META SUSANTI
NIM 2010152p
A. Latar Belakang
Diabetes Mellitus adalah penyakit kronik progresif yang ditandai dengan
ketidakmampuan tubuh untuk melakukan metabolism karbohidrat, lemak dan
protein, mengarah pada hiperglikemia(kadar glukosa darah tinggi). Diabetes
Mellitus (DM) kadang dirujuk sebgai ‘gula tinggi’, baik oleh pasien maupun penyedia
layanan kesehatan.Pemikiran dari hubungan gula dengan DM adalah sesuai karena
lolosnya sejumlah besar urine yang mengandung gula ciri dari DM yang tidak
terkontrol. Walaupun hiperglikemia memainkan sebuah peran penting dalam
perkembangan komplikasi terkait DM, kadar yang tinggi dari glukosa darah hanya
satu komponen dari proses patologis dan manifestasi klinis yang berhubungan
dengan DM. Proses patologis dan factor resiko lain adalah penting dan terkadang
merupakan factor independen. Diabetes mellitus dapat berhubungan dengan
komplikasi serius, namum orang dengan DM dapat mengambil cara – cara
pencegahan untuk mengurangi kemungkinan kejadian tersebut (Black, 2014, p. 631).
DM mungkin juga akibat dari gangguan – gangguan lain atau pengobatan. Defek
genetic pada sel beta dapat mengarah perkembangan DM. Beberapa hormone
epinefrin merupakan antagonis atau menghambat insulin. Jumlah berlebihan dari
hormone – hormone ini (seperti akromegali, sindrom cushing, glukagonoma, dan
feokromositoma) menyebabkan DM. selain itu obat – obatan tertentu
(glukokortikoid dan triazid) mungkin menyababkan DM (Black, 2014, p. 632)
A. Definisi
Diabetes Mellitus adalah penyakit metabolisme yang merupakan suatu kumpulan
gejala yang timbul pada seseorang karena adanya peningkatan kadar glukosa darah di
atas nilai normal (Kemenkes, 2013).
Ulkus adalah luka terbuka pada permukaan kulit atau selaput lendir dan ulkus adalah
kematian jaringan yang luas dan disertai invasif kuman saprofit. Adanya kuman saprofit
tersebut menyebabkan ulkus berbau, ulkus diabetikum juga merupakan salah satu gejala
klinik dan perjalanan penyakit DM dengan neuropati perifer (Andyagreeni, 2009).
Ulkus kaki Diabetes (UKD) merupakan komplikasi yang berkaitan dengan morbiditas
akibat Diabetes Mellitus. Ulkus kaki Diabetes merupakan komplikasi serius akibat
Diabetes (Andyagreeni, 2010).
(Smeltzer&Bare,2000)
F. Manifestasi klinik
Ulkus diabetikum akibat mikriangiopati disebut juga ulkus panas walaupun
nekrosis, daerah akral itu tampak merah dan teraba hangat oleh peradangan dan
biasanya teraba pulsasi arteri dibagian distal. Proses mikroangiopati menyebabkan
sumbatan pembuluh darah, sedangkan secara akut emboli memberikan gejala klinis 5P
yaitu:
1. Pain (nyeri)
2. Paleness (kepucatan)
3. Paresthesia (kesemutan)
4. Pulselessness (denyut nadi hilang)
5. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine:
1. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan).
2. Stadium II : terjadi klaudikasio(rasa sakit) intermiten.
3. Stadium III : timbul nyeri saat istirahat.
4. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus).
(Smeltzer dan Bare, buku ajar keperawatan medical bedah 2006 : 1220).
G. Penatalaksanaan
1. Medis
Penatalaksanaan Medis pada pasien dengan Diabetes Mellitus meliputi :
a. Obat hiperglikemik oral (OHO)
Berdasarkan cara kerjanya OHO dibagi menjadi 4 golongan :
1. Pemicu sekresi insulin
2. Penambah sensitivitas terhadap insulin
3. Penghambat glukoneogenesis
4. Penghambat glukosidase alfa
b. Insulin
Insulin diperlukan pada keadaan :
1. Penurunan berat badan yang cepat
2. Hiperglikemia berat yang disertai ketoasidosis
3. Ketoasidosis diabetik
4. Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
c. Terapi Kombinasi
Pemberian OHO maupun insulin selalu dimulai dengan dosis rendah, untuk
kemudian dinaikkan secara bertahap sesuai dengan respon kadar glukosa
darah.
