Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN K3 SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PELAYANAN DI RS

Wentri Siska Veronika Hutagalung/ 181101095


wentrihutagalung@gmail.com

Absrak
Latar Belakang: Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan,
sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja Tujuan: Untuk mengetahui
bagaimana penerapan k3 sebagai peningkatan pelayanan di rumah sakit.Metode: Metode kajian
ini menggunakan penelusuran buku teks, buku reffeerensi, jurnal dan e.book (10 tahun terahir)
dengan system literature review yaitu dengan menganalisis mengeksplorasi, dan kajian bebas
dengan menggunakan kata kunci Hasil: penerapan k3 dirumah sakit harus lah dilakukan karena
merupakan kewajiban rumah sakit. Pembahasan: Faktor yang dapat memengaruhi tingkat
pengetahuan K3 pada penelitian ini adalah pendidikan, usia, dan lama kerja.4,7,22 Pendidikan
terakhir responden sebagian besar adalah D-III sebanyak 29 orang (94%). Pendidikan D-III
merupakan tingkatan pendidikan tinggi Kesimpulan: . Banyak ruamh sakit yang sudah
menerapkan k3 yaitu dengan pemakaian alat pelindung diri, pencegahan kecelakaan kerja dan
pemeriksaan kesehatan secara berkala.
Kata kunci: Penerapan, K3, Rumah sakit.

Latar belakang

Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk
upaya untuk menciptakan tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran
lingkungan, sehingga dapat mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan
penyakit akibat kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan efisiensi dan
produktivitas kerja. Kecelakaan dalam pekerjaan dapat mengganggu proses produksi
secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas.
Rumah Sakit adalah tempat kerja yang sarat dengan potensi bahaya kesehatan
dan keselamatan kerja. Banyak penelitian menunjukan bahwa prevalensi gangguan
kesehatan yang terjadi di fasilitas kesehatan lebih tinggi dibandingkan tempat kerja
lainnya. Rumah Sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan, baik yang di
selenggarakan oleh pemerintah dan atau masyarakat yang berfungsi untuk melakukan
upaya kesehatan dasar atau kesehatan rujukan dan upaya kesehatan penunjang. Rumah
sakit merupakan sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, tempat
berkumpulnya orang sehat dan sakit sehingga risiko kemungkinan terjadinya gangguan
kesehatan dan penularan penyakit sangat tinggi (Silviasari, 2011).
Hasil laporan National Safety Council (NSC) tahun 2008 menunjukan bahwa
terjadinya kecelakaan kerja di Rumah Sakit 41% lebih besar dari industri lain,kasus
yang sering terjadi adalah tertusuk jarum, terkilir, sakit pinggang, tergores, terpotong,
luka bakar, penyakit infeksi dan lain-lain. Oleh sebab itu perlunya penerpan k3 di rumah
sakit untuk mencegah terjadi nya kesalahan yang dapat merugikan baik pasien maupun
perawat.

Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana penerapan k3 sebagai peningkatan pelayanan di
rumah sakit.

Metode

Metode kajian ini menggunakan penelusuran buku teks, buku reffeerensi, jurnal
dan e.book (10 tahun terahir) dengan system literature review yaitu dengan
menganalisis mengeksplorasi, dan kajian bebas dengan menggunakan kata kunci
Penerapan, K3, Rumah sakit.

Hasil
Hasil dari literature review di dapatkan bahwa penerapan k3 dirumah sakit harus
lah dilakukan karena merupakan kewajiban rumah sakit. Dari jurnal pertama gambaran
penerapan standar menagemen keselamatan dan kesehatan kerja di rumah sakit unum
daerah haji makasar. Ibrahim hasbi, tahun 2017. Di dapatkan hasil bahwa Hasil penelitian
menunjukan bahwa RSUD Haji Makassar telah menerapkan standar keselamatan dan kesehatan
kerja Rumah Sakit dengan baik sesuai dengan Kepmenkes No.1087/MENKES/VIII/2010.
RSUD SUD Haji Makassar telah melakukan pelayanan Keselamatan dan Kesehatan
kerja. ,melaksanakan standar manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, telah melaksanakan
pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3).
Jurnal kedua Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Penerapan K3 pada Perawat. Nida
Dini Hanifa. Tahun 2017. Diapatkan hasil bahwa Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan
yang bermakna antara tingkat pengetahuan dan upaya penerapan K3 pada responden (p=0,049).
Semakin baik tingkat pengetahuan maka tingkat penerapannya pun akan baik.

