Anda di halaman 1dari 23

KESELAMATAN PASIEN DAN KESELAMATAN KESEHATAN KERJA

DALAM KEPERAWATAN (KPK3)

K3 KEPERAWATAN

Aminatul Fitri, S.Kep., M.KL


PENDAHULUAN
- Jumlah Perawat di dunia 66,7 % dari 39,47 juta petugas kesehatan
(who, 2013)
- Jumlah Perawat di Indonesia 47,08 % bekerja di RS (Depkes RI, 2014)

rumah sakit :tempat kerja yang berbahaya dan perawat salah satu petugas kesehatan
berisiko untuk mengalami gangguan kesehatan dan keselamatan kerja akibat dari
pekerjaannya.
LANJUTAN : PENDAHULUAN

Menurut biro statistik ketenagakerjaan dan Konsil Nasional Asuransi Amerika (2013)
- 48% kecelakaan kerja disebabkan karena penggunaan tenaga/otot berlebihan
oleh perawat ketika menangani pasien, seperti mengangkat, memindahkan atau
menjangkau pasien, dan peralatan medis lainnya.
- 54% jenis kecelakaan yang dialami berhubungan dengan gangguan musculo
skeletal, seperti sprain dan strain otot.
Penelitian Sandeep, Shreemathi, Kalyan, Teddy, Kapil, dan Prachi (2016),
- 5,4% perawat rumah sakit di India mengalami luka akibat tertusuk jarum suntik
- 7,4% mengalami varises
- 56,9% mengalami stres kerja.
- Situasi menegangkan yang sering dialami perawat adalah tindakan kekerasan dan pelecehan dari
pasien.
LANJUTAN : PENDAHULUAN

Menurut Occupational Safety and Health Administration (OSHA) tahun 2013


- 48% kelelahan akibat gerakan yang berhubungan dengan penanganan pasien
- 25 % terkilir atau terjatuh
- 13 % bersentuhan dengan alat berbahaya
- 9 % tindakan kekerasan dari pasien
- 4 % terkena paparan zat berbahaya
- 1 % penyebab lain
Data-data tentang kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja pada petugas kesehatan rumah sakit di Indonesia
belum tercatat dan dilaporkan dengan baik, hal ini mengindikasikan penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja
di rumah sakit di Indonesia masih memerlukan upaya perbaikan.

Penerapan K3 Keperawatan
di Indonesia
DASAR HUKUM K3

- UU No.1 /1970 tentang keselamatan kerja


- UU No.23 /1992 tentang kesehatan
- Permenkes RI No. 986/92 tentang kesehatan lingkungan RS
- Permenkes RI No. 472 tahun 1996 tentang pengamanan bahan berbahaya bagi kesehatan
- SK Menkes No.351 tahun 2003 tentang Komite K3 sektor Kesehatan
- Permenaker no.05/Men/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Keputusan Dir.Jen. P2PLP nomor 1204 tahun 2004 tentang persyaratan kesehatan lingkungan
rumah sakit
- Pedoman K3 di rumah sakit th 2006 ( BinKesja DepKes )
- Pedoman teknis pengelolaan limbah klinis dan desinfeksi dan sterilisasi di rumah sakit tahun
2002.
PENGERTIAN K3 KEPERAWATAN
Mangkunegara (2002) Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja
pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya untuk menuju
masyarakat adil dan makmur

Suma’mur (2001), keselamatan kerja merupakan rangkaian usaha untuk menciptakan suasana kerja yang
aman dan tentram bagi para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan .

Simanjuntak (1994), Keselamatan kerja adalah kondisi keselamatan yang bebas dari resiko kecelakaan
dan kerusakan dimana kita bekerja yang mencakup tentang kondisi bangunan, kondisi mesin, peralatan
keselamatan, dan kondisi pekerja .

Mathis dan Jackson (2002), menyatakan bahwa Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap
kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan pekerjaan. Kesehatan adalah merujpada kondisi
umum fisik, mental dan stabilitas emosi secara umum

Jackson (1999), menjelaskan bahwa Kesehatan dan Keselamatan Kerja menunjukkan kepada kondisi-kondisi
fisiologis-fisikal dan psikologis tenaga kerja yang diakibatkan oleh lingkungan kerja yang disediakan oleh perusahaan
SEBERAPA PENTING K3 KEPERAWATAN ?
LATAR BELAKANG
Upaya menciptakan tempat kerja yang aman sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan

Upaya mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja

Dapat berpengaruh terhadap peningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja perawat agar
dalam pemberian asuhan keperawat dapat dilakukan dengan selamat tanpa menciderai
siapapun

Dapat berpotensi menimbulkan bahaya fisik, kimia, biologi, ergonomik, dan psikososial
yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan baik terhadap pekerja, pasien,
pengunjung dan masyarakat di lingkungan rumah sakit

Berdampak terhadap moral, legalitas, dan finansial


TUJUAN K3 KEPERAWATAN RS
Mewujudkan lingkungan kerja yang aman, nyaman dan selamat