2. Keperawatanan
Usaha perawatan dan pengobatan yang ditujukan terhadap ulkus antara lain
dengan antibiotika atau kemoterapi. Perawatan luka dengan mengompreskan
ulkus dengan larutan klorida atau larutan antiseptic ringan. Misalnya rivanol dan
larutan kalium permanganate 1 : 500 mg dan penutupan ulkus dengan kassa
steril. Alat-alat ortopedi yang secara mekanik yang dapat merata tekanan tubuh
terhadap kaki yang luka amputasi mungkin diperlukan untuk kasus DM. Menurut
Smeltzer dan Bare (2001: 1226), tujuan utama penatalaksanaan terapi pada
Diabetes Mellitus adalah menormalkan aktifitas insulin dan kadar glukosa darah,
sedangkan tujuan jangka panjangnya adalah untuk menghindari terjadinya
komplikasi. Ada beberapa komponen dalam penatalaksanaan Ulkus Diabetik :
1. Diet
Diet dan pengendalian berat badan merupakan dasar untuk memberikan
semua unsur makanan esensial, memenuhi kebutuhan energi, mencegah
kadar glukosa darah yang tinggi dan menurunkan kadar lemak.
2. Latihan
Dengan latihan ini misalnya dengan berolahraga yang teratur akan
menurunkan kadar glukosa darah dengan meningkatkan pengambilan
glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian kadar insulin.
3. Pemantauan
Dengan melakukan pemantaunan kadar glukosa darah secara mandiri
diharapkan pada penderita diabetes dapat mengatur terapinya secara
optimal.
4. Terapi (jika diperlukan)
Penyuntikan insulin sering dilakukan dua kali per hari untuk mengendalikan
kenaikan kadar glukosa darah sesudah makan dan pada malam hari.
5. Pendidikan
Tujuan dari pendidikan ini adalah supaya pasien dapat mempelajari
keterampilan dalam melakukan penatalaksanaan diabetes yang mandiri dan
mampu menghindari komplikasi dari diabetes itu sendiri.
6. Kontrol nutrisi dan metabolik
Faktor nutrisi merupakan salah satu faktor yang berperan dalam
penyembuhan luka. Adanya anemia dan hipoalbuminemia akan
berpengaruh dalam proses penyembuhan. Perlu memonitor Hb diatas 12
gram/dl dan pertahankan albumin diatas 3,5 gram/dl. Diet pada penderita
DM dengan selulitis atau gangren diperlukan protein tinggi yaitu dengan
komposisi protein 20%, lemak 20% dan karbohidrat 60%. Infeksi atau
inflamasi dapat mengakibatkan fluktuasi kadar gula darah yang besar.
Pembedahan dan pemberian antibiotika pada abses atau infeksi dapat
membantu mengontrol gula darah. Sebaliknya penderita dengan
hiperglikemia yang tinggi, kemampuan melawan infeksi turun sehingga
kontrol gula darah yang baik harus diupayakan sebagai perawatan pasien
secara total.
3. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut
2) Perasaan putus asa/kehilangan
3) Keinginan untuk mencederai
4) Adanya luka/cacat
4. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan
2) Orang terdekat
3) Perubahan konflik/peran
4) Perubahan gaya hidup
5) Interaksi dengan orang lain
5. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual
2) Periode menstruasi
3) Metode KB yang digunakan
4) Pemeriksaan SADARI
5) Pemeriksaan papsmear
6. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas
2) Kemampan untuk mengatasi
3) Perilaku yang menampakkan cemas
7. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti
2) Kemampuan untuk berpartisipasi
3) Kegiatan kebudayaan
4) Kemampuan memecahkan masalah
8. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi
b. Penyakit autoimune
c. Tanda infeksi
d. Gangguan thermoregulasi
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi
neurovaskuler peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia,
Sindrome disuse, gaya hidup yang tetap)
9. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri)
2) Quality (bagaimana kualitasnya)
3) Regio (dimana letaknya)
4) Scala (berapa skalanya)
5) Time (waktu)
b. Rasa tidak nyaman lainnya
c. Gejala yang menyertai
10. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan
b. DDST (Form dilampirkan)
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan)
Nursing Care Plan
Diagnosa Keperawatan/Assessment
Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul bagi pasien dengan ulkus
diabetikum berdasarkan NANDA-I (2018-2020) yaitu :
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan
b. Hambatan mobilitas fisik berhuungan dengan kaku sendi
c. Defisien pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
d. Gangguan citra tubuh berbuhungan dengan perubahan persepsi diri
e. Risiko jatuh berhubungan dengan gangguan pada kaki
f. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan sekresi
Intervensi
a. Gangguan pola tidur berhubungan dengan kendala lingkungan
Tujuan : Kebutuhan tidur pasien dapat terpenuhi dan tidak mengalami
gangguan.
Kriteria hasil berdasarkan NOC :
1. Pola tidur tidak terganggu
2. Tidur dari awal sampai habis malam hari secara konsisten
Rencana tindakan berdasarkan NIC :
1. Monitor pola tidur pasie dan catat kondisi fisik dan atu psikologis keadaan
yang mengganggu tidur
2. Bantu untuk menghilangkan situasi stress sebelum tidur
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Nama Mahasiswa : Meta Susanti
Semester/Tingkat : 6 ( ENAM )
Tempat Praktek : UPTD Puskesmas Sungaiselan
Tanggal Pengkajian : 02 September 2021
DATA KLIEN
A. DATA UMUM
1. Nama inisial klien : Ny. S
2. Umur : 55 tahun
3. Alamat : jl. Batin Tikal, Sungaiselan
4. Agama : Islam
5. Tanggal masuk RS/RB : -
6. Nomor Rekam Medis : -
7. Bangsal :-
g. Pengobatan sekarang:
No Nama obat Dosis Manfaat Keterangan
1. Prontosan Ketebalan Menghilangkan biofilm dan
1mm-1cm mencegah infeksi
2. Insulin 2x 10 ml Mengubah gula menjadi Sebelum
sehari, energi pasien
injeksi IM makan
3. Folic Acid 3x1 tablet Untuk menormalkan sel
sehari, via darah merah dan mencegah
oral terjadinya anemia
4. Candesartan 1x1 tablet Untuk menurunkan tekanan
