Indonesia karena
mengikuti harga minyak mentah dunia. Pada saat kondisi sekarang ini apabila produksi
minyak mentah berlimpah sementara kebutuhan minyak tidak bertambah atau justru
berkurang, maka harga minyak cenderung turun.

Roubini dan Setser (2004) menyatakan bahwa fluktuasi maupun peningkatan harga
minyak dunia akan memberikan dampak bagi perekonomian setiap negara di dunia.
Besarnya pengaruh yang diberikan tergantung dari beberapa hal seperti, besarnya
guncangan harga minyak dan adanya energi terbarukan yang bisa dijadikan energi
alternatif. Indonesia sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka maka
besar kemungkinan akan terpengaruh dengan kondisi ekonomi dunia. Salah satunya bisa
dilihat pada saat terjadinya terjadinya fluktuasi harga minyak yang berdampak juga
kepada perekonomian dalam negeri. Ketika terjadi fluktuasi harga minyak dunia maka
akan mempengaruhi harga dari produk turunan minyak yang biasa di konsumsi oleh
masyarakat seperti bahan bakar minyak premium, solar, korosen, dan pertamax.

Mengingat pentingnya keberadaan bahan bakar minyak dalam kegiatan perekonomian


sehingga sangat penting sekali intervensi dari pemerintah untuk mengintervensi dan
mengendalikan tingkat harga bahan bakar minyak agar bisa dibeli oleh masyarakat
banyak. Salah satu bentuk intervensi yang dilakukan oleh pemerintah bagi penyediaan
bahan bakar minyak yaitu berupa pemberian subsidi. Subsidi bahan bakar minyak yang
sudah dilakukan oleh pemerintah Indonesia berawal pada masa pemerintahan orde baru
dan sampai saat ini subsidi terhadap bahan bakar minyak masih diberlakukan hanya saja
subsidi yang diberikan oleh pemerintahan sekarang dikurangi.
Kebijakan subsidi BBM yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia membuat
anggaran subsidi energi di dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
setiap tahun cenderung mengalami kenaikan. Besaran subsidi BBM dinilai menjadi
alasan pokok tidak stabilnya keseimbangan primer APBN dari sisi pengeluaran sehingga
dapat menimbulkan defisit anggaran pemerintah. Komsumsi yang berlebihan membuat
Indonesia kini menjadi negara pengimpor minyak yang sangat tergantung dari fluktuasi
harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat.

Faktor yang mempengaruhi subsidi BBM (Susilo, 2013) berasal dari internal yaitu
meningkatnya konsumsi BBM sebagai akibat dari semakin meningkatnya jumlah
penduduk, impor minyak sedangkan faktor eksternal seperti kurs dollar dan fluktuasi
harga minyak dunia. Kebijakan pemerintah dalam subsidi BBM yang terlalu besar
mengakibatkan anggaran untuk sektor lain akan terabaikan seperti anggaran untuk sektor
pendidikan, ekonomi, dan kesehatan.

Kenaikan harga BBM bersubsdi yang sering berfluktuasi serta diikuti terdepresiasinya
nilai mata uang rupiah yang akan berdampak kepada kerentanan terhadap kebijakan
subsidi BBM di Indonesia. Kecenderungan subsidi yang meningkat tajam mencerminkan
depresiasi tajam rupiah. Mengkonsumsi minyak yang bersubsidi mengarahkan pada
peningkatan permintaan impor dan pengurangan jumlah minyak yang tersedia untuk di
ekspor sehingga subsidi dapat mengakibatkan memburuknya neraca pembayaran dan
dapat meningkatkan negara pada ketergantungan impor minyak.