Mewujudkan tenaga kerja yang sehat dan produktif

Menghindari tuntutan hukum dan sebagai tanggung jawab sosial perusahaan


kepada karyawannya

Mewujudkan RS yang berkualitas dan terpercaya


MANFAAT K3 KEPERAWATAN

 Perawat di RS merasa aman dalam melakukan tindakan asuhan keperawat


an terhadap pasien

 Waktu lebih efektif karena perawat dalam melakukan tindakan terhadap p


asien sudah ada SOP yang jelas

 Pasien merasa tenang dan nyaman dalam menerima asuhan keperawatan d


an tidak cemas tindakan medis dapat merugikan kesehatannya
 Keluarga pasien percaya dalam memberikan izin tindakan terhadap pasien
ETIKA K3 KEPERAWATAN

Menurut Potter & Perry (1997) etika merupakan karakteristik profesi tentang
bagaimana berhubungan dengan seseorang harus bertindak & melakukan hu-
Bungan dengan orang lain serta dapat dipertanggungjawabkan

Etika Keperawatan : Sikap etis yang wajib dimiliki oleh seluruh perawat seba
gai bagian dari integritas selama bertugas menjalankan profesi perawat deng
an menerapkan norma-norma keperawatan dalam kehidupan bermasyarakat.
ETIKA K3 KEPERAWATAN

 Otonomi (Autonomi)
Sebagai seorang perawat yang profesional haruslah mampu berpikir logis dan cepat dalam mengambil keput
usan. Selain itu, seorang perawat juga harus menghormati dan menghargai orang lain khususnya pasien.
 Beneficence (Berbuat Baik)
Berbuat baik harus dilakukan kepada siapa saja tanpa membeda-bedakan, khususnya ketika sedang memberika
n pelayanan keperawatan kepada pasien
 Justice (Keadilan)
Menjunung tinggi keadilan harus selalu dilakukan oleh para perawat, sebagai contoh ketika ada pasien baru masuk
dan di waktu yang sama ada pasien yang membutuhkan bantuan segera maka perawat harus segera mempertimb
angkan berbagai faktor sesuai dengan asas keadilan.
 Non-maleficence (tidak merugikan)
Pada prinsipnya seorang perawat harus selalu melakukan tindakan pelayanan keperawatan sesuai dengan ilmu kep
LANJUTAN : ETIKA K3 KEPERAWATAN

 Veracity (Kejujuran)
Pada seorang perawat kejujuran adalah hal yang wajib diberikan kepada pasien, hal ini karena pasien mempunyai hak otonomi seh
ingga ia berhak untuk mengetahui berbagai informasi yang ia inginkan. Walau pada kondisi tertentu hal ini sangat sulit mengingat
banyak hal yang harus dijaga untuk kebaikan pasien namun sebagai seorang perawat harus pintar dalam memberikan informasi ke
pada pasien meski pun itu pahit.
 Fidelity (Menepati janji)
Hal ini karena tugas dan tanggung jawab seorang perawat yang menuntutnya untuk dapat meningkatkan kesehatan, mencegah pen
yakit, memulihkan kesehatan dan meminimalkan penderitaan pasien.
 Confidentiality (Kerahasiaan)
Perawat harus benar-benar menjaga kerahasiaan yang dimiliki oleh pasien meski pun banyak orang mendesak untuk membeberka
n informasi mengenai kesehatan pasien. Seorang perawat harus berani menolak untuk memberikan informasi jika di luar wilayah
pelayanan kesehatan secara tegas.
 Accountability (Akuntabilitasi)
Sebagai contoh ketika perawat memberikan obat dosis kepada pasien, jika hal tersebut salah sedikit saja dan menimbulkan kerugia
n pada pasien maka dapat digugat di pengadilan.
LANJUTAN : ETIKA K3 KEPERAWATAN

 Freedom (Kebebasan)
seorang perawat harus secara bebas bekerja menjalankan profesinya tanpa ada teka
nan atau paksaan dalam menentukan sesuatu dari luar dirinya

 Advocacy (Advokasi)
seorang perawat yang langsung berinteraksi dengan pasien atau pun keluarga pasie
n maka perawat harus bisa melindungi hak-hak klien. Peran advokasi yang harus di
miliki seorang perawat ini berasal dari etika beneficience (kewajiban untuk berbuat
baik) dan nonmaleficence (kewajiban tidak merugikan)
Ruang lingkup K3 di Rumah Sakit

• Sarana higene yang memantau pengaruh lingkungan kerja terhadap tenaga kerja antara lain
1 pencahayaan, bising, suhu / iklim kerja

• Sarana Keselamatan kerja yang meliputi pengamanan pada peralatan kerja, pemakaian alat pelindung
2 diri dan tanda/ramburambu peringatan dan alat pemadam kebakaran

• Sarana Kesehatan Kerja yang meliputi pemeriksaan awal, berkala dan khusus, gizi kerja, kebersihan
3 diri dan lingkungan