sehari, via darah
oral
g. Cairan masuk
Infus : tidak ada
Cairan : 1800 mL
Air metabolisme : 5 x BB/24 jam = 5 x 64 = 320/hari
h. Cairan keluar
Urine : 1000 mL
Muntah : tidak ada
IWL : 15 x BB/24 jam = 15 x 64 = 960/hari
j. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tampak simetris, tidak ada lesi, tidak ada benjolan,
Auskultasi : terdengar bising usus 10x/menit (normal)
Palpasi : tidak nyeri tekan, tidak teraba massa
Perkusi : terdengar timpani
2. ELIMINATION
a. Sistem Urinary
1) Pola pembuangan urine (Frekuensi , jumlah, ketidaknyamanan)
Pasien mengatakan BAK 2-3x sehari, jumlah urine 1000 mL
2) Riwayat kelainan kandung kemih
Tidak ada
3) Pola urine (jumlah, warna, kekentalan, bau)
Jumlah 1000 Ml, warna kuning jernih
4) Distensi kandung kemih/retensi urine
Tidak ada
b. Sistem Gastrointestinal
1) Pola eliminasi
Tidak ada
2) Konstipasi dan faktor penyebab konstipasi
Tidak ada
c. Sistem Integument
1) Kulit (integritas kulit / hidrasi/ turgor /warna/suhu)
Turgor kulit pasien normal, warna sawo matang, dan suhu 360C
2. KEDALAMAN 1= stage 1
2= stage 2
3= stage 3 2
4= stage 4
5=necrosis wound
3. TEPI LUKA 1= samar, tidak jelas terlihat 2
2= batas tepi terlihat, menyatu
dengan dasar luka
3= jelas, tidak menyatu dengan dasar
luka
4=jelas,tidak menyatu dengan dasar
luka, tebal
5= jelas, fibrotic, paruttebal/
hyperkeratonic
4. GOA(lubang pada luka 1= tidak ada 1
yang ada di bawah 2= goa< 2 cm di diarea manapun
jaringan sehat) 3= goa 2-4 cm < 50 % pinggi rluka
4= goa 2-4 cm > 50% pinggir luka 5=
goa> 4 cm di area manapun
4= serous
5= purulent
8. JUMLAH EKSUDATE 1= kering
2= moist
3=sedikit 2
4=sedang
5= banyak
9. WARNA KULIT 1=pink atau normal 1
SEKITAR LUKA 2=merah terang jika di tekan
3= putih atau pucat atau
hipopigmentasi
4=merah gelap / abu2
5=hitam atau hyperpigmentasi
10. JARINGAN EDEMA 1=no swelling atau edema
2=non pitting edema kurang dari< 4
mm di sekitar luka
3=non pitting edema > 4 mm disekitar 1
luka 4=pitting edema kurang dari< 4
mm disekitar luka
5=krepitasi atau pitting edema > 4 mm
11. PENGERASAN 1 = Tidak ada 2=Pengerasan< 2 cm di
JARINGAN TEPI sebagian kecil sekitar luka
3=Pengerasan 2-4 cm menyebar<
50% di tepi luka
1
4=Pengerasan 2-4 cm menyebar>
50% di tepi luka 5=pengerasan> 4 cm
di seluruh tepi luka
4= 25 % - 50 % epitelisasi
5= < 25 % epitelisasi
SKOR TOTAL 24
3. ACTIVITY/REST
a. Istirahat/tidur
1) Jam tidur : klien istirahat 8 jam sehari
2) Insomnia : klien tidak insomnia
3) Pertolongan untuk merangsang tidur: tidak ada
b. Aktivitas
1) Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
2) Kebiasaan olah raga : Klien jarang berolahraga
3) ADL
a) Makan : mandiri
b) Toileting : mandiri
c) Kebersihan : dibantu
d) Berpakaian : mandiri
4) Bantuan ADL : dibantu sebagian
5) Kekuatan otot :
5 5
5 3
6) ROM : aktif
7) Resiko untuk cidera : tidak ada
c. Cardio respons
1) Penyakit jantung : tidak ada
2) Edema esktremitas : tidak ada
3) Tekanan darah dan nadi
a) Berbaring : tidak terkaji
b) Duduk : 120/90 mmHg
4) Tekanan vena jugularis : tidak terkaji
5) Pemeriksaan jantung
a) Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada jejas atau luka