Dilihat dari tujuan politik suatu kebijakan publik yang dibuat melalui proses yang
benar dengan dukungan teori yang jadi dapat dilihat yang menyebabkan kenaikan subsidi
BBM ini diakibatkan oleh kebijakan politik atau memang dari harga operasional minyak
itu sendiri yang menyebabkan harga minyak naik yang pada akhirnya pemerintah juga
harus menaikan biaya subsidi BBM. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk
mengkaji lebih dalam dan memaparkan lebih lanjut dalam sebuah penelitian yang
berjudul: “FAKTOR PENYEBAB TERJADINYA DAN PENANGGULANGAN KRISIS
ANGKA KEBUTUHAN TABUNG GAS SUBSIDI DAN KENAIKAN HARGA BBM”

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja yang dapat mengakibatkan terjadinya kenaikan harga BBM dan krisis nya
angka kuantitas tabung gas subsidi beserta cara penaggulangannya?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui penyebab terjadinya krisis angka kebutuhan tabung gas subsidi dan
kenaikan harga BBM beserta dengan cara penanggulannya

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis terkait faktor


penyebab terjadinya dan cara penanggulangan krisis angka kebutuhan tabung gas
subsidi dan kenaikan harga BBM
1.4.2. Bagi Masyarakat

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberi wawasan masyarakat


terkait faktor penyebab terjadinya dan cara penanggulangan krisis angka
kebutuhan tabung gas subsidi dan kenaikan harga BBM
BAB II
TINJAUAN PUTAKA
2.1 Bahan Bakar
Bahan bakar adalah suatu materi apapun yang bisa diubah menjadi energi. Biasanya
bahan bakar mengandung energi panas yang dapat dilepaskan dan dimanipulasi.
Kebanyakan bahan bakar digunakan manusia melalui proses pembakaran (reaksi redoks)
di mana bahan bakar tersebut akan melepaskan panas setelah direaksikan dengan oksigen
di udara. Proses lain untuk melepaskan energi dari bahan bakar adalah melalui reaksi
kimia eksotermik. Hidrokarbon (termasuk di dalamnya bensin dan solar) sejauh ini
merupakan jenis bahan bakar yang paling sering digunakan manusia. Bahan bakar
lainnya yang bisa dipakai adalah logam radioaktif. Kadang-kadang materi yang
digunakan untuk memproduksi energi melalui reaksi nuklir (yaitu peluruhan radioaktif,
fisi nuklir atau fusi nuklir) juga termasuk bahan bakar.

2.2 Tabung Gas (LPG)


LPG (Liquified Petroleum Gas) atau yang biasa kita kenal dengan sebutan elpiji
adalah kumpulan senyawa gas hidrokarbon yang berada dalam bentuk cair. Pada
dasarnya, senyawa ini berbentuk gas pada kondisi atmosfer. Akan tetapi, karena telah
mengalami penurunan suhu dan penambahan tekanan, maka senyawa tersebut akan
berubah wujud menjadi cair. Oleh karena itu, kumpulan senyawa ini disebut dengan LPG
atau gas minyak cair.
Menurut Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Ditjen Migas), LPG adalah gas
bumi yang telah melalui proses pencairan dengan komponen utama yang berupa propana
(C3H8) dan butana (C4H10). Elpiji dapat berasal dari proses penyulingan minyak
mentah atau dari kondensasi gas bumi dari kilang minyak bumi. Proses dalam mengolah
gas bumi menjadi elpiji yaitu absorpsi dan kriogenik.

2.3 Subsidi
Subsidi adalah bantuan dari pemerintah yang biasanya disalurkan dalam bentuk tunai
hingga pengurangan pajak. Subsidi adalah diberikan untuk meringankan beban masyarakat
dan seringkali dianggap sebagai tujuan kepentingan umum.
Dalam ekonomi, apa itu subsidi biasanya digunakan pemerintah untuk mendukung
sektor-sektor tertentu agar berkembang atau bisa bertahan.
Ada beberapa jenis pembagian subsidi. Namun secara umum subsidi adalah dibagi
menjadi dua, yakni subsidi langsung dan subsidi tak langsung. Subsidi langsung yakni
subsidi yang diberikan langsung kepada penerimanya. Di Indonesia, subsidi langsung
seperti bantuan langsung tunai, subsidi Kartu Indonesia Sehat, dan subsidi Kartu Indonesia
Pintar. Sementara subsidi tak langsung yakni subsidi yang tak disalurkan langsung kepada
masyarakat, namun biasanya melalui program yang dijalankan pihak lain. Contoh subsidi
ini yakni subsidi bunga rumah melalui bank, subsidi pupuk lewat BUMN pupuk, subsidi
BBM, subsidi listrik, dan sebagainya.