• Ergonomi yaitu kesehatan antara alat kerja dengan tenaga kerja


4
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

Kebijakan K3 menjadi landasan utama yang diharapkan mampu menggerakkan sem


ua elemen didalam perusahaan sehingga dapat terwujudnya program K3 dan progra
m tersebut dapat dilaksanakan dengan baik.
Penerapan K3 RS sudah merupakan keharusan dilaksanakan oleh manajemen rumah
sakit, selain merupakan persyaratan akreditasi suatu rumah sakit, juga penting untu
k meningkatkan mutu pelayanan / quality assurance rumah sakit. Selain hal dalam p
enerapan K3RS ditujukan agar dicapai suatu kondisi kerja dan lingkungan kerja rum
ah sakit yang memenuhi syarat K3 sehingga diperoleh peningkatan efisiensi kerja da
n peningkatan produktivitas tenaga kerja rumah sakit.
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tahapan-tahapan didalam penerapan K3RS Kebijakan Manajemen Rumah Sakit

• Pemberi Asuhan Keperawatan


1

• Penyuluh dan konselor bagi Klien


2

• Pengelola Pelayanan Keperawatan


3

• Peneliti Keperawatan
4
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

• Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang


5

• Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu


6
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tahapan-tahapan didalam penerapan K3RS Pengorganisasian K3 Rumah Sakit

• Organisasi K3 berada satu tingkat di bawah direktur dan bukan merupakan kerja
1 rangkap.

• Organisasi yang terstruktur dan bertanggung jawab kepada direktur rumah sakit
2

• Organisasi struktural yang terintegrasi ke dalam komite yang ada di rumah sakit dan
3 disesuaikan dengan kondisi/kelas masing-masing rumah sakit

• Organisasinya adalah unit pelaksana K3 RS, yang dibantu oleh unit K3 yang
4 beranggotakan seluruh unit kerja di rumah sakit
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tahapan-tahapan didalam penerapan K3RS Perencanaan dan Penerapan K3RS

• Advokasi sosialisasi program K3 rumah sakit


1

• Menetapkan tujuan yang jelas dan penugasan yang jelas


2

• Meningkatkan SDM profesional di bidang K3 rumah sakit pada setiapunit kerja di


3 lingkungan rumah sakit

• Sumber daya yang harus didukung oleh manajemen puncak


4
KEBIJAKAN K3 KEPERAWATAN DI INDONESIA

Tahapan-tahapan didalam penerapan K3RS Perencanaan dan Penerapan K3RS

• Kajian resiko secara kualitatif dan kuantitatif


5
• Membuat program kerja K3 rumah sakit yang mengutamakan upaya peningkatan dan
6 pencegahan

• Monitoring dan evaluasi secara internal dan eksternal secara berkala


7

• Perencanaan
8
REFERENSI

Aditama, TY., Hastuti, T., (2002). Health industrial higenne safety medicine industrial works environment, UI, Jakarta.
Fabre, June. (2009). Smart Nursing Nurse Retention & Patient safety Improvement strategiest. New York: Springer Pub
Company.
J.B Herington F.S Gill. (2005). Buku Saku Kesehaatan (terjemahan), edisi 3, EGC: Jakarta.
Levin, rona F. (2006). Teaching evidence-based Practice in Nursing: a Guide for Academic and clinical settings. New Yor
k: Springer Publishing Company.
Lyer, Patricia W. (2006). Business Principles for Legal Nurse Consultants. New York: Springer Publishing Company
Lisa, Carroll. (2006). Acute Medicine A Handbook for Nurse Practitioners. Chichester: john wiley & Sons Ltd.
Resse, C.D., (2003). Occupational Health and Safety Manajement, Lowes Publisher, USA
Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Philip, B. (2007). Managing occupational and saffety Multidiciplinary approach, second ed., maccmillian publisher, Aust
ralia.
Vincent, C. (2011). Essenstial Patients Safety.
WHO. (2011). WHO Patient safety Curriculum Guide: multi-professional edition.
REFERENSI

Undang-Undang Kesehatan RI nomor 36 tahun 2009.


Undang-Undang Keselamatan Kerja No 1/1970
Undang-Undang Ketenagakerjaan No13/2003
PP No 50/2012 tentang Penerapan SistemManajemen K3
Kepmenkes RI No 432/2007 tentang Pedoman Manajemen K3 RS
Kepmenkes RI No 1087/2010 tentang Standar K3 RS
Permenkes RI No 66/2016 tentang K3 RSWorld Health Organization. (2013). The world health report 2006: Working togeth
er for health. Geneva, Switzerland: WHO. Retrived from www.who.int/whr/2006/ whr06_en.pdf.
Departemen Kesehatan RI. (2014). Profil kesehatan Indonesia tahun 2014. Retrieved from www.depkes.go.id/resources/.../
profil-kesehatan.../profil-kesehatanindonesia-2014.
Iwan M. Ramdan: Analisis Risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) pada Perawat : JKP - Volume 5 Nomor 3 Desember
2017
Sandeep, N., Shreemathi, M., Kalyan, C., Teddy, A., Kapil, G., & Prachi, P. (2016). Work-related injuries and stress level in nursi
ng professional. International Journal of Medical Science and Public Health, 5(08).
Undang-Undang Kesehatan RI nomor 36 tahun 2009.
SEKIAN

Anda mungkin juga menyukai