b) Palpasi : ictus cordis tidak teraba, tidak nyeri tekan
tidak ada pembesaran jantung
c) Perkusi : terdengar redup
d) Auskultasi : S1 S2 terdengar reguler
d. Pulmonary respon
1) Penyakit sistem nafas : tidak ada
2) Penggunaan O2 : tidak menggunakan O2
3) Kemampuan bernafas : spontan, normal
4) Gangguan pernafasan (batuk, suara nafas, sputum, dll) :
Tidak ada gangguan pada pernafasan
5) Pemeriksaan paru-paru
a) Inspeksi : bentuk simetris, tidak ada lesi ,tidak ada
benjolan
b) Palpasi : ekspansi dada normal ,teraba taktil fremitus
c) Perkusi : terdengar sonor
d) Auskultasi : terdengar vesikuler
4. PERCEPTION/COGNITION
a. Orientasi/kognisi
1) Tingkat pendidikan : Sekolah Dasar
2) Kurang pengetahuan : pasien mengatakan kurang
pengetahuan mengenai tanda dan
gejala DM
3) Pengetahuan tentang penyakit : pasien mengatakan kurang
pengetahuan tentang pentingnya
aktifitas untuk kesembuhan luka
DM
4) Orientasi (waktu, tempat, orang) : pasien tidak mengalami
disorientasi waktu, tempat, dan
orang
b. Sensasi/persepi
1) Riwayat penyakit jantung : tidak ada
2) Sakit kepala : tidak ada
3) Penggunaan alat bantu : pasien menggunakan alat bantu
walker
4) Penginderaan : baik
c. Communication
1) Bahasa yang digunakan : jawa-indonesia
2) Kesulitan berkomunikasi : tidak ada
5. SELF PERCEPTION
a. Self-concept/self-esteem
1) Perasaan cemas/takut : pasien merasa cemas saat mengetahui
akan di buka lukanya yang terletak di bagian punggung kaki kiri
2) Perasaan putus asa/kehilangan : tidak ada
3) Keinginan untuk mencederai : tidak ada
4) Adanya luka/cacat : terdapat luka diabetes di punggung
kaki kanan dan ibu jari dan jari
telunjuk telah diamputasi
6. ROLE RELATIONSHIP
a. Peranan hubungan
1) Status hubungan : menikah
2) Orang terdekat : keluarga
3) Perubahan konflik/peran : tidak ada
4) Perubahan gaya hidup : terdapat perubahan gaya hidup
5) Interaksi dengan orang lain : tidak ada
7. SEXUALITY
a. Identitas seksual
1) Masalah/disfungsi seksual : tidak ada
2) Periode menstruasi : tidak ada
3) Metode KB yang digunakan : tidak ada
4) Pemeriksaan SADARI : tidak ada
5) Pemeriksaan papsmear : tidak ada
8. COPING/STRESS TOLERANCE
a. Coping respon
1) Rasa sedih/takut/cemas : pasien mengatakan cemas akan
Penyakitnya dan takut lukanya akan
keluar darah
2) Kemampan untuk mengatasi :pasien mengatakan mengatasi
cemasnya dengan beribadah
3) Perilaku yang menampakkan cemas : pasien nampak gelisah saat
akan dirawat lukanya dan
tidak bisa tidur memikirkan
akan di rawat lukanya
9. LIFE PRINCIPLES
a. Nilai kepercayaan
1) Kegiatan keagamaan yang diikuti: mengikuti pengajian di
sekitar rumah
2) Kemampuan untuk berpartisipasi : pasien berpartisipasi dengan
baik
3) Kegiatan kebudayaan : tidak ada
4) Kemampuan memecahkan masalah : berdiskusi dengan keluarga
10. SAFETY/PROTECTION
a. Alergi : pasien tidak mempunyai alergi
b. Penyakit autoimune : tidak ada
c. Tanda infeksi : tidak ada
d. Gangguan thermoregulasi : pasien tidak mengalami gangguan
thermorelugasi
e. Gangguan/resiko (komplikasi immobilisasi, jatuh, aspirasi, disfungsi neurovaskuler
peripheral, kondisi hipertensi, pendarahan, hipoglikemia, Sindrome disuse, gaya hidup
yang tetap) : tidak ada.