Pembahasan
Faktor yang dapat memengaruhi tingkat pengetahuan K3 pada penelitian ini
adalah pendidikan, usia, dan lama kerja.4,7,22 Pendidikan terakhir responden sebagian
besar adalah D-III sebanyak 29 orang (94%). Pendidikan D-III merupakan tingkatan
pendidikan tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan yang tinggi dapat
meningkatkan pengetahuan seseorang. Oleh sebab itu, semakin tinggi pendidikan
seseorang, pengetahuan yang dimilikinya akan semakin baik.5 Perawat Departemen
Obstetri dan Ginekologi sebagian besar berusia 25–34 tahun sebanyak 18 orang (58%)
hasil ini menunjukkan bahwa rata-rata usia responden dalam kategori usia produktif.
Penerapan merupakan proses untuk mempraktikan sesuatu yang dipengaruhi
oleh faktor internal dan faktor eksternal. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas
responden telah menerapkan K3 dengan baik yaitu sebanyak 21 orang (67%). Penerapan
yang baik pada mayoritas responden dipengaruhi oleh pengetahuan termasuk di
dalamnya dukungan lingkungan dan regulasi yang diterapkan. Dikutip dari penelitian
Dito dan Hariyono32 yang dilakukan pada paramedis RS Condong Catur, Kabupaten
Sleman terdapatnya hubungan antara dukungan manajemen rumah sakit dengan
penerapan K3. Pengetahuan dapat diperoleh melalui pengalaman, baik pengalaman
sendiri ataupun pengalaman orang lain. Sumber pengetahuan K3 tidak hanya seseorang
dapatkan dari institusi saja tetapi bisa juga didapatkan sebelum seseorang tersebut
memasuki institusi tersebut.
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Kejadian kecelakaan kerja sering terjadi pada tenaga kesehatan khususnya perawat
rumah sakit. Oleh karena itu, diperlukan upaya pembinaan pelaksanaan keselamatan dan
kesehatan kerja (K3) agar terhidar dari kecelakaan kerja. Penerapan K3 dapat dilakukan
dengan Pemeliharaan kesehatan prtugas rumah sakit, pemakaian alat pelindung diri,
pencegahan Bahaya atau Kecelakaan Kerja seperti Tersedianya alat pemadam
kebakaran,pelatihan penaggulangan bahaya kebakaran, bed-bed pasien dilengkapi
dengan pengaman, emeriksaan kesehatan secara berkala, Pemantauan aspek-aspek
lingungan kerja seperti pengecekan suhu, kelembaban, pencahayaan ruangan,
kebersihan ruangan-ruangan (toilet, tempat cuci alat-alat).

kesimpulan
Rumah sakit merupakan tempet berkumpulnya baik petugas, pengunjung,
bahkan pasien, dimana dapat terjadi kecelakaan kerja oleh sebab itu penerapan
keselamatan terja perlu di lakukan untuk peningkatan pelayanan. Banyak ruamh sakit
yang sudah menerapkan k3 yaitu dengan pemakaian alat pelindung diri, pencegahan
kecelakaan kerja dan pemeriksaan kesehatan secara berkala.

Referensi
Alimuddin Firman. (2010). Penerapan system manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja di RSUD Takaran. UIN Alauddin Makassar.

Hanifa, Nida Dini. (2017). Hubungan Pengetahuan dengan Upaya Penerapan K3 pada Perawat.
Bandung Meeting on Global Medicine & Health (BaMGMH) 1(1)
Ibrahim Hasbi. (2017). Gambaran Penerapan Standar Menagemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Di Rumah Sakit Umum Daerah Haji Makasar. Al-Sihah :
Public Health Science Journal 9(2)

Putri setiya. (2018). PELAKSANAAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


TERHADAP KEJADIAN KECELAKAAN KERJA PERAWAT RUMAH
SAKIT. Jurnal Endurance 3(2)
Rahayuningsih, Puji Winarni. (2011). PENERAPAN MANAJEMEN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (MK3) DI INSTALASI
GAWAT DARURAT RSU PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA. KES
MAS 5(1).

Anda mungkin juga menyukai