2.4 Krisis
Krisis adalah situasi tak terduga yang dapat membahayakan stabilitas, reputasi, juga
citra suatu organisasi. Ini dapat mengganggu keberlangsungan perusahan atau organisasi,
karena memberi dampak buruk, terlebih lagi bila tidak ditangani dengan tepat.
Dilansir dari buku Crisis-a Leadership Opportunity (2005) karya Robert P. Powell,
krisis adalah kejadian yang tidak diharapkan, berdampak dramatis, kadang belum pernah
terjadi sebelumnya, yang menyebabkan kekacauan dan mampu menghancurkan
organisasi tanpa tindakan nyata. Contoh krisis perusahaan, yaitu kegagalan produksi,
krisis keuangan, bencana alam, kerusuhan, pergantian pemimpin, dan sebagainya.

2.5 Pemborosan
Waste atau pemborosan adalah segala bentuk kehilangan yang dihasilkan dari sebuah
aktivitas seperti material, waktu, atau hasil moneter yang menghasilkan secara langsung
maupun tidak secara langsung, dimana menghasilkan biaya tambahan namun tidak
memberi nilai tambah/manfaat pada produk/jasa yang dihasilkan.
Pemborosan merupakan kegiatan yang dapat terjadi di dalam proses produksi
manapun. Kegiatan yang dilakukan merupakan kegiatan yang tidak berguna, tidak
memberi nilai tambah dan tidak memiliki manfaat, bahkan dapat merugikan perusahaan
maupun konsumen. Pemborosan terjadi karena adanya kondisi peralatan, bahan, dan
lingkungan yang buruk. Selain itu, pemborosan juga terjadi karena metode yang
digunakan oleh suatu perusahaan kurang efektif, dan sumber daya manusia yang buruk.

2.6 Upaya
Upaya adalah kegiatan dengan menggerakkan badan, tenaga dan pikiran untuk
mencapai suatu tujuan pekerjaan (perbuatan ,prakarsa, iktiar daya upaya) untuk mencapai
sesuatu.
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Penyebab Terjadinya Kelangkaan BBM


Ada beberapa faktor penyebab kelangkaan BBM, yaitu:
1. Supply BBM bersubsidi berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal
dan nasional Berkurangnya supply BBM disebabkan adanya program konversi
minyak tanah ke gas LPG dan terjadinya goncangan harga minyak dunia.
Meningkatnya harga minyak dunia menyebabkan kemampuan finansial Pertamina
mengimpor minyak mentah dan BBM menjadi sangat terbatas Akibatnya Pertamina
tidak dapat memenuhi kebutuhan kilang minyaknya yang berdampak pada
berkurangnya pasokan BBM.
2. Ketidak tepatan pemerintah dalam mensubsidi pertalite yang dikhususkan untuk
kalangan menengah kebawah. Akibat hal ini banyak masyarakat kalangan menengah
keatas lebih memilih BBM bersubsidi yang harganya lebih terjangkau.
3. Pengaruh kesadaran masyarakat terhadap pemborosan dan pemakaian BBM dapat
menyebabkan kelangkaan pada BBM.

3.2 Solusi Kelngkaan BBM


1. Meningkatkan supply BBM bersubsidi.
2. Melakukan subsidi BBM tepat sasaran.
3. Menghemat penggunaan BBM, dengan menggunakan kendaraan umum daripada
kendaraan pribadi.