11. COMFORT
a. Kenyamanan/Nyeri
1) Provokes (yang menimbulkan nyeri) : tidak ada
2) Quality (bagaimana kualitasnya) : tidak ada
3) Regio (dimana letaknya) : tidak ada
4) Scala (berapa skalanya) : tidak ada
5) Time (waktu) : tidak ada
b. Rasa tidak nyaman lainnya : kaku pada
pergelangan kaki kanan
c. Gejala yang menyertai : tidak ada
12. GROWTH/DEVELOPMENT
a. Pertumbuhan dan perkembangan : pertumbuhan dan
perkembangan pasien baik
b. DDST (Form dilampirkan) : tidak ada
c. Terapi Bermain (SAB dilampirkan) : tidak ada
C. DATA LABORATORIUM
- Pasien
mengatakan
kurang
pengetahuan
tentang tanda dan
gejala dari
penyakitnya serta
pentingnya
1. aktivitas untuk DM
- Pasien hanya
- Pasien tampak Kurang
beraktivitas Defisien
cemas ( saat akan sumber
seperti jalan dari dibuka pengetahuan
lukanya pengetahuan
tempat tidur takut keluar darah)
sampai di ruang
tamu
- Kekuatan otot
pada kaki kiri
pasien lemah :
5 5
5 3
- Pasien
• Panjang: 9 x 2 =
mengatakan
18 cm
mempunyai
• Kedalaman
luka pada kaki
luka: stage 2
kiri bagian
punggung kaki • Tepi luka: Batas Kerusakan
2. tepi terlihat Gangguan intregritas
- Pasien menyatu dengan sensasi kulit
mengatakan dasar luka
lukanya tidak • Goa : Tidak ada
sembuh goa
sembuh • Tipe jaringan
padahal sudah necrosis: Tidak
berjalan 2 ada
tahun • Jumlah jaringan
necrosis: Tidak
tampak
• Tipe eksudate:
serosanguineous
• Jumlah
eksudate: moist
• Warna kulit
sekitar luka:
pink atau
normal
• Jaringan yang
edema: no
swelling atau
edema
• Pengerasan
jaringan tepi:
tidak ada
• Jaringan
granulasi: 25 %
• Epitelisasi: 75
% - 100 %
- Terdapat luka di
bagian punggung
kaki kiri :
- Ukuran : 9x2 = 18
cm
- Kedalaman : Stage
2
- Tepi luka : batas
tepi terlihat
menyatu dengan
dasra luka
- goa : tidak ada
- Tepi jaringan
3. nekrosis : tidak ada Stresor Ansietas
- Pasien cemas
- Jumlah jaringan
ketika akan
nekrosis : tidak
dilakukan
nampak
perawatan
- Eksudate :
- Pasien cemas
Serosangueneous
akan lukanya
(Moist)
- warna kulit sekitar
luka : pink
- Jaringan edema :
dema
- Pengerasan
jaringan tepi : tidk
ada
- Jaringan granulasi
: 25%
- Epitelisasi : 50-
75%
RENCANA KEPERAWATAN
Nama Inisial Klien : Ny.S Diagnosa Medis : DM
No Rekam Medis : Bangsal :
No Tanggal Diagnosa Tujuan & Kriteria Intervensi (NIC) Rasional
dan Jam Keperawatan (NOC)
1. 02 Sept Defisien Setelah di lakukan O : -Observasi tanda- -Untuk mengetahui
2021 pengetahuan tindakan keperawatan tanda kesadaran tanda- tanda
09.30 berhubungan selama 3x kunjungan kesehatan yang kesadaran kesehatan
WIB dengan selama 2 minggu di terganggu yang terganggu
kurang harapkan masalah -Untuk memberikan
sumber defisien pengetahuan N : -Gunakan strategi pemahaman terkini
pengetahuan berhubungan dengan untuk meningkatkan tentang masalah
kurang sumber pemahaman kesehatan pada
pengetahuan dapat pasien
segera teratasi dengan - Untuk memberikan
kriteria hasil : E : Berikan pendidikan pemahaman terkini
1. Perilaku yang kesehatan satu persatu tentang masalah
meningkatkan atau konseling jika kesehatan pada
kesehatan 2-4 (ringan) memungkinkan pasien
2. Prosedur -Untuk mengetahui
penanganan membaik C : libatkan dengan gaya hidup pasien
1-3 (cukup) anggota keluarga dalam perilaku
3.Diet yang dianjurkan dalam pencapaian dan Kesehatan
baik 2-4 (ringan) rencana tindakan gaya
hidup atau modifikasi
perilaku kesehatan
3 06 sept Ansietas S:
2021 berhubung - klien mengatakan cemas berkurang
11.30 an dengan - Klien mengatakan tidurnya lebih nyenyak
WIB stresor - Klien mengatakan lebih nyaman/rileks
O:
- Klien tampak lebih rileks saat dilakukan perawatan
