K3 KEPERAWATAN
rumah sakit :tempat kerja yang berbahaya dan perawat salah satu petugas kesehatan
berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja akibat dari
pekerjaannya.
LANJUTAN : PENDAHULUAN
Menurut biro statistik ketenagakerjaan dan Konsil Nasional Asuransi Amerika (2013)
- 48% kecelakaan kerja disebabkan karena penggunaan tenaga/otot berlebihan
oleh perawat ketika menangani pasien, seperti mengangkat, memindahkan atau
menjangkau pasien, dan peralatan medis lainnya.
- 54% jenis kecelakaan yang dialami berhubungan dengan gangguan musculo
skeletal, seperti sprain dan strain otot.
Penelitian Sandeep, Shreemathi, Kalyan, Teddy, Kapil, dan Prachi (2016),
- 5,4% perawat rumah sakit di India mengalami luka akibat tertusuk jarum suntik
- 7,4% mengalami varises
- 56,9% mengalami stres kerja.
- Situasi menegangkan yang sering dialami perawat adalah tindakan kekerasan dan pelecehan dari
pasien.
LANJUTAN : PENDAHULUAN
Penerapan K3 Keperawatan
di Indonesia
DASAR HUKUM K3
Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan .
Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja .
Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujpada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum
Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi
fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan
SEBERAPA PENTING K3 KEPERAWATAN ?
LATAR BELAKANG
Upaya menciptakan tempat kerja yang aman sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan
Upaya mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja
Dapat berpengaruh terhadap peningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja perawat agar
dalam pemberian asuhan keperawat dapat dilakukan dengan selamat tanpa menciderai
siapapun
Dapat berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomik, dan psikososial
yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan baik terhadap pekerja, pasien,
pengunjung dan masyarakat di lingkungan rumah sakit
Menurut Potter & Perry (1997) etika merupakan karakteristik profesi tentang
bagaimana berhubungan dengan seseorang harus bertindak & melakukan hu-
Bungan dengan orang lain serta dapat dipertanggungjawabkan
Etika Keperawatan : Sikap etis yang wajib dimiliki oleh seluruh perawat seba
gai bagian dari integritas selama bertugas menjalankan profesi perawat deng
an menerapkan norma-norma keperawatan dalam kehidupan bermasyarakat.
ETIKA K3 KEPERAWATAN
Otonomi (Autonomi)
Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan cepat dalam mengambil keput
usan. Selain itu, seorang perawat juga harus menghormati dan menghargai orang lain khususnya pasien.
Beneficence (Berbuat Baik)
Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan, khususnya ketika sedang memberika
n pelayanan keperawatan kepada pasien
Justice (Keadilan)
Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para perawat, sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk
dan di waktu yang sama ada pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus segera mempertimb
angkan berbagai faktor sesuai dengan asas keadilan.
Non-maleficence (tidak merugikan)
Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu kep
LANJUTAN : ETIKA K3 KEPERAWATAN
Veracity (Kejujuran)
Pada seorang perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien mempunyai hak otonomi seh
ingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang ia inginkan. Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat
banyak hal yang harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam memberikan informasi ke
pada pasien meski pun itu pahit.
Fidelity (Menepati janji)
Hal ini karena tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang menuntutnya untuk dapat meningkatkan kesehatan, mencegah pen
yakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan pasien.
Confidentiality (Kerahasiaan)
Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh pasien meski pun banyak orang mendesak untuk membeberka
n informasi mengenai kesehatan pasien. Seorang perawat harus berani menolak untuk memberikan informasi jika di luar wilayah
pelayanan kesehatan secara tegas.
Accountability (Akuntabilitasi)
Sebagai contoh ketika perawat memberikan obat dosis kepada pasien, jika hal tersebut salah sedikit saja dan menimbulkan kerugia
n pada pasien maka dapat digugat di pengadilan.
LANJUTAN : ETIKA K3 KEPERAWATAN
Freedom (Kebebasan)
seorang perawat harus secara bebas bekerja menjalankan profesinya tanpa ada teka
nan atau paksaan dalam menentukan sesuatu dari luar dirinya
Advocacy (Advokasi)
seorang perawat yang langsung berinteraksi dengan pasien atau pun keluarga pasie
n maka perawat harus bisa melindungi hak-hak klien. Peran advokasi yang harus di
miliki seorang perawat ini berasal dari etika beneficience (kewajiban untuk berbuat
baik) dan nonmaleficence (kewajiban tidak merugikan)
Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit
• Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja antara lain
1 pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja
• Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja, pemakaian alat pelindung
2 diri dan tanda/ramburambu peringatan dan alat pemadam kebakaran
• Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus, gizi kerja, kebersihan
3 diri dan lingkungan
• Peneliti Keperawatan
4
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA
• Organisasi K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan bukan merupakan kerja
1 rangkap.
• Organisasi yang terstruktur dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit
2
• Organisasi struktural yang terintegrasi ke dalam komite yang ada di rumah sakit dan
3 disesuaikan dengan kondisi/kelas masing-masing rumah sakit
• Organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3 yang
4 beranggotakan seluruh unit kerja di rumah sakit
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA
• Perencanaan
8
REFERENSI
Aditama, TY., Hastuti, T., (2002). Health industrial higenne safety medicine industrial works environment, UI, Jakarta.
Fabre, June. (2009). Smart Nursing Nurse Retention & Patient safety Improvement strategiest. New York: Springer Pub
Company.
J.B Herington F.S Gill. (2005). Buku Saku Kesehaatan (terjemahan), edisi 3, EGC: Jakarta.
Levin, rona F. (2006). Teaching evidence-based Practice in Nursing: a Guide for Academic and clinical settings. New Yor
k: Springer Publishing Company.
Lyer, Patricia W. (2006). Business Principles for Legal Nurse Consultants. New York: Springer Publishing Company
Lisa, Carroll. (2006). Acute Medicine A Handbook for Nurse Practitioners. Chichester: john wiley & Sons Ltd.
Resse, C.D., (2003). Occupational Health and Safety Manajement, Lowes Publisher, USA
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Philip, B. (2007). Managing occupational and saffety Multidiciplinary approach, second ed., maccmillian publisher, Aust
ralia.
Vincent, C. (2011). Essenstial Patients Safety.
WHO. (2011). WHO Patient safety Curriculum Guide: multi-professional edition.
REFERENSI