3.3 Penyebab Terjadinya Krisis LPG


Meningkatnya permintaan gas ukuran 3 kg, membuat ketersediaan gas di tingkat
agen mulai langka. Kelangkaan gas elpiji ukuran 3 kg dikarenakan banyak warga yang
semula menggunakan elpiji 12 kilogram beralih ke elpiji 3 kg. Hal ini dapat terjadi
karena selisih harga antara elpiji 12 kg dengan 3 kg masih cukup tinggi. kenaikan bahan
dasar, energi, dan minyak di pasar dunia juga mempengaruhi naiknya harga dari gas non
subsidi.
Padahal semestinya elpiji 3 kg hanya untuk warga berpendapatan rendah.
Seharusnya, elpiji 3 kg didistribusikan secara terbatas tetapi menjadi salah sasaran karena
kewalahan dalam pengawasan.
Selain itu, ketersediaan gas elpiji yang kian menipis membuat pihak agen gas
kesulitan mencari gas elpiji 3 kg, bahkan ada yang dalam sebulan tidak mendapatkan
pasokan sama sekali dari pangkalan. Hal ini juga sangat menyulitkan pedagang yang
membutuhkan banyak gas warungnya, seperti pedagang makanan kaki lima dan restoran.
Peningkatan jumlah penduduk turut mendukung kelangkaan gas elpiji, ditambah
ketidaksadaran mereka atas pentingnya untuk menghemat energi.

3.4 Solusi Krisis LPG


Untuk menekan terjadinya kelangkaan gas elpiji subsidi 3kg, ada beberapa hal yang
dapat diterapkan untuk dijadikan solusi, seperti halnya berikut

1. Menggunakan kompor listrik bagi warga yang mampu.


2. Menambah pasokan energi dan meningkatkan anggaran subsidi.
3. Beralih dari gas LPG ke DME.
4. Meningkatkan pengawasan dalam penjualan gas lpg subsidi 3kg.
5. Menerapkan pembatasan jumlah maksimum pembelian bagi rumah tangga.
6. mengurangi perilaku konsumtif yakni boros membeli makanan diluar dan beralih
memasak makanan sendiri dirumah.
7. meningkatkan kesadaran diri atas pentingnya menghemat penggunaan gas demi
menjaga ketersediaan energi.
7.3
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Harga rata-rata minyak mentah di dunia beberapa tahun belakangan ini mengalami
fluktuasi harga dengan tolak ukur mengalami penurunan. Fluktuasi harga minyak di pasar
dunia ini sangat memberikan pengaruh terhadap kondisi perekonomian di Indonesia.
Kenaikan harga minyak di pasar internasional juga mendorong naiknya tingkat inflasi di
dalam negeri. Beberapa faktor yang menyebabkan kelangkaan BBM yaitu, supply BBM
bersubsidi berkurang sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lokal dan nasional,
ketidaktepatan pemerintah dalam mensubsidi pertalite yang dikhususkan untuk kalangan
menengah ke bawah, pengaruh kesadaran masyarakat terhadap pemborosan dalam
pemakaian BBM. Solusi yang dapat diambil dalam menanggulanngi kelangkaan BBM ini
di antaranya yaitu, meningkatkan supply BBM bersubsidi dan memberlakukan subsidi
BBM tepat sasaran

Selain kelangkaan BBM, di juga terjadi kelangkaan Gas Elpiji. Ini sangat berpengaruh
dalam kondisi perekonomian di Indonesia. Kelangkaan ini disebabkan oleh meningkatnya
permintaan gas ukuran 3 kg ini terjadi karena selisih harga antara gas LPG 12 Kg dengan
gas LPG 3 Kg masih cukup tinggi sehingga pengguna LPG 12 Kg beralih ke gas LPG 3
Kg. Solusi yang dapat diambil dalam kelangkaan LPG ini yaitu dengan meningkatkan
pengawasan dalam penjualan gas lpg subsidi 3kg dan menambah pasokan energi dan
meningkatkan anggaran subsidi.

4.2 Saran

Dalam penanggulangan kelangkaan BBM pemerintah dan masyarakat harus saling bekerja
sama sehingga masalah ini dapat diatasi dengan baik.
Pemerintah diharuskan menetapkan kebijakan-kebijakan baru untuk menanggulangi
masalah ini, beberapanya adalah kebijakan mengenai pemantauan pengunaan BBM dan
LPG subsidi.
Masyarakat juga harus sadar terhadap permasalahan ini dan mengurangi pemborosan
pengguanaan BBM dan LPG sehingga kelangkaan tersebut dapat dicegah.

Anda mungkin juga menyukai