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
1. mengkaji tanda non verbal dan verbal kecemasan
2.membantu klien mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
3. mengintruksikan klien untuk menggunakan teknik relaksasi
distraksi
- Menonton tv
- bermain dengan cucu
4. Memberikan informasi kepada keluarga untuk tidak
memberitahu kepada klien tentang jadwal perawatan
5. menginstruksikan keluarga untuk mendampingi klien
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jadi, pada Kasus pasien Ny.S proses regenerasi jaringan luka masih terus berlanjut
yang mana saat ini luka tersebut telah masuk dalam fase proliferasi dengan
perbandingan antara jaringan granulasi sekitar 25% dan epitelisasi luka lebih dari
75%. Dalam dalam perawatan luka pada Ny.S terjadi kemunduran dari nilai
pengkajian khususnya dalam pengukuran luas luka dikarenakan adanya slough
yang menutupi permukaan sehingga mengurangi kenampakan dari jaringan
granulasi yang ada. Selain itu dalam kasus ini didapatkan masalah kecemasan pada
pasien Ny.S tersebab bilamana lukanya akan dirawat. Masalah tersebut jelaslah
akan berpengaruh pada proses penyembuhan luka. Maka, dalam laporan studi
kasus ini kami sekelompok sekiranya hendak memberikan intervensi guna
menyelesaikan masalah yang dialami pasien.
B. SARAN
Sebaiknya para pembaca memahami tentang diabetes mellitus dan dapat
menerapkan pengetahuan mengenai penyakit ini,agar banyak yang mengetahui
bahaya penyakit tersebut,bagi pembaca hendaknya kita dapat menjaga lingkungan
sekitar kita agar mulai bisa mengontrol makanan yang dapat membuat kadar gula
kita naik serta dianjurkan agar kita mengecek kadar gula darah untuk mewaspadai
adanya penyakit diabetes.
DAFTAR PUSTAKA
Alvinda Yuanita, dkk. 2014. Pengaruh Diabetes Self Management Education (DSME)
terhadap Resiko Terjadinya Ulkus Diabetik pada Pasien Rawat Jalan dengan Diabetes
Mellitus (DM) Tipe 2 di RSD dr. Soebandi Jember e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol.2
(no.1). Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Arikunto, Suharsimi. 2013. Prosedur Penelitian Sautu Pendekatan Praktik. Jakarta :
PT.Rineka Cipta.
Gunawan, Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif : Teori dan Praktik. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Narbuko, Cholid dan Achmadi, Abu. 2013. Metodologi Penelitian. Jakarta : PT. Bumi
Aksara.
Kemenkes, 2013. Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2013.Badan Penelitian dan
Pembangunan Kesehatan : Jakarta.
NANDA-I diagnosis keperawatan : definisi dan klasifikasi 2018-2020/ editor
T.Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru; alih bahasa, Budi Anna Keliat, Henny
Suzana MEDIANI, Teuku Tahlil; editor penyelaras, Monica Ester, Wuri Praptiani—
Ed. 11.—Jakara : EGC, 2018.
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia. Konsensus pengendalian dan pencegahan
diabetes mellitus tipe 2 di Indonesia 2011. Jakarta : PB Perkeni; 2011.
Perry,Potter. 2010. Fundamental Keperawatan.Jakarta: Salemba Medika
Purbianto. Pengaruh madu dalam mempercepat proses penyembuhan ulkus
diabetikum di RSUD dr. H. Abdul Moeloek Lampung. (Tesis). Lampung: Universitas
Lampung. 2007.
Purwanti OS. Analisis faktor-faktor risiko terjadi ulkus kaki pada pasien diabetes
mellitus di RSUD DR. Moewardi [thesis]. Depok: Universitas Indonesia; 2013.
Roza RL, Afriant R, Edward Z. Faktor risiko terjadinya ulkus diabetikum pada pasien
diabetes mellitus yang dirawat jalan dan inap di RSUP Dr. M. Djamil dan RSI Ibnu
Sina Padang. Jurnal Kesehatan Andalas. 2015; 4(1): 243-248.